You are on page 1of 13

ANALISIS FAKTOR DOMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS

TIDUR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS


AIRLANGGA
Dominant Factor Analysis related to Sleep quality of Undergradruate Nursing Students
Universitas Airlangga

Dhimas Wahyu Wicaksono*, Ah. Yusuf**, Ika Yuni Widyawati**


*) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga
**) Staf pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Kampus C Mulyorejo Surabaya 60115 Telp. (031)5913752, 5913754, Fax.(031)5913257

ABSTRACT

Rest and sleep were human base necessary. Sleep quality was human satisfied for sleep,
so that human not felt tired, not easier stimulated and nervous, not weak and apathies, no
blackness around eyes, no swollen eyelid, no red conjunctiva, no poignant eyes, no difficulties
to concentrate, no headache, or often felt sleepy. The aimed of this study was to explain the
dominant correlation factors of sleep quality in Faculty of Nursing student Airlangga
University.
The research was used Descriptive Analyze Design. Population was Faculty of Nursing
student Airlangga University stayed in Mulyorejo-Surabaya in Juni 2012. The samples were 50
taken with purposive sampling technique. Data were collected with questionnaire and were
analyzed with spearman’s rho with significance level was p<0.05.
The result showed that some factors had significance correlation but some were not.
The factors were had significance correlation were between stress and sleep quality (p=0.024),
tired with sleep quality (p=0.001), illness with sleep quality (p=0.022). Some factors were had
no correlation were between environment with sleep quality (p=0.497), diet with sleep quality
(p=0,201), drug with sleep quality (p=0.731), and life style with sleep quality (p=0.816).
It can be concluded that stress, tired, and illness were dominant factors which were
influence sleep quality for Faculty of Nursing student Airlangga University. Further research
should occupied larger amount of sample to make more representative population.

Key word : dominant correlation factors, sleep quality, Faculty of Nursing student

46
PENDAHULUAN Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
yang tinggal sementara di daerah Mulyorejo
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar Surabaya pada tanggal 10 April 2012 dari 20
yang dibutuhkan oleh semua orang.. Pola tidur responden terdapat 13 mahasiswa (65%)
yang baik dan teratur memberikan efek yang mengalami kualitas tidur yang kurang baik, 5
bagus terhadap kesehatan (Guyton & Hall, 1997). mahasiswa (25%) mengalami kualitas tidur yang
Menurut Lanywati (2001), kebutuhan tidur yang cukup baik, dan 2 mahasiswa (10%) tidak
cukup, ditentukan selain oleh jumlah faktor jam mengalami gangguan pada kualitas tidurnya.
tidur (kuantitas tidur), juga oleh kedalaman tidur Berdasarkan dari data tersebut, menunjukkan
(kualitas tidur). bahwa pemenuhan kualitas tidur dari mahasiswa
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang yang tinggal sementara di daerah Mulyorejo
terhadap tidur, sehingga seseorang tersebut tidak Surabaya kurang baik. Berdasarkan kuesioner
memperlihatkan perasaan lelah, mudah hasil studi pendahuluan tersebut, kualitas tidur
terangsang dan gelisah, lesu dan apatis (Hidayat, yang kurang baik disebabkan oleh faktor
2006). Kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif kebiasaan (gaya hidup), stres psikologis dan
dan kualitatif tidur, seperti lamanya tidur, waktu faktor lingkungan tempat tinggal.
yang diperlukan untuk bisa tertidur, frekuensi
terbangun dan aspek subjektif seperti kedalaman Kualitas tidur yang kurang pada mahasiswa
dan kepulasan tidur (Buysse et al, 1998). Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
yang tinggal sementara di daerah Mulyorejo
Masa dewasa muda diawali dengan masa transisi inilah yang menjadi alasan penelitian ini
dari masa remaja menuju masa dewasa yang dilakukan, yaitu untuk mengetahui faktor
melibatkan eksperimentasi dan eksplorasi yang dominan yang mempengaruhi kualitas tidur
disebut sebagai emerging adulthood (Papalia, mahasiswa. Berdasarkan studi pendahuluan
Olds, & Feldman, 2009). Beberapa penelitian dengan cara observasi, menurunnya prestasi
melaporkan bahwa efisiensi tidur pada usia mahasiswa yang ditandai dengan banyaknya
dewasa muda adalah 80-90% (Carpenito, 1998). mahasiswa yang UP (Ujian Perbaikan) yang salah
Selain itu, menurut Hidayat (2006), kualitas tidur satunya disebabkan oleh kualitas tidur mahasiswa
seseorang dikatakan baik apabila tidak yang kurang baik. Berdasarkan hasil studi
menunjukkan berbagai tanda kekurangan tidur pendahuluan diketahui dari 13 mahasiswa yang
dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya. mengalami kualitas tidur yang kurang baik,
Kondisi kurang tidur pun banyak dijumpai pada terdapat 9 mahasiswa yang mengikuti UP pada 4
mahasiswa. Bagi mahasiswa, kurang tidur ini mata kuliah yang diikuti pada semester ini.
menyebabkan banyak efek antara lain konsentrasi
berkurang, penyakit banyak menyerang antara Kebutuhan waktu tidur bagi setiap orang adalah
lain pilek, flu, dan batuk. berlainan, tergantung pada kebiasaan yang
dibawa selama perkembangannya menjelang
Gangguan tidur insomnia merupakan gangguan dewasa, aktivitas pekerjaan, usia, kondisi
tidur yang paling sering ditemukan. Setiap tahun kesehatan dan lain sebagainya. Kebutuhan tidur
di dunia, diperkirakan sekitar 20%-50% orang pada dewasa 6-9 jam untuk menjaga kesehatan,
dewasa melaporkan adanya gangguan tidur dan usia lanjut 5-8 jam untuk menjaga kesehatan,
sekitar 17% mengalami gangguan tidur yang maka untuk mencegah adanya penurunan
serius. Di Indonesia belum diketahui angka kesehatan dibutuhkan energi yang cukup dengan
pastinya, namun prevalensi pada orang dewasa pola tidur yang sesuai (Lumbantobing, 2004).
mencapai 20% (Potter & Perry, 2005). Hasil studi Waktu tidur yang kurang dari kebutuhan dapat
pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dengan mempengaruhi sintesis protein yang berperan
menggunakan kuesioner pada mahasiswa

47
dalam memperbaiki sel–sel yang rusak menjadi yang berhubungan dengan kualitas tidur pada
menurun. mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga yang tinggal sementara di daerah
Kelelahan, meningkatnya stres, kecemasan serta Mulyorejo Surabaya yang dilakukan dengan
kurangnya konsentrasi dalam aktivitas sehari– pendekatan cross sectional.
hari adalah akibat yang sering terjadi apabila
waktu tidur tidak tercukupi. Tidur malam yang Variabel independen pada penelitian ini adalah
berlangsung dengan rerata 7 jam, terdiri dari 2 faktor yang berhubungan dengan kualitas tidur
macam kondisi yaitu REM dan NREM yang yaitu stres, kelelahan, lingkungan, obat, diet,
bergantian selama 4–6 kali. Seseorang yang penyakit dan gaya hidup. Variabel dependen
kurang cukup menjalani tidur jenis REM maka dalam penelitian ini adalah kualitas tidur.
esok harinya akan menunjukkan kecenderungan
untuk hiperaktif, kurang dapat mengendalikan Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data
diri dan emosinya, nafsu makan bertambah. Tidur dari responden dengan meminta responden
NREM yang kurang cukup, akan mengakibatkan menjawab pertanyaan secara tertulis dengan
esok harinya keadaan fisik menjadi kurang gesit mengisi kuesioner penelitian. Kuesioner dalam
(Potter & Perry, 2005). penelitian ini adalah Kuesioner tentang kualitas
tidur yaitu PSQI ( Pittsburgh Sleep Quality Index
Belum diketahuinya faktor yang mempengaruhi ) yang berisi close-ended questions. Keuntungan
kualitas tidur pada mahasiswa yang tinggal menggunakan PSQI karena memiliki validitas
sementara di daearah Mulyorejo Surabaya dan reliabilitas yang tinggi. Namun metode PSQI
sehingga peneliti belum bisa memberikan solusi ini juga memiliki kekurangan yaitu pengisian
untuk mengatasi masalah kualitas tidur. kuesioner PSQI dapat memperoleh hasil yang
Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya kurang akurat dikarenakan keterbatasan dan
faktor yang mempengaruhi kualitas tidur seperti kesulitan klien untuk memahami pertanyaan
stres dapat diatasi dengan pengaturan koping sehingga perlu untuk dipandu dalam
dengan tepat, untuk masalah kelelahan dapat pengisiannya. Kuesioner ini terdiri dari 16
diatasi dengan istirahat yang cukup, untuk pertanyaan yang terdiri dari kualitas tidur secara
masalah lingkungan dapat diatasi dengan subyektif, terlambat dalam memulai tidur, durasi
membuat kondisi di sekitar menjadi senyaman tidur, kebiasaan sebelum tidur, adanya gangguan
mungkin, untuk masalah diet dapat diatasi tidur, penggunaan obat tidur, kebiasaan tidur
dengan mengatur pola makan yang baik, untuk sehari-hari dari bulan lalu dengan validitas 0,840
masalah obat dapat diatasi dengan tidak dari 4 pilihan jawaban yang bernilai 0 (untuk
mengkonsumsi obat yang dapat mengganggu yang mudah) sampai 3 (untuk yang sulit).
kualitas tidur, untuk masalah penyakit dapat
diatasi dengan meminimalkan efek dari penyakit Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
tersebut dan untuk masalah gaya hidup dapat uji statistik Spearman Rho untuk mengetahui
diatasi dengan merubah gaya hidup tersebut hubungan antara variabel independen dan
menjadi lebih baik (Potter & Perry, 2005). dependen dengan skala data ordinal dan tingkat
kemaknaan α=0,05. Artinya jika hasil uji statistik
BAHAN DAN METODE menunjukkan α<0,05 maka terdapat hubungan
Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat yang signifikan antara variabel independen dan
penting dalam penelitian, yang memungkinkan dependen. Dalam penelitian yang dilaksanakan
pemaksimalan kontrol beberapa faktor yang bisa ini dihubungkan antara kualitas tidur dengan
mempengaruhi akurasi suatu hasil (Nursalam, faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada
2008). Berdasarkan tujuan penelitian, desain mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas
penelitian yang digunakan adalah “analisis Airlangga.
deskriptif” untuk menentukan analisis faktor

48
HASIL dapat tercapai. Dua belas responden (24%)
Hubungan stres dengan kualitas tidur, mengalami kelelahan yang sedikit mengganggu
berdasarkan hasil penelitian bahwa sebanyak 5 dan kualitas tidur yang cukup baik juga. Delapan
responden (20%) mempunyai stres dengan belas responden (36%) mengalami kelelahan
tingkat normal dan kualitas tidur yang sangat yang sedikit mengganggu dan kualitas tidur yang
baik. Lima belas responden (30%) mempunyai kurang baik. Tiga responden (6%) mengalami
stres dengan tingkat normal dan kualitas tidur kelelahan yang sedikit mengganggu dan kualitas
yang cukup baik. Dua belas responden (24%) tidur yang sangat buruk. Analisis menggunakan
mempunyai stres dengan tingkat normal dan uji statistik Spearman’s Rho dengan tingkat
kualitas tidur yang kurang baik. Tiga responden signifikasi p<0,05, yaitu p=0,001 atau H1
(6%) mempunyai stres dengan tingkat ringan dan diterima berarti terdapat hubungan antara
kualitas tidur yang cukup baik. Tujuh responden kelelahan dengan kualitas tidur. Nilai r=-0,438
(14%) mempunyai stres dengan tingkat ringan dapat diartikan bahwa kekuatan hubungan antara
dan kualitas tidur yang kurang baik. Dua kelelahan dengan kualitas tidur adalah lemah.
responden (4%) mempunyai stres dengan tingkat
sedang dan kualitas tidur yang cukup baik. Satu Hubungan lingkungan dengan kualitas tidur,
responden (2%) mempunyai stres dengan tingkat berdasarkan penelitian bahwa sebanyak 2
sedang dan kualitas tidur yang sangat buruk. Satu responden (4%) menempati lingkungan yang
responden (2%) mempunyai stres dengan tingkat sangat baik dan memiliki kualitas tidur yang
berat dan kualitas tidur yang cukup baik. Dua sangat baik. Sembilan responden (18%)
responden (4%) mempunyai stres dengan tingkat menempati lingkungan yang sangat baik dan
berat dan kualitas tidur yang sangat buruk. Satu memiliki kualitas tidur yang cukup baik. Empat
responden (2%) mempunyai stres dengan tingkat responden (8%) menempati lingkungan yang
sangat berat dan kualitas tidur yang cukup baik. sangat baik dan memiliki kualitas tidur yang
Satu responden (2%) mempunyai stres dengan kurang baik. Dua responden (4%) menempati
tingkat sangat berat dan kualitas tidur yang lingkungan yang sangat baik dan memiliki
kurang baik. Analisis menggunakan uji statistik kualitas tidur yang sangat buruk. Tiga responden
Spearman’s Rho dengan tingkat signifikasi (6%) menempati lingkungan yang cukup baik dan
p<0,05, yaitu p=0,024 atau H1 diterima berarti memiliki kualitas tidur yang sangat baik. Tiga
terdapat hubungan antara tingkat stres dengan belas responden (26%) menempati lingkungan
kualitas tidurnya. Nilai r=0,318 dapat diartikan yang cukup baik dan memiliki kualitas tidur yang
bahwa kekuatan hubungan antara tingkat stres cukup baik. Enam belas responden (32%)
dengan kualitas tidurnya adalah lemah. menempati lingkungan yang cukup baik dan
memiliki kualitas tidur yang kurang baik. Satu
Hubungan kelelahan dengan kualitas tidur, responden (2%) menempati lingkungan yang
berdasarkan hasil penelitian bahwa sebanyak 3 cukup baik dan memiliki kualitas tidur yang
responden (6%) mengalami kelelahan yang tidak sangat buruk. Analisis menggunakan uji statistik
mengganggu dan kualitas tidur yang sangat baik Spearman’s Rho dengan tingkat signifikasi
juga. Sepuluh responden (20%) mengalami p<0,05, yaitu p=0,497 atau H1 ditolak berarti
kelelahan yang tidak mengganggu dan kualitas tidak terdapat hubungan antara lingkungan
tidur yang cukup baik. Dua responden (4%) dengan kualitas tidur. Nilai r=-0,968 dapat
mengalami kelelahan yang tidak mengganggu diartikan bahwa kekuatan hubungan antara
dan kualitas tidur yang kurang baik. Dua lingkungan dengan kualitas tidur sangat kuat.
responden (4%) mengalami kelelahan yang
sedikit menggangu dan kualitas tidur yang sangat Hubungan diet dengan kualitas tidur, berdasarkan
baik. Kelelahan yang sedikit mengganggu disini hasil penelitian bahwa sebanyak 2 responden
berarti responden tersebut kadang mengalami (4%) melakukan diet dengan sangat baik dan
kelelahan tetapi kualitas tidur mereka masih mempunyai kualitas tidur yang kurang baik.

49
Lima responden (10%) melakukan diet dengan hubungan antara obat dengan kualitas tidur
cukup baik dan mempunyai kualitas tidur yang adalah sangat lemah.
sangat baik. Dua puluh dua responden (44%)
melakukan diet dengan cukup baik dan Hubungan penyakit dengan kualitas tidur,
mempunyai kualitas tidur yang cukup baik juga. berdasarkan hasil penelitian bahwa sebanyak 4
Delapan belas responden (36%) melakukan diet responden (8%) mempunyai penyakit tidak
dengan cukup baik dan mempunyai kualitas tidur mengganggu dan memiliki kualitas tidur yang
yang kurang baik. Tiga responden (6%) sangat baik juga. Delapan responden (16%)
melakukan diet dengan cukup baik dan mempunyai penyakit yang sedikit mengganggu
mempunyai kualitas tidur yang sangat buruk. dan memiliki kualitas tidur yang cukup baik juga.
Analisis menggunakan uji statistik Spearman’s Lima responden (10%) mempunyai penyakit
Rho dengan tingkat signifikasi p<0,05, yaitu yang sedikit mengganggu dan memiliki kualitas
p=0,201 atau H1 ditolak berarti tidak terdapat tidur yang kurang baik. Satu responden (2%)
hubungan antara diet dengan kualitas tidur. Nilai mempunyai penyakit yang sedikit mengganggu
r=0,184 dapat diartikan bahwa kekuatan dan memiliki kualitas tidur yang sangat baik.
hubungan antara diet dengan kualitas tidur adalah Mempunyai penyakit yang sedikit mengganggu
sangat lemah. dimaksudkan bahwa responden tersebut kadang
mengalami kurang nyaman ketika tidur tetapi
Hubungan obat dengan kualitas tidur, kualitas tidurnya masih dapat terpenuhi. Empat
berdasarkan hasil penelitian bahwa sebanyak 5 belas responden (28%) mempunyai penyakit
responden (10%) mengkonsomsi obat yang tidak yang sedikit mengganggu dan memiliki kualitas
mengganggu dan memiliki kualitas tidur yang tidur yang cukup baik juga. Lima belas responden
sangat baik juga. Delapan belas responden (36%) (30%) mempunyai penyakit yang sedikit
mengkonsumsi obat yang tidak mengganggu dan mengganggu dan memiliki kualitas tidur yang
memiliki kualitas tidur yang cukup baik. Delapan kurang baik. Tiga responden (6%) mempunyai
belas responden (36%) mengkonsumsi obat yang penyakit yang sedikit mengganggu dan memiliki
tidak mengganggu dan memiliki kualitas tidur kualitas tidur yang sangat buruk. Analisis
yang kurang baik. Dua responden (4%) menggunakan uji statistik Spearman’s rho
mengkonsumsi obat yang tidak mengganggu dan dengan tingkat signifikasi p<0,05, yaitu p=0,022
memiliki kualitas tidur yang sangat buruk. Empat atau H1 diterima berarti terdapat hubungan antara
responden (8%) mengkonsumsi obat yang sedikit penyakit dengan kualitas tidur. Nilai r=-0,324
mengganggu dan memiliki kualitas tidur yang dapat diartikan bahwa kekuatan hubungan antara
cukup baik juga. Dua responden (4%) penyakit dengan kualitas tidur adalah lemah.
mengkonsumsi obat yang sedikit mengganggu
dan memiliki kualitas tidur yang kurang baik. Hubungan gaya hidup dengan kualitas tidur,
Mengkonsumsi obat yang sedikit mengganggu berdasarkan hasil penelitian bahwa sebanyak 2
disini dimaksudkan bahwa responden tersebut responden (4%) mempunyai gaya hidup yang
mengkonsumsi obat yang dapat mengganggu sangat baik dan memiliki kualitas tidur yang
kualitas tidurnya seperti kafein namun hanya sangat baik juga. Dua responden (4%)
sesekali saja. Satu responden (2%) mempunyai gaya hidup yang sangat baik dan
mengkonsumsi obat yang sedikit mengganggu memiliki kualitas tidur yang cukup baik. Enam
dan memiliki kualitas tidur yang sangat buruk. responden (12%) mempunyai gaya hidup yang
Analisis menggunakan uji statistik Spearman’s sangat baik dan memiliki kualitas tidur yang
Rho dengan tingkat signifikasi p<0,05, yaitu kurang baik. Tiga responden (6%) mempunyai
p=0,731 atau H1 ditolak berarti tidak terdapat gaya hidup yang cukup baik dan memiliki
hubungan antara obat dengan kualitas tidur. Nilai kualitas tidur yang sangat baik. Dua puluh
r=-0,050 dapat diartikan bahwa kekuatan responden (40%) mempunyai gaya hidup yang
cukup baik dan memiliki kualitas tidur yang

50
cukup baik juga. Empat belas responden (28%) menyebutkan bahwa responden ini sering
mempunyai gaya hidup yang cukup baik dan memikirkan masalah sebelum tidur, terbangun
memiliki kualitas tidur yang kurang baik. Tiga pada malam hari dan kesulitan untuk bangun
responden (6%) mempunyai gaya hidup yang pada pagi hari. Berdasarkan hasil analisis peneliti
cukup baik dan memiliki kualitas tidur yang dan teori diatas, hal ini dapat dimungkinkan
sangat buruk. Analisis menggunakan uji statistik karena responden yang memiliki stres tingkat
Spearman’s Rho dengan tingkat signifikasi sedang ini terlalu memikirkan masalah yang
p<0,05, yaitu p=0,816 atau H1 ditolak berarti dihadapi sehingga dapat menyebabkan kualitas
tidak terdapat hubungan antara gaya hidup tidurnya menjadi sangat buruk. Kemungkinan
dengan kualitas tidur. Nilai r=0,034 dapat responden selalu merasa gelisah atas beban
diartikan bahwa kekuatan hubungan antara gaya pikiran yang ada pada dirinya sehingga
hidup dengan kualitas adalah sangat lemah. responden ini tidak bisa berkonsentrasi dengan
tenang untuk memulai tidurnya.
PEMBAHASAN
Hubungan antara stres dengan kualitas tidur. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 1 responden
Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh (2%) mempunyai stres dengan tingkat berat dan 1
simpulan bahwa terdapat hubungan antara stres responden (2%) mempunyai stres dengan tingkat
dengan kualitas tidur. Berdasarkan hasil sangat berat namun kualitas tidur yang cukup
penelitian terdapat 12 responden (24%) yang baik. Berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh
mengalami stres pada tingkat normal namun responden menyebutkan bahwa responden ini
kualitas tidur yang kurang baik. Berdasarkan data sering marah pada hal sepele, sulit tenang apabila
yang diperoleh dari kuesioner yang telah diisi ada masalah, tidak sabar dalam menunggu,
oleh responden, mereka sering mengalami cemaas dan gelisah. Berdasarkan hasil kuesioner
kesulitan dalam mengawali tidur dan mereka juga yang telah diisi oleh responden diketahui bahwa
sering terbangun di malam hari, sehingga waktu responden ini masih bisa memenuhi waktu tidur
tidur mereka kurang dari waktu 7-8 jam per hari. mereka meskipun mereka kadang terbangun di
Hal ini dapat disebabkan karena faktor selain malam hari dan susah mengawali tidur.
stres yang dialami responden yang dapat Berdasarkan hasil analisis peneliti, responden
mengganggu kualitas tidur, seperti kelelahan, tersebut memang memiliki tingkat stres yang
lingkungan, diet, obat, penyakit maupun gaya berat dan sangat berat, namun masih memiliki
hidup. Berdasarkan hasil analisis peneliti, kualitas tidur yang cukup baik, hal ini
responden ini kurang dapat mengontrol masalah dimungkinkan karena responden memiliki
yang dihadapinya sehingga meskipun tingkat koping individu yang sangat kuat sehingga dapat
stresnya masih normal tetapi kualitas tidurnya mengontrol stresor yang ada agar tidak
sudah dalam tingkat yang kurang baik. menggaggu kualitas tidurnya, sehingga
Kecemasan yang berlebih pada responden akan responden ini masih mendapatkan kualitas tidur
membuat responden tersebut terlalu keras dalam yang cukup baik. Apabila koping yang dimiliki
berfikir sehingga responden akan sulit untuk lebih kuat dari stresor yang ada, maka itu tidak
mengontrol emosinya yang berdampak pada akan menjadi baban pikiran yang berlebih yang
peningkatan ketegangan dan kesulitan dalam nantinya akan dapat mengganggu kualitas
memulai tidur. Kesulitan ini yang nanti akan tidurnya.
mengganggu responden tersebut untuk
mendapatkan kualitas tidur yang diinginkan. Hubungan kelelahan dengan kualitas tidur.
Berdasarkan, hasil analisis peneliti yaitu
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 1 responden kelelahan yang dialami oleh responden
(2%) mempunyai stres dengan tingkat sedang dan berbanding terbalik dengan kualitas tidur yang
kualitas tidur yang sangat buruk. Berdasarkan dialaminya. Semakin tinggi tingkat kelelahan
kuesioner yang telah diisi oleh responden yang dialami responden maka kualitas tidurnya

51
jadi semakin buruk. Begitu pula apabila tingkat Kelelahan yang tidak mengganggu dan sedikit
kelelahannya semakin rendah maka kualitas mengganggu yang dimaksud adalah selalu
tidurnya menjadi semakin baik. Kelelahan yang merasa nyaman ketika tidur, merasa lebih segar
didapatkan seseorang dari kerja yang melebihi ketika bangun tidur dan tidurnya di malam hari
batas kemampuan seseorang, akan menyebabkan merasa nyenyak. Hal ini dapat dimungkinkan
beban kelalahan ini yang akan mengganggu karena responden ini melakukan tidur hanya
proses tidurnya. Apabila proses tidur sudah untuk mengatasi kelelahannya, tetapi tidak untuk
terganggu, maka kualitas tidur yang diharapkan mendapatkan kualitas tidur yang mencukupi.
tidak akan tercapai. Kelelahan yang mereka alami seperti nyeri di
leher itu dapat mengganggu proses tidurnya
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 2 responden sehingga kualitas tidurnya juga dapat terganggu.
(4%) mengalami kelelahan yang tidak
mengganggu dan kualitas tidur yang kurang baik. Hubungan lingkungan dengan kualitas tidur.
Berdasarkan kuesioner yang telah diisi responden Berdasarkan hasil analisis statistik didapatkan
menyebutkan bahwa kelalahan yang dimaksud simpulan bahwa tidak terdapat hubungan antara
adalah selalu merasa nyaman ketika tidur, merasa lingkungan dengan kualitas tidur. Kebisingan
lebih segar ketika bangun tidur dan tidurnya di merupakan suara atau bunyi yang mengganggu
malam hari merasa nyenyak sedangkan kualitas tidur. Bising dapat menyebabkan berbagai
tidur yang dimaksud adalah mereka mengalami gangguan seperti gangguan fiologis dan
sering kesulitan untuk memulai tidur dan gangguan psikologis. Kebisingan dapat
terbangun di malam hari. Delapan belas menyebabkan tertundanya tidur dan juga dapat
responden (36%) mengalami kelelahan yang membangunkan seseorang dari tidur (Hanning,
sedikit mengganggu dan kualitas tidur yang 2009). Berdasarkan hasil penelitian dan teori
kurang baik. Berdasarkan kuesioner yang telah tersebut dapat dianalisis bahwa tingkat
diisi responden menyebutkan bahwa kelelahan kebisingan yang ada di lingkungan sekitar tempat
yang sedikit mengganggu adalah responden tinggal dapat mempengaruhi kualitas tidur
sering merasa nyaman ketika tidur, merasa lebih responden. Suasana lingkungan di sekitar
segar ketika bangun tidur, tidurnya di malam hari responden yang nyaman, kondisi kamar yang sepi
merasa nyenyak dan juga mengalami nyeri di ketika mereka tidur sehingga mereka merasakan
leher setelah aktivitas dan kualitas yang kenyamanan pada saat tidur. Kebanyakan dari
dimaksud adalah sering mengalami kesulitan mereka mematikan lampu ketika tidur dan
mengawali tidur dan sering bangun di malam tercukupnya ventilasi di kamar mereka sehingga
hari. Tiga responden (6%) mengalami kelelahan menambahkan kondisi yang nyaman untuk tidur.
yang sedikit mengganggu dan kualitas tidur yang Kondisi sekitar kamar yang sunyi pada malam
sangat buruk. Kelelahan tersebut adalah sering hari juga dapat membuat kualitas tidur mereka
merasa nyaman ketika tidur, merasa lebih segar tidak terganggu.
ketika bangun tidur, tidurnya di malam hari
merasa nyenyak dan juga mengalami nyeri di Berdasarkan hasil penelitian terdapat 4 responden
leher setelah aktivita dan kualitas tidur yang (8%) menempati lingkungan yang sangat baik
dimaksud adalah sering mengalami kesulitan dan 16 responden (32%) menempati lingkungan
dalam mengawali tidur, terbangun di malam hari yang cukup baik namun memiliki kualitas tidur
dan kesulitan untuk bangun di pagi hari. yang kurang baik. Berdasarkan hasil kuesioner
yang telah diisi oleh responden, diketahui bahwa
Menurut hasil penelitian peneliti dapat responden tersebut mempunyai kondisi tempat
menganalisis bahwa kelelahan yang dialami oleh tinggal yang mempunyai ventilasi yang baik,
responden adalah tidak mengganggu dan sedikit kondisi kamar yang selalu sepi dan tenang.
mengganggu tetapi kualitas tidur yang Kondisi tempat tinggal mereka juga selalu bersih
dialaminya kurang baik bahkan sangat buruk. dan rapi. Mereka sering mengalami kesulitan

52
mengawali tidur dan sering bangun di malam
hari. Dua responden (4%) menempati lingkungan Kafein dan alkohol yang dikonsumsi pada malam
yang sangat baik dan memiliki kualitas tidur yang hari mempunyai efek produksi insomnia
sangat buruk. Satu responden (2%) menempati sehingga mengurangi atau menghindari zat
lingkungan yang cukup baik dan memiliki tersebut secara drastik adalah strategi penting
kualitas tidur yang sangat buruk. yang digunakan untu meningkatkan tidur. Selain
susu, makanan lain yang dapat menyembuhkan
Berdasarkan hasil dapat dianalisis bahwa insomnia di antara anak-anak dan orang dewasa
lingkungan tempat tinggal responden yang sangat meliputi jagung, gandum, kacang-kacangan,
baik dan cukup baik tetapi kualitas tidurnya coklat, telur, ikan laut, pewarna makanan warna
kurang baik bahkan sangat buruk. Hal ini dapat merah dan kuning, dan ragi (Potter & Perry,
dimungkinkan bahwa lingkungan sekitar yang 2005). Berdasarkan hasil tersebut dan hasil
nyaman akan tetapi kurangnya variasi tempat kuesioner yang telah diisi oleh responden dapat
tinggal yang sebagian besar tetap, seperti ruangan dianalisis bahwa responden yang mengalami diet
tempat tidur yang selalu sama dari awal tinggal yang sangat baik ataupun cukup baik tetapi
sampai sekarang sehingga dapat menimbulkan mempunyai kualitas tidur yang kurang baik
kejenuhan terhadap suasana tempat tinggalnya bahkan sangat buruk, ini dikarenakan responden
sehingga dapat mengganggu kualitas tidur tersebut masih sering mengkonsumsi kafein yang
responden tersebut. Suhu udara di lingkungan dapat mengganggu kualitas tidur responden
tempat tinggal yang relatif panas juga dapat tersebut. Konsumsi makanan sebelum tidur juga
mengganggu proses tidur mereka, sehingga dapat mengganggu pencernaan, sehingga proses
kualitas tidur yang diinginkannya juga tidak tidurnya dapat terganggu. Apabila proses tidur
tercapai. terganggu, kualitas tidur yang diinginkan juga
tidak akan tercapai.
Hubungan antara diet dengan kualitas tidur. Hubungan antara obat dengan kualitas tidur.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 2 responden Berdasarkan hasil analisis statistik didapatkan
(4%) melakukan diet dengan sangat baik dan 18 kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan
responden (36%) melakukan diet dengan cukup antara obat dengan kualitas tidur dan koefisien
baik namun mempunyai kualitas tidur yang korelasi Spearman menunjukkan ada hubungan
kurang baik. Berdasarkan hasil kuesioner yang yang sangat lemah antara obat dengan kualitas
telah diisi responden diperoleh data bahwa tidur. Hubungan ini bersifat negatif, artinya
responden yang melakukan diet dengan sangat semakin responden tidak mengkonsumsi obat
baik tersebut tidak pernah makan banyak, minum maka semakin baik pula kualitas tidurnya.
kafein dan alkohol sebelum tidur selain itu berat Berdasarkan hasil penelitian terdapat 18
badan mereka juga tidak bertambah dalam responden (36%) mengkonsumsi obat yang tidak
beberapa minggu sedangkan kualitas tidur yang mengganggu dan 2 responden (4%)
kurang baik adalah sering mengalami kesulitan mengkonsumsi obat yang sedikit mengganggu
mengawali tidur dan sering bangun di malam namun memiliki kualitas tidur yang kurang baik.
hari. Tiga responden (6%) melakukan diet Berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh
dengan cukup baik dan mempunyai kualitas tidur responden diketahui bahwa responden ini tidak
yang sangat buruk. Berdasarkan hasil kuesioner menggunakan alkhohol dan narkotika tetapi
yang telah diisi oleh responden diperoleh data masih sering mengkonsumsi kafein. Mereka
bahwa responden tersebut sering makan banyak sering mengalami kesulitan mengawali tidur dan
dan minum kafein sebelum tidur. Berat badan sering bangun di malam hari. Dua responden
mereka tidak bertambah dalam beberapa minggu. (4%) mengkonsumsi obat yang tidak
Mereka sering mengalami kesulitan dalam mengganggu dan 1 responden (2%)
mengawali tidur, terbangun di malam hari dan mengkonsumsi obat yang sedikit mengganggu
kesulitan untuk bangun di pagi hari. namun memiliki kualitas tidur yang sangat buruk.

53
Berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh dalam mengawali tidur, terbangun di malam hari
responden dapat diketahui bahwa responden ini dan kesulitan untuk bangun di pagi hari.
tidak menggunakan alkhohol dan narkotika tetapi
masih sering mengkonsumsi kafein dan mereka Berdasarkan hasil, peneliti dapat menganalisis
sering mengalami kesulitan dalam mengawali bahwa penyakit yang tidak mengganggu dan
tidur, terbangun di malam hari dan kesulitan sedikit mengganggu, tetapi kualitas tidurnya
untuk bangun di pagi hari. kurang baik bahkan sangat buruk ini
kemungkinan dapat disebabkan adanya rasa tidak
Menurut hasil penelitian tersebut dapat dianalisis nyaman yang kurang dirasakan oleh responden
bahwa responden yang mengkonsumsi obat yang sehingga pada waktu tidur dapat mengganggu
tidak mengganggu dan sedikit mengganggu tetapi tidurnya, seperti adanya nyeri atau pusing.
memiliki kualitas tidur yang kurang baik bahkan Adanya masalah sebelum tidur seperti
sangat buruk. Hal ini kemungkinan disebabkan mempunyai beban pikiran yang berlebih terkait
oleh responden yang masih mengkonsumsi obat masalah pribadi mereka maupun masalah di
golongan kafein sehingga kualitas tidurnya kampus juga dapat mengganggu kualitas tidur
menjadi terganggu. Seringnya responden dalam responden, sehingga kualitas tidurnya menjadi
mengkonsumsi kafein akan menimbulkan efek kurang bahkan sangat buruk. Selain itu
insomnia, dimana responden akan mengalami kegelisahan dan kenyamanan yang responden
kesulitan untuk tertidur karana adanya rasakan juga dapat mempengaruhi proses tidur
peningkatan saraf simpatis. yang dialaminya.

Hubungan antara penyakit dengan kualitas tidur. Hubungan antara gaya hidup dengan kualitas
Berdasarkan hasil analisis statistik didapatkan tidur. Berdasarkan hasil analisis statistik
kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara didapatkan kesimpulan bahwa tidak terdapat
penyakit dengan kualitas tidur dan koefisien hubungan antara penyakit dengan kualitas tidur
korelasi Spearman menunjukkan ada hubungan dan koefisien korelasi Spearman menunjukkan
yang lemah antara penyakit dengan kualitas tidur. ada hubungan yang lemah antara penyakit dengan
Hubungan ini bersifat negatif, artinya semakin kualitas tidur. Hubungan ini bersifat negatif,
tidak adanya penyakit pada responden maka artinya semakin tidak adanya penyakit pada
semakin baik pula kualitas tidurnya. Berdasarkan responden maka semakin baik pula kualitas
hasil penelitian terdapat 5 responden (10%) tidurnya. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 6
mempunyai tingkat penyakit yang tidak responden (12%) mempunyai gaya hidup yang
mengganggu dan 15 responden (30%) sangat baik dan 14 responden (28%) mempunyai
mempunyai tingkat penyakit yang sedikit gaya hidup yang cukup baik namun memiliki
mengganggu namun memiliki kualitas tidur yang kualitas tidur yang kurang baik. Responden ini
kurang baik Berdasarkan hasil kuesioner yang tidak pernah bekerja di malam hari dan mereka
telah diisi responden diketahui bahwa responden selalu mendapatkan uang saku yang cukup untuk
tersebut tidak merasakan nyeri tetapi masih memenuhi kebutuhannya baik untuk kuliah
memikirkan masalah sebelum tidur. Mereka maupun diluar kuliah. Mereka sering mengalami
sering mengalami kesulitan mengawali tidur dan kesulitan mengawali tidur dan sering bangun di
sering bangun di malam hari. Tiga responden malam hari. Tiga responden (6%) mempunyai
(6%) mempunyai tingkat penyakit yang sedikit gaya hidup yang cukup baik dan memiliki
mengganggu dan memiliki kualitas tidur yang kualitas tidur yang sangat buruk. Responden ini
sangat buruk. Berdasarkan hasil kuesioner yang sering bekerja dan mempunyai rutinitas di malam
telah diisi responden diketahui bahwa responden hari dan melakukan aktiitas tambahan. Mereka
tersebut meraskan gelisah dan cemas ketika sering mengalami kesulitan dalam mengawali
tertidur. Mereka sering mengalami kesulitan tidur, terbangun di malam hari dan kesulitan
untuk bangun di pagi hari.

54
buruk, 22 responden mengalami kualitas tidur
Rutinitas harian seseorang mempengaruhi pola yang cukup baik dan 5 responden mengalami
tidur. Individu mampu untuk tidur 3 sampai 4 jam kualitas tidur yang sangat baik.
karena jam tubuh mempersepsikan bahwa ini
adalah waktu terbangun dan aktif. Kesulitan Faktor yang berhubungan dengan kualitas tidur
mempertahankan kesadaran selama waktu kerja pada mahasiswa Fakultas Keperawatan
menyebabkan penurunan dan bahkan penampilan
Universitas Airlangga yang tinggal sementara di
yang berbahaya. Berdasarkan hasil dan hasil
kuesioner yang telah diisi oleh responden dapat daerah Mulyorejo Surabaya adalah stres,
dianalisis bahwa ada responden yang mempunyai kelelahan dan penyakit.
gaya hidup yang sangat baik dan cukup baik
tetapi kualitas tidurnya kurang baik bahkan
sangat buruk, ini dapt dimungkinkan karena SARAN
kurang tercukupunya uang saku di luar dari Mahasiswa hendaknya mengatur jadwal kegiatan
keperluan kuliah mereka sehingga mereka harus sehari-hari sehingga jadwal tidurnya teratur.
membagi waktu mereka dengan bekerja yang
menjadi rutinitas mereka sekarang. Kebiasaan Pembimbing akademik hendaknya memberikan
untuk bekerja ataupun mempunyai rutinitas di masukan kepada mahasiswanya terkait masalah
malam hari juga dapat membuat mereka menjadi kualitas tidur.
kelalahan sehingga akan mengganggu proses
tidur mereka yang mengakibatkan kualitas tidur Penelitian selanjutnya agar bahan kajian
yang mereka inginkan tidak tercapai. penelitian lebih mengutamakan pemberian
intervensi masalah gangguan kualitas tidur pada
Faktor dominan yang berhubungan kualitas tidur
pada mahasiswa Fakultas Keperawatan mahasiswa.
Universitas Airlangga.Berdasarkan hasil analisis
statistika Spearman’s Rho dan hasil pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
diatas diperoleh faktor yang berhubungan dengan
Ahmad. 2008. Tidur yang Berkualitas.
kualitas tidur adalah stres, kelelahan dan
http://faizforindonesia.multiply.com.
penyakit. Berdasarkan faktor yang berhubungan
Diakses tanggal 17 April 2012.
dengan kualitas tidur tersebut diperoleh hasil
tingkat signifikan pada masing-masing faktor
Alberti, A. 2006. Headache and Sleep. Sleep
yang yang mempunyai hubungan dengan kualitas
Laboratory, Neurologic Clinic of
tidur yaitu pada stres r=0,318; pada kelelahan r=-
Perugia, Via E. Dal Pozzo, Perugia, Italy.
0,438 dan pada penyakit r=-0,324. Berdasarkan
http://www.clusterheadaches.com/cb/yab
hasil tersebut peneliti dapat mengambil simpulan
bfiles/Attachments/Headache_and_Sleep.
bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan
pdf. Diakses tanggal 14 April 2012.
kualitas tidur pada mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga adalah faktor
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
kelelahan dengan tingkat signifikasi r=0,438.
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
SIMPULAN
Kualitas tidur pada mahasiswa Fakultas
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan:
Keperawatan Universitas yang tinggal sementara Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
di daerah Mulyorejo Surabaya dari 50 responden Klien. Jakarta: Salemba Medika.
yang dilakukan penelitian adalah 20 responden
mengalami kualitas tidur yang kurang baik, 3 Avidan, MS., Zhang, L., 2005. Anesthesia
responden mengalami kualitas tidur yang sangat Awareness and the Bispectral Index.
55
http://content.nejm.org. Diakses tanggal Hanning, C. 2009. Sleep Disturbance and Wind
17 April 2012. Turbine Noise on Behalf of Stop Swinford
Wind Farm Action Group (SSWFAG).
Beaton, S. & Voge, S.A. 1998. Measurement of
Long-term Care. Thousand Oaks, CA: Hidayat, A.A. 2006. Pengantar Kebutuhan
Sage Publications. Asessment and Dasar manusia. Jakarta: Salemba Medika
Management of Sleep Disorders in The
Elderly. Journal of Gerontogical Nursing. Japardi, I. 2002. Gangguan Tidur. Fakultas
Kedokteran Bagian Bedah Universitas
Boynton, L. 2003. Respiratory Care. Disclaimer: Sumatera Utara. USU Digital Library.
The material contained herein is http://gudangarsipadibahmadi.files.word
provided for informational purposes press.com/2007/07/gangguan-tidur.pdf.
only, and should not be construed as diakses tanggal 17 April 2012.
medical or legal advice on any subject
matter. Joesoef, A.A. 2009. Kebutuhan Tidur.
http://www.kalbe.co.id/kebutuhantidur/ht
Buysse, D.J., Reynold III, C.F., Monk, T.H., ml/. Diakses tanggal 17 April 2012.
Berman, S.R., & Kupfer, D.J. 1998.
Pittsburg Sleep Quality Indeks (PSQI). Joewana, S. & Musadik, K. 1988. Patofisiologi
Diakses dari: Tidur dan Psikopatologi Insomnia.
http://findarticles.com/p/articles/mi_mO http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk
FSS/is_4_12/ai_n 18616017. _053_insomnia.pdf. Diakses pada tangal
Diakses pada 18 April 2012 17 April 2012.

Carpenito, L.J. 1998. Book of Nursing Diagnosis: Kelly, T. 2005. Rahasia Alami Tidur yang
Ed 8 Alih Bahasa Monica Ester. Jakarta: Berkualitas. Jakarta: Erlangga.
EGC
Kim, M., & Lennon, S.J. 2006. Analysis of diet
Czeisler, C.A., Richardson, G.S., Martin, J.B. advertisement: A cross national
1999. Gangguan Tidur dan Irama comparison of Korean and U.S. women’s
Sirkadian. Jakarta: EGC. magazines. Clothing and textiles research
journal.
Dariyo, A. 2008. Psikologi Perkembangan http://ctr.sagepub.com/egi/reprint/24/4/3
Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo. 45. Diakses tanggal 14 April 2012.

Diahwati, D. 2001. Serba-Serbi Manfaat dan Kozier, B. 2002. Fundamentals of Nursing:


Gangguan Tidur. Bandung: CV. Pionir concept theory and practices (5th ed).
Jaya. Redwood City California: Addison
Wesley.
Guyton, A.C. & Hall, J.E. 2007. Aktivitas Otak-
Tidur. Dalam Buku Ajar Fisiologi Kurnia, I. & Notosoedirjo 1998. Aspek Neuro-
kedokteran-ed.9. Jakarta: EGC. Psikiatri: Gangguan Tidur-Insomnia.
Surabaya: Lab/SMF Kedokteran Jiwa FK
Hawari, D. 2001. Pendekatan Holistik Pada UNAIR/RSUD Dr. Soetomo.
Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta:
FKUI. Lanywati, E. 2001. Insomnia, Gangguan Sulit
. Tidur. Jakarta: EGC.

56
Lee, C.Y., Thompson, W.J., Leung, E.M.F. 2008.
Older Patients’ Experiences of Sleep in Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D.
the Hospital: Disruptions and Remedies. 2009. Human Development
Haven of Hope Hospital and The Perkembangan Manusia. Edisi 10 Buku
Nethersole School of Nursing, The 2. Jakarta: Salemba Humanika.
Chinese University of Hong Kong, Shatin,
N.T., Hong Kong. Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Lee, K.A. 1997. An Overview of Sleep and Praktik. Edisi 4 Volume 2. Alih Bahasa:
Common Sleep Problems. ANNA Journal. Renata Komalasari, dkk. Jakarta: EGC.

Lovibond, S.H. & Lovibond P.F. 1995. Manual Priguna, S. 1994. Neurogi Klinis dalam Praktek
for the Depression Anxiety Stres Scales. Umum. Jakarta: Dian Rakyat.
The Psychology Foundation of Australia
Inc. Priharjo, R. 2006. Pengkajian Fisik
Keperawatan. Jakarta: ECG.
Lovibond, S.H. & Lovibond. P.F. 1995. DASS
42. Available online at: Rafknowledge. (2004). Insomnia dan Gangguan
http://www.swim.edu.au/victims/resources/asser Tidur Lainnya, Jakarta: PT. Elex Media
sment/affect/DASS42.html. diakses 14 Komputindo.
April 2012.
Sack, R.L., Auckley, D., Auger, R.R., Carskadon,
Lumbantobing. 2004. Gangguan Tidur. Jakarta: M.A., Wright, K.P.Jr., Vitiello, M.V.,
Balai Penerbit FKUI. Zhdanova, I.V. 2007. Circadian Rhythm
Sleep Disorders: Part I, Basic Principles,
Martini, F.H. 2001. Fundamental of Anatomy and Shift Work and Jet Lag Disorders An
Physiology. Fifth Edition. Upper Sadle American Academy of Sleep Medicine
River, New Jersey: Prentice-Hall Inc. Review.
http://www.aasmnet.org/resources/pract
Maslow, A. 1954. Motivation and Personality, iceparameters/review_circadianrhythm.
New York : Harper and Brother. pdf. diakses tanggal 14 April 2012.

Musadik, K. 1988. Patofisiologi Gangguan Santrock, J.W. 2002. Life-Span Development:


Tidur. Jakarta: Lembaga Psikiatrik Perkembangan Masa Hidup.(edisi
Biologik Indonesia. kelima). Jakarta: Erlangga.

Notoadmodjo, S. 1993. Metodologi Penelitian Schultz, D.P. 1982. Psychology and Industri
Kesehatan. Cetakan I. Bandung: Rineka Today An Introduction to Industrial and
Cipta. Organizational Psychology. Third
Edition, Mc Millan, New York.
Nugroho, W. 2000. Keperawatan Gerontik.
Jakarta: EGC Shapiro, C.M., Devins, G.M., Hussain, M.R.
1993. Sleep Problems in Patients with
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Medical Illness. ABC of Sleep Disorders
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Volume 306.
: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen
Penelitian Keperawatan. Jakarta : Taylor, C. 1997. Fundamental of Nursing: The
Salemba Medika. Art and Science of Nursing Care.

57
Philadelphia: Lippincott-Raven
Publisher.

Timmreck, T.C. 2001. Epidemiologi Suatu


Pengantar Edisi 2. Jakarta: EGC.

Wibowo, A.D. 2009. Hubungan Antara Tingkat


Stres Dengan Insomnia Pada Lansia Di Desa
Tambak Merang Girimarto Wonogiri. Skripsi.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta

58

You might also like