Professional Documents
Culture Documents
Abstract
This study was conducted with rhe aims (1) Designing disck granulator devices (2) Arraging standart operational procedure
(SOP) for operating the tools (3) Measuring tool working capacity and (4) Measuring tool granulation efficiency . The research
was conducted in land laboratory in July – December 2018 with funding sources PNBP State Polytechnic of Jember.The research
used designing disck granulator devices, arraging SOP for operating the tools, measuring tool working capacity using samples in
the form of organic fertilizers from local micro organism (MOL), namely P1(20 kg ), P2 (25 kg), and P3 (30 kg) ,which are
combined with the lenght of granulation time, W1 (10 minutes), W2 (15 minutes), and W3 (20 minutes), and measuring
granulation effesiency based on the percentage level of granulation uniformity, among others, < 3 mm , 3-5 mm and >5 mm. The
best results of the disck granulator tool are P1W2 which is a working capacity of 20 kg with a processing time of 15 minutes or 80
kg per hour with a level of granulation efficiency at 3-5 mm uniformity of 86.70 % . The recommendation of the research for the
granulator disck making of organic fertilizer for local microorganism (MOL) is that it is suitable for student practice , research,
and community service.
213
Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2018, ISBN: 978-602-14917-5-1
Parameter yang perlu diperhatikan dalam proses Mikro Organisme Lokal (MOL) merupakan
pengujian mesin granulator diantaranya yaitu: kecepatan pengembangbiakan mikroorganisme yang dapat
putar bidang granulator, debit suplai air, kemiringan bidang mempercepat penguaraian pupuk kandang menjadi pupuk
granulator, dan debit suplai bahan baku. Waktu pengujian organik dengan kandungan unsur lebih tinggi. MOL
dihitung mulai dari saat pengumpanan bahan baku pertama digunakan untuk peragian atau mempercepat pelapukan
kali sampai batas waktu yang ditentukan, selanjutnya bahan-bahan yang diperoleh dari sekitar kita dan bisanya
granular yang telah jadi dipisahkan, disortasi berdasarkan terdapat di dalam feses binatang peternakan. (Hariatik,
diameter granular yang dihasilkan ( kurang dari 0,3 cm, 2014).
antara 0,3 cm dan 0,5 cm, dan lebih dari 0,5 cm) dan
terakhir ditimbang. Setelah pengujian selesai, dilakukan III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
perhitungan terhadap kapasitas produksi dan efisiensi Tujuan penelitian rancang bangun alat disck granulator
granulasi mesin granulator (Pandey et al, 2012). skala laboratorium pembuatan pupuk granul organik Mikro
Menurut Gluba dan Obraniak (2011), tetesan air yang Organisme Lokal (MOL) adalah::
disemprotkan diatas permukaan bahan baku, secara 1. Penyusunan SOP pengoperasian alat Disck
signifikan dapat mempengaruhi pembentukan dan Granulator skala laboratorium Pembuatan pupuk
pertumbuhan dari granular inti. granul Organik Mikro Organisme Lokal (MOL).
Menurut Sivakumar dan Gomathi (2012), efisiensi 2. Mengukur kapasitas kerja alat Disck Granulator
produksi granular semakin meningkat bersamaan dengan skala laboratorium pembuatan pupuk granul organik
peningkatan lama granulasi. Nilai efisiensi granulasi mesin Mikro Organisme Lokal (MOL).
granulator. Mesin granulator memiliki efisiensi granulasi 3. Mengukur efisiensi granulasi alat Disck Granulator
optimum sebesar 78,18 Persen. Nilai efisiensi granulasi skala laboratorium pembuatan pupuk granul organik
mesin granulator ditentukan dengan cara mengeringkan Mikro Organisme Lokal (MOL).
granular basah yang telah selesai diproses hingga memiliki Manfaat penelitian rancang bangun alat disck granulator
kadar air sebesar 14 Persen. skala laboratorium pembuatan pupuk granul organik Mikro
Kapasitas produksi mesin granulator dihitung dengan Organisme Lokal (MOL) adalah :
membandingkan antara bobot total yang dihasilkan dan 1. Bermanfaat bagi kegiatan praktikum Mahasiswa
waktu pengambilan data. Waktu pengambilan data diukur Politeknik Negeri Jember dalam rangka kegiatan
dengan menggunakan stopwatch. Pengukuran kapasitas pembuatan pupuk granul organik Mkro Organisme
produksi dilakukan dengan ulangan dan hasilnya diratarata Lokal (MOL).
(Warji, 2013). 2. Bermanfaat bagi kegiatan penelitian sebagai
Efisiensi granulasi mesin granulator dihitung dengan referensi yang berkaitan dengan pembuatan pupuk
membandingkan antara bobot granular yang dihasilkan granul organik Mkro Organisme Lokal (MOL).
mesin granulator dan bobot bahan baku awal yang 3. Bermanfaat bagi kegiatan pengabdian kepada
dimasukkan ke dalam mesin granulator (Badan Standarisasi masyarakat dalam rangka penguatan Usaha Kecil
Nasional Indonesia, 2011) dan Menengah (UKM) khususnya mitra usaha
Pupuk organik adalah bahan yang mengandung karbon pembuatan pupuk granul organik Mkro Organisme
dan satu atau lebih unsur hara selain H dan O yang esensial Lokal (MOL).
untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk organik tidak
mengandung bahan terlarang dan berasal dari bahan alami IV. METODE PENELITIAN
yaitu dari tanaman atau hewan. Pupuk organik yang Jenis penelitian termasuk deskriptif dengan tujuan untuk
diaplikasikan ke tanaman sebagai sumber unsur hara. mendapatkan gambaran yang akurat dari sejumlah masalah
(Hartatik, 2015). yang diteliti (Suyanto, 2011).
Pembuatan pupuk organik dilakukan dengan cara an- Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Tanah pada
aerobik menggunakan bahan: urin, molases dan campuran bulan Juli sampai Desember 2018 dengan menggunakan
empon-empon (10:1:1) dimasukkan dalam galon/drum sumber dana PNBP Politeknik Negeri Jember.
ditutup rapat jangan sampai bocor dibiarkan/diamkan proses Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: (1) Menyusun
fermentasi selama 2-3 minggu. (Maksudi et al, 2015). (SOP) pengoperasian alat (2) Mengukur kapasitas kerja alat,
Pupuk organik dapat diberi tambahan unsur hara, dan (3) Mengukur Efesiensi granulasi alat.
mikroba fungsional, dan diolah menjadi bentuk granul Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Tanah pada
(butiran). Granul atau butiran dapat memudahkan aplikasi bulan Juli-Desember 2018 dengan sumber dana PNBP
karena mudah ditebar serta tidak mudah terbawa air dan Politeknik Negeri Jember. Penelitian menggunakan metode
angin. konsep pupuk organik granul terbentuk untuk merancang bangun alat Disk Granulator, menyusun SOP
memudahkan petani sehingga petani menggunakan pupuk pengoperasian alat, mengukur kapasitas kerja alat
organik seperti halnya menggunakan pupuk kimia. menggunakan sampel berupa pupuk organik Mikro
(Wahyono, 2011). Organisme Lokal (MOL), yaitu: P1 (20 kg); P2 (25 kg) dan
214
Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2018, ISBN: 978-602-14917-5-1
215
Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2018, ISBN: 978-602-14917-5-1
216
Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2018, ISBN: 978-602-14917-5-1
(8) Lakukan pengadukan hingga homogen, selanjutnya Penambahan larutan mikro organisme lokal (MOL) yang
ditutup rapat agar proses an-aerobe berlangsung dikembangkan dari mikroba babat sapi memiliki tujuan
sempurna. untuk mempercepat dan meningkatkan proses dekomposer
(9) Amati perkembangan MOL (Mikro Organisme pada fermentasi cairan urin sapi, sedangkan molasis tetes
Lokal) tiap minggu hingga minggu ketiga, jika tebu dan asam jawa sebagai suplay makanan bagi micro
aroma menyerupai aroma tape berarti berhasil, organisme dalam proses fermentasi. Hal ini bertujuan untuk
sebaliknya jika aroma berbau menyengat busuk mempercepat dan penurunan C/N ratio pada pupuk cair
pertanda gagal. yang diproses.
Penggunaan babat sapi yang baru dipotong tidak boleh
melebihi dari tiga jam dan tidak boleh dicuci memilki alasan 5.1.3 Pembuatan pupuk organik padat (POP) mikro organik
bahwa jika semakin lama dibiarkan dan dilakukan lokal (MOL)
pencucian dapat mengakibatkan bakteri mikro organisme Pembuatan pupuk organik padat (POP) mikro organisme
akan semakin berkurang. Media PDA (Potato Dektrosa lokal (MOL). Bahan baku utama yang digunakan adalah
Agar) yang dibuat dari beberapa komposisi bahan organik pupuk kandang sapi yang telah matang dengan
ini memiliki tujuan, karena sifat mikro organisme secara penamabahan cocopeat (90:10) Persen + MOL 10 Persen
umum jika dalam kondisi lingkungan media yang sesuai dan perliter air. Langkah-langkah standart operasional prosedur
menguntungkan akan mengalami pembelahan sifat (Miosis). (SOP) pembuatan pupuk organik padat (POP) mikro
Penggunaan babat sapi sebagai bahan baku utama organisme lokal (MOL) meliputi:
pengembangan micro organisme lokal ini mengadopsi dari (1) Lakukan penampungan dan pengayakan kotoran
relevansi bahwa di dalam rantai pencernaan makanan sapi yang telah matang tidak boleh tercampur
dilakukan oleh bakteri mikrobia, sehingga secara logis dengan kotoran.
bakteri mikro organisme tersebut secara menguntungkan (2) Lakukan penimbangan kotoran sapi (ayakan)
dapat dimanfaatkan sebagai bakteri pengurai dalam proses dengan perbandingan penambahan cocopeat
dekomposer. seresah sabut kelapa sebanyak (90:10) persen.
(3) Lakukan pencampuran hingga homogen dan
5.1.2 Pembuatan pupuk organik cair (POC) mikro organik penyusunan lapisan dengan tebal 30 cm.
lokal (MOL) (4) Lakukan penyemprotan larutan PDA (Potado
Pembuatan pupuk organik cair (POC) mikro organisme Dektrosa Agar) dari pengembang biakan mikro
lokal (MOL). Bahan baku utama digunakan adalah urin sapi organisme lokal (MOL) dari babat sapi sebanyak
(disaring) 40 liter + asam jawa 100 gram + 2 liter MOL. 10 Persen per liter air pada lapisan pengomposan
Langkah-langkah standart operasional prosedur (SOP) hingga kadar air 60 Persen.
pembuatan pupuk organik cair (POC) mikro organisme (5) Lakukan penumpukan pada lapisan berikutnya dan
lokal (MOL) meliputi: lakukan penyemprotan yang sama seerti pada
(1) Lakukan penampungan dan penyaringan urin sapi lapisan pertama hingga diperoleh lapisan-lapisan
yang tidak boleh tercampur dengan kotoran atau air sesuai yang dikehendaki.
hujan. (6) Tutuplah lapisan pengomposan dengan plastik
(2) Masukkan urin sapi ke dalam drum plastik tertitup hingga rapat sampai 21 hari proses fermentasi
sebanyak 40 liter. sudah siap menjadi pupuk organik padat.
(3) Masukkan larutan PDA (Potado Dektrosa Agar) Penambahan larutan mikro organisme lokal (MOL) yang
dari pengembang biakan mikro organisme lokal dikembangkan dari mikroba babat sapi memiliki tujuan
(MOL) dari babat sapi sebanyak 2 liter pada drum untuk mempercepat dan meningkatkan proses dekomposer
plastik yang telah terisi urin sapi, diaduk sampai pada fermentasi pupuk kandang sapi, sedangkan cocopeat
homogen. bermanfaat sebagai peningkatan porositas serta penambahan
(4) Masukkan asam jawa sebanyak 100 gram kedalam unsur Kalium pada proses pembuatan pupuk organik padat.
drum yang telah terisi urin sapi + larutan mikro Hal ini bertujuan untuk mempercepat dan penurunan C/N
organisme lokal (MOL), diaduk sampai homogen. ratio pada pupuk organik padat yang diproses.
(5) Masukkan Molasis Tetes tebu sebanyak 1 liter
kedalam drum yang telah terisi urin sapi + asam 5.1.4 SOP pengoperasian alat disck granulator pembuatan
jawa + larutan mikro organisme lokal (MOL), pupuk organik granul Mikro organisme lokal (MOL)
diaduk sampai homogen. Pengoperasian Alat Disck Granulator Skala Laboratorium
(6) Lakukan pengadukan menggunakan Aerator Pembuatan Pupuk Granul Organik Mikro organisme Lokal
hingga 21 hari pupuk organik cair dapat digunakan (MOL). Bahan baku utama yang digunakan adalah pupuk
dengan ciri-ciri aroma menyerupai aroma tape. Jika organik padat (POP) perbandingan cocopeat (90:10) Persen
aroma pupuk organik cair berbau busuk artinya + Dolomit 20 Persen + Kalsium (Gypsun) 10 Persen.
mengalami kegagalan. Langkah-langkah standart operasional prosedur (SOP)
217
Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2018, ISBN: 978-602-14917-5-1
pembuatan pupuk organik granul (POG) mikro organisme Analisa kandungan unsur hara dalam pupuk granul
lokal (MOL) meliputi: organik lokal (MOL) seperti pada tabel 2:
(1) Lakukan pengecekan komponen alat disck
granulator dalam kondisi baik antara lain : Parameter Hasil Analisa Satuan
a. Motor penggerak dinamo listrik terhubung sesuai C-Organik 25,25 Persen
dengan voltase 2 Fase 220 Volt dan tidak ada C/N Ratio 12,18 -
konsleting atau kerusakan pada jaringan kabel. P2O5 1,82 Persen
b. Transmisi penggerak meliputi V Belt tidak kendur
K2O 2,02 Persen
atau pecah, Fully tidak longgar atau goyang,
periksa sistem pelumasan pada gigi transmisi gear CaO 2,09 Persen
box dan fillow block agar tidak kering, jika perlu MgO 3,19 Persen
berikan pelumas. S 0,02 Persen
c. Panci disck Granulator tidak terdapat plak (karatan), Mn 225,31 ppm
dudukan panci dan pisau bilah pada panci tidak Boron 0,09 Persen
kendur atau goyang. KTK 69 Me/100g
(2) Hidupkan alat disck granulator dengan menekan
pH 6,5 -
tombol skelar pada posisi On. Lakukan pemanasan
beberapa saat agar alat disck granulator berjalan Asam Humat 9,25 Persen
normal dan stabil. Silikat (SiO2) 2,59 Persen
(3) Masukkan bahan berupa pupuk kandang halus + KA 14-15 Persen
cocopeat sabut kelapa perbandingan (90:10) persen, Sumber: Laboratorium Tanah (2018).
campur hingga merata.
(4) Semprotkan larutan mikro organsme lokal (MOL) 5.2 Kapasitas Produksi alat disck granulator
perbandingan (1 liter MOL + air bersih sebanyak 5 Kapasitas produksi alat granulator merupakan
liter) dengan sprayer knapsack pada bahan didalam kemampuan kinerja alat dalam memproses bahan baku dari
disck granulator yang berputar. pupuk organik padat (POP) menjadi pupuk organik granuler
(5) Periksalah jika telah terbentuk buturan granuler (POG). Kapasitas produksi ditentukan berdasarkan daya
hentikan penyemprotan larutan MOL. Apabila tampung panci disck granulator (diameter 100cm) dengan
penyemprotan larutan yang berlebihan cenderung pengujian menggunakan bahan baku pupuk, yaitu: P1
hasil granuler berukuran besar hingga dapat (20kg); P2 (25kg) dan P3 (30kg) yang dikombinasikan
menjadi gumpalan-gumpalan yang rusak. dengan lama waktu granulasi, yaitu: W1 (10menit); W2
(6) Tambahkan Dolomite (kapur pertanian) sebanyak (15menit) dan W3 (20menit).
20 persen kedalam panci yang telah membentuk Alat disck granulator diuji menggunakan komposisi
granuller sesuai ukuran (3-5) mm. bahan baku pupuk kandang dengan cocopeat perbandingan
(7) Periksalah jika dolomit telah menyatu (90:10) Persen + dolomit 20 Persen dan kalsium 10 Persen.
(membungkus) dengan pupuk kandang + cocopeat. Hasil pengukuran kapasitas produksi alat disck granulator
(8) Masukkan Kalsium (Gibsun) sebanyak 10 persen skala laboratorium pembuatan pupuk organik granul mikro
kedalam butiran media yang terbentuk pada panci organisme lokal dapat disajikan pada Grafik 1.
disck granulator sebagai filler (pembungkus) agar
hasil granul yang terbentuk tidak mudah retak atau Grafik 1. Kapasitas Kerja Alat Disck Granulator
hancur. 200,00
Kapsitas alat dalam kg per
218
Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2018, ISBN: 978-602-14917-5-1
laboratorium yang mampu menghasilkan hingga pada Granulator skala laboratorium yang terbaik, dengan
kapasitas maksimal sebesar 180 kg perjam. Hal ini menghasilkan pupuk organik granul dengan tingkat
membuktikan bahwa alat disck granulator sudah dapat keseragaman 3-5 mm sebesar 86,70 Persen. Hal ini
menghasilkan pupuk organik granuller. membuktikan bahwa hasil produksi pupuk granuller sudah
Proses pengolahan bahan yang baku berupa pupuk memenuhi Standarisasi Nasional.
kandang menjadi granular dapat memperbaiki penampilan Nilai efisiensi granulasi mesin granulator memiliki
produk pupuk organik dengan tingkat distribusi efisiensi granulasi yang ditentukan dengan cara
keseragaman bentuk dan ukuran granular. Relevansi mengeringkan granular basah yang telah selesai diproses
penelitian ini sesuai dengan pendapat Supriya et al, (2012). hingga memiliki kadar air sebesar 14 Persen. Relevensi
Proses mesin granulator dipengaruhi oleh kecepatan putar penelitian ini sesuai dengan ketentuan menurut Sivakumar
bidang panci granulator, kemiringan bidang dicsk granulator, dan Gomathi (2012).
suplai air, dan suplai bahan baku. Waktu pengujian dihitung Persentase efesiensi granulasi berdasarkan standart
mulai dari saat pengumpanan bahan baku pertama kali tingkat keseragaman hasil granulasi, antara lain < 3mm; 3-
sampai batas waktu yang ditentukan. Relevansi penelitian 5mm dan > 5mm. Perbandingan efisiensi granulasi
ini sesuai dengan penelitian Pandey et al, (2012). merupakan antara bobot granular yang dihasilkan dengan
Banyaknya air yang disemprotkan di permukaan bahan bobot bahan baku awal yang dimasukkan ke dalam mesin
baku, mempengaruhi pembentukan dari granular. Jumlah air granulator. Relevensi penelitian ini sesuai dengan ketentuan
yang terlalu berlebihan menjadikan hasil granulasi Badan Standarisasi Nasional Indonesia, (2011).
cenderung menghasilkan butiran yang lebih besar,
sebaliknya jika jumlah air yang disemprotkan kurang maka 5.5 Rekomendasi penelitian
akan menghasilkan granulasi yang cenderung lebih kecil. Berdasarkan hasil penelitian ini membuktikan bahwa alat
Relevansi penelitian ini sesuai dengan pendapat Gluba dan disck granulator skala laboratorium ini dapat beroperasi
Obraniak (2011), secara optimal pada kapasitas produksi 80 kg jam dengan
dioperasikan sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur)
5.3 Efesiensi granulasi alat disck granulator menggunakan bahan baku sebanyak 20 kg pupuk kandang
Efesiensi granulasi diukur berdasarkan persentase dengan cocopeat perbandingan (90:10) Persen + dolomit 20
standart tingkat keseragaman hasil granulasi, antara lain < Persen dan kalsium 10 Persen yang diproses selama 15
3mm; 3-5mm dan > 5mm.Alat disck granulator diuji menit akan menghasilkan granulasi dengan tingkat
menggunakan komposisi bahan baku pupuk kandang keseragaman antara 3-5 mm sebesar 86,70 persen.
dengan cocopeat perbandingan (90:10) Persen + dolomit 20
Persen dan kalsium 10 Persen. Hasil pengukuran efesiensi
granulasi alat disck granulator skala laboratorium VI. SIMPULAN DAN SARAN
pembuatan pupuk organik granul mikro organisme lokal 6.1 Simpulan
dapat disajikan pada Grafik 2. Penenelitian rancang bangun alat disck granulator
skala laboratorium pembuatan pupuk granul organik mikro
organisme lokal dapat disimpulkan sebagai berikut:
Grafik 2. Efisiensi Granulasi Alat Disck Granulator 1. Standart Operasional Prosedur (SOP) pengoperasian alat
100,00 disck granulator skala laboratorium pembuatan pupuk
90,00 granul organik mikro organisme lokal (MOL) melalui
Efesiensi granulasi dalam persen
80,00
langkah-langkah sebagai berikut:
70,00
1) Lakukan pengecekan komponen alat disck
granulator dalam kondisi baik antara lain :
60,00
a. Motor penggerak dinamo listrik terhubung
50,00
sesuai dengan voltase 2 Fase 220 Volt dan tidak
40,00
ada konsleting atau kerusakan pada jaringan
30,00 kabel.
20,00 b. Transmisi penggerak meliputi V Belt tidak
10,00 kendur atau pecah, Fully tidak longgar atau
0,00 goyang, periksa sistem pelumasan pada gigi
P1 W1 P1 W2 P1 W3 P2W1 P2W2 P2W3 P3W1 P3W2 P3W3 transmisi gear box dan fillow block agar tidak
< 3 mm 3-5 mm > 5 mm kering, jika perlu berikan pelumas.
c. Panci disck Granulator tidak terdapat plak
Grafik 2. Menunjukkan bahwa (P1W2) menggunakan (karatan), dudukan panci dan pisau bilah pada
bahan baku sebanyak 20 kg pada lama waktu granulasi panci tidak kendur atau goyang.
selama 15menit merupakan Efesiensi Granulasi alat Disck
219
Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2018, ISBN: 978-602-14917-5-1
220