You are on page 1of 5

SP-006-003

Proceeding Biology Education Conference p-ISSN:2528-5742


Volume 14, Nomor 1
Halaman 224 - 228 Oktober2017

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam


Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility (CSR)

Factors Affecting Community Participation in the Implementation of


Corporate Social Responsibility Program

Siti Robiah Nurbaiti1, *, Azis Nur Bambang2


1 Magister Ilmu Lingkungan, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
2 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
*Corresponding author: baityjannati14@gmail.com

Abstract: The business world is one of the activities that encourage the success of development, which currently not only
leads to economic activities to gain profit for the sustainability of the company, but also care about the social
and environmental aspects of the surrounding community. The effort that has been implemented as a form of
corporate social responsibility is through Corporate Social Responsibility (CSR) program that implements
sustainable development known as people, profit, and planets or Triple Bottom Line (TBL) concept. In
Indonesia the concept of CSR has been accepted and implemented by various companies in the field of
economy, health, education and environment. Implementation of CSR program is one form of community
development, where the success of the program, among others, depends on the active involvement of the
community in each stage of the CSR program. Participation, then the community will feel to have the program,
the higher the participation rate the greater the sense of ownership, responsibility, and contribution given to
achieve the goals and success of the program. This paper is a literature review to get an overview of the factors
that influence community participation in the implementation of CSR programs based on the literature and
previous research results that have been implemented.

Keywords: Community Participation, Corporate Social Responsibility, Internal and External Factors of Planned Behavior

1. PENDAHULUAN Secara umum prinsip – prinsip dasar Corporate


Social Responsibility (CSR) tentang kepedulian
Keberadaan sebuah perusahaan tidak bisa dipisahkan perusahaan terhadap lingkungan sudah mulai
dari masyarakat yang merupakan lingkungan digunakan di Indonesia pada tahun 1990 – an, yang
eksternalnya. Secara ekonomi, perusahaan dikenal dengan nama Corporate Social Activity (CSA)
berorientasi mendapatkan keuntungan, sementara dari atau aktivitas social perusahaan meskipun pada saat
aspek sosial perusahaan harus memberikan kontribusi itu hanya sebatas upaya untuk memenuhi tuntutan
secara langsung kepada masyarakat yaitu sosial yang diajukan, belum mencapai level peran
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan serta dan kepedulian sosial yang berkelanjutan
lingkungannya. Hal ini sejalan dengan konsep yang (Budiharjo & Sujarto, 2009).
disampaikan John Elkington dalam bukunya Pelaksanaan CSR di Indonesia sudah diatur
“Cannibals with Forks, The Tripple Bottom Line of dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 40
Twentieth Century Business” pada tahun 1998, bahwa Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pada pasal 74
jika suatu perusahaan dalam menerapkan konsep ayat 1 disebutkan bahwa perseroan yang menjalankan
pembangunan berkelanjutan harus memperhatikan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan
“Triple P”, yaitu profit, planet and people, tidak hanya dengan sumber daya alam wajib melaksanakan
profit yang diburu namun juga harus memberikan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Pasal tersebut
kontribusi positif kepada masyarakat (people) dan ikut telah menjadikan Indonesia sebagai negara yang
aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet) pertama kali mewajibkan CSR di dunia ini (Leimona
(Wibisono Y, 2007) & Fauzi, 2008).
Dengan menjalankan tanggungjawab sosial, Prioritas utama suatu perusahaan adalah adanya
perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar laba keberlanjutan usaha, sehingga semua aspek yang
untuk jangka pendek, tetapi juga ikut berkontribusi dapat menunjang berjalannya suatu usaha perlu dijaga
terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat dan keberadaanya yakni aspek sosial, sumber daya
lingkungan (terutama lingkungan sekitar) dalam manusia (SDM) dan lingkungan atau sumber daya
jangka panjang. alam (SDA). Salah satu parameter keberlanjutan
adalah sejauh mana perusahaan mampu mengelola
hubungan baik dengan. masyarakat dan menjaga
Nurbaiti, S.R. & Bambang, A.N. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat 225

kelestarian lingkungan melalui program CSR Definisi CSR bisa berbeda tergantung need, desire,
(Rahmatullah & Kurniati, 2011). Konsep CSR wants, dan interest komunitas pada suatu negara atau
melibatkan tanggung jawab kemitraan antara visi dan misi dari perusahaan yang menjalankan
pemerintah, perusahaan dan masyarakat yang bersifat praktik CSR.
aktif dan dinamis. Sejalan dengan pengertian di atas Corporate
Hampir dipastikan pelibatan masyarakat dalam Social Responsibility (CSR) merupakan suatu
menentukan program yang akan dilaksanakan, serta komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk
menciptakan dan menerapkan komunikasi intensif bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada
dengan para pihak adalah salah satu kunci sukses pengembangan ekonomi dari komunitas setempat
pelaksanaan CSR, dimana program tersebut dapat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan
secara langsung dirasakan manfaatnya bagi peningkatan taraf hidup pekerja beserta keluarganya
masyarakat (Leimona & Fauzi, 2008). (Adi, 2007).
Tanggung jawab sosial oleh perusahaan dapat Setidaknya terdapat tiga alasan penting mengapa
direalisasikan dalam berbagai bidang meliputi perusahaan harus melaksanakan CSR, khususnya
pendidikan, ekonomi, kesehatan, sosial dan terkait dengan perusahaan ekstraktif, Pertama,
lingkungan. Akan tetapi kecenderungan perusahaan perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dan
dalam penyelenggaraan CSR adalah mengatasi oleh karenanya wajar bila perusahaan memperhatikan
dampak sosial dan ekonomi, serta menyelaraskan kepentingan masyarakat. Perusahaan harus menyadari
program dengan prioritas pembangunan daerah bahwa mereka beroperasi dalam satu tatanan
dimana perusahaan beroperasi lebih pada dukungan lingkungan masyarakat. Kegiatan sosial berfungsi
infrastruktur serta program di luar pengelolaan dan sebagai kompensasi atau upaya imbal balik atas
perbaikan kualitas lingkungan. penguasaan sumber daya alam atau sumber daya
Berbagai program CSR yang telah dirancang ekonomi oleh perusahaan yang kadang bersifat
oleh perusahaan agar pelaksanaan tepat pada sasaran ekspansif dan eksploratif, disamping sebagai
yang diinginkan tidak akan tercapai tanpa adanya kompensasi sosial karena timbul ketidaknyamanan
partisipasi dari masyarakat. Partisipasi juga (discomfort) pada masyarakat. Kedua, kalangan bisnis
menggambarkan dukungan masyarakat terhadap dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang
program, implikasinya program akan berjalan bersifat simbiosis mutualisme. Untuk mendapatkan
berkelanjutan. Pada prakteknya, banyak program CSR dukungan dari masyarakat, setidaknya izin untuk
yang dijalankan hanya sekedar kewajiban dan tidak melakukan operasi yang sifatnya kultural. Wajar bila
sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena dalam perusahaan juga dituntut untuk memberikan
penyusunan program dan dalam tiap tahapan kegiatan kontribusi positif kepada masyarakat, sehingga bisa
hanya sedikit atau tidak ada keterlibatan masyarakat, tercipta harmonisasi hubungan bahkan
Program yang dilaksanakan lebih bersifat topdown. pendongkrakan citra dan performa perusahaan.
Masyarakat menjadi tidak mendukung program Ketiga, kegiatan CSR merupakan salah satu cara
karena memang tidak sesuai dengan kebutuhan untuk meredam atau bahkan menghindarkan konflik
mereka, program menjadi sia-sia karena berjalan tidak sosial. Potensi konflik itu bisa berasal akibat dari
berkelanjutan. dampak operasional perusahaan atau akibat
Makalah ini merupakan telaah literatur untuk kesenjangan struktural dan ekonomis yang timbul
mendapatkan gambaran mengenai faktor – faktor antara masyarakat dengan komponen perusahaan
yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam (Wibisono Y, 2007)
pelaksanaan program CSR berdasarkan literatur dan Dalam implementasi CSR terdapat dua alasan
hasil penelitian terdahulu yang pernah dilaksanakan. yang mendasari perusahaan melakukan kegiatan CSR,
yaitu alasan moral dan alasan ekonomi. Alasan moral
2. HASIL DAN PEMBAHASAN lebih didasarkan bahwa CSR memang bermula dari
inisiatif perusahaan untuk dapat menjalin relasi yang
2.1. Corporate Social Responsibility saling menguntungkan dengan stakeholders.
(CSR) Sementara alasan ekonomi lebih pada bagaimana
perusahaan mampu memperkuat citra dan kredibilitas
brand atau produknya melalui CSR. Nuansa promosi
Definisi CSR sangat beragam, The World Bussiness sangat dirasa jika perusahaan melaksanakan kegiatan
Council for Sustainable Development dalam CSR dengan alasan ekonomi, perusahaan cenderung
Wibisono (2007) mendefinisikan CSR sebagai mengkomersialkan berbagai kegiatan yang dilakukan
komitmen dunia usaha untuk terus bertindak secara dan mengekspos kegiatan tersebut secara besar-
etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk besaran (Rahman, 2009)
peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan Seperti disampaikan di awal tadi bahwa CSR
kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap
sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal ekonomi, sosial, dan lingkungan yang didasari tiga
dan masyarakat secara luas. prinsip dasar yang meliputi profit, people dan planet
Sedangkan menurut Ambadar (2008) CSR (3P). Perusahaan sebagai badan usaha yang
merupakan partisipasi dunia usaha dalam berorientasi profit, maka tetap harus mencari
pembangunan berkelanjutan (sustainable keuntungan ekonomi untuk menjamin kelangsungan
development) dengan mengembangkan program hidup perusahaan sehingga perusahaan dapat terus
kepedulian perusahaan kepada masyarakat sekitarnya.
226 Proceeding Biology Education Conference Vol. 14 (1): 224-228, Oktober 2017

beroperasi dan berkembang. Dalam menjamin proses pengambilan keputusan tentang apa yang akan
kelangsungan hidup dan meningkatkan daya saing dilakukan dan bagaimana cara kerjanya; keterlibatan
perusahaan, perusahaan harus memiliki kepedulian masyarakat dalam pelaksanaan program dan
terhadap kesejahteraan karyawan dan manusia keputusan yang telah ditetapkan melalui sumbangan
(people) yang merupakan aset berharga dalam sumberdaya atau bekerja sama dalam suatu organisasi;
organisasi maupun negara. Sedangkan planet, keterlibatan masyarakat menikmati manfaat dari
merupakann kepedulian terhadap lingkungan hidup pembangunan serta dalam evaluasi pelaksanaan
dan keberlanjutan keragaman hayati yang bisa program.
diwujudkan dalam bentuk program penghijauan Di Indonesia, telah banyak perusahaan yang
lingkungan hidup, dan penyediaan sarana air bersih. mengimplementasikan program CSR nya dengan
Ada beberapa motivasi dan manfaat yang melibatkan masyarakat. Mereka menyadari bahwa
diharapkan perusahaan dengan melakukan tanggung dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam
jawab sosial perusahaan meliputi : 1) perusahaan setiap tahapan pelaksanaan kegiatan CSR maka tujuan
terhindar dari reputasi negatif perusak lingkungan untuk memberdayakan masyarakat menjadi mandiri
yang hanya mengejar keuntungan jangka pendek akan tercapai dan program yang dilaksanakan akan
tanpa memperdulikan akibat dari perilaku buruk berkelanjutan.
perusahaan, 2) kerangka kerja etis yang kokoh dapat Adapun partisipasi masyarakat dalam berbagai
membantu para manajer dan karyawan menghadapi program CSR mengacu pada empat tahapan Cohen
masalah seperti permintaan lapangan kerja di dan Uphoff (1977) yaitu :
lingkungan dimana perusahaan bekerja, 3) perusahaan (1) Tahap pengambilan keputusan atau tahap
mendapat rasa hormat dari kelompok inti masyarakat perencanaan, yang diwujudkan dengan keikutsertaan
yang membutuhkan keberadaan perusahaan masyarakat dalam rapat-rapat. Tahap pengambilan
khususnya dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan, keputusan yang dimaksud disini yaitu pada
4) perilaku etis perusahaan aman dari gangguan perencanaan dan pelaksanaan suatu program.
lingkungan sekitar sehingga dapat beroperasi secara Misalnya dalam program penghijauan yang
lancar. (Ambadar, 2008) merupakan agenda perusahaan, masyarakat diminta
menentukan bibit apa yang akan ditanam karena
2.2. Partisipasi Masyarakat Dalam mereka yang lebih memahami jenis tanaman yang
Program CSR paling cocok di daerah mereka. Karena salah satu
prinsip dasar dalam pengembangan program adalah
CSR merupakan implementasi Community keberlanjutan. Sehingga penentuan program secara
Development / Pengembangan Masyarakat. Menurut partisipatoris dan dengan mempertimbangkan
Ife dalam Muhdar, et al (2014) menyatakan bahwa kebutuhan mereka diyakini dapat mewujudkan
salah satu prinsip Commmunity Development (CD) keberhasilan program (Leimona & Fauzi, 2008) (2)
adalah partisipasi. Partisipasi dalam pengembangan Tahap pelaksanaan yang merupakan tahap terpenting
komunitas harus menciptakan keterlibatan aktif semua dalam pembangunan, sebab inti dari pembangunan
orang dalam masyarakat tersebut pada proses kegiatan adalah pelaksanaanya. Wujud nyata partisipasi pada
masyarakat. tahap ini digolongkan menjadi tiga, yaitu partisipasi
Ambadar (2008) menyatakan bahwa dalam bentuk sumbangan pemikiran, bentuk
pengembangan masyarakat adalah salah satu sumbangan materi, dan bentuk tindakan sebagai
pendekatan yang harus menjadi prinsip utama bagi anggota proyek. (3) Tahap menikmati hasil, yang
seluruh unit-unit kepemerintahan maupun pihak dapat dijadikan indikator keberhasilan partisipasi
korporasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya masyarakat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan
dalam memberikan pelayanan sosial. Hal ini proyek. Selain itu, dengan melihat posisi masyarakat
disebabkan dalam pelaksanaan pengembangan sebagai subyek pembangunan, maka semakin besar
masyarakat terdapat kolaborasi kepentingan bersama manfaat proyek dirasakan, berarti proyek tersebut
antara perusahaan dengan komunitas, adanya berhasil mengenai sasaran. (4) Tahap evaluasi,
partisipasi, produktivitas, dan ke-berlanjutan. dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada
Definisi partisipasi masyarakat menurut Nasdian tahap ini merupakan umpan balik yang dapat memberi
FT (2003) adalah proses aktif dimana inisiatif diambil masukan demi perbaikan pelaksanaan proyek
oleh masyarakat sendiri, dibimbing oleh cara berfikir selanjutnya.
mereka sendiri, dengan menggunakan sarana dan
proses (lembaga dan mekanisme) dimana mereka 2.3 Faktor – Faktor Yang
dapat melakukan kontrol efektif. Definisi ini memberi Mempengaruhi Partisipasi
pengertian bahwa masyarakat diberi kemampuan Masyarakat Dalam Program CSR
untuk mengelola potensi yang dimiliki secara mandiri.
Partisipasi komunitas dalam pengembangan Dari literatur didapatkan bahwa umumnya partisipasi
masyarakat adalah suatu proses bertingkat dari masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal
pendistribusian kekuasaan pada komunitas sehingga dan eksternal.
mereka memperoleh kontrol lebih besar pada hidup a. Faktor internal yaitu mencakup karakteristik
mereka sendiri. individu yang dapat mempengaruhi individu
Sedangkan menurut Cohen, J. and Uphoff (1977) tersebut untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan,
partisipasi adalah keterlibatan aktif masyarakat dalam yaitu umur, jenis kelamin, status dalam keluarga,
Nurbaiti, S.R. & Bambang, A.N. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat 227

tingkat pendidikan, etnis, agama, bahasa, yang dapat dirasakan atas partisipasinya tersebut; dan
pekerjaan, tingkat pendapatan, jarak rumah dengan c) adanya kemampuan, yaitu adanya kesadaran atau
lokasi pekerjaan atau aktivitas dan kepemilikan keyakinan pada dirinya bahwa dia mempunyai
tanah (Cohen, J. and Uphoff, 1977) kemampuan untuk berpartisipasi, bisa berupa pikiran,
b. Faktor eksternal adalah semua pihak luar yang tenaga, waktu, atau sarana dan material lainnya.
berkepentingan dan mempunyai pengaruh Kemauan dan kemampuan merupakan potensi yang
terhadap program tersebut, antara lain pengurus dimiliki oleh pelaku secara individu ataupun
Desa, tokoh masyarakat, Pemerintah Daerah, kelompok. Sedangkan kesempatan lebih dipengaruhi
NGO, pihak ketiga (LSM, Yayasan sosial, oleh situasi atau lingkungan di luar diri pelaku.
Perguruan Tinggi) (Sunarti, 2003) Tingkat kemauan ditentukan oleh faktor yang
bersifat psikologis individu, seperti harapan terhadap
Menurut Slamet (1994), faktor karakteristik
manfaat program dan motivasi terlibat dalam program.
individu dapat mempengaruhi aktivitas kelompok,
Dorongan seseorang melakukan suatu kegiatan untuk
mobilitas individu dan kemampuan finansial. Dari
mencapai suatu tujuan sangat tergantung pada
empat variabel karakteristik masyarakat yang diteliti
besarnya harapan akan tercapainya tujuan tersebut.
hanya variabel usia dan tingkat pendidikan yang
Harapan mendapatkan manfaat atau imbalan tertentu,
memberikan pengaruh signifikan terhadap tingkat
terutama dalam kaitannya dengan pemenuhan
partisipasi. Sedangkan tingkat pendapatan dan jumlah
kebutuhan dasar hidupnya, merupakan sumber
beban keluarga tidak berpengaruh secara signifikan
motivasi bagi seseorang untuk berperan serta dalam
(Wijayanti, 2011).
Faktor pendidikan dianggap penting karena kegiatan-kegiatan pembangunan. Selain itu, tingkat
penguasaan informasi mengenai program merupakan
melalui pendidikannya, seseorang akan lebih mudah
faktor yang dapat menimbulkan kemauan seseorang
berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain dan
untuk berpartisipasi (Lugiarti, 2004).
cepat tanggap terhadap perkembangan pengetahuan
dan teknologi. Semakin tinggi pendidikannya, Menurut Arnstein (1969) tingkat kemampuan
seseorang berpartisipasi dalam suatu program
tentunya mempunyai pengetahuan yang luas tentang
ditentukan oleh tingkat pendidikan dan
pembangunan dan bentu serta tata cara peran serta
pengalamannya, sedangkan tingkat kesempatan untuk
yang diberikan (Y. Slamet, 1994).
Menurut Turner, tingkat pendapatan akan berpartisipasi dalam program ditentukan oleh pihak
luar, dalam hal ini adalah penye-lenggara program,
memberi peluang yang besar bagi masyarakat untuk
yaitu sejauh mana penyelenggara memberikan ruang
ikut berpartisipasi, karena mempengaruhi kemampuan
kepada sasaran program untuk berpartisipasi. Dalam
finansial untuk berinvestasi dengan mengerahkan
hal ini adalah keterdedahan informasi dan tingkat
semua kemampuannya apabila hasil yang dicapai
pendampingan yang diterima peserta program dari
sesuai dengan prioritas dan kebutuhannya. Begitu juga
penyelenggara program (Suharto, 2005).
dengan faktor lama tinggal seseorang dalam
Rahmawati & Sumarti (2011) dalam
lingkungan pemukiman atau status kepemilikan lahan
penelitiannya tentang tingkat partisipasi peserta
atau hunian akan mempengaruhi seseorang untuk
program CSR ekonomi, dari tingkat kemauan peserta
bekerja sama dan terlibat dalam kegiatan bersama
program cenderung relatif tinggi, artinya keinginan
(Panudju, 1999)
peserta untuk berpartisipasi dalam program
Waktu luang seseorang untuk terlibat dalam
organisasi atau kegiatan di masyarakat juga pemberdayaan ekonomi relatif tinggi, dan peserta
menaruh harapan besar kepada program tersebut.
dipengaruhi jenis pekerjaannya, banyak warga yang
Dibandingkan dengan dua faktor lainnya, yaitu tingkat
telah disibukkan oleh pekerjaan utama atau
kemauan dan kemampuan, tingkat kesempatan
kegiatannya sehari – hari kurang tertarik untuk
merupakan faktor yang cenderung paling memiliki
mengikuti pertemuan, diskusi atau seminar (Budiharjo
& Sujarto, 2009) hubungan dengan tingkat partisipasi peserta program.
Peran pendamping dalam memberikan informasi
Hasil penelitian yang lain menunjukkan bahwa
faktor internal meliputi kemauan berupa sikap dan langsung dan pendampingan kepada peserta program
motivasi serta kemampuan berupa pengetahuan, adalah hal yang paling dapat meningkatkan partisipasi
peserta program. Hal ini sesuai dengan apa yang
keterampilan dan pengalaman yang dimiliki oleh
disampaikan Mardikanto dan Soebiato (2013) bahwa
individu. Sedangkan faktor eksternal berupa
adanya kesempatan yang diberikan sering merupakan
kesempatan yang mendorong individu untuk ikut
faktor pendorong tumbuhnya kemauan, dan kemauan
berpartisipasi dalam program, berupa pemberian akses
akan sangat menentukan kemampuannya.
(Lokita, 2011) dan (Mardikanto & Soebiato, 2013)
Salah satu teori tentang motivasi yaitu teori
Slamet (2003) menyatakan bahwa partisipasi
motif sosial yang dikemukakan oleh McClelland
masya-rakat dalam proses pembangunan akan
(1987) dalam Nurhadi (2017) yaitu meliputi : need of
terwujud sebagai suatu kejadian nyata apabila
achievement (kebutuhan untuk berprestasi), need of
terpenuhi faktor-faktor yang mendukungnya, yaitu a)
affiliation (kebutuhan untuk berafiliasi), dan need of
adanya kesempatan, yaitu adanya suasana atau kondisi
power (kebutuhan untuk berkuasa). Need of
lingkungan yang disadari oleh orang tersebut bahwa
achievement adalah dorongan untuk menggungguli,
dia berpeluang untuk berpartisipasi; b) adanya
berprestasi berhubungan dengan seperangkat standar,
kemauan, yaitu adanya sesuatu yang mendorong atau
dan bergulat untuk sukses. Need of affliliation adalah
menumbuhkan minat dan sikap mereka untuk
hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah
termotivasi berpartisipasi, misalnya berupa manfaat
228 Proceeding Biology Education Conference Vol. 14 (1): 224-228, Oktober 2017

dan akrab. Need of power adalah dorongan individu Leimona, B., & Fauzi, A. (2008). CSR dan Pelestarian
untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. Lingkungan, Mengelola Dampak : Positif dan
Hasil penelitian Nurhadi (2017) motivasi atau Negatif. Jakarta: Indonesia Business Links.
kemauan yang muncul karena responden memiliki Lokita, D. A. (2011). Partisipasi Masyarakat dalam
dorongan yang cukup besar untuk terlibat dalam Program Pengelolaan Sampah (Kasus
program CSR (KSU Rancage), terutama adanya Implementasi Corporate Social Responsibility
dorongan untuk berprestasi dan berafiliasi. Dorongan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. di Desa
berprestasi yang dominan dimiliki responden
diantaranya, yaitu keinginan untuk menambah Gunung Sari, Kecamatan Citeureup, Kabupaten
pengalaman baru dan pengetahuan. Dorongan Bogor). Institut Pertanian Bogor.
berafiliasi yang dominan dimiliki responden yaitu Lugiarti, E. (2004). Peningkatan Partisipasi
keinginan untuk menambah teman dan saling berbagi Masyarakat dalam Proses Perencanaan
pendapat dengan sesama anggota KSU Rancage. Program Pengembangan Masyarakat di
Selain itu persepsi masyarakat juga menunjukkan Komunitas Desa Cijayanti. Institut Pertanian
hubungan yang nyata terhadap tingkat partisipasinya. Bogor.
Persepsi positif ini muncul karena responden memiliki Mardikanto, T., & Soebiato, P. (2013). Pemberdayaan
pengetahuan dan pengalaman yang baik tentang Masyarakat dalam Perspektif Kebijakan Publik
pelaksanaan kegiatan di KSU Rancage sebagai (2nd ed.). Bandung: Alfabeta.
implementasi program CSR sehingga dengan persepsi
positif tersebut, responden cenderung berpartisipasi Muhdar, Jamaludin, & Irwansyah. (2014). Partisipasi
aktif dalam kegiatan KSU Rancage. Masyarakat Dalam Program Corporate Social
Responsibility PT. Arutmin Nort Pulau Laut
3. SIMPULAN Coral Terminal Kotabaru (Studi tentang Program
Koperasi Serba Usaha Madani Kotabaru). Jurnal
Bisnis Dan Pembangunan, 1 No 1, 22–28.
Partisipasi masyarakat dalam suatu program
Nasdian FT. (2003). Materi Kuliah Pengembangan
pembangunan termasuk dalam pelaksanaan program Masyarakat. Program Studi Komunikasi dan
CSR dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Pengembangan Masyarakat. Fakultas Ekologi
berasal dari dalam masyarakat itu sendiri mencakup Manusia IPB. Bogor.
karakteristik individu, kemauan dan kemampuan.
Nurhadi, A. (2017). Hubungan Antara Persepsi dan
Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor dari luar
Keragaman Motif Sosial dengan Tingkat
yang bisa mendorong maupun menghambat Partisipasi Masyarakat dalam Program CSR PT.
partisipasi antara lain peran stakeholder dan adanya X (Kasus Koperasi Serba Usaha Rancage CSR
kesempatan. PT. X). Institut Pertanian Bogor.
Panudju, B. (1999). Pengadaan Perumahan Kota
4. UCAPAN TERIMAKSIH dengan Partisipasi Masyarakat Penghasilan
Rendah. Bandung: Penerbit Alumni.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan Rahman, R. (2009). Corporate Social Responsibility :
terima kasih atas dukungannya kepada Dr. Hadiyanto, Antara Teori dan Kenyataan. Yogyakarta:
ST., M.Sc. selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Medpress.
Lingkungan Universitas Diponegoro dan Prof. Dr. Ir. Rahmawati, & Sumarti, T. (2011). Analisis Tingkat
Azis Nur Bambang selaku dosen pembimbing. Partisipasi Peserta Program CSR Pemberdayaan
Ekonomi PT. Arutmin Indonesia. Jurnal
5. DAFTAR PUSTAKA Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, Dan
Ekologi Manusia, 325–338.
Adi, I. R. (2007). Perencanaan Partisipatoris Slamet, M. (2003). Membentuk Pola Perilaku
Berbasis Aset Komunitas: dari Pemikiran Manusia Pembangunan. Bogor: IPB Press.
Menuju Penerapan. Depok: Fisip UI Press. Slamet, Y. (1994). Pembangunan Masyarakat
Ambadar, J. (2008). Corporate Social Responsibility Berwawasan Partisipasi. Surakarta: Sebelas
dalam Praktik di Indonesia (Wujud Kepedulian Maret University Press.
Dunia Usaha) (1st ed.). Jakarta: Penerbit Elex Suharto, E. (2005). Membangun Masyarakat
Media Computindo. Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT Refika
Arnstein, S. (1969). A Leader of Citizen Participation. Aditama.
Journal of American Institute of Planner, 4, 216– Sunarti. (2003). Partisipasi Masyarakat dalam
224. Pembangunan Perumahan Secara Kelompok.
Budiharjo, E., & Sujarto, E. (2009). Kota Jurnal Tata Loka.
Berkelanjutan. Bandung: Penerbit Alumni. Wibisono Y. (2007). Membedah Konsep dan Aplikasi
Cohen, J. and Uphoff, N. (1977). Rural Development CSR (Corporate Social Responcibility). Gresik:
Participation Concept and Measure for Project Fascho Publishing.
Design Implementation and Evaluation. New Wijayanti, N. A. (2011). Tingkat Partisipasi
York: Cornell University. Retrieved from Masyarakat Program CSR Desa Telaga dan
https://www.researchgate.net/publication/37882 Tingkat Kemanfaatan Program (Kasus di
394_Rural_development_participation_concepts Karawang Internasional Industrial City). Institut
_and_measures_for_project_design_implementa Pertanian Bogor.
tion_and_evaluation

You might also like