You are on page 1of 12

Jurnal Psikologi Vol. 18 No.

1 April 2019, 1-12

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KEBIMBANGAN KARIER


PADA SISWA SMA KELAS XII

Sari Zakiah Akmal

Fakultas Psikologi Universitas YARSI


Jl. Letjend Suprapto Kav.13, Menara YARSI Lt. 6, Cempaka Putih, Jakarta

sari.zakiah@gmail.com

Abstract

Career decision is one of the major issue among XII grade of high school students, particularly choosing major
in university. Most of high school students experience career indecision. There are some factors that predict
career indecision problems among adolescents. This study aims to identify factors that significantly affect career
indecision among high school students, particularly personality and career decision making self-efficacy factors.
This study used quantitative method and data were collected using Indonesian version of Big Five Inventory,
Career Decision Making Self-Efficacy Scale, and Career Decision Scale. We recruited 259 participants using
incidental sampling (65.3% female, M age = 16.67 years, SD = .62). Hierarchical regression analysis
demonstrated that personality factors, particularly openness to experiences and neuroticism predicted career
indecision among high school students. Neuroticism was associated positively and openness to experiences was
correlated negatively with career indecision. Meanwhile, career decision making self-efficacy was not correlated
with career indecision. Therefore, practitioner should design an intervention to overcome student’s career
indecision problem by reducing anxiety, decreasing fear in career decision making and encouraging students to
looking for more information about their interest and career path.

Keywords: career indecision; personality; career decision making self-efficacy; high school students

Abstrak
Pemilihan jurusan di perguruan tinggi menjadi salah satu isu penting bagi siswa kelas XII. Bagi sebagian siswa,
pemilihan jurusan dan penentuan karier yang akan dijalani bukanlah hal mudah, terlihat dari banyaknya siswa
yang merasa bingung ketika ingin memilih jurusan di perguruan tinggi. Terdapat beberapa faktor yang
diperkirakan berperan terhadap pengambilan keputusan karier siswa. Penelitian ini dilakukan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan terhadap kebimbangan karier siswa. Penelitian ini membahas
peran faktor kepribadian dan keyakinan dalam pengambilan keputusan karier. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Data diperoleh dengan menggunakan Big Five Inventory, Career
Decision Making Self-Efficacy Scale, dan Career Decision Scale yang sudah diadaptasi ke dalam Bahasa
Indonesia. Penelitian ini melibatkan 259 siswa SMA Kelas XII di Jadebotabek (65,3% perempuan, rata-rata
usia 16,76 tahun, SD = 0,62) yang direkrut dengan menggunakan teknik incidental sampling. Data hasil
penelitian dianalisis dengan menggunakan uji regresi bertingkat (hierarchical regression). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa faktor kepribadian, lebih berperan terhadap kebimbangan karier pada siswa SMA Kelas
XII. Faktor kepribadian neuroticism berkorelasi positif dengan kebimbangan karier, sedangan kepribadian
openness to experiences berkorelasi negatif dengan kebimbangan karier. Sementara itu, keyakinan dalam
pengambilan keputusan karier tidak menjadi faktor yang memprediksi kebimbangan karier siswa SMA kelas
XII. Oleh karena itu, intervensi yang dapat diberikan untuk mengatasi masalah kebimbangan karier siswa
adalah dengan mengurangi kecemasan dan ketakutan dalam pengambilan keputusan karier dan mendorong
siswa untuk lebih mencari tahu informasi mengenai karier yang ingin ditekuninya.

Kata kunci: kebimbangan karier; kepribadian; keyakinan dalam pengambilan keputusan karier; siswa SMA

PENDAHULUAN memikirkan salah satu langkah penting


dalam perencanaan kariernya yaitu pemilihan
Siswa SMA kelas XII berada pada masa jurusan. Pemilihan jurusan merupakan hal
transisi dari pendidikan menengah ke penting yang perlu dipertimbangkan remaja
pendidikan tinggi, mereka sudah harus dengan baik karena mementukan jurusan

1
2 Akmal

yang akan ditekuni merupakan perpaduan tidak menyukai bidang studi yang terlanjur
antara keinginan, harapan, dan pandangan dipilih serta tidak bisa mengikutinya, tidak
remaja terkait dengan masa depan (Talib & merasa bahagia, sulit bergaul, bahkan bisa
Tan, 2009). Meskipun sudah menjadi salah drop out.
satu tugas perkembangan yang harus
diselesaikan oleh remaja, ternyata Penelitian mengenai kebimbangan karier
perencanaan karier dan pengambilan sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh
keputusan karier bukanlah hal mudah yang peneliti di negara-negara Barat. Ke-
dapat dilakukan oleh remaja. bimbangan karier berkaitan dengan faktor
individu, seperti usia dan jenis kelamin
Beberapa penelitian memperkirakan bahwa (Creed & Patton, 2001), berkorelasi negatif
50% siswa yang terlibat dalam penelitian dengan berbagai variabel yang terkait dengan
mengenai pengambilan keputusan karier, perkembangan karier, seperti kematangan
menunjukkan bahwa mereka mengalami karier, keyakinan diri, pengetahuan terhadap
masalah kebimbangan karier (Gianakos pekerjaan dan dukungan sosial (Creed dkk.,
dalam Creed, Patton, & Prideaux, 2006). 2006). Selain itu, kebimbangan karier juga
Persoalan kembimbangan karier muncul berkorelasi dengan beberapa variabel
karena banyaknya pilihan jurusan dan interpersonal seperti ketakutan akan
pekerjaan yang tersedia, adanya keberhasilan, penilaian diri yang rendah,
pertimbangan untuk menyesuaikan dengan kurangnya kesadaran diri, kecemasan dan
kebutuhan dan nilai yang dianut individu dan keterampilan sosial yang rendah (Creed dkk.,
adanya pertentangan antara beberapa faktor 2006). Selain faktor-faktor tersebut, faktor
yang menjadi pertimbangan dalam kepribadian juga berperan signifikan dalam
pengambilan keputusan (Creed dkk., 2006). proses pengambilan keputusan karier
individu, terlihat dari banyaknya penelitian
Permasalahan yang serupa terkait terdahulu yang sering mengaitkan variabel
pengambilan keputusan karier juga ditemui kepribadian dengan pengambilan keputusan
di Indonesia. Berdasarkan hasil survei yang karier.
dilakukan oleh Inisiator Semua Murid Semua
Guru (SMSG) yang dimuat dalam media Menurut Lounsbury, Hutchens, dan
massa daring di Indonesia menunjukkan Loveland (2005), terdapat beberapa alasan
bahwa ketika sudah berada di bangku yang menekankan pentingnya mengetahui
perguruan tinggi pun, mahasiswa di peranan kepribadian terhadap kebimbangan
Indonesia masih mengalami permasalahan karier siswa. Pertama, dengan mengetahui
terkait pengambilan keputusan karier. Hasil aspek kepribadian yang paling berperan
survei menunjukkan bahwa 90% mahasiswa dalam pengambilan keputusan karier maka
di Indonesia mengalami kebimbangan karier akan dapat memberikan penjelasan teoritis
saat memilih jurusan kuliah dan 87% tentang proses pengambilan keputusan
mahasiswa merasa salah dalam memilih karier. Kedua, keterkaitan antara kedua
jurusan (Napitupulu, 2018). Oleh karena itu, variabel tersebut dapat membantu praktisi
masalah kebimbangan karier ini menjadi hal dalam mengembangkan dan mengevaluasi
yang penting dibahas karena pengambilan program intervensi yang telah dilakukan.
keputusan karier bisa berdampak jangka Meskipun penelitian mengenai kepribadian
panjang. Penetapan jurusan dapat mengikat dan kebimbangan karier sudah banyak
siswa ke jalur karier tertentu yang dapat dilakukan oleh penelitian sebelumnya di
melibatkan pendidikan dan pelatihan dalam negara-negara Barat, penelitian ini masih
jangka panjang sebelum meraka benar-benar perlu dikembangkan untuk populasi siswa
terjun ke pekerjaannya (Creed dkk., 2006). SMA kelas XII di Indonesia, karena
Kesalahan dalam memilih jurusan di perbedaan budaya diasumsikan menjadi
perguruan tinggi bisa membuat individu

Jurnal Psikologi Vol. 18 No. 1 April 2019, 1-12


Faktor-faktor yang menentukan kebimbangan karier pada siswa SMA kelas XII 3

salah satu faktor yang menyebabkan adanya melakukan penelitian mengenai konstruk ini
perbedaan karakteristik kepribadian individu. pada populasi dewasa muda di Indonesia dan
Salah satu teori yang umum digunakan untuk menambahkan dimensi afirmasi sosial
menjelaskan tentang trait kepribadian adalah sebagai salah satu unsur penting dalam
big five personality. Dalam teori tersebut, pengambilan keputusan karier. Dimensi ini
diyakini bahwa terdapat lima faktor utama membahas tentang keyakinan individu untuk
dalam kepribadian seseorang yang terdiri mendapatkan dukungan dari lingkungan
atas openness to experiences, conscien- sosialnya terkait dengan keputusan karier
tiousness, extraversion, agreeableness, dan yang akan diambil (Arlinkasari dkk., 2016).
neuroticisim. Terkait dengan proses
pengambilan keputusan karier, ditemukan Penelitian yang mengaitkan antara
dua faktor kepribadian yang cukup konsisten kebimbangan karier dengan keyakinan dalam
berkaitan dengan kebimbangan karier yaitu pengambilan keputusan karier juga sudah
neuroticis dan conscientiousness (Martincin umum dilakukan (Creed dkk., 2006). Akan
& Stead, 2015), sementara itu faktor tetapi, masih ditemukan hasil yang belum
kepribadian lainnya cenderung tidak konsisten mengenai keterkaitan antara kedua
menunjukkan adanya hubungan yang variabel tersebut. Penelitian yang dilakukan
signifikan dengan pengambilan keputusan oleh Guay, Senécal, Gauthier, dan Fernet
karier. Individu dengan faktor kepribadian (2003) menunjukkan bahwa keyakinan
neuroticism yang dominan, diperkirakan dalam pengambilan keputusan karier
akan cenderung mengalami kebimbangan merupakan prediktor kuat dalam menentukan
karier karena mereka memiliki kecemasan kebimbangan karier individu. Semakin yakin
yang tinggi, mudah mengalami stres, dan seseorang dengan kemampuannya dalam
cenderung memiliki ide yang kurang realistis mengambil keputusan karier makan akan
(Lounsbury dkk., 2005; Ramdhani, 2012). semakin kecil kemungkinannya mengalami
Sementara itu, individu dengan faktor kebimbangan karier. Sementara itu,
kepribadian conscientiousness yang domi- penelitian yang dilakukan oleh Creed dkk.
nan, cenderung akan lebih yakin dalam (2006) menunjukkan bahwa keyakinan
mengambil keputusan kariernya karena dalam pengambilan keputusan karier bukan
mereka dapat mengetahui keinginannya, merupakan prediktor dari kebimbangan
fokus pada tujuan, bertanggung jawab dan karier individu. Oleh karena itu, penelitian
berorientasi pada prestasi sehingga ini dilakukan kembali untuk melihat
diperkirakan mereka akan lebih terarah bagiamana keterkaitan antara keyakinan
dalam memilih kariernya (Lounsbury dkk., dalam pengambilan keputusan karier dengan
2005; Ramdhani, 2012). kebimbangan karier pada populasi siswa
SMA kelas XII di Indonesia.
Selain faktor kepribadian, faktor personal
lainnya yang juga berkaitan dengan Berdasarkan pemaparan di atas diketahui
kebimbangan karier adalah keyakinan dalam bahwa permasalahan kebimbangan karier
pengambilan keputusan karier. Keyakinan pada siswa SMA kelas XII merupakan salah
dalam pengambilan keputusan karier satu isu penting yang perlu diatasi. Beberapa
menggambarkan penilaian seseorang menge- penelitian di negara Barat menunjukkan
nai kemampuannya dalam menyelesaikan bahwa faktor kepribadian mempengaruhi
tugas-tugas yang terkait dengan proses kebimbangan karier individu, namun belum
pengambilan keputusan karier seperti ditemukan hasil yang konsisten mengenai
penilaian diri, mencari informasi karier, faktor kepribadian yang dominan berperan
membuat perencanaan, menetapkan pilihan, dalam memprediksi kebimbangan karier.
dan menyelesaikan persoalan terkait karier Selain itu, penelitian sebelumnya masih
(Betz & Hackett, 2006; Creed dkk., 2006). menunjukkan hasil yang belum konsisten
Arlinkasari, Rahmatika, dan Akmal (2016) mengenai peran keyakinan dalam

Jurnal Psikologi Vol. 18 No. 1 April 2019, 1-12


4 Akmal

pengambilan keputusan karier terhadap lengkap. Oleh karena itu, data penelitian
kebimbangan karier. Oleh karen itu, yang dapat diolah hanya 259 partisipan,
penelitian ini perlu dilakukan untuk dimana jumlah tersebut masih memadai
meninjau kembali bagaimana peranan kedua untuk dilakukan analisis statistik lebih lanjut.
variabel tersebut terhadap kebimbangan Data demografis partisipan penelitian
karier siswa SMA kelas XII. Hipotesis dari menunjukkan bahwa sebagian besar
penelitian ini adalah karakteristik kepribadi- partisipan adalah siswi (65,3%) dengan rata-
an neuroticism, conscitiousness dan keyakin- rata usia 16,76 tahun (SD = 0,62). Sebanyak
an dalam pengambilan keputusan karier akan 58,3% partisipan bersekolah di Jakarta,
berperan dalam menentukan kebimbangan 18,5% di Bogor, 18,9% di Bekasi, 2,7% di
karier pada siswa SMA kelas XII. Tangerang dan 1,5 % di Depok.

METODE Pengambilan data penelitian ini dilakukan


dengan menggunakan tiga skala, yaitu:
Penelitian ini menggunakan pendekatan a. Career Decision Scale (CDS)
penelitian kuantitatif untuk menguji hipotesis Alat ukur CDS dikembangkan oleh
mengenai keterkaitan antara variabel Osipow dkk. (dalam Dharma, 2017).
kepribadian, keyakinan dalam pengambilan Alat ukur ini dapat memberikan
keputusan karier dan kebimbangan karier gambaran mengenai tingkat
pada siswa SMA kelas XII. Populasi kebimbangan karier seseorang. Alat
penelitian ini adalah siswa SMA kelas XII ukur ini terdiri dari 2 item favorable
yang bersekolah di wilayah Jadebotabek. yang mengukur career decidedness dan
Penelitian ini fokus melihat masalah 16 item favorable yang mengukur
kebimbangan karier pada siswa SMA kelas career indecision. Dalam penelitian ini,
XII karena pengambilan keputusan karier hanya digunakan 16 item yang
terutama pemilihan jurusan dan pekerjaan mengukur kebimbangan karier. Item-
merupakan salah satu permasalahan umum item tersebut akan diberikan skor
bagi siswa. Berdasarkan data dari berdasarkan skala Likert dengan 4
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pilihan, mulai dari 1 = sangat tidak
(2017) diketahui bahwa populasi siswa SMA menggambarkan diri saya, hingga 4 =
kelas XII di Jakarta berjumlah 50.569. sangat menggambarkan diri saya. Salah
Peneliti menggunakan acuan dari tabel Isaac satu item dari alat ukur CDS adalah
dan Michael (dalam Sugiyono, 2010) untuk “Saya tidak dapat membuat keputusan
menentukan jumlah sampel penelitian. karier saat ini karena saya tidak tahu apa
Berdasarkan tabel Isaac dan Michael (dalam saja kemampuan saya”.
Sugiyono, 2010), jumlah sampel yang b. Big Five Inventory (BFI)
dibutuhkan untuk populasi 50.000 dengan Alat ukur BFI yang digunakan
derajat error 5% adalah 346 sampel. merupakan alat ukur kepribadian yang
terdiri atas 44 item dan telah diadaptasi
Partisipan penelitian direkrut dengan oleh Ramdhani (2012).Alat ukur ini
menggunakan teknik incidental sampling. digunakan untuk mengetahui kecen-
Pengumpulan data dilakukan dengan derungan karakteristik kepribadian
pemberian kuesioner online dan kuesioner partisipan yang terdiri atas dimensi
cetak yang disebarkan kepada siswa di kelas. openness to experiences, conscien-
Secara keseluruhan terdapat 353 data tiousness, extraversion, agreeableness,
penelitian yang diperoleh, 221 data dari dan neuroticism. Contoh item “menger-
pengadministrasian kuesiner cetak dan 132 jakan pekerjaan hingga tuntas”.
kuesioner online. Akan tetapi, tidak seluruh Partisipan diminta untuk merespon
data dapat digunakan dalam penelitian ini pernyataan dalam 7-poin skala Likert (1
karena banyak item yang tidak diisi secara

Jurnal Psikologi Vol. 18 No. 1 April 2019, 1-12


Faktor-faktor yang menentukan kebimbangan karier pada siswa SMA kelas XII 5

= sangat tidak setuju sampai dengan 7 = masing faktor terhadap kebimbangan karier
sangat setuju). pada siswa SMA kelas XII. Selain itu,
c. Career Decision Making Self Efficacy- penelitian ini juga ingin mengetahui apakah
Social Affirmation (CDMSE-Saf) dengan adanya penambahan variabel
Alat ukur Career Decision Making Self keyakinan dalam pengambilan keputusan
Efficacy-Social Affirmation (CDMSE karier dapat lebih menjelaskan peranan
Saf) yang sudah dikembangkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi ke-
(Arlinkasari dkk., 2016) untuk populasi bimbangan karier pada siswa SMA kelas XII
dewasa muda Indonesia, berdsarkan alat (Kim, 2016). Pemilihan uji hipotesa tersebut
ukur dari Betz dan Klein (dalam berdasarkan pada hasil penelitian
Arlinkasari dkk., 2016). Alat ukur ini sebelumnya menunjukkan bahwa faktor
terdiri atas 23 item yang mewakili 6 kepribadian sudah cukup konsisten dalam
dimensi (accurate self-appraisal, ga- memprediksi kebimbangan karier, sementara
thering occupational information, goal peranan keyakinan dalam pengambilan
selection, making plans for the future, keputusan karier terhadap kebimbangan
problem solving, dan social affirmation). karier masih menunjukkan hasil yang tidak
Validitas alat ukur diuji dengan analisis konsisten.
faktor yang menunjukkan nilai KMO =
0,862 (p < 0,001). Seluruh item meru- HASIL DAN PEMBAHASAN
pakan item favorable dengan respon
jawaban dari sangat tidak setuju hingga Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa faktor
sangat setuju (1 – 4 skala Likert). kepribadian neuroticism berkorelasi positif
Contoh item yang termasuk dalam alat dengan kebimbangan karier. Sementara itu,
ukur CDMSE-Saf adalah “Memilih faktor kepribadian openness to experience
bidang karier yang sesuai dengan gaya dan conscientiousness serta keyakinan dalam
hidup yang saya inginkan”. pengambilan keputusan karier berkorelasi
negatif dengan kebimbangan karier. Faktor
Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan kepribadian agreeableness dan extraversion
menggunakan analisa statistik uji regresi tidak berkorelasi dengan kebimbangan
bertingkat (hierarchical regression) untuk karier. Hasil uji korelasi dapat dilihat pada
mengetahui besarnya peranan masing- Tabel 1.

Tabel 1.
Koefisien Alpha Cronbach, Mean, Standar Deviasi dan Korelasi Antar Variabel, N = 259
Dimensi dan Variabel α Mean SD 1 2 3 4 5 6 7
Career Indecision (1) 0,839 41,83 6,73 -
Openness to experience (2) 0,815 38,27 6,28 -0,225* -
Conscientiousness (3) 0,748 32,84 5,55 -0,139* 0,403* -
Extraversion (4) 0,832 30,52 7,72 -0,043 0,258* 0,312* -
Agreeableness (5) 0,627 31,10 4,89 -0,090 0,198* 0,358* 0,211* -
Neuroticism (6) 0,715 29,25 5,22 0,167* -0,165* -0,045 -0,206* -0,065 -
Career Decision Making 0,847 73,29 8,68 -0,178* 0,306* 0,318* 0,221* 0,202* -0,146* -
Self-Efficacy (7)
Keterangan: *p < 0,05

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pada model 1 variabel kepribadian berperan
peranan faktor kepribadian dan keyakinan sebesar 7,5% (ΔR2=0,075; FΔR2=4,088;
dalam pengambilan keputusan karier p=0,01 terhadap kebimbangan karier siswa
terhadap kebimbangan karier siswa SMA SMA kelas XII. Hasil ini menunjukkan
kelas XII. Berdasarkan hasil uji regresi bahwa faktor kepribadian berperan kecil
bertingkat (lihat Tabel 2), diketahui bahwa terhadap kebimbangan karier siswa.

Jurnal Psikologi Vol. 18 No. 1 April 2019, 1-12


6 Akmal

Meskipun demikian, di antara faktor cenderung terbuka terhadap hal baru,


kepribadian diketahui bahwa hanya openness membantu siswa dalam mengurangi ke-
to experience (β = -0,197; p = 0,007) dan bimbangan karier yang dihadapi. Sementara
neuroticism (β = 0,186; p = 0,022) yang itu, siswa yang memiliki karakteristik neuro-
berperan signifikan terhadap kebimbangan ticism yang tinggi cenderung akan
karier. Hasil ini menunjukkan bahwa mengalami kebimbangan karier.
karakteristik kepribadian individu yang

Tabel 2.
Hasil Uji Regresi Bertingkat
Model 1 Model 2
Variabel
Β P β p
Openness to experience -0,197* 0,007 -0,177* 0,017
Conscientiousness -0,079 0,359 -0,055 0,527
Extraversion 0,054 0,351 0,061 0,288
Agreeableness -0,046 0,605 -0,036 0,692
Neuroticism 0,186* 0,022 0,174* 0,031
Career Decision Making Self-Efficacy -0,081 0,115
R2 0,075 0,084
ΔR2 0,075 0,009
FΔR2 4,088 2,502

Hasil penelitian Page, Bruch, dan Haase Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa
(2008) menunjukkan bahwa empat faktor faktor kerpibadian neuroticism berperan
kepribadian yaitu neuroticism, extraversion, dalam memprediksi kebimbangan karier
openness, dan conscientiousness berperan pada siswa SMA kelas XII. Hasil
terhadap kebimbangan karier, dengan metaanalisis yang dilakukan oleh Martincin
peranan paling besar disebabkan oleh faktor dan Stead (2015) menunjukkan bahwa faktor
kepribadian neuroticism. Penelitian lainnya kepribadian neuroticism paling berperan
yang dilakukan oleh Utami, Grasiaswaty, terhadap kesulitan invidividu dalam
dan Akmal (2018) menemukan bahwa hanya pengambilan keputusan karier. Individu
dimensi conscientiousness berkorelasi ne- dengan kecenderungan neuroticism tinggi
gatif dengan kebimbangan karier dan digambarkan sebagai seorang yang penuh
neuroticism berkorelasi positif dengan kecemasan, memiliki emosi yang tidak
kebimbangan karier. Sementara itu, stabil, depresif dan kurang dapat mengontrol
Lounsbury dkk. (2005) menunjukkan bahwa dorongan-dorongan yang ada dalam dirinya
karakteristik kepribadian agreeableness dan (Ramdhani, 2012). Karakteristik tersebut
conscientiousness berkaitan positif dengan dapat mempengaruhi kemampuan seseorang
kemampuan seseorang dalam pengambilan dalam mengambil keputusan dalam
keputusan karier, sedangkan karakteristik kehidupan sehari-hari, tidak hanya spesifik
kepribadian neuroticism menyebabkan pada pengambilan keputusan karier (Kelly &
seseorang sulit dalam mengambil keputusan Pulver, 2003). Adanya kecenderungan untuk
karier. Beberapa hasil penelitian tersebut selalu merasa cemas dan mudah mengalami
cukup konsisten menunjukkan bahwa stres menyebabkan seseorang dengan
karakteristik kepribadian neuroticism ber- karakteristik kepribadian neurotic kurang
peran dalam meningkatkan kebimbangan yakin dengan kemampuannya dalam
karier individu. mengambil keputusan (Page dkk., 2008).

Jurnal Psikologi Vol. 18 No. 1 April 2019, 1-12


Faktor-faktor yang menentukan kebimbangan karier pada siswa SMA kelas XII 7

Selain itu, adanya ketakutan untuk kemampuan seseorang dalam mengambil


melakukan kesalahan dan menerima umpan keputusan karier. Individu dengan
balik negatif dari orang lain juga karakteristik openness cenderung memiliki
menyebabkan individu yang memiliki minat yang beragam dan membutuhkan
karakteristik kepribadian neurotic sulit waktu lebih lama dalam mengambil
dalam mengambil keputusan karier (Page keputusan (Martincin & Stead, 2015). Akan
dkk., 2008). Pada siswa SMA kelas XII, tetapi, individu dengan karakteristik
pengambilan keputusan karier terutama kepribadian openness juga merasakan
pemilihan jurusan merupakan salah satu kepuasan tersendiri ketika mencari tau
tugas perkembangan yang perlu mereka banyak hal yang sesuai dengan minatnya
persiapkan dengan baik. Kesalahan dalam (Page dkk., 2008) sehingga mereka semakin
pemilihan jurusan mungkin akan berdampak yakin dengan jurusan yang akan diambil.
jangka panjang terhadap masa depan mereka. Oleh karena itu, peranan negatif faktor
Oleh karena itu, merupakan hal yang wajar kepribadian openness terhadap kebimbangan
jika semakin siswa SMA kelas XII merasa karier pada siswa SMA kelas XII mungkin
cemas dan takut dalam mengambil keputusan saja dipengaruhi oleh minat siswa.
maka akan semakin tinggi kebimbangan Umumnya, siswa SMA kelas XII sudah
karier yang dirasakan. memiliki minat yang lebih terarah sesuai
dengan jurusan mereka di SMA. Penelitian
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ini tidak melakukan pengukuran terhadap
faktor kepribadian openness to experience variabel minat sehingga tidak dapat
juga berperan dalam memprediksi menurun- membuktikan asumsi tersebut. Hal ini dapat
kan kebimbangan karier pada siswa. Hasil dipertimbangkan untuk pengembangan
ini sejalan dengan penelitian Page dkk. penelitian selanjutnya.
(2008) yang menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif antara karakteristik Variabel-variabel prediktor pada model 2
kepribadian openness dengan keyakinan memiliki peranan sebesar 8,4% terhadap
pengambilan keputusan karier. Individu yang kebimbang karier pada siswa SMA kelas
dominan pada dimensi openness to XII, dengan peningkatan sebesar 0,9% dari
experience menunjukkan karakteristik model 1 (ΔR2=0,009; FΔR2=2,502; p=0,115).
terbuka terhadap informasi baru yang ada di Hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor
lingkungan dan memiliki rasa ingin tahu yang sudah diuji dalam penelitian ini
yang besar (Ramdhani, 2012). Karakteristik berperan signifikan dalam menentukan
kepribadian tersebut akan membantu kebimbangan karier siswa. Akan tetapi,
seseorang dalam mencari informasi terkait adanya penambahan variabel keyakinan
dengan pilihan karier yang diminati, dalam pengambilan keputusan karier tidak
sehingga dapat menurunkan kebimbangan berperan terhadap kebimbangan karier siswa.
saat mengambil keputusan karier. Tidak
hanya membantu dalam proses pengambilan Sementara itu, jika dianalisa tanpa
keputusan karier, keterbukaan terhadap melibatkan variabel kepribadian hasil
informasi dan pengalaman baru juga dapat penelitian menunjukkan bahwa semakin
membantu individu dalam menyesuaikan diri tinggi keyakinan siswa dalam pengambilan
ketika sudah menjalani pilihan kariernya kaputusan karier, maka akan semakin rendah
kelak (Jiang, 2016; Li dkk., 2015; Rudolph, kebimbangan karier yang dialami (r=-0,178;
Lavigne, & Zacher, 2017) p=0,02). Penelitian yang telah dilakukan oleh
Dharma (2017) pada populasi mahasiswa
Hasil metaanalisis yang dilakukan oleh tingkat akhir juga menunjukkan adanya
Martincin dan Stead (2015) menunjukkan hubungan negaif antara kedua variabel.
bahwa faktor kepribadian openness dan Meskipun menunjukkan korelasi yang
extraversion paling tidak berkaitan dengan signifikan, namun keyakinan dalam

Jurnal Psikologi Vol. 18 No. 1 April 2019, 1-12


8 Akmal

pengambilan keputusan karier tersebut bukan dukungan dari lingkungan masih dibutuhkan
menjadi salah satu prediktor dalam untuk dapat meningkatkan keyakinan
mempengaruhi kebimbangan karier siswa. mahasiswa dalam mengambil keputusan
karier (Baig, 2012). Dukungan sosial dan self
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil esteem juga menunjang kemampuan individu
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh dalam menyesuaikan diri dengan tugas
Guay dkk. (2003) yang menunjukkan bahwa perkembangan karier (Ataç, Dirik, & Tetik,
keyakinan dalam pengambilan keputusan 2018). Oleh karena itu, penelitian
karier merupakan prediktor kuat terhadap selanjutnya juga dapat dikembangkan dengan
kebimbangan karier pada siswa. Akan tetapi, melibatkan peranan faktor eksternal dari
hasil penelitian ini sejalan dengan hasil individu terhadap kebimbangan karier.
penelitian Creed dkk. (2006) yang
menunjukkan bahwa perubahan pada Pengambilan keputusan karier dan
keyakinan dalam pengambilan keputusan kebimbangan karier menjadi hal yang
karier tidak menyebabkan perubahan pada penting untuk dipelajari pada individu yang
kebimbangan karier pada siswa SMA. Hal berada pada masa transisi, seperti siswa
ini diperkirakan bahwa keyakinan dalam SMA tingkat akhir dan mahasiswa baru
pengambilan keputusan karier tidak dapat (transisi pendidikan dari sekolah menengah
secara langsung memprediksi kebimbangan ke perguruan tinggi) ataupun mahasiswa
karier siswa, namun hubungan antara kedua tingkat akhir dan lulusan sarjana (transisi
variabel tersebut perlu dimediasi oleh dari dunia pendidikan ke dunia kerja).
variabel lain (Creed dkk., 2006). Dalam Perkembangan teori karier saat ini tidak lagi
pembahasannya, Creed dkk. (2006) menekankan pada penyelesaian tugas yang
menyarankan untuk melibatkan variabel- sesuai dengan tahapan karier individu, akan
variabel lain yang termasuk dalam Social tetapi fokus pada kemampuan individu
Cognitive Career Theory (SCCT) seperti dalam menyesuiakan diri dalam setiap proses
outcome expectation dan goal orientation. karier mereka yang dikenal dengan istilah
adaptabilitas karier (Johnston, 2016;
Dalam konteks budaya Indonesia, peranan Rudolph dkk, 2017).
variabel keyakinan dalam pengambilan
keputusan karier terhadap kebimbangan Adaptabilitas karier merupakan pengem-
karier diperkirakan dapat dipengaruhi oleh bangan dari Career Construction Theory
faktor eksternal seperti dukungan dari yang dikemukakan oleh Savickas. Konstruk
lingkungan sekitar. Dalam kerangka teori ini semakin berkembang setelah beberapa
SCCT, faktor eksternal tersebut termasuk peneliti melakukan adaptasi dari alat ukur
dalam variabel dukungan dan hambatan Career Adapt Ability Scale (CAAS) di
kontekstual. Penelitian yang telah dilakukan berbagai negara di dunia pada tahun 2012
oleh Pratiwi dan Akmal (2018) menunjukkan (Rudolph dkk., 2017). Di Indonesia, upaya
bahwa dukungan kontekstual berperan pengembangan telah dilakukan oleh
signifikan terhadap penurunan kebimbangan Sulistiani, Suminar, & Hendriani (2018).
karier pada mahasiswa tingkat akhir. Sementara itu, Ambiel, Carvalho, Martins, &
Keyakinan siswa kelas XII dalam Tofoli (2016) melakukan validasi alat ukur
pengambilan keputusan karier akan dapat CAAS pada populasi pekerja dan siswa di
menurunkan kebimbangan karier yang Brazil. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
dialami oleh siswa, terutama jika diketahui bahwa CAAS valid untuk
mendapatkan dukungan dari lingkungan digunakan pada kedua populasi tersebut
sekitarnya seperti dari teman, orang tua, (Ambiel dkk., 2016). Işık dkk., (2018) juga
ataupun instansi pendidikan. Penelitian lain melakukan validasi alat ukur CAAS pada
menunjukkan bahwa meskipun sudah tiga kelompok usia berbeda (siswa,
mendapatkan pelatihan perencanaan karier, mahasiswa dan pekerja) yang juga

Jurnal Psikologi Vol. 18 No. 1 April 2019, 1-12


Faktor-faktor yang menentukan kebimbangan karier pada siswa SMA kelas XII 9

menunjukkan bahwa alat ukur tersebut valid lakukan lebih dari satu kali pengukuran)
dan reliabel untuk mengukur adaptabilitas seperti yang telah dilakukan oleh Rogers dan
karier semua kelompok usia. Oleh karena itu, Creed (2011) pada populasi siswa SMA
adaptabilitas karier dapat diteliti pada kelas XII dengan jeda pengambilan data
pekerja maupun pelajar. minimal 6 bulan dan Praskova, Hood, dan
Creed (2014) yang melakukan dua kali
Penelitian mengenai adaptabilitas karier pada pengambilan data dengan jeda 6 bulan pada
siswa SMA kelas XII mulai banyak populasi dewasa muda.
dilakukan (Sulistiani & Handoyo, 2018).
Beberapa contoh penelitian yang pernah SIMPULAN
dilakukan mengenai adaptabilitas karier pada
siswa seperti: hubungan aspirasi karier dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
adaptabiltias karier (Hirschi, 2010), peran karakteristik kepribadian neuroticism
dukungan sosial terhadap kemampuan berperan positif dalam memprediksi ke-
beradaptasi pada siswa SMA yang langsung bimbangan karier pada siswa SMA kelas
memasuki dunia kerja (Han & Rojewski, XII, sedangkan faktor kepribadian openness
2015), peran persepsi terhadap hambatan to experience berperan dalam memprediksi
yang dialami terhadap adaptabilitas karier penurunan kebimbangan karier siswa SMA
(Urbanaviciute, Pociute, Kairys, & kelas XII. Sementara itu, faktor kepribadian
Liniauskaite, 2016), kebermaknaan hidup lainnya seperti conscientiousness, agreeable-
dan adaptabilitas karier pada siswa SMA ness, extraversion dan keyakinan siswa
(Yuen & Yau, 2015). Duffy, Douglass, & dalam pengambilan keputusan karier tidak
Autin (2015) melakukan penelitian mengenai berperan dalam memprediksi kebimbangan
adaptabilitas karier dan kepuasan akademik karier siswa. Oleh karena itu, intervensi yang
dengan keyakinan dalam pengambilan dapat diberikan untuk mengatasi masalah
keputusan karier sebagai variabel moderator. kebimbangan karier siswa adalah dengan
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa mengurangi kecemasan dan ketakutan dalam
adaptabilitas karier merupakan prediktor pengambilan keputusan karier dan men-
penting dalam meningkatkan keyakinan dorong siswa untuk lebih mencari tau
dalam pengambilan keputusan karier dan informasi mengenai karier yang ingin
kepuasan akademik siswa ditekuninnya.

Penelitian terdahulu mengenai adaptabilitas Penelitian selanjutnya yang ingin


karier umumnya dilakukan pada siswa SMA mengetahui peranan faktor kebribadian
secara umum, baik yang mengalami ke- terhadap kebimbangan karier dapat meli-
bimbangan karier maupun mereka yang batkan variabel minat dan kesesuaian minat
sudah yakin dengan keputusan kariernya. siswa. Penelitian yang ingin mengetahui
Pengembangan penelitian berikutnya men- peranan keyakinan dalam pengambilan
jadi menarik jika dilakukan untuk menge- keputusan karier terhadap kebimbangan
tahui adaptabilitas karier pada siswa yang karier siswa dapat melakukan pengembangan
mengalami kebimbangan karier, serta penelitian dengan melibatkan variabel lain
mengaitkannya dengan variabel lain yang seperti outcome expectation, goal orienta-
menjadi indikator keberhasilan adaptabilitas tion, dan contextual factor yang ada dalam
karier, seperti kepuasan akademik, prestasi social cognitive career theory. Selain itu,
akademik, dan sebagainya pada populasi pengembangan penelitian juga dapat
siswa yang mengalami kebimbangan karier. dilakukan dengan melihat adaptabilitas karier
Agar mendapatkan gambaran mengenai pada populasi siswa yang mengalami
proses perubahan tersebut, pengembangan kebimbangan karier dan menggunakan lebih
penelitian berikutnya dapat dilakukan dengan dari satu kali pengukuran untuk mengetahui
menggunakan metode longitudinal (me-

Jurnal Psikologi Vol. 18 No. 1 April 2019, 1-12


10 Akmal

proses perubahan kebimbangan karier yang Journal of Career Assessment, 14(1), 3–


dialami. 11.
https://doi.org/10.1177/1069072705281
UCAPAN TERIMA KASIH 347

Terima kasih kepada Yayasan YARSI yang Creed, P. A., & Patton, W. (2001).
sudah mendanai penelitian ini melalui Hibah Developmental Issues of Career
Penelitian Internal YARSI tahun anggaran Maturity and Decision Status. The
2017/2018. Career Development Quarterly,
49(June), 336–351.
DAFTAR PUSTAKA
Creed, P., Patton, W., & Prideaux, L. A.
Ambiel, R. A. M., Carvalho, L. de F., (2006). Causal relationship between
Martins, G. H., & Tofoli, L. (2016). career indecision and career decision-
Comparing the adaptabilities of making self-efficacy: A longitudinal
Brazilian adolescent students and adult cross-lagged analysis. Journal of
workers. Journal of Vocational Career Development, 33(1), 47–65.
Behavior, 94, 20–27. https://doi.org/10.1177/0894845306289
https://doi.org/10.1016/j.jvb.2016.02.00 535
5
Dharma, G. (2017). Hubungan Antara
Arlinkasari, F., Rahmatika, R., & Akmal, S. Keyakinan Dalam Pengambilan
Z. (2016). The Development of Career Keputusan Karier dengan Kebimbangan
Decision Making Self-Efficacy Scale ( Karier pada Mahasiswa Tingkat Akhir
Indonesia Version ). In International serta Tinjauannya Menurut Islam.
Symposium on Business and Social Skripsi Universitas YARSI.
Science, Jeju Island, South Korea (pp.
148–158). Retrieved from Duffy, R. D., Douglass, R. P., & Autin, K. L.
https://www.researchgate.net/publicatio (2015). Career adaptability and
n/320755521_The_Development_of_Ca academic satisfaction: Examining work
reer_Decision_Making_Self- volition and self efficacy as mediators.
Efficacy_Scale_Indonesia_Version Journal of Vocational Behavior, 90, 46–
54.
Ataç, L. O., Dirik, D., & Tetik, H. T. (2018). https://doi.org/10.1016/j.jvb.2015.07.00
Predicting career adaptability through 7
self-esteem and social support: A
research on young adults. International Guay, F., Senécal, C., Gauthier, L., & Fernet,
Journal for Educational and Vocational C. (2003). Predicting career indecision:
Guidance, 18(1), 45–61. A self-determination theory perspective.
https://doi.org/10.1007/s10775-017- Journal of Counseling Psychology,
9346-1 50(2), 165–177.
https://doi.org/10.1037/0022-
Baig, S. T. (2012). The Effects of a Career 0167.50.2.165
Development Course on Career and
College Major Decision-Making in Han, H., & Rojewski, J. W. (2015). Gender-
College Students. The University of Specific Models of Work-Bound
Montana. Korean Adolescents’ Social Supports
and Career Adaptability on Subsequent
Betz, N. E., & Hackett, G. (2006). Career Job Satisfaction. Journal of Career
self-efficacy theory: Back to the future. Development, 42(2), 149–164.

Jurnal Psikologi Vol. 18 No. 1 April 2019, 1-12


Faktor-faktor yang menentukan kebimbangan karier pada siswa SMA kelas XII 11

https://doi.org/10.1177/0894845314545
786 Kim, B. (2016). Hierarchical Linear
Regression. Retrieved December 19,
Hirschi, A. (2010). Swiss Adolescents’ 2018, from
Career Aspirations: Influence of https://data.library.virginia.edu/hierarch
Context, Age, and Career Adaptability. ical-linear-regression/
Journal of Career Development, 36(3),
228–245. Li, Y., Guan, Y., Wang, F., Zhou, X., Guo,
https://doi.org/10.1177/0894845309345 K., Jiang, P., Fang, Z. (2015). Big-five
844 personality and BIS/BAS traits as
predictors of career exploration: The
Işık, E., Yeğin, F., Koyuncu, S., Eser, A., mediation role of career adaptability.
Çömlekciler, F., & Yıldırım, K. (2018). Journal of Vocational Behavior, 89, 39–
Validation of the Career Adapt-Abilities 45.
Scale–Short Form across different age https://doi.org/10.1016/j.jvb.2015.04.00
groups in the Turkish context. 6
International Journal for Educational
and Vocational Guidance, 18(3), 297– Lounsbury, J. W., Hutchens, T., & Loveland,
314. https://doi.org/10.1007/s10775- J. M. (2005). An investigation of big
018-9362-9 five personality traits and career
decidedness among early and middle
Jiang, Z. (2016). Proactive personality and adolescents. Journal of Career
career adaptability: The role of thriving Assessment, 13(1), 25–39.
at work. Journal of Vocational https://doi.org/10.1177/1069072704270
Behavior. 272
https://doi.org/10.1016/j.jvb.2016.10.00
3 Martincin, K. M., & Stead, G. B. (2015).
Five-Factor Model and Difficulties in
Johnston, C. S. (2016). A Systematic Review Career Decision Making: A Meta-
of the Career Adaptability Literature Analysis. Journal of Career
and Future Outlook. Journal of Career Assessment, 23(1), 3–19.
Assessment, 26(1), 3–30. https://doi.org/10.1177/1069072714523
https://doi.org/10.1177/1069072716679 081
921
Napitupulu, E. L. (2018, April 27). Kualitas
Kelly, K. R., & Pulver, C. A. (2003). Pendidikan Rendah. Kompas. Retrieved
Refining measurement of career from
indecision types: A validity study. https://kompas.id/baca/utama/2018/04/2
Journal of Counseling and 7/kualitas-pendidikan-rendah/
Development : JCD, 81(4), 445–454.
https://doi.org/10.1002/j.1556- Page, J., Bruch, M. A., & Haase, R. F.
6678.2003.tb00271.x (2008). Role of perfectionism and Five-
Factor model traits in career indecision.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Personality and Individual Differences,
(2017). Statistik Sekolah Menengah 45(8), 811–815.
Atas (SMA) 2016/2017. Jakarta. https://doi.org/10.1016/j.paid.2008.08.0
Retrieved from 13
http://publikasi.data.kemdikbud.go.id/u
ploadDir/isi_C4BEF388-2A03-4B74- Praskova, A., Hood, M., & Creed, P. A.
9C02-E976CE8177D6_.pdf (2014). Testing a calling model of

Jurnal Psikologi Vol. 18 No. 1 April 2019, 1-12


12 Akmal

psychological career success in 17.2018.32


Australian young adults: A longitudinal
study. Journal of Vocational Behavior, Sulistiani, W., Suminar, D. R., & Hendriani,
85(1), 125–135. W. (2018). The Career Adapt-Abilities
https://doi.org/10.1016/j.jvb.2014.04.00 Scale- Indonesian Form : Psychometic.
4 In The 4th International Conference on
Education (Vol. 4, pp. 1–9).
Pratiwi, D. I., & Akmal, S. Z. (2018). Peran https://doi.org/10.17501/24246700.2018
contextual support dan barrier terhadap .4201
career indecision pada mahasiswa
tingkat akhir. Jurnal Ilmiah Psikologi Talib, M. A., & Tan, K. A. (2009).
Terapan, 06(02), 194–206. Predictors of career indecision among
malaysian undergraduate students.
Ramdhani, N. (2012). Adaptasi Bahasa dan European Journal of Social Sciences,
Budaya Inventori Big Five. Jurnal 8(2), 215–224. Retrieved from
Psikologi, 39(2), 189–207. http://psasir.upm.edu.my/7024/1/ejss_8
_2_02.pdf
Rogers, M. E., & Creed, P. A. (2011). A
longitudinal examination of adolescent Urbanaviciute, I., Pociute, B., Kairys, A., &
career planning and exploration using a Liniauskaite, A. (2016). Perceived
social cognitive career theory career barriers and vocational outcomes
framework. Journal of Adolescence, among university undergraduates:
34(1), 163–172. Exploring mediation and moderation
https://doi.org/10.1016/j.adolescence.20 effects. Journal of Vocational Behavior,
09.12.010 92, 12–21.
https://doi.org/10.1016/j.jvb.2015.11.00
Rudolph, C. W., Lavigne, K. N., & Zacher, 1
H. (2017). Career adaptability: A meta-
analysis of relationships with measures Utami, S. A., Grasiaswaty, N., & Akmal, S.
of adaptivity, adapting responses, and Z. (2018). Hubungan Tipe Kepribadian
adaptation results ☆. Berdasarkan Big Five Theory
https://doi.org/10.1016/j.jvb.2016.09.00 Personality dengan Kebimbangan
2 Karier pada Siswa SMA. Psikogenesis,
6(2), 11–18.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian https://doi.org/10.24854/jps.v6i1.629
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta. Yuen, M., & Yau, J. (2015). Relation of
career adaptability to meaning in life
Sulistiani, W., & Handoyo, S. (2018). Career and connectedness among adolescents
Adaptability: The Influence of in Hong Kong. Journal of Vocational
Readiness and Adaptation Success in Behavior, 91, 147–156.
the Education Context: a Literature https://doi.org/10.1016/j.jvb.2015.10.00
Review. https://doi.org/10.2991/acpch- 3

Jurnal Psikologi Vol. 18 No. 1 April 2019, 1-12

You might also like