You are on page 1of 11

eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.

1 (2012)

Komunitas Punk di Kota Bandung dalam Memaknai Gaya Hidup


Harid Hasnadi1,Atwar Bajari2,Teddy K Wirakusumah3
Jurusan Ilmu Managemen Komunikasi Fakultas Ilmu komunikasi
Universitas Padjajaran
Corresponding Author : citinine_hepez@yahoo.com

ABSTRACT

Harid Hasnadi, NPM 210111060700, Extension Fikom Unpad majoring in Communication Management.
Does Research with tittle “Bandung’s Punk Community In Commemorating Life Style” . As main
counsellor of Atwar Bajari, Drs., M.S.i and associate counsellor Teddy K Wirakusumah, Drs., M.I.kom. \
Reasoning of this research is behavior of communications interpersonal consisted of behavior of verbal
and non verbal from Punk community having various uniquely and difference from public in general. In
this research there is various constructions experience from member of community Punk about the
behavior . Intention of this research is to know how construction experience is to to know how
experience from member of Punk community about behavior of communications in communications
context verbal, non verbal and presentations of style communicates.Method applied in this research is
phenomenology study. Instrumement applied in this research is in-depth interview technique to subject
and does partisipative observation in various place of communicaties Punk Gathers in Bandung . Result
gotten indicates that personality has uniquely and difference from public in general. Besides article which
is shows identity and attribute related to Punk community in Bandung. In behavior of communications
non verbal , Punk community has various means to show their identity and languages non verbal also has
certain understanding for they. While presentations of style communication as a whole equal to public in
general despite of some different in terms and way of submission.

Kata Kunci : Komunitas ,Gaya Hidup

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia hidup sebagai makhluk sosial, dimana setiap orang berhak untuk menentukan dengan
siapa saja mereka bergaul dan berteman. Di lingkungan seseorang misalnya, ada banyak sekali komunitas
(perkumpulan) dengan bermacam-macam karakteristik. Misalnya, ada komunitas pencinta sepeda antik,
komunitas pencinta hewan, komunitas pencinta musik, dan komunitas pencinta artis yang mereka
idolakan. Dalam hal ini, terkadang manusia memilih komunitas tersebut sesuai dengan kemauan dan
kenyamanan seseorang tersebut bergaul di dalamnya.

1
Penulis
2
Pembimbing Utama
3
Pembimbing Pendamping

Harid Hasnadi - Komunitas Punk di Kota Bandung dalam Memaknai Gaya Hidup
Program Studi Ilmu Komunikasi Page 1 of 11
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

Seseorang tidak bisa melarang atau menyuruh seseorang untuk menyukai sesuatu, atau bergaul di
komunitas tertentu. Dengan banyaknya komunitas yang ada di lingkungan seseorang, muncul
kepenasaran seseorang tentang komunitas itu sendiri. Sebagai contohnya adalah komunitas punk, salah
satu komunitas yang sampai saat ini masih dipandang negatif dan menjadi sebuah ideology yang
disalahpahami di lingkungannya.
Apa yang terlintas pertama kali ketika melihat sosok anak punk atau punkers ? aneh, ngeri,
mengganggu pemandangan, makhluk luar angkasa, anak salah gaul, pemakai narkoba, tidak bermoral,
sampah masyarakat, biang keonaran, dan lain sebagainya. Macam-macam pemaknaan negatif sering
dicapkan kepada para punker. Di sisi lain, persepsi tentang menjadi punk itu sendiri juga disalahpahami
oleh sebagian generasi muda yang mengaku sebagai punker. Pokoknya, kalau sudah berpakaian ala punk,
bersepatu boot, ditindik, di tattoo, mereka sudah menjadi punker. Sebagian remaja mengartikan punk
sebagai hidup bebas tanpa aturan. Pemahaman yang salah dan setengah-setengah itu mengakibatkan
banyak dari mereka melakukan tindakan yang meresahkan masyarakat. Salah satu contoh kecilnya
mabuk-mabukan di muka umum secara bergerombol atau meminta uang secara paksa kepada masyarakat.
Kemudian, masyarakat yang awam mengenai punk menarik kesimpulan bahwa punk adalah
segerombolan remaja yang berperilaku negatif. Didukung ingar bingar musik punk dan lirik yang berisi
kecaman perlawanan semakin menyempurnakan miringnya persepsi masyarakat tentang punk. Bahkan,
ada juga yang menganggap punk hanya sekedar aliran musik keras belaka. Padahal, itu bukanlah
cerminan dari punk sebenarnya. Dengan kata lain, mereka (baca : sebagian masyarakat dan yang
mengaku-ngaku dirinya punker) hanya melihat dari kulit luarnya saja.
Meski punk pada hari ini lebih dikenal dari sisi fashion dan musik, sejatinya punk bukanlah
sekedar musik dan fashion. Punk butuh empat puluh tahun yang lalu sehingga dapat dikenal di dunia.
Bermula dari suatu generasi di Amerika dan Inggris yang memiliki persamaan terhadap jenis aliran musik
punk, sifat perlawanan, tidak puas hati, marah, dan benci pada sesuatu yang tidak pada tempatnya (sosial,
ekonomi, politik, budaya, bahkan agama) terutama terhadap tindakan yang menindas. Para punker
mewujudkan rasa itu ke dalam musik dan pakaian. Sederhananya, punk menyampaikan kritikan. Mereka
hidup bebas dan tetap bertanggung jawab pada setiap pemikiran dan tindakannya. Oleh sebab itu, mereka
menciptakan perlawanan yang hebat dengan realisasi musik, gaya hidup, komunitas, dan kebudayaan
sendiri.
Dandanan punk yang lusuh, kacau, dan jauh dari kesan mapan pun melengkapi perwujudan dari
protes mereka akan situasi dan kondisi yang terjadi. Akan tetapi, karena itu pulalah, tidak sedikit dari
mereka yang tadinya tidak mapan secara materi begitu mendapatkan kemapanan, justru merusak diri
sendiri. Lingkungan baru di sekitar mereka telah mengubah mereka menjadi pribadi yang labil. Mereka

Harid Hasnadi - Komunitas Punk di Kota Bandung dalam Memaknai Gaya Hidup
Program Studi Ilmu Komunikasi Page 2 of 11
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

terperosok ke dalam pergaulan yang tidak sehat, terjerat narkoba, dan perilaku negatif lain sehingga
kemudian mengenyampingkan tujuan semula. Mungkin, dari sinilah awal munculnya pandangan negatif
masyarakat terhadap punk. Ibarat nila setitik, rusak susu sebelanga.
Bagaimanapun, setiap perjalanan atau kejadian selalu ada hikmah yang dapat kita petik. Berkaitan
dengan punk, subkultur ini lahir dari ketidakberdayaan. Punk menunjukkan kekuatan justru dengan
bantuan kekuatan dominan yang jadi lawannya, yakni kaum kapitalis. Gaung punk bisa terdengar hingga
ke seluruh dunia justru karena sokongan kaum kapitalis yang menganggap punk sebagai sebuah komoditi
yang menguntungkan. Sementara dalam mencapai tujuannya tersebut, punker adalah seorang atau
sekelompok orang yang gigih dan kreatif.
Seandainya masyarakat dan gerenasi muda mau menilik ideology awal yang diusung punk, maka
mereka akan sadar bahwa telah terjadi kesalahan persepsi dan realisasi punk di dunia modern, khususnya
di Kota Bandung sendiri.
Tanpa disangka, ternyata di Kota bandung juga memiliki banyak komunitas punk yang tersebar di
seluruh bandung. Salah satu komunitas yang ada adalah komunitas punk di Perempatan lampu merah
Taman Makam Pahlawan. Mereka memiliki ideology atau pemikiran yang sama dengan punker yang ada
di hampir seluruh dunia . dan mereka menganggap bahwa persepsi orang tentang punk itu banyak yang
keliru.

Fokus Penelitian
Sekarang ini, komunitas punk sudah menjamur di mana-mana termasuk Bandung. Komunitas
punk yang akan diteliti oleh penulis adalah komunitas punk di Perempatan lampu Taman Makan
Pahlawan dan Komunitas punk di HeadCore Barbershop.
Sekali lagi, banyak orang yang menganggap bahwa komunitas punk tidak jauh dari yang namanya
narkoba, minuman keras, hingga sex bebas. Anggapan orang-orang tersebut muncul semata-mata dengan
apa yang menjadi kebiasaan mereka seperti berkumpul di pinggir jalan dengan gaya berpakaian mereka
yang lusuh dan urakan.
Segala sesuatu pasti ada sebab dan alasannya. Hal ini pun berlaku terhadap komunitas punk. Gaya
berpakaian dan gaya hidup mereka memang sudah turun menurun dilakukan oleh komunitas tersebut.
Tapi, banyak orang yang tidak mengetahui gaya hidup mereka yang sering dipandang sebelah mata
tersebut adalah sesuatu yang bisa membuat mereka nyaman dan terus menjadi motivasi untuk hidup
mereka. Berdasarkan pada rumusan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang diteliti dapat
dirumuskan, “bagaimana komunitas punk memaknai gaya hidup mereka sehari-hari”

Pertanyaan Penelitian

Harid Hasnadi - Komunitas Punk di Kota Bandung dalam Memaknai Gaya Hidup
Program Studi Ilmu Komunikasi Page 3 of 11
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

Berdasarkan uraian di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah:


1. Bagaimana komunitas punk memaknai perilaku mereka dalam pergaulan
2. Bagaimana komunitas punk memaknai teman di dalam komunitasnya
3. Bagaimana komunitas punk memaknai style diri atau penampilan
4. Bagaimana komunitas punk memaknai musik mereka
5. Bagaimana komunitas punk memaknai kegiatan mereka sehari-hari

Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini, adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana komunitas punk memaknai perilaku mereka dalam pergaulan di dalam
komunitasnya.
2. Untuk mengetahui makna dari pertemanan di dalam komunitas punk
3. Untuk mengetahui makna dari style diri atau penampilan yang mereka kenakan
4. Mengetahui makna yang terkandung di dalam musik punk yang mereka sukai
5. Mengetahui kegiatan sehari-hari komunitas punk

Kegunaan Penelitian
Kegunaan Teoritis
Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam kajian ilmu komunikasi
bidang komunikasi kelompok, yaitu sebuah kajian komunikasi yang melibatkan tiga orang atau lebih
sehingga terkumpul suatu persepsi yang sama.
Suatu teori atau konsep yang dijadikan dasar penelitian berguna untuk membaca fenomena sosial
sehingga konsep atau teori ini berfungsi agar peneliti mengerti fenomena yang terjadi. Penelitian ini
berguna dan bermanfaat dalam komunikasi kelompok. Sehingga, kita dapat mengetahui bagaimana
sebuah komunitas punk di kota Bandung mengartikan gaya hidupnya.

Kegunaan Praktis
Penelitian ini dimaksudkan agar pembaca dapat mengetahui sejauh mana objek (Komunitas
Punk) melakukan kegiatan mereka sehari-hari dan menangkis anggapan miring dari persepsi orang yang
selama ini ditujukan kepada Komunitas Punk. Oleh karena itu, semoga dengan penelitian ini, masyarakat
menjadi tahu tentang symbol yang ditunjukkan oleh komunitas punk terhadap penampilan mereka
(komunitas punk) dan gaya hidup mereka tersebut.

Harid Hasnadi - Komunitas Punk di Kota Bandung dalam Memaknai Gaya Hidup
Program Studi Ilmu Komunikasi Page 4 of 11
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada komunitas Punk di Kota Bandung. Khususnya di daerah
Perempatan Lampu Merah Taman Makam Pahlawan dan HeadCore Barbershop. Waktu penelitian pada
bulan Januari hingga Juni 2012.

PENJELASAN

Komunitas punk memaknai perilaku mereka dalam pergaulan

“Punk” yang berkembang di Indonesia lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan
tingkah laku yang mereka perlihatkan. Dengan gaya hidup anarkis membuat mereka merasa
mendapat kebebasan. Namun kenyataannya gaya hidup “Punk” ternyata membuat masyarakat
resah dan sebagian lagi menganggap dari gaya hidup mereka yang mengarah ke barat-baratan.
Sebenarnya, “Punk” juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan
dari keyakinan ”kita dapat melakukan sendiri”.
Jumlah anak “Punk” di Indonesia memang tidak banyak, tapi ketika mereka turun ke
jalanan, setiap mata tertarik untuk melirik gaya rambutnya yang Mohawk dengan warna-warna
terang dan mencolok. Belum lagi atribut rantai yang tergantung di saku celana, sepatu boot, kaos
hitam, jaket kulit penuh badge atau peniti, serta gelang berbahan kulit dan besi seperti paku yang
terdapat di sekelilingnya yang menghiasi pergelangan tangannya menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari busana mereka. Begitu juga dengan celana jeans super ketat yang dipadukan
dengan baju lusuh, membuat image yang buruk terhadap anak “Punk” yang anti sosial.
Dari hal di atas dapat dikatakan bahwa, anak “Punk” berusaha menyamakan status yang
ada sehingga tidak ada yang bisa mengekang mereka. Sebenarnya anak “Punk” adalah bebas
tetapi bertanggung jawab. Artinya mereka juga berani bertanggung jawab secara pribadi atas apa
yang telah dilakukannya. Karena aliran dan gaya hidup yang dijalani para “Punkers” memang
sangat aneh, maka pandangan miring dari masyarakat selalu ditujukan pada mereka. Padahal
banyak diantara “Punkers” yang mempunyai kepedulian sosial.
Hal tersebut memperihatkan bahwa anak punk dalam keseharian mereka berprilaku
seperti orang biasanya hanya penampilan mereka yang selalu memberikan sensasi pada orang-

Harid Hasnadi - Komunitas Punk di Kota Bandung dalam Memaknai Gaya Hidup
Program Studi Ilmu Komunikasi Page 5 of 11
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

orang yang melihatnya. Ini merupakan ekpresi merek dalam menampilkan gaya. Dengan gaya
seperti ini anak punk mempunyai perilaku yang sma dengan orang lain-lain dalam pergaluannya
sesama mereka dalam komunitasnya. Dengan demikian komunikas punk memaknai perilakunya
dalam pergaulan, seperti pada umunya orang-orang yang bergaul, ada juga yang suka minum-
minum. Bagi mereka minum-minum boleh aja tetapi tidak menganggu orang lain. Sama halnya
dengan pergaulan orang umumnya. Hal yang sama dikatakan oleh Bakul sebagai berikut:
Perilaku anak punk dalam pergaulan sesama teman teman punkers, samalah dengan
pergaulan orang-orang pada umumnya, sesama teman. Cuma dalam hal ini gaya dan dadan anak
punks yang memberikan gaya tersendiri dalam penampilan mereka. Penampilan ini merupakan
suatu gaya dalam mengekpresikan diri meraka masing-masing, bahkan prttemanan anak punk
lebih akrab karena umumnya mereka merasa senasib dan sekelompok, jadi timbul suatu rasa
solidaritas dan saling membantu

Komunitas punk memaknai teman di dalam komunitasnya

Karena mereka mengekspresikan kebebasan dan kebersamaan sesama mereka, maka anak
punk memandang sesama temannya merupakan saudara, di mana antara mereka dapat bertukar
informasi, saling membantu dan sebagainya. Komunitas ini jarang melakukan perkelahian di
antara mereka atau dengan orang lain, kecuali jika ada diantara mereka yang melakukan
kejahatan atau pencurian, baru anatara mereka sering ada pertekaran, teman yang satu biasanya
mensehati teman yang lain
Kebersamaan inilah yang membuat anak punk memaknai temannya sebagai saudara yang
merupakan tempat untuk bertukar informasi dan saling membantu. Teman sangat dibutuhkan
dalam komunitas ini, di mana komunitas ini juga tidak mempunyai ketua atau pimpinan, mereka
berteman sesama merekan berdasarkan kebersamaan, jadi mereka saling menghormati dan
mengahargai sesama anak punk. Ini mencerminkan suatu identitas diri yang baik dalam
pergaulan sesama mereka.
Anak punk selalu mengehargai sesama temannya, dan mereak juga tidak mengangkat
pimpinan. Mereak menjalai hidup sebagai punkers dengan perasaan nyaman dan kebersamaan.
Jarang terjadi knflik diantara sesama anak punk. Hal ini disebabkan oleh anak punk memaknai
teman merupakan saudara dalam sama-sama anak punk. Jadi jarang terjadi knflik diantara
mereka. Mereka selalu terbuka dalam informasi untuk sesama mereka

Harid Hasnadi - Komunitas Punk di Kota Bandung dalam Memaknai Gaya Hidup
Program Studi Ilmu Komunikasi Page 6 of 11
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

Komunitas punk memaknai style diri atau penampilan

Secara keseluruhan anarkisme, yaitu suatu faham yang mempercayai bahwa segala
bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang
menumbuhsuburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara, pemerintahan,
beserta perangkatnya harus dihilangkan/ dihancurkan.
Komunitas punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata.
Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat
maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan
perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Etika semacam ini yang lazim disebut DIY (do it
yourself/lakukan sendiri). Maka dalam penampilan kesehariannya anak selalu memperlihatkan
bentuk rambut mohawk, celana skinny, sepatu boot, memiliki tato di tubuh, memakai tindikan
(piercing), dan minum alkohol merupakan suatu bentuk simbolisme yang terlihat dalam
keseharian anak punk. Seperti yang dikatakan oleh Adit, sebagai berikut:
Penampilan anak punk merupakan suatu ekpresi model dari setiap anak punk tersebut,
tetapi tidak semua melakukan bentuk gaya berpakaian dan berambut mohawk, celana skinny,
sepatu boot, memiliki tato di tubuh, memakai tindikan (piercing), dan minum alkohol merupakan
suatu bentuk simbolisme yang terlihat dalam keseharian merek. Ada juga yang cukup dengan
membuatn rambu bentuk mohawk saja. Ada juga yang celana dan bajunya yang aneh. Semua ini
mengembarkan model dan kreasi dari anak punk tersebut.
Anak punk umumnya menampilkan diri mereka dalam bentuk kebebsan penamiplan atau
mode berdasarkan dari imajinasi mereka, misalnya mereak memamdang bentuk-bentuk model
punk dari pemusik asing, maka mereka biasanya mencontohnya dengan merubah beberapa
model agar sesuai dengan tubuh mereka. Dalam hal ini mereka mengekspersikan penampilan
mereka merupakan penampilan yang super cuek dalam hal berpakaian, yang terpenting terlihat
punk.

Komunitas punk memaknai musik mereka

Punk juga berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri
musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley.
Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati.

Harid Hasnadi - Komunitas Punk di Kota Bandung dalam Memaknai Gaya Hidup
Program Studi Ilmu Komunikasi Page 7 of 11
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-
lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan,
pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa
terhadap rakyat.

Akibatnya punk dicap sebagai musik rock and roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat
kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan
mereka. Hal yang sama dikatakan oleh Mbeng sebagai berikut:

Musik-musik punk mengambarkan tentang kehidupan anak punk, yang menurpakan musiak dari
gambaran kaum tersisikan. Musik dari punk adalah cerminan dari kehidupan masyarakat kelas bawah
dengan segala probleman yang terjadi pada mereka

Genre atau jenis musik adalah pengelompokan musik sesuai dengan kemiripannya satu sama lain.
Sebuah genre dapat didefinisikan oleh teknik musik, gaya, konteks, dan tema musik. Punk merupakan
salah satu dari genre musik rock, yaitu salah satu aliran musik yang berirama keras. Secara keseluruhan
aliran-aliran dalam rock ini, meliputi Classics Rock, Progressive Rock, Alternative Rock, Hard Rock,
Punk Rock, Heavy Metal, Speed Metal, Thrash Metal, Grindcore, Death Metal, Black Metal, Gothic, dan
Doom.

Tidak semua anak punk mengandrungi musik punk, atau juga tidak semua anak punk mengerti
musik, ada juga anak punk yang mengekspresikan diriya melalu gaya penampilannya, tetapi tidak
mengeti sama sekali dengan apa yang namanya musik. Tetapi ada juga yang benar-benar mengerti musik
pun dan bisa membuat lagu-lagu lirik anak punk. Komunitas punk mamandang musik sebagai suatu
sarana menyalurkan keluhanannya melalui lirik lagu punk. lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes
demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan
kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta
represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat

Komunitas punk memaknai kegiatan mereka sehari-hari

Kegiatan anak punk sehari-sehari nongkrong dijalan dengan model dan gaya khas punk. Kegiatan
inilah yang kadang-kdang diperspsikan oleh pemerintah sebagai anak jalanan. Dan akibatnya mereka di
cap oleh masyarakat dengan anak jalanan. Pada hal anak jalan dengan anak punk sangat berbeda. Semua
naka punya orang tua, keluar atau bahkan ada naka punk yang mempunyai usaha dan bekerluarga, tetapi
karena terarik kepada punk dalam mengekpresikan pribadinya membuat orang tersebut ikut dalam punk
tersebut

Harid Hasnadi - Komunitas Punk di Kota Bandung dalam Memaknai Gaya Hidup
Program Studi Ilmu Komunikasi Page 8 of 11
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

METODOLOGI

Metode Penelitian

Metode Penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian kualitatif.
Metode Kualitatif bertujuan mempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia dan menganalisis kualitas-
kualitasnya, alih-alih mengubahnya menjadi entitas-entitas kuantitatif. (Mulyana, 2002: 150)

Tradisi penelitian kualitatif menolak kuantifikasi aspek-aspek perilaku manusia dalam proses
memahami perilaku. Penelitian kualitatif merujuk pada aspek kualitas/alamiah dari subjek penelitian.
Sehingga dengan berbagai penyerdehanaan penelitian kualitatif seringkali diasosiasikan sebagai
penelitian yang tidak menggunakan hitungan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan, dan tingkah
laku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, organisasi tertentu dalam suatu
konteks setting tertentu yang dikaji dari suatu sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistik.
(Bogdan dan Taylor dalam Ruslan, 2003:213).
Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap
kenyataan sosial dari perspektif dari partisipasinya. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu,
tetapi diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian, dan
kemudian ditarik suatu kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut.
(Ruslan, 2004: 213)

Harid Hasnadi - Komunitas Punk di Kota Bandung dalam Memaknai Gaya Hidup
Program Studi Ilmu Komunikasi Page 9 of 11
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

KESIMPULAN

Kesimpulan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Komunitas punk dalam memaknai perilaku mereka dalam pergaulan di dalam komunitasnya.
memperihatkan bahwa anak punk dalam keseharian mereka berprilaku seperti orang biasanya
hanya penemapilan mereka yang selalu memberikan sensasi pada orang-orang yang melihatnya.
Ini merupakan ekpresi merek dalam menampilkan gaya. Dengan gaya seperti ini anak punk
mempunyai perilaku yang sama dengan orang lain-lain dalam pergaulannya sesama mereka
dalam komunitasnya. Dengan demikian komunikas punk memaknai perilakunya dalam
pergaulan, seperti pada umumnya orang-orang yang bergaul, ada juga yang suka minum-minum.
Bagi mereka minum-minum boleh aja tetapi tidak menganggu orang lain. Sama halnya dengan
pergaulan orang umumnya

2. Makna dari pertemanan di dalam komunitas punk adalah Kebersamaan yang membuat anak punk
memaknai temannya sebagai saudara yang merupakan tempat untuk bertukar informasi dan
saling membantu. Teman sangat dibutuhkan dalam komunitas ini, di mana komunitas ini juga
tidak mempunyai ketua atau pimpinan, mereka berteman sesama mereka berdasarkan
kebersamaan, jadi mereka saling menghormati dan mengahargai sesama anak punk.

3. Makna dari style diri atau penampilan yang mereka kenakan gaya berpakaian dan yang berambut
mohawk, celana skinny, sepatu boot, memiliki tato di tubuh, memakai tindikan (piercing), dan
minum alkohol merupakan suatu bentuk simbolisme yang terlihat dalam keseharian mereka. Ini
meperlihatkan bahwa model-model yang mereka guna berdasarkan dari bentuk dan model
penampilan ekspresi dari anak punk dalam memaknai kebebasan yang mereka lakukan, ada juga
yang melihat dari suku-suku India kuno yang ada di Amerika. Semua yang mereka kenakan
adalah simbol keberpihakan mereka pada kaum yang tertindas. Rambut mereka yang bergaya
mowhawk adalah cermin dari keberpihakan mereka terhadap suku mowhawk asli Indian yang
dibantai orang kulit putih di Amerika. Spike kulit yang mereka kenakan di tangan adalah simbol
pengikat tangan terpidana pada kursi listrik yang digunakan untuk mengeksekusi para aktivis
yang diculik para diktator di negara-negara barat pada masa itu. Sepatu boot militer yang mereka
pakai adalah simbol dari arogansi militer yang harus dilawan dangann kekuatan yang sama.
Celana jeans ketat adalah simbol dari nasib kaum minoritas yang selalu terjepit. Rantai dan

Harid Hasnadi - Komunitas Punk di Kota Bandung dalam Memaknai Gaya Hidup
Program Studi Ilmu Komunikasi Page 10 of 11
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)

gembok adalah simbol kekuatan persatuan kaum punk, dan masih banyak lagi. Komunitas punk
akan berhenti mengenakan penampilan dan gaya hidup menggelandang ini setelah tidak ada lagi
penindasan di atas bumi ini

4. Makna yang terkandung di dalam musik punk yang mereka sukai adalah musisi punk tidak
memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-
lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk
menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan,
pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur
penguasa terhadap rakyat

5. Kegiatan sehari-hari komunitas punk yang bisa nongkrong atau bisa juga ada yang ngamen
disekitar perempat jalan. Selain mengekpresikan model dan gaya yang mereka lakukan pada
setiap harinya anak punk juga dalam kegiatan sehari-hari saling bertukar informasi dan
berdisukusi mengenai hal yang terjadi sehari-hari atau kehidupan mereka. Ada juga anak punk
dalam kehidupan berhasil dalam usaha bisnis musik, membuat tempat tatto dan sebagainya

Harid Hasnadi - Komunitas Punk di Kota Bandung dalam Memaknai Gaya Hidup
Program Studi Ilmu Komunikasi Page 11 of 11
Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012
http://journals.unpad.ac.id

You might also like