You are on page 1of 12

Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi Volume VI No.

2 / Desember 2016

PENGGUNAAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM


EKSISTENSI BUDAYA LOKAL BAGI KOMUNITAS TANAH AKSARA
STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF TENTANG PENGGUNAAN MEDIA KOMUNIKASI
DALAM EKSISTENSI BUDAYA LOKAL BAGI KOMUNITAS TANAH AKSARA DI
BANDUNG

Nuryah Asri Sjafirah


Ditha Prasanti

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran


email: asri_sjafirah@yahoo.co.id, dithaprasanti@gmail.com

Abstract

Communications media play an important role in the success of the communication process. Communication media as
well as the means used to disseminate information in everyday life. The process of communication that exists also
certainly not immune from the use of communication media in order to support smooth communication is expected.
Moreover, if we are considering the development of a medium of co mmunication in the modern era. So is the case when
individuals are joined in a group or community.In groups or community, people learn something about social
phenomena through examples of actions. Thus, the culture affirm the basic values of life: what is good and what is bad,
what should be done and what should be left out. In this modern era, when the culture is growing into popular culture
mixed by western culture, there are still a community that wants to maintain the tradition of local cultural heritage, in
the field of literacy. This also reflected in this study. The community was named "Land of Literacy". Researchers will
examine the use of Communication Media Existence Local Cultural in Tanah Aksara Community.Their cultural
existence 'sense of belonging' which is one of the characteristics of the community land Script. In this study, researchers
used a qualitative approach with descriptive qualitative method. Data collection techniques used were interviews,
observation and documentation. Data analysis technique used is perseverance observation, triangulation of data, and
adequacy referential.The results of this study indicate that the use of communications media in existence community
culture include the use of social media, namely networking facebook, instagram and twitter of Tanah Aksara
community. Media communication is believed to be very effective to show the existence of a locally owned community
culture of Tanah Aksara.

Keywords:Use, Media, Communications, Community, Tanah Aksara

Abstrak

Media ko munikasi memegang peranan penting dalam keberhasilan proses komunikasi. Media ko munikasi juga sebagai
sarana yang digunakan untuk menyebarluaskan informasidalam kehidupan sehari-hari. Proses komunikasi yang terjalin
juga tentu tidak luput dari penggunaan media ko munikasi demi menunjang kelancaran ko munikasi yang diharapkan.
Apalagi jika kita mengingat perkembangan media komun ikasi di era modern ini. Beg itupun halnya ketika setiap
individu tersebut bergabung dalam sebuah kelo mpok atau ko munitas. Dalam kelo mpok atau ko mun itaslah, indiv idu
belajar sesuatu mengenai fenomena sosial melalui contoh-contoh perbuatan. Dengan demikian, kebudayaan
menegaskan nilai-n ilai dasar tentang kehidupan: apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang harus dilakukan dan apa
yang harus ditinggalkan. Pada era modern in i, ket ika budaya sudah semakin berkembang menjadi budaya populer yang
tercampur oleh budaya barat, ternyata masih ada sebuah komunitas yang ingin mempertahankan tradisi warisan budaya
lokal, dalam b idang aksara. Hal in i pun tercermin dalam penelitian ini. Ko munitas tersebut bernama “Tanah Aksara”.
Penelit i akan menelit i mengenai Penggunaan Media Komunikasi Dalam Eksistensi Budaya Komunitas Tanah Aksara di
Bandung. Adanya eksistensi budaya‘sense of belonging’ yang merupakan salah satu ciri bagi ko munitas Tanah Aksara.
Dalam penelitian in i, penelit i menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan adalah ketekunan pengamatan, trianggulasi data, dan kecukupan referensial.Hasil penelit ian in i menunjukkan
bahwa penggunaan media ko munikasi dalam eksistensi budaya komunitas Tanah Aksa ra meliputi penggunaan media
sosial yaitu jejaring facebook, instagram, dan twitter ko munitas Tanah Aksara. Media komunikasi in i diyakini sangat
efektif untuk menunjukkan eksistensi budaya lokal yang dimiliki ko munitas Tanah Aksara.

Kata kunci:Penggunaan, Media, Ko munikasi, Ko munitas, Tanah Aksara

39
JIPSi Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 2/Desember 2016

1. Pendahuluan peneliti tertarik untuk mengangkat sebuah


komunitas yang menjunjung tinggi nilai- nilai
Perkembangan teknologi ikut budaya lokal, yaitu komunitas “Tanah
memberikan dampak positif terhadap semakin Aksara”.
mudahnya proses komunikasi penyampaian
Komunikasi dan budaya mempunyai
informasi kepada masyarakat, hal ini terjadi
hubungan timbal balik, seperti dua sisi mata
karena media yang digunakan untuk
uang. Budaya menjadi bagian dari prilaku
menyampaikan informasi kesehatan tersebut
komunikasi dan pada gilirannya komunikasi
pun semakin beragam. Semakin beragamnya
pun turut menentukan memelihara,
media yang tersedia inipun menyebabkan
mengembangkan atau mewariskan budaya
bukan hanyapetugas informasi saja yang
seperti yang dikatakan Edward T. Hall bahwa
mampu menyampaikan informasi, melainkan
komunikasi adalah Budaya dan Budaya adalah
juga dengan mengoptimalkan penggunaan
komunikasi. Pada satu sisi, komunikasi
media dalam proses komunikasi tersebut.
merupakan suatu mekanisme untuk
Berbagai bentuk media komunikasi telah mensosialisasikan norma- norma budaya
mampu mempermudah manusia dalam masyarakat, baik secara “horizontal” dari suatu
melakukan interaksi dengan sosial masyarakat kepada masyarakat lainnya,
lingkungannya. Bahkan, melalui media ataupun secara vertikal dari suatu generasi ke
komunikasi ini, berbagai kegiatan manusia generasi berikutnya. Pada sisi lain, budaya
yang berhubungan dengan suatu merupakan norma-norma atau nilai- nilai yang
“pemberitaan” kepada khalayak ramai mampu dianggap sesuai untuk kelompok tertentu
dengan mudah dikomunikasikan secara massal (Liliweri, 2001: 4).
(Abdullah, 2009).
Tidak banyak orang menyadari bahwa
Penggunaan media komunikasi juga bentuk-bentuk interaksi antarbudaya
dilakukan oleh hampir setiap orang, terutama sesungguhnya secara langsung atau tidak
yang tergabung dalam sebuah kelompok, melibatkan sebuah komunikasi. Pentingnya
komunitas, atau organisasi. Sebuah komunitas komunikasi antarbudaya mengharuskan semua
tercermin karena adanya persamaan yang orang untuk mengenal panorama dasar-dasar
teridentifikasikan oleh setiap individu dalam komunikasi antarbudaya itu. Dalam kenyataan
komunitas tersebut. Mulai dari ras, ekonomi, sosial, manusia tidak dapat dikatakan
agama, politik maupun lifestyle atau gaya berinteraksi sosial kalau dia tidak
hidup. Sebagai mahluk sosial, setiap individu berkomunikasi. Dapat dikatakan pula bahwa
membutuhkan individu lainnya, dan perasaan interaksi antar-budaya yang efektif sangat
eksistensi, manusia pun perlu memenuhi tergantung dari komunikasi antarbudaya.
kebutuhannya akan diterima oleh sebuah Maka dari itu kita perlu tahu apa-apa yang
kelompok masyarakat atau komunitas. Adanya menjadi unsur- unsur dalam terbentuknya
„sense of belonging‟ yang merupakan salah proses komunikasi antarbudaya, yang antara
satu ciri manusia. Hal tersebut memberikan lain adalah adanya komunikator yang berperan
kepuasan atas identifikasi diri, bahwa mereka sebagai pemrakarsa komunikasi; komunikan
merupakan bagian dari sebuah kelompok atau sebagai pihak yang menerima pesan;
komunitas. pesan/simbol sebagai ungkapan pikiran, ide
Bandung sebagai sebuah kota yang atau gagasan, perasaan yang dikirim
nyaman terkenal dengan dengan berbagai komunikator kepada komunikan dalam bentuk
macam komunitas yang ada di dalamnya, simbol.
mulai dari komunitas yang bernuansa Komunikasi itu muncul, karena adanya
tradisional, pendidikan, maupun gaya hidup. kontak, interaksi dan hubungan antar warga
Namun, salah satu yang paling dikenal adalah masyarakat yang berbeda kebudayaannya.
beragam komunitasnya. Dalam penelitian ini, Sehingga “kebudayaan adalah komunikasi dan

40
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 2/Desember 2016 JIPSi
komunikasi adalah kebudayaan, begitulah kata Penelitian ini bertujuan untuk
Edward T. Hall (Liliweri, 2001: 2). Jadi, mengetahui bagaimana komunikasi pesan
sebenarnya tak ada komunitas tanpa kesehatan yang dilakukan oleh Radio Gamasi
kebudayaan, tidak ada masyarakat tanpa FM kepada masyarakat. Penelitian ini adalah
pembagian kerja, tanpa proses pengalihan atau penelitian kualitatif dengan rancangan studi
transmisi minimum dari informasi. Dengan kasus. Informan dalam penelitian ini adalah
kata lain, tidak ada komunitas, tidak ada orang-orang yang bekerja di stasiun Radio
masyarakat, dan tidak ada kebudayaan tanpa Gamasi FM sebanyak 5 orang, yang dipilih
komunikasi. Di sinilah pentingnya dilakukan menggunakan teknik purposive sampling.
penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
Penelitian ini akan mengkaji tentang Radio Gamasi FM memiliki 3 program yang
media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan informasi kesehatan kepada
eksistensi budaya komunitas Tanah Aksara. masyarakat, yaitu Tambara, Konsultasi Gigi,
Budaya komunitas ini sangat menarik karena dan Bincang Seksologi. Setiap program
memerhatikan warisan budaya lokal, berupa tersebut memiliki makna pesan masing-
aksara, yang telah melekat sebagai identitas masing, sesuai dengan konten yang dimiliki
diri para anggotanya. Hal ini tentu melibatkan oleh program-program tersebut. Bentuk Pesan
pentingnya penggunaan media komunikasi dari ketiga acara kesehatan tersebut ialah
demi tercapainya tujuan eksistensi budaya talkshow interactive. Simbol pesan yang
komunitas tersebut. dimiliki, yang meliputi bahasa, aksen, dan
dialek yang digunakan dalam penyampaian
Penelitian ini menggunakan pendekatan
informasi kesehatan tersebut ialah bergaya
kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik
Makassar.
pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, wawancara mendalam, dan studi Penelitian tersebut jelas berbeda dengan
dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti penelitian yang peneliti lakukan.
akan menggunakan teori determinisme Persamaannya adalah dalam hal penggunaan
teknologi dalam mengkaji penggunaan media media komunikasinya.
komunikasi dalam eksistensi budaya
komunitas Tanah Aksara. Berdasarkan latar
belakang di atas, peneliti tertarik untuk 2.2.Eksistensi Budaya Lokal
mengangkat penelitian tentang “Penggunaan
Eksistensi di artikan sebagai keberadaan.
Media Komunikasi Dalam Eksistensi Budaya dimana keberadaan yang di maksud adalah
Komunitas Tanah Aksara”.
adanya pengaruh atas ada atau tidak adanya
kita. eksistensi ini perlu “diberikan” orang lain
2. Tinjauan Pustaka kepada kita, karena dengan adanya respon dari
orang di sekeliling kita ini membuktikan
2.1.Penelitian Terdahulu bahwa keberadaan atau kita diakui. Masalah
Peneliti tertarik dalam kajian penelitian keperluan akan nilai eksistensi ini sangat
ini juga tidak lepas dari berlandaskan beberapa penting, karena ini merupakan pembuktian
penelitian terdahulu yang memunculkan ide akan hasil kerja atau performa di dalam suatu
baru bagi peneliti. Penelitian yang berjudul lingkungan.
"Pemanfaatan Media Komunikasi Kesehatan” Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,
(Sebuah Studi Kasus di Radio Gamasi FM di dijelaskan bahwa : “Eksistensi artinya
kota Makassar) disusun oleh Josef Kristian keberadaan, keadaan, adanya” (Idrus, 1996 :
Pakku, Watief Abdul Rachman, Muh. Arsyad 95). Selain itu dalam Kamus Besar Bahasa
Rahman, melakukan penelitian tentang Indonesia dikemukakan bahwa : “Eksistensi ;
pemanfaatan media komunikasi dalam bidang
komunikasi kesehatan.

41
JIPSi Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 2/Desember 2016

kebendaan, adanya” (Tim Penyusun, 2005 ; Pada saat nenek moyang bangsa
288). Indonesia datang secara bergelombang dari
daerah Cina Selatan sekitar 2000 tahun
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas,
sebelum Masehi, keadaan geografis Indonesia
maka yang dimaksud dengan eksistensi adalah
yang luas tersebut telah memaksa nenek
suatu keberadaan atau keadaan.
moyang bangsa Indonesia untuk menetap di
Mendefinisikan apa sebenarnya yang
daerah yang terpisah satu sama lain. Isolasi
terkandung dalam eksistensi tersebut memang
geografis tersebut mengakibatkan penduduk
amat sulit. Kata-kata dan bahasa sesungguhnya
yang menempati setiap pulau di Nusantara
tidak sempurna, sehingga tidak dapat secara
tumbuh menjadi kesatuan suku bangsa yang
persis menyatakan pemikiran maupun
hidup terisolasi dari suku bangsa lainnya.
gagasan. Apalagi kata eksistensi demikian luas
Setiap suku bangsa tersebut tumbuh menjadi
cakupannya.
kelompok masyarakat yang disatukan oleh
Sementara budaya lokal biasanya ikatan- ikatan emosional serta memandang diri
didefinisikan sebagai budaya asli dari suatu mereka sebagai suatu kelompok masyarakat
kelompok masyarakat tertentu. Menurut J.W. tersendiri. Selanjutnya, kelompok suku bangsa
Ajawaila, budaya lokal adalah ciri khas tersebut mengembangkan kepercayaan bahwa
budaya sebuah kelompok masyarakat lokal. mereka memiliki asal- usul keturunan yang
Akan tetapi, tidak mudah untuk merumuskan sama dengan didukung oleh suatu kepercayaan
atau mendefinisikan konsep budaya lokal. yang berbentuk mitos- mitos yang hidup di
Menurut Irwan Abdullah, definisi kebudayaan dalam masyarakat.
hampir selalu terikat pada batas-batas fisik dan
Menurut Soekmono (1998) dalam
geografis yang jelas. Misalnya, budaya Jawa
Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia I,
yang merujuk pada suatu tradisi yang
masyarakat awal pada zaman praaksara yang
berkembang di Pulau Jawa. Oleh karena itu,
datang pertama kali di Kepulauan Indonesia
batas geografis telah dijadikan landasan untuk
adalah ras Austroloid sekitar 20.000 tahun
merumuskan definisi suatu kebudayaan lokal.
yang lalu. Selanjutnya, disusul kedatangan ras
Namun, dalam proses perubahan sosial budaya
Melanosoid Negroid sekitar 10.000 tahun lalu.
telah muncul kecenderungan mencairnya
Ras yang datang terakhir ke Indonesia adalah
batas-batas fisik suatu kebudayaan. Hal itu
ras Melayu Mongoloid sekitar 2500 tahun SM
dipengaruhi oleh faktor percepatan migrasi
pada zaman Neolithikum dan Logam. Ras
dan penyebaran media komunikasi secara
Austroloid kemudian bermigrasi ke Australia
global sehingga tidak ada budaya lokal suatu
dan sisanya hidup di di Nusa Tenggara Timur
kelompok masyarakat yang masih sedemikian
dan Papua. Ras Melanesia Mongoloid
asli.
berkembang di Maluku dan Papua, sedangkan
Menurut Geertz (1981) dalam bukunya ras Melayu Mongoloid menyebar di Indonesia
Aneka Budaya dan Komunitas di Indonesia, di bagian barat. Ras-ras tersebut tersebar dan
Indonesia saat ini terdapat lebih 300 dari suku membentuk berbagai suku bangsa di
bangsa yang berbicara dalam 250 bahasa yang Indonesia. Kondisi tersebut juga mendorong
berbeda dan memiliki karakteristik budaya terjadinya kemajemukan budaya lokal
lokal yang berbeda pula. Wilayah Indonesia berbagai suku bangsa di Indonesia.
memiliki kondisi geografis dan iklim yang
berbeda-beda. Misalnya, wilayah pesisir pantai
Jawa yang beriklim tropis hingga wilayah 2.3.Komunikasi Antar Budaya
pegunungan Jayawijaya di Provinsi Papua
yang bersalju. Perbedaan iklim dan kondisi Tema tentang komunikasi bukanlah
suatu hal baru, namun akan menjadi lebih
geografis tersebut berpengaruh terhadap
menarik setelah dihubungkan dengan konsep
kemajemukan budaya lokal di Indonesia.
“antarbudaya”. Istilah “antarbudaya” pertama
kali diperkenalkan oleh seorang antropolog,

42
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 2/Desember 2016 JIPSi
Edward T.Hall pada tahun 1959 dalam praktik-praktik komunikasi (Mulyana, 2005:
bukunya The Silent Language. Hakikat 20).
perbedaan antarbudaya dalam proses
komunikasi dijelaskan satu tahun setelahnya,
oleh David K. Berlo melalui bukunya The 3. Metode Penelitian
Process of Communication (an introduction to Pendekatan penelitian yang digunakan
theory and practice). Dalam tulisan itu Berlo
dalam penelitian ini adalah pendekatan
menawarkan sebuah model proses komunikasi. kualitatif dengan metode deskriptif. Metode
Menurutnya, komunikasi akan berhasil jika deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti
manusia memperhatikan faktor- faktor SMCR,
setatus sekelompok manusia, suatu obyek,
yaitu: source, messages, channel, receiver suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran,
(Liliweri, 2001:1).
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
Semua tindakan komunikasi itu berasal sekarang.
dari konsep kebudayaan. Berlo berasumsi Tujuan dari penelitian deskriptif ini
bahwa kebudayaan mengajarkan kepada
adalah untuk membuat deskipsi, gambaran
anggotanya untuk melaksanakan tindakan itu. atau lukisan secara sistematis, faktual dan
Berarti kontribusi latar belakang kebudayaan
akurat mengenai fakta- fakta, sifat-sifat serta
sangat penting terhadap perilaku komunikasi hubungan antar fenomena yang diselidiki.
seseorang termasuk memahami makna yang
dipersepsi terhadap tindakan komunikasi yang Metode penelitian yang digunakan
bersumber dari kebudayaan yang berbeda adalah metode kualitatif. “Metodologi adalah
(Liliweri, 2001: 2). proses, prinsip, dan prosedur yang kita
gunakan untuk mendekati problem dan
Ada dua konsep utama yang mewarnai
mencari jawaban” (Mulyana, 2008: 145).
komunikasi antarbudaya (interculture Menurut Sugiyono (2007: 1), metode
communication), yaitu konsep kebudayaan dan
penelitian kualitatif merupakan suatu
konsep komunikasi. Hubungan antara penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
keduanya sangat kompleks. Budaya
objek yang alamiah dimana peneliti adalah
mempengaruhi komunikasi dan pada sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan
gilirannya komunikasi turut menentukan,
data dilakukan secara gabungan, analisis data
menciptakan dan memelihara realitas budaya
bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif
dari sebuah komunitas/kelompok budaya
lebih menekankan makna daripada
(Martin dan Thomas, 2007: 92). Dengan kata generalisasi.
lain, komunikasi dan budaya ibarat dua sisi
mata uang yang tidak terpisahkan dan saling Penelitian kualitatif bertujuan
mempengaruhi satu sama lain. Budaya tidak mempertahankan bentuk dan isi perilaku
hanya menentukan siapa bicara dengan siapa, manusia dan menganalisis kualitas-
tentang apa dan bagaimana komunikasi kualitasnya, alih-alih mengubahnya menjadi
berlangsung, tetapi budaya juga turut entitas-entitas kuantitatif (Mulyana, 2003:
menentukan bagaimana orangmenyandi pesan, 150).
makna yang ia miliki untuk pesan dan kondisi- Metode yang digunakan peneliti dalam
kondisinya untuk mengirim, memperhatikan penelitian ini adalah dengan menggunakan
dan menafsirkan pesan. Sebenarnya seluruh metode penelitian deskriptif dengan analisis
perbendaharaan perilaku manusia sangat data kualitatif. Disebut sebagai metode
bergantung pada budaya tempat manusia deskriptif karena penelitian ini tidak
tersebut dibesarkan. Konsekuensinya, budaya menggunakan hipotesis dan variabel
merupakan landasan komunikasi. Bila budaya melainkan hanya menggambarkan dan
beraneka ragam, maka beraneka ragam pula menganalisis kejadian yang ada tanpa

43
JIPSi Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 2/Desember 2016

perlakuan khusus atas objek-objek yang 3.2.Teknik Analisis Data


diteliti. Analisis atau mengolah data merupakan
Observasi yang peneliti lakukan yaitu upaya mencari dan menata secara sistematik
penelitian berdasarkan kondisi di lapangan, catatan hasil observasi, wawancara mendalam
peneliti tidak terlibat dalam kegiatan tersebut dan studi dokumentasi dengan tujuan
hanya mengamati gejala-gejala yang ada di meningkatkan pemahaman penelitian tentang
lapangan yang kemudian dilakukan analisis temuan-temuan atas permasalahan yang
untuk mendapatkan kesimpulan dari penelitian diteliti. Bajari, (2009) menyatakan bahwa
yang dilakukan. “Hakekatnya dalam penelitian kualitatif,
mengolah data adalah memberi kategori,
mensistematisir, dan bahkan memproduksi
3.1.Teknik Pengumpulan Data makna oleh si “peneliti” atas apa yang menjadi
Teknik pengumpulan data dalam penelitian pusat perhatiannya”.
kualitatif adalah dengan melakukan observasi, Menurut Mile dan Huberman (1992: 16),
wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. data yang diperoleh dari lapangan dilakukan
1) Observasi analisis melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut:
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah pengamatan. Pengamatan dilakukan (1). Kategorisasi dan mereduksi data, yaitu
dengan cara nonparticipant observation, melakukan pengumpulan terhadap semua
terhadap objek yang diteliti yaitu yang informasi yang penting yang terkait
berkaitan dengan konstruksi makna simbol dengan masalah penelitian, selanjutnya
sebagai identitas diri dalam komunitas Tanah data ini dikelompokkan sesuai dengan
Aksara di Bandung. topik permasalahan.

2) Wawancara (2). Data yang dikelompokkan selanjutnya


disusun dalam bentuk narasi- narasi,
Wawancara yang dilakukan penulis dalam sehingga data berbentuk rangkaian
penelitian dimaksudkan untuk mengetahui informasi yang bermakna sesuai masalah
pandangan, kejadian, kegiatan, pendapat, penelitian.
perasaan dari nara sumber (subjek matter
expert). Wawancara yang dilakukan yaitu (3). Melakukan interprestasi pada data, yaitu
untuk mengetahui mengenai konstruksi makna dengan menginterprestasi apa yang telah
simbol sebagai identitas diri dalam komunitas diberikan dan diinterprestasikan informan
Tanah Aksara. Penggunaan teknik ini sangat terhadap masalah yang diteliti.
penting bagi penelitian kualitatif, terutama (4). Pengambilan kesimpulan berdasarkan
untuk melengkapi data dan upaya memperoleh susunan narasi yang telah disusun pada
data yang akurat dan sumber data yang tepat. tahap ketiga, sehingga dapat memberikan
3) Studi Dokumentasi jawaban atas masalah penelitian.

Menurut Burhan Bungin (2007: 121), metode (5). Melakukan verifikasi hasil analisis data
dokumenter adalah metode yang digunakan dengan informan, yang didasarkan pada
untuk menelusuri data historis. Dokumentasi kesimpulan tahap empat. Tahap ini
dalam penelitian ini diperlukan terutama untuk dimaksudkan untuk menghindari kesalahan
memperkaya landasan- landasan teoritis dan interprestasi dari hasil wawancara dengan
mempertajam analisis penelitian yang sejumlah informan penelitian yang dapat
berkaitan dengan konstruksi makna simbol mengaburkan makna persoalan sebenarnya
sebagai identitas diri dalam komunitas Tanah dari fokus tentang penelitian ini.
Aksara. Dalam proses analisis data digunakan
metode induktif, karena itu penelitian ini tidak

44
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 2/Desember 2016 JIPSi
membuktikan hipotesis, tetapi lebih dari orang lain maupun referensi yang
merupakan pembentukan abstraksi diperoleh selama penelitian. Berdasarkan
berdasarkan bagian-bagian yang telah tahapan-tahapan yang telah dipaparkan,
dikumpulkan dan dikelompokkan. Analisis data dapat ditafsirkan dan diolah menjadi
dimulai ketika pengumpulan data dilakukan hasil penelitian.
dan dikerjakan secara intensif setelah
meninggalkan lapangan. Analisis data dimulai
dengan menelaah sumber data yang tersedia 3.3.Informan Penelitian
dari berbagai sumber, kemudian dilakukan Dalam penelitian ini, peneliti
reduksi data dengan cara membuat abstraksi menggunakan teknik purposive sampling,
(rangkuman inti) sehingga menjadi suatu yakni dengan mengambil informan sesuai
informasi. Satuan-satuan ini kemudian disusun dengan kebutuhan peneliti. Dalam hal ini,
dan terakhir mengadakan keabsahan data. peneliti mengambil informan yang tergabung
Burhan Bungin (2007: 253-259) dalam komunitas Tanah Aksara. Peneliti
menyatakan bahwa penelitian kualitatif mengambil 4 orang informan:
menghadapi persoalan penting mengenai 1) Dyah Nurhayati, pendiri komunitas Tanah
pengujian keabsahan hasil penelitian. Banyak Aksara
hasil penelitian kualitatif diragukan 2) Avi
keabsahannya karena beberapa hal; (1) 3) Rizal
Subjektifitas peneliti, (2) Kelemahan- 4) Gania
kelemahan metode wawancara, (3) Sumber
data kualitatif yang kurang dapat dipercaya.
Untuk mendapat keabsahan hasil penelitian 4. Hasil Dan Pembahasan
tentang konstruksi makna simbol sebagai Berdasarkan penelitian yang telah
pembentukan identitas diri bagi komunitas dilakukan peneliti, maka peneliti dapat
Tanah Aksara, penulis menggunakan teknik- menjabarkan hasil penelitian ini dalam
teknik pemeriksaan keabsahaan sebagai deskripsi terlampir di bawah ini. Penggunaan
berikut. media komunikasi dalam penelitian ini
1) Ketekunan Pengamatan menunjukkan hasil yang menarik dengan
perkembangan kebudayaan di era modern ini.
Ketekunan pengamatan di lapangan yang Hasil penelitian ini memperlihatkan tentang
dilakukan penulis dimaksudkan untuk kepiawaian komunitas Tanah Aksara dalam
memperoleh derajat keabsahan yang memilih dan menggunakan media komunikasi
tinggi. Pengamatan dilakukan secara yang ada di tengah kecanggihan teknologi
nonparticipant, yaitu penulis melakukan komunikasi saat ini.
mengamati kegiatan komunikasi tanpa ikut
berperan serta. Penelitian ini akan dilakukan di lokasi
komunitas tersebut. Komunitas ini bernama
2) Trianggulasi. Tanah Aksara, dengan tagline “bersama tradisi
Trianggulasi yang dilakukan penulis yaitu mencerdaskan bangsa”, dirintis 12 Desember
triangulasi sumber data, yaitu 2015, beranggotakan 6 orang di Bandung.
membandingkan data hasil pengamatan Tanah Aksara bergerak dibidang pendidikan
dengan data hasil wawancara. dan pelestarian budaya Indonesia, fokus pada
aksara nusantara, surat semangat & tanah
3) Kecukupan Refensial aksara. Komunitas ini bergerak dalam
Kecukupan refensial dilakukan dengan beberapa hal di bawah ini:
memperbanyak referensi yang dapat 1) Aksara nusantara: mengenalkan pada
menguji dan mengoreksi hasil penelitian masyarakat, bahwa aksara juga bagian dari
yang dilakukan, baik referensi yang berasal warisan budaya yang harus lestarikan,

45
JIPSi Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 2/Desember 2016

bagian dari kearifan lokal sebagai identitas Umum/anak-anak : pelatihan membaca,


bangsa. menulis menggunakan metode puzzle
(puzzle sebagai karya cipta/produk/alat
2) Surat semangat: misi awal bertujuan
peraga)
meminimalisir angka putus sekolah dengan
cara mencari orang yang mau dan peduli Mahasiswa desain/yang tertarik di desain:
dengan pendidikan di Indonesia, kemudian pelatihan tipografi yang terinspirasi dari
menulis & akan disebarkan ke penjuru aksara
nusantara yang membutuhkan. Kemudian Umum/ibu- ibu : fashion (kaos atau baju
berkembang, penggalian aksara nusantara
yang menggunakan aksara sebagai aksen)
disetiap daerah yang disingahi oleh tim.
4) Propaganda
3) Tanah Aksara bergerak: melakukan
seminar kepada masyarakat untuk Mencipta produk yang digunakan sehari-
mengenalkan, mengingatkan kembali hari: kaos, baju, kartu pos, tempelan kulkas
bahwa aksara bagian dari tradisi yang dan karya desain produk lainnya.
harus dijaga. Kemudian melalui pelatihan: 5) Pelestari budaya
revitalisasi budaya agar tidak punah.
Produk bisa berupa karya cipta: menulis Jangka panjang, perlu adanya perpustakaan
aksara, tshirt, puzzle, dan lain- lain. atau museum aksara karena belum ada.
(Company Profile Tanah Aksara: 2016) Pentingnya kearifan lokal sebagai identitas
bangsa.
Komunitas Tanah Aksara juga mengarah
kepada pengenalan kembali aksara nusantara,
memberikan wawasan tentang pentingnya 4.1.Penggunaan Media Komunikasi Dalam
aksara dan budaya. Target yang diharapkan Eksistensi Budaya Komunitas Tanah
oleh komunitas ini adalah khalayak mampu Aksara
menulis dan membaca sebagai bagian dari
keseharian, sehingga pelestarian itu tetap Berdasarkan hasil penelitian yang
terjaga. Luaran yang akan dihasilkan adalah dilakukan, peneliti menemukan bahwa
komunitas Tanah Aksara merupakan
khususnya untuk mahasiswa desain mampu
menulis atau membuat karya yang terinspirasi komunitas yang unik dalam mengusung tradisi
oleh aksara tersebut. Hal ini relevan dengan dan budaya lokal yang ditunjukkan dalam
tujuan dari pembentukan Tanah Aksara media. Komunitas ini memiliki komitmen
sendiri, yaitu: yang tinggi dalam mempertahankan budaya
lokal dan warisan leluhur berupa aksara-aksara
1) Tanah Aksara sebagai wadah pelestari lokal.
budaya
Komunitas ini mengarah kepada
Muatan lokal harus ditingkatkan di pengenalan kembali aksara nusantara,
sekolah-sekolah atau bahkan universitas memberikan wawasan tentang pentingnya
umum, tidak hanya di jurusan sastra daerah aksara dan budaya. Tanah Aksara ingin
saja bergerak sebagai wadah yang melestarikan
2) Aksara sudah mulai langka bahkan ada aksara nusantara sebagai warisan budaya,
yang mulai punah bagian dari desain, identitas diri, dan kearifan
lokal. Hal ini sangat menarik dan relevan
Perlu adanya revitalisisasi: pengenalan dengan penelitian peneliti yang ingin mengkaji
kembali agar tidak buta aksara tentang penggunaan media komunikasi dalam
3) Generasi penerus sudah mulai asing eksistensi budaya komunitas Tanah Aksara,
khususnya eksistensi dalam penguatan budaya
Oleh karena itu, diperlukan adanya lokal.
Pelatihan non formal:

46
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 2/Desember 2016 JIPSi
Hal inipun dibuktikan oleh pernyataan Diah “Media komunikasi yang kami pake kan
sebagai pendiri komunitas Tanah Aksara, saat ada tiga, yaitu facebook, twitter, dan
diwawancarai peneliti: instagram. Tapi media yang paling
efektif selama ini adalah facebook. Saya
“Ya, seiring dengan kecanggihan
dapet banyak respon yang positif dari
teknologi abad ini, hehe... saya juga gak
mulai anak-anak sampe orang dewasa
mau ketinggalan dong. Justru ini jadi
tentang tanah aksara. Pokoknya,
pendukung buat saya mendirikan
facebook ini deh yang paling membantu,
komunitas ini. Awalnya saya gak pede,
sampe ada surat-surat dari anak-anak
pesimis juga dengan respon masyarakat.
yang berasal dari desa terpencil di suatu
Trus sempet bingung juga, ya gimana,
pulau, yang minta bantuan untuk
saya punya ide tapi takut ga ada yang
sekolah, membaca, menulis. Trus sampe
sepaham gitu. Akhirnya, saya
ada permintaan juga untuk renovasi
memutuskan untuk membuatkan account
sekolah, waaah pokonya, saya terharu
facebooknya. Dulu kan lagi booming
banget. Saya ngerasa seneng banget bisa
banget ya. Nah, ada twitter, trus saya
datang ke sana, sedih rasanya pas liat
bikin accountnya juga. Tapi kalo twitter
kondisi sekolahnya, alhamdulilah kami
ternyata gak terlalu seru ya, soalnya saya
juga bisa bantu melakukan renovasi
ga bisa bebas bereskpresi tentang
kecil-kecilan di sekolah itu. Nah itu
eksistensi budaya komunitas tanah
semua ya berkat facebook. Jadi, saya
aksara, hehe...”.
katakan kalau untuk komunitas tanah
(Wawancara dengan Diah, 15 Juli akasara, media komunikasi yang paling
2016) efektif dan paling banyak
Pernyataan di atas merupakan salahsatu pengunjungnya ini ya di facebook
deskripsi hasil wawancara dengan informan, fanpage.”
yang menerangkan tentang penggunaan media (Wawancara dengan Diah, 17
komunikasi sebagai wahana untuk Juli 2016)
menunjukkan eksistensi budaya komunitas
Diah juga menyebutkan bahwa ada tiga
Tanah Aksara.
jenis media komunikasi yang digunakan untuk
“Betul, aku seneng bisa mendirikan menunjukkan eksistensi budaya komunitas
komunitas ini, terus ada beberapa teman Tanah Aksara ini, yaitu melalui media sosial
yang ikut bergabung, ya karena mereka yang terdiri dari:
punya misi yang sama tentang
FB Page : Tanah Aksara
pelestarian aksara lokal sebagai warisan
budaya lokal yang harus dipertahankan IG/Twitter : @tanahaksara
sampe kapanpun. Jadi, dengan melalui E- mail : tanahaksara@gmail.com
media komunikasi khususnya media
online, ya kami jadi terbantu banget.
Bisa dicek deh langsung di facebook- nya “Memang kalo untuk keanggotaan sih
tanah aksara, ada banyak respon positif masih sedikit ya, baru 6 orang, tersebar
dari masyarakat di situ.” luas di beberapa daerah. Tapi tau gak,
(Wawancara dengan Diah, 16 Juli 2016) kami mengumpulkan donasi dan
beberapa kegiatan sosial lain itu ternyata
Penggunaan media komunikasi mengundang partisipasi yang banyak
dimanfaatkan secara optimal oleh komunitas
dari orang-orang. Aku juga kagum
Tanah Aksara. Sebagaimana diceritakan oleh
banget, ternyata banyak juga yang mau
Diah dalam wawancara yang dilakukan jadi donatur, malah karena akun
peneliti sebagai berikut:
facebook ini ya, tanah aksara jadi eksis,

47
JIPSi Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 2/Desember 2016

hehehe.... sampe ke pelosok tanah air 4.2.Analisis Teori Determinis me Teknologi


Indonesia loh...Jadi, ya pokonya makin Teori ini dikemukakan oleh Marshall
semangat deh untuk tetap eksis McLuhan pertama kali pada tahun 1962 dalam
memperlihatkan identitas kami yang tulisannya The Guttenberg Galaxyt: The
mengusung warisan budaya lokal ini. Making of Tipographic Man. Ide dasar teori
Aku juga selalu menekankan itu dengan ini adalah bahwa perubahan yang terjadi pada
atribut yang kami pake, baik itu di berbagai macam cara berkomunikasi akan
facebook, instagram, maupun twitter. membentuk pula keberadaan manusia itu
Tapi juga atribut kayak pakaian nih, aku sendiri. Teknologi membentuk individu
desain sendiri pake aksara lokal, biar bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam
khas dan makin eksis. Aku bikin t-shirt masyarakat. Dan teknologi tersebut akhirnya
yang couple gitu kan jadi banyak yang mengarahkan manusia untuk bergerak dari
beli, trus 30% nya buat donasi ke acara satu abad teknologi ke abad teknologi yang
sosial tanah aksara, kayak renovasi lain.
sekolah itu. ”
Setengah abad yang lalu, hal ini telah
(Wawancara dengan Diah, 20 Agustus 2016) diprediksi oleh McLuhan yang percaya bahwa
Berdasarkan hasil wawancara dengan penemuan telegraf pada tahap selanjutnya,
informan, adapun hasil penelitian tentang mengantarkan orang-orang memasuki era
penggunaan media komunikasi ini dilakukan elektronik.
sebagai wadah yang menunjukkan eksistensi Kemampuan yang terjadi akibat era
budaya komunitas Tanah Aksara, sebagai
elektronik menyebabkan perluasan yang lebih
berikut: baik, pikiran dan perasaan manusia. The
a. media komunikasi FB Page digunakan Electronic Age. Era ini juga menandai
untuk mengajak masyarakat pada ditemukannya berbagai macam alat atau
pendidikan dan pengenalan: umum, teknologi komunikasi. Telegram, telpon, radio,
mereka tidak lagi buta aksara daerah. film, televisi, VCR, fax, komputer, dan
internet. Dengan era elektronik dunia seolah
b. b.media komunikasi FB Page, twitter, dan
semakin sempit. Inilah yang disebut McLuhan
Instagram digunakan untuk revitalisasi:
sebagai desa global (global village). Aktivitas
pengiat tipografi baik mahasiswa/awam
manusia tidak akan lepas dan aktivitas
dapat mencipta/merevitalisasi aksara
manusia yang lain, bahkan desa global telah
sebagai sebuah karya unik dan
membentuk manusia menjadi makhluk
menunjukkan bahwa kita juga memiliki
individual.
identitas yang khas dan berfilosofi tinggi.
McLuhan berpikir bahwa budaya kita
c. media komunikasi FB Page digunakan
dibentuk oleh bagaimana cara kita
sebagai propaganda produk: masyarakat
berkomunikasi. Paling tidak, ada beberapa
yang diberdayakan memproduksi karya
tahapan yang layak disimak. Pertama,
cipta sehingga membuka lapangan
penemuan dalam teknologi komunikasi
pekerjaan baru.
menyebabkan perubahan budaya. Hal ini
d. media komunikasi FB Page digunakan relevan dengan hasil penelitian peneliti, yang
untuk pelestarian: museum online atau terjadi dalam komunitas Tanah Aksara, bahwa
perpustakaan digital sehingga dapat kecanggihan teknologi yang berkembang dapat
diakses di seluruh Indonesia. SDM dari menimbulkan perubahan penggunaan media
organisasi lain agar dapat diakses seluruh komunikasi yang dioptimalkan dalam
masyarakat Indonesia. komunitas Tanah Aksara ini.
Kedua, perubahan di dalam jenis-jenis
komunikasi akhirnya membentuk kehidupan

48
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 2/Desember 2016 JIPSi
manusia. Dalam hal ini, peneliti melihat 1) Komunitas Tanah Aksara memanfaatkan
adanya perubahan kehidupan yang terjadi kecanggihan teknologi yang memberikan
dalam setiap peristiwa komunikasi, perubahan banyak kemudahan bagi mereka untuk
teknologi komunikasi ini menghasilkan media menunjukkan eksistensi budaya komunitas
komunikasi yang tentu banyak digunakan oleh
Tanah Aksara, yang mengusung budaya
setiap orang untuk berkomunikasi.
lokal ini. Komunitas ini menggunakan
Ketiga, sebagaimana yang dikatakan
media komunikasi berupa media sosial,
McLuhan bahwa “Kita membentuk peralatan
untuk berkomunikasi, dan akhirnya peralatan yang meliputi: facebook fan page, twitter,
untuk berkomunikasi yang kita gunakan itu dan instagram.
akhirnya membentuk atau mempengaruhi 2) Penggunaan media komunikasi dalam
kehidupan kita sendiri”. Hal ini jelas terasa
komunitas Tanah Aksara ini ditujukan
dalam penggunaan media komunikasi dalam
eksistensi budaya komunitas Tanah Aksara. untuk beberapa hal, peneliti menyimpulkan
dalam penjabaran meliputi:
Kita belajar, merasa, dan berpikir
terhadap apa yang akan kita lakukan karena a. media komunikasi FB Page digunakan
pesan yang diterima teknologi komunikasi untuk mengajak masyarakat pada
menyediakan untuk itu. Artinya, teknologi pendidikan dan pengenalan: umum,
komunikasi menyediakan pesan dan mereka tidak lagi buta aksara daerah.
membentuk perilaku kita sendiri. Secara
khusus, konvergensi teknologi informasi b. b.media komunikasi FB Page, twitter,
menyebabkan bergesernya pola perilaku dan Instagram digunakan untuk
manusia, dalam hal ini adalah komunitas revitalisasi: pengiat tipografi baik
Tanah Aksara tersebut, yang menunjukkan mahasiswa/awam dapat
eksistensi budaya komunitasnya dalam
mencipta/merevitalisasi aksara sebagai
berkomunikasi dengan seluruh warga tanah air
Indonesia. sebuah karya unik dan menunjukkan
bahwa kita juga memiliki identitas
Media konvergen telah memasuki dalam
perasaan manusia dan mempengaruhi yang khas dan berfilosofi tinggi.
kehidupan sehari-hari kita. Dalam hal ini, c. media komunikasi FB Page digunakan
peneliti melihat komunitas Tanah Aksara yang sebagai propaganda produk:
mengoptimalkan peran teknologi tentu ingin
masyarakat yang diberdayakan
menggunakannya lagi dan terus menerus.
Bahkan, jikalau melihat dari tokoh pencetus memproduksi karya cipta sehingga
teori determinsime teknologi ini, McLuhan, membuka lapangan pekerjaan baru.
yang sampai pada kesimpulannya bahwa d. media komunikasi FB Page digunakan
media adalah pesan itu sendiri (the medium is
untuk pelestarian: museum online atau
the message).
perpustakaan digital sehingga dapat
diakses di seluruh Indonesia. SDM
5. Kesimpulan dari organisasi lain agar dapat diakses
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, seluruh masyarakat Indonesia.
adapun kesimpulan hasil penelitian peneliti
tentang penggunaan media komunikasi ini
dilakukan sebagai wadah yang menunjukkan
eksistensi budaya komunitas Tanah Aksara,
sebagai berikut:

49
JIPSi Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 2/Desember 2016

Daftar Pustaka
Buku:
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Bungin, M. Burhan. 2008. Penelitian
Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada
Media. Group
Geertz, H. 1981. Aneka Budaya dan
Komunitas di Indonesia. Jakarta:
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial.
Mulyana, Deddy. 2010. Komunikasi Lintas
Budaya. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Liliweri, Alo. 2007. Makna Budaya Dalam
Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta:
LKiS.
Rakhmat, Jalaludin. 2009. Metode Penelitian
Komunikasi. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Soekmono.1998. Pengantar Sejarah
Kebudayaan Indonesia I. Yogyakarta:
PT Kanisius.
Sukidin, B. (2002). Metode penelitian
Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya:
Insan Cendekia Surabaya.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kuantitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
West, Richard. Lynn H.Turner. 2007.
“Pengantar Teori Komunikasi”. Jakarta:
Salemba Humanika.
West, Turner. 2008. ”Pengantar Teori
Komunikasi Analisis dan Aplikasi”.
Jakarta: Salemba Humanika

Jurnal Elektronik:
Josef Kristian Pakku, Watief Abdul Rachman,
Muh. Arsyad Rahman,. 2013.
“Pemanfaatan Media Komunikasi
Kesehatan (Sebuah Studi Kasus di radio
GAMASI FM kota Makassar)”.
Retrieved September 2016.

50

You might also like