Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The development of technology and information has a major influence on society, especially in the
communication media. Communication media Online has the goal of disseminating knowledge,
education, as well as new culture to the general public. The spread of new culture in online is not
only in the form of news, but also in the form of infographics and online. Comics Online are packaged
to preserve culture while providing social criticism and entertainment to the public. This article raises
online comics as a means of criticism wrapped in entertainment for the public. The method used is
descriptive qualitative with Charles Sanders Piece semiotic analysis approach. The results of the
research are in the form of documentation and in-depth observation of the signs included in the comic
story to become sign, object and interpretant. The chosen comic is Digidoy comic from the work of
Medan children with the aim of reviving the prestige of local culture, so that it is hoped that it will
not be left behind from outside cultural influences. With themes that are quite diverse, including the
diversity of culture, language, tourism, and behavior that occurs in Indonesian society, especially the
North Sumatra region, it provides an overview of information messages to the public so that they
preserve culture and language in Indonesian territory.
Abstrak
Perkembangan teknologi dan informasi memberikan pengaruh besar terhadap masyarakat khusus
nya dalam media komunikasi. Media komunikasi online memiliki tujuan untuk menyebarluaskan
pengetahuan, pendidikan, sekaligus kebudayaan baru kepada khalayak masyarakat. Penyebaran
kebudayaan baru di media online tak hanya berbentuk berita, namun juga bisa berbentuk infografis
dan komik online. Komik online dikemas untuk melestarikan budaya sekaligus memberikan kritik
sosial dan hiburan kepada masyarakat. Artikel ini mengangkat komik online sebagai sarana kritik
yang dibalut dengan hiburan kepada masyarakat. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif
dengan pendekatan analisis semiotika Charles Sanders Piece. Hasil penelitian berupa dokumentasi
dan observasi mendalam tentang tanda yang dicantumkan di cerita komik tersebut menjadi sign,
object dan interpretant. Komik yang dipilih merupakan komik Digidoy dari karya anak Medan
dengan sebuah tujuan mengangkat kembali pamor budaya lokal, sehingga diharapkan tidak tertinggal
dari pengaruh budaya luar. Dengan tema yang cukup beragam, diantaranya keberagaman budaya,
bahasa, pariwisata, dan tingkah laku yang terjadi di lingkungan masyarakat Indonesia, khususnya
daerah Sumatera Utara, memberikan gambaran pesan informasi kepada masyarakat supaya
melestarikan budaya dan bahasa di wilayah Indonesia.
Komunikasi massa bisa terlaksana dengan baik apabila mendapat dukungan dari
masyarakat yang membutuhkan informasi tersebut, atau menyetujui pesan yang
disampaikan dan menyadari bahwa hal itu perlu direalisasikan. Dari tujuan tersebut,
dapat diartikan kegiatan media memiliki rencana untuk menyebarluaskan pengetahuan,
pendidikan, sekaligus kebudayaan baru kepada khalayak masyarakat. Hingga pada
akhirnya, masyarakat tidak menyadari bahwa mereka telah terbiasa dengan perubahan
yang dialaminya.
Penyebaran kebudayaan baru di media online tak hanya berbentuk berita, namun juga
bisa berbentuk infografis dan komik online. Perkembangan era globalisasi merujuk pada
pemanfaatan gambar sebagai simbol non verbal untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaan yang dimaksud. Sebelum bahasa dan tulisan ditemukan oleh para ilmuwan,
gambar-gambar telah menjadi alternatif sejak lama untuk menyampaikan pendidikan,
pengetahuan serta kebudayaan. Komik merupakan salah satu media komunikasi dengan
memanfaatkan gambar untuk merealisasikan pesan komunikasi.
Di masing-masing daerah, komik memiliki banyak arti dan sebutan yang berbeda.
Secara umum, komik diartikan sebagai cerita berbentuk kumpulan gambar. Scott
McCloud memberikan gagasan bahwa komik terbentuk dari gambar-gambar serta
lambang tertentu yang berdekatan dan bersebelahan dalam urutan sistematis untuk
menyampaikan informasi guna mencapai tanggapan estetis dari pembacanya. Komik
mengalami perkembangan zaman dengan signifikan. Dari yang hanya bisa ditemukan
pada buku cetak, kini mudah ditemukan di forum media online. Sekarang komik online
menjadi unggul dalam memberikan informasi secara efektif dan efisien melalui
bahasanya sendiri. Dan menjadi pilihan favorit bagi masyarakat terutama anak remaja
sehingga tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-harinya.
Komik diberi kesempatan untuk bebas menumbuhkan ekspresi secara verbal dan
visual. Tetapi dalam lingkungan seni, komik tetap berada dalam peraturan batas-batas
komunikasi. Walaupun demikian, batas-batas komunikasi tidak terlalu spesifik tentang
ketentuan gaya komik sebagai ekspresi seni, sehingga dapat disimpulkan bahwa komik
tidak dapat dinilai dengan tepat dan layak. Hal ini dimanfaatkan oleh para illustrator.
Dengan cara dan gayanya masing-masing yang unik dalam menyampaikan sebuah pesan,
sehingga masyarakat bisa menjumpai beragam jenis komik yang hadir di media online.
Media online menampilkan berbagai macam komik, salah satunya komik karikatur
strip yang ditulis dan digambar oleh seorang illustrator atau bisa disebut sebagai kartunis.
Komik tersebut diterbitkan secara teratur sesuai jadwal di surat kabar dan di internet.
Komik strip dikenal sebagai komik ringan karena berisi cerita hiburan. Namun ada
kalanya candaan yang disisipkan pada komik merupakan ungkapan kritis dari illustrator
terhadap berbagai masalah yang berkembang. Pembaca diajak untuk berfikir dan
memahami pesan-pesan yang tersirat dalam gambar tersebut. Dengan harapan pembaca
menyadari akan permasalahan yang terjadi di lingkungan nyata walaupun dari sebuah
komik.
Dalam menyampaikan kritik sosial terhadap suatu gambar tidak bisa langsung begitu
saja karena bisa menumbuhkan kesalahpahaman. Teknik semiotika hadir sebagai jalan
untuk menuntun pembaca dalam menganalisis tanda dan pesan yang terdapat pada
gambar komik tersebut. Teknik semiotika sangat beragam, salah satunya teknik
semiotika dari Charles Sanders Pierce. Teknik ini dikemukakan oleh Charles Sanders
Pierce pada tahun 1839-1914. Teknik ini berfokus pada observasi mendalam tentang
tanda untuk menemukan pesan dan makna yang tersirat di gambar tersebut (Danesi,
2010:33). Ini memudahkan pembaca dalam memahami pesan yang dimaksud dan bisa
mengkritisi dengan gagasannya.
Komik online yang di publikasikan oleh media online menjadi salah satu wadah bagi
masyarakat Indonesia dalam berkomunikasi dan menyampaikan informasi. Fenomena
tersebut melahirkan komunikasi interpersonal dengan hasil pesan dapat tersampaikan
dengan baik. Dalam berkomunikasi tentunya harus memperhatikan bahasa yang
digunakan karena mempertaruhkan tujuan pesan yang dimaksud. Kritik pun hadir
ditengah-tengah kegiatan penyampaian informasi dari pembaca terhadap komik yang
dibaca. Latar belakang tersebut menarik perhatian penulis untuk melakukan observasi
tentang isi pesan komik strip online terhadap bahasa yang digunakan sebagai media kritik
sosial yang di lakukan oleh masyarakat Indonesia.
Hasil dari penelitian analisis makna pesan pada komik online ini diharapkan dapat
memberikan manfaat, antara lain.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian dalam artikel ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif kualitatif menghasilkan pembahasan berdasarkan fenomena dari pengamatan yang
peneliti lakukan (Sugiyono, 2007). Keluaran yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah
sebuah analisis. Langkah kerja dalam penelitian menggunakan metode dengan cara
memaparkan fakta dan hal-hal penting yang menyangkut objek penelitian (Siswantoro,
2010). Dalam artikel ini, penulis menggunakan analisis semiotika model Charles Sanders
Pierce. Semiotika model Charles Sanders Piece ini merupakan teknik analisis terhadap suatu
tanda tergantung pada entitas hidup yang menganggapnya memiliki makna terkait (Eco,
2000).
Objek penelitian ini ialah komik strip online karya anak Medan bernama Digidoy. Ada
dua teknik dalam pengumpulan data pada artikel ini. Teknik pertama menggunakan
dokumentasi. Dokumentasi merupakan kegiatan mengumpulkan data kualitatif dengan
menganalisis dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri (Herdiansyah, 2010). Dokumentasi
dilakukan dengan cara mengambil salah satu gambar komik strip online karya Digidoy di
website. Kemudian teknik kedua observasi. Observasi yang dilakukan adalah mengamati
tentang makna tanda pada objek penelitian dan menganalisis maksud dari tanda tersebut.
Dalam hasil penelitian yang sudah dilakukan terdapat analisis tentang tanda menjadi sign,
object dan interpretant.
Gambar 1.1 Logo dari komik strip lokal. Hasil karya asli anak Medan. Sumber : Digidoy comics
Asal usul Digidoy berasal dari Digi dan Doy. Digi diambil dari kata “digital” dan Doy
merupakan nama karakter komik yang sudah lama dibuat oleh Dody, salah satu founder
sekaligus komikus di Digidoy. Komik Digidoy lahir dari karya anak Medan dengan sebuah
tujuan mengangkat kembali pamor budaya lokal, sehingga diharapkan tidak tertinggal dari
pengaruh budaya luar. Tema yang disampaikan dalam komik Digidoy cukup beragam,
diantaranya keberagaman budaya, bahasa, pariwisata, dan tingkah laku yang terjadi di
lingkungan masyarakat Indonesia, khususnya daerah Sumatera Utara.
Komik Digidoy dikemas secara menarik dari segi animasi dan ilustrasi yang menghibur,
karena founder dari Digidoy sendiri memiliki visi untuk memperkenalkan karya anak Medan
diberbagai kalangan baik secara nasional maupun internasional. Komik digital ini merilis seri
pertamanya pada halaman Facebook di tahun 2014, dan mendapat banyak perhatian
masyarakat Indonesia karena dinilai unik dengan unsur budaya Medan nya.
Gambar 1.2 Karakter pemain di dalam komik Digidoy. Sumber : Digidoy comics
2.2 Analisis Semiotika pada komik strip Digidoy dengan judul “minumnya?”
Gambar 1.3 Karakter Coki sedang memesan makan kepada pelayan. Sumber : Digidoy comics
Pada ilustrasi gambar pertama terdapat dua karakter yang sedang berkomunikasi.
Pemeran pertama yaitu Coki diilustrasikan sebagai warga Medan dengan baju sederhana dan
kain yang menutupi jidatnya. Coki mengawali dialog dengan logat Medan yang kental yaitu
“ketoprak la… bang” sambil menunjukan menu tersebut kepada pelayan. Pemeran kedua
yaitu seorang pelayan dengan baju formal menggambarkan sosok warga yang netral dan
menggunakan dialog biasa atau Bahasa Indonesia pada umumnya yaitu “minumnya?” sambil
mencatat pesanan Coki kedalam kertas. Berdasarkan ilustrasi diatas dengan bantuan tanda
seperti baju yang dikenakan oleh Coki dan Bahasa yang dilontarkannya mengandung khas
budaya Medan. Namun ternyata komunikan atau lawan bicaranya yaitu pelayan nampak
warga biasa atau tidak spesifik berasal dari suatu daerah karena tanda yang disisipkannya
berupa dialog bahasa Indonesia biasa.
Gambar 1.4 Karakter Coki sedang memesan minuman. Sumber : Digidoy comics
Pada ilustrasi gambar kedua terlihat Coki yang bersemangat sambil tersenyum
mengangkat 1 jarinya bermaksud memberi keterangan jumlah pesanan minuman dengan
menggunakan bahasa tubuh sambil melontarkan dialog “mandi aja..!!” kepada pelayan
tersebut. dalam bahasa Medan kata “mandi” merupakan singkatan dari manis dingin atau
dikenal untuk sebutan teh manis dingin. Berdasarkan ilustrasi diatas Coki menggunakan
bahasa istilah yang biasa dipakai oleh orang Medan. terbukti dari dialognya yaitu “mandi”
yang memiliki arti yaitu “teh manis dingin”. Peristiwa ini mencerminkan pelanggaran
komunikasi antarbudaya dalam presepsi peran bahasa. Karena belum tentu komunikan atau
lawan bicara mengerti dengan bahasa yang digunakan saat berinteraksi.
Gambar 1.5 Karakter Coki dan pelayan sedang memberi serta menerima pesanan. Sumber :
Digidoy comics
Pada ilustrasi gambar ketiga terlihat pelayan datang dengan tersenyum membawakan
makanan yang telah dipesan oleh Coki sambil melontarkan dialog “ini silahkan bang…”.
Coki pun menerima pesanan tersebut, tetapi ia menunjukan ekspresi bingung karena
minuman yang dipesan tidak diberikan atau diantar oleh pelayan. Coki menatap ketoprak
yang dibawa oleh pelayan sambil melontarkan dialog “mandinya mana?” kepada pelayan.
Berdasarkan ilustrasi diatas, komunikasi diantara komunikator dan komunikan telah
menunjukan peristiwa mencurigakan. Karena pesanan Coki tidak sesuai dan pelayan tersebut
hanya membawa ketopraknya saja. Namun Coki tetap melontarkan dialog singkatan yaitu
“mandi” kepada pelayan. Coki tidak menyadari bahwa pelayan nampak tidak menerima
informasi dengan baik akibat keterbatasan bahasa.
Gambar 1.6 Karakter pelayan menyiram air satu ember kepada Coki. Sumber : Digidoy comics
Pada ilustrasi gambar keempat terlihat pelayan berdialog “ini mandinya…” sambil
menyiram Coki dengan sebuah ember besar yang dipenuhi air. Coki terkejut dan berteriak
“wadooohh…. ko disiram?” kepada pelayan. Coki telat menyadari dan tak sempat
menghindar, dan pelayan tersebut mengira maksud “mandi” adalah air untuk mandi.
Berdasarkan ilustrasi diatas, pelayan mengambil tindakan sesuai dengan kata yang
dilontarkan Coki. Karena jika di dalam kosa kata bahasa Indonesia, kata “mandi” merujuk
pada membersihkan diri dengan air. Namun ternyata Coki tidak bermaksud seperti itu.
Keterbatasan bahasa membuat komunikasi dan penyampaian pesan tidak berjalan dengan
baik.
Gambar 1.7 Karakter Coki sedang marah kepada pelayan. Sumber : Digidoy comics
Pada ilustrasi gambar kelima nampak Coki basah kuyup akibat siraman dari pelayan
tersebut. Pelayan dengan ekspresi polos dan rasa bersalahnya melontarkan dialog “tadi
katanya mandi….” kepada Coki. Coki nampak kesal dan marah. Dengan ekspresi emosinya,
ia mencoba menjelaskan lebih detail dari perkataan sebelumnya. Dengan nada tinggi di
selingi kata ejekan seperti “maksud aku teh manis dingin lontong..!!” ditujukan kepada
pelayan tersebut. berdasarkan ilustrasi diatas, mereka mengalami miss communication akibat
bahasa yang digunakan saat berinteraksi secara langsung.
2.3 Analisis hubungan pesan komik digidoy dengan peran bahasa dan kritik sosial
Berdasarkan peristiwa yang terjadi dari serangkaian salah satu cerita bertajuk
“minumnya” menimbulkan presepsi mendalam terhadap peran bahasa dan kritik sosial untuk
masyarakat. Komunikasi tentunya membutuhkan lawan bicara supaya terjalin dengan
maksimal penyampaian informasi dan pesan yang diinginkan. Komunikasi juga melibatkan
bahasa sebagai peran utama dalam kegiatan interaksi tersebut. Bahasa merupakan sarana
untuk melancarkan proses sosial antarmanusia (Nababan, 1984). Maka dari itu, peran bahasa
sangat penting karena mempertaruhkan sampai atau tidaknya pesan yang dimaksud. Bahasa
juga merupakan bagian dari komunikasi antarbudaya. Bahasa digunakan untuk berinteraksi
dengan masyarakat dan bentuk cinta terhadap tanah air dengan menggunakan bahasa
persatuan, yaitu bahasa Indonesia.
Dalam analisis ini, saran yang dapat disampaikan adalah untuk lebih memberikan
kejelasan lokasi pada karakter dan selalu mempertahankan cerita yang menarik untuk
masyarakat guna melestarikan budaya Medan. Kemudian kepada para masyarakat agar dapat
lebih memperhatikan beragam budaya yang ada di indonesia.
Segala puji hanya milik Allah SWT atas semua keberkahan yang telah dilimpahkan
kepada kami sehingga dapat menyelesaikan artikel ilmiah yang berjudul "Analisis Semiotika
Komik Online Dalam Peran Bahasa Sebagai Media Kritik Sosial" dengan baik dan tepat
Waktu. Artikel ini disusun dengan melakukan pembahasan materi yang matang,
pengumpulan data-data melalui analisis dokumentasi sebagai pendukung objek material,
serta dorongan dan motivasi dari berbagai pihak. Berkaitan dengan hal tersebut, kami
mengucapkan terima kasih kepada :
• Allah SWT karena telah memberikan rahmat dan berkahnya dalam kelancaran
penelitian artikel ilmiah ini.
• Ibu Winne Wardiani,S.S., M.Si. selaku dosen mata kuliah Penulisan dan Presentasi
Ilmiah yang telah memberikan tugas artikel ilmiah kepada kami sehingga kami dapat
belajar dan menyusun artikel ilmiah ini dengan baik.
• Orang tua kami yang telah memberikan dukungan kepada kami selama pengerjaan
artikel ilmiah ini.
• Rekan satu kelompok karena telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran dalam
menyusun artikel ini bersama.
• Teman-teman kelas atas dukungan dan semangat yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Alamudi, A.A (2021). Asli Karya Anak Medan, 3 Fakta Tentang Komik Digidoy. Dikutip
dari situs https://sumut.idntimes.com/life/inspiration/arifin-alamudi/asli-karya-
anak-medan-3-fakta-tentang-komik-digidoy, 3 Desember 2022
Arifa, F. (2017). Analisis Unsur Semiotika Komik Online Indonesia Sebagai Media Penyebar
Budaya. (Skripsi Sarjana, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang).
Danesi, Marcel. (2010). Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika
dan Teori Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra
Eco, Umberto. (2000). Teori Semiotika, Signifikasi Komunikasi, Teori Kode, Serta Teori
Produksi Tanda. Yogyakarta: Kreasi Wacana
Herdiansyah, Haris. (2010). Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:
Salemba Humanika.
Hidayah, R.N dan Setyanto, A.E (2014). Analisis Semiotika Komik Sebagai Media Kritik
Sosial. Jurnalkommas.com. Diakses dari
https://www.jurnalkommas.com/docs/Jurnal%20D0213081.pdf [1/12/2022]
Mohtar, Mas’oed. (1997). Kritik Sosial Dalam Wacana Pembangunan. Yogyakarta: UII
Press
Nur, L (2015). Digidoy! Komik Stripnya Anak Medan. Dikutip dari situs
https://www.lynur.com/2015/06/komik-stripnya-anak-medan.html, 3 Desember
2022
Siswantoro. (2010). Metode Penelitian Sastra; Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta: Pustaka
Belajar
Surakhmad, Winarno. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik
Disempurnakan. Bandung: Tarsito
LAMPIRAN