You are on page 1of 13

ANALISIS SEMIOTIKA KOMIK ONLINE DALAM PERAN BAHASA

SEBAGAI MEDIA KRITIK SOSIAL


Angela, Lisa Novitriyani

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pasundan Bandung

Email : ANGELA.212050146@mail.unpas.ac.id; LISA.212050103@mail.unpas.ac.id

Abstract

The development of technology and information has a major influence on society, especially in the
communication media. Communication media Online has the goal of disseminating knowledge,
education, as well as new culture to the general public. The spread of new culture in online is not
only in the form of news, but also in the form of infographics and online. Comics Online are packaged
to preserve culture while providing social criticism and entertainment to the public. This article raises
online comics as a means of criticism wrapped in entertainment for the public. The method used is
descriptive qualitative with Charles Sanders Piece semiotic analysis approach. The results of the
research are in the form of documentation and in-depth observation of the signs included in the comic
story to become sign, object and interpretant. The chosen comic is Digidoy comic from the work of
Medan children with the aim of reviving the prestige of local culture, so that it is hoped that it will
not be left behind from outside cultural influences. With themes that are quite diverse, including the
diversity of culture, language, tourism, and behavior that occurs in Indonesian society, especially the
North Sumatra region, it provides an overview of information messages to the public so that they
preserve culture and language in Indonesian territory.

Keywords: Comics; Communication; Culture; Language; Semiotics

Abstrak

Perkembangan teknologi dan informasi memberikan pengaruh besar terhadap masyarakat khusus
nya dalam media komunikasi. Media komunikasi online memiliki tujuan untuk menyebarluaskan
pengetahuan, pendidikan, sekaligus kebudayaan baru kepada khalayak masyarakat. Penyebaran
kebudayaan baru di media online tak hanya berbentuk berita, namun juga bisa berbentuk infografis
dan komik online. Komik online dikemas untuk melestarikan budaya sekaligus memberikan kritik
sosial dan hiburan kepada masyarakat. Artikel ini mengangkat komik online sebagai sarana kritik
yang dibalut dengan hiburan kepada masyarakat. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif
dengan pendekatan analisis semiotika Charles Sanders Piece. Hasil penelitian berupa dokumentasi
dan observasi mendalam tentang tanda yang dicantumkan di cerita komik tersebut menjadi sign,
object dan interpretant. Komik yang dipilih merupakan komik Digidoy dari karya anak Medan
dengan sebuah tujuan mengangkat kembali pamor budaya lokal, sehingga diharapkan tidak tertinggal
dari pengaruh budaya luar. Dengan tema yang cukup beragam, diantaranya keberagaman budaya,
bahasa, pariwisata, dan tingkah laku yang terjadi di lingkungan masyarakat Indonesia, khususnya
daerah Sumatera Utara, memberikan gambaran pesan informasi kepada masyarakat supaya
melestarikan budaya dan bahasa di wilayah Indonesia.

Kata kunci : Bahasa; Budaya; Komik, Komunikasi, Semiotika


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi dan informasi memberikan pengaruh besar terhadap


masyarakat Indonesia, salah satunya di media komunikasi. Komunikasi massa atau
dikenal sebagai komunikasi melalui media massa merupakan wadah untuk
mengembangkan pesan beserta informasi melalui teknologi modern seperti televisi,
radio, internet dan media online semacam website. Segala bentuk informasi atau tren
masa kini semakin mudah sampai keseluruh masyarakat dan menjadi konsumsi mereka
dalam kehidupan sehari-hari. Maraknya era globalisasi membuat arus komunikasi serta
kemajuan teknologi tidak memiliki batas ruang dan waktu. Fenomena tersebut
memberikan pengaruh besar terhadap perubahan gaya hidup masyarakat dan melahirkan
ide-ide kreatif yang diperoleh dari beragam informasi.

Kemajuan teknologi komunikasi pada saat era globalisasi memberikan peluang


kepada masyarakat untuk menerima informasi kapanpun dan dimanapun. Oleh sebab itu,
masyarakat dituntut untuk siap menghadapi dan memanfaatkan gelombang fenomena
tersebut. Masyarakat harus berpikir secara sadar dan terbuka saat menerima informasi
yang telah disampaikan, karena pada hakikatnya muatan-muatan pesan media tersebut
didasari oleh kehidupan sosial yang dialami baik secara politik, ekonomi dan budaya.

Komunikasi massa bisa terlaksana dengan baik apabila mendapat dukungan dari
masyarakat yang membutuhkan informasi tersebut, atau menyetujui pesan yang
disampaikan dan menyadari bahwa hal itu perlu direalisasikan. Dari tujuan tersebut,
dapat diartikan kegiatan media memiliki rencana untuk menyebarluaskan pengetahuan,
pendidikan, sekaligus kebudayaan baru kepada khalayak masyarakat. Hingga pada
akhirnya, masyarakat tidak menyadari bahwa mereka telah terbiasa dengan perubahan
yang dialaminya.

Perkembangan pengetahuan dan pendidikan yang diperoleh masyarakat dari


informasi media menghasilkan pembentukan karakter serta wawasan baru untuk bekal
kehidupan. Komunikasi massa dengan segala kemudahan dalam berinteraksi sosial tanpa
harus bertatap muka secara langsung memberikan wadah bagi masyarakat untuk
berargumentasi serta menilai apapun yang mereka lihat dan dengar. Media tersebut
menjadi tempat transaksi dalam menyampaikan kritik untuk menilai sesuatu. Kritik
memiliki arti sebagai tanggapan yang didasari oleh argumentasi baik atau buruk
mengenai suatu karya maupun tindakan manusia (Mas’oed, 1997:4). Kritik yang
disampaikan tidak selalu tentang keburukan atau menantang fakta tertentu, melainkan
bisa mengandung muatan pendapat atau solusi yang perlu dievaluasi kembali. Ada
berbagai macam kritik, diantaranya kritik sosial yang sering disinggungkan di dalam
konten informasi. Kritik sosial bisa disebut inovasi sosial, merupakan sarana komunikasi
untuk mengadaptasikan gagasan baru dari ketetapan gagasan lama demi perubahan sosial
menjadi lebih baik.
Kemudian perkembangan kebudayaan yang diperoleh masyarakat dari beragam
informasi menghasilkan pemahaman baru seputar gaya hidup masyarakat. Diantaranya
perbedaan ras, sosial ekonomi, dan keberagaman bahasa. Peristiwa tersebut melahirkan
berbagai macam ide baru, salah satunya bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Maraknya bahasa tren atau gaul yang menyebar luas dengan cepat akibat media
online, memberikan pengaruh besar terhadap eksistensi bahasa persatuan, yaitu bahasa
Indonesia. Masyarakat terutama kaum remaja lebih mengenal dan menggunakan bahasa
unik yang mereka dapatkan dari media massa tersebut. Sehingga menjadi kebiasaan
umum menggunakan bahasa unik diberbagai tempat dan situasi. Masyarakat indonesia
memiliki beragam suku dan latar belakang berbeda-beda. Keberhasilan sebuah interaksi
bergantung pada keseragaman bahasa yang digunakan masyarakat dalam kegiatan
komunikasi tersebut (Surakhmad, 1994). Dapat diartikan tidak semua masyarakat
memahami atau mengerti komunikasi yang dilakukan jika menggunakan bahasa yang
tak selaras.

Kemajuan teknologi terutama dalam penyampaian informasi di media online


dimanfaatkan untuk penyebaran kebudayaan baru dengan fokus menjangkau segala
bentuk golongan masyarakat. Meskipun media online difasilitasi oleh jaringan internet
dan perangkat yang terkoneksi, namun tetap saja segala tujuan dapat cepat terealisasikan
dengan baik. Nyaris semua masyarakat bisa beradaptasi dengan fenomena era globalisasi
tersebut secara bebas dimanapun dan kapanpun. Maka dari itu, seluruh masyarakat
Indonesia harus melestarikan kebudayaan dan mempertahankan bahasa persatuan, yaitu
bahasa Indonesia di era globalisasi.

Penyebaran kebudayaan baru di media online tak hanya berbentuk berita, namun juga
bisa berbentuk infografis dan komik online. Perkembangan era globalisasi merujuk pada
pemanfaatan gambar sebagai simbol non verbal untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaan yang dimaksud. Sebelum bahasa dan tulisan ditemukan oleh para ilmuwan,
gambar-gambar telah menjadi alternatif sejak lama untuk menyampaikan pendidikan,
pengetahuan serta kebudayaan. Komik merupakan salah satu media komunikasi dengan
memanfaatkan gambar untuk merealisasikan pesan komunikasi.

Di masing-masing daerah, komik memiliki banyak arti dan sebutan yang berbeda.
Secara umum, komik diartikan sebagai cerita berbentuk kumpulan gambar. Scott
McCloud memberikan gagasan bahwa komik terbentuk dari gambar-gambar serta
lambang tertentu yang berdekatan dan bersebelahan dalam urutan sistematis untuk
menyampaikan informasi guna mencapai tanggapan estetis dari pembacanya. Komik
mengalami perkembangan zaman dengan signifikan. Dari yang hanya bisa ditemukan
pada buku cetak, kini mudah ditemukan di forum media online. Sekarang komik online
menjadi unggul dalam memberikan informasi secara efektif dan efisien melalui
bahasanya sendiri. Dan menjadi pilihan favorit bagi masyarakat terutama anak remaja
sehingga tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-harinya.

Komik diberi kesempatan untuk bebas menumbuhkan ekspresi secara verbal dan
visual. Tetapi dalam lingkungan seni, komik tetap berada dalam peraturan batas-batas
komunikasi. Walaupun demikian, batas-batas komunikasi tidak terlalu spesifik tentang
ketentuan gaya komik sebagai ekspresi seni, sehingga dapat disimpulkan bahwa komik
tidak dapat dinilai dengan tepat dan layak. Hal ini dimanfaatkan oleh para illustrator.
Dengan cara dan gayanya masing-masing yang unik dalam menyampaikan sebuah pesan,
sehingga masyarakat bisa menjumpai beragam jenis komik yang hadir di media online.

Media online menampilkan berbagai macam komik, salah satunya komik karikatur
strip yang ditulis dan digambar oleh seorang illustrator atau bisa disebut sebagai kartunis.
Komik tersebut diterbitkan secara teratur sesuai jadwal di surat kabar dan di internet.
Komik strip dikenal sebagai komik ringan karena berisi cerita hiburan. Namun ada
kalanya candaan yang disisipkan pada komik merupakan ungkapan kritis dari illustrator
terhadap berbagai masalah yang berkembang. Pembaca diajak untuk berfikir dan
memahami pesan-pesan yang tersirat dalam gambar tersebut. Dengan harapan pembaca
menyadari akan permasalahan yang terjadi di lingkungan nyata walaupun dari sebuah
komik.

Komik online sebagai media komunikasi yang dimanfaatkan untuk menyalurkan


kritik sekaligus hiburan untuk masyarakat. Kehadirannya merupakan bentuk objek yang
dapat bermain atau menceritakan sesuatu dengan bahasa sebagai sarana komunikasi
verbalnya. Seiring bertambahnya ilmu pengetahuan, dan kebebasan dalam
berargumentasi, masyarakat akan menilai dan mudah memahami pesan yang
disampaikan oleh komik tersebut. Jiwa peduli masyarakat melahirkan kritik sosial untuk
menyadarkan bahwa situasi atau lingkungan memang sedang bermasalah.

Dalam menyampaikan kritik sosial terhadap suatu gambar tidak bisa langsung begitu
saja karena bisa menumbuhkan kesalahpahaman. Teknik semiotika hadir sebagai jalan
untuk menuntun pembaca dalam menganalisis tanda dan pesan yang terdapat pada
gambar komik tersebut. Teknik semiotika sangat beragam, salah satunya teknik
semiotika dari Charles Sanders Pierce. Teknik ini dikemukakan oleh Charles Sanders
Pierce pada tahun 1839-1914. Teknik ini berfokus pada observasi mendalam tentang
tanda untuk menemukan pesan dan makna yang tersirat di gambar tersebut (Danesi,
2010:33). Ini memudahkan pembaca dalam memahami pesan yang dimaksud dan bisa
mengkritisi dengan gagasannya.

Komik online yang di publikasikan oleh media online menjadi salah satu wadah bagi
masyarakat Indonesia dalam berkomunikasi dan menyampaikan informasi. Fenomena
tersebut melahirkan komunikasi interpersonal dengan hasil pesan dapat tersampaikan
dengan baik. Dalam berkomunikasi tentunya harus memperhatikan bahasa yang
digunakan karena mempertaruhkan tujuan pesan yang dimaksud. Kritik pun hadir
ditengah-tengah kegiatan penyampaian informasi dari pembaca terhadap komik yang
dibaca. Latar belakang tersebut menarik perhatian penulis untuk melakukan observasi
tentang isi pesan komik strip online terhadap bahasa yang digunakan sebagai media kritik
sosial yang di lakukan oleh masyarakat Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya, penulis mengambil
beberapa rumusan permasalahan yang nantinya akan dikembangkan dalam bab
pembahasan secara menyeluruh. Rumusan masalah dalam artikel ini antara lain.

a. Jelaskan latar belakang dari komik strip Digidoy?


b. Apa makna pesan tanda yang tertera di komik online dengan analisis semiotika
Charles Sanders Pierce?
c. Bagaimana hubungan pesan komik online tersebut dengan peran bahasa dan kritik
sosial?

1.3 Tujuan Penelitian

Setelah mengidentifikasi rumusan masalah berdasarkan latar belakang yang telah


ditentukan, maka selanjutnya penulis akan memberikan beberapa tujuan pembahasan
dalam penelitian ini, antara lain.

a. Untuk mengetahui latar belakang dari karya komik strip Digidoy.


b. Mengidentifikasikan apa saja makna pesan yang disampaikan pada komik online
tersebut dengan menggunakan teknik semiotika.
c. Untuk mengetahui keterkaitan makna pesan tersebut ke dalam peran bahasa dan
kritik sosial.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian analisis makna pesan pada komik online ini diharapkan dapat
memberikan manfaat, antara lain.

a. Sebagai pengetahuan mendalam untuk masyarakat Indonesia pentingnya


kesadaran menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat berkomunikasi.
b. Sebagai wadah penilaian kritik sosial untuk memberikan gagasan baru.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian dalam artikel ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif kualitatif menghasilkan pembahasan berdasarkan fenomena dari pengamatan yang
peneliti lakukan (Sugiyono, 2007). Keluaran yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah
sebuah analisis. Langkah kerja dalam penelitian menggunakan metode dengan cara
memaparkan fakta dan hal-hal penting yang menyangkut objek penelitian (Siswantoro,
2010). Dalam artikel ini, penulis menggunakan analisis semiotika model Charles Sanders
Pierce. Semiotika model Charles Sanders Piece ini merupakan teknik analisis terhadap suatu
tanda tergantung pada entitas hidup yang menganggapnya memiliki makna terkait (Eco,
2000).
Objek penelitian ini ialah komik strip online karya anak Medan bernama Digidoy. Ada
dua teknik dalam pengumpulan data pada artikel ini. Teknik pertama menggunakan
dokumentasi. Dokumentasi merupakan kegiatan mengumpulkan data kualitatif dengan
menganalisis dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri (Herdiansyah, 2010). Dokumentasi
dilakukan dengan cara mengambil salah satu gambar komik strip online karya Digidoy di
website. Kemudian teknik kedua observasi. Observasi yang dilakukan adalah mengamati
tentang makna tanda pada objek penelitian dan menganalisis maksud dari tanda tersebut.
Dalam hasil penelitian yang sudah dilakukan terdapat analisis tentang tanda menjadi sign,
object dan interpretant.

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Analisis Data Komik Digidoy

Gambar 1.1 Logo dari komik strip lokal. Hasil karya asli anak Medan. Sumber : Digidoy comics

Nama komik : Digidoy.

Founder komik : Dody dan Arief Siregar.

Jenis komik : Komik karikatur strip.

Asal Komik : Medan, Sumatera Utara.

Tahun berdiri : 2014 – sekarang.

Asal usul Digidoy berasal dari Digi dan Doy. Digi diambil dari kata “digital” dan Doy
merupakan nama karakter komik yang sudah lama dibuat oleh Dody, salah satu founder
sekaligus komikus di Digidoy. Komik Digidoy lahir dari karya anak Medan dengan sebuah
tujuan mengangkat kembali pamor budaya lokal, sehingga diharapkan tidak tertinggal dari
pengaruh budaya luar. Tema yang disampaikan dalam komik Digidoy cukup beragam,
diantaranya keberagaman budaya, bahasa, pariwisata, dan tingkah laku yang terjadi di
lingkungan masyarakat Indonesia, khususnya daerah Sumatera Utara.
Komik Digidoy dikemas secara menarik dari segi animasi dan ilustrasi yang menghibur,
karena founder dari Digidoy sendiri memiliki visi untuk memperkenalkan karya anak Medan
diberbagai kalangan baik secara nasional maupun internasional. Komik digital ini merilis seri
pertamanya pada halaman Facebook di tahun 2014, dan mendapat banyak perhatian
masyarakat Indonesia karena dinilai unik dengan unsur budaya Medan nya.

Gambar 1.2 Karakter pemain di dalam komik Digidoy. Sumber : Digidoy comics

Karakter pada gambar komik Digidoy memiliki makna masing-masing. Terutama


karakter Digi yang berbentuk telur. Alasan Dody dan Arief memilih telur sebagai karakter
ialah telur didefinisikan lambang awal dari sebuah kehidupan. Kemudian karakter Doy
diposisikan sebagai anak asli Medan. Selanjutnya karakter Coki, digambarkan sebagai
seseorang dari desa yang merantau ke Medan. Yang terakhir karakter Dev, digambarkan
sebagai orang tua atau paling tua diantara karakter lainnya, dan biasanya ia menjadi penengah
dalam komik tersebut.

2.2 Analisis Semiotika pada komik strip Digidoy dengan judul “minumnya?”

Gambar 1.3 Karakter Coki sedang memesan makan kepada pelayan. Sumber : Digidoy comics

Pada ilustrasi gambar pertama terdapat dua karakter yang sedang berkomunikasi.
Pemeran pertama yaitu Coki diilustrasikan sebagai warga Medan dengan baju sederhana dan
kain yang menutupi jidatnya. Coki mengawali dialog dengan logat Medan yang kental yaitu
“ketoprak la… bang” sambil menunjukan menu tersebut kepada pelayan. Pemeran kedua
yaitu seorang pelayan dengan baju formal menggambarkan sosok warga yang netral dan
menggunakan dialog biasa atau Bahasa Indonesia pada umumnya yaitu “minumnya?” sambil
mencatat pesanan Coki kedalam kertas. Berdasarkan ilustrasi diatas dengan bantuan tanda
seperti baju yang dikenakan oleh Coki dan Bahasa yang dilontarkannya mengandung khas
budaya Medan. Namun ternyata komunikan atau lawan bicaranya yaitu pelayan nampak
warga biasa atau tidak spesifik berasal dari suatu daerah karena tanda yang disisipkannya
berupa dialog bahasa Indonesia biasa.

Gambar 1.4 Karakter Coki sedang memesan minuman. Sumber : Digidoy comics

Pada ilustrasi gambar kedua terlihat Coki yang bersemangat sambil tersenyum
mengangkat 1 jarinya bermaksud memberi keterangan jumlah pesanan minuman dengan
menggunakan bahasa tubuh sambil melontarkan dialog “mandi aja..!!” kepada pelayan
tersebut. dalam bahasa Medan kata “mandi” merupakan singkatan dari manis dingin atau
dikenal untuk sebutan teh manis dingin. Berdasarkan ilustrasi diatas Coki menggunakan
bahasa istilah yang biasa dipakai oleh orang Medan. terbukti dari dialognya yaitu “mandi”
yang memiliki arti yaitu “teh manis dingin”. Peristiwa ini mencerminkan pelanggaran
komunikasi antarbudaya dalam presepsi peran bahasa. Karena belum tentu komunikan atau
lawan bicara mengerti dengan bahasa yang digunakan saat berinteraksi.

Gambar 1.5 Karakter Coki dan pelayan sedang memberi serta menerima pesanan. Sumber :
Digidoy comics
Pada ilustrasi gambar ketiga terlihat pelayan datang dengan tersenyum membawakan
makanan yang telah dipesan oleh Coki sambil melontarkan dialog “ini silahkan bang…”.
Coki pun menerima pesanan tersebut, tetapi ia menunjukan ekspresi bingung karena
minuman yang dipesan tidak diberikan atau diantar oleh pelayan. Coki menatap ketoprak
yang dibawa oleh pelayan sambil melontarkan dialog “mandinya mana?” kepada pelayan.
Berdasarkan ilustrasi diatas, komunikasi diantara komunikator dan komunikan telah
menunjukan peristiwa mencurigakan. Karena pesanan Coki tidak sesuai dan pelayan tersebut
hanya membawa ketopraknya saja. Namun Coki tetap melontarkan dialog singkatan yaitu
“mandi” kepada pelayan. Coki tidak menyadari bahwa pelayan nampak tidak menerima
informasi dengan baik akibat keterbatasan bahasa.

Gambar 1.6 Karakter pelayan menyiram air satu ember kepada Coki. Sumber : Digidoy comics

Pada ilustrasi gambar keempat terlihat pelayan berdialog “ini mandinya…” sambil
menyiram Coki dengan sebuah ember besar yang dipenuhi air. Coki terkejut dan berteriak
“wadooohh…. ko disiram?” kepada pelayan. Coki telat menyadari dan tak sempat
menghindar, dan pelayan tersebut mengira maksud “mandi” adalah air untuk mandi.
Berdasarkan ilustrasi diatas, pelayan mengambil tindakan sesuai dengan kata yang
dilontarkan Coki. Karena jika di dalam kosa kata bahasa Indonesia, kata “mandi” merujuk
pada membersihkan diri dengan air. Namun ternyata Coki tidak bermaksud seperti itu.
Keterbatasan bahasa membuat komunikasi dan penyampaian pesan tidak berjalan dengan
baik.
Gambar 1.7 Karakter Coki sedang marah kepada pelayan. Sumber : Digidoy comics

Pada ilustrasi gambar kelima nampak Coki basah kuyup akibat siraman dari pelayan
tersebut. Pelayan dengan ekspresi polos dan rasa bersalahnya melontarkan dialog “tadi
katanya mandi….” kepada Coki. Coki nampak kesal dan marah. Dengan ekspresi emosinya,
ia mencoba menjelaskan lebih detail dari perkataan sebelumnya. Dengan nada tinggi di
selingi kata ejekan seperti “maksud aku teh manis dingin lontong..!!” ditujukan kepada
pelayan tersebut. berdasarkan ilustrasi diatas, mereka mengalami miss communication akibat
bahasa yang digunakan saat berinteraksi secara langsung.

2.3 Analisis hubungan pesan komik digidoy dengan peran bahasa dan kritik sosial

Berdasarkan peristiwa yang terjadi dari serangkaian salah satu cerita bertajuk
“minumnya” menimbulkan presepsi mendalam terhadap peran bahasa dan kritik sosial untuk
masyarakat. Komunikasi tentunya membutuhkan lawan bicara supaya terjalin dengan
maksimal penyampaian informasi dan pesan yang diinginkan. Komunikasi juga melibatkan
bahasa sebagai peran utama dalam kegiatan interaksi tersebut. Bahasa merupakan sarana
untuk melancarkan proses sosial antarmanusia (Nababan, 1984). Maka dari itu, peran bahasa
sangat penting karena mempertaruhkan sampai atau tidaknya pesan yang dimaksud. Bahasa
juga merupakan bagian dari komunikasi antarbudaya. Bahasa digunakan untuk berinteraksi
dengan masyarakat dan bentuk cinta terhadap tanah air dengan menggunakan bahasa
persatuan, yaitu bahasa Indonesia.

Masyarakat Indonesia tentunya telah mempelajari komunikasi antarbudaya. Meskipun


beragam perbedaan ras, suku, dan budaya dari setiap daerah, pemerintah telah menetapkan
bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi untuk berkomunikasi. Namun sayangnya masih
banyak masyarakat Indonesia yang menyalahartikan tujuan mempertahankan bahasa
daerahnya masing-masing. Masyarakat tentu diperbolehkan menggunakan bahasa daerahnya
dengan tujuan melestarikan bahasa nenek moyang. Tapi penggunaan bahasa harus sesuai
dengan tempatnya atau bisa digunakan apabila komunikan juga mengerti akan bahasa
tersebut. Dari peristiwa tersebut membangun sebuah kritik sosial untuk masyarakat bahwa
tindakan menggunakan bahasa daerah dalam berinteraksi tidak tepat. Karena menimbulkan
kesalahpahaman dan keterlambatan pesan yang disampaikan. Pada akhirnya interaksi yang
dilakukan gagal atau terhambat. Masyarakat perlu menghargai dan memahami warga di
lingkungannya. Supaya komunikasi tetap terjalin, perlu di perhatikan bahasa yang digunakan
dan sopan santun dalam semua tindakannya demi tercapainya tujuan yang diharapkan.

SIMPULAN DAN SARAN

Perkembangan teknologi dan informasi memberikan pengaruh besar terhadap masyarakat


terutama pada media komunikasi. Masyarakat memanfaatkan media online untuk
menyebarkan kebudayaan mereka masing-masing yang sangat beragam. Komik online
menjadi salah satu penyebaran kebudayaan melalui gambar dan tulisan untuk menyalurkan
kritik sekaligus hiburan untuk masyarakat. Contoh yang kami ambil yaitu melalui komik
online Digidoy. Ilustrasi komik yang kami analisis menjelaskan bahwa terjadi miss
communication antar komunikan dan komunikator dikarenakan kesalahpahaman bahasa
yang dilontarkan oleh komunikator karena kebudayaan yang berbeda.

Dalam analisis ini, saran yang dapat disampaikan adalah untuk lebih memberikan
kejelasan lokasi pada karakter dan selalu mempertahankan cerita yang menarik untuk
masyarakat guna melestarikan budaya Medan. Kemudian kepada para masyarakat agar dapat
lebih memperhatikan beragam budaya yang ada di indonesia.

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji hanya milik Allah SWT atas semua keberkahan yang telah dilimpahkan
kepada kami sehingga dapat menyelesaikan artikel ilmiah yang berjudul "Analisis Semiotika
Komik Online Dalam Peran Bahasa Sebagai Media Kritik Sosial" dengan baik dan tepat
Waktu. Artikel ini disusun dengan melakukan pembahasan materi yang matang,
pengumpulan data-data melalui analisis dokumentasi sebagai pendukung objek material,
serta dorongan dan motivasi dari berbagai pihak. Berkaitan dengan hal tersebut, kami
mengucapkan terima kasih kepada :

• Allah SWT karena telah memberikan rahmat dan berkahnya dalam kelancaran
penelitian artikel ilmiah ini.
• Ibu Winne Wardiani,S.S., M.Si. selaku dosen mata kuliah Penulisan dan Presentasi
Ilmiah yang telah memberikan tugas artikel ilmiah kepada kami sehingga kami dapat
belajar dan menyusun artikel ilmiah ini dengan baik.
• Orang tua kami yang telah memberikan dukungan kepada kami selama pengerjaan
artikel ilmiah ini.
• Rekan satu kelompok karena telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran dalam
menyusun artikel ini bersama.
• Teman-teman kelas atas dukungan dan semangat yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Alamudi, A.A (2021). Asli Karya Anak Medan, 3 Fakta Tentang Komik Digidoy. Dikutip
dari situs https://sumut.idntimes.com/life/inspiration/arifin-alamudi/asli-karya-
anak-medan-3-fakta-tentang-komik-digidoy, 3 Desember 2022

Arifa, F. (2017). Analisis Unsur Semiotika Komik Online Indonesia Sebagai Media Penyebar
Budaya. (Skripsi Sarjana, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang).

Danesi, Marcel. (2010). Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika
dan Teori Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra

Eco, Umberto. (2000). Teori Semiotika, Signifikasi Komunikasi, Teori Kode, Serta Teori
Produksi Tanda. Yogyakarta: Kreasi Wacana
Herdiansyah, Haris. (2010). Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:
Salemba Humanika.

Hidayah, R.N dan Setyanto, A.E (2014). Analisis Semiotika Komik Sebagai Media Kritik
Sosial. Jurnalkommas.com. Diakses dari
https://www.jurnalkommas.com/docs/Jurnal%20D0213081.pdf [1/12/2022]

McCloud, Scott. (2001). Understanding Comics. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia

Mohtar, Mas’oed. (1997). Kritik Sosial Dalam Wacana Pembangunan. Yogyakarta: UII
Press

Nababan. (1984). Tuntunan Penyusunan Bahasa Indonesia. Bandung: Sinar Baru

Nur, L (2015). Digidoy! Komik Stripnya Anak Medan. Dikutip dari situs
https://www.lynur.com/2015/06/komik-stripnya-anak-medan.html, 3 Desember
2022

Siswantoro. (2010). Metode Penelitian Sastra; Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta: Pustaka
Belajar

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Surakhmad, Winarno. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik
Disempurnakan. Bandung: Tarsito
LAMPIRAN

Logo komik Digidoy.

Gambar karakter Digidoy.

Gambar seri komik Digidoy berjudul “minumnya?”

You might also like