You are on page 1of 15

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 5(2) :140-154 (2017) ISSN : 2303-2960

EFISIENSI PAKAN, PERTUMBUHAN, KELANGSUNGAN HIDUP DAN RESPON


IMUN IKAN PATIN (Pangasius sp.) YANG DIBERI PAKAN BERSINBIOTIK

Feed Efficiency, Growth, Survival and Immune Response of Catfish (Pangasius sp.) Fed
by Sinbiotic Feed

Enromauli Pangaribuan1, Ade Dwi Sasanti1*, Mohammad Amin1


1
PS.Akuakultur Fakultas Pertanian UNSRI
Kampus Indralaya Jl. Raya Palembang Prabumulih KM 32 Ogan Ilir Telp. 0711 7728874
*
Korespondensi email : sasanti.ade@gmail.com

ABSTRACT
Synbiotic is a combination of probiotics and prebiotics can improve the feed
efficiency, growth, survival and BAL population of fish. The purpose of this research was
to know the effect of synbiotic feed to feed efficiency, growth, survival and immune
response of catfish. This research conducted on October to December 2016 in Laboratorium
Dasar Perikanan, Departement of Budidaya Perairan, Faculty of Agriculture, Sriwijaya
University. The method used in the research is Completely Randomized Design (CRD) with
six treatments and three replications. Catfish with synbiotic feed that treatment with the
addition of commercial feed with synbiotic P0 (Control), P1 (2.5 ml Prebiotics + Probiotics
6 ml /kg), P2 (5.0 ml Prebiotics + Probiotics 6 ml /kg), P3 (7.5 ml Prebiotics + Probiotics 6
ml /kg), P4 (10.5 ml Prebiotics + Probiotics 6 ml /kg) and P5 (12.5 ml Prebiotics +
Probiotics 6 ml /kg) for 30 days. The observed parameters were feed efficiency, growth,
survival, BAL populations in the gut and clinical symptoms after challenge test. The results
showed that provision addition of synbiotic in feed give significant effect to feed efficiency,
growth and survival of catfish. The treatment P2 with synbiotic feed (5.0 ml Prebiotics + 6
ml Probiotics /kg) gives the feed efficiency (39,27%), the highest growth of weight (4.38 g),
the highest growth of length (1.74 cm), the survival (97.78%), LAB (Lactid Acid Bacteria)
population (3.51 x 104 CFU.mL-1) and survival after test challenge with A. hydrophila
(86.67%).

Keywords: Sinbiotic, Pakan, Pangaius sp, Aeromonas hydrophila

PENDAHULUAN dalam pakan (feed additive), sehingga


Pakan pada kegiatan budidaya dapat mengurangi biaya produksi.
umumnya adalah pakan komersial yang Penambahan probiotik pada pakan telah
menghabiskan sekitar 60-70 % dari total banyak diaplikasikan pada kegiatan
biaya produksi yang. Oleh karena itu, akuakultur dan terbukti telah memberikan
dibutuhkan bahan tambahan yang dapat efek yang menguntungkan bagi ikan
mendukung pertumbuhan ikan dan (Kesarcodi et al, 2008).
efisiensi pakan yang ditambahkan ke

140
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Enromauli, et al. (2017)

Penelitian Ahmadi et al. (2012) Azhar (2013) menunjukkan bahwa


menunjukkan bahwa penambahan penambahan sinbiotik pada pakan ikan
probiotik dengan dosis sebesar 6 ml kerapu yang diuji tantang V. alginolyticus
probiotik/kg pakan dalam pakan ikan lele dapat meningkatkan pertumbuhan harian
dapat menghasilkan laju pertumbuhan sebesar 13,79%, nilai eritrosit 2,43%,
harian dan efisiensi pakan tertinggi yaitu leukosit 9,23%, kadar hematokrit 20,56%,
3,12% dan 43,93 % sedangkan tanpa dan resistensi terhadap penyakit vibriosis.
probiotik sebesar 2,04% dan 31,65 %. Hasil penelitian Putra (2010) menunjukkan
Aplikasi probiotik memiliki kelemahan bahwa penambahan sinbiotik dalam pakan
yaitu kemampuan survival, kolonisasi dan ikan nila (Oreochromis niloticus) dapat
kompetisi nutrien dari bakteri probiotik meningkatkan efisiensi pakan sebesar
sehingga diperlukan prebiotik untuk 55,46%, kecernaan protein 82,41%, laju
mengatasi keterbatasan tersebut. pertumbuhan spesifik 4,18% dan
Penambahan prebiotik pada pakan mampu kelangsungan hidup 100% merupakan
merangsang pertumbuhan BAL (Bakteri hasil tertinggi dibandingkan dengan
Asam Laktat) (Putra, 2010). Penelitian perlakuan tanpa pemberian sinbiotik.
Hadijah et al. (2015) menunjukkan bahwa Penelitian Listyanti (2011) menunjukkan
penambahan prebiotik ubi Cilembu bahwa aplikasi sinbiotik dapat
sebanyak 1% dalam pakan ikan patin, meningkatkan respon imun karena mampu
menghasilkan populasi bakteri dalam mempertahankan kelangsungan hidup ikan
saluran pencernaan 9,25 CFU.mL-1, retensi nila merah yang lebih tinggi sebesar
protein 15,65%, laju pertumbuhan 1,52%, 83,33% setelah diuji tantang dengan
efisiensi pakan 31,55% dan kelangsungan Streptococcus agalactiae dibandingkan
hidup ikan patin 93,33%. Aplikasi dari kontrol positif sebesar 25%.
perpaduan tersebut disebut dengan
BAHAN DAN METODA
sinbiotik. Sinbiotik merupakan kombinasi
Bahan-bahan yang digunakan
seimbang dari probiotik dan prebiotik
dalam penelitian ini yaitu ubi jalar, etanol
dalam mendukung kelangsungan hidup
70%, ikan patin, pelet komersil, NaCl,
dan pertumbuhan bakteri yang
media MRS, A.hydrophila dan probiotik
menguntungkan dalam saluran pencernaan
komersil. Alat-alat yang digunakan dalam
mahluk hidup (Schrezenmeir dan Vrese,
penelitian ini yaitu timbangan analitik,
2001). Hasil penelitian yang dilakukan

141
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Enromauli, et al. (2017)

timbangan digital, vortex, spuit suntik, P3 : Pemberian pakan komersil dengan


sentrifuse, magnetic stirer, akuarium, penambahan sinbiotik (Prebiotik
cawan petri, aerator, mistar, heater. 7,5 ml + Probiotik 6 ml/kg pakan)
Pemeliharaan ikan dilakukan di P4 : Pemberian pakan komersil
Laboratorium Budidaya Perairan, Program dengan penambahan sinbiotik
Studi Budidaya Perairan, Fakultas (Prebiotik 10 ml + Probiotik 6
Pertanian dan ekstraksi prebiotik ml/kg pakan)
dilakukan di Laboratorium Kimia, P5 : Pemberian pakan komersil dengan
Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, penambahan sinbiotik (Prebiotik
Universitas Sriwijaya. Penelitian 12,5 ml + Probiotik 6 ml/kg
dilaksanakan pada bulan Oktober hingga pakan).
Desember 2016.
Cara Kerja

Rancangan Penelitian Pembuatan Tepung Ubi Jalar dan


Penelitian ini menggunakan Ekstraksi dengan Etanol
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang Ubi jalar segar dibersihkan dan
terdiri atas enam perlakuan dengan tiga dikupas kemudian diiris tipis. Ubi jalar
kali ulangan. Perlakuan yang dilakukan dikukus selama 30 menit kemudian
adalah pemeliharaan ikan patin yang diberi dikeringkan dibawah sinar matahari.
pakan pelet komersil dengan penambahan Setelah kering ubi jalar dihaluskan dengan
sinbiotik (prebiotik dari ekstrak ubi jalar menggunakan blender hingga menjadi
dan probiotik komersil). Perlakuan terdiri tepung dan diayak. Tepung ubi jalar segar
dari : sebanyak 100 gram disuspensikan ke
P0 : Pemberian pakan komersil tanpa dalam 1 liter etanol 70% dan diaduk
pemberian sinbiotik (kontrol) selama 15 jam menggunakan magnetic
P1 : Pemberian pakan komersil dengan stirer. Setelah itu dilakukan penyaringan
penambahan sinbiotik (Prebiotik dengan menggunakan kertas saring dan
2,5 ml + Probiotik 6 ml/kg pakan) cairan hasil penyaringan didiamkan
P2 : Pemberian pakan komersil dengan selama 24 jam dalam keadaan tertutup.
penambahan sinbiotik (Prebiotik Cairan hasil penyaringan di-sentrifuse
5,0 ml + Probiotik 6 ml/kg pakan) pada 6000 rpm selama 10 menit untuk
mengendapkan kotoran dan padatan,

142
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Enromauli, et al. (2017)

kemudian disaring kembali dengan sudah dicetak kemudian dijemur di bawah


kertas saring. Filtrat yang diperoleh sinar matahari hingga kering.
dipekatkan menggunakan evaporator Persiapan Media Pemeliharaan
vacum pada suhu 40o C. Ekstrak Persiapan media pemeliharaan
oligosakarida yang dihasilkan dari 10 kg dilakukan dimulai dari persiapan air. Air
ubi jalar yaitu 311 gram. yang digunakan ditampung terlebih dahulu
Pembuatan Pakan Perlakuan di bak penampungan untuk diendapkan.
Pakan yang digunakan dalam Wadah pemeliharaan berupa akuarium
penelitian ini adalah pakan komersial ukuran 40x50x40 cm sebanyak 18 buah.
dengan kandungan protein 30%. Tahapan Akuarium sebelum digunakan dicuci
pembuatan sinbiotik yaitu pertama satu terlebih dahulu dengan air yang bersih
tutup botol (14 ml) probiotik komersil kemudian dikeringkan di bawah sinar
yang digunakan dicampurkan dengan 250 matahari. Selanjutnya akuarium diisi air
ml air. Kedua, ekstrak oligosakarida sebanyak 15 liter dan direndam dengan
dicampur dengan akuades dengan kalium permanganat (KMnO4) selama 24
perbandingan 1:1 agar ekstrak jam. Setelah itu akuarium yang telah
oligosakarida tidak terlalu pekat saat didesinfeksi dibilas dengan air hingga
dicampurkan ke dalam pakan. Ketiga, bersih dan dikeringkan kembali dibawah
probiotik dan prebiotik dicampurkan sinar matahari, kemudian akuarium diisi
dalam satu wadah dan diaduk hingga air kembali sebagai media pemeliharaan
keduanya bercampur rata. Keempat, sebanyak 15 liter pada masing-masing
sinbiotik dicampurkan ke dalam pakan akuarium.
komersial yang sudah dihaluskan sesuai Pemeliharaan Ikan
dosis masing-masing setiap perlakuan. Pemeliharaan ikan patin dilakukan
Kelima, pakan yang sudah dicampur selama 30 hari. Benih ikan patin berasal
sinbiotik diaduk hingga rata dan untuk dari Pasir Putih Banyuasin. Selama
membantu pakan agar mudah dicetak dan pemeliharaan ikan dilaksanakan kegiatan
tidak hancur saat dicetak di mesin pemberian pakan, penyiponan, pengecekan
penggiling ditambahkan air hangat ikan mati dan sampling pengukuran bobot
secukupnya 30-40% dari bobot total bahan dan panjang ikan dilakukan diawal dan di
o
dengan suhu 40 C. Keenam, pakan yang akhir pemeliharaan. Pemberian pakan
dilakukan tiga kali sehari yaitu pagi jam

143
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Enromauli, et al. (2017)

08:00 WIB, siang jam 12:00 WIB, dan gejala klinis dan kelangsungan hidup
sore hari jam 16:00 WIB secara at setelah uji tantang.
satiation. Padat tebar ikan yaitu 1 ekor/ Parameter yang diamati
liter dengan bobot awal rata-rata 4±0,25 Adapun parameter yang diamati
gram dan panjang ikan 8±0,36 cm. dalam penelitian ini adalah efisiensi pakan,
Pemeliharaan Ikan Uji Tantang pertumbuhan bobot mutlak, pertumbuhan
Ikan yang digunakan untuk uji panjang mutlak, kelangsungan hidup dan
tantang adalah ikan patin yang telah jumlah bakteri asam laktat.
dipelihara selama 30 hari dengan Analisis Data
pemberian pakan sesuai perlakuan. Ikan Data efisiensi pakan, pertumbuhan,
patin diuji tantang dengan menyuntikkan kelangsungan hidup dan kelangsungan
bakteri A. hydrophila di bagian punggung hidup setelah disuntik A. hydrophila yang
ikan dengan dosis 0,1 ml kepadatan bakteri diperoleh diuji dengan menggunakan
-7 -1
0,247 x 10 CFU.mL . Jumlah ikan yang analisis ragam pada tingkat kepercayaan
diuji tantang yaitu 5 ekor. Jumlah tersebut 95%. Jika data menunjukkan berpengaruh
sesuai dengan SR (Survival Rate) akhir nyata, maka dilanjutkan uji Beda Nyata
terkecil selama pemeliharaan sebelum uji Terkecil (BNT). Data jumlah populasi
tantang. Setelah disuntik ikan patin bakteri asam laktat (BAL), kualitas air dan
dipelihara selama 7 hari untuk melihat gejala klinis dibahas secara deskriptif.

HASIL
Populasi Bakteri Asam Laktat (BAL) Benih Ikan Patin
Pada Tabel 1. dapat dilihat bahwa BAL pada awal pemeliharaan ikan mengalami
perubahan menjadi lebih banyak pada saat akhir pemeliharan. Pada perlakuan P2 (Prebiotik
5,0 ml dan Probiotik 6 ml) dan P3 (Prebiotik 7,5 ml dan Probiotik 6 ml) populasi BAL
dalam usus ikan meningkat lebih banyak.
Tabel 1. Populasi bakteri asam laktat (BAL) di usus benih ikan patin
Bakteri Asam Laktat (BAL) dalam usus (CFU.ml-1)
Perlakuan Awal Akhir
P0 0,63 x 104 0,71 x 104
P1 0,53 x 104 1,27 x 104
P2 0,56 x 104 3,51 x 104
4
P3 0,67 x 10 2,29 x 104
4
P4 0,56 x 10 1,92 x 104
4
P5 0,61 x 10 1,19 x 104

144
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Enromauli, et al. (2017)

Efisiensi Pakan Benih Ikan Patin


Pada Tabel 2. dijelaskan bahwa nilai efisiensi pakan yang lebih tinggi terdapat pada
perlakuan P2 (Prebiotik 5,0 ml dan Probiotik 6 ml) yaitu 39,27 % akan tetapi hanya berbeda
nyata pada perlakuan P0.
Tabel 2. Data rerata efisiensi pakan benih ikan patin selama pemeliharaan
Perlakuan Efisiensi Pakan (%) ± STD Notasi (Nilai BNT 0,05 = 5,76)
P0 15,81±0,97 A
P1 35,96±1,16 b
P2 39,27±1,45 b
P3 37,23±2,89 b
P4 36,73±5,36 b
P5 36,55±4,59 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda
nyata pada uji lanjut BNT taraf 5%.

Pertumbuhan Bobot dan Panjang Benih Ikan Patin


Berdasarkan Tabel 3. data rerata pertumbuhan bobot dan panjang mutlak benih ikan
patin menunjukkan bahwa ikan yang diberi pakan yang ditambahkan sinbiotik memberikan
hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan yang diberi pakan tanpa penambahan
sinbiotik.
Tabel 3. Data rerata pertumbuhan bobot dan panjang mutlak benih ikan patin
Pertumbuhan Pertumbuhan Notasi (Nilai
Bobot Mutlak Notasi (Nilai Panjang Mutlak BNT 0,05 =
Perlakuan (g) ±STD BNT 0,05 = 0,48) (cm) ±STD 0,26)
P0 1,73±0,05 a 1,10±0,08 a
P1 3,60±0,25 b 1,49±0,19 bc
P2 4,38±0,31 c 1,74±0,15 c
P3 4,06±0,21 bc 1,51±0,03 bc
P4 3,90±0,26 bc 1,40±0,10 b
P5 3,81±0,35 b 1,36±0,13 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda
nyata pada uji lanjut BNT taraf 5%.

Kelangsungan Hidup Benih Ikan Patin


Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, data kelangsungan hidup ikan patin
yang dipelihara selama 30 hari dengan penambahan sinbiotik ke dalam pakan ikan patin
yang diberikan dapat dilihat pada Tabel 4. Pada Tabel 4. dijelaskan bahwa persentase
kelangsungan hidup tertinggi berada pada perlakuan P2 yaitu sebesar 97,78 %, dan
berdasarkan hasil analisis ragam yang dilakukan hasil yang didapat berpengaruh nyata.
Tabel 4. Data kelangsungan hidup benih ikan patin
Perlakuan Kelangsungan Hidup (%) ± STD Notasi (Nilai BNT 0,05 = 20,17)
P0 62,22±19,24 a
P1 93,33±6,67 b
P2 97,78±3,85 b
P3 86,67±13,34 b
P4 84,44±10,18 b
P5 84,44±7,70 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda
nyata pada uji lanjut BNT taraf 5%.

145
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Enromauli, et al. (2017)

Kualitas Air
Parameter kualitas air yang diamati selama pemeliharaan benih ikan patin yaitu suhu dan
pH. Suhu diukur setiap hari pada pagi hari sebelum pemberian pakan dilakukan sedangkan
pH diukur seminggu sekali pada pagi hari. Data kualitas air selama pemeliharan 30 hari
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Kualitas air selama pemeliharaan ikan patin 30 hari
Parameter Kualitas Air
Perlakuan Suhu (oC) pH
P0 26,1 - 30 6,5 – 6,9
P1 26,1 – 29,8 6,5 – 6,7
P2 26,4 – 29,6 6,4 – 6,9
P3 26,5 – 29,3 6,5 – 6,7
P4 26,5 – 29,6 6,5 – 6,9
P5 26,4 – 29,2 6,4 – 6,7

Gejala Klinis Benih Ikan Patin yang diuji Tantang Aeromonas hydrophila
Uji tantang dilakukan dengan menyuntikkan bakteri A. hydrophylla dengan dosis
0,1 ml kepadatan bakteri 0,247 x 107 CFU disuntikkan ke bagian punggung ikan patin dan
dipelihara selama 7 hari untuk melihat gejala klinis yang terjadi pada ikan patin. Ikan yang
diuji tantang Aeromonas hydrophila sebanyak 5 ekor per akuarium dengan 3 kali ulangan
dan diberi pakan sesuai dengan perlakuan.
Tabel 6. Kelangsungan hidup ikan patin setelah diuji tantang A. hydrophila
Kelangsungan hidup (%)
Perlakuan ± STD Notasi (Nilai BNT 0,05 = 26,53)
P0 33,33±11,55 a
P1 66,67±11,55 bc
P2 86,67±11,55 c
P3 80,00±20,00 bc
P4 73,33±11,55 bc
P5 60,00±20,00 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda
nyata pada uji lanjut BNT taraf 5%.
Pada Tabel 6. merupakan hasil pengamatan kelangsungan hidup ikan patin yang
diuji tantang A. hydrophila dan dipelihara selama 7 hari. Pada Tabel 6. dijelaskan bahwa
kelangsungan hidup tertinggi terdapat pada perlakuan P2 yaitu 86,67% dan terendah
terdapat pada perlakuan PO yaitu 33,33 %. Nilai kelangsungan hidup ikan setelah diuji
tantang A. hydrophila pada perlakuan yang diberi pakan dengan sinbiotik yaitu P1, P2, P3,
P4 dan P5 berbeda nyata dengan P0.
dimanfaatkan oleh BAL. Prebiotik ekstrak
Pembahasan
ubi jalar dimanfaatkan untuk
Populasi BAL (Bakteri Asam Laktat)
meningkatkan pertumbuhan BAL (Bakteri
selama pemeiharaan mengalami
Asam Laktat) karena mengandung
peningkatan diduga karena prebiotik yang
oligosakarida (Marlis, 2008). Menurut
ditambahkan dalam pakan dapat

146
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Enromauli, et al. (2017)

Ginting et al. (2011), senyawa maksimal oleh bakteri usus akan


oligosakarida (polisakarida dengan rantai menyebabkan terjadinya kepadatan
pendek) tidak dapat dicerna oleh enzim bakteri dalam usus. Atlas dan Richard
pencernaan, sehingga merupakan media (1993) dalam Putri et al. (2012)
yang baik untuk difermentasikan oleh menyatakan bahwa kepadatan bakteri
bakteri menguntungkan di dalam kolon yang tinggi menyebabkan adanya
dalam meningkatkan populasinya. persaingan dalam pengambilan substrat
Pemberian prebiotik melalui pakan juga atau nutrisi yang tinggi sehingga aktivitas
diduga telah menstimulir pertumbuhan bakteri menjadi terhambat. Hal yang sama
bakteri probiotik dan bakteri juga didapat pada penelitian Hadijah et al.
menguntungkan lainnya seperti bakteri 2015 dimana pada dosis prebiotik 1%
asam laktat di dalam saluran pencernaan, hasilnya terhadap jumlah populasi bakteri,
sehingga populasi bakteri asam laktat efisiensi pakan dan kelangsungan hidup
pada perlakuan sinbiotik lebih tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan
dibanding perlakuan kontrol (Saputra et penambahan prebiotik sebanyak 2% dan
al. 2013). Pada perlakuan P3, P4, dan P5 3% kedalam pakan. Keberadaan bakteri
dapat dilihat bahwa semakin tinggi dosis probiotik dapat membantu penyerapan
prebiotik yang diberikan, populasi BAL nutrisi dalam pakan sehingga pakan lebih
dalam usus ikan semakin menurun. efisien dimanfaatkan oleh ikan.
Menurut Sunarlim (2009) penurunan BAL Hasil efisiensi menunjukkan
diduga karena pemberian nutrisi yang perlakuan dengan penambahan sinbiotik
terlalu tinggi ke dalam media kultur ke dalam pakan memiliki hasil yang lebih
sehingga mengakibatkan penyerapan tinggi dibandingkan tanpa penambahan
nutrisi yang dilakukan bakteri asam laktat sinbiotik. Irianto (2003) menyatakan
kurang maksimal. bahwa salah satu faktor probiotik dalam
Penyerapan nutrisi yang kurang meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi
maksimal terjadi diduga karena adanya pakan pada ikan yaitu keberadaan bakteri
persaingan antara bakteri yang ada pada probiotik pada saluran pencernaan.
saluran pencernaan. Persaingan terjadi Probiotik masuk ke dalam usus ikan
karena bakteri asam laktat dalam usus kemudian membantu proses pencernaan
mengalami kepadatan. Pemberian nutrisi sehingga pakan akan lebih efisien
yang tinggi apabila dimanfaatkan secara dimanfaatkan oleh ikan karena nutrisi

147
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Enromauli, et al. (2017)

pakan akan mudah terserap oleh tubuh yang tidak dibantu oleh adanya bakteri
ikan (Setiawati et al. 2013). Nilai efisiensi probiotik.
pakan tertinggi terdapat pada perlakuan Menurut Verschuere et al. (2000),
P2 yaitu dengan penambahan sinbiotik probiotik memberikan keuntungan bagi
(prebiotik 5,0 ml + probiotik 6 ml). inang dengan memperbaiki nilai nutrisi
Adanya peningkatan populasi BAL dalam dan pemanfaatan pakan. Hasil
usus pada P2 diduga menjadi salah satu pertumbuhan bobot dan panjang
faktor pendukung meningkatnya efisiensi menunjukkan bahwa penambahan
pakan pada P2. Pada perlakuan P3, P4 sinbiotik memberikan pengaruh yang
dan P5 dengan dosis prebiotik yang nyata terhadap pertumbuhan
semakin tinggi, keberadaan BAL semakin dibandingkan tanpa pemberian sinbiotik.
menurun akan tetapi diduga kinerja BAL Hasil tertinggi terdapat pada perlakuan P2
dalam usus terhadap efisiensi pakan dengan 4,38 gram dan panjang 1,74 cm.
masih optimal meskipun terjadi Penambahan sinbiotik pada ikan mampu
penurunan BAL, terlihat pada nilai meningkatkan mikroflora usus sehingga
efisiensi antar perlakuan dengan pakan dapat dimanfaatkan dengan baik
penambahan sinbiotik menunjukkan tidak untuk pertumbuhan dengan
berbeda nyata. Hasil efisiensi pakan pada menghasilkan enzim pencernaan (Arisa,
penelitian Ahmadi et al. (2012) dengan 2011). Hasil penelitian yang didapat
pemberian dosis probiotik 6 ml terhadap sesuai dengan pernyataan Aslamyah
ikan lele menghasilkan nilai efisiensi (2006) yang menyatakan bahwa salah satu
pakan 43,93% dan penelitian Hadijah et mekanisme kerja probiotik adalah
al. (2015) dengan pemberian dosis meningkatkan kinerja pertumbuhan
prebiotik 1% menghasilkan nilai efisiensi dengan meningkatkan nilai nutrisi pakan
pakan terhadap ikan patin 31,55%. melalui peningkatan aktivitas enzim
Rendahnya nilai efisiensi pada perlakuan pencernaan di saluran pencernaan ikan.
P0 diduga karena penyerapan pakan Enzim yang dihasilkan oleh mikroba yang
kurang efisien. Hal tersebut sesuai dengan terdapat dalam probiotik yaitu enzim
pernyataan Arief et al. (2014) yang amilase, protease dan lipase (Fadri et al.
menyatakan bahwa efisiensi yang rendah 2016). Enzim-enzim tersebut yang
disebabkan kurangnya penyerapan pakan menghidrolisis molekul kompleks seperti
karena dipengaruhi aktivitas pencernaan memecah karbohidrat, protein dan lemak

148
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Enromauli, et al. (2017)

menjadi molekul yang lebih sederhana mempengaruhi tingkat kelangsungan


sehingga mempermudah proses hidup. Hasil yang sama diperoleh pada
pencernaan dan penyerapan nutrien dalam hasil penelitian Damayanti (2011) yaitu
saluran pencernaan ikan (Putra, 2010). pada skala laboratorium menunjukan
Pada perlakuan P3, P4 dan P5 bahwa sinbiotik mampu memperbaiki
pertumbuhan mengalami penurunan akan respon imun serta meningkatkan
tetapi pada uji lanjut BNT menunjukkan kelangsungan hidup hingga 80% dan
bahwa pada pertumbuhan perlakuan P3 laju pertumbuhan hingga 7,59% pada
tidak berbeda nyata dengan P2. udang vaname setelah diinfeksi oleh
Kelangsungan hidup ikan sangat IMNV (Infectious Myonecrosis Virus).
ditentukan oleh ketersediaan pakan yang Kualitas air merupakan salah satu
memenuhi kebutuhan nutrisi dan kondisi faktor yang mempengaruhi kelangsungan
media pemeliharaan. Kelangsungan hidup hidup ikan patin selama pemeliharaan.
yang lebih tinggi diperoleh pada Ikan merupakan hewan yang memiliki
perlakuan P2 yaitu sebesar 97,78 % suhu tubuh relatif sama dengan suhu
sedangkan kelangsungan hidup terendah lingkungannya. Penurunan suhu
diperoleh pada perlakuan PO yaitu 62,22 lingkungan akan menurunkan suhu tubuh
%. Hal ini diduga karena sinbiotik dapat ikan dan akan menurunkan laju
meningkatkan sistem imun ikan melalui metabolismenya. Sebaliknya, jika suhu
pengaturan keseimbangan antara lingkungan meningkat maka suhu tubuh
probiotik dan prebiotik dalam mendukung ikan akan meningkat sehingga laju
kelangsungan hidup dan pertumbuhan metabolisme juga meningkat (Edy dan
bakteri yang menguntungkan dalam Evy, 2005). Nilai suhu yang didapat
saluran pencernaan (Schrezenmeir dan selama pemeliharaan berkisar 26,1 – 30
o
Vrese, 2001). Hasil yang didapat juga C (Tabel 4.5). Berdasarkan SNI:01-
sesuai dengan pernyataan Ghazali (2014) 6483.4 (2000) nilai suhu yang baik untuk
yang menyatakan bahwa tingginya pemeliharaan ikan patin berkisar 25-30
o
kelangsungan hidup ikan dengan C. Suhu selama pemeliharaan ikan patin
penambahan sinbiotik diduga karena masih dalam batas toleransi yang baik
prebiotik dapat menstimulasi untuk pemeliharaan dan untuk
pertumbuhan mikroflora normal dalam mendukung kelangsungan hidup dan
saluran pencernaan, yang dapat pertumbuhan ikan patin. Nilai pH yang

149
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Enromauli, et al. (2017)

didapat selama pemeliharaan berkisar 6,4- mulut. Pada hari keempat terdapat ikan
6,9. Berdasarkan SNI:01-6483.4 (2000) yang mati pada P0, P1, P4 dan P5 dengan
kisaran pH yang baik untuk pemeliharaan lendir berlebih, perut kembung dan mata
ikan patin berkisar 6,5-8,5. Berdasarkan menonjol. Hari kelima, terlihat seperti
data yang didapat kondisi pH air selama kapas berwarna putih dan borok pada
pemeliharaan melewati batas toleransi bagian punggung ikan dan bercak merah
berdasarkan SNI:01-6483.4 (2000) , akan terlihat memudar, akan tetapi pada
tetapi menurut Khairuman dan Dodi perlakuan P2, P3 dan P4 nafsu makan
(2009), ikan patin merupakan ikan yang ikan sudah mulai meningkat dan terdapat
toleran terhadap derajat keasaman (pH) ikan yang mati pada P0, P1, P2 dan P3
air yang mampu bertahan pada pH 5-9. dengan lendir berlebih, mata menonjol
Sehingga pH yang didapat selama dan terdapat bercak merah pada mulut
pemeliharaan masih dalam batas toleran ikan. Pada hari keenam terdapat ikan mati
dalam pemeliharaan ikan patin. pada P0,P4 dan P5 dengan borok pada
Hasil pengamatan gejala klinis bagian punggung, sedangkan pada P2 dan
terhadap ikan patin setelah diuji tantang P3 borok dan bercak kemerahan terlihat
Aeromonas hydrophila pada hari mulai memudar, nafsu makan meningkat
pertama terlihat ikan berenang lambat ke dan berenang aktif. Pada hari ketujuh,
permukaan, mengeluarkan banyak lendir ikan pada P0 masih terdapat borok dan
dan nafsu makan menurun. Pada hari bercak merah, pada P4 dan P5 terdapat
kedua terdapat ikan yang mati pada ikan yang mati dengan mata menonjol dan
perlakuan kontrol dengan lendir yang perut kembung. Pada perlakuan P1,P3 dan
berlebih, sedangkan pada perlakuan P4 borok ikan mulai mengecil bahkan
sinbiotik tidak terdapat ikan yang mati bercak merah sudah tidak terlihat lagi,
akan tetapi nafsu makan ikan masih nafsu makan ikan kembali normal seperti
menurun, berenang lambat dan sebelum dilakukan uji tantang dan
mengelaurkan banyak lendir. Hari ketiga, berenang aktif.
terdapat ikan yang mati pada perlakuan Gejala klinis yg terjadi sesuai
kontrol dan pada perlakuan P5 dengan dengan ciri-ciri ikan sakit yang
lendir berlebih dan mata menonjol. Ikan dinyatakan Junianto et al., (2007) yaitu
pada perlakuan lainnya mulai terlihat bahwa ikan yang terserang bakteri
bercak merah pada puggung, ekor dan Aeromonas hydrophila menunjukkan

150
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Enromauli, et al. (2017)

tanda - tanda antara lain kemampuan menurunkan aktivitas enzim dan


berenang ikan menjadi lemah, sering menstimulasi imunitas melalui
muncul ke permukaan, kurangnya nafsu peningkatan kadar antibodi atau aktivitas
makan, kulit ikan mengeluarkan banyak makrofag. Menurut Cerezuela et al.
lendir yang diikuti oleh pendarahan yang (2011) aplikasi sinbiotik merupakan salah
selanjutnya akan menjadi borok, perut satu strategi pengendalian biologis yang
ikan membuncit dan mata menonjol. dapat meningkatkan pertumbuhan dan
Tingginya tingkat kelangsungan hidup resistensi penyakit organisme akuakultur.
pada perlakuan yang diberi pakan dengan
KESIMPULAN
penambahan sinbiotik diduga bahwa Penambahan sinbiotik ke dalam
bakteri probiotik yang diberikan bekerja pakan yang diberikan pada ikan patin
secara maksimal dalam menjaga memberikan pengaruh yang nyata
pertahanan imun dari serangan patogen terhadap efisiensi pakan, pertumbuhan
yang masuk. Hal tersebut sesuai dengan bobot, pertumbuhan panjang tubuh ikan
penelitian Lystianti (2011) yaitu aplikasi patin, kelangsungan hidup dan
sinbiotik dapat meningkatkan respon kelangsungan hidup setelah diuji tantang
imun karena mampu mempertahankan dengan A. hydrophila. Hasil terbaik
kelangsungan hidup yang lebih tinggi terdapat pada perlakuan P2 dengan
sebesar 83,33% setelah diuji tantang penambahan sinbiotik (Probiotik 6 ml dan
dengan Streptococcus agalactiae Prebiotik 5,0 ml) dengan efisiensi pakan
dibandingkan kontrol positif sebesar 25%. 39,27 %, pertumbuhan bobot mutlak 4,38
Maksimalnya kerja probiotik juga diduga gram, pertumbuhan panjang mutlak 1,74
karena adanya nutrisi yang berasal dari cm, kelangsungan hidup 97,78 % dan
prebiotik yang diberikan. Menurut jumlah populasi BAL dalam satu gram
Irianto (2003), pada dasarnya terdapat usus 3,51 x 104 CFU.mL-1.
tiga cara kerja probiotik, yaitu menekan
populasi mikroba melalui kompetisi DAFTAR PUSTAKA
dengan memproduksi senyawa-senyawa
Ahmadi H., Iskandar dan Kurniawati N.
antimikroba atau melalui kompetisi 2012. Pemberian probiotik dalam
nutrisi dan tempat pelekatan di saluran pakan terhadap pertumbuhan lele
sangkuriang (Clarias gariepinus)
pencernaan, merubah metabolisme pada pendederan II. Jurnal
mikrobial dengan meningkatkan atau

151
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Enromauli, et al. (2017)

Perikanan dan Kelautan. 3(4):99- berbeda. Jurnal Ilmiah


107. Sains. 9(2):187-198.
Arief M., Nur F dan Sri S. 2014. Eddy A. dan Evi L. 2005. Pakan Ikan.
Pengaruh pemberian probiotik Kanisius, Yogyakarta.
berbeda pada pakan komersial
terhadap pertumbuhan dan efisiensi Eliyani Y. 2013. Pengaruh Pemberian
pakan ikan lele sangkuriang Probiotik Lactobacillus brevis
(Clarias sp.). Jurnal Ilmiah dan Prebiotik Oligosakarida
Perikanan dan Kelautan. 6(1). terhadap Respon Imun dan
Arisa II. 2011. Pemberian Probiotik , Resistensi Benih Patin Siam
Prebiotik dan Sinbiotik Untuk (Pangasionodon hypophthalmus)
Meningkatkan Respon Imun Udang yang diinfeksi Aeromonas
Vaname Litopenaeus vannamei hydrophila, Tesis (Tidak
Terhadap Infeksi Vibrio harveyi, dipublikasikan). Institut Pertanian
Tesis S2 (Tidak dipublikasikan). Bogor, Bogor
Institut Pertanian Bogor, Bogor. Fadri S., Zainal AM., dan Sugito S. 2016.
Aslamyah S. 2006. Penggunaan Pertumbuhan, kelangsungan hidup
Mikroflora Saluran Pencernaan dan daya cerna pakan ikan nila
Sebagai Probiotik Untuk (Oreochromis niloticus) yang
Meningkatkan Pertumbuhan dan mengandung tepung daun jaloh
Kelangsungan Hidup Ikan Bandeng, (Salix tetrasperma Roxb) dengan
Disertasi (Tidak dipublikasikan). penambahan probiotik EM-4.
Institut Pertanian Bogor, Bogor. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan
Azhar F. 2013. Pengaruh pemberian dan Perikanan Unsyiah. 1 (2) :
probiotik dan prebiotik terhadap 210-221.
performan juvenile ikan kerapu Ghazali GAF. 2014. Aplikasi Probiotik,
bebek (Comileptes altivelis). Buletin Prebiotik Dan Sinbiotik Melalui
Veteriner Udayana. 6(1). Pakan Pada Udang Vaname
Cerezuela R., Meseguer J. dan Esteban Litopenaeus vannamei Yang
MA. 2011. Current knowledge in Dipelihara Pada Jaring
synbiotic use for fish Hapa, Skripsi S1 (Tidak
aquaculture: A Review. Journal of dipublikasikan). Institut Pertanian
Aquaculture Research Bogor, Bogor.
Development. (1): 1–8. Ginting E., Utomo JS., Yulifianti R., dan
Damayanti. 2011. Pemberian Sinbiotik Jusuf M. 2011. Potensi ubi jalar
dengan Dosis Berbeda pada Pakan ungu sebagai pangan fungsional.
Udang Vaname untuk Pencegahan Iptek Tanaman Pangan. 1(6):116-
Infeksi IMNV (Infectious 138
Myonecrosis Virus), Skripsi S1 Haetami K. 2012. Konsumsi dan efisiensi
(Tidak dipublikasikan). Institut pakan dari ikan jambal siam yang
Pertanian Bogor, Bogor. diberi pakan dengan tingkat energi
Damongilala LJ. 2009. Kadar air dan total protein berbeda. Jurnal
bakteri pada ikan roa Akuakultur. 3 (2):146-158.
(Hemirhampus sp) asap dengan Hadijah I., Mustahal. dan Achmad N.P.
metode pencucian bahan baku 2015. Efek pemberian prebiotik

152
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Enromauli, et al. (2017)

dalam pakan komersial terhadap Diinfeksi Streptococcus agalactiae,


pertumbuhan ikan Patin Skripsi (Tidak dipublikasikan).
(Pangasius sp.). Jurnal Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Perikanan dan Kelautan. Marlinda R. 2014. Kajian Kinerja
5(1):33-40. Pertumbuhan dan Status Kesehatan
Irliyandi F. 2008. Pengaruh Padat Ikan Kerapu Bebek
Penebaran 60, 75, dan 90 (Cromileptes altivelis) yang diberi
Ekor/Liter Terhadap Produksi Ikan Pakan Mengandung Berbagai
Patin Pangasius hypophtalmus Sinbiotik, Disertasi (Tidak
Ukuran 1 Inci Up (3 Cm) dalam dipublikasikan). Institut Pertanian
Sistem Resilkulasi, Skripsi S1 Bogor, Bogor.
(Tidak dipublikasikan). Institut Marlis A. 2008. Isolasi Oligosakarida
Pertanian Bogor, Bogor. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) dan
Irianto A. 2003. Probiotik Akuakultur. Pengaruh Pengolahan Terhadap
Gadjah Mada University Press, Potensi Prebiotiknya, Tesis S2
Yogyakarta. (Tidak dipublikasikan). Institut
Junianto HK dan Maulina. 2007. Pertanian Bogor, Bogor.
Pengaruh meniran dalam pakan Nurhidayah dan Kadriah IAK. 2014.
untuk mencegah infeksi bakteri Kemampuan lendir ikan nila
Aeromonas sp. pada benih ikan (Tilapia mosambica)
mas (Cripinus carpio). Journal menghambat pertumbuhan vibrio
of Tropical Fisheries. 1(2): 145- patogen. Seminar Nasional
150. Tahunan Xi Penelitian Perikanan
Kesarcodi WA., Kaspar H., Lategan J., Dan Kelautan. Maros. 30 Agustus,
dan Gibson L. 2008. Probiotics in 2014.
aquaculture. The need, principles Putra AN. 2010. Kajian Probiotik,
and mecanisms of action and Prebiotik dan Sinbiotik untuk
screening processes. Meningkatkan Kenerja
Aquaculture. 274:1-14. Pertumbuhan Ikan Nila
(Oreochromis niloticus). Tesis S2
Khairuman dan Dodi S. 2009. Budidaya (Tidak dipublikasikan). Institut
Patin Secara Intensif. Agromedia Pertanian Bogor, Bogor.
Pustaka, Jakarta Selatan
. Putra AN., Utomo NBP., dan
Kholish M. 2010. Panduan Lengkap Widanarni. 2015. Growth
Agribisnis Patin. Penebar Swadaya, performance of tilapia
Depok. (Oreochromis niloticus) fed with
probiotic, prebiotic and synbiotic
Lesmanawati W., Widanarni., Sukenda., in diet. Pakistan Journal of
dan Wahyu P. 2013. Potensi ekstrak Nutrition. 14(5): 263-268.
oligosakarida ubi jalar sebagai Putra AN. 2014. Sweet potato varieties
prebiotik bakteri probiotik sukuh potential as a prebiotics in
akuakultur. Jurnal Sains Terapan tilapia feed (Oreochromis
Edisi III. 3 (1) : 21 – 25. niloticus). Proceeding of
Lystianti AF. 2011. Aplikasi Sinbiotik International Conference of
Melalui Pakan Pada Ikan Nila Aquaculture Indonesia. 254-258.
Merah Oreochromis niloticus Yang

153
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Enromauli, et al. (2017)

Putri FS., Hasan dan Haetami K. 2012. Tanbiyaskur. 2011. Efektivitas Pemberian
Pengaruh pemberian bakteri Probiotik, Prebiotik Dan Sinbiotik
probiotik pada pelet yang Melalui Pakan Untuk Pengendalian
mengandung kaliandra (Calliandra Infeksi Streptococcus Agalactiae
calothyrsus) terhadap pertumbuhan Pada Ikan Nila (Oreochromis
benih ikan nila (Oreochromis niloticus), Tesis S2 (Tidak
niloticus). Jurnal Perikanan dan dipublikasikan). Institut Pertanian
Kelautan. 3(4):283-291. Bogor, Bogor.
Saputra DA., Sukenda dan Widanarni. Verschuere L., Rombaut G., Sorgeloos P.,
2013. Aplikasi sinbiotik dengan dan Verstraete W. 2000. Probiotic
dosis berbeda untuk pencegahan bacteria as biological control agents
vibriosis pada ikan kerapu bebek. in aquaculture. Microbiolgical and
Jurnal Akuakultur Indonesia. Molecular Biology Review. 64: 655-
12(2):169-177. 671.
Widagdo P. 2011. Aplikasi Probiotik,
Setiawati JE., Tarsim., Adiputra YT. dan Prebiotik, Dan Sinbiotik Melalui
Hudaidah S. 2013. Pengaruh Pakan Pada Udang vaname
penambahan probiotik pada pakan (Litopenaeus Vannamei) yang
dengan dosis berbeda terhadap Diinfeksi Bakteri Vibrio harvey,
pertumbuhan, kelulushidupan, Skripsi S1 (Tidak dipublikasikan).
efisiensi pakan dan retensi protein Institut Pertanian Bogor, Bogor.
ikan patin (Pangasius Widanarni., Wahjuningrum D dan Puspita
hypophthalmus). Jurnal Rekayasa F. 2012. Aplikasi bakteri probiotik
dan Teknologi Budidaya Perairan. melalui pakan buatan untuk
1(2):151-162. meningkatkan kinerja pertumbuhan
Schrezenmeir J., dan Vrese M. 2001. udang windu (Penaeus monodon).
Probiotics, prebiotics and synbiotic- Jurnal Sains Terapan Edisi II. 2(1) :
approaching a definition. American 32-49
Journal of Clinical Nutrition.
73(2):361-364.
Sunarlim R. 2009. Potensi Lactobacillus
sp. asal dari dadih sebagai starter
pada pembuatan susu fermentasi
khas Indonesia. Buletin Teknologi
Setelahpanen Pertanian 5:69-76.

154

You might also like