Professional Documents
Culture Documents
Research Report
ABSTRACT
Background. Enterococcus faecalis is the most dominant microorganisms found in endodontic secondary
infection with prevalence ranging between 24% - 77%. Defense mechanism of Enterococcus faecalis bacteria is
forming biofilm. A study showed that bacteria in mature biofilms can 10-1000 times more resistant to
antimicrobials than bacteria in a planktonic form. One of natural substances that can be used as antibiofilm to
irrigation root canals is extract of fresh bay leaf (Syzygium polyanthum Wight). Chemical components in bay
leaves include flavonoids, tannins, and essential oils, which have antibacterial capability and damage the
membrane biofilm. Purpose. To determine the effective concentration of fresh bay leaf extract (Syzygium
polyanthum Wight) that can inhibit biofilm Enterococcus faecalis. Method. This research is in-vitro labolatory
experimental with post test only control group design using microtitter plate assay. Samples using Enterococcus
faecalis ATCC 29212 cultured in TSB (Trypticase Soy Broth) + glucose.Bay leaf extract (Syzygium polyanthum
Wight) concentration in this study was 13%, 12.25%, 11.50%, 10.75%, 10%, 9.25%, 8.50%, 7.75%, 7%, and
6.25%. Results. At the 13% concentration of Syzygium polyanthum Wight, showed 100% inhibition of biofilm,
means that the 13% concentration of bay leaf extract (Syzygium polyanthum Wight) can totally inhibit biofilm
formation of Enterococcus faecalis. Conclusion. The effective concentration of bay leaf extract (Syzygium
polyanthum Wight) which can inhibit Enterococcus faecalis biofilm is 13%.
Keywords: Syzygium polyanthum Wight extract, biofilm, Enterococcus faecalis, efective concentration.
Korespondensi (correspondence): Shufiyah Nurul Aini, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. Jl.
Mayjen Prof. Dr. Moestopo 47 Surabaya 60132, Indonesia. E-mail: shufiyahnuraini@gmail.com
87
Conservative Dentistry Journal Vol.6 No.2 Juli-Desember 2016 : 87-92
terhadap faktor lingkungan, seperti pH dan digunakan sebagai terapi Reccurent Apthous
oksigen.6Sebuah penelitian menunjukkan Stomatitis (RAS).13 Komponen kimia dalam
bahwa bakteri dalam biofilm yang matang bisa daun salam antara lain flavonoid, tanin,
menjadi 10-1000 kali lebih resisten terhadap minyak atsiri, saponin, alkaloida, dan
antimikroba daripada bakteri dalam bentuk polifenol. Kandungan flavonoid, tanin, dan
planktonik.5 minyak atsiri memiliki aktivitas antibakteri,
Perawatan saluran akar merupakan sedangkan kandungan saponin memiliki daya
pilihan perawatan untuk penyakit pulpa pada pembersih terhadap lapisan smear layer
saluran akar. Tujuan dari perawatan saluran dinding saluran akar. Aktivitas antibakteri
akar adalah menghilangkan bakteri patogen flavonoid, tanin, dan minyak atsiri yaitu
dan produk metabolismenya dari sistem dengan cara mengkoagulasikan protein yang
saluran akar, menghilangkan jaringan nekrotik, akhirnya dapat mengganggu permeabilitas
serta membantu proses penyembuhan membran sel dan menyebabkan inaktivasi
periapikal. Eliminasi mikroorganisme dari fungsi materi genetik bakteri.11 Beberapa
akar yang terinfeksi menjadi fokus utama penelitian sebelumnya menyatakan bahwa
dalam perawatan saluran akar karena ekstrak daun salam terbukti memiliki aktivitas
keberadaan bakteri memegang peranan penting antibakteri terhadap Streptococcus mutans,
dalam patogenesis pulpa dan periradikular Staphylocus aures, Escherichia coli, Bacillus
serta keberhasilan dari perawatan saluran cereus dan Bacillus subtilis.13-15 Pada
akar.7,8 penelitian Rahayu (2014) menunjukkan
Perawatan saluran akar memiliki 3 ekstrak daun salam memiliki kemampuan
prinsip dasar yaitu preparasi biomekanik, bakteriosidal terhadap pertumbuhan
sterilisasi, serta obturasi. Selama proses Enterococcus faecalis, tetapi sampai saat ini
preparasi biomekanik, dilakukan irigasi belum didapatkan penelitian mengenai
saluran akar yang bertujuan untuk antibiofilm ekstrak daun salam terhadap
mengeliminasi bakteri pada saluran akar, biofilm Enterococcus faecalis.16 Oleh karena
pelarut debris, lubrikasi sistem kanal sehingga itu, perlu dilakukan penelitian mengenai
preparasi saluran akar lebih mudah, dan konsentrasi efektif ekstrak daun salam yang
sebagai pelarut sisa jaringan organik.9 Setiap dapat menghambat biofilm Enterococcus
bahan irigasi memiliki sifat yang berbeda- faecalis.
beda. Bahan irigasi yang ideal mempunyai
sifat antimikroba, mampu melarutkan jaringan
organik, memiliki toksisitas rendah, dan BAHAN DAN METODE
menginduksi reaksi yang menguntungkan pada Jenis penelitian yang digunakan
jaringan periapikal.10 adalah penelitian eksperimental labolatoris in-
Bahan irigasi saluran akar vitro dengan rancangan penelitian post test
konvensional yang digunakan saat ini masih only control group designyang menggunakan
memiliki berbagai kelemahan, sehingga sampel biofilm Entercoccus faecalis ATCC
diperlukan bahan alami yang dapat 29212. Bahan uji yang digunakan adalah
dikembangkan sebagai bahan alternatif irigasi ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum
saluran akar yang memiliki toksisitas lebih Wight) diperoleh dari Balai Penelitian dan
rendah, lebih biokompatibel, harga murah, dan Konsultasi Industri, Surabaya yang diekstrak
mudah didapat. Salah satu bahan alam yang menggunakan pelarut etanol 96% dengan
dapat dimanfaatkan sebagai bahan irigasi metode maserasi.
saluran akar adalah ekstrak daun salam segar
(Syzygium polyanthum Wight).
Daun salam (Syzygium polyanthum
Wight) merupakan tanaman asli Asia Tenggara
yang banyak ditemukan di Burma, Malaysia,
dan Indonesia yang biasanya digunakan
sebagai penyedap aroma masakan.11 Daun
salam telah dikenal memiliki khasiat yang
besar untuk mengobati berbagai penyakit
seperti hipertensi, diabetes, asam urat, diare,
dan maag.12 Selain itu daun salam juga dapat
88
Conservative Dentistry Journal Vol.6 No.2 Juli-Desember 2016 : 87-92
89
Conservative Dentistry Journal Vol.6 No.2 Juli-Desember 2016 : 87-92
Tabel 2 Presentase hambatan biofilm Enterococcus 10%, 9,25%, 8,50%, 7,75%, 7%, 6,25%, juga
faecalis ada perbedaan bermakna terhadap kelompok
kontrol.
Konsentrasi Mean Hambatan
OD Biofilm %
13% 0 100% PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk
12,25% 0,288 73,4%
mengetahui konsentrasi efektif ekstrak daun
11,5% 0,330 69,6% salam (Syzygium polyanthum Wight) dalam
menghambat biofilm Enterococcus faecalis.
10,75% 0,339 68,7% Enterococcus faecalis digunakan dalam
penelitian ini karena bakteri tersebut paling
10% 0,344 68,3% banyak menyebabkan kegagalan perawatan
9,25% 0,354 67,3% saluran akar dan dapat membentuk biofilm
sehingga sulit dieliminasi dalam saluran akar.
8,5% 0,361 66,7% Penelitian terhadap biofilm
Enterococcus faecalis ini dilakukan secara in
7,75% 0,376 65,3% vitro menggunakan metode microtitter plate
7% 0,384 64,6% assay dengan ELISA readeruntuk pembacaan
Optical Density. Ekstrak daun salam
6,25% 0,404 62,7% (Syzygium polyanthum Wight) didapat dari
proses maserasi dengan menggunakan pelarut
Kontrol 1,084 0% etanol 96%.
Pada penelitian pendahuluan
Berdasarkan data pada tabel di atas, didapatkan Konsentrasi Hambat Minimal
dapat dilihat bahwa pada konsentrasi 6,25%, (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimal
ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum (KBM) ekstrak daun salam (Syzygium
Wight) sudah dapat menghambat biofilm polyanthum Wight) terhadap Enterococcus
Enterococcus faecalis sebesar 62,7%. Semakin faecalis. Nilai KHM (6,25%) dan KBM
tinggi konsentrasi ekstrak daun salam (12,5%) diperlukan untuk menentukan range
(Syzygium polyanthum Wight), maka semakin yang digunakan dalam penelitian agar
tinggi hambatan biofilm. Hambatan biofilm dihasilkan range yang lebih sempit. Selain itu,
pada konsentrasi 13% ekstrak daun salam dikarenakan warna ekstrak daun salam
(Syzygium polyanthum Wight) yaitu sebesar (Syzygium polyanthum Wight) yang berwarna
100%. hijau kehitaman sehingga akan menyulitkan
Hasil analisis data menggunakan uji pembacaan OD apabila konsentrasi yang
Kolmogorov Smirnov, menunjukkan data digunakan terlalu besar.
berdistribusi normal. Dilanjutkan uji Hasil yang didapat menunjukkan
homogenitas menggunakan uji Levene bahwa semua nilai OD biofilm pada kelompok
didapatkan p>0,05 yang berarti data homogen. yang diberi perlakuan lebih rendah dari nilai
Untuk melihat adanya perbedaan antar OD kelompok kontrol. Semakin rendah nilai
kelompok perlakuan, dilakukan uji One-Way OD yang didapat, maka presentase
ANOVA, diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05) penghambatan biofilm semakin besar. Pada
yang menunjukkan bahwa ada perbedaan yang konsentrasi dari 6,25% hingga 13% presentase
bermakna antar kelompok konsentrasi. penghambatan biofilm terus mengalami
Dilanjutkan dengan tes Post-Hoc Multiple peningkatan. Adanya peningkatan presentase
Comparison untuk mengetahui kelompok data hambatan biofilm menggambarkan semakin
mana yang memiliki perbedaan nilai OD banyak biofilm yang dapat dihambat sesuai
biofilm yang bermakna. Hasil menunjukkan dengan peningkatan konsentrasi ekstrak daun
konsentrasi 13% ada perbedaan yang salam (Syzygium polyanthum Wight). Hal ini
bermakna terhadap konsentrasi 11,50%, sesuai dengan teori bahwa ekstrak daun salam
10,75%, 10%, 9,25%, 8,50%, 7,75%, 7%, (Syzygium polyanthum Wight) memiliki
6,25%, dan kelompok kontrol,Selain itu, kemampuan dalam menghambat biofilm
konsentrasi 13%,12,25%,11,50%, 10,75%, Enterococcus faecalis.
90
Conservative Dentistry Journal Vol.6 No.2 Juli-Desember 2016 : 87-92
91
Conservative Dentistry Journal Vol.6 No.2 Juli-Desember 2016 : 87-92
92
93