You are on page 1of 7

Case 2

Six year-old girl, the second of four children in her family, was brought to the University
Medical School Hospital by her stepmother with loss of consciousness and a story of falling
from a sofa. Physical examination revealed absence of pupillary light reflex with fixed, dilated
pupils, and absence of breathing and pulse. She was intubated but did not respond to
cardiopulmonary resuscitation. She was pronounced dead after thirty minutes of resuscitation.
Postmortem examination of the child was performed one day after death, which revealed
numerous different colored old and new bruising between 0.5-1 cm on her neck, chest, back, and
lower extremities, a redpurple old bruise of 1 cm over her right eyebrow, another red-purple old
bruise of 0.5 cm on the right side of her forehead, and an old wound with dried scabbing of 6 cm
at the back of her left shoulder. In internal examination, there was a widespread red new
ecchymosis on the internal surface of her occipital scalp and over the vertex, and a linear
occipital fracture. There were also occipital subdural hemorrhage, subarachnoidal hemorrhage at
the left temporal lobe, and brain edema. The cross sections of her lungs were edematous, and
there was a laceration at the right renal capsule. The cause of death was brain damage due to
blunt head trauma. The eyes were not removed for retinal examination. Forensic report was filed
with the police department. At the end of the forensic investigation, her stepmother confessed
that she slammed the child against a wall because of bedwetting. After the stepmother hit the
child's head against the wall, she also kicked her until the child became unconscious. To
resuscitate her, stepmother took her to the bathroom, shook her by the shoulders and wetted her
head by the use of a hose. The girl slipped from her hand and hit her head against the wall again,
which started wheezy breathing but she did not gain consciousness. The stepmother was
convicted with involuntary manslaughter in Criminal Court. On appeal, seven months later, she
was acquitted. There was no report filed with Child Protective Services. None of the other
siblings was assessed for possible abuse. No expert witness was invited to trial.

Kasus 2

Gadis berusia enam tahun, anak kedua dari empat bersaudara di keluarganya, dibawa ke Rumah
Sakit Sekolah Kedokteran Universitas oleh ibu tirinya dengan kehilangan kesadaran dan kisah
jatuh dari sofa. Pemeriksaan fisik menunjukkan tidak adanya refleks cahaya pupil dengan pupil
tetap, melebar, dan tidak adanya pernapasan dan denyut nadi. Dia diintubasi tetapi tidak
menanggapi resusitasi kardiopulmoner. Dia dinyatakan meninggal setelah resusitasi tiga puluh
menit. Pemeriksaan postmortem anak dilakukan satu hari setelah kematian, yang
mengungkapkan banyak memar berbeda warna dan lama antara 0,5-1 cm di leher, dada,
punggung, dan ekstremitas bawah, memar tua 1 cm di atas alis kanannya, memar merah-ungu
tua lain 0,5 cm di sisi kanan dahinya, dan luka lama dengan keropeng kering 6 cm di bagian
belakang bahu kirinya. Dalam pemeriksaan internal, ada ekimosis merah baru yang menyebar
luas pada permukaan internal kulit kepala oksipital dan di atas verteks, dan fraktur oksipital
linier. Ada juga pendarahan subdural oksipital, pendarahan subarachnoidal di lobus temporal
kiri, dan edema otak. Potongan melintang paru-parunya edematous, dan ada laserasi pada kapsul
ginjal kanan. Penyebab kematian adalah kerusakan otak karena trauma kepala tumpul. Mata
tidak diangkat untuk pemeriksaan retina. Laporan forensik diajukan ke departemen kepolisian.
Pada akhir penyelidikan forensik, ibu tirinya mengaku bahwa dia membanting anak itu ke
dinding karena mengompol. Setelah ibu tiri memukul kepala anak itu ke dinding, dia juga
menendangnya sampai anak itu menjadi tidak sadar. Untuk menyadarkannya, ibu tiri
membawanya ke kamar mandi, menggelengkan pundaknya dan membasahi kepalanya dengan
menggunakan selang. Gadis itu menyelinap dari tangannya dan menabrak kepalanya ke dinding
lagi, yang mulai bernafas tetapi dia tidak sadar. Ibu tiri itu dihukum karena pembunuhan tidak
disengaja di Pengadilan Kriminal. Di banding, tujuh bulan kemudian, dia dibebaskan. Tidak ada
laporan yang diajukan ke Layanan Perlindungan Anak. Tak satu pun dari saudara kandung
lainnya yang dinilai memiliki kemungkinan pelecehan. Tidak ada saksi ahli yang diundang ke
persidangan.
Asuhan Keperawatan Anak dengan Kekerasan

A. Identitas Klien
Nama : An. X
TTL/Umur : 6 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Pengkajian : 20, April 2020

B. Data Fokus
1. Data Subjektif
a. Ibu tiri mengaku bahwa ia membanting pasien kedinding karena mengompol.
b. Setelah ibu tiri memukul kepala pasien kedinding, dia juga menendangnya
sampai pasien menjadi tidak sadar.
c. Untuk menyadarkan pasien ibu tiri menbawanya ke kamar mandi,
menggelengkan pundakanya, dan membasahi kepalanya menggunakan selang.
d. Pasien menyelinap dari tangannya dan menabrakkan kepalanya ke dinding lagi,
pasien mulai bernapas tetapi tidak sadar.
2. Data Objektif
a. Pasien datang dengan kehilangan kesadaran dan kisah jatuh dari sofa.
b. Pasien tampak menunjukan tidak adanya reflex cahaya pupil dengan tetap
melebar dan tidak adanya pernapasan dan denyut nadi.
c. Diintubasi tetapi tidak menanggapi resusitasi kardiopulmoner, dinyatakan
meninggal setelah resusitasi selama tiga puluh menit.

C. Diagnosa Keperawatan
1. Penuruanan kapasitaas adaptif intrakranial b.d perdarahan serebral
2. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d trauma kepala
3. Resiko gangguan integritas kulit b.d faktor mekanik d.d adanya memar
4. Penurunan curah jantung b.d edema paru d.d tidak adanya nafas dan nadi tidak
teraba.
D. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
1. Penurunan kapsitas Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Untuk
adaptif intrakranial tindakan keperawatan penyebab mengetahui
b.d perdarahan 1x24 jam diharapkan peningkatan penyebab dari
serebral penurunan kapasitas tekanan peningkatan
adaptif intracranial intracranial. intracranial.
dapat teratasi. Dengan 2. Monitor tanda 2. Untuk
kriteria hasil : dan gejala mengetahui
1. Respon motorik peningkatan intervensi
stimulus membaik tekanan selanjutnya.
2. TTV dalam intracranial. 3. Untuk
keadaan normal 3. Monotir TTV mengetahui
3. Tingkat kesadaran 4. Monitor tingkat perkembangan
meningkat kesadaran. kondisi
5. Monitor status kesehatan klien.
pernapasan 4. Untuk
mengetahui
tingkat
kesadaran klien.
5. Untuk
memantau
perkembangan
status
pernapasan
klien.
2. Resiko Setelah dilakukan 1. Monitor TTV. 1. Untuk
ketidakefektifan tindakan keperawatan 2. Kaji adanya mengetahui
perfusi jaringan b.d selam 1x24 jam tidak tekanan perkembangan
trauma kepala mengalami sakit intracranial. kondisi pasien
kepala. 3. Atur posisi 2. Untuk
Dengan kriteria hasil : pasien dengan mengetahui ada
1. Mempunyai sistes semi fowler. atau tidaknya
saraf pusat dan 4. Berikan edukasi tekanan
perifer yang utuh tentang trauma intracranial.
2. Terbebas dari kepala. 3. Untuk menjaga
aktifitas kejang 5. Kolaborasi kenyamana
dengan dokter pasien
tentang 4. Agar pasien dan
pemberian obat keluarga tau
saraf. tentang sebab
dan akibat dari
trauma kepal.
5. Untuk menjaga
kenormalan
saraf pasien.
3. Resiko gangguan Setelah dilakukan 1. Kaji ukuran, 1. Memberikan
integritas kulit b.d tindakan keperawatan warna, keadaan informasi dasar
factor mekanik d.d selama 1x24 jam luka / kondisi tentang
adanya memar diharapkan kerusakan sekitar luka. penanganan
integritas kulit dapat 2. Lakuakn kulit.
teratasi. Dengan kompres basah 2. Merupakan
kriteria hasil : dan sejuk atau tindakan
1. Integritas kulit terapi rendaman. protektif yang
membaik. 3. Lakuakn dapat
2. Memar hilang perawatan luka mengurangai
dan hygiene nyeri
sesudah itu 3. Memungkinkan
keringkan kulit pasien lebih
dengan hati-hati bebas
dan taburi bedak beargerak dan
yang tidak meningkatkan
iritatif. kenyamanan.
4. Berikan prioritas 4. Mempercepat
untuk proses
meningkatkan rehabiitas
kenyamanan dan pasien.
kehangantan 5. Untuk
pasien. mempercepat
5. Kolaborasi penyembuhan.
dengan dokter
dalam pemberian
obat-obata.
4. Penurunan curah Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Untuk
jantung b.d edema intevensi keperawatan tanda/gejala mengetahui
paru selama 1x24 jam edema. 2. Untuk
diharapkan penurunan 2. Monitor tekanan mengetahui
curah jantung darah. tekanan darah
meningkat. Dengan 3. Monitor saturasi pasien.
kriteria hasil : oksigen. 3. Untuk
1. Kekuatan nadi 4. Monitor keluhan mengetahui
perifer nyeri dada. kestabilan
meningkat. 5. Anjurkan saturasi
2. Edema menurun. beraktifitas fisik oksigen.
sesuai toleransi. 4. Untuk
6. Anjurkan mengetahui
beraktifitas fisik apakah nyeri
secara bertahap. berkurang atau
tidak.
5. Agar tidak
kembali
bepengaruh
pada kondisi
jantung pasien.
6. Menjaga
kestabilan
jantung pasien.

You might also like