Professional Documents
Culture Documents
ID Pengaruh Kualitas Penerapan Good Corpora
ID Pengaruh Kualitas Penerapan Good Corpora
ABSTRACT
The purpose of this study to determine the effect of the application of Good
Corporate Governance (GCG) on financial performance as measured by the
ratio of Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF),
Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Income Margin
(NIM), Financing Deposits ratio (FDR), and the ratio of Operating
Expenses and Operating Income (ROA) at the Islamic Banks. The study
population was the whole Islamic Banks that have implemented GCG
according to the rules of Bank Indonesia. This research is associative to see
the relationship between the variables of one another. The data used are
secondary data from the annual report and corporate governance report
published by respectively Islamic Banks 2010-2016 period. Samples
collected are 10 Islamic banks by the number N = 60. The results showed
that the application of GCG is based on data collected had an average of
1:55 to 2:20 that enter into the category of "Good". This means that the
quality of GCG implementation in accordance with the BUS 11 indicators
that have been set by Bank Indonesia. The results of the t test (partial test)
showed that the quality of GCG implementation significant positive effect on
the CAR, NPF and ROA. The quality of GCG implementation negatively
affects the ROA and ROE significantly. While the statistical test results
apparently GCG implementation does not affect the performance ratio of
NIM and FDR.
panjang dan mendasar (Zarkasyi, 2008: yang tercermin dengan adanya tugas
112). Dalam mendukung hal tersebut, dan tanggung jawab Dewan Pengawas
Bank Indonesia telah menetapkan Syariah (DPS) dalam pengelolaan BUS
peraturan tentang pelaksanaan Good dan UUS (Frequently Asked Question,
Corporate Governance bagi perbankan 2010: 1).
di Indonesia, maka dikeluarkannya Kinerja perusahaan dapat
Peraturan Bank Indonesia No. dilihat dari aspek keuangan melalui
8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006, laporan keuangan yang menggambarkan
tentang Pelaksanaan Good Corporate bagaimana keberhasilan kinerja
Governance bagi Bank Umum dan keuangan suatu perusahaan. Alat ukur
mulai berlaku sejak tanggal 5 Oktober yang digunakan untuk mengukur kinerja
2006. Hal ini didasarkan pada keuangan salah satuya adalah dengan
peningkatan kualitas pelaksanaan GCG melakukan suatu teknik analisis rasio.
merupakan salah satu upaya untuk Kinerja keuangan dengan menggunakan
memperkuat kondisi internal perbankan berbagai rasio keuangan masih menjadi
nasional sesuai dengan visi Arsitektur ukuran penilaian kinerja perusahaan
Perbankan Indonesia (API), yaitu yang paling banyak digunakan
menciptakan sistem perbankan yang (Supatmi, 2007: 186). Berdasarkan
sehat, kuat, dan efisien guna Surat Edaran Bank Indonesia
menciptakan kestabilan sistem No.9/24/DPbS tahun 2007, perihal
keuangan dalam rangka membantu Sistem Penilaian Kesehatan Bank
pertumbuhan ekonomi nasional Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.
(Peraturan Bank Indonesia, 2006: 1). Terdapat enam faktor penilaian
Dalam Cetak Biru kesehatan yang meliputi faktor
Pengembangan Perbankan Syariah permodalan (capital), kualitas aset
tahun 2007, terdapat enam pilar (assets quality), manajemen
pengembangan perbankan syariah di (management), rentabilitas (earning),
Indonesia. Salah satunya adalah likuiditas (liquidity), dan sensitivitas
menciptakan industri perbankan syariah terhadap risiko pasar (sensitivity to
yang kuat, strategi untuk mendukung market risk). Untuk mengukur masing-
pilar tersebut yaitu dengan menerapkan masing faktor digunakan teknik analisis
GCG dalam sistem operasional rasio yang menggambarkan penilaian
perbankan syariah (Cetak Biru dari setiap faktor (Surat Edaran Bank
Pengembangan Perbankan Syariah, Indonesia, 2007: 3).
2007: 16-18). Sesuai dengan pilar Terdapat beberapa penelitian
tersebut, Bank Indonesia mengeluarkan mengenai pengaruh penerapan GCG
peraturan No. 11/33/PBI/2009 tanggal 7 terhadap kinerja keuangan. Penelitian
Desember 2009 tentang pelaksanaan yang dilakukan Purba (2011), mengenai
Good Corporate Governance khusus pengaruh GCG terhadap kinerja
bagi Bank Umum Syariah dan Unit keuangan pada 30 perusahaan
Usaha Syariah dan mulai berlaku pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
tanggal 1 Januari 2010. Latar belakang Indonesia menunjukkan bahwa
PBI GCG bagi BUS dan UUS ini penerapan GCG berpengaruh signifikan
dilandasi pertimbangan bahwa terhadap rasio BOPO dan ROE, dan
pelaksanaan GCG didalam industri GCG tidak berpengaruh signifikan
perbankan syariah harus menerapkan terhadap rasio CAR, ROA, LDR, dan
prinsip syariah (sharia compliance), NIM. Penelitian lainnya dilakukan oleh
enam faktor, yaitu capital, assets, menerima dana yang berasal dari zakat,
management, earning, liquidity, dan infak dan sedekah (ZIS) atau dana sosial
sensitivity to market risk.Adapun rasio lainnya.
yang digunakan Capital Adequncy Ratio
(CAR), Non Performing Financing 7. Kerangka Pemikiran
(NPF), Return On Assets (ROA), Return Penelitian ini menguji
On Equity (ROE), Net Income Margin bagaimana pengaruh kualitas penerapan
(NIM), Financing Deposite Ratio GCG terhadap kinerja keuangan bank.
(FDR), dan rasio Biaya Operasional dan Variabel independen yang digunakan
Pendapatan Operasional (BOPO) pada yaitu score kualitas penerapan GCG,
Bank Umum Syariah. sedangkan variabel dependen yaitu rasio
CAR, NPF, ROA, ROE, NIM,
6. Pengertian dan Fungsi Bank FDR&BOPO. Maka, kerangka
Umum Syariah pemikiran tersebut terlihat pada gambar
Dalam undang-undang No. 21 dibawah ini:
tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,
disebutkan beberapa pengertian terkait Score Kinerja Keuangan: Rasio
perbankan syariah, yaitu: Kualitas CAR, NPF, ROA, ROE,
Penerapan NM, FDR & BOPO
Perbankan Syariah adalah GCG
segala sesuatu yang menyangkut
tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Gambar 1
Syariah, mencakup kelembagaan, Kerangka Pemikiran
kegiatan usaha, serta cara dan proses Sumber: Penulis
dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Bank Syariah adalah bank yang 8. Pengembangan Hipotesis
menjalankan kegiatan usahanya Penelitian
berdasarkan Prinsip Syariah dan a. Pengaruh penerapan GCG
menurut jenisnya terdiri atas Bank terhadap rasio CAR
Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Modal merupakan faktor
Rakyat Syariah. Prinsip Syariah adalah yang sangat penting bagi bank
prinsip hukum Islam dalam kegiatan dalam rangka mengembangkan
perbankan berdasarkan fatwa yang usahanya. Rasio Capital
dikeluarkan oleh lembaga yang Adequancy Ratio (CAR) adalah
memiliki wewenang dalam penetapan rasio perbandingan modal dengan
fatwa di bidang syariah. aktiva tertimbang menurut risiko
Sesuai penjelasan diatas untuk menilai seberapa jauh
pengertian Bank Umum Syariah adalah aktiva bank mengandung risiko
Bank Syariah yang dalam kegiatannya ikut dibiayai dari modal bank.
memberikan jasa dalam lalu lintas Bank harus menjaga kecukupan
pembiayaan berdasarkan prinsip hukum modal untuk memenuhi kewajiban
Islam. Adapun fungsi bank umum jangka panjang atau jangka
syariah dan unit usaha syariah sesuai pendek. Hal yang perlu
dengan Undang-Undang No. 21 tahun diperhatikan dalam rasio ini
2008, yaitu memiliki kewajiban adalah mengetahui besarnya
menjalankan fungsi dalam menghimpun estimasi risiko yang akan terjadi
dan menyalurkan dana dari masyarakat. dalam pemberian pembiayaan
Selain itu, bank syariah dapat (Rivai dan Arifin, 2010: 851).
menjalankan fungsi sosial untuk
Sumber: Hasil olah data, 2016 terhadap rasio NIM & FDR, hal ini
dapat terlihat pada tabel dibawah:
Kualitas penerapan Good Corporate Tabel 4
Governance Bank Umum Syariah Hasil Uji t (Uji Parsial)
Berdasarkan hasil pengamatan Rasio Uji t Nilai Ket.
penulis dari laporan kualitas penerapan Sig.
GCG, terdapat 10 bank umum syariah CAR 2.123 0.038 Berpengaruh =
yang dijadikan sampel penelitian yaitu: < 0.05 Positif &
Bank Muamalat Indonesia, Bank Signifikan
Syariah Mandiri, BNI Syariah, BCA NPF 2.564 0.013 Berpengaruh =
< 0.05 Positif &
Syariah, Bank Bukopin Syariah, Bank
Signifikan
Mega Syariah, Bank Victoria Syariah, ROA - 0.010 Berpengaruh =
Bank Panin Syariah, MayBank Syariah 2.671 < 0.05 Negatif &
& BRI Syariah. Hasilnya menunjukkan Signifikan
bahwa kualitas penerapan GCG masuk ROE - 0.003 Berpengaruh =
dalam Peringkat 2, dimana nilai 3.160 < 0.05 Negatif &
komposit antara 1.55 hingga 2.50. Hal Signifikan
ini menunjukkan bahwa penerapan NIM 0.341 0.735 Tidak
GCG pada bank umum syariah masuk > 0.05 Berpengaruh
dalam kategori “Baik”, artinya hasil FDR 1.643 0.106 Tidak
penilaian self assessment penerapan > 0.05 Berpengaruh
GCG pada BUS sesuai dengan sebelas BOPO 2.233 0.029 Berpengaruh =
indikator yang telah ditentukan Bank < 0.05 Positif &
Signifikan
Indonesia dalam menilai kualitas
penerapan GCG bagi BUS. Penjelasan Sumber: Hasil olah data, 2016
ini sekaligus menjawab rumusan
masalah yang pertama, yaitu Pembahasan Hipotesis
mengetahui bagaimana kualitas 1. Hipotesis Pertama
penerapan GCG pada BUS di Indonesia. Nilai t hitung sebesar 2.123 dan
tingkat signifikansi 0.038, maka H1
terbukti. Artinya bahwa kualitas
Hasil Statistik Uji t
Uji statistik t pada dasarnya penerapan GCG berpengaruh
menunjukkan seberapa jauh pengaruh positif dan signifikan terhadap rasio
variabel indepeden terhadap variabel CAR pada bank umum syariah.
dependen secara parsial atau individu. Modal merupakan faktor yang
Suatu variabel independen berpengaruh penting bagi bank dalam rangka
secara signifikan jika nilai signifikansi menciptakan usaha yang sehat dan
hasil perhitungan lebih kecil dari 0.05 dapat menampung risiko kerugian.
dan nilai t hitung > t tabel. Hasil uji Kualitas penerapan GCG
statistik menunjukkan bahwa kualitas memegang peranan penting untuk
penerapan GCG berpengaruh positif menciptakan kinerja perusahaan
signifikan terhadap rasio CAR, NPF & yang baik, salah satu dalam
BOPO. Kualitas penerapan GCG pengelolaan risiko yang lebih
berpengaruh negatif signifikan terhadap efektif. Menurut Forum for
rasio ROA & ROE. Sedangkan, kualitas Corporate Governance in
penerapan GCG tidak berpengaruh Indonesia (2006) dalam Ratih
(2011), yang menyebutkan bahwa
penerapan GCG memudahkan