You are on page 1of 22

Al-Tijary

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam

P-ISSN: 2460-9404; E-ISSN: 2460-9412


2016, Vol. 2, No. 1, Hal. 55-76 DOI prefix : 10.21093

Pengaruh Kualitas Penerapan Good Corporate Governance (GCG)


terhadap Kinerja Keuangan pada Bank Umum Syariah
di Indonesia (Periode 2010-2015)
Angrum Pratiwi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Samarinda
angrumpratiwi1234@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study to determine the effect of the application of Good
Corporate Governance (GCG) on financial performance as measured by the
ratio of Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF),
Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Income Margin
(NIM), Financing Deposits ratio (FDR), and the ratio of Operating
Expenses and Operating Income (ROA) at the Islamic Banks. The study
population was the whole Islamic Banks that have implemented GCG
according to the rules of Bank Indonesia. This research is associative to see
the relationship between the variables of one another. The data used are
secondary data from the annual report and corporate governance report
published by respectively Islamic Banks 2010-2016 period. Samples
collected are 10 Islamic banks by the number N = 60. The results showed
that the application of GCG is based on data collected had an average of
1:55 to 2:20 that enter into the category of "Good". This means that the
quality of GCG implementation in accordance with the BUS 11 indicators
that have been set by Bank Indonesia. The results of the t test (partial test)
showed that the quality of GCG implementation significant positive effect on
the CAR, NPF and ROA. The quality of GCG implementation negatively
affects the ROA and ROE significantly. While the statistical test results
apparently GCG implementation does not affect the performance ratio of
NIM and FDR.

Keyword : Good corporate governance, capital adequacy ratio, non


performing financing, return on assets, return on equity.

PENDAHULUAN mempengaruhi kinerja dari negara-


Munculnya krisis ekonomi negara di kawasan Asia, salah satunya
finansial yang terjadi di Asia sejak Indonesia. Isu penerapan seputar Good
tahun 1997, diawali dari krisis Jepang Corporate Governance menyertai
pada tahun 1990 yang sangat munculnya krisis tersebut, sebagai

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 55


Angrum Pratiwi, Pengaruh Kualitas...

alasan utama terjadinya krisis ekonomi Tabel 1


se-Asia yang telah dikemukakan oleh Skor Peringkat Corporate Governance
Sachs (1998) dalam Muhaimin (2009: di Asia
105). Negara Skor
Good Corporate Governance Singapura 2,00
(GCG) pada dasarnya merupakan sistem Hongkong 3,59
yang mengatur, mengelola, dan Jepang 4,00
mengawasi proses pengelolaan usaha Filipina 5,00
untuk melancarkan hubungan antar Taiwan 6,10
manajemen, pemegang saham, dan Malaysia 6,20
pihak lainnnya yang berkepentingan, Thailand 6,67
tujuannya untuk menciptakan nilai Cina 8,22
tambah bagi perusahaan. Dalam aspek Indonesia 8,29
yang lebih luas penerapan prinsip GCG Korea Selatan 8,83
untuk memperoleh kepercayaan dari Vietnam 8,89
masyarakat sekitar. Keberhasilan Sumber: PERC (2000) dalam Sutedi
penerapan GCG, ketika perusahaan (2011: 65)
mampu menjalankan fungsi Melihat fenomena tersebut
akuntabilitas, fairness, transparency, pemerintah Indonesia bekerjasama
tanggungjawab, dan independensi dengan International Monetary Fund
secara menyeluruh di setiap bagian (IMF) memperkenalkan konsep Good
dalam perusahaan (Tangkilisan, 2003: Corporate Governance sebagai tata cara
10). pengelolaan usaha yang sehat dalam
Hasil penelitian yang rangka economy recovery. Untuk
dilakukan oleh McKinsey & Company, mewujudkan hal tersebut, pada tahun
yang melibatkan investor di Asia, 1999 telah berdiri sebuah lembaga non-
Eropa, dan Amerika terhadap lima pemerintah yaitu Komite Nasional bagi
negara di Asia. Ditemukan bahwa, Pengelolaan Perusahaan (KNPP) yang
Indonesia menduduki posisi paling baik. Tugas komite adalah merumuskan
terakhir dalam pelaksanaan GCG. dan merekomendasikan kebijakan
Survei lain yang dilakukan oleh nasional mengenai pengelolaan
Political and Economic Risk perusahaan yang baik bagi dunia usaha
Consultancy (PERC) menunjukkan Indonesia. Dengan ini diharapkan
hasil yang tidak jauh berbeda. Lembaga economy recovery di Indonesia dapat
yang bermarkas di Hongkong ini setiap segera terlaksana guna meningkatkan
tahun menerbitkan hasil penelitian perekonomian dan kesejahteraan
mengenai skor peringkat GCG di Asia masyarakat (Surtedi, 2011: 72).
(Sutedi, 2011: 65). Berdasarkan survei Bank salah satu komponen
PERC, Indonesia menempati posisi tiga dalam perekonomian suatu negara yang
terbawah negara Asia dalam berperan penting dalam pertumbuhan
menerapkan GCG di Asia. Pengelolaan ekonomi, dimana bank melibatkan
perusahaan di Indonesia lebih buruk banyak pihak dan dihadapkan pada
dari negara Asia Tenggara lainnya, banyak risiko dalam praktiknya. Disisi
seperti Singapura, Malaysia, Filipina, lain bank harus memiliki kemampuan
dan Thailand yang terlihat pada tabel menjaga kepercayaan para stakeholders,
dibawah ini: investor dan masyarakat terhadap bank,
untuk itu penerapan GCG kepada dunia
perbankan perlu agar berdampak jangka

56 | AL-TIJARY, Vol. 02, No. 01, Desember 2016


Angrum Pratiwi, Pengaruh Kualitas...

panjang dan mendasar (Zarkasyi, 2008: yang tercermin dengan adanya tugas
112). Dalam mendukung hal tersebut, dan tanggung jawab Dewan Pengawas
Bank Indonesia telah menetapkan Syariah (DPS) dalam pengelolaan BUS
peraturan tentang pelaksanaan Good dan UUS (Frequently Asked Question,
Corporate Governance bagi perbankan 2010: 1).
di Indonesia, maka dikeluarkannya Kinerja perusahaan dapat
Peraturan Bank Indonesia No. dilihat dari aspek keuangan melalui
8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006, laporan keuangan yang menggambarkan
tentang Pelaksanaan Good Corporate bagaimana keberhasilan kinerja
Governance bagi Bank Umum dan keuangan suatu perusahaan. Alat ukur
mulai berlaku sejak tanggal 5 Oktober yang digunakan untuk mengukur kinerja
2006. Hal ini didasarkan pada keuangan salah satuya adalah dengan
peningkatan kualitas pelaksanaan GCG melakukan suatu teknik analisis rasio.
merupakan salah satu upaya untuk Kinerja keuangan dengan menggunakan
memperkuat kondisi internal perbankan berbagai rasio keuangan masih menjadi
nasional sesuai dengan visi Arsitektur ukuran penilaian kinerja perusahaan
Perbankan Indonesia (API), yaitu yang paling banyak digunakan
menciptakan sistem perbankan yang (Supatmi, 2007: 186). Berdasarkan
sehat, kuat, dan efisien guna Surat Edaran Bank Indonesia
menciptakan kestabilan sistem No.9/24/DPbS tahun 2007, perihal
keuangan dalam rangka membantu Sistem Penilaian Kesehatan Bank
pertumbuhan ekonomi nasional Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.
(Peraturan Bank Indonesia, 2006: 1). Terdapat enam faktor penilaian
Dalam Cetak Biru kesehatan yang meliputi faktor
Pengembangan Perbankan Syariah permodalan (capital), kualitas aset
tahun 2007, terdapat enam pilar (assets quality), manajemen
pengembangan perbankan syariah di (management), rentabilitas (earning),
Indonesia. Salah satunya adalah likuiditas (liquidity), dan sensitivitas
menciptakan industri perbankan syariah terhadap risiko pasar (sensitivity to
yang kuat, strategi untuk mendukung market risk). Untuk mengukur masing-
pilar tersebut yaitu dengan menerapkan masing faktor digunakan teknik analisis
GCG dalam sistem operasional rasio yang menggambarkan penilaian
perbankan syariah (Cetak Biru dari setiap faktor (Surat Edaran Bank
Pengembangan Perbankan Syariah, Indonesia, 2007: 3).
2007: 16-18). Sesuai dengan pilar Terdapat beberapa penelitian
tersebut, Bank Indonesia mengeluarkan mengenai pengaruh penerapan GCG
peraturan No. 11/33/PBI/2009 tanggal 7 terhadap kinerja keuangan. Penelitian
Desember 2009 tentang pelaksanaan yang dilakukan Purba (2011), mengenai
Good Corporate Governance khusus pengaruh GCG terhadap kinerja
bagi Bank Umum Syariah dan Unit keuangan pada 30 perusahaan
Usaha Syariah dan mulai berlaku pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
tanggal 1 Januari 2010. Latar belakang Indonesia menunjukkan bahwa
PBI GCG bagi BUS dan UUS ini penerapan GCG berpengaruh signifikan
dilandasi pertimbangan bahwa terhadap rasio BOPO dan ROE, dan
pelaksanaan GCG didalam industri GCG tidak berpengaruh signifikan
perbankan syariah harus menerapkan terhadap rasio CAR, ROA, LDR, dan
prinsip syariah (sharia compliance), NIM. Penelitian lainnya dilakukan oleh

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 57


Angrum Pratiwi, Pengaruh Kualitas...

Trinanda dan Mukodim(2010) yang non-keuangan menjadi perhatian


menemukan bahwa skor Corporate penting saat ini, salah satunya dari
Governance berpengaruh signifikan penerapan GCG pada sistem
terhadap rasio ROE, ROI, ROA, dan operasional bank. Bank merupakan
NPM pada perusahaan perbankan yang lembaga yang tergantung kepada dana
terdaftar dalam Corporate Governance dan kepercayaan (trust) masyarakat
Perseption Index. Penelitian yang dengan banyaknya risiko internal atau
dilakukan Syam dan Nadja (2012) eksternal serta banyaknya aturan yang
melihat pengaruh kualitas penerapan mengatur sektor perbankan (highly
GCG terhadap kinerja keuangan pada regulated) (Zarkasyi, 2008: 3).
tujuh bank umum syariah di Indonesia. Penerapan GCG sudah menjadi
Hasilnya menunjukkan bahwa kualitas keharusan dalam industri perbankan
penerapan GCG tidak berpengaruh khususnya perbankan syariah saat ini,
signifikan terhadap ROA dan kualitas guna mewujudkan kondisi keuangan
penerapan GCG berpengaruh signifikan yang sehat, kondusif dan sesuai prinsip
terhadap NPF. Penelitian yang syariah (sharia compliance). Keadaan
dilakukan Zamani dan Moeljadi (2012), tersebut semakin meningkatkan
hasilnya menunjukkan bahwa terdapat kebutuhan akan praktik tata kelola
perbedaan yang signifikan terhadap perusahaan (GCG) yang berkualitas di
rasio ROA, ROE, NPM, dan CAR perbankan. Dengan demikian penulis
setelah diterapkannya prinsip-prinsip mengangkat suatu tema penelitian yang
GCG. Penelitian yang dilakukan Riandi berjudul “Pengaruh Kualitas
& Siregar (2011) dan Sayidah (2007), Penerapan Good Corporate
menemukan bahwa GCG tidak Governance Terhadap Kinerja
berpengaruh terhadap ROA pada Keuangan Pada Bank Umum Syariah
perusahaan yang terdaftar di Coporate Di Indonesia (Periode 2010-2015)”.
Governance Perception Index. Tujuan penelitian ini adalah; Untuk
Sesuai pemaparan isu diatas mengetahui kualitas penerapan good
dan keberagaman hasil penelitian corporate governance pada bank umum
terdahulu, timbul ketertarikan penulis syariah di Indonesia: Untuk mengetahui
untuk melakukan sebuah penelitian kualitas penerapan good corporate
bagaimana pengaruh kualitas penerapan governance secara parsial berpengaruh
GCG pada bank umum syariah di terhadap kinerja keuangan yang diukur
Indonesia. Penelitian ini menguji dengan rasio CAR, NPF, ROA, ROE,
apakah terdapat pengaruh antara NIM, FDR, dan BOPO pada bank
penerapan GCG terhadap kinerja umum syariah di Indonesia.
keuangan pada bank umum syariah.
Indikator pengukuran kinerja keuangan LANDASAN TEORI DAN
mengacu kepada penelitian terdahulu, PENGEMBANGAN HIPOTESIS
sehingga rasio keuangan yang Pengertian Kualitas Penerapan
digunakan yaitu, rasio permodalan Pengertian kata kualitas
(CAR), aktiva produktif (NPF), rasio menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
rentabilitas (ROA, ROE,NIM, dan (2002: 603) adalah tingkat baik
BOPO), serta rasio likuiditas (FDR). buruknya sesuatu, kadar, derajat atau
Akhirnya dapat penulis taraf. Kata penerapan sendiri berasal
simpulkan bahwa penilaian kinerja dari kata “terap” yang mendapat
sebuah bank tidak cukup jika dinilai imbuhan kata “pe-an”. Dalam Kamus
dari aspek keuangan saja, namun aspek Besar Bahasa Indonesia (2002: 1180),

58 | AL-TIJARY, Vol. 02, No. 01, Desember 2016


Angrum Pratiwi, Pengaruh Kualitas...

kata penerapan diartikan sebagai suatu 2. Pengertian Good Corporate


proses, cara, perbuatan menerapkan atau Governance
mempraktikkan. Kata penerapan Menurut Tangkilisan (2003:
memiliki pengertian yang sama dengan 11) good corporate governance (GCG)
kata implementasi, yaitu pelaksanaan adalah sebuah sistem dan struktur untuk
atau penerapan (Kamus Besar Bahasa mengelola perusahaan dengan tujuan
Indonesia, 2002: 427). meningkatkan nilai perusahaan serta
Dari penjelasan diatas, dapat mengalokasikannya ke berbagai pihak
penulis simpulkan pengertian “kualitas yang berkepentingan seperti kreditor,
penerapan” dalam penelitian ini berarti supplier, asosiasi usaha, konsumen,
mutu atau tingkatan yang telah dicapai pekerja, pemerintah dan masyarakat
oleh bank umum syariah di Indonesia luas. Hal senada diungkapkan pula oleh
dalam melaksanakan atau Sutedi (2011: 58) GCG secara definisi
mengimplementasikan prinsip-prinsip merupakan sistem yang mengatur dan
Good Corporate Governance (GCG) mengendalikan perusahaan untuk
atau tata kelola perusahaan yang baik menciptakan nilai tambah (value added)
dalam sistem operasional bank. untuk semua pemegang saham
1. Agency Theory (stakeholders). GCG hanya dapat
Teori agency muncul setelah tercipta apabila adanya keseimbangan
ada fenomena pemisahan tugas antara antara kepentingan semua pihak dengan
pemilik perusahaan (principal) dengan kepentingan perusahaan untuk
pihak pengelola perusahaan (agent). mencapai tujuan perusahaan (Khairandy
Pemilik perusahaan menginginkan dan Malik, 2007: 73).
keuntungan yang semaksimal mungkin Dari berbagai pengertian
dengan dikelolanya perusahaan oleh tersebut GCG dapat diartikan sebagai
pihak manajemen. Menurut Sutedi tata kelola perusahaan yang baik
(2010: 13-17) pemisahan ini memiliki dimana adanya sistem yang mengatur,
segi negatif, karena pihak pengelola mengelola dan mengawasi proses
bisa sangat leluasa mengelola pengendalian usaha untuk menaikkan
perusahaan untuk memaksimalkan laba nilai perusahaan, sekaligus sebagai
bagi kepentingan sendiri dengan beban bentuk perhatian kepada primary
dan biaya yang harus ditanggung oleh stakeholders dan secondary
pemilik perusahaan. stakeholders. Penerapan GCG ini harus
GCG adalah salah satu upaya menjaga keseimbangan antara kedua
untuk menjembatani konflik tersebut belah pihak sebagai dalam upaya untuk
agar tidak menimbulkan dampak yang mencapai tujuan ekonomi dan
negatif bagi perusahaan, baik jangka kesejahteraan bersama. Implementasi
pendek maupun jangka panjang. Untuk GCG bagi dunia perbankan harus
membuat GCG berfungsi dengan baik, memegang tiga prinsip utama yaitu
terdapat empat kelompok yang harus kemandirian, integritas, dan
saling berinteraksi yaitu tersedianya transparansi yang menjadi modal dasar
undang-undang atau jaminan hukum menyelenggarakan bisnis perbankan
yang kuat, ditegakkannya secara efektif dan berkesinambungan
accountability, adanya fungsi direksi (sustainable) (Tangkilisan, 2003: 13).
dan manajer yang membantu direksi
(Sutedi, 2010: 29).

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 59


Angrum Pratiwi, Pengaruh Kualitas...

3. Struktur Good Corporate ketentuan yang tercantum dalam


Governance Perbankan visi, misi, strategi, dan sasaran
Pedoman good corporate usaha bank.
governance (GCG) bagi perbankan c. Dewan Pengawas Syariah (DPS),
harus mengandung lima prinsip dasar bagi bank yang menjalankan
yang telah diuraikan pada sub bab kegiatan usaha berdasarkan prinsip
sebelumnya. Menurut Zarkasyi (2008: syariah harus memiliki DPS. DPS
115-124) struktur governance bagi bertugas memberikan pengarahan,
dunia perbankan secara umum konsultasi, evaluasi, dan
mencakup beberapa bagian, yaitu pengawasan kegiatan operasional
sebagai berikut: bank agar sesuai dengan prinsip
a. Pemegang Saham, terdapat Islam.
beberapa hal yang perlu d. Stakeholders lainnya, stakeholders
diperhatikan dan dilaksanakan bagi yang sangat penting bagi bank
pemegang saham, yaitu: adalah deposan, penabung,
1) Menggunakan haknya sebagai pemegang giro, debitur, dan
pemegang saham dalam karyawan. Dalam hal ini bank harus
memilih Dewan Komisaris dan menjamin pelaksanaan hak dan
Direksi. kewajiban stakeholders sesuai
2) Mampu memenuhi kebutuhan dengan ketentuan yang berlaku.
modal bank sesuai aturan yang 4. Peraturan Bank Indonesia
berlaku. Jika tidak mampu Tentang Good Corporate
memenuhinya, pemegang Governance bagi Bank Umum
saham bersedia menyetujui Syariah.
banknya menyatu dengan bank Bank Indonesia menerapkan
lain. peraturan baru dalam pelaksanaan
3) Melaksanakan GCG sesuai penerapan GCG bagi bank umum
wewenang dan tanggungjawab. syariah (BUS). Bank Indonesia telah
Pemegang saham dilarang mengeluarkan peraturan No.
memanfaatkan bank untuk 11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember
kepentingan pribadi, keluarga, 2009 dan Surat Edaran Bank Indonesia
atau kelompoknya dan tidak Nomor 12/13/DPbs tanggal 30 April
mencampuri kegiatan 2010, tentang pelaksanaan GCG bagi
operasional bank. Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
b. Dewan Komisaris dan Direksi, Syariah.
secara hukum dewan komisaris Dalam frequently ask question
bertugas untuk melakukan (FAQ, 2009: 1) disebutkan bahwa latar
pengawasan, memberikan nasehat, belakang penyusunan PBI GCG untuk
dan masukan kepada direksi dengan BUS dan UUS ini dilandasi
memperhatikan semua kepentingan pertimbangan bahwa pelaksanaan GCG
stakeholders sesuai asas kesetaraan. dalam industri perbankan syariah harus
Sesuai dengan ketentuan undang- memenuhi prinsip syariah (sharia
undang yang berlaku direksi compliance), yang dicerminkan dengan
bertanggung jawab penuh atas adanya pelaksanaan tugas dan
pengelolaan perusahaan serta tanggungjawab Dewan Pengawas
mewakili perusahaan baik didalam Syariah (DPS) dalam mengelola
dan luar peradilan. Direksi juga kegiatan usaha BUS dan UUS, serta
berkewajiban melaksanakan merupakan amanah dari Pasal 34 UU

60 | AL-TIJARY, Vol. 02, No. 01, Desember 2016


Angrum Pratiwi, Pengaruh Kualitas...

No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Tabel 2


Syariah. Dengan berlakunya Peraturan Nilai Komposit Hasil Pelaksanaan
Bank Indonesia ini, maka PBI Self Assessment GCG
No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari Predikat
Nilai Komposit
2006 tentang Pelaksanaan Good Komposit
Corporate Governance bagi Bank Nilai Komposit
Umum beserta ketentuannya dinyatakan Sangat Baik
< 1,5
tidak berlaku bagi BUS dan UUS 1,5 Nilai
(Peraturan Bank Indonesia, 2009: 49). Baik
komposit < 2,5
Kualitas penerapan GCG 2,5 Nilai
diketahui melalui nilai komposit self Cukup Baik
Komposit < 3,5
assessment dalam laporan GCG. Dalam 3,5 Nilai
Surat Edaran Bank Indonesia (2010: 21) Kurang Baik
Komposit < 4,5
penerapan GCG pada bank umum 4,5 Nilai
syariah diimplementasikan ke dalam Tidak Baik
Komposit 5
sebelas faktor dan bank wajib Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia
melakukan self assessment atas No. 12/13/DPbS (2010:23)
pelaksanaan GCG paling kurang satu
kali dalam setahun, adapun sebelas 5. Kinerja Keuangan & Rasio
faktor tersebut yaitu: Penilaian
a. Pelaksanaan tugas dan tanggung Menurut Purwadarminta
jawab Dewan Komisaris, (2007) dalam Zarkasyi (2008: 48),
b. Pelaksanaan tugas dan tanggung kinerja pada dasarnya merupakan
jawab Direksi, sesuatu yang dihasilkan atau hasil kerja
c. Kelengkapan dan pelaksanaan yang dicapai dari suatu usaha.
tugas komite, Sedangkan, pengertian kinerja
d. Pelaksanaan tugas dan tanggung perusahaan merupakan sesuatu yang
jawab Dewan Pengawas Syariah, dihasilkan oleh organisasi dalam
e. Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam periode tertentu dengan mengacu
kegiatan penghimpunan dana dan, kepada standar yang telah ditetapkan.
penyaluran dana serta pelayanan Dari penjelasan tersebut dapat
jasa, disimpulkan pengertian kinerja
f. Penanganan benturan kepentingan, keuangan adalah kemampuan kerja
manajemen keuangan dalam mencapai
g. Penerapan fungsi kepatuhan Bank, prestasi kinerjanya.
Rasio keuangan bermanfaat
h. Penerapan fungsi audit intern, untuk mengetahui efektivitas
perusahaan dalam mengelola sumber
i. Penerapan fungsi audit ekstern, daya yang ada dalam perusahaan
(Laksmana, 2009: 119). Rasio keuangan
j. Batas Maksimum Penyaluran Dana, yang digunakan pada penelitian ini
perpedoman pada peraturan Bank
k. Transparansi kondisi keuangan dan Indonesai yaitu Surat Edaran Bank
non keuangan, laporan pelaksanaan Indonesia No.9/24/DPbS tahun 2007,
GCG dan pelaporan internal. perihal Sistem Penilaian Kesehatan
Bank Umum Berdasarkan Prinsip
Syariah. Penilaian tersebut meliputi

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 61


Angrum Pratiwi, Pengaruh Kualitas...

enam faktor, yaitu capital, assets, menerima dana yang berasal dari zakat,
management, earning, liquidity, dan infak dan sedekah (ZIS) atau dana sosial
sensitivity to market risk.Adapun rasio lainnya.
yang digunakan Capital Adequncy Ratio
(CAR), Non Performing Financing 7. Kerangka Pemikiran
(NPF), Return On Assets (ROA), Return Penelitian ini menguji
On Equity (ROE), Net Income Margin bagaimana pengaruh kualitas penerapan
(NIM), Financing Deposite Ratio GCG terhadap kinerja keuangan bank.
(FDR), dan rasio Biaya Operasional dan Variabel independen yang digunakan
Pendapatan Operasional (BOPO) pada yaitu score kualitas penerapan GCG,
Bank Umum Syariah. sedangkan variabel dependen yaitu rasio
CAR, NPF, ROA, ROE, NIM,
6. Pengertian dan Fungsi Bank FDR&BOPO. Maka, kerangka
Umum Syariah pemikiran tersebut terlihat pada gambar
Dalam undang-undang No. 21 dibawah ini:
tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,
disebutkan beberapa pengertian terkait Score Kinerja Keuangan: Rasio
perbankan syariah, yaitu: Kualitas CAR, NPF, ROA, ROE,
Penerapan NM, FDR & BOPO
Perbankan Syariah adalah GCG
segala sesuatu yang menyangkut
tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Gambar 1
Syariah, mencakup kelembagaan, Kerangka Pemikiran
kegiatan usaha, serta cara dan proses Sumber: Penulis
dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Bank Syariah adalah bank yang 8. Pengembangan Hipotesis
menjalankan kegiatan usahanya Penelitian
berdasarkan Prinsip Syariah dan a. Pengaruh penerapan GCG
menurut jenisnya terdiri atas Bank terhadap rasio CAR
Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Modal merupakan faktor
Rakyat Syariah. Prinsip Syariah adalah yang sangat penting bagi bank
prinsip hukum Islam dalam kegiatan dalam rangka mengembangkan
perbankan berdasarkan fatwa yang usahanya. Rasio Capital
dikeluarkan oleh lembaga yang Adequancy Ratio (CAR) adalah
memiliki wewenang dalam penetapan rasio perbandingan modal dengan
fatwa di bidang syariah. aktiva tertimbang menurut risiko
Sesuai penjelasan diatas untuk menilai seberapa jauh
pengertian Bank Umum Syariah adalah aktiva bank mengandung risiko
Bank Syariah yang dalam kegiatannya ikut dibiayai dari modal bank.
memberikan jasa dalam lalu lintas Bank harus menjaga kecukupan
pembiayaan berdasarkan prinsip hukum modal untuk memenuhi kewajiban
Islam. Adapun fungsi bank umum jangka panjang atau jangka
syariah dan unit usaha syariah sesuai pendek. Hal yang perlu
dengan Undang-Undang No. 21 tahun diperhatikan dalam rasio ini
2008, yaitu memiliki kewajiban adalah mengetahui besarnya
menjalankan fungsi dalam menghimpun estimasi risiko yang akan terjadi
dan menyalurkan dana dari masyarakat. dalam pemberian pembiayaan
Selain itu, bank syariah dapat (Rivai dan Arifin, 2010: 851).
menjalankan fungsi sosial untuk

62 | AL-TIJARY, Vol. 02, No. 01, Desember 2016


Angrum Pratiwi, Pengaruh Kualitas...

Salah satu upaya untuk b. Pengaruh penerapan GCG


menciptakan tata kelola yang baik terhadap Rasio NPF
(GCG) pada perbankan adalah Rasio Non Performing
pengelolaan terhadap risiko. Financing (NPF) adalah
Pengukuran risiko dilakukan perbandingan antara pembiayaan
untuk mengantisipasi risiko yang bermasalah terhadap total
terjadi dari operasi perbankan pembiayaan yang disalurkan.
yang semakin komplek dimasa Rasio NPF bertujuan untuk
mendatang. Hal ini dilakukan agar mengukur tingkat pembiayaan
hasil penilaian risiko dapat bermasalah yang dihadapi oleh
mencerminkan kondisi bank yang bank. Semakin tinggi rasio ini
sebenarnya untuk kepentingan menunjukkan kualitas
perhitungan pasar yang terkait pembiayaan pada bank semakin
dengan perhitungan capital buruk (Surat Edaran Bank
adequacy ratio (CAR) (Sutedi, Indonesia, 2007: 17).
2011: 88). Dalam Basel Capital Pada dasarnya bank sebagai
Accord I atau BASEL 1, penyalur dana memiliki
disebutkan bahwa bank harus kepentingan utama untuk
mengetahui besarnya bobot risiko mendapatkan keuntungan
yang didasarkan pada risiko kredit maksimal dengan menekan
atau pinjaman dari kumpulan aset seminimal mungkin risiko
yang ada pada neraca bank, untuk kegagalan pengembalian
itu perlu regulasi agar risiko yang pinjaman. Dengan adanya prinsip
timbul tidak semakin besar tersebut tentunya bank menjadi
(Hardanto, 2006: 19). Pernyataan lebih berhati-hati dalam
lain diungkapkan oleh Forum for menyalurkan dananya dengan
Corporate Governance in memperhitungkan segala
Indonesia (FCGI) (2006) dalam kemungkinan yang terjadi.
Ratih (2011), yang menyebutkan Keberadaan prinsip GCG menjadi
bahwa penerapan GCG penting, karena prinsip ini akan
memudahkan untuk memperoleh membantu bank dalam
modal, sehingga berpengaruh baik menjalankan prinsip yang telah
terhadap kinerja keuangan. ada dan mampu menjamin tingkat
Berdasarkan uraian tersebut, GCG pengembalian dana yang dipinjam
pada bank akan terlaksana dengan serta memberikan keuntungan
baik, ketika pengelolaan terhadap maksimal bagi bank (Surya dan
risiko berjalan efektif dan Yustiavandana, 2008: 85).
akhirnya akan mempengaruhi Prinsip keterbukaan sangat
tingkat rasio CAR pada bank. penting dilaksanakan, karena
Berdasarkan penjelasan tersebut, mampu mencegah
maka hipotesis pertama yang penyalahgunaan dana yang
diajukan adalah: diberikan guna menghemat
H1 = Kualitas penerapan pengeluaran dana jika terjadi
GCG berpengaruh positif terhadap penyimpangan. Pada akhirnya
rasio CAR. penerapan prinsip GCG pada
dunia perbankan berkaitan erat
dengan penyaluran dana yang

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 63


Angrum Pratiwi, Pengaruh Kualitas...

akan diberikan bank kepada calon prinsip-prinsip GCG secara


debitur dengan mengutamakan mantap dan menyeluruh (Surya
prinsip kehati-hatian (Surya dan dan Yustiavandana, 2008: 97).
Yustiavandana, 2008: 87). Hal senada diungkapkan oleh
Dengan demikian, ketika bank Riandi dan Siregar (2011: 128)
menerapkan GCG maka tingkat mengatakan bahwa pelaksanaan
pembiayaan bermasalah akan mekanisme GCG pada dasarnya
semakin berkurang, karena memiliki tujuan untuk
adanya penerapan prudential memberikan kemajuan terhadap
banking bank dalam menyalurkan kinerja suatu perusahaan, salah
dananya. Artinya jumlah satu diantaranya adalah
pembiayaan bermasalah yang profitabilitas perusahaan. Dengan
terjadi di bank semakin menurun demikian, pelaksanaan prinsip-
dengan penerapan GCG. prinsip GCG mampu
Berdasarkan uraian tersebut, maka meningkatkan profitabilitas
hipotesis selanjutnya adalah: perusahaan karena keberhasilan
H2 = Kualitas penerapan kinerja yang dicapai. Berdasarkan
GCG berpengaruh positif terhadap uraian tersebut, maka hipotesis
rasio NPF. ketiga yang diajukan adalah:
c. Pengaruh penerapan GCC H3 = Kualitas penerapan
terhadap rasio ROA GCG berpengaruh positif terhadap
Rasio Retrun on Assets rasio ROA.
(ROA) adalah perbandingan laba d. Pengaruh penerapan GCG
sebelum pajak dengan rata-rata terhadap rasio ROE
aktiva produktifnya. Rasio ROA Rasio Retrun on Equity
megukur kemampuan manajemen (ROE) adalah perbandingan laba
bank dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak dengan modal
dari total aset yang dimiliki. ROA sendiri (equity). Rasio ROE
juga menggambarkan perputaran merupakan indikator yang amat
aktiva yang diukur dari volume penting bagi para pemegang
penjualan. Semakin besar ROA saham dan calon investor untuk
suatu bank, maka semakin besar mengukur kemampuan bank
pula tingkat keuntungan yang dalam memperoleh laba bersih
dicapai dan semakin baik posisi yang dikaitkan dengan
bank dari penggunaan aset (Rivai pembayaran deviden. Semakin
dan Arifin, 2010: 866). besar rasio ini menunjukkan
Pada dasarnya kemampuan modal disetor bank
manajemen perusahaan adalah dalam menghasilkan laba
roda usaha yang menggerakkan pemegang saham semakin besar
perusahaan dalam mencari profit. (Zamani dan Moeljadi, 2012: 6).
Tugas manajemen yang paling Rasio ROE sangat berkaitan
utama adalah menciptakan kinerja erat dengan kepentingan para
yang efektif dan efisien, sehingga pemegang saham. Filosofi dasar
terjadi peningkatan kapabilitas yang dipegang oleh para
sekaligus kelancaran keadaan pemegang saham saat
finansial perusahaan. menanamkan modalnya pada
Keberhasilan tersebut dapat sebuah perusahaan adalah untuk
dicapai dengan adanya penerapan mendapatkan keuntungan secara

64 | AL-TIJARY, Vol. 02, No. 01, Desember 2016


Angrum Pratiwi, Pengaruh Kualitas...

maksimal. Salah satu cara untuk pula. Berdasarkan uraian tersebut,


memperoleh keuntungan (laba) maka hipotesis kelima yang
maksimal adalah melalui diajukan adalah:
pengelolaan usaha yang baik, H4 = Kualitas penerapan
karena pemegang saham memiliki GCG berpengaruh positifterhadap
keterbatasan dalam mengelola rasio ROE.
perusahaan, sehingga pihak e. Pengaruh penerapan GCG
manajemen perusahaan terhadap rasio NIM
(pengelola) harus menerapkan Rasio Net Income
prinsip transparansi dalam Margin (NIM) adalah
melaporkan semua kegiatan perbandingan pendapatan bersih
perusahaan. Dengan demikian, terhadap rata-rata aktiva
implementasi GCG memegang produktif. Dalam bank syariah
peranan penting, sebagai saran pendapatan bank berupa bagi hasil
untuk mengukur kinerja yang diperoleh bank selama
perusahaan dengan baik (Surya beroperasi. Rasio ini merupakan
dan Yustiavandana, 2008: 70). indikator yang digunakan untuk
Secara teori penerapan GCG mengukur manajemen bank dalam
mengurangi konflik keagenan mengelola aktiva produktifnya
antara pemegang saham dan untuk mendapatkan bagi hasil
pengelola perusahaan. Karena bersih (Surat Edaran Bank
adanya monitoring yang Indonesia, 2007: 21).
mengawasi pihak pengelola Secara teoritis manfaat
perusahaan untuk membatasi yang ingin didapat dari penerapan
kepentingan untuk GCG adalah meningkatnya
menguntungkan diri sendiri. kinerja perusahaan melalui
Sehingga, dapat meningkatkan terciptanya proses keputusan yang
kinerja perusahaan sekaligus dan operasional perusahaan yang
kepercayaan para pemegang lebih baik (Wahananto, 2009: 16).
saham (pemilik bank) Dalam bank syariah terdapat
(Dewayanto, 2010: 107). Santoso proses ALMA (Aset and Liability
(2008) Sulistiyowati dkk. (2010) Management) yaitu perencanaan,
menyebutkan bahwa tata kelola pengorganisasian, dan
perusahaan yang baik merupakan pengawasan untuk mengendalikan
bentuk perlindungan investor aktiva dan pasifa secara terpadu
terhadap rasio pembayaran guna meningkatkan pendapatan
deviden. Terdapat korelasi yang atau income bank (Karim, 2010:
kuat antara penerapan GCG 452). Kemudian, adanya Komite
dengan kepentingan para Audit dalam perbankan yang
pemegang saham untuk bertugas untuk mengawasi proses
memperoleh keuntunganyang pelaporan keuangan oleh pihak
maksimal. Penerapan GCG pengelola bank, sehingga laporan
berdampak pada meningkatnya keuangan lebih informatif dan
laba (deviden) yang dihasilkan berkualitas. Pengawasan ini,
perusahaan, sehingga mendorong manajemen bank
devidenyang dibagikan kepada untuk mengelola keuangan lebih
para pemegang saham meningkat baik, sehingga pada akhirnya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 65


Angrum Pratiwi, Pengaruh Kualitas...

mampu meningkatkan laba beberapa cara antara lain


perusahaan (Putri, 2010: 4). meningkatkan kewaspadaan bank
Diterapkannya prinsip-prinsip dan pengawasan bank. Zarkasyi
GCG akan memperbesar (2008: 112) mengatakan bahwa,
kemampuan perusahan untuk salah satu cara untuk
meningkatkan pendapatan bank. mengembalikan tingkat
Dengan demikian, pelaksanaan kepercayaan masyarakat yaitu
prinsip-prinsip GCG mampu dengan penerapan prinsip-prinsip
meningkatkan pendapatan bersih GCG pada perbankan.
perusahaan, karena adanya Keberadaan prinsip GCG menjadi
efisiensi dan efektifitas dalam penting, karena prinsip ini akan
mengelola perusahaan. membantu bank dalam
Berdasarkan penjelasan tersebut, menjalankan prinsip yang telah
maka hipotesis kelima yang ada dan mampu meningkatkan
diajukan adalah: kepercayaan atau citra perbankan.
H5 = Kualitas penerapan Dapat ditarik kesimpulan bahwa
GCG berpengaruh positif terhadap penerapan prinsip-prinsip GCG
rasio NIM. pada akan berpengaruh terhadap
f. Pengaruh penerapan GCG tingkat likuditas pada bank.
dan rasio FDR Berdasarkan uraian diatas, maka
Rasio Financing Deposit hipotesis terakhir yang diajukan
Ratio (FDR) adalah rasio adalah:
perbandingan antara jumlah H6 = Kualitas penerapan
pembiayaan yang disalurkan GCG berpengaruh positif terhadap
dengan total dana pihak ketiga rasio FDR.
yang terkumpul. Rasio FDR g. Pengaruh penerapan GCG
digunakan untuk menilai terhadap rasio BOPO
kemampuan bank dalam Rasio BOPO adalah
memenuhi kebutuhan likuiditas perbandingan antara biaya
dan kecukupan menajemen risiko operasional dengan pendapatan
likuiditas. Bank dikatakan likuid operasional. Tujuannya rasio
apabila mempunyai harta lancar BOPO untuk mengukur efesiensi
lebih besar dari kewajibannya kegiatan operasional bank syariah.
sehingga mampu memenuhi Semakin kecil rasio biaya
kewajiban keuangannyajangka operasionalnya akan lebih baik,
waktu pendek atau yang segera karena biaya yang dikeluarkan
harus dibayar (Tangkilisan, 2003: lebih kecil dibandingkan
151). Ketika bank tidak mampu pendapatan yang diterima (Surat
menjaga tingkat likuiditasnya, Edaran Bank Indonesia, 2007).
maka dapat menyebabkan krisis Menurut World Bank, good
likuiditas yang tak dapat dihindari corporate governance merupakan
bank, artinya adanya penurunan kumpulan hukum, perturan dan
tingkat kepercayaan (trust) kaidah-kaidah yang wajib
masyarakat terhadap bank dipenuhi untuk mendorong kinerja
(Hardanto, 2010: 15). perusahaan agar bekerja lebih
Krisis kepercayaan efisien. Sehingga, mampu
dengan adanya rush pada bank, menghasilkan nilai ekonomi
dapat pulih kembali dengan dalam jangka panjang,

66 | AL-TIJARY, Vol. 02, No. 01, Desember 2016


Angrum Pratiwi, Pengaruh Kualitas...

berkesinambungan bagi para Menurut metodenya, jenis


pemegang saham dan masyarakat penelitian ini adalah penelitian yang
sekitar secara keseluruhan bersifat asosiatif yaitu adanya hubungan
(Tangkilisan, 2003:11). atau pengaruh variabel satu dengan
Pernyataan lain dikemukakan oleh lainnya. Dalam Sugiyono (2010: 36)
Forum for Corporate Governance yang dimaksud asosiatif adalah
in Indonesia (FCGI) dalam menyatakan adanya hubungan antara
Wahananto (2009: 15-16), dua variabel atau lebih. Penelitian ini
mengatakan bahwa manfaat yang termasuk dalam jenis penelitian
akan dirasakan perusahaan ketika eksplanatif asosiatif, dimana hubungan
menerapakan prinsip GCG adalah antar variabel tersebut dirumuskan
meningkatkan kinerja perusahaan dalam hipotesis penelitian yang akan
melalui terciptanya proses diuji kebenarannya.
keputusan yang lebih baik,
meningkatkan efisiensi Data Penelitian
operasional perusahaan serta lebih Populasi dalam penelitian ini
meningkatkan pelayanan kepada adalah Bank Umum Syariah yang
stakeholders. beroperasi dalam kurun waktu tahun
Berdasarkan uraian tersebut, 2010 sampai 2015. Sampel data diambil
dapat disimpulkan bahwa dengan teknik purposive sampling,
penerapan GCG mampu kriteria yang digunakan yaitu:
meningkatkan efisiensi 1. Bank telah beroperasi selama
operasional perusahaan, termasuk periode 2010-2015,
didalamnya adalah efisiensi biaya 2. Menerbitkan laporan tahunan
operasional yang dikeluarkan oleh periode 2010-2015,
perusahaan dalam kegiatannya. 3. Bank menerbitkan laporan
Artinya ada pengaruh yang kuat pelaksanaan GCG selama 2010-
antara implementasi GCG dengan 2015 yang mengacu pada
tingkat efisiensi operasional Peraturan Bank Indonesia (PBI)
perusahaan. Penelitian yang dan Surat Edaran Bank Indonesi
dilakukan Purba (2011) (SE BI), yaitu:PBI Nomor
menunjukkan bahwa skor 11/33/PBI/2009 tentang
penerapan GCG pada 30 Pelaksanaan GCG bagi Bank
perusahaan perbankan Umum Syariah dan Unit Usaha
konvensional yang terdaftar pada Syariah dan SE BI No.
Bursa Efek Indonesia berpengaruh 12/13/DPbS tanggal 30 April
positif dan signifikan terhadap 2010, perihal Pelaksanaan GCG
rasio BOPO. Sesuai penjelasan bagi Bank Umum Syariah dan
tersebut, maka hipotesis terakhir Unit Usaha Syariah.
yang diajukan adalah: Penelitian ini menggunakan
H7 = Kualitas penerapan data sekunder dari laporan tahunan dan
GCG berpengaruh positif terhadap laporan pelaksanaan good corporate
rasio BOPO. governance bank umum syariah yang
telah dipublikasikan secara resmi oleh
METODE PENELITIAN masing-masing bank. Diperoleh 10
Jenis Penelitian sampel penelitian dari 11 populasi bank
umum syariah yang ada di Indonesia.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 67


Angrum Pratiwi, Pengaruh Kualitas...

independen terhadap variabel dependen


Metode Analisis Data secara individual atau parsial dalam
Analisis data dalam penelitian menerangkan variabel dependen.
ini menggunakan bantuan program Dalam bukunya Ghozali (2012: 99)
SPSS (Statistic Product & Services pengambilan keputusan dengan
Solution) versi 20.0. Sebelum membandingkan hasil uji t hitung
melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dengan t tabel dan melihat nilai
dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi signifikansi (α: 5%), yaitu jika nilai t
klasik yang terdiri dari uji normalitas, hitung > t tabel maka Ha diterima,
uji autokorelasi, dan uji artinya variabel independen
heteroskedastisitas. berpengaruh terhadap variabel
Uji normalitas digunakan untuk dependen secara parsial dan sebaliknya.
melihat apakah model regresi variabel Jika nilai probabilitas (nilai
terikat dan variabel bebas telah signifikansi) ≤0.05 jadi H0 ditolak,
menyebar dengan normal atau tidak. Uji maka variabel independen berpengaruh
normalitas dengan Kolmogorov Smirnov terhadap variabel dependen.
(Uji K-S), dimana tingkat signifikansi >
0,05, maka data terdistribusi dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
normal. Uji autokorelasi menguji apakah Hasil Uji Asumsi Klasik
dalam model regresi linier ada korelasi Hasil uji normalitas pada tabel
antara kesalahan pengganggu antara 3 dibawah menunjukkan bahwa data
periode t dengan kesalahan pengganggu (N=60) yang digunakan terdistribusi
pada periode t-1 (sebelumnya). Model secara normal, karena nilai signifikansi
regresi yang baik mensyaratkan tidak lebih besar dari 0.05.Tabel 3
adanya masalah autokorelasi yaitu menunjukkan bahwa nilai durbin-
varian sampel tidak dapat watson antara -2 sampai +2, artinya
menggambarkan varian populasinya tidak terjadi gejala autokorelasi pada
(Priyatno, 2009: 75). Untuk mendeteksi model regresi yang digunakan.Tabel 3
ada tidaknya autokorelasi digunakan uji dibawah menunjukkan tingkat
Durbin-Watson, jika nilai D-W antara -2 signifikansi > dari 0.05, artinya tidak
sampai 2 maka tidak terjadi gejala terjadi gejala heterokedastisitas.
autokorelasi. Uji heteroskedastisitas,
keadaan dimana terjadinya
ketidaksamaan varian dari residual pada
model regresi. Syarat model regresi
yang baik adalah tidak adanya
heteroskedastisitas, karena ini
menyebabkan penaksiran menjadi tidak
efisien dan nilai koefisien determinasi Tabel 3
menjadi sangat tinggi (Priyatno, 2010: Hasil Uji Asunsi Klasik
83). Mendeteksinya dengan uji
Spearman’s Rho. Jika, nilai siginifikani Uji
K-S
Nilai
Sig.
Ket. Uji
D-W
Nilai Sig.
Sperman Rho’
>0.05 maka pada model ini tidak terjadi 1.682 0.097 Normal 1.531 0.098 > 0.05
0.602 0.861 Normal 0.709 0.073 > 0.05
masalah heteroskedastisitas (Priyatno, 1.756 0.064 Normal 1.318 0.780 > 0.05
2010: 84). 1.046 0.224 Normal 1.034 0.148 > 0.05
Pengujian Hipotesis 0.736 0.650 Normal 0.855 0.624 > 0.05
1.728 0.105 Normal 0.804 0.115 > 0.05
Uji t digunakan untuk 1.742 0.125 Normal 1.514 0.222 > 0.05
mengetahui pengaruh variabel

68 | AL-TIJARY, Vol. 02, No. 01, Desember 2016


Angrum Pratiwi, Pengaruh Kualitas...

Sumber: Hasil olah data, 2016 terhadap rasio NIM & FDR, hal ini
dapat terlihat pada tabel dibawah:
Kualitas penerapan Good Corporate Tabel 4
Governance Bank Umum Syariah Hasil Uji t (Uji Parsial)
Berdasarkan hasil pengamatan Rasio Uji t Nilai Ket.
penulis dari laporan kualitas penerapan Sig.
GCG, terdapat 10 bank umum syariah CAR 2.123 0.038 Berpengaruh =
yang dijadikan sampel penelitian yaitu: < 0.05 Positif &
Bank Muamalat Indonesia, Bank Signifikan
Syariah Mandiri, BNI Syariah, BCA NPF 2.564 0.013 Berpengaruh =
< 0.05 Positif &
Syariah, Bank Bukopin Syariah, Bank
Signifikan
Mega Syariah, Bank Victoria Syariah, ROA - 0.010 Berpengaruh =
Bank Panin Syariah, MayBank Syariah 2.671 < 0.05 Negatif &
& BRI Syariah. Hasilnya menunjukkan Signifikan
bahwa kualitas penerapan GCG masuk ROE - 0.003 Berpengaruh =
dalam Peringkat 2, dimana nilai 3.160 < 0.05 Negatif &
komposit antara 1.55 hingga 2.50. Hal Signifikan
ini menunjukkan bahwa penerapan NIM 0.341 0.735 Tidak
GCG pada bank umum syariah masuk > 0.05 Berpengaruh
dalam kategori “Baik”, artinya hasil FDR 1.643 0.106 Tidak
penilaian self assessment penerapan > 0.05 Berpengaruh
GCG pada BUS sesuai dengan sebelas BOPO 2.233 0.029 Berpengaruh =
indikator yang telah ditentukan Bank < 0.05 Positif &
Signifikan
Indonesia dalam menilai kualitas
penerapan GCG bagi BUS. Penjelasan Sumber: Hasil olah data, 2016
ini sekaligus menjawab rumusan
masalah yang pertama, yaitu Pembahasan Hipotesis
mengetahui bagaimana kualitas 1. Hipotesis Pertama
penerapan GCG pada BUS di Indonesia. Nilai t hitung sebesar 2.123 dan
tingkat signifikansi 0.038, maka H1
terbukti. Artinya bahwa kualitas
Hasil Statistik Uji t
Uji statistik t pada dasarnya penerapan GCG berpengaruh
menunjukkan seberapa jauh pengaruh positif dan signifikan terhadap rasio
variabel indepeden terhadap variabel CAR pada bank umum syariah.
dependen secara parsial atau individu. Modal merupakan faktor yang
Suatu variabel independen berpengaruh penting bagi bank dalam rangka
secara signifikan jika nilai signifikansi menciptakan usaha yang sehat dan
hasil perhitungan lebih kecil dari 0.05 dapat menampung risiko kerugian.
dan nilai t hitung > t tabel. Hasil uji Kualitas penerapan GCG
statistik menunjukkan bahwa kualitas memegang peranan penting untuk
penerapan GCG berpengaruh positif menciptakan kinerja perusahaan
signifikan terhadap rasio CAR, NPF & yang baik, salah satu dalam
BOPO. Kualitas penerapan GCG pengelolaan risiko yang lebih
berpengaruh negatif signifikan terhadap efektif. Menurut Forum for
rasio ROA & ROE. Sedangkan, kualitas Corporate Governance in
penerapan GCG tidak berpengaruh Indonesia (2006) dalam Ratih
(2011), yang menyebutkan bahwa
penerapan GCG memudahkan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 69


Angrum Pratiwi, Pengaruh Kualitas...

untuk memperoleh modal, sehingga memiliki Komite Manajemen


berpengaruh baik terhadap kinerja Risiko dan Satuan Manajemen
keuangan. Hasil pengujian ini Risiko yang secara teori dapat
menunjukkan bahwa kualitas yang mengurangi risiko pembiayaan
baik dalam penerapan prinsip- yang timbul. Diperkuat dengan
prinsip GCG mampu menciptakan adanya fungsi audit intern dan
pengelolaan risiko yang lebih ekstern yang turut mengurangi
efektif, pada akhirnya risiko pembiayaan pada BUS
meningkatkan kecukupan modal (Syam dan Nadja, 2012).
dalam menyerap kerugian dan Hasil penelitian rupanya sejalan
pemenuhan modal minimumpada dengan teori yang ada, dimana
bank umum syariah. kualitas penerapan GCG
Hasil penelitian ini konsisten berpengaruh terhadap rasio NPF.
dengan Zamani dan Moeljadi Artinya indikator yang ditetapkan
(2012) yang menunjukkan adanya Bank Indonesia dalam
pengaruh positif signifikan implementasi GCG mampu
terhadap rasio CAR setelah mengurangi pembiayaan
penerapan GCG pada PT. Bank bermasalah yang timbul pada BUS.
BNI, hal tersebut membuktikan Hasil penelitian tidak konsisten
adanya peningkatan kinerja setelah dengan penelitian Syam dan Nadja
penerapan GCG terhadap rasio (2012) mengatakan bahwa kualiats
CAR. Namun, hasil penelitian ini penerapan GCG berpengaruh
bertolak belakang dengan negatif dan signifikan terhadap
penelitian Purba (2011) yang rasio NPF pada bank umum
mengungkapkan bahwa skor syariah. Perbedaan tersebut terjadi
penerapan GCG tidak berpengaruh diduga karena Syam dan Nadja
signifikan terhadap rasio CAR, (2012) menggunakan satu periode
artinya skor penerapan GCG bukan pengamatan tahun 2010 pada tujuh
indikator yang mempengaruhi rasio BUS. Sedangkan, dalam penelitian
CAR pada 30 perusahaan ini data yang digunakan cukup
perbankan yang terdaftar di Bursa konsisten selama enam tahun
Efek Indonesia. berturut-turut dengan 10 sampel
2. Hipotesis Kedua BUS.
Nilai t hitung sebesar 2.564 dan 3. Hipotesis Ketiga
tingkat signifikansi sebesar 0.013, Nilai t hitung sebesar -2.671 dan
maka H2 terbukti. Hasilnya tingkat signifikansi sebesar 0.010,
menunjukkan kualitas penerapan maka H3 tidak terbukti. Hasil
GCG berpengaruh positif signifikan penelitian menunjukkan kualitas
rasio NPF pada bank umum penerapan GCG ternyata
syariah. Bank merupakan lembaga berpengaruh negatif signifikan
yang mengutamakan prudential terhadap rasio ROA. Rasio ROA
principle dalam menyalurkan menunjukkan seberapa banyak laba
dananya dan adanya evaluasi bersih yang bisa diperoleh dari
berkala terhadap pengelolaan risiko kekayaan yang dimiliki perusahaan
yang terjadi guna meminimalkan dan menunjukkan kemampuan
tingkat pembiayaan bermasalah. perusahaan untuk menghasilkan
Peraturan Bank Indonesia dalam profit. Pelaksanaan mekanisme
penerapan GCG mewajibkan BUS GCG yang baik menyebabkan

70 | AL-TIJARY, Vol. 02, No. 01, Desember 2016


Angrum Pratiwi, Pengaruh Kualitas...

perusahaan mampu meningkatkan Nilai t hitung sebesar -3.160 dan


aset yang dimiliki. Pengelolaan tingkat signifikansi sebesar 0.003
yang baik mampu mendorong maka H4 tidak terbukti. Hasil
efektivitas penggunaan aktiva penelitian justru menunjukkan
perusahaan dan meningkatkan kualitas GCG ternyata berpengaruh
kemampuan bank dalam negatif signifikan terhadap rasio
memperoleh laba bersih, sehingga ROE. Rasio ROE sangat berkaitan
mampu menaikkan rasio erat dengan kepentingan para
profitabilitas perusahaan (Ratih, pemegang saham. Prinsip dasar
2011: 21). yang dipegang oleh para pemegang
Hasil penelitian tidak sejalan saham saat menanamkan modalnya
dengan teori yang ada, hal ini adalah untuk mendapatkan
diduga karena indikator penerapan keuntungan secara maksimal.
GCG yang ditetapkan BI cenderung Pemegang saham tentunya
bersifat jangka panjang terhadap memiliki keterbatasan dalam
tingkat pengembalian atau return mengelola perusahaan, sehingga
on assets bank. Dimana peraturan pihak manajemen (pengelola) harus
BI tentang GCG bagi bank syariah menerapkan prinsip transparansi
baru efektif berlaku pada tahun dalam melaporkan semua kegiatan
2010. Banyak BUS yang spin off perusahaan. Hal ini akan
pada 2010, sehingga perolehan laba mengurangi konflik keagenan
dan aset yang dimiliki bank belum antara pemegang saham dan
mencapai standar yang pengelola perusahaan, karena
ditentukan.Pernyataan lainnya adanya monitoring yang
dikemukakan oleh Center for mengawasi pihak pengelola
International Private Enterprise perusahaan guna membatasi
(2002) dalam Syam dan Nadja kepentingan pribadi (Dewayanto,
(2012) mengemukakan bahwa 2010: 107). Pada akhirnya, dapat
kegagalan penerapan GCG pada disimpulkan bahwa penerapan
industri perbankan di negara GCG berpengaruh kuat pada
berkembang termasuk di Indonesia, peningkatan deviden perusahaan,
karena penerapan GCG belum sehingga deviden yang dibagikan
diterapkan secara masif. Artinya kepada seluruh para pemegang
walaupun internal bank telah saham lebih tinggi.
menerapkan prinisip GCG, namun Hasil penelitian tidak sejalan
pihak esternal belum sepenuhnya dengan teori yang ada, dimana
menerapkan GCG. Sedangkan, kualitas penerapan GCG memiliki
BUS dalam sistem pembiayaan pengaruh negatifterhadap rasio
mengadopsi model revenue sharing ROE pada BUS. Artinya kualitas
dimana tingkat pengembalian penerapan GCG yang semakin baik
ditentukan oleh kinerja nasabahnya. akan menurunkan rasio Return On
Maka secara langsung tinggi- Equity. Penurunan ini terjadi karena
rendahnya tingkat pengembalian tingkat rasio ROE yang dihasilkan
yang dicapai nasabah akan rendah, didukung dengan market
menentukan tinggi-rendahnya share bank syariah masih dalam
tingkat pengembalian pada BUS. kisaran 4-5% secara nasional.
4. Hipotesis Keempat Sehingga, penerapan GCG belum

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 71


Angrum Pratiwi, Pengaruh Kualitas...

berdampak positif terhadap return Komite Audit dalam proses


on equity bank. Hasil riset lainnya pelaporan keuangan oleh pihak
dalam Bursa Efek Indonesia pengelola bank, mampu mendorong
(Sulistiyowati dkk, 2010), faktor manajemen bank untuk mengelola
lain diduga turut mempengaruhi keuangan lebih baik dan
kebijakan deviden yaitu perusahaan meningkatkan pendapatan
yang tercatat di Indonesia sebagian perusahaan (Putri, 2010: 4).
besar masih bersifat kekeluargaan, Dengan demikian, pelaksanaan
sehingga kemungkinan adanya prinsip-prinsip GCG mampu
konflik keuntungan dan meningkatkan pendapatan bersih
kepentingan sepihak yang perusahaan, karena adanya
mengesampingkan hak pemegang efektifitas dalam mengelola
saham minoritas kemungkinan perusahaan.
besar bisa terjadi. Hasil penelitian tidak sejalan
Hasil penelitian sejalan dengan dengan teori yang ada, dimana
penelitian Purba (2011) yang kualitas penerapan GCG tidak
menyatakan bahwa penerapan GCG berpengaruh terhadap NIM. Hal ini
berpengaruh negatif dan signifikan bisa disebabkan oleh beberapa hal
terhadap rasio ROE pada 30 diantaranya tingkat NIM yang
perusahaan perbankan yang rendah dan bervariasi antara bank
terdaftar dalam Bursa Efek satu dengan bank lainnya. Bank
Indonesia. Namun, hasil penelitian belum maksimal menerapkan
tersebut tidak sesuai dengan Riandi prinsip GCG dalam seluruh
dan Siregar (2012), Supatmi kegiatan bank. Hasil tersebut
(2007), Sayidah (2007), dan Agnita rupanya sejalan dengan penelitian
(2011) yang menunjukkan bahwa Purba (2011) menyatakan bahwa
prinsip-prinsip GCG tidak penerapan GCG tidak berpengaruh
berpengaruh ROE pada perusahaan. terhadap rasio NIM pada 30
5. Hipotesis Kelima perusahaan perbankan yang
Nilai t hitung sebesar 0.341 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
tingkat signifikansi sebesar 0.735, 6. Hipotesis Keenam
maka H5 tidak terbukti. Kualitas Nilai t hitung 1.643 dan tingkat
penerapan GCG tidak berpengaruh signifikansi 0.106, maka H6 tidak
terhadap rasio NIM. Secara teoritis terbukti. Kualitas penerapan GCG
manfaat yang ingin didapat dari tidak berpengaruh terhadap rasio
penerapan GCG adalah FDR pada bank umum syariah.
meningkatnya kinerja perusahaan Secara teoritis penerapan GCG
melalui terciptanya keputusan yang mampu meningkatkan kepercayaan
lebih baik dan operasional nasabah untuk menyalurkan
perusahaan yang lebih baik. dananya atau melakukan
Adanya proses ALMA (Aset and pembiayaan di bank. Rasio FDR
Liability Management) dalam digunakan untuk menilai
perbankan syariah yang kemampuan bank dalam memenuhi
merencanakan dan mengawasi kebutuhan likuiditas dan kecukupan
pengelolaan aktiva dan pasifa menajemen risiko likuiditas. Ketika
secara terpadu turut meningkatkan bank tidak mampu menjaga tingkat
pendapatan atau income bank. likuiditasnya, maka menyebabkan
Disisi lain adanya pengawasan krisis likuiditas yang tak dapat

72 | AL-TIJARY, Vol. 02, No. 01, Desember 2016


Angrum Pratiwi, Pengaruh Kualitas...

dihindari bank. Artinya ada Hasil penelitian menunjukkan


penurunan tingkat kepercayaan bahwa kualitas penerapan GCG
(trust) masyarakat terhadap bank. berpengaruh positif dan signifikan
Untuk memulihkan kembali terhadap rasio BOPO.
kepercayaan terhadap bank, salah Implementasi GCG yang baik akan
satunya dengan penerapan prinsip- berpengruh terhadap peningkatan
prinsip GCG pada perbankan efisiensi kegiatan operasional pada
(Zarkasyi, 2008: 112). bank umum syariah. Hal ini sejalan
Hasil penelitian sejalan dengan dengan hasil penelitian yang
penelitian Purba (2011) yang dilakukan oleh Purba (2011) yang
menyatakan bahwa penerapan GCG menunjukkan bahwa skor
tidak berpengaruh terhadap rasio penerapan GCG pada 30
LDRpada 30 perbankan perusahaan perbankan berpengaruh
konvensional yang terdaftar di positif signifikan terhadap rasio
Bursa Efek Indonesia. Kualitas BOPO.
GCG rupanya tidak berpengaruh
terhadap FDR dan LDR pada bank PENUTUP
syariah maupun bank konvensional. Kesimpulan
Tata kelola perusahaan yang baik 1. Kualitas penerapan GCG sesuai
belum mampu meningkatkan hasil pengamatan memiliki rata-rata
jumlah pembiayaan yang nilai komposit sebesar 1.55-2.20
disalurkan kepada masyarakat. yang masuk kedalam kategori
7. Hipotesis Ketujuh “Baik” atau peringkat kedua.
Nilai t hitung sebesar 2.233 dan Artinya kualitas penerapan GCG
tingkat signifikansi 0.029, maka H7 pada BUS telah sesuai dengan 11
terbukti. Artinya kualitas penerapan indikator yang telah ditetapkan
GCG berpengaruh positif signifikan Bank Indonesia melalui peraturan
terhadap rasio BOPO pada bank No. 11/33/PBI/2009 mengenai
umum syariah.Rasio BOPO adalah pelaksanaan Good Corporate
perbandingan antara biaya Governance bagi Bank Umum
operasional dengan pendapatan Syariah.
operasional. Tujuan rasio BOPO 2. Secara parsial pengaruh kualitas
untuk mengukur efesiensi kegiatan GCG terhadap kinerja keuangan,
operasional bank. Pada dasarnya disimpulkan sebagai berikut:
implementasi good corporate a. Kualitas penerapan GCG
governance mendorong kinerja berpengaruh positif signifikan
perusahaan agar bekerja lebih terhadap CAR.
efisien, termasuk di dalamnya b. Kualitas penerapan GCG
meningkatkan efisiensi operasional berpengaruh positif signifikan
kegiatan perusahaan, sehingga terhadap NPF.
menghasilkan nilai ekonomi dalam c. Kualitas penerapan GCG
jangka panjang, dan berpengaruh negatif signifikan
berkesinambungan bagi para terhadap ROA.
pemegang saham serta masyarakat d. Kualitas penerapan GCG
secara keseluruhan (Tangkilisan, berpengaruh negatif signifikan
2003:11). terhadap ROE.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 73


Angrum Pratiwi, Pengaruh Kualitas...

e. Kualitas penerapan GCG tidak Pada peneliti selanjutnya bisa


berpengaruh terhadap NIM. membandingkan bagaimana
f. Kualitas penerapan GCG tidak penerapan GCG dari aspek syariah
berpengaruh terhadap FDR. dan konvensional.
g. Kualitas penerapan GCG
berpengaruh positif signifikan
terhadap BOPO. DAFTAR PUSTAKA
Dapat disimpulkan, Buku dan Jurnal:
berdasarkan hasil penelitian Agnita, Ariani. 2011. Analisis Pengaruh
tersebut menunjukkan bahwa H1 , Good Corporate Governance
H2 , dan H 7 terbukti, sedangkan Terhadap Kinerja Keuangan
Yang Terdaftar Di Indonesian
H3, H4 , H5 , dan H6 tidak terbukti. Institute for Corporate
Governance. Skripsi tidak
Saran dipublikasikan. Medan:
Tentunya sebuah penelitian Universitas Sumatera Utara.
ingin memberikan kontribusi bagi objek Biro Perbankan Syariah. 2003. Pedoman
penelitian atau pengembangan ilmu Akuntansi Perbankan Syariah.
pengetahuan secara umum. Berdasarkan Jakarta: Bank Indonesia.
hasil penelitian yang telah dilakukan, Dewayanto, Totok. 2010. Pengaruh
diharapkan bank umum syariah mampu Mekanisme Good Corporate
mempertahankan prestasi yang telah Governance Terhadap Kinerja
dicapai dalam penerapan good Perbankan Nasional. Jurnal
corporate governance. Penerapan GCG Fakultas Ekonomi, Vol. 5, No. 2,
bisa terlaksana lebih baik untuk periode Hal. 104-123. Semarang:
selanjutnya guna meningkatkan Universitas Diponegoro.
performa bank baik dari aspek Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis
operasional atau aspek keuangan Multivariate dengan Program
khususnya dalam peningkatan IBM SPSS 20. Semarang: Badan
profitabilitas bank umum syariah. Penerbit Universitas Diponegoro.
Hardanto, Sulad Sri. 2006. Manajemen
Keterbatasan Risiko bagi Bank Umum: Kisi-
Dalam sebuah penelitian Kisi Ujian Sertifikasi Manajemen
tentunya terdapat keterbatasan Risiko Perbankan. Jakarta: Elex
penelitian. Hal ini dapat dijadikan bahan Media Komputindo.
pertimbangan bagi peneliti selanjutnya Karim, Adiwarman. 2010. Bank Islam:
untuk lebih mengembangkannya. Analisis Fiqh dan Keuangan
1. Variabel independen yang (4𝑡ℎ ed.). Jakarta: Rajagrafindo
digunakan dalam penelitian ini Persada.
hanya kualitas penerapan GCG. Khairandy, Ridwan., dan Malik,
Diharapkan untuk penelitian Camelia. 2007. Good Corporate
selanjutnya bisa menambah jumlah Governance: Perkembangan
variabel independen yang secara Pemikiran dan Implementasinya
teoritis bisa mempengaruhi kinerja di Indonesia dalam Prespektif
keuangan. Hukum. Yogyakarta: Kreasi
2. Penerapan GCG tidak hanya Total Media.
berlaku pada bank umum syariah,
namun seluruh bank umum telah
menerapkan aturan ini di Indonesia.

74 | AL-TIJARY, Vol. 02, No. 01, Desember 2016


Angrum Pratiwi, Pengaruh Kualitas...

Laksmana, Yusak. 2009. Account Officer Corporate Governance Terhadap


Bank Syariah. Jakarta: PT. Elex Return On Assets, Net Profit
Media Komputindo. Margin, dan Earning Per Share
Muhaimin. 2009. Penerapan Good Pada Perusahaan Yang Terdaftar
Corporate Governance Pada Di Corporate Governance
Bank Syariah. Dalam Perception Index. Jurnal
Suminingsih., Hafidz., Asytuti, Ekonomi, Vol. 14, No.1, Hal.
Rinda., Bahri, Samsul., & 127-133.
Mahmud, Amir (Eds.), Ekonomi Rivai, Veithzal., dan Arifin, Arviyan.
Syariah: Konsep, Praktek & 2010. Islamic Banking. Jakarta:
Penguatan Kelembagaannya. Bumi Aksara.
Semarang: Pustaka Rizki Putra. Sayidah, Nur. 2007. Pengaruh Kualitas
Priyanto, Duwi. 2009. SPSS Untuk Corporate Governance Terhadap
Analisis Korelasi, Regresi, dan Kinerja Perusahaan Publik. JAAI,
Multivariate. Yogyakarta: Gava Vol. 11, No. 1, Hal. 1-19.
Media. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
______. 2010. Paham Analisa Statistik Kuantitatif, Kualitatif dan R &
Data dengan SPSS. Yogyakarta: D. Bandung: Alfabeta.
MediaKom. Sulistiyowati, Indah., Anggraini, Ratna.,
Purba, Eka Susiyanti. 2011. Analisis dan Utaminingtyas, Tri Hesti.
Pengaruh Good Corporate 2010. Pengaruh Profitabilitas,
Governance Terhadap Kinerja Leverage, dan Growth terhadap
Keuangan Perusahaan Kebijakan Deviden dengan Good
Perbankan Yang Terdaftar di Corporate Governance sebagai
Bursa Efek Indonesia. Skripsi Variabel Intervening. Simposium
tidak dipublikasikan. Medan: Nasional Akuntansi XIII.
Universitas Sumatra Utara. Purwakerto: Universitas Jenderal
Putri, Nila Ayu Rizka. 2010. Analisis Soedirman.
Pengaruh Mekanisme Good Supatmi. 2007. Corporate Governance
Corporate Governance Terhadap dan Kinerja Keuangan. Jurnal
Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 14,
Akuntansi Fakultas Ekonomi. Hal. 1-19.
Riau: Universitas Riau. Surya, Indra., dan Yustiavandana, Ivan.
Ratih, Suklimah. 2011. Pengaruh Good 2008. Penerapan Good
Corporate Governance terhadap Corporate Governance:
Nilai Perusahaan dengan Kinerja Mengesampingkan Hak-Hak
Keuangan sebagai Variabel Istimewa Demi Kelangsungan
Intervening pada Perusahaan Usaha. Jakarta: Kencana Prenada
Peraih The Indonesian Most Media.
Trusted Company-CGPI. Jurnal Sutedi, Adrian. 2011. Good Corporate
Kewirausahaan, Vol. 5, No. 2, Governance. Jakarta: Sinar
Hal. 18-23. Surabaya: Lembaga Grafika.
Penelitian dan Pengabdian Syam, Daniel., dan Nadja, Taufik. 2012.
Masyarakat Universitas Widya Analisis Kualitas Penerapan
Kartika. Good Corporate Governance
Riandi, Dani., dan Siregar, Hasan Sakti. pada Bank Umum Syariah di
2011. Pengaruh Penerapan Good Indonesia Serta Pengaruhnya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 75


Angrum Pratiwi, Pengaruh Kualitas...

Terhadap Tingkat Pengembalian Bank Indonesia. 2007. Cetak Biru


dan Risiko Pembiayaan. Jurnal Pengembangan Perbankan
Reviu Akutansi dan Keuangan, Syariah. Jakarta: Bank Indonesia.
Vol. 2, No. 1, Pp. 195-206. Diambil dari http//www.bi.go.id.
Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2003. Bank Indonesia. 2007. Peraturan Bank
Mengelola Kredit Berbasis Good Indonesia No. 9/1/PBI/2007
Corporate tentang Sistem Penilaian Tingkat
Governance.Yogyakarta: Kesehatan Bank Umum
Balaiurang. Berdasarkan Prinsip Syariah.
Tim Penyusun Kamus Bahasa. 2002. Jakarta: Bank Indonesia. Diambil
Kamus Besar Bahasa Indonesia dari http//www.bi.go.id.
(3𝑟𝑑 ed.). Jakarta: Balai Pustaka. Bank Indonesia. 2007. Surat Edaran
Trinanda., dan Mukodim, Didin. 2010. Bank Indonesia No.9/24/DPbS
Effect of Aplication of Corporate tanggal 30 Oktober 2007 tentang
Governance on The Financial Sistem Penilaian Tingkat
Performance of Banking Sector Kesehatan Bank Umum
Companies. Jurnal Fakultas Berdasarkan Prinsip Syariah.
Ekonomi Universitas Jakarta: Bank Indonesia. Diambil
Gunadarma. dari http//www.bi.go.id.
Wahananto, Edi. 2009. Penerapan Bank Indonesia. 2009. Peraturan Bank
Prinsip-prinsip Good Corporate Indonesia No.11/33/PBI/2009
Governance Di Bank Syariah. tentang Pelaksanaan Good
Skripsi tidak dipublikasikan. Corporate Governance Bagi
Malang: Universitas Brawijaya. Bank Umum Syariah dan Unit
Zamani, Muhammad Ihwan Umar., dan Usaha Syariah. Jakarta: Bank
Moeljadi. 2012. Kinerja Indonesia. Diambil dari
Keuangan Sebelum dan Sesudah http//www.bi.go.id.
Penerapan Good Corporate Bank Indonesia. 2009. Frequently Asked
Governance dengan Rasio Return Question: Peraturan Bank
On Assets, Return On Equity, Indonesia No.11/33/PBI/2009
Net Profit Margin, dan Capital tentang Pelaksanaan Good
Adequancy Ratio. Malang: Corporate Governance Bagi
Universitas Brawijaya. Bank Umum Syariah dan Unit
Zarkasyi, Moh. Wahyudin. 2008. Good Usaha Syariah. Jakarta: Bank
Corporate Governance: Pada Indonesia. Diambil dari
Badan Usaha Manufaktur, http//www.bi.go.id.
Perbankan, dan Jasa Keuangan Bank Indonesia. 2010. Surat Edaran
Lainnya. Bandung: Alfabeta. Bank Indonesia No.12/13/DPbS
Peraturan: tanggal 30 April 2010 tentang
Bank Indonesia. 2006. Peraturan Bank Pelaksanaan Good Corporate
Indonesia No.8/4/PBI/2006 Governance bagi Bank Umum
tentang Pelaksanaan Good Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Corporate Governance bagi Jakarta: Bank Indonesia. Diambil
Bank Umum yang telah diubah dari http//www.bi.go.id.
dengan Peraturan Bank Republik Indonesia. 2008. Undang-
Indonesia No. 8/14/PBI/2006. Undang Republik Indonesia No.
Jakarta: Bank Indonesia. Diambil 21 tahun 2008 tentang
dari http//www.bi.go.id. Perbankan Syariah.

76 | AL-TIJARY, Vol. 02, No. 01, Desember 2016

You might also like