You are on page 1of 10

ANALISIS POLA ASUH ORANGTUA

TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS VI


DI SDN 1 MEKARJAYA

Selvi Fauziyah1, Riga Zahara Nurani2, Winarti Dwi Febriani3


Universitas Perjuangan Tasikmalaya
sevifau@gmail.com1 rigazahara@unper.ac.id2 winartidwi@unper.ac.id3
, ,

ABSTRACT
This research is motivated by the role of parenting that is applied to students
when they are at home to one of the language skills, namely the reading ability of
these students. The purpose of this study was to determine the level of reading
skills possessed by grade VI students of SDN 1 Mekarjaya, parenting styles
applied by parents to students at home, and constructive and productive
parenting for students' reading abilities. The type of research used is qualitative
using the case study method. With a sample of 3 class VI students and their
parents. Data were obtained using test techniques, non-participant observation,
and semi-structured interviews. The results showed that the reading skills of the
three grade VI students at SDN 1 Mekarjaya were not yet able to master the
mechanical aspect, in terms of reading texts the three students tended to still like
to spell by letter, often omitted, added, and even mispronounced letters. Then in
the aspect of understanding, the three students did not understand punctuation.
The parenting pattern applied by parents is 3 people (50.0%) in democratic
parenting, then 2 people (33.3%) are in permissive parenting, while as many as 1
person (16.7%) are found in authoritarian parenting. Based on observations and
interviews that have been carried out on the three grade VI students of SDN 1
Mekarjaya, it shows that the parenting styles applied by their parents, be they
authoritarian, democratic, or permissive, do not play a role in their reading
ability.
Keywords : parenting style, reading ability, primary school

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh peran pola asuh orangtua yang diterapkan pada
siswa ketika berada di rumah terhadap salah satu keterampilan berbahasa yaitu
kemampuan membaca yang dimiliki oleh siswa tersebut. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui kemampuan membaca yang dimiliki oleh siswa kelas VI
SDN 1 Mekarjaya, pola asuh yang diterapkan oleh orangtua pada siswa ketika
berada di rumah, serta pola asuh yang konstruktif dan produktif pada kemampuan
membaca siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan
menggunakan metode studi kasus. Dengan sampel sebanyak 3 orang siswa kelas
VI beserta kedua orangtuanya. Data diperoleh dengan menggunakan teknik tes,
observasi nonpartisipan, dan wawancara semiterstruktur. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kemampuan membaca ketiga orang siswa kelas VI di SDN 1
Mekarjaya tersebut masih belum dapat menguasai aspek mekanik, dalam hal
membaca teks ketiga siswa tersebut cenderung masih suka mengeja per huruf,
sering menghilangkan, menambah, bahkan salah dalam melafalkan huruf.
Kemudian pada aspek pemahaman, ketiga siswa tersebut belum paham akan tanda
baca. Pola asuh yang diterapkan oleh orangtua yaitu sebanyak 3 orang (50,0%)
terdapat pada pola asuh demokratis, kemudian sebanyak 2 orang (33,3%) terdapat
pada pola asuh permisif, sedangkan sebanyak 1 orang (16,7%) terdapat pada pola
asuh otoriter. Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilaksanakan pada
ketiga orang siswa kelas VI SDN 1 Mekarjaya tersebut menunjukkan bahwa pola
asuh yang diterapkan oleh orangtuanya baik itu otoriter, demokratis, ataupun
permisif kurang berperan terhadap kemampuan membaca yang mereka miliki.
Kata Kunci : pola asuh orangtua, kemampuan membaca, sekolah dasar

PENDAHULUAN
Di dalam dunia pendidikan, tentunya sering terjadi permasalahan-
permasalahan yang berkaitan baik itu dengan program pemerintah, cara mengajar
guru, kepribadian siswa, ataupun dari orang tua siswa. Terutama di negara-negara
berkembang permasalahan tersebut masih sering terjadi, termasuk di negara
Indonesia. Salah satu permasalahan yang terjadi di Indonesia yaitu pada
kemampuan membaca. Maka dari itu perlu adanya perhatian khusus untuk
meminimalisir masalah tersebut. Tidak hanya pemerintah ataupun guru, upaya
tersebut harus dilakukan mulai dari keluarga terlebih dahulu. Karena berdasarkan
pada “Undang-undang RI tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
Bab I Pasal I Ayat 13 yang menyebutkan bahwa pendidikan informal adalah jalur
pendidikan keluarga dan lingkungan” (Permendikbud, 2003).
Untuk dapat berhasil mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut selain
dukungan dari pemerintah, sekolah, dan guru, orang tua juga harus ikut berperan
dalam mewujudkannya. Peran orang tua tidak kalah pentingnya dengan guru di
sekolah, karena sebelum memasuki proses pendidikan di sekolah, anak tentunya
terlebih dahulu mendapatkan pendidikan ketika di rumah oleh ayah dan ibunya.
Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sadulloh (2007: 179) yaitu :
“Dalam kaitannya dengan pendidikan, keluarga merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang diselenggarakan di non formal. Keluarga merupakan pendidikan
yang utama bagi anak, karena awal-awal kehidupan manusia adalah masa-masa
emasnya yang akan sangat berpengaruh pada keberhasilan pendidikan pada
periode perkembangan anak berikutnya”.
Menurut Gunarsa (dalam Adawiah, 2017) ‘terdapat tiga jenis pola asuh yang
dapat diterapkan oleh orang tua, yaitu demokratis, otoriter dan permisif’. Setiap
orangtua tidak hanya menerapkan satu pola asuh saja, akan tetapi ketiga pola asuh
tersebut digunakan secara bersamaan. Akan tetapi dari ketiga pola asuh tersebut
tentu terdapat salah satu yang paling dominan digunakan oleh orangtua. Hal
tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Dariyo (dalam Adawiah, 2017)
bahwa :
‘pada praktiknya di masyarakat, pola asuh yang diterapkan orangtua
cenderung mengarah pada pola asuh situasional, dimana orangtua tidak
menerapkan salah satu jenis pola asuh tertentu, tetapi memungkinkan orangtua
menerapkan pola asuh secara fleksibel, luwes, dan sesuai dengan situasi dan
kondisi yang berlangsung saat itu’.
Kemampuan membaca yang dimiliki oleh anak tentunya berbeda-beda,
karena setiap anak memiliki kapasitas berpikirnya masing-masing, maka dari itu
peran dari orang tua sangatlah penting, terutama untuk anak yang mengalami
kesulitan membaca, perlu adanya perhatian khusus dari orangtua.
Pada dasarnya siswa kelas VI sekolah dasar sudah harus bisa membaca
dengan lancar. Idealnya kecepatan membaca rata-rata anak sekolah dasar adalah
200 kata per menit, akan tetapi pada kenyataan di lapangan terdapat 3 orang siswa
kelas VI di SDN 1 Mekarjaya yang belum bisa membaca dengan lancar. Maka
dari itu berdasarkan permasalahan tersebut, pada penelitian ini akan menganalisis
mengenai peran pola asuh yang diterapkan oleh orangtua ketika berada di rumah
terhadap kemampuan membaca yang dimiliki oleh siswa tersebut. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan membaca yang dimiliki
siswa kelas VI di SDN 1 Mekarjaya, kemudian untuk menganalisis pola asuh
yang diterapkan orang tua siswa kelas VI di SDN 1 Mekarjaya ketika berada di
rumah, dan untuk mendeskripsikan pola asuh yang konstruktif dan produktif pada
kemampuan membaca siswa.

TINJAUAN PUSTAKA
Pola Asuh Orangtua
Istilah pola asuh terdiri dari dua suku kata yaitu pola dan asuh. Menurut
Poerwadarminta (dalam Anisah, 2011: 72) ‘pola adalah model dan istilah asuh
diartikan sebagai menjaga, merawat dan mendidik anak atau diartikan memimpin,
membina, melatih anak supaya bisa mandiri dan berdiri sendiri’. Kemudian
menurut Rahmat (2018: 149) dikatakan bahwa “pola asuh merupakan pola
interaksi antara anak dengan orang tua yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik,
kebutuhan psikologis, serta sosialisasi norma-norma yang berlaku di masyarakat
agar anak dapat hidup selaras dengan lingkungannya”.
Dengan berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pola asuh merupakan cara yang digunakan oleh orang tua untuk
membimbing anaknya supaya menjadi pribadi yang baik, dan dapat menyesuaikan
hidup sesuai dengan perkembangan jaman.
Tipe Pola Asuh Orangtua
Menurut Gunarsa (dalam Adawiah, 2017: 35) terdapat tiga jenis pola asuh
orang tua, yaitu sebagai berikut :
1. Pola asuh Otoriter
Pola asuh otoriter yaitu pola asuh di mana orang tua menerapkan aturan dan
batasan yang mutlak harus ditaati, tanpa memberi kesempatan kepada anak
untuk berpendapat, jika anak tidak mematuhi maka akan diancam dan
mendapat hukuman.
2. Pola Asuh Demokratis
Orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis memperlihatkan dan
menghargai kebebasan yang tidak mutlak, dengan bimbingan yang penuh
pengertian antara anak dan orang tua, memberi penjelasan secara rasional dan
objektif jika keinginan dan pendapat anak tidak sesuai.
3. Pola Asuh Permisif
Orang tua yang menerapkan pola asuh permisif cenderung memberikan
kekuasaan penuh pada anak, tanpa dituntut kewajiban dan tanggung jawab,
kurangnya kontrol terhadap perilaku anak dan hanya berperan sebagai pemberi
fasilitas, serta kurangnya komunikasi dengan anak.
Pengertian Membaca
Kemampuan membaca termasuk pada salah satu dari empat keterampilan
berbahasa. Hodgson (dalam Tarigan, 2015: 7) mengemukakan bahwa ‘membaca
adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-
kata/bahasa tulis’.
Di dalam kehidupan manusia pada dasarnya tidak terlepas dari kemampuan
membaca tersebut. Dengan membaca, manusia akan mendapatkan pengetahuan
dan juga wawasan yang luas. Kemampuan membaca penting diajarkan kepada
anak dengan cara yang baik dan benar.
Aspek-aspek Membaca
Pada keterampilan berbahasa tentunya terdapat aspek-aspek pada setiap
kemampuannya, termasuk pada kemampuan membaca. Broughton (dalam
Tarigan, 2015: 12-13) mengemukakan bahwa secara garis besarnya terdapat dua
aspek penting dalam membaca, yaitu :
1. Keterampilan yang bersifat mekanik (mechanical skills).
2. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills).

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode studi kasus.
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Gunawan (2014: 112) bahwa :
“Penelitian studi kasus dimaksudkan untuk mempelajari secara intensif, tentang
latar belakang masalah keadaan dan posisi suatu peristiwa yang sedang
berlangsung saat ini, serta interaksi lingkungan unit sosial tertentu yang bersifat
apa adanya (given)”. Metode studi kasus digunakan dalam penelitian ini karena
peneliti ingin mencari tahu fakta-fakta pada suatu latar kehidupan nyata yang
tampak dalam pola asuh orangtua terhadap anaknya ketika berada di rumah.
Populasi dalam penelitian ini yaitu orangtua siswa kelas VI SDN 1 Mekarjaya
yang berjumlah 38 orang kemudian diambil sampel yaitu orangtua dari siswa
yang belum bisa membaca dengan lancar sebanyak 3 orang. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah teknik observasi nonpartisipan ditujukan untuk
menganalisis cara yang digunakan oleh orangtua dalam mengajarkan anak belajar,
dan juga pola asuh yang diterapkan oleh orangtua siswa dalam kehidupan sehari-
hari. Kemudian selanjutnya teknik wawancara semi terstruktur ditujukan untuk
mengetahui kemampuan membaca yang dimiliki oleh siswa tersebut, dan untuk
mengetahui peran pola asuh yang diterapkan oleh orangtua terhadap kemampuan
membaca siswa kelas VI di SDN 1 Mekarjaya, serta untuk mengumpulkan data
mengenai tanggapan siswa dari pola asuh yang diterapkan oleh orangtuanya.
Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data yang digunakan
untuk memilih data-data yang pokok. Dalam penelitian ini data yang didapat
peneliti sejak pada saat memasuki lapangan adalah, terdapat 3 dari 38 orang siswa
kelas VI di SDN 1 Mekarjaya yang belum bisa membaca dengan lancar. Setelah
itu dilakukan display atau penyajian data. Pada penelitian ini, peneliti menyajikan
data berupa uraian singkat yang membahas mengenai kemampuan membaca yang
dimiliki oleh siswa kelas VI SDN 1 Mekarjaya. Kemampuan membaca yang
dimiliki oleh siswa tersebut tidak terlepas dari adanya peran pola asuh yang
diterapkan oleh orangtua ketika berada di rumah. Kemudian selanjutnya yaitu
kesimpulan dan verifikasi, yaitu proses penyusunan kesimpulan setelah data
terkumpul dan lengkap. Data-data mengenai kemampuan membaca yang dimiliki
oleh siswa kelas VI SDN 1 Mekarjaya, dan pola asuh yang diterapkan oleh
orangtua yang telah dikemukakan pada display data diinterpretasikan kemudian
dianalisis untuk memperoleh kesimpulan.
HASIL PENELITIAN
Penelitian mengenai Analisis Pola Asuh Orangtua Terhadap Kemampuan
Membaca Siswa Kelas VI di SDN 1 Mekarjaya telah dilaksanakan pada tiga orang
siswa kelas VI beserta orangtuanya yang berada di wilayah Desa Mekarjaya
Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis. Diketahui bahwa ketiga orang siswa
tersebut adalah DN, DAM, dan FJ.

Kemampuan Membaca Siswa ke – 1


Aspek mekanik
Pada pelafalan huruf alfabet, DN masih keliru dalam melafalkan huruf q.
Akan tetapi jika dibaca secara berurutan terlebih dahulu, DN bisa melafalkan
huruf q dengan benar. DN juga sesekali masih suka menghilangkan atau malah
menambah huruf pada suatu bacaan tertentu.
Aspek Pemahaman
DN membutuhkan waktu kurang lebih 3 menit untuk dapat membaca 200
kata. DN masih bisa untuk memahami arti pada satu kata tertentu, akan tetapi
untuk dapat memahami makna dari satu bacaan paragraf DN belum bisa
memahaminya. Pada tanda baca, yang DN tahu hanyalah tanda baca titik,
sedangkan untuk tanda baca koma, tanda seru, dan tanda tanya DN masih
kebingungan.

Kemampuan Membaca Siswa ke – 2


Aspek Mekanik
Pada pelafalan huruf alfabet, DAM masih keliru dalam melafalkan huruf b
dan d. Pada saat membaca, DAM sudah tidak menelusuri baris-baris bacaan
dengan jari. Pada saat membaca, DAM terkadang masih suka mengeja terlebih
dahulu kata yang akan dibaca. DAM juga terkadang masih suka menghilangkan
atau malah menambah huruf pada suatu bacaan tertentu.
Aspek Pemahaman
DAM membutuhkan kurang lebih 4 menit untuk dapat membaca 200 kata.
DAM sudah bisa untuk memahami arti pada satu kata tertentu, dan untuk
memahami makna dari satu bacaan paragraf, sedikit-sedikit DAM sudah memiliki
kemampuan memahami. Pada tanda baca, DAM telah memahami beberapa tanda
baca, akan tetapi ada juga yang tahu namanya tapi tidak tahu maksud dari tanda
baca tersebut.

Kemampuan Membaca Siswa ke – 3


Aspek Mekanik
Pada pelafalan huruf alfabet, FJ sudah dapat melafalkan semua huruf. Pada
saat membaca, FJ sudah tidak menelusuri baris-baris bacaan dengan jari. Pada saat
membaca, FJ terkadang masih suka mengeja terlebih dahulu kata yang akan
dibaca. FJ juga terkadang masih suka menghilangkan atau malah menambah huruf
pada suatu bacaan tertentu.
Aspek Pemahaman
FJ membutuhkan waktu sekitar 3 menit untuk dapat membaca 200 kata. FJ
belum dapat untuk memahami arti pada satu kata tertentu, maupun untuk
memahami makna dari satu bacaan paragraf. Pada tanda baca, FJ hanya tahu tanda
tanya saja itupun maksud dari tanda tanya FJ masih kebingungan. Selain dari itu,
FJ tidak tahu jenis tanda baca lainnya.
Pola Asuh yang Diterapkan Orangtua
Rekapitulasi mengenai pola asuh orangtua dari ketiga siswa kelas VI SDN 1
Mekarjaya dapat dilihat pada tabel 1berikut ini :

Tabel 1
Rekapitulasi Pola Asuh dari Ketiga Pasang Orangtua Siswa Kelas VI
SDN 1 Mekarjaya
No Orangtua Siswa Pola Asuh
.
1. Ayah DN (K) Otoriter
2. Ibu DN (E) Demokratis
3. Ayah DAM (N) Demokratis
4. Ibu DAM (M) Demokratis
5. Ayah FJ (E) Permisif
6. Ibu FJ (E) Permisif

Orangtua Siswa Ke-1


DN merupakan seorang anak laki-laki dari pasangan K & E. Ayah DN
bekerja sebagai buruh, sedangkan ibunya tidak bekerja. Ayah DN sering
berangkat kerja pagi-pagi sekitar pukul 07.00 WIB, kemudian pulang disore hari
pada pukul 16.00 WIB. Sehingga waktu yang dimiliki oleh ayahnya ketika di
rumah sangat terbatas, maka perhatian yang didapat DN dari ayahnya bisa
dikatakan kurang. Ayah DN sesekali suka menyuruh DN untuk belajar, akan
tetapi beliau jarang untuk menemani dan membimbing DN pada saat belajar.
Beliau menyerahkan untuk membimbing DN belajar kepada ibunya. Seharusnya
beliau memiliki kesadaran akan tanggungjawabnya sebagai ayah.
Orangtua DN terutama ibunya dalam membimbing DN ketika belajar di
rumah, terlihat menggunakan cara yang umum dilakukan. Tidak terlihat adanya
cara yang dapat memberikan stimulus untuk semangat belajar DN, ditambah lagi
dengan situasi lingkungan rumahnya yang kurang memadai. Selain itu,
keberadaan ayahnya di rumah tidak terlihat mendorong semangat belajar DN,
karena bisa dikatakan bahwa ayah DN cenderung jarang dalam membimbing DN
ketika belajar.
Orangtua Siswa Ke-2
DAM merupakan seorang anak laki-laki dari pasangan N & M. Ayah DAM
bekerja sebagai buruh, sedangkan ibunya tidak bekerja. kedua orangtua DAM
dalam membimbing anaknya ketika belajar dapat dikatakan baik, bahkan mereka
punya cara tersendiri dalam mengajarkan anaknya belajar membaca. Pada proses
belajar di rumah orangtua DAM selalu menyempatkan waktunya untuk
membimbing DAM belajar, saling melengkapi secara bergantian.
Cara yang orangtua DAM lakukan adalah, pada saat DAM akan membaca
satu kata, jika dia mengalami kesulitan maka spontan orangtua DAM akan
mengatakan ‘2’ ataupun ‘3’. Maksud dari orangtua DAM mengatakan ‘2’ ataupun
‘3’ itu adalah jika pada satu kata terdapat tiga suku kata, misalnya kata ‘terhadap’
maka untuk memudahkan DAM dalam membaca kata tersebut, orangtua DAM
akan mengatakan jumlah dari masing-masing suku kata pada kata tersebut.

Orangtua Siswa Ke-3


FJ merupakan seorang anak laki-laki dari pasangan E & E. Ayah FJ bekerja
sebagai pedagang, sedangkan ibunya tidak bekerja. Ayah FJ berjualan di luar kota
dan untuk waktu pulang ke rumah tidak menentu. Hal ini menyebabkan ayah FJ
sangat jarang menemani dan membimbing FJ belajar di rumah.
FJ selalu ditemani belajar oleh ibunya saja. Akan tetapi ketika ayahnya sedang
pulang ke rumah, beliau pun menyempatkan waktunya untuk menemani dan
membimbing FJ belajar membaca.
Orangtua FJ terutama ibunya dalam membimbing FJ ketika belajar di
rumah, terlihat menggunakan cara yang umum dilakukan. Tidak terlihat adanya
cara yang dapat memberikan stimulus untuk semangat belajar FJ, ditambah lagi
dengan situasi lingkungan rumahnya yang kurang memadai. Selain itu,
kemungkinan keadaan psikologis dari FJ yang sejak kecil kurang mendapatkan
perhatian dari ayah kandungnya. Terlebih ayah yang sekarang juga jarang berada
di rumah. Hal ini menyebabkan FJ hanya mendapat perhatian dari ibunya saja.
Ketika akan memulai belajar, FJ cenderung tidak ingin diatur. Dalam arti, apa
yang dilakukan oleh FJ harus terserah dirinya sendiri.
Hasil penelitian mengenai pola asuh orangtua dari ketiga siswa kelas VI
SDN 1 Mekarjaya dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Pola Asuh dari Ketiga Pasang Orangtua Siswa Kelas VI
SDN 1 Mekarjaya

No
. Pola Asuh Frekuensi Persentase
1. Otoriter 1 16,7 %
2. Demokratis 3 50,0 %
3. Permisif 2 33,3 %
  Jumlah 6 100%

Berdasarkan pada tabel 2 menunjukkan bahwa pola asuh orangtua yang


diterapkan ketika berada di rumah terhadap tiga orang siswa kelas VI SDN 1
Mekarjaya yaitu sebanyak 3 orang (50,0%) terdapat pada pola asuh demokratis
diantaranya adalah ibu DN, ayah DAM, dan ibu DAM. Kemudian sebanyak 2
orang (33,3%) terdapat pada pola asuh permisif diantaranya adalah ayah dan ibu
FJ. Sedangkan sebanyak 1 orang (16,7%) terdapat pada pola asuh otoriter yaitu
ayah DN.

PEMBAHASAN
Kemampuan Membaca yang Dimiliki oleh Siswa Kelas VI SDN 1 Mekarjaya
Pada dasarnya kemampuan membaca siswa kelas VI SD seharusnya sudah
dapat menguasai aspek mekanik dan juga pemahaman. Akan tetapi berbeda
halnya dengan tiga orang siswa kelas VI di SDN 1 Mekarjaya, berdasarkan pada
hasil observasi dengan 3x pertemuan terlihat bahwa ketiga orang siswa ini
mengalami hambatan dalam kemampuan membaca yang dimilikinya.
Hambatan yang dialami oleh DN yaitu masih keliru dalam melafalkan huruf
q. Pada saat membaca, DN masih suka mengeja terlebih dahulu kata yang akan
dibaca. DN juga suka menghilangkan atau menambah huruf pada suatu bacaan
tertentu. Kemudian untuk tanda baca, DN hanya memahami arti dari tanda baca
titik dan tanda tanya saja. Jika pada suatu bacaan terdapat ‘ng’ ataupun ‘ny’ maka
DN akan kesulitan dalam membacanya.
Hambatan yang dialami oleh DAM yaitu masih keliru dalam melafalkan
huruf b dan d. Pada saat membaca, DAM masih suka mengeja terlebih dahulu kata
yang akan dibaca. DAM juga suka menghilangkan atau menambah huruf pada
suatu bacaan tertentu. Kemudian untuk tanda baca DAM telah memahami tanda
baca titik, koma dan tanda tanya. Akan tetapi untuk tanda seru DAM hanya tahu
namanya tidak dengan maksud dari tanda baca tersebut. Jika pada suatu bacaan
terdapat ‘ng’ ataupun ‘ny’ maka DAM akan kesulitan dalam membacanya.
Pada pelafalan huruf alfabet FJ sudah dapat melafalkan semua huruf.
Hambatan yang dialami oleh FJ yaitu pada saat membaca, FJ masih suka mengeja
terlebih dahulu kata yang akan dibaca. FJ juga suka menghilangkan atau
menambah huruf pada suatu bacaan tertentu. Kemudian untuk tanda baca, FJ
hanya memahami tanda tanya saja.
Pola Asuh yang Diterapkan oleh Orangtua dari Ketiga Siswa Kelas VI SDN 1
Mekarjaya
Berdasarkan pada hasil pengamatan dengan 3x pertemuan, fakta di lapangan
menunjukkan bahwa pola asuh orangtua yang diterapkan ketika berada di rumah
terhadap tiga orang siswa kelas VI SDN 1 Mekarjaya yaitu sebanyak 3 orang
(50,0%) terdapat pada pola asuh demokratis diantaranya adalah ibu DN, ayah
DAM, dan ibu DAM. Kemudian sebanyak 2 orang (33,3%) terdapat pada pola
asuh permisif diantaranya adalah ayah dan ibu FJ. Sedangkan sebanyak 1 orang
(16,7%) terdapat pada pola asuh otoriter yaitu ayah DN.
Menurut pandangan peneliti untuk ketiga orang siswa kelas VI SDN 1
Mekarjaya, pola asuh yang diterapkan oleh orangtuanya baik itu otoriter,
demokratis, ataupun permisif kurang berperan terhadap kemampuan membaca
yang mereka miliki.
Contohnya pada ayah DN yang menerapkan pola asuh otoriter. Beliau yang
jarang menemani anaknya pada saat belajar menjadikan DN tidak terlalu dekat
dengan ayahnya sehingga DN kurang mendapatkan perhatian dari beliau, sikap
beliau yang keras menjadikan DN segan terhadapnya dan juga DN akan bersikap
lebih keras lagi. Jika beliau bersikap seperti itu maka DN pun akan menjadi malas
untuk belajar.
Kemudian pada ayah dan ibu FJ yang menerapkan pola asuh permisif. Ayah
FJ yang bekerja di luar kota sehingga menjadikan tuntutan dan kontrol yang
diberikan terhadap FJ cenderung rendah, sekalinya beliau akan mengajarkan
anaknya belajar akan tetapi FJ menolak untuk diajarkan olehnya. Hal tersebut bisa
dikarenakan beliau bukanlah ayah kandung dari FJ. Berbeda halnya dengan ibu FJ
yang cenderung terlalu toleran terhadap anak, berdasarkan hasil observasi terlihat
bahwa beliau terlalu memberikan toleransi terhadap FJ dengan tuntutan yang
rendah. Sehingga menjadikan FJ berperilaku sewenang-wenang dalam melakukan
sesuatu, karena dia merasa bahwa orangtuanya pun memberikan kebebasan
terhadapnya.
Sedangkan untuk ibu DN, ayah DAM, dan ibu DAM yang menerapkan pola
asuh demokratis. Mereka terlihat memberikan kontribusi yang baik untuk
kemampuan membaca yang dimiliki oleh anaknya. Terutama untuk ayah dan ibu
DAM yang memiliki cara tersendiri dalam mengajarkan anaknya belajar
membaca, sehingga menjadikan DAM lebih terarah pada saat belajar membaca.

KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1. Gambaran mengenai kemampuan membaca tiga orang siswa kelas VI di SDN
1 Mekarjaya yang telah diteliti, menunjukkan bahwa ketiga orang siswa
tersebut masih belum dapat menguasai aspek mekanik dalam hal membaca teks
mereka bertiga cenderung masih suka mengeja per huruf, kemudian jika pada
satu kata terdapat ‘ng’ ataupun ‘ny’ ketiga siswa tersebut masih cenderung
kebingungan dalam membacanya. Mereka juga masih sering menghilangkan,
menambah, bahkan salah dalam melafalkan huruf. Sedangkan pada aspek
pemahaman, mereka belum paham akan tanda baca.
2. Berdasarkan sampel yang digunakan, menunjukkan bahwa pola asuh yang
diterapkan oleh orangtua yaitu sebanyak 3 orang (50,0%) terdapat pada pola
asuh demokratis, kemudian sebanyak 2 orang (33,3%) terdapat pada pola asuh
permisif, sedangkan sebanyak 1 orang (16,7%) terdapat pada pola asuh
otoriter.
3. Berdasarkan data hasil penelitian yang telah didapatkan, fakta di lapangan
menunjukkan bahwa terdapat salah satu pasang orangtua dari ketiga siswa yang
terlihat menunjukkan hasil dari pola asuh konstruktif dan produktif yang
diterapkannya. Yaitu dari cara mereka mengajarkan anaknya belajar membaca
dengan menggunakan gaya belajar yang berbeda dari yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Adawiah R. (2017). Pola Asuh Orangtua dan Implikasinya Terhadap Pendidikan
Anak. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, volume 7, nomor 1, hal. 33-
48.
Anisah, Ani Siti. (2011). Pola Asuh Orangtua dan Implikasinya Terhadap
Pembentukan Karakter Anak. Jurnal Pendidikan Universitas Garut, volume
5, nomor 1, hal. 70-84.
Gunawan I. (2014). Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Permendikbud. (2003). Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem
Pendidikan Nasional .
Rahmat, Stephanus Turibius. (2018). Pola Asuh yang Efektif untuk Mendidik
Anak di Era Digital. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio, volume
10, nomor 2, hal. 143-161.
Sadulloh U, dkk. (2007). PEDAGOGIK. Bandung: UPI PRESS.
Tarigan, Henry Guntur. (2015). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: CV Angkasa.

Mengetahui,
Tim Pembimbing

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Riga Zahara Nurani, M.Pd. Winarti Dwi Febriani, M.Pd.


NIDN. 0406099201 NIDN. 0414029205

You might also like