You are on page 1of 22

Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 1 (Juni 2017): 177-198

PENAFSIRAN AYAT-AYAT TENTANG AURAT PEREMPUAN


MENURUT MUHAMMAD SYAHRUR
Qabila Salsabila, Reza Pahlevi dan Ali Masrur
Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Jl.A.H.Nasution 105 Cibiru Bandung 40614, Indonesia
Email: sherlydevani95@gmail.com
________________________

Abstract

In the case of closing the aurat Muhammad Syahrur interpreted the very significant aurat boundaries of the other
mufassirs and mufaqqih. He has a theory called Nazhariyat al-Hudud or commonly referred to as the limit theory
which is divided into two namely the maximum limit (Hadd al'A'la) and the minimum limit (Had al-Adna) by
closing the top (al-Juyub al-Ulwiyyah ) and closed the bottom (al-Juyub as-Sufliyah). In answering the above
problems, this research uses a type of library research with the method of presenting data in “Descriptive Analysis"
by describing how Muhammad Syahrur interpreted the female aurat in surah al-Nu>r [24]: 31, al-Ah}za>b [33 ]: 59
and al-Ah}za>b [33]: 53. With his boundary theory, Muhammad Syahrur tried to apply the verses of the muhkamat
al-Qur'an in the reality of life with its limitations. The result of this study is that Syahrur considered the laws
contained in the Qur'an is elastic which can be drawn and adapted to the place and the age. In accordance with the
sexuality there are three provisions related to clothing for women: 1). Prohibited or not allowed to open (naked)
except only her husband, 2). The minimum limitation of women in general, according to him, is to close the lower
intimate area (al-Juyub as-Sufliyyah). This section is called a severe aurat (al-'Awrah al-Mughallazah). This part
must be covered when faced with the fourteen mentioned in surah an-Nur 31. And close the upper intimate area (al-
Juyub al-Ulmiyyah), 3). Clothes for activities and socializing, the provision starts from the minimal limit and then
adapted to the situation and conditions of the local community. This boundary also has levels until it reaches the
limit that shows only the face and both palms. So the consequence of women who reveal part of al-Juyub according
to him means he has violated Hudud Allah. Muhammad Syahrur argued that the veil (headscarf) or headgear for
him is not included in the principle of Islamic or beliefs of a person, but only following the habits of society in
general.
Keywords:
Aurat; Nazhariyat ;al-Hudud ; Muhammad Syahrur.
__________________________

Abstrak
Pada kasus menutup aurat Muhammad Syahrur menafsirkan batasan aurat yang sangat signifikan dari para
mufassir maupun mufaqqih lain. Dia mempunyai teori yang dinamakan Nazhariyat al-Hudud atau biasa disebut
dengan teori limit yang terbagi menjadi dua yaitu batas maksimal (Hadd al‟A‟la) dan batas minimal (Had al-Adna)
dengan menutup bagian atas (al-Juyub al-Ulwiyyah) dan menutup bagian bawah (al-Juyub as-Sufliyah). Dalam
menjawab permasalahan di atas, penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (Library Research)
dengan metode penyajian data secara “Deskriptif Analysis” dengan menggambarkan bagaimana Muhammad
Syahrur menafsirkan tentang aurat perempuan dalam surah al-Nu>r [24]: 31, al-Ah}za>b [33]: 59 dan al-Ah{za>b [33]:
53. Dengan teori batasnya, Muhammad Syahrur mencoba untuk menerapkan ayat-ayat muhkamat al-Qur‟an dalam
realita kehidupan dengan batasan-batasannya.Hasil dari penelitian ini ialah bahwa Syahrur beranggapan hukum-
hukum yang terdapat dalam al-Qur‟an bersifat elastis yang bisa ditarik dan disesuaikan dengan tempat dan zaman.
Dalam menurutp aurat ada tiga ketentuan terkait dengan pakaian bagi perempuan:1). Dilarang atau tidak di
perbolehkannya terbuka (telanjang) kecuali hanya suaminya, 2). Batasan minimal perempuan secara umum
menurutnya adalah menutup daerah intim bawah (al-Juyub as-Sufliyyah). Bagian ini disebut sebagai aurat berat
(al-„Awrah al-Mughallazah). Bagian inlah yang harus ditutupi ketika berhadapan dengan orang-orang yang empat
belas disebutkan di dalam surah an-Nur 31. Dan menutup daerah intim atas (al-Juyub al-Ulmiyyah), 3). Pakaian
untuk aktivitas dan bersosialisasi, ketentuannya berawal dari batas minimal kemudian disesuaikan dengan situasi
dan kondisi masyarakat setempat. Batasan ini pun memiliki tingkatan-tingkatan hingga sampainya kepada batas
maksimal yang hanya memperlihatkan wajah dan kedua telapak tangan. Maka Konsekuensi perempuan yang
menampakkan bagian al-Juyub menurutnya berarti ia telah melanggar Hudud Allah. Muhammad Syahrur
berpendapat bahwa jilbab (kerudung) atau tutup kepala baginya bukan termasuk pada prinsip keislaman ataupun
keimanan seseorang, melainkan hanya mengikuti kebiasaan masyarakat secara umum.
Kata Kunci:
Aurat; Nazhariyat ;al-Hudud ; Muhammad Syahrur.
__________________________
Qabila Salsabila, Reza Pahlevi dan Ali Masrur Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Aurat Perempuan
Menurut Muhammad Syahrur

A. Pendahuluan (laki-laki) atas sebagian yang lain


Sesungguhnya Allah telah menciptakan (wanita), dan karena mereka (laki-laki)
kaum perempuan untuk melakukan tugas telah menafkahkan sebagian dari harta
yang khusus diantaranya memberikan mereka. Sebab itu maka wanita yang
kedamaian bagi seorang suami, mengasuh saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi
putera-puterinya, dan mendidik mereka memelihara diri ketika suaminya tidak
dengan pendidikan islam secara benar.1 ada, oleh karena Allah telah memelihara
Wanita adalah salah satu makhluk ciptaan (mereka). Wanita-wanita yang kamu
Allah swt yang mulia. Karakteristik wanita khawatirkan nusyuznya, maka
berbeda dari laki-laki dalam beberapa nasehatilah mereka dan pisahkanlah
hukum misalnya aurat wanita berbeda mereka di tempat tidur mereka, dan
dengan aurat laki-laki. Wanita memiliki pukullah mereka. Kemudian jika mereka
kedudukan yang sangat agung dalam Islam, mentaatimu, maka janganlah kamu
dan Islam sangat menjaga harkat martabat mencari-cari jalan untuk
seorang wanita. Wanita yang mulia dalam menyusahkannya. Sesungguhnya Allah
Islam adalah wanita muslimah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
solehah. Allah swt berfirman dalam QS.Al- Wanita solehah adalah puncak
Nisa>[4]: 34: kesenangan dunia, sebagaimana sabda
Rasulullah sawdalam sebuah hadis dikatakan:

    

     


)
(“Dari Abdullah bin Amar ra
     bahwasanya Rasulullah saw bersabda:
Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-
      baiknya perhiasan itu adalah wanita
solehah” (HR Muslim).2
Hal ini suatu penegasan dari Rasulullah
     saw bahwa kehadiran seorang wanita solehah
dalam sebuah keluarga senantiasa merupakan
     kesenangan terhadap suami, anak-anak dan
semua keluarganya. Hal ini menunjukkan
bahwa posisi wanita sangat signifikan atau
       sangat menentukan baik buruknya sebuah
keluarga.
Salah satu isu yang kontroversial dalam
     
diskursus tentang perempuan adalah
pembahasan mengenai permasalahan
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin penggunakan hijab bagi perempuan. Hal ini
bagi kaum wanita, oleh karena Allah merupakan salah satu dari sekian banyak isu
telah melebihkan sebagian mereka yang menimbulkan pro dan kontra.
Masyarakat terbiasa mempergunakan kata “al-
1
hijab” untuk menunjukanpakaian perempuan
Mutawalli Al-Sha‟ra>wi>, Fikih perempuan muslim. Padahal, kata ini tidak pernah
muslimah Busana dan Perhiasan, Penghormatan
atas Perempuan, Sampai Wanita Karier. Cet 1.
2
Pnjm Yessi HM. Basyaruddin, (Penerbit Amzah, Hadits sembilan Imam, Riwayat Muslim no.1467
September 2003), 148. PDF.

178 Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 2 (Desember 2017): 177-198
Qabila Salsabila, Reza Pahlevi dan Ali Masrur Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Aurat Perempuan
Menurut Muhammad Syahrur

disebutkan dalam Alquran maupun as- seluruh tubuhnya, selain wajah dan telapak
Sunnah dalam hubungan laki-laki dan tangan. Serta diisyaratkan juga agar
perempuan, kecuali untuk menunjukkan perempuan tersebut menggunakan pakaian
salah satu ciri atau kriteria ummahatul yang tidak sempit, karena pakaian yang sempit
mukminin yaitu sebagai pemuliaan dan dapat membentuk tubuh perempuan, jangan
penghormatan terhadap kedudukan. Banyak sampai menggunakan pakaian tipis dan
yang beranggapan bahwa menutup aurat menerawang sehingga bagian tubuh
akan menjadi faktor kepada kemunduran perempuan yang berada didalam busana
Islam. Disamping itu, terdapat juga tersebut terlihat. Bahkan seandainya, jika dia
perempuan muslim yang tidak tahu, tidak merasa khawatir terjadinya fitnah, maka ia
paham, dan salah paham mengenai cara diwajibkan memakai penutup wajah dan
menutup aurat mengikuti syariat Islam telapak tangan.6
didalam kehidupan sehari-hari. Hukum Buku “Risalah Wanita” karya E.
menutup aurat adalah perkara yang serius Abddurrahman menjelaskan dalam surah Al-
dan harus benar-benar diperhatikan. Agar Nu>r pada ayat 31 yang memerintahkan bagi
kita sebagai perempuan muslimah tidak perempuan-perempuan yang beriman supaya
terjerumus kedalam kesesatan.3 menahan pandangan, dengan menundukkan
Adanya perbedaan penafsiran para kepala dari hal-hal yang dilarang untuk dilihat,
ulama kontemporer pada kasus menutup kemudian diperintahkan pula agar kaum
aurat. Mayoritas ulama tafsir menyatakan perempuan menjaga kemaluan mereka dari
bahwa aurat perempuan itu seluruh tubuh perbuatan zina yang dapat merusak
kecuali wajah dan telapak tangan. Ada yang kehormatan, harga diri, dan
mengatakan wajib, ada juga yang keturunan.Selanjutnya mereka diperintahkan
mengatakan hanya anjuran, dan bahkan ada agar tidak memperlihatkan perhiasannya
yang mengatakan itu tidak wajib.4 kecuali yang biasa nampak dan yang di
Berkata Ibnu Qutaibah “Sesungguhnya perbolehkan untuk dilihatnya terbatas pada
Allah swt memerintahkan kepada isteri para muka dan kedua telapak tangan.7 Oleh sebab
rasulullah saw untuk memakai hijab, sebab itu menutup hiasan dirinya adalah suatu jihad,
allah memerintahkan kepada kita untuk artinya suatu ibadah yang banyak godaannya.
tidak berbicara dengan mereka kecuali dari Menurut Quraish Shihab, perempuan
balik penutup/tabir .” hal ini merupakan tidak wajib mengenakan jilbab karena jilbab
salah satu spesifikasi bagi para isteri merupakan adat budaya Arab, yang dilakukan
Rasulullah saw.Menurut Maududi, karena tradisi bukan karena kewajiban.
perintah-perintah Alquranpada surah al- Menurutnya penggunaan jilbab disesuaikan
Ah}za>b ayat 59 mengatakan bahwa dengan situasi dan kondisi kebutuhan.Wanita
meskipun ditunjukkan kepada isteri-isteri yang menutup seluruh badannya atau kecuali
Nabi saw, tetapi juga mengikat semua wajah dan telapak tangannya telah
perempuan muslim.5 menjalankan teks ayat-ayat Alquran bahkan
Mutawalli Al-Sa’ra>wi> mengatakan mungkin berlebih. Namun dalam saat yang
bahwa busana yang sesuai dengan syariat sama kita tidak wajar menyatakan terhadap
Islam adalah busana yang dapat menutupi mereka yang tidak memakai kerudung, atau
menampakkan setengah tangannya, bahwa
3
Muhammad Haitsam Al-Khayyath,
Problematika Muslimah Di Era Modern, Pnjm
Salafuddin Asmu‟i, ( Erlangga, 2009), 130.
4 6
Barbara Freyer Stowasser, Reinterpretasi Mutawalli Al-Sha‟ra>wi>, Fikih Perempuan
Gender Wanita dalam al-Qur‟an, Hadis, dan muslimah Busana dan Perhiasan, Penghormatan atas
Tafsir,(Pustaka Hidayah), 332. Perempuan, Sampai Wanita Karier, cet I. Pnjm Yessi
5
Barbara Freyer Stowasser, Reinterpretasi HM. Basyaruddin. (Penerbit Amzah, 2003) 28.
7
Gender Wanita dalam al-Qur‟an, Hadis, dan E. Abdurrahman, Risalah Wanita, Cet 6,
Tafsir,(Pustaka Hidayah), 332. (Bandung, Sinar Baru Algensindo Offest, 2005), 28.

Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 2 (Desember 2017): 177-198 179
Qabila Salsabila, Reza Pahlevi dan Ali Masrur Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Aurat Perempuan
Menurut Muhammad Syahrur

mereka secara pasti telah melanggar hadis Nabi: yaitu seluruh tubuh perempuan
petunjuk agama.8 kecuali wajah dan kedua telapak tangan.Maka
Muhammad Sa‟id Al-Asmawi juga daerah yang termasuk dalam “maa zahara
berpendapat bahwa jilbab itu tidak wajib. minha” yaitu wajah dan kedua telapak
Menurutnya jilbab adalah produk budaya tangan.11
Arab. Bahkan ia mengatakan bahwa ayat Kata Hudud adalah bentuk jamak dari
tentang hijab itu tidak mengandung kata hadd. Pada dasarnya had berarti pemisah
ketetapaan hukum qat‟idan hadis-hadis anatara dua hal atau yang membedakan antara
yang menjadi rujukan tentang kewajiban sesuatu dengan yang lain. Secara bahasa hadd
jilbab atau hijab itu adalah hadis Ahad yang berarti cegahan. Sedangkan secara istilah
tidak bisa dijadikan landasan hukum tetap. syara‟hadd adalah pemberian hukuman dalam
Bila jilbab itu wajib di pakai perempuan, rangka hak Allah (ditetapkannya hukuman
maka dampaknya akan besar.9 tersebut demi kemaslahatan masyarakat dan
Begitu juga menurut Qasim Amin demi terpeliharanya ketentraman/ketertiban
dalam tradisi Arab,hijab harus ditegaskan umum). Hal ini merupakan sebagian tujuan
karena ia merupakan bentuk ajaran agama agama. Oleh karena hukuman itu didasari atas
Islam dan memiliki nilai positif bagi hak Allah.12
pergaulan laki-laki dan perempuan. Namun Penjelasan diatas tentang pendapat para
lima tahun kemudian, pembelaannya ulama, penulis menemukan penyimpangan
tersebut dia bantah sendiri dalam bukunya pendapat mufassir khususnya Muhammad
“Tahrir Al-Mar‟ah” menurutnya, hijab Syahrur, penulis akan meneliti penafsiran
hanya tradisi orang Arab dan bukan Muhammad Syahrur yang diindikasikan
kewajiban dalam agama Islam. Maka memiliki teori dan argumen yang berbeda
perubahan tradisi berhijab sangat dengan mufassir lain dan ulama fiqih. Yang
memungkinkan sesuai dengan tuntunan penulis tuangkan
zaman sebagaimana tradisi hijab dalam
bangsa Yunani atau Europa.10 B. HASIL DAN PEMBAHASAN
Muhammad Syahrur berupaya 1. Aurat Menurut Muhammad Syahrur
menafsirkan ayat-ayat Alquranpada kasus a. Pengertian Aurat Menurt Muhammad
aurat perempuan dengan menggunakan Syahrur
teori Hudud yang dikenal Muhammad Syahrur memaknai aurat
dengan(Nazhariyat al-Hudud). Ia dengan kata al-saw‟ah memiliki arti denotatif
merumuskan dan menyatakan bahwa batas maupun konotatif. Secara konotatif kata as-
minimal (Had al-Adna) pakaian perempuan saw‟ah berarti aurat, yaitu bagian tubuh yang
yang berlaku secara umum adalah menutup tidak boleh dibuka untuk diperlihatkan.
daerah bagian atas (al-juyub al-„ulwiyah), Berdasarkan hal ini muncul pendapat bahwa
yaitu daerah payudara dan bawah ketiak, kata tersebut adalah kiasan (kinayah) tentang
dan juga menutup daerah intim daerah alat kelamin laki-laki dan perempuan yang
bawah (al-juyub as-sufliyyah). Dan batas jika diperlihatkan akan menganggu pihak lain.
maksimal (Had al-A‟la). Dalam kaitannya Selain itu, kata as-saw‟ah juga berarti aib
dengan ketentuan aurat sebagaimana dalam (fadihah) dan bangkai (jifah), seperti dalam
firman Allah pada (Qs al-Ma>idah [5]: 31):
8
M. Quraish Shihab, Tafsir Quraish Shihab,
11
Volume 8, (Jakarta, Lentera Hati, 2009), 534. Muhammad Syahrur, Epistimologi Qur‟an Tafsir
9
Muhammad Said Al-Ashmawy, Haqiqat al- Kontemporer ayat-ayat al-Qur‟an berbasis
Hijab wa Hujjiyat Al-Hadith, (Mesir, Madbuli As- Materialisme-DialektikaHistoris, Cet 2. Pnjm M
Shagir, 1995), 16-19. Firdaus. ( Bandung, Penerbit Marja, 2015), 26.
10 12
Nur Lailatul Musyafa‟ah, “Pemikiran Fikih Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 9, Ahli Bahasa
Wanita Qasim Amin”, (Jurnal JS GI, Vol 04, No. Mohammad Nabhan Husein, Cet 20. (Bandung, PT
01, Agustus 2013 ISSN: 2087-983). Alma‟arif, 2003), 8.

180 Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 2 (Desember 2017): 177-198
Qabila Salsabila, Reza Pahlevi dan Ali Masrur Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Aurat Perempuan
Menurut Muhammad Syahrur

disebutkan dalam buku al-Kitab wa al-Qur’a>n:


      Qira’a>h Mu’asira>h, bahasan tentang al-bas}ar
wa il-insa>n, bahwa ayat fa badat lahuma
       saw‟atuhuma” artinya, maka terlihatlah
perbuatan buruk keduanya, bukan
kemaluannya.13
     
Muhammad Syahrur mengaitkan makna
aurat ini dengan kasus ketika Nabi Adam dan
       isterinya berada di surga yang mana segala
kenikmatan ada disana. Hingga akhirnya
  mereka membuat kesalahan besar yang
dilarang oleh Allah yaitu memakan buah
“Kemudian Allah menyuruh seekor terlarang. Syahrur mengandaikan Nabi Adam
burung gagak menggali-gali dibumi dan isterinya sebelum dibujuk oleh setan
untuk memperlihatkan kepadanya untuk memakan buah terlarang mereka
(Qabil) bagaimana dia seharusnya berada dalam kondisi telanjang di surga.
menguburkan mayat saudaranya. Firman Allah pada Qs al-‟A‟ra>f [7]:19 bahwa:
Secara denotatif (berkaitan) kata ini “Tatkala keduanya telah merasai buah kayu
berarti keburukan (al-qubh), seperti itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya
disebutkan dalam hadits: (perempuan yang (badat lahuma sauatahuma), dan mulailah
buruk rupa namun subur lebih baik dari keduanya menutupi dengan daun-daun surga”.
pada perempuan cantik tapi mandul). Kata Menurut Syahrur kata al-Libas dan as-Saw‟ah
ini juga berarti al-baras (bintik-bintik putih memilki makna majaziakan tetapi pad ayat ini
pada kulit). Seperti disebut dalam firman semata-mata menggambarkan kondisi nyata
Allah pada (QS.T}ah> a [20]: 22): dan tidak mengandung pengertian majazi.
Kemudian pada QS.T}a>ha [20]: 118-119 Allah
     berfirman: “Sesungguhnya kamu tidak akan
kelaparan di dalamnya dan tidak akan
telanjang, dan sesungguhnya kamu tidak akan
      
merasa dahaga dan tidak pula akan ditimpa
“Dan kepitkanlah tanganmu ke panas matahari di dalamnya”. Syahrur
ketiakmu niscaya ia keluar menjadi menafsirkan kata waw dalam kata “wa tafiqa”
putih cemerlang tanpa cacat, sebagai berfungsi sebagai awal kalimat (al-isti‟naf). Di
mukjizat yang lain (pula)” dalam ayat tersebut tidak ada isyarat
Karena rasa berdosa pada seseorang sedikitpun yang mengarah pada adanya
ketika auratnya terbuka merupakan hubungan sebab akibat antara munculnya
perasaan sosial yang tidak mungkin muncul konsep aurat dan tindakan menutupi tubuh
dalam kondisi sendirian, ketika tidak ada dengan daun surga.14
pihak lain yang sengaja melihat dan Dalam bahasa Arabkata („awrah) aadalah
memperhatikannya.Sebagaimana Ibnu segala sesuatu yang jika diperlihatkan, maka
„Abbas dan Qatadah yang memaknai libas seseorang akan merasa malu. Pengertian ini
at-taqwa sebagai “amal soleh”, maka disepakati oleh ahli bahasa Arab dalam
Syahrur memaknai kata as-saw‟ah dengan
pengertian “amal buruk” pada diri 13
Muhammad Syahrur, Metodologi Fiqih Islam
seseorang yang tidak ingin diekspos kepada Kontemporer, Pnjm. Syahiron Syamsudin, Burhanudin
pihak lain,apalagi jika orang tersebut adalah (Yogyakarta, elSaQ Press, 2004), 484-485.
14
golongan yang ahli taubat. Oleh karena itu, Muhammad Syahrur, Metodologi Fiqih Islam
ia menegaskan pendapatnya yang telah Kontemporer, Pnjm. Syahiron Syamsudin, Burhanudin
(Yogyakarta, elSaQ Press, 2004), 486.

Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 2 (Desember 2017): 177-198 181
Qabila Salsabila, Reza Pahlevi dan Ali Masrur Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Aurat Perempuan
Menurut Muhammad Syahrur

memahami kata “aurat”. Dari pengertian disyari‟atkan kecuali terhadap isteri-isteri


inilah Nabi menggunakan kata („awrah) mereka. Kemudian menjaga kemaluan dari
dalam hadis-hadis shahihnya. pandangan (bashar). Memandang (al-Bashar)
Syahrur mengungkapkan Kata adalah tugas mata yang berbeda dengan proses
(„awrah) ini tidak ada hubungannya dengan melihat (an-Nazr) dan menyaksikan (ar-
masalah halal ataupun haram.Dari hal ini Ru‟yah) yang terkadang berlangsung di otak
Nabi saw menuturkan jika seseorang tanpa proses memandang terlebih dahulu. Hal
memiliki bagian tubuh tertentu yang tidak ini termasuk dalam kategori batas minimal
ingin diketahui oleh orang lain, maka dalam berpakaian bagi laki-laki. 16
jangan di dumbar. Adapun batasan aurat perempuan menurut
Kata „awrah berasal dari konsep rasa Muhammad Syahrur itu terbagi menjadi dua,
malu, yaitu tidak rela seseorang pertama bagian tubuh yang terbuka secara
memperlihatkan sesuatu, baik yang ada alami (qiam al-Zahirah bi al-Khalq) Allah
pada dirinya maupun perilakunya. Rasa berfirman: “Janganlah mereka menampakkan
malu ini bersifat relatif, dan tidak absolut perhiasan mereka kecuali yang biasa tampak
atau mutlak dan mengikuti tradisi. darinya.” Dalam ayat ini menjelaskan bahwa
Ketentuan tentang batasan daerah-daerah dalam tubuh perempuan terdapat perhiasan
intim pada tubuh (al-juyub) bersifat tetap, yang tersembunyi (zinah makfiyyah).
tapi yang berkaitan dengan aurat dapat Perhiasan yang terbuka secara alami yaitu
berubah-ubah sesuai dengan perkembangan yang diperlihatkan Allah salam penciptaan
zaman dan tempat.15 tubuh perempuan seperti: kepala, prut,
b. Batasan-batasan Aurat Menurut punggung, dua kaki dan dua tangan.
Muhammad Syahrur Kedua bagian tubuh yang tidak tampak
Aurat dapat dibagi menjadi dua bagian, secara alami (qism ghayr al-Zahir bi al-
yaitu aurat yang berat (mughaladzah) dan Khalq) yaitu yang disembunyikan oleh Allah
aurat yang ringan (mukhaffafah). Menurut dalam bentuk dan susunan tubuh perempuan.
muhammad Syahur yang dimaksud dengan Bagian yang tersembunyi ini adalah al-Juyub.
batasan aurat adalah pertama menahan al-Juyub berasal dari kata ja-ya-ba seperti
pandangan (yaghuddu min Absharihim). dalam perkataan jabtu al-Qamisa artinya aku
Menurutnya laki-laki dan perempuan agar melubangi bagian saku baju. al-Juyub adalah
untuk tidak saling melihat wilayah yang bagian terbuka yang memiliki dua tingkatan,
tidak dikehendaki untuk dilihat, karena bukan satu tingkatankarena pada dasarnya
misalnya apabila seseorang yang botak bila kata ja-ya-ba berasal dari kata ja-wa-ba yang
dilihat oleh orang lain kemudian ia memilki arti “lubang yang terletak pada
memakai rambut palsu, sebab ia sesuatu” dan juga berarti pengembalian
menganggap botak kepalanya sebagai aurat. perkataan “soal jawab”. Istilah juyb pada
merasakan malu. Hal ini yang disebut tubuh perempuan memilki dua tingkatan yang
dengan aurat apabila ia merasa malu untuk secara rinci berupa: bagian antara dua
diperlihatkan maka timbul dosa bagi yang payudara, bagian bawah payudara, bagian
melihatnya. Muhammad Syahrur mengutip bawah ketiak, kemaluan, dan pantat. Semua
hadis rasulullah saw “Barang siapa bagian ini adalah yang dikategorikan sebagai
menutupi aurat mukin, niscaya Allah akan al-Juyub yang wajib ditutupi oleh kaum
menutupi auratnya.”Yang kedua menjaga perempuan. Dan batas maksimal (Hadd
kemaluannya (Hifz al-faraz). Maksudnya al‟A‟la) aurat perempuan adalah
adalah menjaga dari perbuatan zina dari sebagaiamana hadis nabi saw bahwa seluruh
setiap hubungan seksual yang tidak tubuh perempuan adalah aurat kecuali wajah

15 16
Muhammad Syahrur, al-Kitab wa al-Qur‟an Muhammad Syahrur, al-Kitab wa al-Qur‟an
Qiro‟ah Mu‟assiroh, PDF 611. Qiro‟ah Muassiroh, PDF, 604.

182 Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 2 (Desember 2017): 177-198
Qabila Salsabila, Reza Pahlevi dan Ali Masrur Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Aurat Perempuan
Menurut Muhammad Syahrur

dan kedua telapak tangan yang termasuk nilai integrasi tinggi memelihara kesopanan
dalam kategori “maa zahara minha”.17 dan menjaga kemaluannya.
Muhammad Syahrur membagi 2. Dalil-dalil Hukum Tentang Batasan Aurat
perhiasan perempuan pada surah Al- Perempuan Menurut Muhammad Syahrur
Nu>r[24]: 31 yang terbagi menjadi dua yang a. Qs Al-Nu>r[24]:31 mengenai Pakaian
mana merupakan konsep teori batas dalam wanita dan laki-laki dalam etika
berpakaian bagi perempuan. Pertama bermasyarakat
perhiasan yang nampak (al-zinah al-
zahirah) kedua perhiasan yang tersembunyi Etika berpakaian wanita dan laki-laki
(zinah al-makfiyah). Yang dimaksud ayat terdapat di dua ayat pada Surah Al-Nu>r[24] di
ini perhiasan itu ada tiga: mulai dari ayat pertama surat Al-Nu>r Allah
1) Perhiasan yang berwujud benda berfirman:
(zinatul al-Asya‟) yaitu perhiasan yang
    
berupa penambahan suatu benda ke
benda yang lain atau pada suatu tempat
untuk memperindahnya. Contohnya:     
dekorasi disuatu ruangan, desain baju,
jepitan rambut, anting, kalung, gelang “(sebuah surat yang telah kami turunkan
(hiasan make up bagi wanita) dan lain- dan Kami wajibkan (menjalankan hukum-
lain. hukum)nya, dan Kami turunkan di
2) Perhiasan tempat atau perhiasan lokasi dalamnya tanda-tanda (kebesaran Allah)
(zinatul mawaqi‟ auw zinatul yang jelas, agar kamu ingat.” Qs al-
makaniyah). Perhiasan ini berupa Nu>r[24]:1 )
ruang-ruang publik di daerah perkotaan Aturan untuk laki-laki pada Qs al-
atau taman-taman hijau yang indah Nu>r[24]:30
diperkotaan.
3) Perhiasan gabungan antara yang     
bersifat lokasi dan kebendaan (zinatul
makaniyah wa al-Asya) pengertian ini         
diartikan bahwa perkembangan dan
kemajuan ilmu pengetahuan yang
memenuhi bumi dengan berbagai    
bentuk perhiasan lokasi dan hiasan
benda.18
“(Katakanlah kepada laki-laki yang
Syahrur membuat kategori batas beriman, agar mereka menjaga
minimal dan batas maksimal. Inilah bentuk pandangannya, dan memelihara
aplikasi dari teori hudud. Allah tidak kemaluannya yang demikian itu, lebih
menggunakan gaya ungkapan yang bersifat suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha
keras dan mengekang, tetapi Allah Mengetahui apa yang mereka perbuat. Qs
menggunakan gaya ungkapan yang al-Nu>r[24]: 30)
mendidik agar supaya membentuk generasi Aturan buat wanita pada Qs al-Nu>r[24]:
muslim dan muslimah yang mempunyai 31

    


17
Muhammad Syahrur, Metodologi Fiqih Islam
Kontemporer, Pnjm. Syahiron Syamsudin,     
Burhanudin (Yogyakarta, elSaQ Press, 2004), 516
18
Muhammad Syahrur, al-Kitab wa al-Qur‟an
Qiro‟ah Muassiroh, PDF, 606.

Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 2 (Desember 2017): 177-198 183
Qabila Salsabila, Reza Pahlevi dan Ali Masrur Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Aurat Perempuan
Menurut Muhammad Syahrur

laki-laki mereka, atau putra-putra


       saudara laki-laki mereka, atau putra-
putra saudara perempuan mereka, atau
       para perempuan (sesama Islam) mereka,
atau hamba sahaya yang mereka miliki,
atau para pelayan laki-laki (tua) yang
     tidak mempunyai keinginan (terhadap
perempuan) atau anak-anak yang belum
mengerti tentang aurat perempuan. Dan
     janganlah mereka menghentakkan
kakinya agar diketahui perhiasan yang
     mereka sembunyikan. Dan bertobatlah
kamu semua kepada Allah, wahai orang-
orang yang beriman, agar kamu
      beruntung.”19
Sebab turunnya ayat ini ada berbagai
      riwayat yang ditemukan oleh penulis pertama
pada riwayat Ibnu Abu Hatim: Asma binti
Murtsid pemilik kebun kurma, sering
       dikunjungi wanita-wanita yang beriman di
kebunnya tanpa berpakaian panjang, sehingga
     kelihatan gelang-gelang kakinya. Demikian
juga dada dan sanggul mereka. Maka Asma
berkata: “Alangkah buruknya pemandangan
       ini”. Sehubungan dengan itu, maka Allah
menurunkan ayat 30 dan 31 sebagai larangan
bagi orang-orang beriman membiarkan
        pandangan mata berkeliaran . hendaklah
mereka menahan dan memeliharanya. (HR
    Ibnu Abi Hatim dari Muqatil dari Jabir bin
Abdillah).
Riwayat kedua yang diriwayatkan oleh
 Ibnu Jarir: Pada suatu waktu ada seorang
wanita membuat dua kantong perak yang diisi
“(Dan katakanlah kepada para untaian batu-batu manikam sebagai perhiasan
perempuan yang beriman, agar mereka kaki. Apabila ia berjalan disekelompok orang,
menjaga pandangannya, dan maka dipukul-pukulkanlah kakinya ketanah
memelihara kemaluannya, dan sehingga dua gelang kaki itu bersuara.
janganlah menampakkan perhiasannya Sehubungan dengan itu maka Allah swt
(auratnya), kecuali yang (biasa) menurunkan ayat ke-31 sebagai larangan
terlihat. Dan hendaklah mereka memamerkan perhiasan agar mendapat
menutupkan kain kerudung ke perhatian dari lain jenis. Demikian juga
dadanya, dan janganlah menampakkan perintah untuk menutup aurat. (HR Ibnu Jarir
perhiasannya (auratnya), kecuali dari Hadhrami).
kepada suami mereka, atau ayah Riwayat terakhir dari Syafiyah binti
mereka, atau ayah suami mereka, atau Syaiban pada suatu waktu berada di tempat
putra-putra mereka, atau putra-putra
suami mereka, atau saudara-saudara 19
Muhammad Syahrur, Al-Kitab wa Al-Qur‟an
Qiro‟ah Muassirah, PDF 604.

184 Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 2 (Desember 2017): 177-198
Qabila Salsabila, Reza Pahlevi dan Ali Masrur Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Aurat Perempuan
Menurut Muhammad Syahrur

Aisyah isteri Rasulullah saw. Ia menurut dengan model tertentu yang berbeda dari
tentang wanita Quraisy dengan berbagai biasanya dan ia tidak suka jika orang lain
keutamannnya. Maka Aisyah berkata: melihatnya, meskipun yang melihatnya
“Wanita Quraisy dalam beberapa hal sesama jenis, sehingga ketika orang-orang
mempunyai keutamaan dan kelebihan. melihatnya, maka timbul perasaan tidak enak
Namun demi Allah aku melihat wanita hati (risih). Sama halnya juga dengan
Anshar lebih mulia. Sebab mereka sangat perempuan yang merasa tidak nyaman ketika
mentaati dan jujur terhadap Kitabullah, dan bagian tertentu dari tubuhnya dilihat oleh
sangat memperhatikan setiap wahyu yang orang lain, meskipun yang melihatnya sama-
turun”. Dialog ini terjadi ketika ayat ke-31 sama perempuan. Kondisi ini yang
diturunkan yang dilatarbelakangi oleh dimaksudkan Allah bahwa agar tidak saling
peristiwa Asma binti Murtsid. (HR Ibnu melihat wilayah yang tidak dikehendaki untuk
Abi Hatim dari Syafiyah binti Syaibah).20 dilihat baik bagi laki-laki maupun perempuan.
Muhammad Syahrur mempunyai Hal ini disebut sebagai prilaku sosial
pemahaman bahwa Allah telah menetapkan maksudnya bahwa kita harus mengambil sikap
sebuah perintah dua hal yang sama tanpa pura-pura tidak tahu (tajahul) seecara sengaja
perbedaan antara mukmin-mikminah ataupun tidak sengaja apabila melihat wilayah
yaitupertama menundukkan pandangan tersebut pada kasus-kasus seperti ini. Contoh
(galdur bashor). inilah yang menurutnya dimaksud dengan kata
Firman Allah (ْ‫)يَغُّضُىا۟مِنْأَبْصَٰزِهِم‬ kerja ghadda.
(Hendaklah mereka menundukkan Perintah kedua yaitu batas minimal
pandangan mereka) ayat ini terdapat huruf pakaian laki-laki menurutnya adalah menutup
huruf jarr“‫ ”من‬yang bermakna untuk kemaluan saja (tazkiatutul farji fakot), dan
“sebagian” pandangan, maksudnya adalah itulah yang dimaksud dengan aturan-aturan
Allah memerintahkan kita untuk atau batasan-batasan yang diberikan Allah.
menundukkan sebagian pandangan kita Firman allah ta‟ala: (َ‫ )وَيَحْ َفظْنَفُزُوجَهُن‬maksud
tidak seluruh pandangan, mengenai hal dari ayat ini pertama menjaga nya dari
tersebut objek kata kerjanya juga tidak perbuatan zina ketentuan ini dijelaskan pada
secara langsung disebutkan (menahan QS.Al-Mu‟mi>n[23]: 4,6 dan 7 “Dan orang-
pandangan dari apa) dari kata kerja orang yang menjaga kemaluannya, kecuali
yaghuddu, baik laki-laki ataupun terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang
perempuan tanpa ada perbedaan. Redaksi mereka miliki, maka sesungguhnya
ayat ini menunjukkan bahwa hal ini merekadalamhal ini tidak tercela. Barang
diserahkan pada tuntunan situasi dan siapa yang mencari dibalik itu maka mereka
kondisi serta berlaku bagi laki-laki dan tidaklah orang-orang yang melampaui batas”.
perempuan beriman tanpa perbedaan. Indikasi yang menunjukkan penjagaan yang
Kemudian ayat ini menggunakan kata dimaksud adalah penjagaan diri dari zina
ghadda yang dalam bahasa Arab (kecuali terhadap isteri-isteri mereka). Kedua
menunjukkan arti “perbuatan yang lemah menajaga dari pandangan (bashar) kata ini
lembut” bukan dengan perbuatan semena- yang dimaksud dalam surah al-Nu>r[24]: 30.
mena. Menahan dalam kata ghaddah Menurutnya memandang adalah tugas mata
mengandung pengertian “perlahan dan yangberbeda dari proses melihat, yang
lemah lembut”. Sebagaimana dalam kalimat terkadang berlangsung diotak tanpa proses
ghusn ghadd yang berarti “dahan yang memandang terlebih dahulu.21
lentur tidak kaku”. Misalnya jika seorang Kemudian pada kalimat
laki-laki merubah desain pakaiannya “‫”وَلَايُبْدِينَزِينَتَهُنَإِلَامَاظَهَزَمِنْهَا‬ dan janganlah
20
A. Mujab Mahali, Asbabun Nuzul Studi
21
Pendalaman al-Qur‟an surah al-Baqarah-an-Nas, Muhammad Syahrur, al-Kitab wa al-Qur‟an
(Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2002), 620. Qiro‟ah Muassiroh, PDF 604-605.

Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 2 (Desember 2017): 177-198 185
Qabila Salsabila, Reza Pahlevi dan Ali Masrur Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Aurat Perempuan
Menurut Muhammad Syahrur

menampakkan perhiasannya (aurat), kecuali yang termasuk dalam kategori “maa zahara
yang biasa terlihat. Maksud dari potongan minha”.22
ayat ini menurutnya adalah tubuh Terdapat tabel pihak-pihak yang termasuk
perempuan dapat terbagi menjadi dua, maharim al-nika>h dan tabel siapa saja yang
pertama bagian tubuh yang terbuka secara berhak untuk melihat perhiasan yang
alami (qism al-Zahirah bi al-Khalq) Allah tersembunyi (daerah aurat atas) diantaranya:
berfirman: “Janganlah mereka
menampakkan perhiasan mereka kecuali Daftar
yang biasa tampak darinya.” Dalam ayat ini orang-orang
menjelaskan bahwa dalam tubuh yang
perempuan terdapat perhiasan yang sebagian
Daftar
tersembunyi (zinah makfiyyah). Perhiasan aurat bagian
No maharim No
atasnya (al-
yang terbuka secara alami yaitu yang an-nikah
juyub al-
diperlihatkan Allah dalam penciptaan tubuh „uwliyah)
perempuan seperti: kepala, perut, boleh dilihat
punggung, dua kaki dan dua tangan.Kedua perempuan
bagian tubuh yang tidak tampak secara 1 Anak Laki- 1 Anak Laki-
alami (qism ghayr al-Zahir bi al-Khalq) laki laki
yaitu yang disembunyikan oleh Allah dalam 2 Bapak 2 Bapak
bentuk dan susunan tubuh perempuan. 3 Saudara 3 Saudara
Bagian yang tersembunyi ini adalah al- Laki-laki Laki-laki
Juyub. 4 Paman dari
Kalimat “َ‫”وَلْيَّضْزِبْنَبِخُمُزِهِنَعَلَيٰجُيُىبِهِن‬ Bapak
hendaklah mereka menutup kain kerudung 5 Paman dari
ke dadanya. Kata al-Juyub berasal dari kata Ibu
ja-ya-ba seperti dalam contoh perkataan 6 Keponakan 4 Keponakan
7 Anak Laki 5 Anak Laki
jabtu al-Qamisa artinya aku melubangi
Saudara Saudara
bagian saku baju. al-Juyub adalah bagian Perempuan Perempuan
terbuka yang memiliki dua tingkatan, bukan 8 Anak
satu tingkatankarena pada dasarnya kata ja- Lelaki
ya-ba berasal dari kata ja-wa-ba yang sepersusuan
memilki arti “lubang yang terletak pada 9 Saudara
sesuatu” dan juga berarti pengembalian Lelaki
perkataan “soal jawab”. Istilah juyb pada sepersusuan
tubuh perempuan memiliki dua tingkatan 10 Bapak 6 Bapak
yang secara rinci berupa: bagian antara dua Mertua Mertua
payudara, bagian bawah payudara, bagian 11 Suami dari
bawah ketiak, kemaluan, dan pantat. Semua Ibu
bagian ini adalah yang dikategorikan 12 Suami
Anak
sebagai al-Juyub yang wajib ditutupi oleh
Perempuan
kaum perempuan. Dan batas maksimal (Mantu)
(Hadd al‟A‟la) aurat perempuan adalah 13 Suami
sebagaiamana pada hadis nabi saw bahwa Saudara
seluruh tubuh perempuan adalah aurat Perempuan
kecuali wajah dan kedua telapak tangan (ipar)

22
Muhammad Syahrur, Metodologi Fiqih Islam
Kontemporer, Pnjm. Syahiron Syamsudin, Burhanudin
(Yogyakarta, elSaQ Press, 2004), 516.

186 Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 2 (Desember 2017): 177-198
Qabila Salsabila, Reza Pahlevi dan Ali Masrur Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Aurat Perempuan
Menurut Muhammad Syahrur

14 Anak 7 Anak Lelaki pernikahan al-misyar (zuwaj al-misyar


Lelaki Suami atau disebut dengan kawin kontrak) ini
Suami tidak tergolong perbuatan haram,
8 Di tambah meskipun pernikahan tersebut tidak
dengan yang dalam arti yang sebenarnya. Menurut
tidak di Syahrur hal ini dianggap sebagai salah
anggap
satu wujud milk al-yamin dalam bentuk
sebagai
muhrim. kontemporer.
9 Ditambah 2) (ِ‫)َأوِٱلتَٰبِعِينَغَيْزِأُو۟لِيٲلْإِرْبَةِمِنَٲلزِجَال‬Golongan laki-
dengan laki pada potongan ayat ini hukumnya
jumlah yang mengikuti pihak-pihak yang disebut pada
7 diatas dan tabel diatas. Yaitu dari laki-laki yang
yang memilki ikatan, bukan yang memilki
termasuk ikatan persaudaraan. Karena syahwat
kategori biologis tidak akan bisa ditahan kecuali
semua pada misalnya laki-laki yang berprofesi
kalimat sebagai dokter kandungan ketika
“nisaaihinna”
membantu persalinan seorang perempuan
(generasi
yang datang tentu ia melihat kemaluannya. Dalam
kemudian) menjalani profesinya ia tidak serta merta
merekalah merasakan dorongan seksual. Dalam
yang disebut kondisi ini posisi dokter tersebut
garis terhadap pasien perempuan adalah
keturunan ke diandaikan seperti hubungan antara ayah
bawah dan anak perempuannya atau antara ibu
dengan anak laki-lakinya. Wajib bagi
Syahrur tidak menyerukan kepada mukminah memahami hal ini dengan
perempuan agar hanya menutup daerah mengetahui bahwa seorang perempuan
intimnya (aurat berat) saja dan membiarkan berhak pergi ke dokter yang
bagian lain terbuka di depan delapan orang dipercayainya dan ia merasa tenang
yang disebutkan diatas. Walaupun terjadi apabila berobat kepadanya, baik
karena lengah atau terpaksa, maka tidak ada menemui dokter laki-laki maupun
yang dihukumi haram akan tetapi hanya perempuan tanpa merasa terbebani
sekedar tercela (kurang baik) tapi tidak bahwa hal ini dosa atau haram. Dalam
haram. hal ini para dokter tersebut termasuk
Terdapat redaksi ayat yang menjelaskan dalam kategori ghayr uli al-irbati min ar-
sejarah pada zaman perbudakan dimasa lalu rijal.
dimana pihak-pihak perempuan yang 3) (ِ‫)أوِٱلّطِفْلِٲلَذِينَلَمْ َيظْهَزُوا۟عَلَيٰ َعىْرَٰتِٲلِنسَٓاء‬maksudnya
diperbolehkan memperlihatkan sebagian adalah anak-anak yang tidak mengetahui
dari perhiasannya diantaranya: kenapa seorang perempuan merasa malu
1) (َ‫ )َأوْمَامَلَكَتْأَيْمَٰنُهُن‬Dalam sejarah, milkal- ketika sedang duduk pada posisi tertentu
yamin dimaknai sebagai bagian dari atau dalam mengenakan pakaian tertentu.
perbudakan (riqq) dan perhambaan Menurutnya hal ini sangat wajar terjadi
(al-„ubudiyyah). Jilbab dan hijabtidak pada masa anak-anak karena hingga usia
diberlakukan pada golongan budak tertentu mereka belum mengenal konsep
perempuan. Mereka dibiarkan berlalu malu. Pemahaman dengan cakupan
lalang dijalanan tanpa menutup kepala kategori ayat ini adalah anak-anak yang
dan berpakaian dengan bagian dada belum mencapai usia tertentu yang
terbuka. Misalnya pada kasus mengkondisikan mereka dalam

Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 2 (Desember 2017): 177-198 187
Qabila Salsabila, Reza Pahlevi dan Ali Masrur Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Aurat Perempuan
Menurut Muhammad Syahrur

memahami istilah malu dan aib yang oleh katalain. Salah satu derivasi makna
dikenal dalam masyarakat. Rasa malu kata „daraba‟ adalah “menghentakkan
yang dimaksudkan olehnya adalah kaki di bumi” bepergian untuk tujuan
sebagai bentuk aurat. Kata „awrah pekerjaan, perdagangan dan perjalanan,
berasal dari konsep rasa malu, yaitu sebagaimana dalam firman Allah surah
tidak rela seseorang memperlihatkan An-Nisa[4]:94. Sedangkan dalam
sesuatu, baik yang ada pada dirinya pengertian perjalanan adalah pada
maupun perilakunya. Rasa malu ini QS.Al-Nisa>[4]:101. Dan Qs al-
bersifat relatif, dan tidak absolut atau Ma‟idah[5]:106.
mutlak dan mengikuti tradisi. Makana kedua dari kata ad-darb adalah
Ketentuan tentang batasan daerah- bentuk (as-sighah) dan pembuatan/
daerah intim pada tubuh (al-juyub) pembentukan/ menjadikan (as-siyaghah),
bersifat tetap, tapi yang berkaitan disebutkan dalam firman Allah: “Kami
dengan aurat dapat berubah-ubah telah berbuat kepada mereka dan telah
sesuai dengan perkembangan zaman Kami berikan kepadamu beberapa
dan tempat. Dan Syahrur perumpamaan?” (Qs Ibrahim [14]:45),
mengungkapkan Kata („awrah) ini firman-Nya:“Dan kami jadikan bagi
tidak ada hubungannya dengan masing-masing mereka perumpamaan
masalah halal ataupun haram23Dalam dan masing-masing mereka itu benar-
hal ini bahasa Arab dari kata („awrah) benar telah kami binasakan dengan
aadalah segala sesuatu yang jika sehancur-hancurnya”(Qs al-Furqan
diperlihatkan, maka seseorang akan [25]:39), dan firman-Nya “Sesungguhnya
merasa malu. Pengertian ini disepakati telahkami buat dalam Alquranini segala
oleh ahli bahasa Arab dalam macam perumpamaan untuk manusia”
memahami kata “aurat”. Dari (QS. Al-Ru>m[30]: 58).
pengertian inilah Nabi menggunakan Kata darb dipakai dalam berbagai kalimat
kata („awrah) dalam hadis-hadis seperti untuk menyatakan karakter
shahihnya. Dari hal ini Nabi saw tertentu dan dalam istilah al-sajiyyah al-
menuturkan jika seseorang memiliki darbiyah (perangai yang tetap), seakan-
bagian tubuh tertentu yang tidak ingin akan manusia sendiri telah menetapkan
diketahui oleh orang lain, maka jangan perangainya sehingga tidak akan berubah.
di dumbar.24 Kata daraba juga dipakai untuk
4) (َ‫ )وَلَايَّضْزِبْنَبِأَرْجُلِهِنَلِيُعْلَمَمَايُخْفِينَمِنزِينَتِهِن‬Dalam menyatakan bentuk dari sesuatu benda,
ayat ini gelang kaki yang berlonceng seakan-akan membuat perumpamaan lain
maksudnya wanita tidak boleh untuk yang dianggap dapat menyerupainya. Dari
memasangnya dan menghentak- pengertian ini muncullah istilah darb al-
hentakkan (membunyikan) diatas mathal (membuat perumpamaan). Ad-
tanah agar suara lonceng itu tidak Darbiyah adalah yang dibayarkan kepada
terdengar atau memakai sepatu yang seseorang atas jerih payahnya atau
tidak mengeluarkan suara ketika sebagai hasil keuntungan dari jual beli
dipakaiberjalan. Menurutnya tafsiran atau pengabdiannya pada negara. Kalimat
ini tidak benar. Pada dasarnya kata daraba fulanun „ala yadi fulanin artinya
„daraba‟ merupakan kata dasar yang seseorang menghalangi orang lain. Dari
kemudian dipinjam dan dikembangkan sini muncul istilah al-Idrab „an al-„amal
artinya mengekang diri untuk tidak
23
Muhammad Syahrur, al-Kitab wa al-Qur‟an melakukan suatu pekerjaan, sedangkan
Qiro‟ah Mu‟assiroh, PDF 612. istilah al-Idrab „an at-ta‟am berarti
24 mengekang nafsu untuk makan.
Muhammad Syahrur, al-Kitab wa al-Qur‟an
Qiro‟ah Mu‟assiroh, PDF 611.

188 Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 2 (Desember 2017): 177-198
Qabila Salsabila, Reza Pahlevi dan Ali Masrur Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Aurat Perempuan
Menurut Muhammad Syahrur

Dari pengertian diatas sebab-sebab adalah dadanya, dan ayat ini melanjutkan
larangan dalam redaksi wa yadribu “hendaklah mereka menutup kain kerudung
arjuluhunna adalah agar perhiasan yang mereka ke dada mereka” dan diperintahkan
tersembunyi pada tubuh perempuan, yaitu juga kepada isteri-isteri nabi, “wahai nabi
daerah intimnya (al-juyub), tidak diketahui janganlah menampakkan perhiasan, yaitu
orang lain. Karena bagian tersebut tidak keindahan tubuh mereka, kecuali kepada
mungkin nampak kecuali memang suami mereka karena memang salah satu
perempuan tersebut sengaja tujuannya perkawinan adalah menikmati
menampakkannnya. Allah mencegah hiasan itu, atau ayah mereka karena ayah
perempuan mukminah untuk melakukan sedemikian cinta kepada anak-anaknya
suatu pekerjaan yang memperlihatkan sehingga tidak mungkin timbul birahi bahkan
sebagian atau seluruh daerah intimnya. mereka selalu menjaga kehormatan anak-
Seperti profesi striptease (tari telanjang). anaknya, atau ayah suami mereka karena
Disamping itu juga perempuan tidak boleh kasih sayangnya kepada anaknya menghalangi
melakukan bentuk tarian lain yang mereka melakukan yang tidak senonoh kepada
memperlihatkan sebagian atau seluruh menantu-menantunya, atau putra-putra
daerah intimnya. mereka karena anak tidak memiliki birahi
Allah mengharamkan semua bentuk terhadap ibunya, atau putra-putra suami
tarian secara mutlak. Yang diharamkan mereka yakni anak tiri mereka, karena mereka
adalah memperlihatkan daerah intim (meski bagaikan anak apalagi rasa takutnya kepada
sebagian saja)secara sengaja. Terbukanya ayah mereka menghalangi mereka untuk
daerah intim perempuan tidak mungkin berbuat usil, atau saudara-saudara laki-laki
terjadi selain karena tuntutan pekerjaan mereka, atau putra-putra saudara laki-laki
untuk mencari nafkah atau karena sedang di mereka karena mereka itu bagaikan anak-anak
daerah pantai. Dalam lingkup batasan kandung sendiri, atau wanita-wanita mereka,
hukum (al-hudud) Allah hanya yaitu wanita-wanita yang beragama Islam.
mengaharamkan duamacam profesi bagi Karena mereka wanita dan keislamannya
perempuan, yaitu bertelanjang (at-ta‟riyah) menghalangi mereka menceritakan rahasia
dan pelacuran (al-bigha). Selain dua profesi tubuh yang dilihatnya kepada orang lain
ini perempuan diperbolehkan untuk berbeda dengan wanita non-muslim yang bisa
memilih dan menjalani sesuai dengan jadi mengungkaprahasia keindahan tubuh
kondisi sosial, ekonomi dan geografi di mereka, atau budak-budak yang mereka miliki,
mana ia hidup yang tidak mengikatnya baik laki-laki maupun perempuan, atau yang
secra paksa dan permanen. Perempuan yang budak perempuan saja karena wibawa tuannya
menjalankan profesi yang bertentangan menghalangi mereka usil, atau pelayan-
dengan kebiasaan masyarakatnya hanya pelayan laki-laki yang tidak mempunyai
akan menerima celaan dari masyarakat dan keinginan hawa nafsu terhadap wanita, seperti
tidak terkait dengan hukum haram dari orang yang sudah tua renta atau anak-anak
agama.25 yangbelum dewasa karena belum mengerti
Quraisy Shihab mengatakan yang tentang aurat-aurat wanita sehingga belum
dimaksud menampakkan perhiasan adalah memahami teks seks.
tubuh perempuan yang dapat merangsang Al-Biqa>‟i mengartikan kata daharaba
lelaki, kecuali yang biasa tampak atau adalah meletakkan atau memukul sesuatu
kecuali yang terlihat tanpa maksud untuk secara cepat dan sungguh-sungguh.
ditampak-tampakkan, seperti wajah dan Pemakaian kerudung itu harusnya diletakkan
telapak tangan. Hiasan pokok perempuan dengan sungguh-sungguh untuk tujuan
menutupinya, bahkan huruf ba pada kata bi
khumurihinna dipahami oleh sementara ulama
25
Muhammad Syahrur, al-Kitab wa al-Qur‟an berfungsi sebagai al-Ilsha>q, yakni kesetaraan
Qiro‟ah Mu‟assiroh, PDF, 613.

Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 2 (Desember 2017): 177-198 189
Qabila Salsabila, Reza Pahlevi dan Ali Masrur Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Aurat Perempuan
Menurut Muhammad Syahrur

dan ketertempelan. Untuk lebih ini.Namun ia mengaturnya dan memberi


menekankan lagi agar kerudung tersebut rambu-rambunya serta mengarahkannya agar
tidak terpisah dari bagian badan yang harus menampakkannya hanya untuk seorang laki-
ditutupi.26 laki yaitu suaminya, dia berhak melihat apa
Al-Maraghi menafsirkan ayat ini yang tidak boleh dilihat oleh orang lain.
dengan beberapa ponit. Pertama bahwa Kecantikan karena membuka aurat dan
terdapat larangan memandang aurat laki- tubuh merupakan kecantikan yang bercitra
laki dan aurat wanita yang mereka tidak rasa rendah, sedangkan kecantikan yang
dihalalkan memandangnya (antara pusar berkarakter itulah kecantikan suci yang
dan lutut). Demikian pula jika memandang mengangkat apresiasi seseorang terhadap
selain itu dengan dorongan syahwat, maka kecantikan, menjadikannya layak dan sesuai
hukumnya haram. Kedua perintah bagi manusia. Orang-orang yang bertakwa
memelihara kemaluannya dari perbuatan selalu menjaga diri dari godaan pandangan.
yang diharamkan seperti zina dan Sesungguhnya Allah tidak akan ingin
menutupinya agar tidak terlihat. Ketiga ayat menjerumuskan hati orang-orang yang
ini juga menjelaskan tentang larangan beriman kepada ujian dan musibah seperti
menampakkan perhiasan pada laki-laki ini.28
asing, kecuali yang biasa tampak dan tidak Al-Qardhawi, Al-Nawawi madzhab
mungkin disembunyikan, seperti syafi‟i madzhab Imam maliki, Hambali dan
contohnya: cincin, celak mata dan lipstik. Hanafi mereka sependapat bahwa pada
Lain halnya jika menampakkanperhiasan kalimat “janganlah mereka menampakkan
yang harus disembunyikan seperti gelang perhiasannya kecuali yang biasa tampak
tangan, gelang kaki, kalung, selempang dan darinya”yang dimaksud aurat yang boleh
anting-anting karena perhiasan tersebut ditampakkan hanya wajah dan kedua telapak
berada pada bagian yang tidak nampak dan tangan.
yang tidak halal untuk dipandang kecuali Dari ayat diatas dapat penulis ketahui
orang-orang yang dikecualikan pada ayat bahwa penafsiran Muhammad Syahrur terkait
ini.27 ayat tentang perhiasan wanita pada surah Al-
Al-Qurthubi menafsirkan ayat ini Nu>rayat 31 adalah Allah memerintahkan
dengan menjelaskan bahwa Jangan sampai kepada kaum perempuan untuk menutupi
wanita yang beriman melepaskan auratnya kecuali yang biasa terlihat atau
pandangan mereka dengan maksud nampak dari kata “maa dzhara minha” yaitu
membangkitkan nafsu-nafsu yang kedua telapak tangan dan wajah. Hal ini
tersembunyi pada laki-laki. Jangan sampai senada dengan pendapat para mufassir lain.
mereka menyerahkan kemaluannya Dan ini disebut dengan batasan maksimal
melainkan dengan cara halal dan baik yang perempuan atau Syahrur biasa menyebutnya
dapat memenuhi hasrat nafsu dengan dengan (hadd al-A‟la). Sedangkan batas
suasana yang bersih dan tidak membuat minimal perempuan dari ayat 31 ini adalah
anak-anak yang lahir darinya merasa malu Syahrur menafsirkan kata “juyub” dengan
terhadap masyarakat dan kehidupan. mengartikan dua bagian daerah intim yaitu
Setiap wanita ingin tampil tetap menutupi bagian inti daerah atas (al-Juyub al-
menawan dan cantik serta berpenampilan Ulwiyyah) dan menutupi bagian intim bawah
cantik di hadapan laki-laki. Dan Islam sama (al-Juyub as-Sufliyyah). Yang penulis pahami
sekali tidak memerangi kesenangan fitrah pada kalimat “hendaklah mereka menutup
26
M Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Pesan,
28
Kesan dan Keserasian al-Qur‟an), volume 8, cet V Sayyid Qutub, Tafsir Fi Zhilalil Qur‟an dib
(Jakarta, Lentera Hati, 2002), 526-528. bawah naungan al-Qur‟an (surat Tahaa 57- An-Naml
27
Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, Pnjm Anwar 81), Jilid 8. Pnjm As‟ad Yasin, dkk.( Jakarta, Gema
Rosyidi dkk, juz 22 (Semarang, Putra Toha), 63-64. Insani Press, 2004), 234-236.

190 Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 2 (Desember 2017): 177-198
Qabila Salsabila, Reza Pahlevi dan Ali Masrur Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Aurat Perempuan
Menurut Muhammad Syahrur

kain ke dadanya” Pada kasus ini penulis yang berbunyi „Barang siapa yang menutupi
tidak setuju dengan apa yang di tafsirkan aurat mukmin, niscaya Allah akan menutupi
oleh Syahrur bahwa orang-orang yang auratnya” dari sini Syahrur mempunyai
disebutkan pada tabel diatas boleh melihat pemikiran bahwa hadis ini bukan berarti harus
(al-Juyub al-Ulwiyyah). Pada hakikatnya menggunakan pakaian agar tidak nampak tapi
yang benar-benar boleh melihat dan menurutnya aurat berawal dari rasa malu
memandang seluruh tubuh ketika ketidak sukaan seseorang jika
perempuan(isterinya) hanyalah suaminya terlihatnya sesuatu. Dan Syahrur tidak
karena hal tersebut termasuk dalam mengaitkan masalah aurat ini dengan hukum
kehalalan kecuali melihat kemaluannya halal dan haram. Dan pendapat inipun keliru
tanpa keperluan khusus dan hukumnya karena jika rasa malu yang menurutnya jadi
makruh artinya dibenci Allah karena hal ukuran, maka totalitas relatifitas penafsiran
tersebut bertentangan dengan etika dan tidak ada batasannya.
sopan santun. b. QS.Al-Ahza>b [33]: 59 tentang jilbab yang
Penulis berpendapat sama dengan ditunjukkan kepada isteri Rasul dan
Syahrur maksud ayat disini dari kata isteri orang-orang beriman
“menahan pandangan”galdhul bashor.
Yaitu memandang lawan jenis yang bukan      
muhrim baik dengan hawa nafsu maupun
secara prinsip. Karena indera mata adalah
faktor utama yang membuat kita baik dan      
buruknya apa yang kita pandang. Point
kedua dari kata “memlihara kemaluannya”        
penulis juga sependapat dengan Syahrur
maksud dari potongan ayat ini adalah
memelihara dari perbuatan keji yaitu    
berzina misalnya. Hal awal timbul
terjadinya zina karena faktor utama yang
tidak menahan pandangan lalu timbul hasrat
dari hati untuk melakukan hal yang dibenci “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-
Allah. isterimu, anak-anak perempuanmu dan
Kalimat “para pelayan laki-laki yang isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah
tidak mempunyai keinginan terhadap mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh
wanita” Syahrur mengambil contoh dari tubuh mereka". Yang demikian itu supaya
potongan ayat ini pada pekerjaan dokter. mereka lebih mudah untuk dikenal,
Jika perempuan pergi kedokter laki-laki karena itu mereka tidak di ganggu. Dan
anggap saja sebagai anak dengan ibunya Allah adalah Maha Pengampun lagi
dan juga sebaliknya. Perempuan sebaiknya Maha Penyayang.”
berobat kepada dokter perempuan lagi. Jika Asbabun Nuzul
memang tidak ada dokter perempuan Riwayat pertama, Suatu ketika Siti
didaerahnya maka harus didampingi oleh Saudah, isteri Rasulullah keluar rumah untuk
suaminya atau mahromnya. Dan diharuskan suatu kepentingan setelah turunnya ayat hjab.
apabila di daerah tersebut ada dokter yang Ia seorang wanita yang badannya tinggi besar,
beragama Islam maka tidak boleh berobat sehingga mudah dikenal orang. Pada waktu itu
kepada selain dokter tersebut. Hal ini Umar bin Khathab melihatnya, dan ia berkata:
menjaga timbulnya akanfitnah. “Wahai Saudah demi Allah bagaimana kami
Jadi menurutnya aurat adalah sesuatu akan dapat mengenalmu, karena itu, cobalah
yang jika membuat seseorang merasa malu pikir mengapa kamu keluar?”. dengan tergesa-
apabila terlihat sesuatu. Ada hadis nabi gesa Saudah segera pulang dan disaat itu

Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 2 (Desember 2017): 177-198 191
Qabila Salsabila, Reza Pahlevi dan Ali Masrur Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Aurat Perempuan
Menurut Muhammad Syahrur

Rasulullah sedang berada dirumah Aisyah. mengaitkan dengan Asbab Nuzul. Muhammad
Beliau sedang memegang tulang waktu Syahrur menjelaskan kata jilbab berasal dari
makan. Ketika Saudah masuk langsung kata ja-la-ba dalam bahasa Arab memiliki dua
berkata: “Wahai Rasulullah aku keluar arti kata kerja, yang pertama mendatangkan
untuk suatu keperluan. Dan Umar sesuatu dari satu tempat ke tempat lain. Kedua
menegurku karena masih juga sesuatu yang menutupi sesuatu yang lain.
mengenalku”. Sehubungan dengan itu, Misalnya kata jilbab itu sobekan kain yang
maka Allah menurunkan ayat ke-59 kepada digunakan untuk menutupi luka sebelum
Rasulullah ketika tulang itu masih berada bertambah parah dan bernanah. Dari sini
ditangannya. Maka beliau bersabda: muncul kata kata al-jilbab diartikan sebagai
“Sesungguhnya Allah telah mengizinkan perlindungan yaitu pakaian keluar rumah
kamu ke luar untuk suatu keperluan”. (HR berupa celana panjang, baju, seragam resmi,
Bukhari dari Aisyah). mantel dan lain-lain. Pakaian yang
Riwayat lain ada suatu waktu pernah dimaksudkan ini menurutnya termasuk dalam
isteri-isteri Rasulullah ke luar malam hari kategori al-jalabib.
untuk buang air. Pada waktu itu kaum Perempuan mukminah diwajibkan untuk
munafik mengganggunya dan menyakiti. menutup bagian-bagian tubuhnya, berpakaian
Hal ini diadukan kepada Rasulullah, ketika keluar dari rumah itu disebut dengan
sehingga beliau menegur orang-orang jilbab.Apabila ditampakkan akan
munafik tersebut. Mereka menjawab: menyebabkan adanya gangguan (al-ada).
“Kami hanya mengganggu hamba sahaya”. Adapun gangguan ini terbagi menjadi dua
Sehubungan dengan itu maka Allah swt macam yaitu yang bersifat alami (at-tabi‟i)
menurunkan ayat ke-59 sebagai perintah dan sosial (al-ijtimâ‟i).
untuk berjilbab (pakaian tertutup), agar ada Dalam ayat ini digunakan huruf jarr
perbedaan dengan hamba sahaya. (HR Ibnu “min” untuk menunjukkan sebagian dari
Sa‟ad dalam kitab At-Thabaqat dari Abi keseluruhan (at-ta‟bid) dan menggunakan kata
Malik. Ibnu Sa‟ad juga meriwayatkan dari yudnina yang berfungsi untuk mendekatkan
Hasan dan Muhammad bin Ka‟ab Al- (taqrib). Kata ini berasal dari kata danawa-
Qurazhi). yadnu. Kata al-jalb dan al-idna memiliki
Ketika ayat ke-59 diturunkan, maka makna yang serasi. Aktivitas mendekat
wanita-wanitaAnshar keluar dengan disebut dengan kata al-jalb. Baju yang tidak
menggunakan pakaian yang menutup bersentuhan dengan tubuh disebut ad-
kepala, sehingga kelihatan aneh dan anggun dunuww.
ketika berjalan. (HR Ibnu Abi Hatim dari Pada kata fa dari ayat ini “an yu‟rafna fa
Umi Salamah).29 lâ yu‟dzayna” menunjukkan adanya suatu
Menurut Muhammad Syahrur ayat 59 sebab (fa sababiyah) dan akibat (ta‟qib)
pada surah Al-Ah}za>b ini masuk kedalam anatara pengetahuan dan gangguan. Ini yang
klasifikasi ayat ta‟limat (pengajaran/ disebut dengan (al-adha al-ijtima‟i)
informasi), bukan sebagai penetapan hukum Gangguan alami yang terkait dengan
(tasyri‟). Menurutnya hijab adalah lingkungan geografis, seperti suhu udara dan
kebiasaan budaya Arab sebab pada masa cuaca. Perempuan seharusnya berpakaian
turunnya ayat ini perbudakan masih ada. sesuai dengan kondisi suhu dan cuaca yang
Kemudian untuk membedakan budak ada ditempat tinggalnya. Sedangkan gangguan
dengan wanita merdeka yaitu dengan sosial adalah gangguan yang berasal dari
menggunakan hijab. Penafsiran Syahrur masyarakat, akibat pakaian luar yang dipakai
oleh perempuan.Karenanya, perempuan
29
A. Mujab Mahali, Asbabun Nuzul Studi
hendaklah memakai pakaian luarnya dan
Pendalaman AL-Qur‟an surah Al-Baqarah-An-Nas, beraktifitas sesuai dengan kebiasaan yang
(Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2002), 691. berlaku didaerahnya, sehingga tidak menjadi

192 Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 2 (Desember 2017): 177-198
Qabila Salsabila, Reza Pahlevi dan Ali Masrur Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Aurat Perempuan
Menurut Muhammad Syahrur

sasaran celaan dan gangguan dari orang- pemisah ruang lelaki dan perempuan
orang.30 membawa perempuan berkedudukan rendah,
Sependapat dengan penafsiran menghambat kebebasan, dan pengembangan
Muhammad Syahrur pada kasus ayat daya keahlian mereka untuk mencapai
tentang hijab ini, Menurut Maududi, kesempurnaan.32
perintah-perintah Alquranpada surah Al- Muhammad Sa‟id Al-Asmawi juga
Ah}za>b ayat 59 mengatakan bahwa berpendapat bahwa jilbab itu tidak wajib.
meskipun ayat ini ditunjukkan kepada Menurutnya jilbab adalah produk budaya
isteri-isteri Nabi saw, tetapi juga mengikat Arab. Bahkan ia mengatakan bahwa ayat
semua perempuan muslim. Hukum tentang tentang hijab itu tidak mengandung ketetapaan
pakaian Islam (satr atau penutup) termasuk hukum qat‟i dan hadis-hadis yang menjadi
dalam sistem sosial hijab, yang hanya rujukan tentang kewajiban jilbab atau hijab itu
merupakan satu bagian dari beragam adalah hadis Ahad yang tidak bisa dijadikan
karakter masyarakat.31 landasan hukum tetap. Bila jilbab itu wajib di
Menurut Qasim Amin dalam tradisi pakai perempuan, maka dampaknya akan
Arab, hijab harus di tegaskan karena ia besar. Seperti dalam kutipannya: “Ungkapan
merupakan bentuk ajaran agama Islam dan bahwa rambut perempuan adalah aurat karena
memiliki nilai positif bagi pergaulan laki- merupakan mahkota mereka. Setelah itu,
laki dan perempuan. Namun lima tahun nantinya akan di ikuti dengan pernyataan
kemudian, pembelaannya tersebut dia bahwa mukanya, yang merupakan singgasana,
bantah sendiri dalam bukunya “Tahrir Al- juga aurat. Akhirnya perempuan serba aurat.”
Mar‟ah”. Menurutnya, hijab hanya tradisi Implikasinya, perempuan tidak bisa
orang Arab dan bukan kewajiban dalam melakukan aktifitas apapun sebagai manusia
agama Islam. Maka perubahan tradisi yang diciptakan Allah karena serba aurat.33
berhijab sangat memungkinkan sesuai Lain halnya dengan Al-Qurthubi
dengan tuntunan zaman sebagaimana tradisi mengatakan menutup aurat dengan memakai
hijab dalam bangsa Yunani atau Europa. jilbab adalah kewajiban. Menurutnya seluruh
Ia meneliti tentang tinjauan hukum tubuh perempuan adalah aurat maka wajib
islam terhadap bentuk hijab yang ditutupinya dengan hijab, kecuali wajah dan
dianjurkan dalam Islam yaitu menutup telapak tangan. Hal ini tidak terlalu
seluruh tubuh perempuan kecuali wajah dan dipermasalahkan apabila membuka keduanya
telapak tangan. Hasil penelitiannya dan tidak pula ekstrim jika menutupi
menyimpulkan bahwa tidak terdapat dalam keduanya.
Alqurandan hadis ajaran yang menyatakan Penulis menyimpulkan bahwa terdapat
bahwa wajah perempuan merupakan aurat dua pendapat yang berbeda yang
sehingga wajahnya harus ditutup. Penutup mengemukakan masalh hijab. Pendapat
wajah hanyalah kebiasaan yang kemudian pertama bahwa pendapat Sayyid Qutub
di anggap sebagai ajaran agama islam. merujuk pada dalil-dalil Alqurandan as-
Selain itu hijab tidak boleh diartikan Sunnah dengan menyimpulkan bahwa hijab
sebagai bentuk pemisahan ruang pergaulan adalah pakaian wajib perempuan muslimah.34
antara laki-laki dan perempuan karena tidak Pendapat kedua termasuk pendapat Syahrur
ada anjurannya di dalam Alqurandan hadis.
32
Hijab sebagai penutup tubuh perempuan Nur Lailatul Musyafa‟ah, “Pemikiran Fikih
termasuk wajah dan sebagai bentuk Wanita Qasim Amin”, Jurnal JS GI, Vol 04, No. 01,
Agustus 2013 ISSN: 2087-983.
33
Muhammad Said al-Ashmawy, Hakikat Hijab
30
Muhammad Syahrur,al-Kitab wa al-Qur‟an wa Hujjiyat al-Hadits, (Mesir, Madbuli as-Shagir,
Qiro‟ah Muassiroh, PDF 614. 1995), 16-19.
31 34
Barbara Freyer Stowasser, Reinterpretasi Sayyid Qutub, Tafsir fi Zhilalil Qur‟an, jilid 9.
Gender Wanita dalam Al-Qur‟an, Hadis, dan Pnjm As‟ad Yasin dkk, (Jakarta, Gema Insani Press,
Tafsir,( Pustaka Hidayah), 332. 2004), 289.

Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 2 (Desember 2017): 177-198 193
Qabila Salsabila, Reza Pahlevi dan Ali Masrur Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Aurat Perempuan
Menurut Muhammad Syahrur

yang mengemukakan pendaptanya tidak menunggu-nunggu waktu masak


pada kaidah keagamaan dan dalil-dalil (makanannya), tetapi jika kamu diundang
dalam Alquranmaupun as-Sunnah. Jikapun maka masuklah dan bila kamu selesai
ada pasti lebih cenderung liberal dan makan, keluarlah kamu tanpa asyik
mengungkapkan bahwa hijab hanyalah memperpanjang percakapan.
aspek kebudayaan. Sesungguhnya yang demikian itu akan
c. QS.Al-Ahza>b [33]:53 tentang hijab mengganggu Nabi lalu Nabi malu
yang secara terbatas terkait dengan kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar),
para isteri Rasul dan Allah tidak malu (menerangkan) yang
benar. Apabila kamu meminta sesuatu
(keperluan) kepada mereka (isteri-isteri
      Nabi), maka mintalah dari belakang
tabir. Cara yang demikian itu lebih suci
bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak
       boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah
dan tidak (pula) mengawini isteri-
      isterinya selama-lamanya sesudah ia
wafat. Sesungguhnya perbuatan itu
adalah amat besar (dosanya) di sisi
     Allah.”
Asbabun Nuzul
Riwayat pertama ketika Rasulullah saw
      menikah dengan Zainab binti Jahsyin, beliau
mengundang para sahabat menghadiri
      walimah. Setelah mereka makan dan minum
terus santai bercakap-cakap, seolah beliau
memberi isyarat seolah-olah akan berdiri,
       tetapi mereka tidak berdiri. Dan terpaksa
Rasulullah saw berdiri meninggalkan mereka,
      sehingga sebagian dari mereka mengikutinya.
Tetapi masih ada tiga orang yang masih asik
bercakap-cakap. Setelah semua pulang Anas
      memberi tahu kepada Rasulullah, dan beliau
pulang ke rumah Zainab. Anas mengikuti
      Rasulullah masuk ke rumah, kemudian beliau
menutup hijab (penutup). Sehubungan dengan
itu maka Allah menurunkan yata ke-53 dan 54
      yang melarang masuk ke ruma Rasulullah saw
sebelum mendapat izin. Demikian juga
dilarang berlama-lama tinggal berada di
        rumah beliau. (HR Bukhari dan Muslim dan
Anas).
 Riwayat kedua Anas bin Malik pernah
berkumpul dengan Rasulullah saw dalam satu
rumah. Pada waktu itu Rasulullah saw masuk
“Hai orang-orang yang beriman, ke kamar pengantin wanita yang baru saja
janganlah kamu memasuki rumah- dinikahinya. Tetapi di dalam kamar banyak
rumah Nabi kecuali bila kamu orang. Sehingga beliau kembalikeluar lagi.
diizinkan untuk makan dengan tidak Setelah orang-orang pulang, barulah beliau

194 Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 2 (Desember 2017): 177-198
Qabila Salsabila, Reza Pahlevi dan Ali Masrur Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Aurat Perempuan
Menurut Muhammad Syahrur

masuk kamar dan membuat hijab antara Ayat ini terkait dengan para isteri Nabi.
beliau dan isterinya dengan Anas. Kejadian Tidak ada isyarat baik secara eksplisit maupun
ini diterangkan oleh Anas kepada Abu implisit yang mengaitkan ayat ini dengan
Thalhah. Maka Abu Thalhah berkata: “Jika isteri orang-orang beriman secara umum.
betul apa yang kamu katakan, tentu Allah Menurutnya ada dua penjelasan pada ayat ini.
akan menurunkan ayat Alquranyang Pertama Allah menceritakan bagaimana
berkenaan dengan masalah ini”. keadaan rumah nabi. Hal ini masuk kedalam
Sehubungan dengan itu maka Allah wilayah kenabian (Maqom an-Nubuwwah) hal
menurunkan ayat ke-53 yang masyhur ini masuk dalam kategori pengajaran atau
dengan ayat hijab. (HR Tirmidzi yang (ta‟limat). Kedua ketika Allah mengharamkan
menurutnya adalah hadis Hasan, bersumber orang-orang yang beriman untuk menikahi
dari Anas). para janda Rasulullah. Hal ini masuk dalam
Riwayat lain Ketika Aisyah sedang kategori wilayah risalah (Maqom Risalah).36
makan bersama Rasulullah, Umar bin Pada point pertama disebutkan 3 waktu
Khatab masuk dan diajak sekalian makan dimana seseorang harus meminta izin ketika
bersama. Ketika itu jari Aisyah tersentuh memasuki sebuah rumah seseorang, yaitu:
tangan Umar, sehingga Umar berkata: Waktu tidur siang, Setelah waktu Isya‟ dan
“Aduhai sekiranya usulku untuk memasang Sebelum fajar.
hijab diterima, tentu tak seorangpun yang Ini adalah batas minimal untuk waktu-
dapat melihat isterimu, wahai Rasulullah”. waktu yang tidak disukai seseorang jika ada
Sehubungan dengan itu, maka Allah orang lain masuk ke ruangannnya, karenanya
menurunkan ayat ke-53 sebagai ketentuan yang disebut 3 waktu itu adalah aurat. Batasan
tentang hijab. (HR Thabrani dengan sanad maksimal adalah selalu meminta izin ketika
yang Shahih dari Aisyah). masuk ruangan untuk setiap kali masuk
Pada suatu hari ada seorang lelaki yang ruangan.37
datang pada Rasulullah dan berlama-lama Point kedua ketetapan khusus yang
ditempat duduk sehingga beliau keluar berlaku bagi para isteri-isteri nabi bertujuan
rumah sampai tiga kali agar orang tersebut agar pihak lak-laki beriman berbicara kepada
mengkutinya keluar. Tetapi ia tetap tidak mereka dari balik hijab, padahal seluruh lelaki
keluar. Ketika itu masuklah Umar bin beriman tersebut adalah mahram bagi isteri-
Khathab dengan menunjukkannnya isteri nabi,Allah telah menjelaskan bahwa
kebencian di muka lelaki itu. Ia berkata: ketetapan ini tidak diberlakukan pada
“Wahai lelaki, barangkali kamu telah perempuan mukminat pada umumnya sesuai
mengganggu Rasulullah”. Rasulullah firman-Nya: “Hai isteri-isteri nabi, kamu
bersabda: “Aku sudah berdiri tiga kali agar sekalian tidaklah seperti wanita lain, jika
ia mengikutiku. Akan tetapi ia tidak kalian bertaqwa. Maka janganlah kamu
melakukannya”. Maka Umar berkata: tunduk dalam berbicara sehingga
“Wahai Rasulullah, bagaimana sekiranya berkeinginanlah orang yang ada penyakit
tuan membuat hijab. Sebab isteri tuan dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan
bukan seperti isteri-isteri yang lain. Hal ini yang baik”. (QS.Al-Ahza>b [33]: 32).
akan menentramkan dan mensucikan hati Menurutnya Para perempuan mukminah
mereka”. Sehubungan dengan ayat itu, tidak perlu mengikuti ketetapan yang khusus
maka Allah swt menurunkan ayat ke-53 ditujukkan bagi para isteri nabi, maka
sebagai ayatul hijab (HR Ibnu Mardawih hendaklah ia berbicara dari balik hijab dengan
dari Ibnu Abbas).35 siapa saja, selain mereka yang disebut sebagai

36
Muhammad Syahrur, al-Kitab wa al-Qur‟an
35
A. Mujab Mahali, Asbabun Nuzul Studi Qiro‟ah Muassiroh, PDF 489.
37
Pendalaman al-Qur‟an surah Al-Baqarah-An-Nas, Muhammad Syahrur, al-Kitab wa al-Qur‟an
(Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2002), 685-686. Qiro‟ah Muassiroh, PDF 612.

Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 2 (Desember 2017): 177-198 195
Qabila Salsabila, Reza Pahlevi dan Ali Masrur Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Aurat Perempuan
Menurut Muhammad Syahrur

tujuh muharrim dan mereka yang termasuk Jika mereka di undang untuk makan maka
kategori nisaihinna dalam ayat tentang al- barulah mereka boleh memasukinya. Pada
zinah (perhiasan). Sesungguhnya zaman modern ini kaum muslimin sangat
pengamalan ketetapan ini akan membutuhkan adab seperti ini dimana banyak
memberatkan diri sendiri dengan suatu orang yang melupakannya bahkan
beban yang tidak dibebankan oleh Allah meninggalkannya. Kemudian peringatan pada
pada hamba-Nya, karena ketetapan yang redaksi ayat ini Allah memerintahkan kepada
khusus berlaku bagi para isteri nabi adalah siapapun agar jangan sampai menyakiti hati
dalam hal berbicara dengan lelaki dibalik Rasulullah salah staunya dengan cara
hijab. menikahi isteri-isterinya sesudah ia wafat
Disamping itu, ketentuan bagi isteri- karena hal tersebut merupakan dosa yang
isteri nabi ini tidak terkait dengan masalah sangat besar.40
perhiasan tersembunyi ataupun yang Dari ayat diatas dapat penulis ketahui
tampak pada diri mereka. Ketentuan yang bahwa ada dua point penting dalam
sama-sama ditetapkan, baik bagi para isteri- pembahasan ayat ini. Pertama adab tentang
isteri nabimaupun bagi perempuan bertamu bahwa etika dalam bertamu adalah:
mukminah secara umum adalah dalam hal 1) Beri‟tikad baik. Dengan awal yang baika
menjaga perhiasan tersembunyi dan cara akan terus menerus mendapatkan
pakaian yang disesuaikan dengan tuntunan kenikmatan yang baik pula.
tradisi dan situasi lingkungan, bukan dalam
2) Tidak memberatkan tuan rumah.
hal cara berbicara dari balik hijab.38
Menurut Muadudi Sebagimana para 3) Memilih waktu berkunjung. Hal ini sangat
pendahulunya di abad pertengahan, ia penting yang tadi telah dipaparkan di atas
menjelaskan bahwa ayat jilbab atau hijab bahwa tamu harus memilih waktu
pada surah al-Ah}za>b ayat 53 menerangkan berkunjung agar tidak menganggu tuan
tentang pakaian Islam untuk perempuan rumah.
mencakup penutup wajah dan sarung 4) Meminta izin kepada tuan rumah, sebelum
tangan. Persoalan tentang pakaian
bertamu hendaklah memberi kabar terlebih
perempuan, termasuk penutup wajah
(kecuali dalam keadaan darurat) dahlu kepada tuan rumah apakah ada
mengarahkan ia pada pembelaan yang keras dirumah atau sedang diluar rumah.
atas watak Islam. Bahkan kehidupan kaum 5) Menyebutkan keperluan.
wanita muslim pada zaman Nabi saw 6) Segera kembali setelah selesai urusannya
senantiasa mengenakan pakaian semacam 7) Mendoakan tuan rumah
itu, yang menunjukkan komitmen mereka
terhadap jalan kehidupan yang benar. Point kedua perintah menutp aurat bagi
Menurut hukum-hukum Islam yang jelas perempuan. Ayat ini turun ketika rasulullah
dan rasional menetapkan bahwa perempuan saw menikah dengan Zainab binti Jahsyi. Ayat
muslim modern pun harus melakukan ini di tunjukkan dan di perintahkan bukan
kewajiban itu.39 hanya kepada isteri nabi akan tetapi kepada
Menurut Sayyid Qutub ayat ini turun setiap wanita muslimah. Karena dalam hadis
untuk mengajarkan orang-orang agar tidak dikatakan “perempuan adalah aurat, jika ia
masuk ke rumah Rasulullah saw tanpa izin. keluar maka setan menyambutnya dengan
hangat” maksud dari sanjungan setan pada
38
Muhammad Syahrur, Metodologi Fiqih Islam
Kontemporer, Pnjm. Syahiron Syamsudin,
Burhanudin (Yogyakarta, elSaQ Press, 2004), 523
39 40
Barbara Freyer Stowasser, Reinterpretasi Sayyid Qutub, Tafsir fi Zhilalil Qur‟an, jilid 9.
Gender Wanita dalam Al-Qur‟an, Hadis, dan Pnjm As‟ad Yasin dkk, (Jakarta, Gema Insani Press,
Tafsir,( Pustaka Hidayah), 332. 2004), 286.

196 Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 2 (Desember 2017): 177-198
Qabila Salsabila, Reza Pahlevi dan Ali Masrur Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Aurat Perempuan
Menurut Muhammad Syahrur

perempuan adalah menghiasinya dalam batasan aurat perempuan dalam konsep


pandangan laki-laki. berpakaian bagi perempuan adalah pada Qs
Disinilah peran penting kaum Al-Nu>r[24]:31, QS.Al-Ahza>b [33]:59 san Qs
perempuan untuk menjaga kehormatannya al-Ahzab[33]: 53. Menurut Muhammad
karena perempuan adalah makhluk yang Syahrur ada tiga ketentuan menurut terkait
diciptakan Allah sangat istimewa. Dengan dengan pakaian perempuan:
menjaga amanah yang diberikan oleh Allah a. Perempuan dilarang atau tidak di
salah satunya dengan menutup aurat. perbolehkannya terbuka (telanjang)
Menutup aurat adalah sebuah kewajiban kecuali hanya suaminya.
khususnya pada kaum perempuan. Karena b. Batasan minimal perempuan secara
wanita memiliki keistimewaan yang lebih umum menurutnya adalah menutup
dari laki-laki. Adapun manfaat dari daerah intim bawah (al-Juyub as-
menutup aurat adalah pertama menjaga diri Sufliyyah). Bagian ini disebut sebagai
kita dari dosa, kedua menghindari fitnah aurat berat (al-„Awrah al-Mughallazah).
karena adanya pandangan negatif dalam Bagian inlah yang harus ditutupi ketika
surah Al-Nu>rayat 31 dijelaskan berhadapan dengan orang-orang yang
diharuskannya menjaga pandangan dari empat belas disebutkan di dalam surah
segala hal yang mengundangnya menjadi Al-Nu>r31 pada tabel penjelasancdiatas.
dosa. Ketiga dengan kita berusaha untuk Dan menutup daerah intim atas (al-Juyub
menjaga pandangan, hal ini mencegah al-Ulmiyyah).
timbulnya hawa nafsu baik sesama maupun c. Pakaian untuk aktivitas dan bersosialisasi,
selain jenis. Keempat manfaatnya bukan ketentuannya berawal dari batas minimal
hanya untuk jasmani dan rohani saja tapi kemudian disesuaikan dengan situasi dan
baik juga untuk kesehatan. Karena dengan kondisi masyarakat setempat. Batasan
aurat terbuka bisa saja banyak penyakit inipunmemiliki tingkatan-tingkatan
yang menghampirinya misal kanker kulit, hingga sampainya kepada batasa
kulit menjadi hitam, flek hitam dikulit, dan maksimal yang hanya memperlihatkan
masih banyak penyakit lainnya. Menutup wajah dan kedua telapak tangan.
aurat layaknya seperti permen. Jika Konsekuensi perempuan yang
peremen itu terbuka akan banyak lalat dan menampakkan bagian al-Juyub menurutnya
semut yang menghampirinya tapi apabila berarti ia telah melanggar Hudud Allah.
permen itu masih terbungkus rapih tidak Muhammad Syahrur berpendapat bahwa
ada yang berani mendekatinya. Hanya jilbab (kerudung) atau tutup kepala baginya
orang yang baik yang akan mendekatinya bukan termasuk pada prinsip keislaman
secara terhormat. ataupun keimanan seseorang, melainkan
hanya mengikuti kebiasaan masyarakat secara
b. SIMPULAN umum.
Penafsiran Muhammad Syahrur tentang Dari ide-ide kontroversial Muhammad
teori limit, (Nazhariyat al-Hudud) Syahrur tentang pemikirannya dalam kitab al-
khususnya pada pembahasan batasan aurat Kitab wa AlquranQiro‟ah Muassirohmenjadi
perempuan yang didasarkan buah bibir di kalangan internasional dan
pemahamannya terhadap Alqurandan as- banyak menuai pendapat pro-kontra
Sunnah, penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa teori limit Muhammad DAFTAR PUSTAKA
Syahrur (Nazhariyat al-Hudud) yang terkait Abdurrahman, E. Risalah Wanita. Cet 6,
dengan pakaian perempuan terbagi menjadi .Bandung, Sinar Baru Algensindo Offest,
dua bagian: pertama batas maksimal (Had 2005.
al-a‟la) dan kedua batas minimal (Hadd al-
Adna). Dan Dalil-dalil hukum tentang

Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 2 (Desember 2017): 177-198 197
Qabila Salsabila, Reza Pahlevi dan Ali Masrur Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Aurat Perempuan
Menurut Muhammad Syahrur

al-Ashmawy, Muhammad Said. Hakikat . Tafsir fi Zhilalil Qur‟an, jilid 9.


Hijab wa Hujjiyat al-Hadits. Mesir: Pnjm As‟ad Yasin dkk. Jakarta, Gema
Madbuli as-Shagir, 1995. Insani Press, 2004.
Al-Khayyath, Muhammad Haitsam. Sabiq, Sayyid. Fikih Sunnah 9, Ahli Bahasa
Problematika Muslimah Di Era Mohammad Nabhan Husein, Cet 20.
Modern, Pnjm Salafuddin Asmu‟i. Bandung: PT Alma‟arif, 2003.
Jakarta: Erlangga, 2009. Shihab, M Quraish. Tafsir al-Misbah (Pesan,
Al-Maraghi. Tafsir Al-Maraghi. Pnjm. Kesan dan Keserasian al-Qur‟an),
Anwar Rosyidi dkk.juz 22.Semarang: volume 8, cet V .Jakarta: Lentera Hati,
Putra Toha,tt. 2002.
Al-Sha‟ra>wi>, Mutawalli. Fikih perempuan Stowasser, Barbara Freyer. Reinterpretasi
muslimah Busana dan Perhiasan, Gender Wanita dalam al-Qur‟an, Hadis,
Penghormatan atas Perempuan, dan Tafsir. T.k. Pustaka Hidayah,t.t.
Sampai Wanita Karier. Cet 1. Pnjm Syahrur, Muhammad. al-Kitab wa
Yessi HM. Basyaruddin. Penerbit AlquranQiro‟ah Mu‟assiroh, PDF .
Amzah, September 2003. .Epistimologi Qur‟an Tafsir
Hadits sembilan Imam, Riwayat Muslim Kontemporer ayat-ayat Alquranberbasis
no.1467 PDF. Materialisme-DialektikaHistoris, Cet 2.
Mahali, A. Mujab. Asbabun Nuzul Studi Pnjm M Firdaus.Bandung:Penerbit Marja,
Pendalaman Alquransurah al- 2015.
Baqarah-an-Nas, .Jakarta: PT Raja .Metodologi Fiqih Islam
Grafindo Persada, 2002. Kontemporer, Pnjm. Syahiron
Nur Lailatul Musyafa‟ah, “Pemikiran Fikih Syamsudin, Burhanudin .Yogyakarta
Wanita Qasim Amin”, (Jurnal JS GI, :elSaQ Press, 2004.
Vol 04, No. 01, Agustus 2013 ISSN:
2087-983).
Qutub, Sayyid. Tafsir Fi Zhilalil Qur‟an
dib bawah naungan Alquran(surat
Tahaa 57- An-Naml 81), Jilid 8. Pnjm
As‟ad Yasin, dkk. Jakarta:Gema Insani
Press, 2004.

198 Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 2 (Desember 2017): 177-198

You might also like