You are on page 1of 4

Published Assessment Report

VARILRIX

INFORMASI PRODUK

Nama obat jadi : Varilrix


Bentuk sediaan : Serbuk injeksi
Zat berkhasiat : Live attenuated OKA strain of varicella-zoster virus (VZV)
Kemasan : Dus, 1 vial @ 1 dosis (0,5 ml) + ampul pelarut @ 0,5 ml
Pendaftar : PT. SmithKline Beecham Pharmaceuticals, Bogor
Produsen : GlaxoSmithKline Biologicals s.a, Belgia
Status registrasi : Registrasi Variasi – perubahan posologi

PENGANTAR
Varilrix merupakan vaksin varisela yang berasal dari virus varisela strain OKA. Varilrix telah disetujui
beredar di Indonesia sejak 25 Juni 1996. Saat ini pendaftar mengajukan perubahan posologi (1 dosis
menjadi 2 dosis pada anak ≤12 tahun).

Rincian perubahan posologi yang diajukan


CURRENT POSOLOGY PROPOSED POSOLOGY

HEALTHY SUBJECTS

Children aged from 12 months up to and  Children 12 months up to and including 12


including 12 years of age should receive a years of age
single 0,5 ml dose administration Children from the age of 12 months up to and
subcutaneously including 12 years of age should receive 2 doses
of Varilrix to ensure optimal protection against
varicella.

It is preferable to administer the second dose at


least 6 weeks after the first dose but in no
circumstances less than 4 weeks

[Note: applicable official recommendations may


vary regarding the need for one or two doses of
varicella-containing vaccines in children aged 12
months to 12 years]

Adolescents and adults ages from 13 years and  Children from 13 years of age and above
above should receive 0,5 ml administered From 13 years of age and above: 2 doses.
subcutaneously at the elected date and a second
0,5 ml dose 4 to 8 weeks later It is preferable to administer the second dose at
least 6 weeks after the first dose but in no
circumstances less than 4 weeks.

HIGH RISK PATIENTS

The same schedule described for healthy subjects


should be applied for high-risk patients. In these
patients, periodic measurement of varicella
antibodies after vaccination may be indicated in
order to identify those who may benefit from re-
vaccination.
INTERCHANGEABILITY

- A single dose of VarilrixTM may be


administered to those who have already
received a single dose of another varicella-
containing vaccine
- A single dose of VarilrixTM may be
administered followed by a single dose of
another varicella-containing vaccine.

Perubahan Posologi :

- Tidak terdapat studi yang membandingkan pemberian Varilrix 1 dosis dengan 2 dosis pada anak
≤12 tahun
- Studi yang diserahkan adalah sebagai berikut:

Catatan :

• Priorix adalah vaksin kombinasi yang berisi virus measles, mumps dan rubella (MMR) yang telah
dilemahkan produksi GSK Biologicals.
• Varilrix adalah vaksin varicella yang telah dilemahkan Produksi GSK Biologicals.
• Priorix Tetra adalah vaksin kombinasi yang berisi virus measles, mumps, rubella (MMR) dan
varisela hidup yang telah dilemahkan.
• Priorix Tetra diproduksi menggunakan bulk yang sama dengan vaksin Priorix (MMR) dan
Varilrix (Varicella) produksi GSK Biologicals.
• Priorix Tetra telah disetujui pada rapat KOMNAS tanggal 4 September 2013
- Studi Memuru-OKA-018 tidak dievaluasi karena usia subjek yang mengikuti studi tidak sesuai
dengan usia yang diajukan (9-10 bulan).
- Studi Memuru OKA 047 tidak dievaluasi karena subyek hanya mendapat 1 dosis vaksin varisela
- Studi OKA-H-186 tidak dievaluasi karena membandingkan antara 2 formulasi vaksin varisela
masing masing mendapat 2 dosis.
STUDI KLINIK
1. MeMuRu-OKA-046

Studi ini membandingkan pemberian dosis kedua vaksin MMR, yaitu Priorix Tetra atau Priorix
diberikan bersamaan dengan Varilrix pada subjek yang sebelumnya menerima 1 dosis Priorix
setidaknya 6 minggu sebelum studi berjalan. Subjek mendapatkan dosis kedua Varilrix pada studi
ini (interval 6-8 minggu).

Phase II, open, randomized, controlled study. Diikuti oleh 478 subjek, yaitu anak usia 15 bulan – 6
tahun, sehat, pernah memperoleh 1 dosis vaksin MMR ≥6 minggu sebelum studi, riwayat vaksinasi
varisela (-), riwayat varisela (-) dan riwayat kontak varisela 30 hari sebelum studi (-).

KESIMPULAN

- Pemberian dosis kedua vaksin (yang mengandung) varisela (interval 6-8 minggu)
meningkatkan nilai GMT sebesar 9,8 kali lipat dibandingkan dengan yang diobservasi pasca
pemberian dosis 1 kali.
- Kejadian lokal AE relatif lebih banyak setelah pemberian dosis I dibandingkan setelah
pemberian dosis II.

2. MeMuRu-OKA-038

Studi ini membandingkan Priorix Tetra pemberian 2 dosis (dengan interval 6 minggu) dengan
pemberian bersamaan Priorix dan Varilrix untuk dosis pertama dan diikuti pemberian vaksin Priorix
6 minggu kemudian (Varilrix diberikan hanya 1 dosis).

Phase III, randomized, blinded, controlled study. Diikuti oleh 494 subjek, yaitu anak usia 12- 23
bulan, sehat, riwayat vaksinasi varisela (-), riwayat varisela (-) dan riwayat kontak varisela 30 hari
sebelum studi (-).

KESIMPULAN
Respon imun (minggu ke-12) yang ditimbulkan antara pemberian 1 dosis vaksin (yang mengandung)
varisela dengan 2 dosis tidak berbeda bermakna dalam hal status serokonversi, namun berbeda
bermakna dalam hal nilai GMT.

3. a.MeMuRu-OKA-039 (Annex 2 untuk studi 038 at year 1)


Tujuan studi: Persistensi antibodi dan occurrence of breakthrough cases year 1
Analisis efikasi (breakthrough cases) dilakukan pada Total Vaccinated Cohort (TVC) Year 1 (all
vaccinated subjects in the primary study 038 who returned for the Year 1 follow-up) and
immunogenicity analysis on the ATP Cohort for persistence year 1.

b.MEMURU-OKA-040 (Annex 3 untuk studi 038 at year 2)


Analisis efikasi dilakukan pada TVC Year 2 (all vaccinated subjects in the primary study MeMuRu-
OKA-038 who returned for the Year 2 follow-up) dan terbatas untuk long-term follow-up data for
Year 2 and immunogenicity analysis on the ATP Cohort for persistence year 2.

c.MEMURU-OKA-041 (Annex 4 untuk studi 038 at year 3)


Analisis efikasi dilakukan pada TVC Year 3 (all vaccinated subjects in the primary study MeMuRu-
OKA-038 who returned for the Year 3 follow-up) and immunogenicity analysis on the ATP Cohort
for persistence year 3.

Desain studi Memuru-OKA-039, 040 dan 041 sama dengan studi Memuru-OKA 038. Evaluasi studi
039 dan 040 hanya dilakukan terhadap parameter efikasi (breakthrough cases), mengingat parameter
imunogenisitas tercakup dalam studi 041 yang dilakukan hingga tahun ke-3.
KESIMPULAN

- Kejadian varisela lebih rendah pada pemberian 2 dosis Priorix Tetra dibandingkan 1 dosis
Varilrix (0.3% vs 1.9% [tahun I], 0.4% vs 0.9% [tahun II], 0% vs 2.5% [tahun III])
- Hasil pengukuran antibodi hingga tahun ke-3 menunjukkan bahwa pemberian 2 dosis vaksin
(yang mengandung) varisela mempertahankan tingkat serokonversi yang lebih besar (>99%)
dibandingkan pemberian 1 dosis (>93%) dengan nilai GMT yang lebih besar (225,5 vs 105,8).

4. MEMURU-OKA-043
Studi ini membandingkan Priorix Tetra pemberian 2 dosis (dengan interval 6 minggu) dengan
pemberian bersamaan Priorix dan Varilrix untuk dosis pertama dan diikuti pemberian vaksin Priorix 6
minggu kemudian (Varilrix diberikan hanya 1 dosis).

Phase III, randomized, partially blinded, controlled study. Studi diikuti oleh 1438 subjek usia 11–
21 bulan, sehat, riwayat dan kontak varisela (-).
KESIMPULAN
Respon imun (minggu ke-12) yang ditimbulkan 2 dosis vaksin (yang mengandung) varisela lebih
tinggi dibandingkan 1 dosis, yaitu tingkat serokonversi ≥ 100% vs 97,3% dan nilai GMT ≥2505,9
vs 85,8 berturut-turut pada 2 dosis dibandingkan 1 dosis.

5. MEMURU-OKA-044
Studi ini membandingkan Priorix Tetra (pemberian 2 dosis dengan interval 6 minggu) dengan
pemberian dosis pertama Priorix dan Varilrix, kemudian dosis kedua Priorix 6 minggu kemudian.

Phase III, randomized (1:1:1:1), partially blinded, controlled study. Diikuti oleh 970 subjek usia
11–21 bulan, sehat, riwayat dan kontak varisela (-).
KESIMPULAN
Respon imun (minggu ke-12) yang ditimbulkan 2 dosis vaksin (yang mengandung) varisela lebih
tinggi dibandingkan 1 dosis, yaitu tingkat seropositi 99,7% vs 97,5% dan nilai GMT 1903.3 vs 80.3,
berturut-turut pada 2 dosis dibandingkan 1 dosis.

EVALUASI
Perubahan Posologi (1 dosis menjadi 2 dosis vaksin pada subjek usia 12 bulan – 12 tahun)

1. Efikasi
Pemberian 2 dosis vaksin (yang mengandung) varisela memberikan efikasi yang lebih baik
ditunjukkan oleh jumlah kejadian varisela yang lebih rendah, yaitu 0,3% vs 1,9% (tahun I), 0,4%
vs 0,9% (tahun II), 0% vs 2,5% (tahun III).

2. Imunogenisitas
Peningkatan nilai GMT lebih besar pada pemberian 2 dosis dibandingkan 1 dosis dan secara statistik
berbeda bermakna

3. Keamanan
Profil keamanan 2 dosis vaksin varisela lebih rendah dibandingkan 1 dosis, terutama kejadian AE
lokal, namun AE yang terjadi masih dapat ditoleransi.

KEPUTUSAN
Perubahan posologi 2 dosis diterima.

You might also like