You are on page 1of 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/323550649

Hubungan Antara Dukungan Sosial, Motivasi Berprestasi dan Keterlibatan


Siswa Di Sekolah

Article · December 2017

CITATIONS READS

2 1,609

2 authors, including:

Baharuddin Ciba
Universitas Muhammadiyah Enrekang
10 PUBLICATIONS   9 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Development of professional teachers View project

Development of language skills View project

All content following this page was uploaded by Baharuddin Ciba on 05 March 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Journal of Islamic Education Management
53
ISSN: 2461-0674

Hubungan Antara Dukungan Sosial, Motivasi Berprestasi dan


Keterlibatan Siswa Di Sekolah

Nur Saqinah Galugu1, Baharuddin2


1
STKIP Muhammadiyah Palopo
2
STKIP Muhammadiyah Enrekang
1
nursaqinahgalugu@stkipm.ac.id
2
baharuddin@ummaspul.ac.id

Abstrak.Rendahnya keterlibatan siswa pada aktivitasakademik di sekolah telah


menjadi isu baik secara nasional maupun internasional. Keluarga, teman dan guru
merupakan komponen yang berhubungan dengan keterlibatan siswa di sekolah.
Motivasi berprestasi juga merupakan faktor pskologis yang memberikan kontribusi
terhadap keterlibatan siswa pada kegiatan akademiknya. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji hubungan antara dukungan sosial, motivasi berprestasi dengan
keterlibatan siswa di sekolah. Subjek penelitian yakni siswa Sekolah Menengah Atas
di Kecamatan Sumberpucung Malang. Sampel penelitiansebanyak 276 siswa
dipilihdengan menggunakan teknik proportional sampling.Analisis data
menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat hubungan signifikan antara dukungan sosial, motivasi berprestasi dan
keterlibatan siswa di sekolah.
Kata kunci:Dukungan Sosial, Motivasi Berprestasi dan Keterlibatan Siswa

Abstract. Lackof students’ engagement at school has become renewed issue both
nationally and globally. Family, friends and teachers are associated with the
students’ engagement at school. However, achievement motivation is a part of
psychological factor contributing toward students’ engagement. This study aimedto
examine the relationship of social support, achievement motivation and students’
engagement. Participants were 276 students of senior high school Sumberpucung
Malang. Proportional sampling were used to determine the participants of this study.
Data were analyzed with multiple regression analysis. The results showed that there
was a significant relationship between social support, achievement motivation and
students’ engagement.
Keywords : Social Support, Achievement Motivation, Students’ Engagement

PENDAHULUAN kegiatan baik di kelas maupun di luar


Keterlibatan siswa (students’ kelas yang akan mendukung suksesnya
engagement) didefenisikan sebagai pembelajaran(Poskitt and Gibbs, 2010).
tingkat partisipasi dan ketertarikan Secara luas istilah keterlibatan siswa
yang ditunjukkan oleh siswa pada merujuk pada sikap dan partsisipasi
kegiatan-kegiatan di sekolah. siswa terhadap kegiatan sekolah,
Keterlibatan siswa mencakup perilaku sementara istilah ketidakterlibatan
dan sikap untuk mengikuti dan mencari terhadap kegiatan sekolah dicirikan

El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
54 Desember 2017, Vol. 3 No. 2, pp 53-64

dengan kurangnya rasa kepemilikan sekolah menjadi permasalahan yang


terhadap sekolah dan tidak serius baik itu secara individu maupun
berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan dalam masyarakat, ketidak terlibatan
sekolah (Willms, 2003). siswa disekolah sering dimanifestasi-
Keterlibatan siswa secara aktif di kan dalam bentuk bermalas-malasan di
sekolah merupakan hal yang sangat kursi mereka, tidak memperhatikan
penting. Pentingnya keterlibatan siswa guru dan tidak berpartisipasi pada
di sekolah telah dibahas oleh peneliti- diskusi kelasdan pada puncaknya
peneliti terdahulu seperti yang mengarah pada meningkatnya jumlah
dikemukakan oleh Gunuc(2014); Wang siswa yang putus sekolah(Fall and
and Holcombe (2010) bahwa Roberts, 2012).
keterlibatan siswa di sekolah berkaitan Hasil penelitian melaporkan
dengan prestasi akademik siswa bahwa keterlibatan siswa pada proses
tersebut, kemudian dijelaskan pula oleh pembelajaran disekolah mulai menurun
Hirschfield and Gasper, (2011) bahwa pada masa perpindahan dari sekolah
siswa yang terlibat secara aktif dapat dasar ke sekolah menengah pertama
memperoleh pengetahuan dan hingga sekolah menengah atas.
keterampilan yang lebih memadai, Kurangnya keterlibatan siswa di
dapat menyelesaikan pendidikannya sekolah terlihat dari perilaku
serta dapat menghindari meningkatnya membolos, diskorsing dari sekolah
kasus drop out dari sekolah. serta dikeluarkan secara paksa. Kasus
Para peneliti, pendidik dan tersebut meningkat pada kelas XI
pembuat kebijakan meningkatkan (Poskitt and Gibbs, 2010). Angka putus
fokus mereka terhadap keterlibatan sekolah di beberapa negara sangat
siswa di sekolah sebagai kunci dari bervariasi misalnyaSpanyol (36,5%)
permasalahan rendahnya prestasi dan Afrika-Amerika (38.5%) dan
siswa, meningkatnya level kebosanan sebanyak 19% siswa kulit (Stillwell,
siswa dan meningkatnya kasus drop 2010). Tingginya angka kasus drop out
out dari sekolah(Fredricks, Blumenfeld dari sekolah juga merupakan salah satu
and Paris, 2004). Menurunnya prestasi fenomena yang terjadi di Indonesia,
dan kurangnya keterlibatan siswa di menurut laporan Departeman
Journal of Islamic Education Management
55
ISSN: 2461-0674

Pendidikan dan Kebudayaan bahwa (Zepke, Leach, and Butler, 2010).


setiap menit ada empat anak yang Siswa yang merasa mendapatkan
putus sekolah, bahkan pada tahun 2010 dukungan sosial dari guru cenderung
usia sekolah yakni 7-15 tahun yang untuk menunjukkan perilaku sesuai
terancam putus sekolah sebanyak 1,3 dengan harapan guru, cenderung untuk
juta siswa (http://www.citizenjurnalism.com). terlibat baik itu dinilai dari segi afektif,
Rendahnya tingkat keterlibatan behavior maupun emosional dan
siswa pada kegiatan-kegiatan akademik mengurangi kemungkinan siswa-siswa
di sekolah, paling tidak dipengaruhi tersebut terlibat dalam perilaku yang
oleh faktor-faktor baik internal maupun mengganggu dan menyimpang(Hamre
eksternal siswa. Dukungan sosial andPianta, 2001; Patrick and Ryan,
merupakan salah satu faktor eksternal 2007).
yang mempengaruhi motivasi Temuan lain menunjukkan
berprestasi dan juga keterlibatan siswa bahwa hubungan antara lingkungan
di sekolah. Siswa yang memperoleh sekolah yang mencakup di dalamnya
dukungan baik secara moril maupun dukungan emosional dari guru dan
materil dari lingkungan sekitarnya akan teman dengan keterlibatan siswa di
lebih tertarik untuk terlibat aktif pada sekolah dimediasi oleh faktor-faktor
kegiatan-kegiatan yang menunjang karakteristik individual dan juga
akademiknya. Garcia-Reid (2007) pada faktor-faktor psikologis (Wang and
hasil penelitiannya mengungkap bahwa Eccles, 2013). Salah satu faktor
terdapat hubungan secara langsung psikologis yakni motivasi berprestasi.
antara dukungan sosial (dukungan Motivasi merupakan suatu proses
orang tua, guru dan teman) terhadap yang dapat menentukan tingkatan
keterlibatan siswa disekolah. kegiatan serta arah umum dari tingkah
Beberapa literatur yang laku manusia, sehingga dapat
membahas tentang keterlibatan siswa mempengaruhi siswa, membangkitkan
di sekolah, disimpulkan bahwa dan mengarahkan tingkah laku yang
keluarga merupakan perkumpulan non akan ditampilkan oleh para siswa
institusional yang berperan mendukung (Rahman, 2012). Oleh karena itu,
tingkat keterlibatan anak di sekolah motivasi merupakan hal yang sangat

El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
56 Desember 2017, Vol. 3 No. 2, pp 53-64

penting dan sangat dibutuhkan dalam dapat mempengaruhi keterlibatan dan


diri siswa. Siswa dengan motivasi juga motivasi berprestasi pada siswa.
rendah terkadang tidak akan Dukungan sosial dapat memiliki
menampilkan usaha yang maksimal hubungan secara langsung maupun
dalam pendidikannya. tidak langsung dengan keterlibatan
Penjelasan tersebut di atas siswa di sekolah. Kerangka konseptual
menunjukkan bahwa motivasi dapat digambarkan sebagai berikut.
berprestasi memiliki peranan yang
penting terhadap keterlibatan siswa di METODE PENELITIAN
sekolah. Tinggi-rendahnya motivasi Penelitian ini menggunakan
berprestasi yang dimiliki oleh siswa pendekatan kuantitatif dengan desain
juga turut memberikan kontribusi korelasional. Desain korelasional
terhadap tingkat keterlibatan siswa digunakan untuk mengetahui
pada aktivitas-aktivitas akademik. Hal sejauhmana hubungan baik secara
tersebut sejalan dengan hasil penelitian langsung maupun tidak langsung antar
oleh Akpan and Umobong (2013) variabel (Sudaryono, 2011).
bahwa Siswa yang memiliki motivasi Subjek pada penelitian ini yakni
berprestasi tinggi akan lebih terlibat siswa yang berasal dari SMA NEG. 1
pada kegiatan akademik dibandingkan dan SMA Ahmad Yani Kecamatan
dengan siswa yang memiliki motivasi Sumberpucung Kabupaten Malang.
berprestasi rendah. Teknik pengambilan sampel pada
Untuk menguji hubungan antara penelitianini adalah “proporsional
faktor eksternal yakni dukungan sosial Sampling “. Jumlah subjek pada
dan faktor internal yakni motivasi penelitian ini yakni 40% dari total
berprestasi dengan keterlibatan siswa populasi yang ada. Total populasi
di sekolah penelitian ini menggunakan sebanyak 21 rombongan belajar
kerangka konseptual pola hubungan (rombel), sehingga total subjek pada
antara dukungan sosial, motivasi penelitian ini sebanyak 9 rombongan
berprestasi dan keterlibatan siswa. belajar atau sebanyak 276 orang.
Dukungan sosial (orang tua, guru dan Gambaran subjek secara rinci disajikan
teman) merupakan variabel bebas yang dalam tabel 1.
Journal of Islamic Education Management
57
ISSN: 2461-0674

Karakteristik Jumlah Persentase


Jenis kelamin
Laki-laki 90 33%
Perempuan 186 67%
Sekolah Asal
SMA Neg.1 Sumberpucung 238 86%
SMA Ahmad Yani Sumberpucung 38 14%
Tingktan
Kelas X 154 56%
Kelas XI 122 44%
Total 276 100%

Variabel terikat pada penelitian penggunaan strategi regulasi diri


ini yakni keterlibatan siswa di sekolah. (komponen-kognitif) menggambar-kan
Variabel keterlibatan siswa diukur penerimaan siswa mengenai strategi
menggunakan skala The school dan pendekatan pembelajaran (Wang
engagement index. Skala tersebut and Holcombe, 2010). Skala asli
mengukur pada tiga komponen yakni : terdiri dari 14 aitem, setelah dilakukan
Pertama, partisipasi siswa di sekolah try out maka terdapat 2 aitem yang
yang merupakan komponen perilaku gugur sehingga diperoleh nilai
(behavior). Respon pada skala tersebut reliabilitas sebesar 0.720.
menggunakan empat pilihan yakni Variabel bebas pada penelitian
hampir tidak pernah, tidak pernah, ini yakni dukungan sosialyang diukur
pernah dan sering. Kedua, Identifikasi dengan menggunakan skala child and
terhadap sekolah (komponen- adolescent social support(CASS) yang
emosional), mewakili rasa kepemili- disusun oleh Malecki, Demaray and
kan dan penilaian siswa terhadap Elliot, 2002. Skala tersebut terdiri dari
sekolah. Jawaban menggunakan 36 item dengan pilihan jawaban sangat
rentang 1 sampai 4 dengan pilihan sering, sering, hampir tidak pernah dan
sangat setuju, setuju, tidak setuju dan tidak pernah (White, 2009). Setelah
sangat tidak setuju. Ketiga, dilakukan try out, maka diperoleh

El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
58 Desember 2017, Vol. 3 No. 2, pp 53-64

koefisien reliabilitas sebesar 0.883 dan koefisien 0.70 (Adin and Coskun,
5 item dinyatakan gugur atau tidak 2011). Setelah dilakukan try out
dapat digunakan. terdapat 9 aitem yang gugur dan
Motivasi berprestasi sebagai koefisien reliabilitas sebesar 0.783.
variabel bebas ke duadiukur dengan Pengujian hipotesa pada
menggunakan The Achievement Motive penelitian ini menggunakan analisis
Scaleyang terdiri dari 23 aitem dengan regresi linear berganda yang bertujuan
pilihan jawaban yakni sangat setuju, untuk menguji hubungan antara
setuju, tidak setuju dan sangat tidak variabel yang memiliki variabel bebas
setuju. Skala tersebut dikembangkan lebih dari satu variabel.
oleh Ellez (2004) berdasarkan pada
empat dimensi untuk mengukur HASIL PENELITIAN
motivasi berprestasi yakni kerja keras, Deskripsi Variabel Penelitian
partisipasi, keinginan untuk belajar dan Hasil deskripsi statistik dukungan
memelihara atau menjaga pelajaran. sosial, motivasi berprestasi dan
Skala tersebut juga telah digunakan keterlibatan siswa di sekolah dapat
oleh peneliti sebelumnya dengan angka ditunjukkan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 2. Deskripsi variabel penelitian

Variabel Range M SD
Dukungan_Sosial 31-124 96,92 11,54
Motivasi_Berprestasi 14-56 44,54 6,43
Keterlibatan_Siswa 12-48 38,87 4,87

Tabel di atas menjelaskan Uji Hipotesis


bahwa dukungan sosial yang diterima Deskripsi hubungan antar-
oleh siswa berada pada kategori tinggi variabel ditunjukkan dari angka
(M = 96,92), motivasi berprestasi korelasi antar-variabel penelitian.
berada pada kategori tinggi (M= Hubungan antara variabel dukungan
44,54). Sedangkan pada tingkat sosial, motivasi berprestasi dan
keterlibatan siswa berada pada kategori keterlibatan siswa di sekolah secara
tinggi dengan nilai M= 38,87. rinci dapat dilihat pada tabel 3 berikut :
Journal of Islamic Education Management
59
ISSN: 2461-0674

Tabel 3. Hasil Uji Korelasi antar Variabel


Variabel Dukungan Motivasi Keterlibatan siswa
Sosial berprestasi
Dukungan sosial 1 0,354** 0,394**
Motivasi berprestasi 0,501**
Keterlibatan siswa 1
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hubungan antara dukungan an siswa di sekolah juga ditemukan


sosial dengan keterlibatan siswa di hubungan positif yang signifikan
sekolah juga menunjukkan hubungan (r=0,501;p<0,01) yang berarti bahwa
positif yang signifikan (r=0,394; semakin tinggi motivasi berprestasi
p<0,01) yang berarti bahwa semakin yang dimiliki siswa maka semakin
tinggi dukungan sosial dari orang tua, tinggi keterlibatan yang ditampilkan
guru dan teman maka semakin tinggi siswa di sekolah.
pula keinginan siswa untuk terlibat Hasil regresi antara dukungan
aktif pada kegiatan akademik di sosial dengan keterlibatan siswa dan
sekolah. motivasi berprestasi dengan
Adapun hubungan antara keterlibatan siswa dapat dilihat pada
motivasi berprestasi dengan keterlibat- tabel berikut.
Tabel 4. Hasil Uji Regresi antar Variabel
Variabel ß Sig
Konstanta
Dukungan Sosial 0,248 .000
Motivasi Berprestasi 0,413 .000
Dependent Variable: Keterlibatan_siswa

Hasil uji regresi dukungan sosial semakin rendah dukungansosial yang


dengan keterlibatan siswa diperoleh diterimah dapat menyebabkan rendah-
nilai ß=0,248. Nilai hubungan antara nya keterlibatan siswa di sekolah.
variabel tersebut positif yang berarti Hasil uji regresi motivasi
bahwa semakin tinggi dukungan sosial berprestasi dengan keterlibatan siswa
yang didapatkan siswa maka semakin diperoleh nilai ß=0,413. Nilai
tinggiketerlibatan siswa pada kegiatan hubungan positif yang berarti bahwa
akademik di sekolah. Sebaliknya semakin tinggi motivasi berprestasi

El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
60 Desember 2017, Vol. 3 No. 2, pp 53-64

siswa menyebabkan semakin tinggi tinggi terhadap anak akan mendorong


keterlibatan siswa. Semakin rendah anak tersebut untuk berjuang
motivasi berprestasi yang dimiliki mendapatkan hasil yang terbaik.
siswa menyebabkan semakin rendah Demikian pula dengan teman memiliki
keterlibatan siswa di sekolah. pengaruh terhadap beberapa aspek
yang berkaitan dengan akademik siswa
PEMBAHASAN meliputi sikap terhadap sekolah,
Hasil penelitian ini menunjukkan keterlibatan dan kesuksesan akademik.
adanya hubungan positif antara Guru berperan penting dalam hal
dukungan sosial, motivasi berprestasi menciptakan iklim sosial di sekolah
dan keterlibatan siswa di sekolah, yang menjadi lebih menarik bagi siswa
berarti bahwa semakin tinggi dukungan (Fernández-Zabala, Goni E, Camino I
sosial yang didapatkan oleh siswa baik and Zulaika, 2015). Ketiga komponen
dari orang tua, guru dan teman maka tesebut memiliki peran yang berbeda-
semakin tinggi pula motivasi beda akan tetapi harus saling bersinergi
berprestasi dan keterlibatan yang dalam menjalankan peranannya,
ditampilkan oleh siswa di sekolah. sehingga dapat memotivasi siswa
Sebaliknya semakin rendah dukungan terlibat aktif pada proses akademiknya.
sosial yang diterima oleh siswa dapat Suárez-Orozco, Pimenteland
menyebabkan rendahnya motivasi Martin (2009) menjelaskan bahwa jika
berprestasi dan keterlibatan siswa di seseorang memiliki orang lain yang
sekolah. bisa dipercaya atau dapat dijadikan
Hasil penelitian ini sejalan sebagai tempat untuk mengekspresikan
dengan teori sistem ekologi yang perasaan, berbagi kesulitan dan
menjelaskan bahwa terdapat tiga pendapatnya serta merasa didengarkan
konteks lingkungan sosial yang sangat dan diterimaoleh orang-orang disekitar-
berhubungan dengan keterlibatan siswa nya akan menyebabkan siswa terlibat
di sekolah yakni keluarga, teman dan aktif pada kegiatan akademiknya di
guru. Orang tua yang memberikan sekolah. Hal tersebut menunjukkan
dukungan kepada anak mereka dan bahwa orang tua, guru dan teman harus
memiliki ekspektasi akademik yang mampu memberikan dukungan baik
Journal of Islamic Education Management
61
ISSN: 2461-0674

secara moril maupun materil kepada (2010) mengemukakan bahwa untuk


siswa agar dapat menampilkan perilaku menjelaskan mengenai keterlibatan
aktif dalam kegiatan akademik di siswa di sekolah diperlukan motivasi
sekolah. berprestasi yang tinggi, khususnya
Groves, Sellars, Smith and motivasi secara intrinsik.
Barber (2015) menjelaskan bahwa Martin (2010) menjelaskan
untuk mendorong agar siswa terlibat bahwa motivasi merupakan energi dan
aktif maka guru harus antusias, pendorong bagi siswa untuk belajar di
melakukan persiapan dengan baik, sekolah, sedangkan keterlibatan siswa
terbuka, berdiskusi tentang progres di sekolah merupakan hasil cerminan
siswa, menantang sejauh mana siswa dari dorongan tersebut. Motivasi dalam
mampu melakukan hal-hal yang dunia pendidikan merupakan faktor
berkaitan dengan akademik mereka. yang sangat penting untuk ditargetkan
Selain itu guru juga berperan penting oleh guru karena akan memberikan
untuk memberikan stimulus terhadap efek terhadap proses pembelajaran
hubungan antar sesama siswa misalnya, siswa dan merupakan representasi dari
meminta siswa untuk belajar bersama partisipasi aktif siswa dalam proses
dan menerapkan sistem pembelajaran belajar. Dengan motivasi berprestasi
aktif kolaboratif. Siswa yang memiliki tinggi siswa akan memiliki rasa
hubungan baik dengan temannya akan penasaran, sehingga akan terlibat aktif
terhindar dari perasaan terasing dan dan menikmati proses belajar di kelas.
akan melibatkan diri secara aktif pada Setiap individu memiliki
kegiatan akademiknya. keinginan akan tetapi tidak semua
Pada penelitian ini ditemukan individu memiliki usaha untuk
bahwa motivasi berprestasi memiliki mendapatkan keinginan tersebut. Oleh
hubungan positif dengan keterlibatan karena itu dalam proses belajar
siswa di sekolah (r=0,501;p<0,01) yang mengajar siswa membutuhkan usaha
berarti bahwa siswa yang memiliki (effort) dan pengaturan metakognitif.
motivasi berprestasi yang tinggi akan Usaha berfungsi sebagai kontrol
lebih terlibat aktif pada kegiatan manajemen sedangkan metakognitf
akademik. Zepke, leach and Butler berfungsi sebagai pengontrol kognisi

El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
62 Desember 2017, Vol. 3 No. 2, pp 53-64

seseorang. Sebagai contoh Kim, Park, aturan- aturan sekolah dan memiliki
Cozart and Lee (2015) memberikan penilaian positif terhadap komponen di
gambaran bahwa dalam proses belajar sekolah serta berpartisipasi secara aktif
mengajar, mengulang-ulang pelajaran pada kegiatan akademik di sekolah.
merupakan salah satu strategi kognitif Kontribusi dukungan sosial dan
dan salah satu upaya untuk motivasi berprestasi terhadap
menstimulus siswa terlibat aktif akan keterlibatan siswa di sekolah hanya
tetapi mengulangi pelajaran tidak akan sebesar 39,4% yang berarti bahwa
terjadi jika siswa tidak memiliki 60,6% dipengaruhi oleh faktor lain.
kemamuan untuk belajar dan kemauan Faktor-faktor yang lain tersebut
itu tidak akan menjamin keterlibatan diantaranya hubungan guru-siswa,
tanpa adanya usaha (effort) dan kontrol persepsi siswa terhadap iklim sekolah,
metakognisi. dukungan institusi, siswa dan pihak
Subjek pada penelitian ini institusi aktif bekerjasama, konsep diri,
teridentifikasi memiliki dukungan efikasi diri dan aturan guru (Chun-
sosial dengan kategori yang tinggi, hong, 2010;Groves, Sellars, Smith and
dalam artian bahwa orang tua, guru dan Barber, 2015).
teman subjek memberikan perhatian
terhadap persoalan akademik subjek. KESIMPULAN
Motivasi berprestasi yang dimiliki Berdasarkan analisis hasil
subjek berada pada kategori tinggi, penelitian, dapat disimpulkan bahwa
yang berarti bahwa subjek dalam ada hubungan positif yang signifikan
penelitian ini memiliki dorongan, antara dukungan sosial, motivasi
strategi belajar dan keinginan yang berprestasi dengan keterlibatan siswa
kuat untuk meraih cita-cita mereka. di sekolah. Selanjutnya hasil penelitian
Demikian pula dengan keterlibatan ini berimplikasi pada bidang psikologi
siswa pada kegiatan akademik di pendidikan. Pada bidang pendidikan
sekolah teridentifikasi pada kategori diharapkan guru memberikan perhati-
tinggi, yang berarti bahwa subjek pada an, nasehat, membantu kesulitan yang
penelitian ini memiliki rasa dihadapi siswa dan mampu
kepemilikan yang tinggi, menerimah menciptakan lingkungan belajar yang
Journal of Islamic Education Management
63
ISSN: 2461-0674

baik sehingga siswa merasa nyaman, Fall, A. M., & Roberts, G. (2012).
High school dropouts:
tercipta interaksi positif antar siswa
Interactions between social
sehingga siswa menikmati proses context, self-perceptions, school
engagement, and student dropout.
belajar-mengajar di sekolah. Bagi
Journal of Adolescence, 35, 787-
orang tua agar memberikan perhatian, 798.
Fernández-Zabala, A., Goni. E.,
dukungan, bantuan dan pendampingan
Camino, I and Zulaika. L. M.,
terhadap persoalan-persoalan akademik (2015). Family and school
context in school engagement.
anak.
European Journal of Education
Bertolak dari hasil penelitian ini, and Psychology.
http://dx.doi.org/10.1016/j.ejeps.
maka rekomendasi bagi peneliti
2015.09.001
selanjutnya adalah mencoba menguji Garcia-Reid, P. (2007). Examining
faktor-faktor lain yang dapat social capital as a mechanism for
improving school engagement
mempengaruhi keterlibatan siswa di among low income hispanic girls.
sekolah baik yang mempengaruhi Youth Society,39(2), 164-181.
Groves, M., Sellars, M., Smith, J., &
secara langsung maupun secara tidak
Barber, A. (2015). Factors
langsung. affecting student engagement: A
case study examining two cohorts
of students attending a post-1992
REFERENSI University in the United
Kingdom. International Journal
Akpan, I. D., & Umobong, M. E. of Higher Education, 4(2), 27-37.
(2013). Analysis of achievement Gunuc, S. (2014). The relationship
motivation and academic between student engagement and
engagement of students in the their academic achievement.
nigerian classroom. Academic International Journal on New
Journal of Interdisciplinary Trends in Education and Their
Studies, 2( 3), 385-390. Implications, 5(4), 216-231.
Aydın., & Coskun. (2011). Secondary Hirschfield, P. J., & Gasper, J. (2011).
school students’ “achievement The relationship between school
motivation” towards geography engagement and delinquency in
lessons. Archives of Applied late childhood and early
Science Research, 3(2), 121-134. adolescence. Journal of Youth
Chun-hong, Z. (2010).A review of Adolescence, 40, 3-22
foreign researches on influential Hamre, B. K., & Pianta, R. C. (2001).
factors affecting students’ Early teacher-student
engagement in English relationships and the trajectory of
classroom. Sino-US English children’s school outcomes
Teaching, 7(12), 8-22. through eighth grade. Child
Development, 72 (2), 625–638.

El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
64 Desember 2017, Vol. 3 No. 2, pp 53-64

Kim, C., Park, S. W., Cozart, J., & Lee, significance of relations.
H. (2015). From Motivation to Academia engagement and
Engagement: The Role of Effort achievement among newcomer
Regulation of Virtual High immigrant youth. Teacher
School Students in Mathematics College Record,111(3), 712-749.
Courses. Educational Technology Wang, M. T., & Holcombe, R. (2010).
& Society, 18 (4), 261–272. Adolescents’ perceptions of
Martin, A. J. (2010). Girls, school environment, engagement,
achievement motivation and the and academic achievement in
glass ceiling. Implications for middle school. American
personal potential. Summary of Educational Research Journal,
Keynote at The Alliance of Girls’ 47, 633-662.
Schools Australasia Conference. Wang, M. T., Dishion, T. J.,
Lifelong Achievement Group. Stormshak, E. A., & Willett, J. B.
www.lifelongachievement.com. (2011). Trajectories of family
Poskitt, J., & Gibbs, R. ( 2010). management practices and early
Student engagement in the adolescence behavioral outcomes
middle years of schooling (Years in middle school. Developmental
7-10): A literature review. Psychology, 47, 1324–1341.
Literature Review. Report to the Wang, M.T., & Eccles, J. S. (2013).
Ministry of Education School Context, Achievement
(Evaluation Associates Ltd) Motivation, and Academic
(Massey University). Engagement: A Longitudinal
Rahman, A. R. (2012). Pengaruh Study of School Engagement
motivasi, lingkungan dan disiplin Using a Multidimensional
terhadap prestasi belajar siswa Perspective. Learning and
pada jurusan teknik audio video Instruction, 28, 12-23.
Yogyakarta. Retrieved January Willms, J. D. (2003). Students
22, 2016 from Engagement at School : a Sense
http://eprints.uny.ac.id/9495/1/Ju of Belonging and Participation
rnal.pdf. Result From PISA 2000.
Stillwell, R. ( 2010). Public School Organisation for Economic Co-
Graduates and Drop Out From operation and Development.
the Common Core of Data: White, T. N. (2009). The influence of
School Years 2007-2008. perceived social support from
National Center for Educational parents, classmates, and teachers
Statistic. Departement of on early adolescents' mental
Education Washinton DC. health. Graduate Theses and
Sudaryono. (2011). Aplikasi analisis Dissertations.Retrieved
(Path Analysis) berdasarkan fromhttp://scholarcommons.usf.e
urutan penempatan variabel du/etd/82.
dalam penelitian. Jurnal Zepke, N., Leach., & Butler. (2010).
Pendidikan dan Kebudayaan, 17, Student engagement: What is it
391-403. and what influences it? Teaching
Suárez-Orozco, C., Pimentel, A., & and Learning Research Initiative.
Martin, M. (2009). The Crown Wellington New Zealand.

View publication stats

You might also like