You are on page 1of 10

Jurnal Health Reproductive (7-16)

Pengaruh Teknik Effleurage Massage Terhadap Nyeri Afterpains


Pada Ibu NifasMultipara di BPM Wanti dan BPM Sartika
di Kota Medan Tahun 2020

Friska Sitorus1, Ester Harianja2


1
Program Studi Profesi Bidan, Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan
Email: friskasukadono@gmail.com
2
Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan
Email: esterharianja25@gmail.com

ABSTRACT

Post-partum mothers often experience changes both physiologically and psychologically, one of which is
a change in the body's reaction due to uterine contractions. The intensity of uterine contractions
increases after delivery which causes pain and makes the mother uncomfortable. Many experienced pain
disorders during the puerperium even in uncomplicated normal delivery. This causes discomfort in the
mother, especially in the abdominal area due to uterine contractions called afterpains. This massage
therapy can minimize and even suppress pain with minimal side effects or even no side effects, one of
which is using effleurage massage techniques. This study aimed to determine the effect of effleurage
massage technique on afterpains pain in multiparous postpartum mothers. This research is a quasi
experiment or quasi-experiment. The design of this study used a one group pre-test-post-test design. The
results showed that the pain intensity in postpartum mothers before the effleurage massage technique
experienced moderate pain, namely 73.3%, and mild pain, namely 26.7%, after effleurage massage
83.3% experienced mild pain and did not experience pain, namely 16 7%. The results of this study
concluded that the effleurage massage technique can be used as a non-pharmacological therapy that can
overcome the afterpains pain in postpartum mothers, thereby reducing the pain felt by the mother and
will make the mother feel comfortable.
Keywords : Afterpains, effleurage massage

ABSTRAK

Ibu nifas kerap kali mengalami perubahan baik secara fisiologis maupun psikologis, salah satunya adalah
perubahan reaksi tubuh akibat kontraksi uterus. Intensitas kontraksi uterus yang meningkat setelah
persalinan yang menimbulkan rasa nyeri dan membuat ibu tidak nyaman. Gangguan rasa nyeri pada masa
nifas banyak dialami meskipun pada persalinan normal tanpa komplikasi. Hal tersebut menimbulkan rasa
tidak nyaman pada ibu terutama didaerah perut akibat kontraksi uterus yang disebut afterpains. Terapi
massage ini dapat meminimalisir bahkan menekan nyeri dengan minim efek samping bahkan tidak ada
efek samping, salah satunya dengan menggunakan teknik effleurage massage. Penelitian ini bertujuan
untuk pengaruh teknik effleurage massage terhadap nyeri afterpains pada ibu nifas multipara. Penelitian
ini adalah quasi eksperimen atau eksperimen semu. Desain penelitian ini menggunakan desain one group
pre test-post test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas nyeri pada ibu nifas sebelum dilakukan
tehnik effleurage massage mengalami nyeri sedang yaitu 73,3%, dan nyeri ringan yaitu 26,7%, sesudah
dilakukan effleurage massage sebanyak 83,3% mengalami nyeri ringan dan tidak mengalami nyeri yaitu
16,7%. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tehnik effleurage massage dapat digunakan sebagai
terapi non farmakologi yang dapat mengatasi rasa nyeri afterpains pada ibu nifas sehingga mengurangi
rasa nyeri yang dirasakan ibu dan akan membuat ibu merasa nyaman.
Kata Kunci : Afterpaints, Tehnik Effleurage Massage

Vol.5 No.1 JUNI 2020 7


Jurnal Health Reproductive (7-16)

PENDAHULUAN menstimulasi kontraksi miometrium pada


Afterpains disebabkan karena adanya uterus yang biasanya dilaporkan wanita
kontraksi dalam relaksasi yang terus sebagai afterpains (nyeri kontraksi uterus
menerus pada uterus. Kontraksi uterus setelah melahirkan) (Walyani dan Endang,
terjadi secara fisiologis yang memicu 2017). Menurut Andarmoyo (2013) nyeri
timbulnya rasa nyeri yang dapat dapat diatasi dengan suatu tindakan terapi
mengganggu kenyamanan ibu dimasa nifas. baik farmakologi maupun non farmakologi.
Rasa sakit yang disebut afterpains (mules- Dalam pemberian terapi farmakologis
mules, nyeri) disebabkan oleh kontraksi biasanya klien diberikan terapi berupa obat
rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca analgetik untuk meringankan nyeri yang
persalinan. Rasa nyeri yang timbul bersifat bisa saja menimbulkan efek samping dari
subjektif (Asih, Risneni, 2016). Rasa nyeri penggunaan obat tersebut, namun pada
(afterpains) kerap kali dialami oleh paritas terapi non farmakologi biasanya klien
multipara karena terjadi relaksasi dan diberikan terapi seperti massage. Terapi
kontraksi kuat berselang seling yang massage ini dapat meminimalisir bahkan
periodik yang menimbulkan nyeri yang menekan nyeri dengan minim efek samping
bertahan sepanjang masa awal puerperium bahkan tidak ada efek samping, salah
yang kadangkala cukup berat hingga satunya dengan menggunakan teknik
memerlukan analgetika, sedangkan pada effleurage massage (Parulian, dkk, 2014).
primipara tonus uterus meningkat sehingga Reeder (2011) dalam Parulian 2014
fundus pada umumnya tetap kencang dan menyatakan effleurage massage adalah
cenderung tetap berkontraksi tonik bentuk massage dengan menggunakan
(Cunningham, 1995). telapak tangan yang member tekanan lembut
Rasa nyeri yang dialami ibu tidak hanya ke atas permukaan tubuh dengan arah
berdampak pada dirinya saja tetapi juga sirkulasi secara berulang. Tehnik effleurage
pada bayinya. Rasa nyeri akibat kontraksi massage bertujuan untuk meningkatkan
uterus yang semakin sering membuat ibu sirkulasi darah, memberi tekanan dan
malas menyusui bayinya, karena saat ibu menghangatkan otot abdomen serta
menyusui terjadi pelepasan oksitosin dari meningkatkan relaksasi fisik dan mental.
kelenjar hipofisis posterior yang distimulasi Effleurage massage merupakan teknik
oleh hisapan bayi. Oksitosin juga massage aman, mudah untuk dilakukan,

Vol.5 No.1 JUNI 2020 8


Jurnal Health Reproductive (7-16)

tidak memerlukan banyak alat, tidak taking in dan proses penyembuhan ibu
memerlukan biaya, tidak memiliki efek menjadi terhambat.
samping dan dapat dilakukan sendiri atau Hasil studi pendahuluan (observasi
dengan bantuan orang lain (Ekowati, 2012). langsung dan wawancara) yang dilakukan
Tindakan utama effleurage massage peneliti kepada 5 ibu nifas multipara 1-2
merupakan aplikasi dari teori gate control hari di BPM Wanti dan BPM Sartika, dari
yang dapat “menurut gerbang” untuk masing-masing BPM diambil 5 responden
menghambat perjalanan rangsangan nyeri dan mereka merasakan nyeri pasca
pada pusat yang lebih tinggi pada sistem melahirkan dan 3 dari 5 responden
saraf pusat (Parulian, 2014). mengatakan nyeri dengan skala 5-6 dengan
Nyeri berdampak sangat komplek bagi menggunakan skala nyeri NRS di BPM
perawatan ibu postpartum, antara lain Wanti dan 4-5 responden mengatakan nyeri
terhambatnya mobilisasi dini, terhambatnya dengan skala 3-6 dengan menggunakan
laktasi, terhambatnya proses bonding skala nyeri di BPM Sartika, untuk
attachment, perasaan lelah, kecemasan, mengurangi rasa nyeri dan keram tersebut,
kecewa karena ketidaknyamanan, gangguan ibu nifas mengatakan melakukan cara
pola tidur dan bahkan bila nyeri pengalihan pikiran nyeri yaitu dengan
berkepanjangan akan meningkatkan resiko berdoa, istirahat cukup, melihat bayi dan
postpartum blues. Dampak-dampak negative berkumpul dengan keluarga.
ini bila tidak diatasi akan mempengaruhi
METODE PENELITIAN
prose spemulihan ibu postpartum. Nyeri
Penelitian ini menggunakan
pada ibu postpartum terutama dirasakan
pendekatan kualitatif. Metode yang
pada hari pertama dan kedua, dimana fase
digunakan dalam penelitian ini adalah quasi
adaptasi psikologis ibu masuk pada tahap
eksperimen atau eksperimen semu. Desain
taking in. Pada tahap ini ibu membutuhkan
penelitian ini menggunakan desain one
bantuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-
group pre test-post test. Penelitian ini
hari dengan porsi terbesar yang pemenuhan
bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik
kebutuhan istirahat/tidur dan nutrisi. Bila
effleurage massage terhadap nyeri afterpains
nyeri yang terjadi pada fase ini tidak dapat
pada ibu nifas multipara. Populasi dalam
diatasi maka akan memperpanjang fase
penelitian ini adalah ibu nifas multipara

Vol.5 No.1 JUNI 2020 9


Jurnal Health Reproductive (7-16)

dengan tehnik pengambilan sampel dengan (26,7%) mengalami nyeri ringan. Setelah
metode purposive sampling yaitu sejumlah dilakukan intervensi (effleurage massage)
30 responden. maka terdapat 25 responden (83,3%)
mengatakan nyeri ringan dan 5 responden
HASIL DAN PEMBAHASAN (16,7%) mengatakan tidak mengalami nyeri.
Hasil penelitian yang telah dilakukan
Analisis Bivariat
terhadap 30 orang ibu nifas multipara di
Analisis bivariat penelitian ini dilakukan
Klinik Sartika Manurung dan Klinik Wasti
untuk mengetahui adanya perbedaan antara
Medan dari bulan Januari sampai April 2020
variabel dependen (nyeri afterpains) dan
adalah sebagai berikut:
variabel dependen (effleurage massage).
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Nyeri Pada ibu nifas multipara di BPM Wasti dan
Sebelum dan Sesudah dilakukan
BPM Sartika Manurung Medan dengan uji
Effleurage Massage
di Klinik Wasti dan Klinik Sartika statistic wilcoxon dapat dilihat pada tabel
Medan tahun 2020
berikut ini
Intensitas Nyeri F %
Sebelum Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Pre Test
Nyeri 8 26,7
dan Post Test
Ringan (1-3) 22 73,3 Berdasarkan Uji Statistik Wilcoxon Pada
Nyeri Ibu Nifas Multipara
Sedang (4-6) di BPM Wasti dan BPM Sartika
Sesudah Manurung Medan
Tidak 5 16,7 Tahun 2020
Nyeri (0) 25 83,3
Tingkatan N Median P Value
Nyeri
Nyeri (Minimum-
Ringan (1-3) Maksimum)
30 100 Pre- 30 5 (2-6)
TOTAL Test 0,000
30 2 (0-3)
Pos
Berdasarkan tabel diatas t-Test
menunjukkan bahwa dari 30 ibu nifas
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa
sebelum dilakukan effleurage massage
tingkatan nyeri pre-test lebih tinggi daripada
terdapat 22 responden (73,3%) yang
nyeri post-test, hal ini ditunjukkan dari nilai
mengalami nyeri sedang dan 8 responden
median pre-test adalah 5 dan post-test adalah
Vol.5 No.1 JUNI 2020 10
Jurnal Health Reproductive (7-16)

2. Pada pre-test diperoleh nilai minimum 2 menghilangkan nyeri. Pada penelitian ini,
(nyeri sedang) sedangkan post-test nilai teknik effleurage massage menjadi tindakan
minimum 0 (tidak nyeri) dan nilai terapi dalam menangani nyeri afterpains
maksimum 3 (nyeri ringan). Setelah yang dilakukan terhadap 30 ibu nifas
dilakukan uji statistic dengan uji wilcoxon multipara.
maka diperoleh nilai pvalue 0,000< α=0,05 Analisis Univariat
yang artinya terdapat perbedaan sebelum Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dan sesudah dilakukan tindakan effeluerage mayoritas responden yang mengalami nyeri
massage. Dengan demikian dapat afterpains adalah usia 20-35 tahun yaitu
disimpulkan bahwa ada pengaruh tehnik (92,5%). Dalam penelitian ini usia
effleurage massage terhadap ibu nifas yang merupakan salah satu penyebab dari
mengalami nyeri afterpains di BPM Wasti meningkatnya rasa nyeri. Semakin tinggi
dan BPM Sartika Manurung Medan. usia maka ambang nyeri yang dirasakan ibu
akan bertambah akibat perubahan
PEMBAHASAN neurofisiologis dan kerap mengalami
Afterpains merupakan gangguan rasa
penurunan persepsi sensorik stimulus serta
nyeri pada masa nifas dan banyak dialami
dapat meningkatkan ambang nyeri.
meskipun pada persalinan normal tanpa
Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian
komplikasi yang menimbulkan rasa tidak
Setianingsih (2016) tentang pengaruh senam
nyaman pada ibu. Ibu diharapkan dapat
nifas terhadap tingkat nyeri afterpains pada
mengatasi gangguan ini dan member
38 ibu postpartum di RSU Sari Mutiara
kenyamanan pada ibu yang salah satunya
Lubuk Pakam, didapatkan hasil bahwa
adalah dengan terapi non farmakologi yaitu
hampir seluruh responden dengan usia lebih
tehnik effleurage massage.
20-35 tahun mengalami afterpains yaitu
Effleurage massage adalah gerakan
80%
lembut dan perlahan dengan mengusap
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bagian tubuh tertentu, dapat berupa gerakan
mayoritas responden dengan paritas
pendek atau panjang dengan seluruh telapak
multipara mengalami afterpains yaitu 11
tangan menyentuh bagian yang akan diusap
responden (32,4%). Hal ini sesuai dengan
dan dapat meningkatkan relaksasi otot,
Cunningham,Fary (1995:288) yang
menenangkan ujung-ujung saraf serta
mengatakan bahwa rasa nyeri (afterpains)

Vol.5 No.1 JUNI 2020 11


Jurnal Health Reproductive (7-16)

kerap kali dialami oleh paritas multipara Hasil penelitian yang telah dilakukan
karena adanya relaksasi dan kontraksi kuat menunjukkan bahwa dengan dilakukannya
berselang seling secara periodik yang effleurage massage dapat mengurangi
menimbulkan adanya nyeri yang bertahan timbulnya nyeri afterpains pada ibu nifas ,
sepanjang masa awal puerperium yang dengan adanya massage akan menimbulkan
kadangkala cukup berat hingga memerlukan rasa nyaman pada ibu selama masa nifas
pemberian analgetik, sedangkan pada sehingga ibu dapat memberikan ASI pada
primipara tonus uterus meningkat sehingga bayinya dengan nyaman.
fundus pada umumnya tetap kencang dan Tingkat Nyeri Afterpains Sebelum
cenderung tetap berkontraksi tonik. Dilakukan Tehnik Effleurage Massage
Hal ini sesuai dengan penelitian yang Hasil penelitian berdasarkan analisis
dilakukan oleh Parulian, dkk (2014) tentang univariat sebelum dilakukan terapi
pengaruh teknik effleurage massage effleurage massage didapatkan nilai median
terhadap perubahan nyeri pada 20 ibu 5,00 (nyeri sedang) dengan nilai minimum-
postpartum di Rumah Sakit Sariningsih maksimum (2-6). Hasil penelitian ini sesuai
Bandung, yang menunjukkan bahwa lebih dengan pendapat Mansyur dan Kasrida
dari setengah (65%) paritas responden (2014:89) bahwa nyeri setelah melahirkan
adalah multipara yang mana memiliki skala (afterpains) yang dirasakan ibu disebabkan
nyeri terbanyak yaitu rata-rata skala nyeri 6 oleh kontraksi dan relaksasi uterus berurutan
yaitu nyeri sedang. Dalam penelitian ini yang terjadi secara terus menerus. Nyeri ini
paritas sangat berpengaruh terhadap lebih umum terjadi pada wanita dengan
peningkatan ambang nyeri yang dirasakan paritas tinggi dan pada wanita menyusui
oleh ibu nifas, hal ini dikarenakan elastisitas karena saat wanita menyusui bayinya,
otot rahim mulai berkurang seiring dengan rangsangan yang berasal dari isapan bayi
banyaknya wanita hamil dan bersalin mengeluarkan oksitosin melalui aliran
sehingga proses involusio uterus lebih lama darah, hormone ini menuju uterus sehingga
dibandingkan ibu primipara sehingga menimbulkan kontraksi saat oksitosin
kontraksi uterus yang dirasakan lebih nyeri dikeluarkan.
karena uterus bekerja keras untuk kembali Penelitian ini juga sesuai dengan
kepada keadaan semula (proses involusia). penelitian Parulian dkk (2014) yang
menyatakan bahwa skala nyeri sebelum

Vol.5 No.1 JUNI 2020 12


Jurnal Health Reproductive (7-16)

dilakukan teknik effleurage massage mengakhiri gerakan. Gerakan ini bertujuan


menunjukkan bahwa 30% ibu postpartum meratakan dan menghangatkan otot agar
mengalami nyeri dengan rata-rata skala lebih rileks melalui pemberian minyak atau
nyeri 5. Nyeri yang dialami ibu postpartum aromatherapy (Alfisah, 2016). Reeder
sebelum dilakukan teknik effleurage (2011) mengungkapkan bahwa effleurage
massage berada pada rentang skala nyeri massage adalah bentuk massage berupa
antara 3-7. Skala nyeri 7 merupakan skala usapan lembut, panjang dan tidak putus-
nyeri tertinggi yang dirasakan pada ibu putus sehingga dapat menimbulkan relaksasi
postpartum dengan paritas multipara pada (Parulian, 2014). Mekanisme penghambat
persalinan ke 3 dan 4. Hasil penelitian ini nyeri dengan teknik effleurage massage
dapat disimpulkan bahwa nyeri afterpains berdasarkan konsep Gate Control Theory.
yang dirasakan ibu akibat dari kontraksi Penelitian ini juga sesuai dengan
uterus yang terus menerus terutama pada ibu penelitian yang dilakukan oleh Parulian
nifas dengan paritas tinggi, karena pada (2014) yang menyatakan bahwa skala nyeri
paritas tinggi terjadi penurunan tonus otot sesudah dilakukan teknik effleurage
uterus secara bersamaan dengan timbulnya massage menunjukkan bahwa terjadinya
kontraksi uterus. penurunan skala nyeri menjadi (45%) ibu
Tingkat Nyeri Afterpains Sesudah postpartum mengalami nyeri dengan rata-
Dilakukan Teknik Effleurage Massage rata skala nyeri 3. Nyeri yang dialami ibu
Hasil penelitian berdasarkan data postpartum setelah dilakukan teknik
univariat sesudah dilakukan teknik effleurage massage berada pada rentang
effleurage massage mengalami penurunan skala nyeri antara 1-5. Hasil penelitian ini
skala nyeri. Hasil analisis didapatkan bahwa menunjukkan bahwa setelah dilakukan
rata-rata nilai median 2.00 (nyeri ringan) intervensi pelaksanaan teknik effleurage
dengan nilai minimum-maksimum (0-3). massage sebagian besar ibu nifas mengalami
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat penurunan skala nyeri afterpains
Aslani (2003) bahwa terapi non farmakologi dikarenakan ransgangan pada kulit abdomen
dapat dilakukan salah satunya adalah dapat merangsang keluarnya hormone
effleurage massage yang dikenal sebagai endorphin sehingga ibu merasa nyaman dan
gerakan mengusap ringan dan memberikan nyeri dapat berkurang.
efek menenangkan saat memulai dan

Vol.5 No.1 JUNI 2020 13


Jurnal Health Reproductive (7-16)

Tindakan lain yang dapat dilakukan dapat memberikan efek rasa nyaman
untuk mengurangi nyeri afterpains adalah menimbulkan relaksasi, serta merangsang
dengan melakukan pijat oksitosin yaitu pengeluaran hormone endorphin yang dapat
dengan melakukan pijat pasca persalinan menghilangkan rasa sakit secara ilmiah yang
dengan cara pijat kedua sisi tulang belakang didukung oleh teori Melzack and Wall
dengan menggunakan kepalan tangan (1965) tentang Gate Control Theory. Ketika
dengan ibu jari menuju kedepat, pijat kuat dilakukan effleurage massage maka
dengan gerakan melingkat, kemudian pijat terjadilah hambatan nyeri kontraksi uterus,
sisi tulang belakang keawah bawah sampai karena pada saat itu serabut A Delta akan
sebatas dada, dari leher sampai ketulang menutup gerbang sehingga cortex cerebri
belikat, lakukan pemijatan selama 2-3 menit, tidak menerima pesan nyeri yang sudah
baisanya pijat oksitosin bisa dilakukan oleh diblokir oleh counter stimulus masase ini
orang terkasih baik suami atau orang tua sehingga persepsi nyeri dapat berubah
yang terlebih dahulu diberikan latihan oleh (Parulian, 2014).
tenaga kesehatan. Pijat oksitosin memiliki Penelitian ini dapat disimpulkan
manfaat termasuk membuat tubuh relaks, bahwa terdapat pengaruh teknik effleurage
menghilangkan stress, mengurangi rasa massage terhadap nyeri afterpains pada ibu
sakit, mmebuat tidur ibu menjhadi nifas multipara di BPM wasti dan BPM
berkualitas, membantu proses menyusui Sartika Manurung Medan tahun 2020. Hasil
serta memilihkan keseimbangan hormone penelitian ini juga menunjukkan bahwa
pasca persalinan. teknik effleurage massage dapat digunakan
Tingkat Nyeri Afterpains Sebelum dan sebagai terapi non farmakologi yang dapat
Sesudah Dilakukan Teknik Effleurage mengatasi rasa nyeri afterpains pada ibu
Massage nifas sehingga dapat mengurangi rasa nyeri
Hasil penelitian berdasarkan analisis yang dirasakan ibu sehingga membuat ibu
bivariat menggunakan uji statistic wilcoxon merasa nyaman. Nyeri setelah persalinan
dapat diketahui bahwa tingkat nyeri yang muncul akibat adanya kontraksi uterus
afterpains sebelum dilakukan teknik setelah melahirkan dan biasanya akan
effleurage massage dan setekah dilakukan menghilang dengan sendirinya dalam waktu
effleurage massage maka didapatkan p value beberapa minggu, namun untuk
0,000 dimana p<0,05. Effleurage massage meringankan rasa nyeri tersebut ibu nifas

Vol.5 No.1 JUNI 2020 14


Jurnal Health Reproductive (7-16)

dalam melakukan beberapa cara berikut ini p value= 0,000 (α<0,05) yang berarti
(1) mengganjal perut saat tidur, (2) ada pengaruh teknik effleurage
mengompres perut dengan air hangat, (3) massage terhadap nyeri afterpains
tidak menunda buang air kecil. (4) pada ibu nifas multipara di BPM
mengkonsumsi obat pereda nyeri. Tindakan Wasti dan BPM Sartika Manurung
ini sangat baik dilakukan sebelum timbunya tahun 2020.
afterpains dan apabila afterpains terjadi yang
akan memberikan rasa nyaman ibu selama SARAN
masa nifas sehingga ibu dapat memberikan a. Bagi BPM Wasti dan Sartika
ASI pada bayinya tanda adanya gangguan. Manurung
Dapat menerapkan teknik effleurage
KESIMPULAN massage sebagai terapi non
Berdasarkan hasil penelitian tentang farmakologis saat ibu nifas
pengaruh teknik effleurage massage merasakan nyeri afterpains
terhadap nyeri afterpains pada ibu nifas di khususnya di ruang bersalin saat
BPM Wasti dan BPM Sartika Manurung melakukan observasi pada ibu nifas
Medan tahun 2020, dapat disimpulkan dan mengajarkan ibu nifas cara
sebagai berikut: melakukan terapi sendiri dirumah.
a. Nyeri afterpain pada ibu nifas b. Bagi ibu nifas
multipara sebelum dilakukan teknik Agar semua ibu nifas yang
effleurage massage diperoleh rata- mengalami nyeri afterpains dapat
rata median 5,00 dengan nilai melaksanakan teknik effleurage
minimum-maksimum (2-6). massage guna memberikan
b. Nyeri afterpains pada ibu nifas kenyamanan bagi dirinya sendiri.
multipara sesudah dilakukan teknik
effleurage massage diperoleh rata- DAFTARPUSTAKA
rata nilai median 2,00 dengan nilai Andarmoyo, 2013, Konsep dan Proses
minimum-maksimum (0,3) Keperawatan Nyeri, Yogyakarta, Ar-Ruzz
c. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Ekowati, Wahyuni & Alifa, 2012, Jurnal
sebelum dan sesudah pemberian Efek Tehnik Massage Effleurage pada
teknik effleurage massage diperoleh Abdomen Terhadap Penurunan Intensitas

Vol.5 No.1 JUNI 2020 15


Jurnal Health Reproductive (7-16)

Nyeri Pada Dismenorhoe Primer mahasiswa Reeder, J.S., Martin, Koniak-Griffin, 2011,
Poltekes Malang. Keperawatan Maternitas dan kesehatan
Wanita, Bayi dan Keluarga, Jakarta, EGC
Friska, Christine, 2017, Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Ibu NIfas, Yogyakarta, Sulistyawati, 2009, Buku Ajar Asuhan
Deepublist. Kebidanan Pada Ibu Nifas, Yogyakarta,
Andi OfF Set
Maryunani, 2009, Asuhan Kebidanan Pada
Masa Nifas, Jakarta, Trans Info Media Parulian, 2015, Pengaruh Tehnik Effleurage
Massage Terhadap Perubahan Nyeri Pada
Nursalam, 2011, Konsep dan Penerapan Ibu Post Partum di RS Sariningsih Bandung
Metodologi Keperawatan , Jakarta, Salemba
Medika

Vol.5 No.1 JUNI 2020 16

You might also like