Professional Documents
Culture Documents
J ur n al K e p e r a w a t a n M u h a m m a d i y a h
Alamat Website: h ttp ://jou rn al. u m -sur abay a. ac. id/ind ex. ph p /JKM
1,2
Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan UMSurabaya
3
RS PKU Muhammadiyah Surabaya
4
RSUD Haji Provinsi Jawa Timur
INFORMASI ABSTRACT
Korespondensi: Objective: The postpartum period is a process of adaptation to physical and
umiumsurabaya@gmail.co psychological changes. Anxiety is often ignored so that it goes undiagnosed. If this
m continues, it can cause postpartum psychological disorders. Massage intervention
is one of the efforts to prevent and deal with psychological problems. This study
aimed to determine the effect of giving massage with the effleurage technique on
postpartum maternal anxiety.
Keywords: Results: The study’s results explained that the paired t-test result of 0.000 was less
anxiety, massage, than 0.05. This shows a difference in the average value of anxiety before and after
postpartum giving massage effleurage.
182
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 6 (2) 2021
HASIL
Tabel 1. Tingkat Kecemasan Ibu Postpartum PEMBAHASAN
Sebelum dan Setelah Massase
Kecemasan ibu nifas merupakan gangguan efek
Tingkat Sebelum Sesudah
ringan suasana hati yang sering tampak dalam
Kecemas Jumla Presenta Jumla Presenta
minggu pertama setelah persalinan. Kondisi yang
an h se h se
sering terjadi dalam hari pertama setelah melahirkan
Berat 2 9,0 % 1 4,5 % dan cenderung lebih buruk pada hari ketiga dan
Sedang 17 77,3 % 7 31,8 % keempat (Mansur, 2009). Dalam penelitian ini
Ringan 3 13,6 % 14 63,6 % terbukti bahwa metode pijat endorphine
Total 22 100 % 22 100 % mempengaruhi tingkat kecemasan ibu nifas dengan
Berdasarkan penelitian di Ruang Al-Aqsha 4 p value 0,000 < 0,05. Tingkat kecemasan ibu nifas
(Ruang Perawatan Ibu) RSUD Haji Provinsi Jawa jika dilihat dari faktor usia, pendidikan, pekerjaan
Timur 22 ibu postpartum sebagian besar ibu dan jumlah paritas memiliki pengaruh terhadap
mengalami kecemasan ringan yaitu sebanyak 17 kondisi psikis ibu nifas.
ibu postpartum (77,3%). Usia yang dianggap paling aman menjalani
Dari penelitian tersebut terdapat perubahan kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Pada
kecemasan ibu postpartum sebelum dan sesudah usia < 20 tahun bisa menimbulkan masalah, karena
diberikan back massage dengan teknik effleurage. kondisi fisik belum 100% siap (Wiknjosastro,
Terdapat perubahan penurunan nilai kecemasan 2009). Sedangkan setelah umur 35 tahun, sebagian
yaitu 11 responden yang mengalami kecemasan wanita digolongkan pada kehamilan beresiko tinggi
ringan menjadi tidak mengalami kecemasan. terhadap kelainan bawaan dan adanya penyulit.
Selain itu, di kurun usia < 20 tahun dan > 35 tahun
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa dari 22 ibu ini, angka kematian ibu melahirkan dan bayi
postpartum di Ruang Al-Aqsha 4 (Ruang meningkat, sehingga akan meningkatkan kecemasan
Perawatan Ibu) RSUD Haji Provinsi Jawa Timur. tersendiri (Bentelu et al., 2015).
Sebelum dilakukan intervensi massase effleurage,
sebagian besar ibu mengalami kecemasan sedang Handayani (2007) menyatakan bahwa usia ibu
yaitu sebanyak 17 ibu (77,3 %). Ibu yang termasuk mempengaruhi bagaimana ibu mengambil
dalam kecemasan ringan sebanyak 3 orang (13,6 keputusan dalam pemeliharaan kesehatan dirinya.
%), dan yang mengalami kecemasan berat Usia ibu yang masih muda mungkin membuat
sebanyak 2 orang (9,0 %). kestabilan emosi yang dimilikinya masih belum
matang bila dibandingkan dengan ibu yang lebih
Setelah dilakukan intervensi massase effleurage, tua. Namun ibu yang lebih tua dapat mengalami
sebagian besar ibu yang mengalami kecemasan kecemasan akan penyulit/komplikasi sejak
sedang berubah menjadi kecemasan ringan. Hasil kehamilan sampai masa nifasnya karena kondisi dan
setelah dilakukan intervensi yaitu ibu yang fungsi fisik yang sudah mulai menurun yang
mengalami kecemasan ringan sebanyak 14 orang mempengaruhi psikologisnya (Bentelu et al., 2015).
(63,6 %). Ibu yang termasuk dalam tingkat
kecemasan sedang sebanyak 7 orang (31,8 %), dan Pada penelitian ini Sebagian besar ibu yang
yang mengalami kecemasan berat sebanyak 1 orang mengalami kecemasan adalah ibu primipara.
(4,5 %). Disamping itu, sebanyak 3 ibu tidak Perempuan primipara mengurus bayi yang
mengalami penurunan nilai kecemasan yaitu merupakan situasi yang baru bagi dirinya. Hal ini
kecemasan ringan. juga didukung dengan hasil penelitian dari (Hardjito
et al, 2015) dengan judul “Perbedaan Peran Ibu
Hasil analisis menggunakan Paired t-test dengan Primipara dan Multipara Dalam Pengasuhan Bayi
tingkat kesalahan 5% sehingga diperoleh hasil nilai Baru Lahir” yaitu karena ibu multipara sudah pernah
signifikan (Sig. 2-tailed) sebesar 0,000. Hal ini melahirkan anak sehingga secara psikologis lebih
menunjukkan bahwa 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak siap menghadapi kelahiran bayi dibandingkan
dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan ibu primipara.
terdapat perbedaan rata-rata antara nilai kecemasan
sebelum dan kecemasan sesudah dilakukan
intervensi massage dengan teknik effleurage.
184
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 6 (2) 2021
Faktor selain usia adalah tingkat Pendidikan ibu Hasil dari 10 item pertanyaan Edinburgh Postnatal
nifas. Tingkat pengetahuan seseorang erat Depression Scale pada ibu postpartum sesudah
kaitannya dengan pendidikan yang telah diberikan Back Massage dengan teknik Effleurage
diperoleh,dalam arti luas pendidikan mencakup didapatkan gambaran bahwa hanya ada sebagian
seluruh proses kehidupan dengan segala bentuk kecil ibu yang merasa cemas tanpa alasan, sebagian
interaksi individu di lingkungannya, baik secara besar ibu senang dengan perannya sebagai seorang
formal maupun informal. kecemasan ibu dapat ibu dan tidak ada persaan dan pikiran putus asa.
disebabkan karena kurangnya informasi berbagai Pada fase taking hold berlangsung antara 3-10 hari
media seperti majalah dan lain sebagainya, tentang setelah melahirkan.
perawatan masa nifas baik dari orang terdekat
Ibu selalu merasa khawatir akan
ataupun keluarga (Bentelu, 2015).
ketidakmampuannya dan tanggung jawab merawat
Tingkat pendidikan dasar, menengah dan anak, sehingga mudah tersinggung. Pada peneilitan
pendidikan tinggi juga berpengaruh pada ini diperoleh hasil bahwa terdapat beberapa ibu yang
kecemasan ibu nifas, hal ini dikarenakan dengan tidak mengalami perubahan (penurunan) tingkat
pengetahuan dan kemampuan ibu yang kurang kecemasan, Hal ini disebabkan karena terjadi
dalam menjalankan peran barunya tidaklah optimal fluktuasi hormonal. Hal ini sesuai dengan penelitian
sehingga akan membuat stres atau cemas. Barthel et al (2016) tentang “Longitudinal course of
Pendidikan membantu ibu nifas dan keluarganya Ante- and Postpartum Generalized Anxiety
mengendalikan sumbersumber stres dan membantu Symptoms and Associated Factors in West-African
untuk memilih koping yang adaptif (Bentelu, Women from Ghana” yang mengungkapkan bahwa
2015). Selain itu, pekerjaan juga mempengaruhi kecemasan akan meningkat sebelum melahirkan dan
tingkat kecemasan ibu nifas. Pekerjaan merupakan akan mengalami penurunan secara bertahap tanpa
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus guna ada intervensi (Barthel et al., 2016).
memenuhi kebutuhan sehari-hari,baik kebutuhan
Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin
primer maupun kebutuhan sekunder. Dengan tidak
mengalami berbagai masalah, hanya karena tidak
bekerja seseorang yang akan menjalani masa nifas
mengetahui bagaimana cara-cara yang sebenarnya
bisa berkonsentrasi penuh saat menghadapi masa
sangat sederhana (Bahiyatun, 2010). Ibu primipara
nifasnya dan tidak ada beban untuk menyelesaikan
sering membutuhkan lebih banyak informasi praktis
tuntutan pekerjaan. Karena dengan adanya
tentang cara menyusui, menggendong,
pekerjaan seseorang dituntut untuk
menenangkan, dan merawat bayi baru lahir
menyelesaikannya dan itu sangat mengganggu
(Handerson, 2005). Ibu yang menantikan kelahiran
fokus terhadap diri sendiri dan pengasuhan bayi
anak kedua dan seterusnya memiliki kekhawatiran
saat masa nifas (Bentelu et al., 2015).
yang berbeda dengan ibu yang menantikan kelahiran
Seseorang yang mempunyai pekerjaan yang anak pertama (Wulandari, 2015).
penting dan memerlukan aktivitas, maka akan
Pijat adalah sentuhan sistematis dan manipulasi
sangat terganggu pada saat masa nifas. Hal ini
jaringan lunak tubuh yang semakin banyak
merupakan penyebab timbulnya kecemasan dan
digunakan sebagai terapi tambahan untuk
akan mempengaruhi perannya sebagai ibu
menghilangkan stres dan untuk meningkatkan
(Nursalam & Pariani, 2001). Sedangkan, faktor
relaksasi dan kesejahteraan selama kehamilan dan
yang terakhir yang mempengaruhi kecemasan ibu
sebagai alternatif bentuk analgesia farmakologis
nifas adalah paritas. Paritas akan mempengaruhi
atau invasif selama persalinan, dan postpartum. Pijat
ibu dalam mempersiapkan diri untuk proses
(massage) telah terbukti bermanfaat bagi wanita
persalinan dan dalam menjalani masa nifasnya.
hamil dengan kecemasan, depresi, nyeri kaki, dan
Bagi ibu multipara yang sudah mempunyai
punggung, dan telah menunjukkan manfaat yang
pengalaman melahirkan lebih tahu dan paham
signifikan dalam persepsi nyeri selama persalinan,
tentang peralatan dan persiapan lain yang
serta pada masa postpartum (Pachtman Shetty &
diperlukan selama proses persalinan dan masa
Fogarty, 2021).
nifasnya. Masa nifas merupakan pengalaman baru
yang dapat menjadikan stresor bagi ibu primipara
(Nichol, 2005).
185
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 4 (1) 2019
209–216.
Nursalam & Pariani, S. (2001). Pendekatan praktis
metodologi riset keperawatan. Jakarta:
Sagung Seto, Hal, 68.
Pachtman Shetty, S. L., & Fogarty, S. (2021).
Massage During Pregnancy and Postpartum.
Clinical Obstetrics and Gynecology, 64(3),
648–660.
Rukiyah, A. Y., Yulianti, L., & Maemunah, L. S.
(2009). Asuhan Kebidanan II (Persalinan).
Jakarta: X, 195.
Stanhiser, J., & Steiner, A. Z. (2018). Psychosocial
aspects of fertility and assisted reproductive
technology. Obstetrics and Gynecology
Clinics, 45(3), 563–574.
Sukmaningtyas, W., & Windiarti, P. A. (2016).
Efektivitas endorphine massage terhadap
tingkat kecemasan ibu bersalin primipara.
Bidan Prada, 7(1).
Widyawati, M. N., Hadisaputro, S., Anies, A., &
Soejoenoes, A. (2016). Effect of massage and
aromatherapy on stress and prolactin level
among primiparous puerperal mothers in
Semarang, Central Java, Indonesia. Belitung
Nursing Journal, 2(4), 48–57.
Wiknjosastro, H. (2009). Ilmu Kebidanan. Edisi ke
4 Cetakan ke 2. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirihardjo.
Yim, I. S., Glynn, L. M., Schetter, C. D., Hobel, C.
J., Chicz-DeMet, A., & Sandman, C. A.
(2010). Prenatal β-endorphin as an early
predictor of postpartum depressive symptoms
in euthymic women. Journal of Affective
Disorders, 125(1–3), 128–133.
Zanardo F. Favaro D. Faggian M. Plebani F.
Marzari F. Freato V, S. N. (2001). Effect of
postpartum anxiety on the colostral milk β-
endorphin concentrations of breastfeeding
mothers. Journal of Obstetrics and
Gynaecology, 21(2), 130–134.
187