You are on page 1of 9

EFEKTIFITAS PENERAPAN LINGKUNGAN PERSALINAN DENGAN

TERAPI KOMPLEMENTER (AROMATERAPY, TERAPI MUSIK DAN


TERAPI RELAKSASI) TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS
NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF

Emy Suryani, Siti Yulaikah


Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

Abstract: Complementary Therapies, Pain Delivery. Childbirth is a process of


spending the products of conception. Labor begins his existence, mucus blood and
cervical dilation. There are two phases which Latin (opening 1-3 cm) and the
active phase (4-10 cm opening). These phases will usually be accompanied by
pain. Labor pain will be more severe if accompanied by fear, anxiety, tension and
lack confidence, it is this which can aggravate the pain of labor. The application
of the therapy delivery environment is expected to help mothers to penurunkan
first stage of labor pain intensity active phase. The purpose of this study to
determine the effectiveness of the application delivery environment with
komplemeter therapy to decrease pain intensity first stage of labor active phase.
The study design was a pre-experimental design with a comparison group static
approach. The study population was all pregnant women who gave birth in BPM
Yessi Aprilia and Mandy Widowati Kleten district in 2015, while the sample is
multigravida mothers who gave birth in January 1 to June 6 2015 some 40
maternal. Sampling technique used was purposive sampling. Data collection
techniques using the Verbal Descriptor Scale. Data analysis using the Wilcoxon
test. Research, the first stage of labor pain intensity in the active phase of the
experimental group mostly feel the pain of labor at the level of moderate pain, by
85% in the control group while the majority (55%) of respondents feel the pain of
labor at the level of severe pain. Comparison of the rate of labor pain between the
experimental and control group, there were 3 women giving birth in the group of
experimental declared labor pain at the level of severe pain than birth mothers in
the control group, there were 7 people maternal feeling labor pains the same,
either in a group experiment and the control group and there were 10 maternal in
the experimental group feel the labor pain in the category of moderate pain than
birth mothers in the control group. No difference in pain intensity between
maternal childbirth given application delivery environment with complementary
therapies to mothers who were not given the application delivery environment
with complementary therapies, P = 0.052 (p> 0.05).

Keywords: Complementary Therapies, Pain Childbirth

Abstrak: Terapi Komplementer, Nyeri Persalinan. Persalinan merupakan


suatu proses pengeluaran hasil konsepsi. Persalinan dimulai adanya his,
mengeluarkan lendir darah dan pembukaan serviks. Terdapat dua fase yaitu fase
latin (pembukaan 1-3 cm) dan fase aktif (pembukaan 4-10 cm). Fase-fase ini
biasanya akan disertai dengan rasa nyeri. Nyeri persalinan akan lebih parah jika
disertai rasa takut, cemas, tegang dan tidak percaya diri, hal inilah yang dapat
memperburuk nyeri persalinan. Penerapan lingkungan persalinan dengan terapi
diharapkan dapat membantu ibu untuk penurunkan intensitas nyeri persalinan kala

55
Emy Suryani, Efektifitas Penerapan Lingkungan Persalinan 56

I fase aktif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas penerapan


lingkungan persalinan dengan terapi komplemeter terhadap penurunan intensitas
nyeri persalinan kala I fase aktif. Desain penelitian adalah pre-experimental
design dengan pendekatan static group comparison. Populasi penelitian adalah
seluruh ibu hamil yang melahirkan di BPM Yessi Aprilia dan Wiwik Widowati
Kabupaten Kleten pada tahun 2015, sedangkan sampelnya adalah ibu
multigravida yang melahirkan pada bulan 1 Januari – 6 Juni 2015 sejumlah 40 ibu
bersalin. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik
pengumpulan data menggunakan Verbal Descriptor Scale. Analisis data
mengunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian, intensitas nyeri persalinan kala I fase
aktif pada kelompok ekperimen sebagian besar merasakan nyeri persalinan pada
tingkat nyeri sedang, sebesar 85 % sedangkan pada kelompok kontrol mayoritas
(55 %) responden merasakan nyeri persalinan pada tingkat nyeri berat.
Perbandingan tingkat nyeri persalinan antara kelompok ekperimen dengan
kelompok kontrol, terdapat 3 ibu bersalin pada kelompok ekperimen menyatakan
nyeri persalinan pada tingkat nyeri berat daripada ibu bersalin pada kelompok
kontrol, terdapat 7 orang ibu bersalin merasakan nyeri persalinan yang sama, baik
pada kelompok ekperimen maupun kelompok kontrol dan terdapat 10 ibu bersalin
pada kelompok ekperimen merasakan nyeri persalinan pada katagori nyeri sedang
daripada ibu bersalin pada kelompok kontrol. Tidak terdapat perbedaan intensitas
nyeri persalinan antara ibu bersalin yang diberikan penerapan lingkungan
persalinan dengan terapi komplementer dengan ibu bersalin yang tidak diberikan
penerapan lingkungan persalinan dengan terapi komplementer, nilai P = 0,052 (p
> 0,05).

Kata Kunci : Terapi Komplementer, Nyeri Persalinan

PENDAHULUAN kondisi psikologis ibu, proses


Persalinan merupakan suatu persalinan, dan kesejahteraan janin.
proses pengeluaran hasil konsepsi yang (Potter dan Perry, 2000)
dapat hidup dari dalam uterus ke dunia Kepribadian ibu berperan
luar. Persalinan dimulai bila timbul his penting terhadap rasa nyeri, ibu yang
dan wanita mengeluarkan lendir yang secara alamiah tegang dan cemas akan
bercampur darah, hal ini terjadi karena lebih lemah dalam menghadapi
servik mulai membuka. Pembukaan persalinan dibanding ibu yang rileks
serviks dimulai pada fase laten, dimana dan percaya diri. Selain itu harapan ibu
pada fase ini terjadi pembukaan 1 – 3 yang positif terhadap persalinan juga
cm dan fase aktif terjadi pembukaan 4 berpengaruh terhadap intensitas nyeri.
– 10 cm. (Judha, 2012)
Pembukaan serviks dalam Bidan dapat mengatasi rasa
persalinan biasanya disertai dengan nyeri persalinan dengan teknik
rasa nyeri. Nyeri persalinan merupakan distraksi. (Suzannec, 2001 dalam
suatu kondisi yang fisiologis yang Andarmoyo, 2013) Teknik distraksi
mulai timbul pada persalinan kala I adalah salah satu cara untuk
fase laten dan makin lama nyeri yang mengurangi nyeri dengan mengalihkan
dirasakan akan bertambah kuat, puncak perhatian kepada sesuatu yang lain
nyeri terjadi pada fase aktif. Intensitas sehingga kesadaran ibu terhadap
nyeri selama persalinan mempengaruhi nyerinya berkurang. Salah satu
distraksi yang efektif adalah dengan menggunakan aromaterapy dan
menciptakan lingkungan persalinan terapi musik. Selain menciptakan
dengan terapi komplementer, yaitu lingkungan persalinan yang nyaman
suatu terapi menciptakn lingkungan dan rileks, nyeri persalinan ini dibantu
persalinan dengan nyaman dan rileks dengan terapi relaksasi.
57 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 1, No 1, Maret 2016, hlm 1-99

Musik terbukti menunjukkan anggota dalam kelompok kontrol dan


efek mengurangi kecemasan dan kelompok eksperimen.
depresi, menghilangkan nyeri, Pada kelompok eksperimen
menurunkan tekanan darah dan dilakukan intervensi berupa penerapan
menurunkan frekuensi denyut jantung. lingkungan perasilan dengan terapi
Aromaterapy dapat langsung komplementer (aromaterapy, terapi
memberikan efek terhadap badan musik dan terapi relaksasi) setelah 2
seperti penanggulangan problem jam dari pemeriksaan pertama kali
emosional, stress ataupun depresi dilakukan kemudian dilakukan postes
(Koensoemardiyah, 2009). Sedangkan pada kedua kelompok tersebut.
terapi relaksasi berupa pendidikan Pelaksanaan penelitian
tentang latihan pernafasan. Dengan dilakukan pada bulan 1 Januari – 6 Juni
demikian, wanita dapat mengurangi 2015 di Bidan Praktik Mandiri (BPM)
sensasi nyeri dengan mengontrol Yessi Aprilia dan Wiwik Widowati di
intensitas reaksi terhadap nyeri. Steer Kabupaten Klaten.
(1993) dalam Mander (2003), Populasinya adalah seluruh ibu
Penerapan lingkungan yang bersalin di BPM Yessi Aprillia
persalinan dengan terapi komplemeter dan BPM Wiwik Widowati di
(aromaterapy, terapi musik dan terapi Kabupaten Klaten pada tahun 2015.
relaksasi) diharapkan dapat Sedangkan sampelnya adalah ibu
mengurangi nyeri persalinan kala 1 multigravida yang bersalin di BPM
fase aktif. Yessi Aprillia dan BPM Wiwik
Berdasarkan hal tersebut Widowati di Kabupaten Klaten yang
peneliti tertarik untuk melakukan memasuki kala I fase aktif pada tanggal
penelitian tentang “efektifitas 1 Januari – 6 Juni 2015.
penerapan lingkungan persalinan Jumlah sampel dalam penelitian
dengan terapi komplementer ini adalah 40 ibu yang bersalin yang
(aromaterapy, terapi musik dan terapi terdiri dari 20 ibu yang bersalin di
relaksasi) terhadap penurunan BPM Yessi Aprilia sebagai kelompok
intensitas nyeri persalinan kala I fase eksperimen, dan 20 ibu bersalin di
aktif ”. BPM Wiwik Widowati sebagai
keompok kontrol.
METODE PENELITIAN Teknik sampel yang digunakan
Desain penelitian pre- adalah purposive sampling. Kriteria
experimental design dengan dari sampel tersebut adalah ibu bersalin
pendekatan static group comparison. multigravida, ibu bersalin kala I fase
Rancangan penelitian dilakukan aktif, bersedia menjadi responden,
dengan mengelompokkan anggota- keluarga dari ibu bersalin mengijinkan,
tidak ada kelainan seperti penciuman
atau pendengaran, ibu hamil normal
atau tidak ada kelainan, ibu dalam
proses kala I normal tanpa intervensi
lain, ibu multipara.
Pengumpulan data dengan
melakukan pengkajian nyeri dengan
menggunakan Lembar Skala Nyeri
Deskriptif (Verbal Descriptor Scale,
VDS). Pengukuran nyeri dilakukan
setelah 4 jam dari pemeriksaan dasar digunakan dalam penelitian ini terdiri
kesehatan dan pemeriksaan kebidanan atas: (1) Analisis univariabel,
pertama kali dilakukan pada kedua dilakukan untuk menggambarkan data
kelompok responden. demografi atau karakteristik ibu
Analisis statistik yang bersalin dan nilai sebelum dan sesudah
Emy Suryani, Efektifitas Penerapan Lingkungan Persalinan 58

diberi perlakukan terhadap intensitas ringan


Nyeri 17 85 8 40
sedang
Nyeri berat 3 15 11 55
Nyeri 0 0 0 0
sangat
berat
Total 20 100 20 100

2. Analisis Bivariat
Tabel 3
Hasil analisis uji Wilcoxon
nyeri persalinan. Analisis ini disajikan
Klmp n Median Rerata Rank p
dalam bentuk distribusi frekuensi. (2)
respond (Min- ± s.d s
Analisis bivariabel, digunakan untuk en Max)
mengetahui efektifitas penerapan lingkungan Ekperim 2 3 (3-4) 3,15 ± 3 (-) 0,
persalinan dengan menggunakan terapi en 0 0,36 05
aromatery, terapi musik dan terapi relaksasi 2
Kontrol 2 3,07 (2- 3,35 ± 10
terhadap penurunan intensitas nyeri
0 4) 0,58 (+)
persalinan pada ibu bersalin kala I fase aktif. 7 ties
Uji
statistik yang digunakan dalam Berdasarkan tabel 3 diatas
penelitian ini adalah uji wilcoxon. menunjukkan perbandingan tingkat nyeri
ibu bersalin yang diberikan penerapan
HASIL PENELITIAN lingkungan persalinan dengan terapi
A. Hasil Penelitian komplementer dengan ibu bersalin yang
1. Analisis Univariat tidak diberikan penerapan lingkungan
Tabel 1 persalinan dengan terapi komplementer,
Distribusi frekuensi dimana 3 ibu bersalin yang diberikan
karakteristik subjek penelitian penerapan lingkungan persalinan dengan
terapi komplementer menyatakan nyeri
Karakteristik f %
Usia persalinan yang dirasakan pada tingkat
≤ 20 tahun 0 0 nyeri berat daripada yang tidak diberikan
21 – 34 tahun 32 80 penerapan lingkungan persalinan
≥ 35 tahun 8 20 dengan terapi
Pendidikan komplementer. Terdapat 7 ibu bersalin
SD 1 2,5
SMP 9 22,5 menyatakan nyeri persalinan pada tingkat
SMA 23 57,5 yang sama, antara ibu bersalin yang
PT 7 17,5 diberikan penerapan lingkungan
persalinan dengan terapi komplementer
Tabel 2 maupun ibu bersalin yang tidak diberikan
Distribusi frekuensi tingkat nyeri penerapan lingkungan persalinan
persalinan dalam kala I fase aktif dengan terapi
komplementer. Dan terdapat 10 ibu
Tingkat Klmp Klmp Kontrol bersalin yang diberikan penerapan
Nyeri Ekperimen lingkungan persalinan dengan terapi
Persalinan f % f %
Tidak 0 0 0 0
komplementer menyatakan nyeri
nyeri persalinan lebih ringan yaitu pada
Nyeri nyeri sedang
0 0 daripada
1 5
tingkat yang persalinan kala I fase aktif
tidak diberikan penerapan lingkungan yang dirasakan oleh kedua
persalinan dengan terapi kelompok (ekperimen dan
komplementer. kontrol) pada tingkat nyeri sedang.
Berdasarkan median (nilai Batas nyeri persalinan kala I fase
tengah) pada tabel 5.4 diatas nyeri aktif yang dirasakan
59 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 1, No 1, Maret 2016, hlm 1-99

responden pada kelompok ibu bersalin yang tidak diberikan penerapan


yang diberikan penerapan lingkungan lingkungan persalinan dengan terapi
persalinan dengan terapi komplementer komplementer.
menyatakan bahwa nyeri persalinan
yang dirasakan ibu pada tingkat nyeri PEMBAHASAN
sedang sampai dengan nyeri berat, Usia responden dalam
sedangkan pada kelompok ibu bersalin penelitian ini mayoritas berada pada
yang tidak diberikan penerapan usia reproduksi. Berdasarkan tabel 5.1
lingkungan persalinan dengan terapi usia responden mayoritas berusia 21
komplementer menyatakan bahwa sampai dengan 34 tahun sebanyak 80
nyeri persalinan dirasakan pada tingkat %, sehingga bisa dikatakan responden
nyeri ringan sampai dengan nyeri berat. dalam usia dewasa sudah mampu untuk
Rentang nyeri persalinan yang mengungkapkan perasaan nyeri atau
dirasakan pada kelompok ibu bersalin ketidaknyamanan secara subyektif
yang diberikan penerapan lingkungan dengan baik, hal ini sangat mendukung
persalinan dengan terapi komplementer kelancaran penelitian yang
adalah 3,15 sedangkan pada kelompok membutuhkan ungkapan perasaan nyeri
responden yang tidak diberikan secara nyata dan apa adanya sehingga
penerapan lingkungan persalinan bisa dilakukan pengukuran skala nyeri
dengan terapi komplementer adalah dengan tepat. Hal ini sesuai dengan
3,35 yang berarti bahwa pada pendapat Judha, dkk (2012) bahwa
kelompok responden yang tidak seseorang berusia dewasa sudah
diberikan penerapan lingkungan mampu melaporkan rasa nyeri dengan
persalinan dengan terapi komplementer baik.
dalam merasakan nyeri persalinan kala Menurut khasanah (2005)
I fase aktif lebih bervariasi dari pada dalam Andarmoyo (2013) berpendapat
kelompok ibu bersalin yang diberikan bahwa usia muda cenderung dikaitkan
penerapan lingkungan persalinan dengan kondisi psikologis yang masih
dengan terapi komplementer. labil, yang memicu terjadinya
Hasil test statistik dengan uji kecemasan, sehingga nyeri yang
Wilcoxon diperoleh nilai significancy dirasakan menjadi lebih berat, toleransi
0,052 (p > 0,05) yang berarti bahwa akan meningkat seiring bertambahnya
tidak terdapat perbedaan yang usia dan pemahaman terhadap nyeri.
bermakna antara ibu bersalin yang Selain usia tingkat pendidikan
diberikan penerapan lingkungan seseorang juga dapat mempengaruhi
persalinan dengan terapi komplementer dalam berkomunikasi, berpendapat dan
dan terapi rilaksasi dengan ibu bersalin cara berpikir tentang masalah yang
dihadapi seseorang (Hendra, 2008). Hal
ini didukung hasil penelitian pada tabel
5.1 tentang gambaran karaketristik
responden. Berdasarkan tabel 5.1
mayoritas responden memiliki tingkat
pendidikan menengah atas (SMA)
sebanyak 57,5%.
Menurut Ahmadi (2005)
pendidikan adalah suatu pembelajaran
untuk meningkatkan atau
mengembangkan kemampuan, tingkat
pendidikan menentukan mudah Sebaliknya pendidikan yang kurang
tidaknya seorang menyerap dan akan menghambat perkembangan sikap
memahami pengetahuan, pada terhadap nilai baru yang diperkenalkan
umumnya semakin tinggi pendidikan sehingga pengetahuan juga kurang.
maka semakin baik pengetahuan. Berdasarkan pendidikan yang
Emy Suryani, Efektifitas Penerapan Lingkungan Persalinan 60

dimiliki responden dalam penelitian ini berupa penerapan lingkungan


(mayoritas berpendidikan menengah persalinan dengan terapi komplementer
ketas) memudahkan peneliti dalam yaitu berupa aromaterapy, terapi musik
memberikan informasi pengetahuan dan terapi rilaksasi) mayoritas
seputar persalinan seperti nyeri merasakan nyeri persalinan pada
persalinan dalam kala I, apa yang harus tingkat nyeri sedang yaitu sebesar 17
dilakukan terhadap nyeri dalam responden (85 %) dan hanya 3
persalinan, bagaimanan mekanismenya responden (15 %) menyatakan nyeri
nyeri terjadi, apa penyebabnya, dan persalinan yang dirasakan pada tingkat
apakah hal ini wajar serta memberikan nyeri berat. Sedangkan 20 responden
informasi tentang prosedur penelitian pada kelompok kontrol (kelompok ibu
serta manfaatnya yang bisa diambil bersalin yang tidak diberikan perlakuan
bagi responden. Pengetahuan dan berupa penerapan lingkungan
informasi tersebut akan memberikan persalinan dengan terapi
dampak yang positif terhadap komplementer) sebagian besar
manajemen nyeri yang dialami responden merasakan nyeri persalinan
reponden, sehingga penilaian terhadap pada tingkat nyeri berat yaitu sebesar
nyeri persalinan dan prosedur 11 responden (55 %), hanya 8
penelitian dapat dilakukan dengan responden (40%) merasakan nyeri
lancar, baik dan benar sesuai dengan sedang.
pedoman penilaian nyeri persalinan. Reaksi seseorang terhadap nyeri
Pengukuran nyeri dapat mengalami perbedaan antara satu orang
dilakukan dengan pendekatan objektif dengan orang lain. Pengukuran
dan yang paling mungkin digunakan intensitas nyeri sangat subjektif dan
untuk mengukur nyeri menggunakan individual, dan kemungkinan nyeri
respon fisiologik tubuh terhadap nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan
itu sendiri. Pengukuran nyeri dengan sangat berbeda oleh dua orang yang
pendekatan objektif yaitu berupa Skala berbeda (Tamsuri, 2007). Nyeri
deskriptif atau Verbal Descriptor Scale merupakan bagian intergral dari
(VDS). VDS merupakan alat pengungkapan rasa sakit seseorang.
pengukuran tingkat keparahan nyeri Nyeri merupakan fenomena
yang lebih obyektif. (Tamsuri (2007) multifaktorial, subjektif, personal dan
dalam Potter & Perry (2006) kompleks yang dipengaruhi oleh
Berdasarkan tabel 5.2 tentang faktor-faktor psikologis, biologis,
gambaran tingkat nyeri responden hasil social budaya, dan ekonomi (Fraser,
dari penilaian VDS, didapati hasil 20 2009 : 461).
responden pada kelompok ekperimen Hasil penelitian pada tabel 5.2
(kelompok yang diberikan perlakuan diatas terbukti mendukung terhadap
teori yang dikemukankan oleh Fraser
(2009), dimana nyeri yang dirasakan
responden berbeda dari satu orang
dengan orang lainnya. Hal ini ditambah
dengan adanya intervensi terhadap
penatalaksanaan pengurangan nyeri
persalinan pada kelompok ekperimen
yaitu berupa penerapan lingkungan
persalinan dengan terapi komplementer
berupa aromaterapy, terapi musik dan ini antara lain adalah modulasi
terapi rilaksasi. psikologis nyeri (relaksasi dan
Menurut Mander (2004), psikoprofilaksis) dan modulasi
penatalaksanaan nyeri persalinan dapat sensorik nyeri (yaitu berupa musik dan
dilakukan dengan farmakologi dan non lingkungan).
farmakologi. Metode non fakmakologi Relaksasi dan Psikoprofilaksis
61 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 1, No 1, Maret 2016, hlm 1-99

memiliki input nonmaternal yang daripada yang tidak diberikan


paling sedikit karena tindakan ini tidak penerapan lingkungan persalinan
memerlukan peralatan atau orang dengan terapi komplementer. Terdapat
khusus. Dalam implementasinya, 7 ibu bersalin merasakan nyeri
metode-metode ini lebih didominasi persalinan pada tingkat yang sama,
oleh psikologis, seperti misalnya antara ibu bersaling yang diberikan
mengajarkan teknik rilaksasi atau nafas penerapan lingkungan persalinan
dalam saat kontraksi datang, dengan terapi komplementer maupun
menghadirkan pendamping kelahiran tidak diberikan penerapan lingkungan
yang memberi dukungan selama persalinan dengan terapi
melahirkan (Henderson, 2006:336). komplementer. Terdapat 10 responden
Menurut Mander (2004) Musik yang diberikan penerapan lingkungan
juga bisa digunakan sebagai upaya persalinan dengan terapi komplementer
untuk meminimalkan nyeri persalinan. menyatakan nyeri persalinan lebih
Musik dapat memberikan energi dan ringan yaitu pada tingkat nyeri sedang
membawa perintah melalui irama, daripada yang tidak diberikan
sehingga musik dengan tempo yang penerapan lingkungan persalinan
tepat membantu wanita mengatur dengan terapi komplementer.
pernafasannya Beberapa penelitian Hasil penelitian ini sejalan
sudah membuktikan bahwa dengan hasil penelitian yang
mendengarkan musik dapat dikemukan oleh Mulyani (2014),
mengurangi tingkat ketegangan dan terdapat pengaruh terapi musik
emosi atau nyeri fisik. Sedangkan instrumentalia terhadap penuruan
lingkungan, berupa lingkungan fisik intensitas perilaku nyeri pada
turut andil dalam mempengaruhi persalinan kala I aktif (p = 0,00),
penurunan intensitas nyeri dalam dimana tingkat nyeri perilaku sebelum
persalinan. terapi musik mayoritas dalam katagori
Berdasarkan tabel 5.4 nyeri berat dan sedang dengan masing-
menunjukan perbandingan tingkat masing sebanyak 16 orang (50 %) dan
nyeri persalinan antara kelompok setelah terapi musik mengalami
ekperimen dengan kelompok kontrol. penurunan nyeri dengan mayoritas
Terdapat 3 ibu bersalin yang diberikan nyeri sedang sebanyak 18 orang (56,3
penerapan lingkungan persalinan %).
dengan terapi komplementer Musik dapat memberikan
menyatakan nyeri persalinan yang energi dan membawa perintah melalui
dirasakan dalam katagori nyeri berat irama sehingga musik dengan tempo
yang tepat dapat membantu seseorang
untuk mengatur pernapasannya selama
nyeri berlangsung (Di Fraco,1998
dalam Mander, 2004). Musik yang
sering dipakai dalam distraksi nyeri
adalah musik klasik. Musik dapat
digunakan untuk mengurangi stres
penyebab rasa sakit dan mengendurkan
otot – otot yang menegang sebagai
reaksi terhadap rasa sakit tersebut.
Musik juga mengubah persepsi waktu,
yang menolong mengurangi rasa sakit
yang diderita. Selain musik lingkungan persalinan yang nyaman ditambah
fisik juga dapat mempengaruhi dengan adanya aroma dari aromaterpy
terhadap penurunan intensitas nyeri yang menyebar diseluruh ruang
pada seseorang. (Mander, 2004). persalinan dapat mempengaruhi
Dengan penerapan lingkungan kesehatan emosi seseorang dalam
Emy Suryani, Efektifitas Penerapan Lingkungan Persalinan 62

menghadapi nyeri yang dialaminya. takut, kepercayaan diri dan kognisi


Minyak astiri, agar bisa pada ibu. setiap ibu mempunyai versi
memberikan efek kesembuhan, maka sendiri-sendiri tentang nyeri persalinan,
harus dikenakan pada badan manusia. karena ambang batas rasa nyeri setiap
Untuk memasukkan minyak astiri ke orang berlainan dan bersifat subyektif.
dalam badan dapat dilakukan dengan Hasil uji statistik dengan uji
berbagai cara seperti misalnya olfaksi Wilcoxon pada tabel 5.4 diperoleh nilai
atau inhalasi. Akses minyak astiri significancy 0,052 (p > 0,05) yang
melalui hidung (inhalasi) merupakan berarti bahwa tidak terdapat perbedaan
rute yang jauh lebih cepat dibanding yang bermakna antara ibu bersalin
cara lain, karena hidung mempunyai yang diberikan penerapan lingkungan
kontak langsung dengan bagian-bagian persalinan dengan terapi komplementer
otak yang bertugas merangsang dengan ibu bersalin yang tidak
terbentuknya efek seperti diberikan penerapan lingkungan
penanggulangan problem emosional persalinan dengan terapi
(stress dan depresi), penanggulangan komplementer.
nyeri (sakit kepala). Hal ini sejalan dengan hasil
Nyeri persalinan penelitian Hapsari (2013) tentang
merupakan suatu kondisi yang tindakan bidan dalam mengurangi nyeri
fisiologis. Secara fisiologi nyeri persalinan kala I dengan metode
persalinan mulai timbul pada deskriptif kuantitatif mengungkapkan
persalinan kala I fase laten dan fase bahwa tindakan untuk pengurangan
aktif, pada fase laten terjadi pembukaan nyeri persalinan kala I sangat kompleks
sampai 3 cm, fase aktif terjadi dan rasa nyeri dialami ibu berbeda
pembukaan 4 – 10 cm. Nyeri antara satu orang dengan orang lain
disebabkan oleh kontraksi uterus dan sehingga penangannya juga berbeda
dilatasi servik, semakin lama nyeri antara satu orang dengan orang lainnya.
yang dirasakan akan bertambah kuat, Penanganan nyeri persalinan bisa
puncak nyeri terjadi pada fase aktif gabungan, terpisah-pisah dan bahkan
(Potter dan Perry, 2006). semua tindakan pengurangan nyeri
Intensitas nyeri selama persalinan dilakukan. Penangan nyeri
persalinan mempengaruhi kondisi persalinan diantaranya adalah
psikologis ibu, proses persalinan, dan pendampingan, pengaturan posisi,
kesejahteraan janin (Potter dan Perry, relaksasi, sentuhan/ massase, kompres
2006). Menurut Fraser (2009), faktor hangat dingin, berendam, visualisasi
psikologis juga ikut mengambil peran dan musik.
menyebabkan rasa nyeri dalam Beragam respon terhadap nyeri
persalinan sehingga menyebabkan rasa merupakan suatu mekanisme proteksi
diri dari rasa nyeri yang dirasakan
ditambah dengan lingkungan yag
terlalu ekstrim seperti perubahan cuaca,
panas, dingin, ramai, bising
memberikan stimulus terhadap tubuh
yang memicu terjadinya nyeri (mander,
2004).
Dari berbagai pendapat yang
diungkapkan para ahli, peneliti dapat
ditarik kesimpulan bahwa setiap ibu
bersalin harus melalui fase kala I. Kala mengakibat nyeri persalinan terjadi,
I merupakan fase ketika serviks sehingga upaya untuk mengatasi nyeri
mengalami dilatasi yang berlangsung dalam persalinan menghasilkan hasil
6-8 jam dari pembukaan 0 cm sampai yang minimal. Hal ini seperti yang
dengan 10 cm. Dilatasri serviks inilah diungkapkan dalam penelitian mulyani
63 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 1, No 1, Maret 2016, hlm 1-99

(2014) dimana tingkat nyeri perilaku Mander, R., 2004. Nyeri Persalinan.
sebelum terapi musik mayoritas dalam Jakarta: EGC
katagori nyeri berat dan sedang dan Mulyani, N. 2014, Pengaruh Terapi
setelah terapi musik mengalami Musik Instrumentalia Terhadap
penurunan nyeri dengan mayoritas Penurunan Intensitas Nyeri
nyeri sedang. Persalinan Kala I Aktif di 3 BPM
Ngemplak Boyolali. Skripsi.
DAFTAR RUJUKAN Klaten : Poltekkes Kemenkes
Andarmoyo, S., Suharti. 2013. Surakarta Jurusan Kebidanan
Persalinan Tanpa Rasa Nyeri Notoatmojo S. 2005. Metodologi
Berlebuhan. Yogjakarta: Ar-Ruzz Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Media Rineka Cipta
Andriana, E. 2007. Melahirkan Tanpa Potter, PA. & Perry, AG. 2006. Buku
Rasa Sakit. Jakarta: Bhuana Ilmu Ajar Fundamental Keperawatan.
Populer Jakarta: EGC
Cunningham. Gary, F. 2009. Obstetri Prasetyo, SN. 2010. Konsep dan Proses
Williams. Jakarta: EGC Perawatan Nyeri. Yogyakarta:
Dahlan MS. 2010. Besar Sampel dan Graha Ilmu
Cara Pengambilan Sampel dalam Pratiknya, AW. 2003. Dasar-dasar
Penelitian Kedokteran dan Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Salemba Kedokteran dan Kesehatan.
Medika Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Judha, M., Sudarti & Fauziah, A. 2012. Smeltzer, SC. Bare BG., 2002. Buku
Teori Pengukuran Nyeri dan Ajar Keperawatan Medika-
Nyeri Persalinan. Yogyakarta: Bedah. Jakarta: EGC
Muha Medika Sugiyono. 2007. Statistik untuk
Hidayat, AAA. 2009. Metode Penelitian. Cetakan 2. Bandung;
Penelitian Keperawatan dan Alvabeta
Teknik Analisis Data. Jakarta: Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu
Salemba Medika Kebidanan. Jakarta: Yayasan
Koensoemardiyah. 2009. A-Z Bina Pustaka Sarwono
Aromaterapi Untuk Kesehatan, Prawiroharjo
Kebugaran dan Kecantikan.
Yogyakarta: Andi Offset
Kozier, B. 2010. Buku Ajar
Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses dan Praktik. New
Jersey: Pearson Education Inc

You might also like