You are on page 1of 15

Pain and Anxiety Reduction of First Stage Maternity Mothers using

SEFT Intervention

Sri Mumpuni Yuniarsih1, Helwiyah Ropi2, Ida Maryati3


1)
Sri Mumpuni Yuniarsih, Program Studi ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Pekalongan
2)
Helwiyah Ropi, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran
3)
Ida Maryati, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran
Email: unipekalongan@gmail.com

Abstrack

Pain and anxiety are major problems in childbirth. Management of pain and anxiety made to
smooth the process of childbirth. This study aimed to compare the effect of spiritual intervention
and Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) to reduce both pain and anxiety. The study
design used was quasy experiment with consecutive sampling technique. The subjects involved
were 36 mothers giving birth at health centers PONED Pekalongan which divided into two
groups, SEFT intervention as intervension group and spiritual intervention as control group.
The instrument used was numeric rating scale. Data were analyzed using the Mann Whitney U
test, Wilcoxon and Independent t Test. The results showed there were differences in average
decrease in pain and anxiety between two groups. SEFT intervention proven to reduce pain
intensity of the first stage and maternal anxiety was better than spiritual intervention.

Keywords: Anxiety, Pain childbirth, Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT).

Pendahuluan memiliki peranan penting dalam

Nyeri persalinan dan nyeri lain persepsi nyeri (Bobak, Lowdermilk,

secara mendasar adalah pengalaman & Jensen, 2004).

personal, pribadi, tidak dapat dibagi Nyeri persalinan yang berat dan

maupun terbagi, hal ini menunjukkan lama dapat mempengaruhi sirkulasi

bahwa nyeri sangat bersifat subyektif feto-maternal maupun metabolisme

dan menunjukkan intensitas yang dan dapat menyebabkan kematian

berbeda-beda, beberapa faktor seperti janin (Mander, 2003).

budaya dan pengalaman juga

150
Selain itu permasalahan yang SEFT ini adalah rasa khusyuk, ikhlas,

sering dialami ibu saat persalinan dan pasrah.

adalah rasa cemas (Melachan & SEFT merupakan kombinasi antara

Waldenstrom, 2005; Munir, 2011). kekuatan spiritual dan tapping

Rasa cemas dan peningkatan hormon (ketukan di beberapa titik akupuntur).

stres akan mengakibatkan nyeri Intervensi SEFT telah dimanfaatkan

bertambah parah, perubahan denyut untuk membantu menurunkan nyeri

jantung janin dan mengakibatkan kronik dan akut seperti nyeri kanker

persalinan lama (Sundin, 2007; Munir dan nyeri pascaoperasi sesar. Hakam,

2011). Kecemasan merupakan salah 2009; Wijayanti, 2010).

satu penyebab depresi Intervensi spiritual dalam hal ini

pascapersalinan (Soet, Brack & doa sudah sangat sering dilakukan

Dilorio, 2003). Permasalahan ini dan tampak belum menunjukkan hasil

harus diatasi agar persalinan menjadi yang optimal. SEFT menjadi sebuah

lancar dan memberikan pengalaman alternatif intervensi yang perlu

positif bagi ibu paska persalinan. dibuktikan apakah intervensi ini dapat

Salah satu pendekatan perawat membantu menurunkan nyeri kala 1

dalam manajemen nyeri adalah dan kecemasan ibu bersalin lebih baik

dengan tehnik manajemen nyeri non dibandingkan intervensi spiritual saja.

farmakologi. Intervensi SEFT Metode


merupakan salah satu intervensi non Desain penelitian yang digunakan
farmakologi yang menekankan unsur adalah Quasy Experiment dengan
spiritual. Kunci utama intervensi

151
rancangan pre post test dengan pelatihan SEFT dan memperoleh

kelompok kontrol. sertifikat dengan nomer 004210111

Populasi dalam penelitian ini dari LoGos Institute. Penelitian juga

adalah semua ibu bersalin di telah memperoleh ijin dari

Puskesmas Bendan dan Kusuma BAPPEDA dan Dinas Kesehatan

Bangsa Kota Pekalongan. Ibu dengan Kota Pekalongan.

kesadaran penuh, dilatasi serviks 4-7 Setelah subyek menandatangani

cm, kehamilan cukup bulan dan persetujuan penelitian selanjutnya

beragama Islam dijadikan sampel peneliti menentukan subyek sebagai

dalam penelitian ini dengan mengisi kelompok intervensi atau kelompok

informed consent yaitu sebanyak 36 kontrol. Kemudian peneliti meminta

orang, dengan rincian 18 orang keluarga yang mendampingi untuk

menjadi kelompok intervensi dan 18 keluar dari ruangan selama peneliti

orang menjadi kelompok kontrol. melakukan intervensi. Setelah itu

Kelompok intervensi diberikan peneliti melakukan wawancara data

tindakan SEFT sedang kelompok kuesioner umum dan melakukan

kontrol diberikan intervensi spiritual pengukuran intensitas nyeri dan

dalam hal ini doa. kecemasan dengan menggunakan

Instrumen yang digunakan untuk instrumen yang telah disiapkan. Nyeri

mengukur nyeri dan kecemasan diukur pada saat subyek mengalami

adalah menggunakan numeric rating kontraksi sedangkan kecemasan

scale 0-10 Peneliti sebagai diukur sebelum melakukan intervensi.

pengumpul data telah mengikuti Hasil pengukuran ini merupakan data

152
pre test intensitas nyeri dan mengucapkan kalimat “saya

kecemasan. pasrah, saya ikhlas”

Selanjutnya dilakukan intervensi 5) Subyek dipandu dalam melakukan

dengan rincian sebagai berikut: 9 gamut prosedur

Kelompok intervensi: 6) Intervensi diulang sampai 30

1) Subyek berada dalam posisi miring menit.

kekiri. 7) Setelah selesai subyek dipandu

2) Subyek dibimbing mengucapkan untuk menarik napas dalam sambil

kalimat set up, sambil ditekan sore mengucapkan “Alhamdulillah”

spot (titik nyeri). Bunyi kalimat set atau “terimakasih Tuhan”.

up: “Ya Allah/ Ya Tuhan, Kelompok kontrol

walaupun saya merasakan sakit 1) Subyek dalam posisi miring ke kiri

karena akan melahirkan, saya 2) Subyek dibimbing mengucapkan

menerima rasa sakit ini, saya kalimat doa. Bunyi kalimat doanya

pasrahkan hilangnya rasa sakit ini adalah “ Ya Allah/ Tuhan,

padaMu ya Allah/ Tuhan.” walaupun saya merasakan sakit

3) Subyek dibimbing untuk tune in, karena akan melahirkan saya

fokus pada Allah sambil menerima rasa sakit ini, saya

mengucapkan kalimat: “saya pasrahkan hilangnya rasa sakit ini

pasrah, saya ikhlas” padaMu ya Allah/ Tuhan”.

4) Subyek dilakukan tapping pada 18 3) Intervensi diulang sampai 30

titik utama sambil dibimbing menit.

153
4) Setelah selesai subyek dibimbing Karakteristik subyek dalam

mengucapkan “Alhamdulillah” penelitian ini meliputi: umur, status

atau “terimakasih Tuhan”. gravida, pendidikan, dan suku yang

Setelah dilakukan prosedur merupakan data kategorik setelah

pelaksanaan intervensi, maka dilakukan uji homogenitas dengan chi

dilakukan post test dengan mengukur square menunjukkan kedua kelompok

intensitas nyeri pada kontraksi berada dalam kondisi setara atau

berikutnya dan kecemasan segera homogen (p value<0,05)

setelah selesai intervensi. Setelah post 1) Perbedaan intensitas nyeri dan

test selesai dilakukan, peneliti kecemasan ibu bersalin kala I

meminta keluarga pendamping masuk sebelum dan setelah intervensi

kembali dan diajarkan mengenai pada kelompok intervensi dan

intervensi SEFT agar bisa membantu kontrol

subyek mengelola nyeri dan Untuk mengetahui efektifitas

kecemasannya. intervensi SEFT dalam penurunan

Penelitian ini memperhatikan intensitas nyeri dan kecemasan pada

beberapa prinsip etik yaitu dengan masing-masing kelompok digunakan

memberikan perlakuan pada kedua uji Wilcoxon karena data berdistribusi

kelompok, menjaga subjek dari tidak normal. Berikut ditampilkan

ketidaknyamanan jika saat dilakukan hasil uji analisis secara lebih rinci.

intervensi merasa terganggu maka Rerata intensitas nyeri dan

peneliti menghentikan intervensi. kecemasan sebelum dan setelah

Hasil dan Pembahasan intervensi terdapat perbedaan yang

154
bermakna baik pada kelompok (p value < 0,05) (Tabel 1)

intervensi maupun kelompok kontrol

Tabel 1. Perbedaan intensitas nyeri dan kecemasan sebelum dan setelah intervensi

Sebelum Setelah P value

Rerata SD Rerata SD
Nyeri Intervensi 8.50 1.339 6.00 0.686 0.000
Kontrol 7.72 1.447 6.22 0.943 0.000
Cemas Intervensi 5.17 1.383 1.89 1.278 0.002
Kontrol 4.89 2.026 2.61 1.883 0.000

2) Perbedaan penurunan kelompok kontrol dihitung dari skor

intensitas nyeri dan kecemasan setelah perlakuan dikurangi skor

kala I ibu bersalin antara sebelum perlakuan pada masing-

kelompok intervensi dan masing subyek, hasilnya dapat dilihat

kontrol pada tabel 2. Perubahan intensitas

Untuk mengetahui perbedaan nyeri setelah dilakukan intervensi

penurunan intensitas nyeri dan pada kelompok intervensi diketahui

kecemasan antara kelompok sebanyak 18 subyek (100%) subyek

kelompok intervensi dan kelompok mengalami penurunan sedangkan

kontrol, maka perlu diketahui pada kelompok kontrol terdapat 4

penurunan intensitas nyeri dan subyek yang tidak mengalami

kecemasan pada masing-masing perubahan/ penurunan nyeri, bahkan

kelompok, kemudian juga ada 1 subyek mengalami peningkatan

dibandingkan rerata penurunannya. nyeri.

Frekuensi penurunan intensitas

nyeri antara kelompok intervensi dan


155
Tabel 2. Distribusi frekuensi penurunan nyeri pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol n= (36)

Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol


Nyeri
n % n %
Menurun 18 100 13 72,2
Tetap 0 0 4 22,2
Meningkat 0 0 1 5,6

Rerata penurunan intensitas nyeri kontrol berkisar antara 0,73 s/d 2,27.

dapat dilihat pada Tabel 3. Selisih Rerata penurunan intensitas

Penurunan intensitas nyeri pada nyeri menunjukkan bahwa kelompok

kelompok intervensi adalah 2,5 poin intervensi SEFT mengalami

dengan standar deviasi 1,200 penurunan nyeri lebih banyak 1 poin

sedangkan pada kelompok kontrol dibanding dengan kelompok kontrol.

rerata penurunan intensitas nyerinya Hasil analisis dengan uji Independent

sebesar 1,5 poin dengan standar T Test didapatkan hasil ada

deviasi 1,543. Hasil estimasi perbedaan yang signifikan rerata

menunjukkan bahwa 95% diyakini penurunan intensitas nyeri antara

rerata penurunan intensitas nyeri kelompok intervensi SEFT

kala I ibu bersalin setelah diberikan dibandingkan kelompok kontrol (p

intervensi SEFT berkisar antara 1,90 value = 0,037, α = 0,05).

s/d 3,10 sedangkan pada kelompok

156
Tabel 3. Distribusi rerata penurunan intensitas nyeri antara kelompok intervensi
kelompok kontrol (n= 36)
Kelompok Penurunan Nyeri
Rerata SD 95%CI P Value
1 Intervensi 2,50 1,200 1,90 s/d 3,10
2 Kontrol 1,50 1,543 0,73 s/d 2,27 0,037

Selisih Rerata 1,00

Frekuensi penurunan intensitas perlakuan pada kelompok intervensi

kecemasan antara kelompok diketahui sebanyak 18 subyek

intervensi dan kelompok kontrol (100%) subyek mengalami

dihitung dari skor post test dikurangi penurunan sedangkan pada

skor pre test pada masing-masing kelompok kontrol terdapat 2 subyek

subyek, hasilnya dapat dilihat pada yang tidak mengalami perubahan/

tabel 4. Perubahan intensitas penurunan nyeri

kecemasan setelah dilakukan

Tabel 4. Distribusi frekuensi penurunan kecemasan pada kelompok intervensi dan


kelompok kontrol n=(36)
Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
Nyeri
n % n %
Menurun 18 100 16 88,8
Tetap 0 0 2 11,2
Meningkat 0 0 0 0

Perbandingan rerata penurunan Rerata penurunan intensitas

intensitas kecemasan antara kedua kecemasan pada kelompok intervensi

kelompok dapat dilihat di Tabel 5. SEFT adalah 3,28 point dengan

157
standar deviasi 1,447 sedangkan antara 2,56 s/d 4,00 sedangkan pada

pada kelompok kontrol rerata kelompok kontrol berkisar antara

penurunan intensitas kecemasannya 1,36 s/d 3,19. Hasil analisis dengan

sebesar 2,28 poin dengan standar uji Mann-Whitney U didapatkan ada

deviasi 1,841. Hasil estimasi perbedaan yang signifikan rerata

menunjukkan bahwa 95% diyakini penurunan intensitas kecemasan

rerata penurunan intensitas antara kelompok SEFT dan

kecemasan kala I ibu bersalin setelah kelompok Spiritual (p value = 0,030,

diberikan intervensi SEFT berkisar α= 0,05).

Tabel 5. Distribusi rerata penurunan intensitas kecemasan antara kelompok


intervensi kelompok kontrol (n= 36)
Kelompok Penurunan Kecemasan
Rerata SD 95%CI P Value
1 Intervensi 3,28 1,447 2,56 s/d 4,00
2 Kontrol 2,28 1,841 1,36 s/d 4,00 0,030

Selisih Rerata 1,00

Pembahasan Spiritualitas merupakan satu

Intervensi SEFT terbukti mampu aspek penting dan tertinggi karena

secara signifikan menurunkan hal ini berkaitan dengan hubungan

intensitas nyeri kala I ibu bersalin. transenden dengan Tuhan, spiritual

hal ini dapat dilihat dari hasil akan menuntun dan memberikan

penurunan intensitas nyeri pada makna serta tujuan hidup seseorang

kelompok intervensi. (Mauk & Schimdt, 2004). Persalinan

merupakan suatu pengalaman

158
spiritual yang luar biasa, peneliti dapat berupa doa, dzikir, meditasi,

mengamati bahwa pada saat kondisi yoga dan lain-lain.

nyeri bersalin secara otomatis subyek Aspek spiritual subyek disentuh

mengucapkan kalimat-kalimat dengan membimbing subyek

spiritual seperti mengucapkan kalimat kepasrahan

“astaghfirullohal’adzim”, “ya, dan keikhlasan yang akhirnya

Allah”, “Laa ilaaha ilallah”, “Allahu membimbing mereka dalam kondisi

Akbar” dan lain-lain. Peristiwa khusyu’. Kondisi ini dianalogikan

persalinan membuat subyek sebagai kondisi meditatif yang dapat

mengingat Tuhan dan berusaha mempengaruhi perubahan fisiologis

mendekatkan diri padaNya. Hal ini seseorang. Ibu akan mengalami

juga digambarkan oleh Callister dan penurunan frekuensi denyut jantung,

Khalaf (2003) bahwa wanita yang nafas menjadi lambat, metabolisme

akan bersalin, apapun suku dan menurun dan terjadi peningkatan

agama mereka, mereka menunjukkan sirkulasi darah perifer. Selain itu

sikap untuk mendekatkan diri kepada kondisi ini menimbulkan efek

Tuhan. Sikap tersebut menunjukkan psikologis berupa rasa percaya diri,

bahwa wanita yang sedang optimisme, ketenangan dan

menghadapi persalinan kedamaian (Jantos & Kiat, 2007;

membutuhkan dukungan dan Breslin & Lewis, 2008). Efek

bimbingan spiritual dari petugas ketenangan dapat dilihat bahwa

kesehatan. Bentuk intervensi spiritual sebagian besar subyek setelah

diberikan perlakuan ekspresi mereka

159
menjadi lebih tenang, tidak berteriak (endorphins, enchepalins dan

histeris, banyak melafadzkan dynorphins) (Ulett, 1992 dalam

“dzikir” dan doa serta wajah dan otot Lane, 2009). Selain itu tapping juga

tubuh tampak lebih rileks sehingga dapat dianggap sebagai rangsangan

nyeri dan kecemasan dapat menurun eksternal yang dapat menggangu

atau bahkan hilang. pengiriman impuls nyeri ke pusat

Selain efek spiritual dalam otak sehingga impuls nyeri yang

intervensi SEFT juga terkirim ke otak semakin sedikit.

menggabungkan tehnik energy Walaupun kedua intervensi dalam

psychology dalam hal ini berupa penelitian ini memberikan efek

tapping pada 18 titik meredian penurunan nyeri akan tetapi pada

utama. Tindakan tapping kelompok intervensi SEFT dapat

dimungkinkan akan mempengaruhi menurunkan nyeri lebih banyak

sistem saraf pusat. Menurut gate dibanding dengan intervensi spiritual

control teory, jika pusat otak yang saja.

lebih tinggi teraktivasi maka gerbang Penelitian ini secara kualitatif

di spinal cord akan menutup, menginformasikan bahwa nyeri tidak

sehingga sensasi nyeri tidak akan serta merta hilang akan tetapi mereka

sampai ke pusat otak dan tidak akan menjadi lebih toleransi terhadap

diinterpretasikan sebagai nyeri. nyeri dan melaporkan bahwa

Tapping atau ketukan ringan ini nyerinya lebih cepat hilang walaupun

dapat merangsang acupoint agar kondisi uterus masih dalam masa

mengeluarkan internal opioids kontraksi, selaras dengan pernyataan

160
Dezutter et al. (2011) bahwa kegiatan menjadi lama (Mander, 2003; Judha

berdoa memiliki arti terhadap dkk, 2012).

toleransi seseorang terhadap nyeri. Intervensi SEFT menuntut

Peningkatan dan penurunan nyeri pemberi pelayanan berada disamping

dipengaruhi oleh berbagai faktor, klien untuk memberikan asuhan

dalam penelitian ini terdapat satu langsung dalam mengatasi nyeri.

subyek di kelompok Spiritual justru Secara otomatis hal ini memberikan

mengalami peningkatan nyeri dari ketenangan kepada subyek sehingga

skor nyeri 7 menjadi skor 8. Kondisi ketakutannya akan kesendirian dan

tersebut dapat dipengaruhi kondisi ketidakmampuan dapat diatasi.

kecemasan subyek. Diketahui bahwa Brattberg (2008) dan William &

skor kecemasan subyek tersebut Carey (2003) kalimat keikhlasan dan

tidak mengalami penurunan, kepasrahan yang diulang-ulang

kecemasan sebelum dan sesudah menjadi kalimat afirmasi akan

intervensi berada tetap pada skor 5 menyebabkan kondisi seseorang

atau kategori cemas sedang. Kondisi menjadi rileks dan santai, sehingga

ibu yang stres dan cemas akan akan memberikan efek peningkatan

meningkatkan hormon katekolamin energi, mengurangi kelelahan,

dan adrenalin. Adrenalin yang mengurangi hormon stres sehingga

meningkat ini akan menyebabkan kecemasan akan menurun.

aliran darah ke uterus kurang Kecemasan juga bersifat subyektif,

adekuat sehingga nyeri terasa sesuai dengn penilaian individu

semakin hebat dan persalinan masing-masing serta dipengaruhi

161
oleh alam bawah sadar. Kecemasan memberikan pegalaman yang positif

juga dapat memperburuk rasa nyeri bagi pasien.

begitupun sebaliknya nyeri yang Simpulan

dapat meningkatkan kecemasan Hasil penelitian ini menunjukkan

(Davis & Mc. Vicar, 2000 dalam bahwa intervensi SEFT dapat

Dolan et al., 2009), keduanya ibarat memberikan dampak positif dalam

lingkaran setan yang harus diatasi. penurunan nyeri dan kecemasan

Dalam mengatasi kedua lebih baik dibandingkan intervensi

permasalahan ini diperlukan petugas spiritual. Terdapat perbedaan yang

kesehatan yang memahami kondisi signifikan dalam penurunan rerata

fisik maupun psikologis pasien. nyeri dan kecemasan antara

Pelayanan persalinan di Puskesmas kelompok intervensi dan kontrol.

PONED di laksanakan oleh dokter, Hasil penelitian ini menunjukkan

bidan dan perawat sebagai tim yang bahwa tapping (ketukan ringan di 18

harus saling berkolaborasi. Perawat titik utama) benar-benar memiliki

yang mendampingi pasien saat efek dalam menurunkan nyeri dan

menghadapi persalinan hendaknya kecemasan.

melakukan asuhan keperawatan Hasil penelitian ini bisa

pemenuhan kebutuhan aman dan diaplikasikan pada populasi yang

nyaman dengan melaksanakan berbeda khususnya di area kelompok

manajemen nyeri dan kecemasan risiko tinggi (ibu hamil) dengan

menghadapi persalinan agar melakukan penelitian pemberian

persalinan menjadi nyaman dan edukasi manajemen nyeri pada saat

162
kehamilan terhadap lama bersalin. review. Mental Health,
religion and Culture, 11 (1), 9-
Selain itu hasil penelitian ini dapat 21.
Callister, L.C., Khalaf, I., Semenic,
menjadi dasar penyusunan tupoksi S., Kartchner & Julkunen,
K.V. (2003). The pain of
bagi perawat yang bertugas dalam childbirth: perceptionsof
culturally diverse
pelayanan persalinan. women. Pain
Management Nursing, 4(4),
Rekomendasi 145-154.
Church, D, & Brooks, J.A.
Hasil penelitian ini dapat (2010). The effect of a brief
emotional freedom techniques
digunakan sebagai bahan self intervention on anxiety,
depression, pain and
pertimbangan dalam mengambil cravings in health care
workers. Integrative medicine,
kebijakan oleh kepala puskesmas 9(5), 40-43.
Dezutter,J., Wachholtz, A., &
dalam membuat standar prosedur Corveleyn, J. (2011). Prayer
and pain: the mediating role
pelayanan ibu bersalin khususnya di of positive re-appraisal.
Journal behavior Medicine.
Puskesmas PONED Kota Diunduh 19 Februari,
2013 dari
Pekalongan. http://www.kuleuven.be/thoma
s/images/cms/Elisabeth/Dezutt
er%20Prayer%20and%20Pain.
pdf
Daftar Pustaka
Dolan, J., Young, S., Roche, P.,
Bobak, I,M., Lowdermilk, D,L., Hislop, J., & Kinsella, J.
Jensen, M,D. (2004). Buku (2009) Labour pain: the
ajar keperawatan maternitas, hidden influences of anxiety
Edisi 4, Alih Bahasa Maria and social deprivation. Pain
A. Wijayanti. Peter I. News, 2009 (Spring). pp. 47-
Anugerah. Jakarta: EGC. 49.
Brattberg,G. (2008).Self Gyekye, O.F., & M’Phil. (2008).
Administered EFT (Emotional Pain Management: The Role
Freedom Techniques) in of the Nurse. West African
individuals with fibromyalgia: Journal of Nursing, 19(1), 50-
a randomized trial. Integrative 54.
Medicine, 7 (4), 30-35. Hakam, M., Yetti, K., & Hariyati,
Breslin, M, & Lewis, C.A. (2008). R. T. S. (2009). Pengaruh
Theoretical models of the intervensi Spiritual Emotional
nature of player and health: A Freedom Technique (SEFT)
163
dalam mengurangi rasa nyeri 114(3), 654–60.
pasien kanker, Makara, doi:10.1213/ANE.0b013e3182
Kesehatan, 13 (2), 95-99. 41f4f3
Jantos, M., & Kiat, H. (2007). Polit, D, F., Beck,C,T., & Hungler,
Prayer as medicine: how B, P. (2006). Essentialof
much we learned. MJA, 186 nursing research: Method
(10), 51-53. appraisal and utilization.6th
Judha, M., Sudati., & Fauziah, A. ed. Philadelphia: Lippincott.
(2012). Teori pengukuran Williams & Wilkins.
Nyeri & Nyeri Persalinan. Soet, J.E., Brack, G.A, &
Yogyakarta: Nuha Medika. Dilorio, C. (2003).
Lane, J.R. (2009). The Prevalence and predictor of
neurochemistry of womens’s experience of
counterconditioning: psychological trauma during
acupressure desensitization in childbirth. Birth, 30 (1), 36-46.
psychotherapy. Energy Sundin, J. (2007). Birth Skills:
psychology, 1(1), 31-34 proven pain-management for
Mander, R. (2003). Nyeri your labour and birth.
Persalinan. Jakarta: Penerbit Australia: Arena an imprint of
Buku Kedokteran EGC. Allen & Unwin.
Mauk, K.L., & Schmidt, N.A. Tzeng, Y.L., & Su, T. J. (2008).
(2004). Spiritual Care in Low Back Pain during labor
Nursing Practice. and related factor. Journal of
Philadelphia: Lippincott Nursing Research, 16 (3), 231-
Williams & Wilkins. 241.
Melachan, H & Waldenstorm, U. Wijayanti, F. (2010). Efektivitas
(2005). Childbirth experience Terapi Spiritual Emotional
in Australia of women born in Freedom Technique (SEFT)
Turkey, Vietnam and terhadap Penurunan
Australia. Birth,32 (4), 272- Intensitas Nyeri pada Pasien
282. Paska-operasi Sectio Caesarea.
Munir, M. (2011). Hubungan Diunduh 26 November,
kecemasan ibu dengan lama 2012 dari
persalinan kala II di bidan http://garuda.kemdiknas.go.id/j
praktek swasta Kabupaten urnal/
Tuban.Sain Med, 3 (2), 46-49. Williams,D.A, & Carey, M. (2003)
Orbach-Zinger, S., Ginosar, Y., You Really Need To Relax:
Sverdlik, J., Treitel, C., Effective Method. Diunduh 18
MacKersey, K., Bardin, R., Februari, 2013, dari
Peleg, D., et al. (2012). ht://www.med.umich.edu/
Partner’s presence during
initiation of epidural labor
analgesia does not decrease
maternal stress: a prospective
randomized controlled trial.
Anesthesia and analgesia,
164

You might also like