Professional Documents
Culture Documents
e-ISSN 2615-2819
ABSTRACT
This study aims to test the antibacterial activity of crude extracts and essential oils of citrus fruit peel calamansi against bacteria
Staphylococcus auerus and Escherichia coli. Calamansi citrus fruit raw material is obtained from the village of Pondok Kubang,
Bengkulu Tengah (3.70660 S, 102.35780 E). The crude extract of citrus fruit peel obtained from the maceration result using 96%
etanol, furthermore crude extracts were obtained diluted concentrations of 40%, 20%, 10%,and 5%. The essential oil of citrus fruit
peel is obtained from the distillation of stem-water, then made variation of concentration 20%, 15%, 10%, and 5%. The method
used to test antibacterial activity is the method of paper disc diffusion. The antibacterial activity is shown by the presence on
inhibitory zone diameter. The data of antibacterial test result were analyzed by using One Way Anova which showed the effect of
treatment on test bacteria growth seen from (P<0,01) and continued by Duncan test to know the effect of treatment. The results
showed that the crude extract of citrus fruit peel had antibacterial activity against S. aureus and E. coli bacteria with moderate
inhibitory diameter is 10 mm and 7.2 mm (medium) at concentration of 40%. The essential oil of citrus fruit peel has antibacterial
activity against S. Aureus and E. coli bacteria with each inhibitory zone diameter 12,7 mm (strong) and 8,3 mm (medium) at
concentration 20%.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri dari ekstrak kasar dan minyak atsiri kulit buah jeruk Kalamansi
(Citrofortunella microcarpa) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Bahan baku kulit buah jeruk
Kalamansi diperoleh dari Desa Pondok Kubang, Bengkulu Tengah (3.70660 S, 102.35780 E). Ekstrak kasar kulit buah jeruk
Kalamansi didapatkan dari hasil maserasi dengan menggunakan etanol 96%, selanjutnya ekstrak kasar yang diperoleh dibuat
pengenceran konsentrasi 40%, 20%, 10%, dan 5%. Minyak atsiri kulit buah jeruk Kalamansi didapatkan dari hasil destilasi uap-
air, kemudian dibuat variasi konsentrasi 20%, 15%, 10%, dan 5%. Metode yang digunakan untuk uji aktivitas antibakteri adalah
metode difusi kertas cakram. Aktivitas antibakteri ditunjukkan oleh adanya diameter zona hambat yang terbentuk. Data hasil uji
antibakteri dianalisa statistika dengan menggunakan Anova satu arah (One way) yang menunjukkan adanya pengaruh perlakuan
terhadap pertumbuhan bakteri uji yang dilihat dari nilai (P<0,01) dan dilanjutkan dengan uji Duncan untuk mengatahui pengaruh
antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar kulit buah jeruk Kalamansi mempunyai aktivitas antibakteri
terhadap bakteri S. Aureus dan E.coli dengan diameter zona hambat yang tergolong sedang yaitu 10 mm dan 7,2 mm pada
konsentrasi 40%. Minyak atsiri kulit buah jeruk Kalamansi mempunyai daya antibakteri terhadap bakteri S.aureus dan E.coli
dengan masingmasing diameter zona hambat yaitu 12,7 mm (kuat) dan 8,3 mm (sedang) pada konsentrasi 20%.
Kata kunci : kulit jeruk Kalamansi, antibakteri, Staphylococcus aureus, Escherichia coli
Kalamansi yang banyak menyisakan kulit buah golongan terpenoid. Senyawa tersebut telah
jeruk yang belum termanfaatkan secara terbukti mempunyai efek antibakteri dengan cara
maksimal, padahal bagian kulit buah jeruk ini menghambat sintesis asam nukleat, dinding
hampir 30% dari berat total buah yang masih bisa polisakarida dan ergosterol membran sel [13].
termanfaatkan [3]. Berdasarkan permasalahan dan uraian
Kulit buah jeruk kaya akan nutrisi dan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
mengandung banyak senyawa metabolit sekunder penelitian dengan judul “Aktivitas Antibakteri
seperti sumber flavonoid , terpenoid, alkaloid, Kulit Buah Jeruk Kalamansi (Citrofortunella
dan minyak atsiri [4]. Adanya kandungan microcarpa) terhadap Bakteri Staphylococcus
metabolit sekunder seperti minyak atsiri [5] aureus dan Escherichia coli”.
dalam kulit buah jeruk ini menjadi perhatian
untuk diteliti sehingga dapat membuat kulit buah METODE PENELITIAN
jeruk memiliki nilai ekonomis [6]. Senyawa Penelitian ini dimulai dari bulan Maret
metabolit sekunder tersebut memiliki peran 2018 sampai dengan Juni 2018. Penelitian ini
sebagai agen antibakteri [7]. dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Kimia
Antibakteri merupakan zat yang dapat FKIP, Laboratorium Basic Scince FMIPA, dan
menghambat pertumbuhan bakteri atau bahkan Laboratorium Biomedik FKIK, Universitas
dapat membunuh bakteri yang bersifat patogen Bengkulu.
dengan cara mengganggu metabolismenya [8]. Alat-alat yang digunakan selama
Pengendalian pertumbuhan bakteri patogen penelitian antara lain blender, botol vial, corong
bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit kaca, aluminium foil, alat destilasi, corong pisah,
dan infeksi, membasmi bakteri pada inang yang kertas saring, kertas HVS, sudip, pipet tetes, pipet
terinfeksi, dan mencegah pembusukan serta volumetri, kaca arloji, batang pengaduk, tabung
perusakan bahan oleh bakteri [9]. reaksi, rak tabung reaksi, gelas ukur, gelas kimia,
Bakteri patogen yang sering menginfeksi labu ukur, erlenmeyer, cawan petri, jarum ose,
tubuh manusia ialah Staphylococcus aureus dan bunsen, penggaris, pinset, Hotplate
Escherichia coli. Bakteri S. aureus dapat (Lab.Companion HP-3000l), neraca analitik
menyebabkan infeksi kulit dan keracunan (BEL Engineering M254Ai), oven (Memmert),
makanan sedangkan E. coli dapat menyebabkan rotary evaporator (Heidolph laborata 4000
diare, infeksi saluran kemih, dan kemampuan Efficient), spektrofotometer UV-Vis (PD-303S),
menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain di autoklaf (Hirayama HVA-85), mikropipet
luar usus [10]. (eppendorf), inkubator (IB-11E), laminary air
Berbagai macam penelitian telah flow (Nuaire NU-1263000E), dan vortex (VM-
dilakukan untuk mengendalikan pertumbuhan 96B).
bakteri patogen. Bahan-bahan alami yang berasal Bahan kimia yang digunakan dalam
dari alam lebih diutamakan untuk pencegahan penelitian ini adalah: etanol (teknis, 96%),
bakteri yang merugikan. Nutrient Agar (Merck), NaCl 0,9%, DMSO
Penelitian aktivitas antibakteri ekstrak (Merck), kristal FeCl3 (Merck, p.a), plat KLT, n-
kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terbukti heksana, etil asetat, aquades, pita Mg (MERCK),
mampu menghambat pertumbuhan bakteri, secara larutan HCl (Merck, p.a, 32%), H2SO4 (Merck,
langsung berkaitan dengan komponen yang p.a, 98%), dan KI (Merck, p.a).
terkandung didalamnya yaitu minyak atsiri, tanin, Bahan yang diteliti adalah kulit buah
alkaloid, fenolat dan flavonoid [11]. jeruk Kalamansi (Citrofortunella microcarpa)
Senyawa fenol dan turunannya (tanin) yang diperoleh dari industri sirup jeruk
merupakan zat antibakteri yang bekerja dengan Kalamansi didaerah Pondok Kubang, Kabupaten
cara menghambat fungsi membran sel sehingga Bengkulu Tengah. Bakteri uji yang digunakan
menganggu permeabilitas membran sel dan dalam penelitian ini adalah Staphylococcus
menyebabkan pertumbuhan bakteri akan aureus dan Escherichia coli.
terhambat [12].
Minyak atsiri kulit buah jeruk purut
(Cytrus hystrix) mengandung komponen utama
93
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 5(1): 92 - 105 (2021) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819
94
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 5(1): 92 - 105 (2021) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819
menggunakan Ms. Excel dan SPSS versi 16 serta Ekstraksi kulit buah jeruk Kalamansi
uji Duncan dilakukan dengan menggunakan menggunakan ekstraksi cara dingin yaitu metode
fasilitas SPSS versi 16. maserasi. Maserasi merupakan metode
pengekstrakan simplisia yang menggunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN cairan penyari dengan beberapa kali pengocokan.
Metode maserasi digunakan untuk menyari
1. Pembuatan Ekstrak Kasar Kulit Buah simplisia yang mengandung komponen kimia
Jeruk Kalamansi yang mudah larut dalam cairan penyari (pelarut)
Sampel kulit buah jeruk Kalamansi [27].
diambil dari industri produksi sirup jeruk Maserasi kulit buah jeruk Kalamansi
Kalamansi di Pondok Kubang, Kabupaten dilakukan dengan merendam 500 g serbuk
Bengkulu Tengah. Kulit buah jeruk Kalamansi simplisia dalam pelarut yang akan menembus
dibersihkan dan dipisahkan daging buah jeruk dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
yang masih menempel sehingga hanya kulit buah mengandung komponen aktif [28]. Perbedaan
jeruknya saja. Proses ini diperoleh kulit buah konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel
jeruk Kalamansi sebanyak 3,2 Kg, lalu dengan yang di luar sel membuat larutan yang
dilanjutkan perajangan atau dipotong kecil-kecil terpekat didesak keluar dari dalam dinding sel.
dan pengeringan. Pelarut yang digunakan dalam maserasi ini
Pengeringan kulit buah jeruk Kalamansi adalah etanol 96%.
dengan cara dikering-anginkan tanpa terkena Pemilihan pelarut untuk proses maserasi
sinar matahari langsung. Pengeringan dilakukan akan memberikan pengaruhi efektivitas yang
untuk menghindari terjadinya kerusakan pada tinggi dengan memperhatikan kelarutan senyawa
kandungan kimia seperti metabolit sekunder yang bahan alam dalam pelarut tersebut. Etanol
terdapat dalam simplisia kulit buah jeruk merupakan pelarut yang banyak digunakan
Kalamansi. Proses pengeringan ini juga karena dapat melarutkan sebagian besar golongan
dimaksudkan untuk mengurangi kadar air. senyawa sehingga lebih mudah untuk menembus
Pengurangan kadar air ini bertujuan untuk bahan intraseluler dalam mengekstrak komponen
menghindari tumbuhnya jamur atau kapang yang aktif dari bahan tumbuhan [29].
dapat merusak simplisia, sehingga simplisia yang Proses maserasi ini berlangsung selama
diperoleh tidak mudah rusak dan dapat disimpan 3×24 jam pada suhu ruangan dengan beberapa
dalam waktu yang cukup lama. Simplisia yang kali pengocokan. Tujuan dilakukan pengocokan
telah kering kemudian ditimbang dan diperoleh yaitu agar seluruh serbuk dapat kontak dengan
sebanyak 0,75 Kg sehingga kadar air yang pelarut dan senyawa dapat terekstrak dengan
terdapat didalam kulit buah jeruk Kalamansi optimal. Setelah proses maserasi, pelarut
adalah sebesar 76,56%. Simplisia kering dipisahkan dari sampel simplisia dengan
diblender sampai didapatkan serbuk yang halus penyaringan.
guna memperbesar luas permukaan sampel dan Residu yang diperoleh dilakukan
meningkatkan daya interaksinya dengan pelarut remaserasi sebanyak satu kali agar senyawa aktif
sehingga dapat mengoptimalkan proses ekstraksi. yang masih terdapat dalam sampel dapat
terekstrak. Filtrat simplisia kulit buah jeruk
Kalamansi diperoleh sebanyak 2,3 L yang
dipekatkan dengan cara evaporasi menggunakan
rotary evaporator diperoleh ekstrak kasar 47,12 g
dengan rendemennya 9,4%.
pemisahan minyak atsiri kulit buah jeruk volume air dijaga konstan dengan penambahan
Kalamansi. air sedikit demi sedikit. Destilat yang diperoleh
Perlakuan pendahuluan dilakukan dengan belum berupa minyak atsiri murni, namun
pengecilan ukuran dengan cara dirajang atau merupakan campuran antara minyak atsiri dan
dipotong kecil-kecil untuk memperbesar luas air.
permukaan kontak saat destilasi. Minyak atsiri Untuk memisahkan, destilat ditampung
dalam tanaman aromatik dikelilingi oleh kelenjar dan dimasukkan kedalam corong pisah dimana
minyak, pembuluh-pembuluh, kantung minyak terlihat dua bagian, bagian atas terdapat minyak
atau rambut glanural karena itu minyak atsiri atsiri dalam jumlah yang sedikit sedangkan air
hanya dapat diekstraksi apabila uap air berhasil terletak dibagian bawah. Bagian minyak atsiri
menembus jaringan tanaman dan mendesaknya yang dipisahkan ditampung pada botol vial yang
ke permukaan ( hidrodifusi) , tetapi proses ini berbeda dan dibungkus dengan kertas aluminium
berlangsung sangat lambat bila bahan dalam foil.
keadaan utuh. Sehingga perlu dilakukan Rendemen yang dihasilkan dari destilasi
perajangan untuk memaksimalkan proses uap-air terhadap sampel kulit buah jeruk
pemisahan minyak atsiri yang akan dilakukan. Kalamansi yaitu sebesar 0,0596%.
Selanjutnya proses pemisahan minyak atsiri jeruk Uji Organoleptis minyak atsiri kulit buah
Kalamansi dilakukan dengan cara destilasi. jeruk Kalamansi tersaji pada Tabel 1.
Destilasi merupakan suatu proses
pengambilan (pemisahan) minyak atsiri dari Tabel 1. Organoleptis Minyak Atsiri Kulit
bahannya dengan bantuan uap air yang terjadi Buah Jeruk Kalamansi
karena adanya perbedaan tiitk didih diantara
komponen-komponen bahan. No Organoleptis Hasil
Didalam alat suling terdapat minyak atsiri 1 Bentuk Cair
dan air, dimana keduanya bersifat tidak dapat 2 Warna Bening
bercampur. Destilasi yang digunakan dalam 3 Bau Khas aromatis
memisahkan minyak atsiri dari kulit buah jeruk
Kalamansi yaitu menggunakan destilasi uap-air. Uji Fitokimia Kulit Buah Jeruk Kalamansi
Sampel kulit buah jeruk Kalamansi yang Hasil uji fitokimia secara kualitatif
digunakan dalam setiap proses destilasi sebanyak ditemukan terdapat kandungan metabolit
1,4 Kg dengan waktu destilasi selama 3-4 jam. sekunder pada kulit buah jeruk Kalamansi (C.
Destilasi dilakukan dua kali dengan microcarpa).( Tabel 2)
jumlah yang sama. Sampel diletakkan diatas Pada serbuk kulit buah jeruk Kalamansi
sangsang (saringan) berpori dan dibawah menunjukkan hasil positif pada uji flavonoid,
sangsang terdapat air yang dipanaskan. saponin, dan tanin. Pada uji alkaloid,
Permukaan air berada dibawah sangsang, penambahan pereaksi Mayer akan menyebabkan
sehingga tidak ada kontak langsung antara air dan terbentuknya endapan berwarna putih untuk uji
sampel kulit buah jeruk Kalamansi. Pada destilasi positifnya. Namun, hasil pengamatan uji alkaloid
uap-air, antara air dan minyak atsiri dalam kulit serbuk kulit buah jeruk Kalamansi diperoleh hasil
buah jeruk Kalamansi tidak menguap secara yaitu tidak terdeteksi atau sedikitnya kadar
bersama-sama. senyawa alkaloid.
Pada awalnya air akan menguap setelah Uji identifikasi flavonoid, penambahan
proses pemanasan dilakukan, setelah mencapai pita magnesium dan asam klorida akan
suatu kesetimbangan tekanan tertentu maka uap menyebabkan tereduksinya senyawa flavonoid
air akan masuk ke jaringan dalam bahan dan yang ada sehingga menimbulkan reaksi warna
mendesak minyak atsiri ke permukaan. Minyak merah atau jingga yang merupakan ciri adanya
atsiri akan ikut menguap bersama uap air menuju flavonoid pada sampel. .
kondensor (pendingin) .
Proses destilasi ini dijalankan sampai
minyak atsiri kulit buah jeruk Kalamansi
terekstrak seluruhnya. Selama proses destilasi
97
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 5(1): 92 - 105 (2021) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819
Tabel 2 Hasil Uji Fitokimia Serbuk Kulit Buah sekunder yang terdapat dalam tumbuhan
Jeruk Kalamansi mengalami interaksi dan ikut keluar dari sel
jaringan. .Pada uji alkaloid, ekstrak kasar kulit
Uji Pereaksi Hasil Hasil buah jeruk Kalamansi menunjukkan hasil yang
Fitokimia Pengamatan
Alkaloid Mayer Endapan Negatif
positif, penambahan pereaksi Mayer akan
putih menyebabkan terbentuknya endapan berwarna
Flavonoid Mg+HCl Coklat orange Positif putih berupa endapan kalium-alkaloid. Pada
Tanin FeCl3 Coklat Positif pembuatan pereaksi Mayer, larutan merkurium
Kehitaman
Saponin aquades Terdapat buih Positif (II) klorida ditambah kalium iodida akan bereaksi
lalu dikocok yang stabil membentuk endapan merah merkurium (II)
iodida. Jika kalium iodida yang ditambahkan
Dalam analisis ini diperoleh hasil berlebih maka akan terbentuk Kalium
pengamatan berupa perubahan warna menjadi tetraiodomerkurat (II).
coklat orange yang menunjukkan adanya Alkaloid mengandung atom nitrogen yang
senyawa flavonoid yang terkandung pada serbuk mempunyai pasangan elektron bebas sehingga
kulit buah jeruk Kalamansi. dapat digunakan untuk membentuk ikatan
Kandungan tanin dalam tumbuhan diuji kovalen koordinat dengan ion logam. Pada uji
dengan menggunakan pereaksi FeCl3 1%. Hasil alkaloid dengan pereaksi Mayer, nitrogen pada
yang diperoleh pada sampel serbuk kulit buah alkaloid akan bereaksi dengan ion logam K+ dari
jeruk Kalamansi positif mengandung tanin Kalium tetraiodomerkurat (II) membentuk
dengan memberikan warna hijau kehitaman. kompleks kalium-alkaloid yang mengendap [30].
Uji identifikasi saponin pada sampel Hasil uji flavonoid untuk ekstrak kasar
serbuk kulit buah jeruk Kalamansi menunjukkan kulit buah jeruk Kalamansi menggunakan
hasil positif senyawa saponin Hasil uji fitokimia potongan pita Magnesium dan HCl pekat
menggunakan ekstrak kasar kulit buah jeruk menghasilkan warna merah magenta. Tujuan
Kalamansi menunjukkan hasil positif untuk penggunaan Mg dan HCl adalah untuk mereduksi
golongan senyawa metabolit sekunder yakni inti benzopiron yang terdapat dalam struktur
alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan terpenoid flavonoid sehingga terbentuk garam flavilium
( Tabel 3). berwarna merah atau jingga [31].
Kandungan tanin dalam ekstrak diuji
Tabel 3 Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Kasar dengan menggunakan FeCl3 1%. Hasil yang
Kulit Buah Jeruk Kalamansi diperoleh positif mengandung tanin dengan
memberikan warna hijau kehitaman. Pada
Uji Pereaksi Hasil Keterangan penambahan FeCl3 1%, diperkirakan larutan ini
Fitokimia Pengamatan bereaksi dengan salah satu gugus hidroksil yang
Alkaloid Mayer Endapan positif
Putih ada pada senyawa tanin membentuk senyawa
Flavonoid Mg+HCl Merah positif kompleks. Hasil reaksi tersebut yang akhirnya
magenta menimbulkan warna hijau atau biru kehitaman
Tanin FeCl3 coklat positif
kehitaman
[32].
Saponin Aquades, Buih yang positif Uji identifikasi saponin pada ekstrak kasar
dikocok stabil kulit buah jeruk Kalamansi juga menunjukkan
Terpenoid KLT, H2SO4 Ada noda positif hasil positif terdapat buih yang stabil karena
pekat merah
muda saponin memiliki glikosil yang berfungsi sebagai
Steroid KLT, H2SO4 _ negatif gugus polar dan gugus terpenoid sebagai gugus
pekat non polar yang bersifat aktif permukaan sehingga
saat dikocok dengan aquades dapat membentuk
Hal ini karena sampel yang diujikan telah misel yang terlihat pada hasil pengamatan berupa
melalui proses ektraksi sebelumnya sehingga buih yang stabil [33].
jaringan-jaringan penghasil metabolit sekunder Untuk uji terpenoid atau steroid
yang ada pada tumbuhan dapat ditembus dan menggunakan analisis KLT menunjukkan bahwa
dimasukkan oleh pelarut sehingga metabolit
98
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 5(1): 92 - 105 (2021) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819
dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang E.coli 1,2s 1,8rs 2,9r 8,3p 6,9q 0t
sangat nyata antara perlakuan (konsentrasi)
Keterangan: angka yang berbeda diikuti huruf berbeda
terhadap diameter zona hambat yang terbentuk. menunjukkan berbeda signifikan (<0,01)
Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan antar
100
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 5(1): 92 - 105 (2021) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819
Pada hasil pengujian bahwa kemampuan tergolong kuat (12,7 mm) dan sedang (8,3
antibakteri dari minyak atsiri kulit buah jeruk mm) pada konsentrasi 20%.
Kalamansi lebih besar dibandingkan dengan
ekstrak kasarnya. Hal ini diduga karena Saran
komponen yang terkandung dalam minyak atsiri Berdasarkan penelitian yang telah
kulit buah jeruk Kalamansi. dilakukan bahwa perlu dilakukan penelitian lebih
Menurut Chen dkk (2013) diketahui ada lanjut yaitu:
dua komponen utama yang terdapat pada kulit 1. Mengetahui senyawa aktif yang berpotensi
buah jeruk Kalamansi yaitu monoterpen dan sebagai antibakteri dengan cara isolasi dan
seskuiterpen. Kedua komponen ini dikenal identifikasi senyawa murni ekstrak kasar dan
mempunyai sifat antimikroba terkhusus sebagai minyak atsiri kulit buah jeruk Kalamansi.
antibakteri [46]. 2. Mengetahui dosis yang tepat untuk digunakan
Menurut Trombetta, dalam Pratiwi , dkk dalam pengaplikasian sebagai antibakteri baik
kandungan monoterpen pada minyak atsiri dapat berupa sediaan krim atau obat.
menghambat pertumbuhan bakteri. Umumnya
monoterpen bersifat lipofilik. Monoterpen telah DAFTAR PUSTAKA
dibuktikan lebih cenderung berdifusi ke fasa
struktur membran bakteri dibandingkan fasa air. [1] Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan
Terakumulasinya molekul monoterpen ke fasa Buah Subtropika – Puslitbanghorti –
membran akan membuat membran mengalami Balitbangtan – Kementerian Pertanian,
pengembangan (swelling), meningkatkan Jenis Jeruk Yang Berkembang di
permeabilitas membran sehingga merusak Indonesia,artikel http://balitjestro.
membran yang mengikat protein sel bakteri [47]. litbang. pertanian.go.id/jenis-jeruk-
Dari hasil analisis penelitian ini bahwa yang - berkembang- di- indonesia/ 23
ekstrak kasar dan minyak atsiri kulit buah jeruk Maret, 2020.
Kalamansi memiliki potensi sebagai antibakteri [2] Novita, T., Tuti Tutuarima, dan
yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Hasanuddin, Sifat Fisik Dan Kimia
S.aureus dan E. coli sehingga kulit buah jeruk Marmalade Jeruk Kalamansi (Citrus
Kalamansi bernilai ekonomis yang perlu microcarpa) : Kajian Konsentrasi
dikembangkan untuk bisa diaplikasikan sebagai Pektin Dan Sukrosa, Eksakta , 2017, 18
krim ataupun obat yang mampu mengendalikan (2): 164-172.
pertumbuhan bakteri ataupun membunuh bakteri. [3] Elmitra dan Yuska Noviyanti, Uji Sifat
Fisik Sabun Padat Transparan Dari
Simpulan Minyak Astiri Jeruk Kalamansi (Citrus
Berdasarkan hasil penelitian dapat microcarpa), Jurnal Akademi Farmasi
disimpulkan bahwa ekstrak kasar dan minyak Prayoga, 2020, 5 (1): 40-48.
atsiri kulit buah jeruk Kalamansi berpengaruh [4] Devy, N.F., F. Yulianti, dan Andrini,
terhadap penghambatan pertumbuhan bakteri uji Kandungan Flavonoid dan Limonoid
yaitu: pada Berbagai Fase Pertumbuhan
1. Ekstrak kasar kulit buah jeruk Kalamansi Tanaman Jeruk Kalamondin (Citrus mitis
berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Blanco) dan Purut (Citrus hystrix Dc.),
S.aureus dan E. coli, hal ini dilihat dari nilai Jurnal Hortikultura, 2010, 20 (1) : 360-
signifikansi (P<0,01). Kemampuan antibakteri 367
ekstrak kasar jeruk Kalamansi tergolong [5] Saputra, K.A., Ni Made Puspawati, dan I
sedang dengan diameter zona hambat yaitu 10 Wayan Suirta, Kandungan Kimia
mm dan 7,2 mm pada konsentrasi 40%. Minyak Atsiri Dari Kulit Buah Jeruk Bali
2. Minyak atsiri kulit buah jeruk Kalamansi (Citrus maxima) Serta Uji Aktivitas
berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Antibakteri Terhadap Staphylococcus
S.aureus dan E. coli, hal ini dilihat dari nilai aureus Dan Escherichia coli, Jurnal
signifikansi (P<0,01). Kemampuan antibakteri Kimia , 2017: 11(1): 64-68.
minyak atsiri kulit buah jeruk Kalamansi [6] Hidayati, Distilasi Minyak Atsiri Dari
102
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 5(1): 92 - 105 (2021) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819
Jurnal Ilmiah Farmasi, 2016, 4(2), 36-42 Teknologi Pangan , 2019, 8(1): 27-35.
[23] Oktasila, D., Nurhamidah dan Dewi [30] Marliana , S.D., Venty Suryanti dan
Handayani, Uji Aktivitas Antibakteri Suyono, Skrining Fitokimia dan
Daun Jeruk Kalamansi (Citrofortunella Analisis Kromatografi Lapis Tipis
microcarpa) Terhadap Bakteri KomponenKimia Buah Labu Siam
Staphylococcus aureus Dan Escherichia (Sechium edule Jacq. Swartz.) dalam
coli, Alotrop, 2019: 3(2): 158-169. Ekstrak Etanol, Biofarmasi , 2005, 3 (1)
[24] Pratiwi, R.S., Tjiptasurasa dan Retno : 26-31.
Wahyuningrum, Aktivitas Anti Bakteri [31] Ergina, Siti Nuryanti dan Indarini Dwi
Ekstrak Etanol Kayu Nangka Pursitasari, Uji Kualitatif Senyawa
(Artocarpus heterophylla Lmk.) Metabolit Sekunder Pada Daun Palado
Terhadap Bacillus subtilis Dan (Agave angustifolia) Yang Diekstraksi
Escherichia coli, Pharmacy, 2011, 8(3): Dengan Pelarut Air Dan Etanol, Jurnal
1-10. Akademika Kimia, 2014, 3 (3): 165 -
[25] Nurhayati, L. S., Nadhira Yahdiyani dan 172
Akhmad Hidayatulloh, Perbandingan [32] Ikalinus, R., Sri Kayati Widyastuti dan
Pengujian Aktivitas Antibakteri Starter Ni Luh Eka Setiasih, Skrining Fitokimia
Yogurt dengan Metode Difusi Sumuran Ekstrak Etanol Kulit Batang Kelor
dan Metode Difusi Cakram. Jurnal (Moringa oleifera), Indonesia Medicus
teknologi Hasil Peternakan, 2020, 1(2): Veterinus , 2015, 4(1) : 71-79
41-46. [33] Minarno, E.B., Skrining Fitokimia Dan
[26] Huda, N., Djufri dan Laili Suhairi, Kandungan Total Flavanoid Pada Buah
Perbandingan Perendaman Ekstrak Carica pubescens Lenne & K. Koch Di
Kulit Pisang Raja (Musa Paradisiaca Kawasan Bromo, Cangar, Dan Dataran
var. Raja) Dan Ekstrak Kulit Pisang Tinggi Dieng, El-Hayah , 2015, 5(2): 73-
Kepok (Musa acuminate) Terhadap 82.
Karakteristik Organoleptik Dan Fisik [34] Ngajow, M., Jemmy Abidjulu dan
Daging Ayam Kampung (Gallus Vanda S, Kamu, Pengaruh Antibakteri
domesticus). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekstrak Kulit Batang Matoa (Pometia
Fakultas Keguruan dan Ilmu pinnata) terhadap Bakteri
Pendidikan Unsyiah, 2017, 2(1): 63-77. Staphylococcus aureus Secara In Vitro.
[27] Indarto, Windy Narulita, Bambang Sri Jurnal MIPA Unsrat Online., 2013, 2
Anggoro dan Aulia Novitasari, Aktivitas (2): 128-132
Antibakteri Ekstrak Daun Binahong [35] Hamidah, M.N., Laras Rianingsih, dan
Terhadap Propionibacterium Acnes, Romadhon, Aktivitas Antibakteri Isolat
Biosfer: Jurnal Tadris Biologi , 2019, 10 Bakteri Asam Laktat Dari Peda Dengan
(1): 67-78 Jenis Ikan Berbeda Terhadap E. coli
[28] Dwicahyani, T., Sumardianto dan Laras Dan S. Aureus, Jurnal Ilmu dan
Rianingsih, Uji Bioaktivitas Ekstrak Teknologi Perikanan, 2019, 1(2): 11-21.
Teripang Keling Holothuria atra [36] Sujadmiko, W.K.K.Y., dan Prima
Sebagai Antibakteri Staphylococcus Retno Wikandari, Resistensi Antibiotik
aureus dan Escherichia coli, Jurnal Amoksisilin Pada Strain Lactobacillus
Pengolahan dan Bioteknologi Hasil plantarum B1765 Sebagai Kandidat
Perikanan, 2018 , 7(1): 15-24. Kultur Probiotik, UNESA Journal of
[29] Suhendra, C.P., I Wayan Rai Widarta Chemistry , 2017, 6(1): 54-58.
dan Anak Agung Istri Sri Wiadnyani, [37] Ulya, M., Fauzia Nilam Orienty, Maulida
Pengaruh Konsentrasi Etanol Terhadap Hayati, Efek Uji Daya Bunuh Ekstrak
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rimpang Kulit Buah Jeruk Nipis (Citrus Auranti
Ilalang (Imperata cylindrica (L) Folia) Terhadap Bakteri Streptococcus
Beauv.) Pada Ekstraksi Menggunakan Mutans, Jurnal B-Dent, , 2018, 5 (1): 30
Gelombang Ultrasonik, Jurnal Ilmu dan - 37
104
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 5(1): 92 - 105 (2021) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819