You are on page 1of 14

ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 5(1): 92 - 105 (2021) p-ISSN 2252-8075

e-ISSN 2615-2819

Aktivitas Antibakteri Kulit Buah Jeruk Kalamansi (Citrofortunella


Microcarpa) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
Amiliah*1, Nurhamidah2, Dewi Handayani3
1,2,3
Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP
Universitas Bengkulu
*E-mail : amiliah_377@yahoo.co.id

ABSTRACT
This study aims to test the antibacterial activity of crude extracts and essential oils of citrus fruit peel calamansi against bacteria
Staphylococcus auerus and Escherichia coli. Calamansi citrus fruit raw material is obtained from the village of Pondok Kubang,
Bengkulu Tengah (3.70660 S, 102.35780 E). The crude extract of citrus fruit peel obtained from the maceration result using 96%
etanol, furthermore crude extracts were obtained diluted concentrations of 40%, 20%, 10%,and 5%. The essential oil of citrus fruit
peel is obtained from the distillation of stem-water, then made variation of concentration 20%, 15%, 10%, and 5%. The method
used to test antibacterial activity is the method of paper disc diffusion. The antibacterial activity is shown by the presence on
inhibitory zone diameter. The data of antibacterial test result were analyzed by using One Way Anova which showed the effect of
treatment on test bacteria growth seen from (P<0,01) and continued by Duncan test to know the effect of treatment. The results
showed that the crude extract of citrus fruit peel had antibacterial activity against S. aureus and E. coli bacteria with moderate
inhibitory diameter is 10 mm and 7.2 mm (medium) at concentration of 40%. The essential oil of citrus fruit peel has antibacterial
activity against S. Aureus and E. coli bacteria with each inhibitory zone diameter 12,7 mm (strong) and 8,3 mm (medium) at
concentration 20%.

Keywords : citrus peel calamansi, antibacterial, Staphylococcus aureus, Escherichia coli

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri dari ekstrak kasar dan minyak atsiri kulit buah jeruk Kalamansi
(Citrofortunella microcarpa) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Bahan baku kulit buah jeruk
Kalamansi diperoleh dari Desa Pondok Kubang, Bengkulu Tengah (3.70660 S, 102.35780 E). Ekstrak kasar kulit buah jeruk
Kalamansi didapatkan dari hasil maserasi dengan menggunakan etanol 96%, selanjutnya ekstrak kasar yang diperoleh dibuat
pengenceran konsentrasi 40%, 20%, 10%, dan 5%. Minyak atsiri kulit buah jeruk Kalamansi didapatkan dari hasil destilasi uap-
air, kemudian dibuat variasi konsentrasi 20%, 15%, 10%, dan 5%. Metode yang digunakan untuk uji aktivitas antibakteri adalah
metode difusi kertas cakram. Aktivitas antibakteri ditunjukkan oleh adanya diameter zona hambat yang terbentuk. Data hasil uji
antibakteri dianalisa statistika dengan menggunakan Anova satu arah (One way) yang menunjukkan adanya pengaruh perlakuan
terhadap pertumbuhan bakteri uji yang dilihat dari nilai (P<0,01) dan dilanjutkan dengan uji Duncan untuk mengatahui pengaruh
antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar kulit buah jeruk Kalamansi mempunyai aktivitas antibakteri
terhadap bakteri S. Aureus dan E.coli dengan diameter zona hambat yang tergolong sedang yaitu 10 mm dan 7,2 mm pada
konsentrasi 40%. Minyak atsiri kulit buah jeruk Kalamansi mempunyai daya antibakteri terhadap bakteri S.aureus dan E.coli
dengan masingmasing diameter zona hambat yaitu 12,7 mm (kuat) dan 8,3 mm (sedang) pada konsentrasi 20%.

Kata kunci : kulit jeruk Kalamansi, antibakteri, Staphylococcus aureus, Escherichia coli

PENDAHULUAN Jeruk Kalamansi (Citrofortunella


Indonesia merupakan negara tropis yang microcarpa) merupakan jeruk hasil hibrida
memiliki berbagai varietas jeruk yang dapat antara citrus sp dan fortunella sp yang
tumbuh dan berproduksi dengan baik dan dikenal pembudidayaannya dikembangkan diprovinsi
hingga sekarang sangat beragam, hal ini karena Bengkulu sebagai produk unggulan. Jeruk
beberapa jenis jeruk tersebut dapat disilangkan Kalamansi dapat tumbuh hingga ketinggian 5 m ,
sehingga menghasilkan hibrida antar jenis yang memiliki buah yang kecil, kulit jeruk berwarna
memiliki karakter khas yang berbeda dari jenis hijau kekuningan yang cukup tipis, dan rasa buah
tetuanya. Beberapa jeruk telah menjadi unggulan yang asam saat matang [2].
negara Indonesia seperti jeruk siam, jeruk keprok, Produksi buah jeruk Kalamansi dalam
jeruk manis, jeruk pamelo, jeruk nipis, dan lain- satu lahan budidaya bisa menghasilkan 100 Kg
lain [1]. per harinya. Buah jeruk Kalamansi ini digunakan
sebagai bahan baku pembuatan olahan sirup
92
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 5(1): 92 - 105 (2021) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819

Kalamansi yang banyak menyisakan kulit buah golongan terpenoid. Senyawa tersebut telah
jeruk yang belum termanfaatkan secara terbukti mempunyai efek antibakteri dengan cara
maksimal, padahal bagian kulit buah jeruk ini menghambat sintesis asam nukleat, dinding
hampir 30% dari berat total buah yang masih bisa polisakarida dan ergosterol membran sel [13].
termanfaatkan [3]. Berdasarkan permasalahan dan uraian
Kulit buah jeruk kaya akan nutrisi dan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
mengandung banyak senyawa metabolit sekunder penelitian dengan judul “Aktivitas Antibakteri
seperti sumber flavonoid , terpenoid, alkaloid, Kulit Buah Jeruk Kalamansi (Citrofortunella
dan minyak atsiri [4]. Adanya kandungan microcarpa) terhadap Bakteri Staphylococcus
metabolit sekunder seperti minyak atsiri [5] aureus dan Escherichia coli”.
dalam kulit buah jeruk ini menjadi perhatian
untuk diteliti sehingga dapat membuat kulit buah METODE PENELITIAN
jeruk memiliki nilai ekonomis [6]. Senyawa Penelitian ini dimulai dari bulan Maret
metabolit sekunder tersebut memiliki peran 2018 sampai dengan Juni 2018. Penelitian ini
sebagai agen antibakteri [7]. dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Kimia
Antibakteri merupakan zat yang dapat FKIP, Laboratorium Basic Scince FMIPA, dan
menghambat pertumbuhan bakteri atau bahkan Laboratorium Biomedik FKIK, Universitas
dapat membunuh bakteri yang bersifat patogen Bengkulu.
dengan cara mengganggu metabolismenya [8]. Alat-alat yang digunakan selama
Pengendalian pertumbuhan bakteri patogen penelitian antara lain blender, botol vial, corong
bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit kaca, aluminium foil, alat destilasi, corong pisah,
dan infeksi, membasmi bakteri pada inang yang kertas saring, kertas HVS, sudip, pipet tetes, pipet
terinfeksi, dan mencegah pembusukan serta volumetri, kaca arloji, batang pengaduk, tabung
perusakan bahan oleh bakteri [9]. reaksi, rak tabung reaksi, gelas ukur, gelas kimia,
Bakteri patogen yang sering menginfeksi labu ukur, erlenmeyer, cawan petri, jarum ose,
tubuh manusia ialah Staphylococcus aureus dan bunsen, penggaris, pinset, Hotplate
Escherichia coli. Bakteri S. aureus dapat (Lab.Companion HP-3000l), neraca analitik
menyebabkan infeksi kulit dan keracunan (BEL Engineering M254Ai), oven (Memmert),
makanan sedangkan E. coli dapat menyebabkan rotary evaporator (Heidolph laborata 4000
diare, infeksi saluran kemih, dan kemampuan Efficient), spektrofotometer UV-Vis (PD-303S),
menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain di autoklaf (Hirayama HVA-85), mikropipet
luar usus [10]. (eppendorf), inkubator (IB-11E), laminary air
Berbagai macam penelitian telah flow (Nuaire NU-1263000E), dan vortex (VM-
dilakukan untuk mengendalikan pertumbuhan 96B).
bakteri patogen. Bahan-bahan alami yang berasal Bahan kimia yang digunakan dalam
dari alam lebih diutamakan untuk pencegahan penelitian ini adalah: etanol (teknis, 96%),
bakteri yang merugikan. Nutrient Agar (Merck), NaCl 0,9%, DMSO
Penelitian aktivitas antibakteri ekstrak (Merck), kristal FeCl3 (Merck, p.a), plat KLT, n-
kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terbukti heksana, etil asetat, aquades, pita Mg (MERCK),
mampu menghambat pertumbuhan bakteri, secara larutan HCl (Merck, p.a, 32%), H2SO4 (Merck,
langsung berkaitan dengan komponen yang p.a, 98%), dan KI (Merck, p.a).
terkandung didalamnya yaitu minyak atsiri, tanin, Bahan yang diteliti adalah kulit buah
alkaloid, fenolat dan flavonoid [11]. jeruk Kalamansi (Citrofortunella microcarpa)
Senyawa fenol dan turunannya (tanin) yang diperoleh dari industri sirup jeruk
merupakan zat antibakteri yang bekerja dengan Kalamansi didaerah Pondok Kubang, Kabupaten
cara menghambat fungsi membran sel sehingga Bengkulu Tengah. Bakteri uji yang digunakan
menganggu permeabilitas membran sel dan dalam penelitian ini adalah Staphylococcus
menyebabkan pertumbuhan bakteri akan aureus dan Escherichia coli.
terhambat [12].
Minyak atsiri kulit buah jeruk purut
(Cytrus hystrix) mengandung komponen utama
93
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 5(1): 92 - 105 (2021) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819

Persiapan Sampel Uji Fitokimia


Sampel kulit buah jeruk Kalamansi Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui
diambil dari industri sirup jeruk Kalamansi senyawa metabolit sekunder yang terkandung di
daerah Pondok Kubang, Kebupaten Bengkulu dalam kulit jeruk Kalamansi Metabolit sekunder
Utara. Kulit buah jeruk Kalamansi dibersihkan. yang diuji secara kualitatif antara lain flavonoid,
Pada pembuatan ekstrak kasar, kulit buah jeruk alkaloid, saponin, terpenoid, tanin, dan fenol.
yang telah dibersihkan selanjutnya dilakukan
perajangan dengan cara dipotong kecil-kecil dan Uji Flavonoid
diiris setipis mungkin, hal ini dimaksudkan untuk Sebanyak 0,2 g sampel ditambahkan
mempercepat proses pengeringan. dengan 0,1 g serbuk Mg dan beberapa tetes HCl
Kulit buah jeruk Kalamansi yang telah 2N. Terbentuknya warna jingga sampai merah
terpotong-potong kemudian dikering-anginkan, mengindikasikan adanya senyawa flavonoid [14]
simplisia yang telah kering selanjutnya
dihaluskan dengan menggunakan blender hingga Uji Alkaloid
diperoleh serbuk simplisia kering. Pada Sebanyak 0,2 g sampel dimasukkan
pembuatan minyak atsiri, kulit buah jeruk kedalam tabung reaksi dan ditambahkan dengan 5
Kalamansi yang telah dibersihkan selanjutnya ml HCl 2N kemudian disaring. Filtrat
dirajang hingga diperoleh bagian-bagian yang dimasukkan kedalam tabung reaksi lain dan
cukup kecil kemudian langsung dilakukan ditetesi pereaksi Mayer’s. Apabila terbentuk
destilasi uap-air. endapan berwarna putih menunjukkan bahwa
sampel tersebut mengandung alkaloid [15].
Pembuatan Ekstrak Kasar
Serbuk kering kulit buah jeruk Kalamansi Uji Tanin
ditimbang 500 g dan diekstraksi menggunakan Sebanyak 0,2 g sampel dimasukan
metode maserasi dengan 2 L etanol 96%. kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 0,5 ml
Maserasi dilakukan dengan cara merendam aquades. Lalu ditambahkan 2-3 tetes larutan FeCl
serbuk kulit buah jeruk Kalamansi selama 72 jam 1%. Hasil positif ditunjukkan dengan
(3 hari) dengan sesekali diaduk ataupun dikocok terbentuknya warna hijau, biru-hijau atau biru-
Prosedur diulangi dengan 1 kali hitam kebiruan [16].
pengulangan atau dilakukan remaserasi kemudian
disaring menggunakan kertas saring sehingga Uji Saponin
diperoleh maserat. Hasil maserasi (maserat) 0,2 g sampel dimasukkan kedalam tabung
tersebut dikasarkan menggunakan rotary reaksi dan ditambahkan 2 ml aquades. Kemudian
evaporator sehingga didapatkan ekstrak kasar dikocok kuat-kuat. Terbentuk buih yang stabil
mengindikasikan adanya saponin [17].
Skrining Fitokimia
Pembuatan Reagen untuk Uji Fitokimia Uji Terpenoid/Steroid
Plat KLT diaktivasi menggunakan oven
Pereaksi Mayer’s selama 1 jam dengan suhu 1100C. Kemudian plat
Larutan Besi (III) Klorida 1% dipotong sepanjang 5 cm dan diberi tanda batas
Sebanyak 1 g kristal FeCl3 dimasukkan atas dan bawah dengan jarak masing-masing 1
kedalam labu ukur kemudian dilarutkan dengan cm. Lalu,sampel uji ditotolkan pada plat KLT
aquades hingga 100 ml. dengan menggunakan elusi n-heksana dan etil
asetat dengan perbandingan 6:4.
Larutan Asam Sulfat 2 N Setelah dihasilkan noda-noda kemudian
Sebanyak 13,9 ml H2SO4 pekat plat KLT disemprot dengan penampak bercak
dimasukkan kedalam labu ukur yang telah berisi H2SO4. Kemudian dipanaskan menggunakan
100 ml aquades secara perlahan melalui dinding oven selama 15 menit pada suhu 500C dan
gelas, kemudian diencerkan hingga volume 250 diamati perubahan warna yang terbentuk pada
ml. Plat KLT. Adanya warna merah muda atau pink

94
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 5(1): 92 - 105 (2021) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819

menunjukkan positif senyawa terpenoid kemudian dihomogenkan dengan menggunakan


sedangkan warna ungu positif steroid [18]. vortex. Kekeruhan suspensi bakteri uji diukur
dengan alat spektrofotometer UV-Vis dengan
Penyulingan Minyak Atsiri panjang gelombang 600 μm.
Destilasi minyak atsiri dari kulit jeruk
Kalamansi dilakukan dengan metode destilasi uap Pembuatan Larutan Uji
air. Kulit buah jeruk Kalamansi yang telah Pembuatan larutan uji (ekstrak kasar)
dipotong atau diperoleh ukuran yang cukup kecil dibuat sebanyak 4 g ekstrak kulit buah jeruk
dimasukkan ke dalam penyulingan yang Kalamansi dan melarutkannya dengan 5 ml
diletakkan di atas saringan yang berpori dan pelarut DMSO. Sehingga diperoleh larutan stok
dibawahnya terdapat air dengan konsentrasi 80%.
Selanjutnya di destilasi selama 3-4 jam, Kemudian dibuat variasi konsentrasi 40;
uap air akan masuk ke dalam kulit jeruk 20;, 10;, dan 5% . Sedangkan pembuatan larutan
Kalamansi sehingga minyak atsiri akan ikut uji (minyak atsiri) kulit buah jeruk Kalamansi
terbawa ke dalam kondensor. Hasil destilasi diambil sebanyak 0,2 ; 0,15 : 0,10 ; dan 0,05 g
dipisahkan dengan corong pemisah [19]. dilarutan ke dalam 1 ml DMSO sehingga
diperoleh variasi konsentrasi 20;,15;, 10; dan 5%
Uji Aktivitas Antibakteri [23].

Sterilisasi Alat Pembuatan Kontrol Positif dan Kontrol


Seluruh alat yang akan digunakan Negatif
disterilkan terlebih dahulu dengan dicuci bersih Menimbang 0,05 gram Amoxicilin
dan dikeringkan. Alat-alat gelas yang digunakan kemudian dilarutkan ke dalam 5 mL aquades
dibungkus dengan kertas HVS dan disterilkan steril lalu dihomogenkan. Kontrol negatif
dengan menggunakan autoklaf dengan tekanan menggunakan pelarut DMSO [24].
udara I atm dan suhu 1210C selama 15 menit
[20]. Penentuan Aktivitas Antibakteri
Sudip dan pipet tetes direndam dengan Pengujian aktivitas antibakteri
etanol 96%, jarum ose dan pinset disterilkan menggunakan metode difusi cakram untuk
dengan dipijarkan menggunakan nyala bunsen, mengukur diameter pertumbuhan bakteri
dan media disterilkan dalam autoklaf pada suhu terhadap bakteri S. aureus dan E. coli.
1210C selama 15 menit . Cara penentuannya adalah sebagai
berikut: Suspensi bakteri digoreskan pada seluruh
Pembuatan Medium permukaan media NA yang telah memadat,
Media pembenihan Nutrient Agar (NA) kemudian diletakkan kertas cakram
dibuat dengan cara melarutkan 5,6 g NA kedalam menggunakan pinset steril. Lalu pada kertas
200 ml aquades (28 g/1000 ml) kemudian cakram diteteskan larutan uji sebanyak 10 μl.
dipanaskan hingga larut. Mensterilkan media Selanjutnya, di inkubasi pada suhu 370C selama
tersebut dalam autoklaf dengan suhu 1210C 24 jam. Kemudian diukur diameter zona hambat
selama 15 menit [21]. yang terbentuk menggunakan penggaris [25].

Peremajaan Bakteri Analisis Data


Mengambil 1 ose bakteri uji (S. aureus Data yang diperoleh dari uji aktivitas
dan E.coli) kemudian menggoreskan ke dalam antibkateri ekstrak kasar dan minyak atsiri kulit
masing masing media NA miring [22]. buah jeruk Kalamansi dianalisis dengan analisis
one way ANOVA. Apabila perlakuan yang
Pembuatan Suspensi Bakteri diberikan menunjukkan pengaruh yang nyata,
Membuat suspensi bakteri uji (S. aureus maka dilanjutkan dengan uji Duncan dengan taraf
dan E. coli) diambil masing-masing 1 ose bakteri signifikan 1% yang bertujuan untuk mengetahui
uji, dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang konsentrasi perlakuan yang terbaik [26]. Analisis
berisi 10 ml larutan NaCl fisiologis 0,9%, one way ANOVA dilakukan dengan
95
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 5(1): 92 - 105 (2021) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819

menggunakan Ms. Excel dan SPSS versi 16 serta Ekstraksi kulit buah jeruk Kalamansi
uji Duncan dilakukan dengan menggunakan menggunakan ekstraksi cara dingin yaitu metode
fasilitas SPSS versi 16. maserasi. Maserasi merupakan metode
pengekstrakan simplisia yang menggunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN cairan penyari dengan beberapa kali pengocokan.
Metode maserasi digunakan untuk menyari
1. Pembuatan Ekstrak Kasar Kulit Buah simplisia yang mengandung komponen kimia
Jeruk Kalamansi yang mudah larut dalam cairan penyari (pelarut)
Sampel kulit buah jeruk Kalamansi [27].
diambil dari industri produksi sirup jeruk Maserasi kulit buah jeruk Kalamansi
Kalamansi di Pondok Kubang, Kabupaten dilakukan dengan merendam 500 g serbuk
Bengkulu Tengah. Kulit buah jeruk Kalamansi simplisia dalam pelarut yang akan menembus
dibersihkan dan dipisahkan daging buah jeruk dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
yang masih menempel sehingga hanya kulit buah mengandung komponen aktif [28]. Perbedaan
jeruknya saja. Proses ini diperoleh kulit buah konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel
jeruk Kalamansi sebanyak 3,2 Kg, lalu dengan yang di luar sel membuat larutan yang
dilanjutkan perajangan atau dipotong kecil-kecil terpekat didesak keluar dari dalam dinding sel.
dan pengeringan. Pelarut yang digunakan dalam maserasi ini
Pengeringan kulit buah jeruk Kalamansi adalah etanol 96%.
dengan cara dikering-anginkan tanpa terkena Pemilihan pelarut untuk proses maserasi
sinar matahari langsung. Pengeringan dilakukan akan memberikan pengaruhi efektivitas yang
untuk menghindari terjadinya kerusakan pada tinggi dengan memperhatikan kelarutan senyawa
kandungan kimia seperti metabolit sekunder yang bahan alam dalam pelarut tersebut. Etanol
terdapat dalam simplisia kulit buah jeruk merupakan pelarut yang banyak digunakan
Kalamansi. Proses pengeringan ini juga karena dapat melarutkan sebagian besar golongan
dimaksudkan untuk mengurangi kadar air. senyawa sehingga lebih mudah untuk menembus
Pengurangan kadar air ini bertujuan untuk bahan intraseluler dalam mengekstrak komponen
menghindari tumbuhnya jamur atau kapang yang aktif dari bahan tumbuhan [29].
dapat merusak simplisia, sehingga simplisia yang Proses maserasi ini berlangsung selama
diperoleh tidak mudah rusak dan dapat disimpan 3×24 jam pada suhu ruangan dengan beberapa
dalam waktu yang cukup lama. Simplisia yang kali pengocokan. Tujuan dilakukan pengocokan
telah kering kemudian ditimbang dan diperoleh yaitu agar seluruh serbuk dapat kontak dengan
sebanyak 0,75 Kg sehingga kadar air yang pelarut dan senyawa dapat terekstrak dengan
terdapat didalam kulit buah jeruk Kalamansi optimal. Setelah proses maserasi, pelarut
adalah sebesar 76,56%. Simplisia kering dipisahkan dari sampel simplisia dengan
diblender sampai didapatkan serbuk yang halus penyaringan.
guna memperbesar luas permukaan sampel dan Residu yang diperoleh dilakukan
meningkatkan daya interaksinya dengan pelarut remaserasi sebanyak satu kali agar senyawa aktif
sehingga dapat mengoptimalkan proses ekstraksi. yang masih terdapat dalam sampel dapat
terekstrak. Filtrat simplisia kulit buah jeruk
Kalamansi diperoleh sebanyak 2,3 L yang
dipekatkan dengan cara evaporasi menggunakan
rotary evaporator diperoleh ekstrak kasar 47,12 g
dengan rendemennya 9,4%.

2. Penyulingan Minyak Atsiri Kulit Buah


Jeruk Kalamansi
Proses yang dilakukan untuk memperoleh
minyak atsiri kulit buah jeruk Kalamansi terdiri
Gambar 1 (a) Kulit Buah Jeruk Kalamansi
Segar, (b) Kulit Buah Jeruk Kalamansi
dari dua tahap yaitu perlakuan pendahuluan dan
Setelah Kering
96
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 5(1): 92 - 105 (2021) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819

pemisahan minyak atsiri kulit buah jeruk volume air dijaga konstan dengan penambahan
Kalamansi. air sedikit demi sedikit. Destilat yang diperoleh
Perlakuan pendahuluan dilakukan dengan belum berupa minyak atsiri murni, namun
pengecilan ukuran dengan cara dirajang atau merupakan campuran antara minyak atsiri dan
dipotong kecil-kecil untuk memperbesar luas air.
permukaan kontak saat destilasi. Minyak atsiri Untuk memisahkan, destilat ditampung
dalam tanaman aromatik dikelilingi oleh kelenjar dan dimasukkan kedalam corong pisah dimana
minyak, pembuluh-pembuluh, kantung minyak terlihat dua bagian, bagian atas terdapat minyak
atau rambut glanural karena itu minyak atsiri atsiri dalam jumlah yang sedikit sedangkan air
hanya dapat diekstraksi apabila uap air berhasil terletak dibagian bawah. Bagian minyak atsiri
menembus jaringan tanaman dan mendesaknya yang dipisahkan ditampung pada botol vial yang
ke permukaan ( hidrodifusi) , tetapi proses ini berbeda dan dibungkus dengan kertas aluminium
berlangsung sangat lambat bila bahan dalam foil.
keadaan utuh. Sehingga perlu dilakukan Rendemen yang dihasilkan dari destilasi
perajangan untuk memaksimalkan proses uap-air terhadap sampel kulit buah jeruk
pemisahan minyak atsiri yang akan dilakukan. Kalamansi yaitu sebesar 0,0596%.
Selanjutnya proses pemisahan minyak atsiri jeruk Uji Organoleptis minyak atsiri kulit buah
Kalamansi dilakukan dengan cara destilasi. jeruk Kalamansi tersaji pada Tabel 1.
Destilasi merupakan suatu proses
pengambilan (pemisahan) minyak atsiri dari Tabel 1. Organoleptis Minyak Atsiri Kulit
bahannya dengan bantuan uap air yang terjadi Buah Jeruk Kalamansi
karena adanya perbedaan tiitk didih diantara
komponen-komponen bahan. No Organoleptis Hasil
Didalam alat suling terdapat minyak atsiri 1 Bentuk Cair
dan air, dimana keduanya bersifat tidak dapat 2 Warna Bening
bercampur. Destilasi yang digunakan dalam 3 Bau Khas aromatis
memisahkan minyak atsiri dari kulit buah jeruk
Kalamansi yaitu menggunakan destilasi uap-air. Uji Fitokimia Kulit Buah Jeruk Kalamansi
Sampel kulit buah jeruk Kalamansi yang Hasil uji fitokimia secara kualitatif
digunakan dalam setiap proses destilasi sebanyak ditemukan terdapat kandungan metabolit
1,4 Kg dengan waktu destilasi selama 3-4 jam. sekunder pada kulit buah jeruk Kalamansi (C.
Destilasi dilakukan dua kali dengan microcarpa).( Tabel 2)
jumlah yang sama. Sampel diletakkan diatas Pada serbuk kulit buah jeruk Kalamansi
sangsang (saringan) berpori dan dibawah menunjukkan hasil positif pada uji flavonoid,
sangsang terdapat air yang dipanaskan. saponin, dan tanin. Pada uji alkaloid,
Permukaan air berada dibawah sangsang, penambahan pereaksi Mayer akan menyebabkan
sehingga tidak ada kontak langsung antara air dan terbentuknya endapan berwarna putih untuk uji
sampel kulit buah jeruk Kalamansi. Pada destilasi positifnya. Namun, hasil pengamatan uji alkaloid
uap-air, antara air dan minyak atsiri dalam kulit serbuk kulit buah jeruk Kalamansi diperoleh hasil
buah jeruk Kalamansi tidak menguap secara yaitu tidak terdeteksi atau sedikitnya kadar
bersama-sama. senyawa alkaloid.
Pada awalnya air akan menguap setelah Uji identifikasi flavonoid, penambahan
proses pemanasan dilakukan, setelah mencapai pita magnesium dan asam klorida akan
suatu kesetimbangan tekanan tertentu maka uap menyebabkan tereduksinya senyawa flavonoid
air akan masuk ke jaringan dalam bahan dan yang ada sehingga menimbulkan reaksi warna
mendesak minyak atsiri ke permukaan. Minyak merah atau jingga yang merupakan ciri adanya
atsiri akan ikut menguap bersama uap air menuju flavonoid pada sampel. .
kondensor (pendingin) .
Proses destilasi ini dijalankan sampai
minyak atsiri kulit buah jeruk Kalamansi
terekstrak seluruhnya. Selama proses destilasi
97
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 5(1): 92 - 105 (2021) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819

Tabel 2 Hasil Uji Fitokimia Serbuk Kulit Buah sekunder yang terdapat dalam tumbuhan
Jeruk Kalamansi mengalami interaksi dan ikut keluar dari sel
jaringan. .Pada uji alkaloid, ekstrak kasar kulit
Uji Pereaksi Hasil Hasil buah jeruk Kalamansi menunjukkan hasil yang
Fitokimia Pengamatan
Alkaloid Mayer Endapan Negatif
positif, penambahan pereaksi Mayer akan
putih menyebabkan terbentuknya endapan berwarna
Flavonoid Mg+HCl Coklat orange Positif putih berupa endapan kalium-alkaloid. Pada
Tanin FeCl3 Coklat Positif pembuatan pereaksi Mayer, larutan merkurium
Kehitaman
Saponin aquades Terdapat buih Positif (II) klorida ditambah kalium iodida akan bereaksi
lalu dikocok yang stabil membentuk endapan merah merkurium (II)
iodida. Jika kalium iodida yang ditambahkan
Dalam analisis ini diperoleh hasil berlebih maka akan terbentuk Kalium
pengamatan berupa perubahan warna menjadi tetraiodomerkurat (II).
coklat orange yang menunjukkan adanya Alkaloid mengandung atom nitrogen yang
senyawa flavonoid yang terkandung pada serbuk mempunyai pasangan elektron bebas sehingga
kulit buah jeruk Kalamansi. dapat digunakan untuk membentuk ikatan
Kandungan tanin dalam tumbuhan diuji kovalen koordinat dengan ion logam. Pada uji
dengan menggunakan pereaksi FeCl3 1%. Hasil alkaloid dengan pereaksi Mayer, nitrogen pada
yang diperoleh pada sampel serbuk kulit buah alkaloid akan bereaksi dengan ion logam K+ dari
jeruk Kalamansi positif mengandung tanin Kalium tetraiodomerkurat (II) membentuk
dengan memberikan warna hijau kehitaman. kompleks kalium-alkaloid yang mengendap [30].
Uji identifikasi saponin pada sampel Hasil uji flavonoid untuk ekstrak kasar
serbuk kulit buah jeruk Kalamansi menunjukkan kulit buah jeruk Kalamansi menggunakan
hasil positif senyawa saponin Hasil uji fitokimia potongan pita Magnesium dan HCl pekat
menggunakan ekstrak kasar kulit buah jeruk menghasilkan warna merah magenta. Tujuan
Kalamansi menunjukkan hasil positif untuk penggunaan Mg dan HCl adalah untuk mereduksi
golongan senyawa metabolit sekunder yakni inti benzopiron yang terdapat dalam struktur
alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan terpenoid flavonoid sehingga terbentuk garam flavilium
( Tabel 3). berwarna merah atau jingga [31].
Kandungan tanin dalam ekstrak diuji
Tabel 3 Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Kasar dengan menggunakan FeCl3 1%. Hasil yang
Kulit Buah Jeruk Kalamansi diperoleh positif mengandung tanin dengan
memberikan warna hijau kehitaman. Pada
Uji Pereaksi Hasil Keterangan penambahan FeCl3 1%, diperkirakan larutan ini
Fitokimia Pengamatan bereaksi dengan salah satu gugus hidroksil yang
Alkaloid Mayer Endapan positif
Putih ada pada senyawa tanin membentuk senyawa
Flavonoid Mg+HCl Merah positif kompleks. Hasil reaksi tersebut yang akhirnya
magenta menimbulkan warna hijau atau biru kehitaman
Tanin FeCl3 coklat positif
kehitaman
[32].
Saponin Aquades, Buih yang positif Uji identifikasi saponin pada ekstrak kasar
dikocok stabil kulit buah jeruk Kalamansi juga menunjukkan
Terpenoid KLT, H2SO4 Ada noda positif hasil positif terdapat buih yang stabil karena
pekat merah
muda saponin memiliki glikosil yang berfungsi sebagai
Steroid KLT, H2SO4 _ negatif gugus polar dan gugus terpenoid sebagai gugus
pekat non polar yang bersifat aktif permukaan sehingga
saat dikocok dengan aquades dapat membentuk
Hal ini karena sampel yang diujikan telah misel yang terlihat pada hasil pengamatan berupa
melalui proses ektraksi sebelumnya sehingga buih yang stabil [33].
jaringan-jaringan penghasil metabolit sekunder Untuk uji terpenoid atau steroid
yang ada pada tumbuhan dapat ditembus dan menggunakan analisis KLT menunjukkan bahwa
dimasukkan oleh pelarut sehingga metabolit
98
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 5(1): 92 - 105 (2021) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819

ekstrak mengandung senyawa terpenoid karena


adanya noda merah muda pada plat KLT.

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kasar dan


Minyak Atsiri Kulit Buah Jeruk Kalamansi
Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak
kasar dan minyak atsiri kulit buah jeruk
Kalamansi terhadap S. aureus dan E. Coli
dilakukan dengan menggunakan metode difusi
cakram dalam cawan petri yang telah berisi
medium nutrient agar (NA). Gambar 2 Hubungan Konsentrasi Ekstrak
Pada pengujian ini menggunakan kertas Kasar Kulit Buah jeruk Kalamansi
cakram yang berdiameter 6 mm. Kemampuan terhadap Diameter Zona Hambat
ekstrak kasar dan minyak atsiri kulit buah jeruk
Kalamansi dalam berbagai variasi konsentrasi Berdasarkan Gambar 2 , ekstrak kasar
dalam menghambat pertumbuhan S. aureus dan kulit buah jeruk Kalamansi terbukti
E.coli dilihat dari diameter zona hambat yang mempengaruhi diameter zona hambat yang
terbentuk. Bakteri uji yang telah diremajakan terbentuk dimana semakin besar konsentrasi
kemudian dihitung nilai OD masing-masing ekstrak kasar kulit buah jeruk Kalamansi maka
bakteri S. aureus dan E. coli yaitu sebesar 0,090 semakin besar pula penghambatan pertumbuhan
dan 0,092 yang disetarakan dengan kepadatan terhadap bakteri uji dimana kemampuan
bakteri sebesar 1,5×108 CFU/mL. menghambat ekstrak kasar kulit buah jeruk
Dalam satu cawan petri berisi 3 cakram Kalamansi terhadap bakteri S.aureus berbeda
kertas yang masing-masingnya akan diteteskan dengan E. Coli yang diduga karena adanya
larutan uji dengan konsentrasi yang sama dan perbedaan struktur dinding sel yang dimiliki oleh
diukur diameter zona hambatnya.terhadap S. masing-masing bakteri.
Aureus dan E. coli. Perbedaan tingkat sensitivitas antara
Kekuatan daya antibakteri menurut Davis bakteri S. aureus dan E. coli dikarenakan bakteri
dan Stout dalam Ngajow bahwa zona hambat <5 S.aureus memiliki tingkat sensitivitas yang lebih
mm tergolong lemah, 5-10 mm tergolong sedang, tinggi dibandingkan pada bakteri Escherichia
10-20 mm tergolong kuat, dan >20 mm tergolong coli. Tingkat sensitivitas ini ditandai dengan
sangat kuat [34]. tingginya tingkat hambatan yang dihasilkan oleh
Pada gambar 2 dapat dilihat nilai rata-rata suatu senyawa antimikroba tertentu. Hal ini
zona hambat yang terbentuk terhadap bakteri uji karena adanya perbedaan struktur dinding sel
(S.aureus dan E.coli) bahwa kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing bakteri.
penghambatan bakteri uji yang paling besar pada Bakteri E. Coli merupakan gram negatif
konsentrasi 40% masing-masing yaitu 10 mm dan yang memiliki lapisan dinding sel yang dilapisi
7,2 mm dan tergolong sedang. Sedangkan daya oleh lipopolisakarida, lipoprotein, lapisan
hambat yang tergolong lemah terlihat pada peptidoglikon, dan porin , sehingga pada media
konsentrasi 20%, rata-rata diameter zona yang ditumbuhi E. Coli terbentuk zona hambat
hambatnya yaitu 4,8 dan 4,2 mm, konsentrasi yang relatif kecil [35] sedangkan bakteri gram
10%, rata-rata diameter zona hambatnya yaitu 2,8 positif S. aureus memiliki lapisan dinding sel
dan 1,9 mm dan konsentrasi 5% yaitu masing- yang lebih tipis terdiri atas lapisan peptidoglikon
masing sebesar 2,3 mm dan 1,3 mm. dan asam teikoat , sehingga dengan mudah
dihambat oleh ekstrak kasar kulit buah jeruk
Kalamansi [36].
Hasil uji minyak atsiri kulit buah jeruk
Kalamansi terhadap pertumbuhan bakteri uji yang
dilakukan dalam 3 kali pengulangan diperoleh
nilai rata-rata diameter zona hambatnya ( Gambar
3)
99
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 5(1): 92 - 105 (2021) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819

perlakuan dilakukan uji lanjut (Post Hoc) melalui


uji Duncan.
Hasil uji Duncan ini juga dapat diketahui
pengaruh perlakuan (konsentrasi) yang terbaik
untuk menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus
dan E. coli.

Tabel 4. Uji Duncan Pengaruh Perlakuan


Ekstrak Kasar Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Uji

Gambar 3. Hubungan Konsentrasi Minyak Rata-rata Perlakuan


Atsiri Kulit Buah Jeruk Kalamansi diameter Konsentrasi Ekstrak Kasar K(+) K(-)
Terhadap Diameter Zona Hambat
zona hambat
5% 10% 20% 40%
Berdasarkan Gambar 3 variasi konsentrasi
minyak atsiri kulit buah jeruk Kalamansi S. aureus 2,3d 2,8d 4,8c 10b 16,4a 0e
mempengaruhi zona hambat yang terbentuk
E.coli 1,3cd 1,9c 4,2b 7,2a 6,9a 0d
dimana semakin tinggi konsentrasi maka zona
hambat yang terbentuk juga semakian besar Keterangan: angka yang berbeda diikuti huruf berbeda
dengan perbedaan signifikan. menunjukkan berbeda signifikan (<0,01)
Pada konsentrasi 5% dapat menghambat
pertumbuhan bakteri uji (S. aureus dan E. coli) Pada tabel 4 bahwa konsentrasi ekstrak
rata-rata diameter zona hambat sebesar 2,3 mm kasar kulit buah jeruk Kalamansi mempengaruhi
(lemah) dan 1,3 mm (lemah). diameter zona hambat yang terbentuk. Pada
Pada konsentrasi 10%, rata-rata diameter konsentrasi 5% dan 10% ekstrak kasar kulit buah
zona hambatnya masing-masing yaitu 6,4 jeruk Kalamansi dalam menghambat bakteri S.
(sedang) dan 1,8 (lemah), untuk konsentrasi 15%, aureus menunjukkan perbedaan yang tidak
rata-rata diameter zona hambatnnya masing- signifikan. Pada konsentrasi 5% menunjukkan
masing yaitu 8,2 (sedang), 2,9 (lemah). perbedaan yang tidak signifikan dengan
Kemampuan penghambatan bakteri uji (S. aureus konsentrasi 10% ataupun dengan kontrol negatif
dan E. coli) paling besar terlihat pada konsentrasi dalam menghambat pertumbuhan bakteri E. coli.
20 % masing masing yaitu 13 mm (kuat) dan 7,2 Perlakuan pada konsentrasi 40% merupakan
mm (sedang). konsentrasi yang terbaik untuk menghambat
Berdasarkan hasil ANOVA yang pertumbuhan bakteri S.aureus dan E. coli
menggunakan SPSS 16, pada kolom Signifikansi masing-masing yaitu 10 dan 7,2 mm.
diperoleh nilai (P<0,01) dan hasil ANOVA yang
menggunakan Ms. Excel bahwa nilai F hitung > F Tabel 5. Uji Duncan Pengaruh Perlakuan
tabel. Pada ekstrak kasar mempengaruhi Minyak Atsiri Terhadap
pertumbuhan bakteri S.aureus dengan nilai F Pertumbuhan Bakteri Uji
hitung (452,897) dan F hitung (154,164) untuk
penghambatan E.coli. Pada minyak atsiri juga Rata-rata Perlakuan
mampu menghambat pertumbuhan bakteri diameter Konsentrasi Ekstrak Kasar K(+) K(-)
dengan nilai F hitung (541,328) untuk
zona hambat
penghambatan S.aureus dan F hitung (93,731) 5% 10% 20% 40%
untuk penghambatan E.coli.
Dengan demikian, pada taraf alpha=0,01 S. aureus 1,6t 6,4s 8,2r 12,7q 16,4p 0u

dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang E.coli 1,2s 1,8rs 2,9r 8,3p 6,9q 0t
sangat nyata antara perlakuan (konsentrasi)
Keterangan: angka yang berbeda diikuti huruf berbeda
terhadap diameter zona hambat yang terbentuk. menunjukkan berbeda signifikan (<0,01)
Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan antar
100
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 5(1): 92 - 105 (2021) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819

Pada tabel 5 bahwa perlakuan Senyawa flavonoid memiliki kemampuan


(konsentrasi) minyak atsiri kulit buah jeruk menghambat pertumbuhan bakteri dengan dengan
Kalamansi mempengaruhi diameter zona hambat cara menyebabkan terganggunya permeabilitas
yang terbentuk karena dalam mengambat dinding sel bakteri [39]. dan mampu menghambat
pertumbuhan bakteri S. aureus menunjukkan motilitas bakteri [40]. Pada perusakan membran
perbedaan yang signifikan. sitoplasma, ion H+ dari senyawa fenol dan
Untuk bakteri E.coli dapat dilihat bahwa turunannya (flavonoid) akan menyerang gugus
pada konsentrasi 10% menunjukkan perbedaan polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipida
yang tidak signifikan dengan konsentrasi 5% akan terurai menjadi gliserol, asam karboksilat
ataupun 15% dan terlihat bahwa konsentrasi 20% dan asam fosfat.
merupakan konsentrasi yang terbaik untuk Hal ini mengakibatkan fosfolipida tidak
menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan mampu mempertahankan bentuk membran
E. coli yaitu masing-masing 12,7 dan 8,3 mm. sitoplasma akibatnya membran sitoplasma akan
Pada penentuan aktivitas antibakteri dari bocor dan bakteri akan mengalami hambatan
ekstrak kasar dan minyak atsiri kulit buah jeruk pertumbuhan dan bahkan kematian.
Kalamansi digunakan pembanding antibiotik Mekanisme kerja alkaloid sebagai
amoxicilin yang merupakan antibiotik antibakteri adalah dengan cara mengganggu
bakterisidal dan mempunyai spektrum luas yang komponen penyusun peptidoglikon pada sel
menghambat sintesis dinding sel selama sel bakteri sehingga lapisan dinding sel tidak
membelah. terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian
Amoxicilin mengasilasi enzim sel [41].
transpeptidase yang berperan membentuk ikatan Tanin dapat membunuh pertumbuhan
antar peptidoglikon pada pembentukan dinding bakteri karena mempunyai daya antibakteri
sel sehingga sel bakteri mati akibat lisis [37], dengan cara mempresipitasi protein dan
yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri menyebabkan membran sel bakteri mengkerut
baik gram positif maupun negatif. yang mengakibatkan permeabilitas sel menurun
Hal ini terbukti bahwa pada penelitian [42].
menunjukkan hasil zona hambat untuk amoxicilin Saponin bekerja sebagai antibakteri
tebentuk sangat luas dan kekuatan antibakterinya dengan menggangu stabilitas membran sel bakteri
tergolong kuat. sehingga menyebabkan sel bakteri lisis, jadi
Hasil yang diperoleh pada kontrol negatif mekanisme kerja saponin menyebabkan
(DMSO) tidak menunjukkan zona hambat keluarnya berbagai komponen penting dari sel
disekitar kertas cakram yang menunjukkan bahwa bakteri yaitu protein, asam nukleat dan nukleotida
DMSO tidak memiliki kemampuan sebagai [43].
antibakteri. Hasil serupa ditunjukkan dalam Senyawa terpenoid juga diketahui aktif
penelitian Rahmi (2020) yang menunjukkan melawan bakteri, mekanisme yang terjadi
bahwa DMSO yang digunakan sebagai pelarut melibatkan pemecahan membran sitoplasma dari
tidak menunjukkan adanya potensi aktivitas peran komponen-komponen yang bersifat
antibakteri [38]. hidrofobik [44].
Aktivitas antibakteri pada ekstrak kasar Mekanisme penghambatan pertumbuhan
dan minyak atsiri kulit buah jeruk Kalamansi bakteri oleh senyawa terpenoid adalah terpenoid
akibat adanya senyawa-senyawa fitokimia pada bereaksi dengan porin (protein transmembran)
kulit buah jeruk Kalamansi, seperti flavonoid, pada membran luar dinding sel bakteri
alkaloid, tanin, saponin, dan terpenoid. Senyawa membentuk ikatan polimer yang kuat sehingga
metabolit sekunder ini akan mengganggu mengakibatkan rusaknya porin. Kerusakan porin
komponen penyusun membran sel ataupun merupakan pintu keluar masuknya substansi,
permeabilitasmembran sel sehingga terjadi sehingga mengurangi permeabilitas dinding sel
pengkerutan ataupun komponen yang ada dalam bakteri yang akan mengakibatkan sel bakteri akan
sel keluar, bahkan dapat menghambat kekurangan nutrisi maka pertumbuhan bakteri
pembentukan membran sel dan menyebabkan terhambat atau mati [45].
penghambatan pertumbuhan bakteri.
101
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 5(1): 92 - 105 (2021) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819

Pada hasil pengujian bahwa kemampuan tergolong kuat (12,7 mm) dan sedang (8,3
antibakteri dari minyak atsiri kulit buah jeruk mm) pada konsentrasi 20%.
Kalamansi lebih besar dibandingkan dengan
ekstrak kasarnya. Hal ini diduga karena Saran
komponen yang terkandung dalam minyak atsiri Berdasarkan penelitian yang telah
kulit buah jeruk Kalamansi. dilakukan bahwa perlu dilakukan penelitian lebih
Menurut Chen dkk (2013) diketahui ada lanjut yaitu:
dua komponen utama yang terdapat pada kulit 1. Mengetahui senyawa aktif yang berpotensi
buah jeruk Kalamansi yaitu monoterpen dan sebagai antibakteri dengan cara isolasi dan
seskuiterpen. Kedua komponen ini dikenal identifikasi senyawa murni ekstrak kasar dan
mempunyai sifat antimikroba terkhusus sebagai minyak atsiri kulit buah jeruk Kalamansi.
antibakteri [46]. 2. Mengetahui dosis yang tepat untuk digunakan
Menurut Trombetta, dalam Pratiwi , dkk dalam pengaplikasian sebagai antibakteri baik
kandungan monoterpen pada minyak atsiri dapat berupa sediaan krim atau obat.
menghambat pertumbuhan bakteri. Umumnya
monoterpen bersifat lipofilik. Monoterpen telah DAFTAR PUSTAKA
dibuktikan lebih cenderung berdifusi ke fasa
struktur membran bakteri dibandingkan fasa air. [1] Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan
Terakumulasinya molekul monoterpen ke fasa Buah Subtropika – Puslitbanghorti –
membran akan membuat membran mengalami Balitbangtan – Kementerian Pertanian,
pengembangan (swelling), meningkatkan Jenis Jeruk Yang Berkembang di
permeabilitas membran sehingga merusak Indonesia,artikel http://balitjestro.
membran yang mengikat protein sel bakteri [47]. litbang. pertanian.go.id/jenis-jeruk-
Dari hasil analisis penelitian ini bahwa yang - berkembang- di- indonesia/ 23
ekstrak kasar dan minyak atsiri kulit buah jeruk Maret, 2020.
Kalamansi memiliki potensi sebagai antibakteri [2] Novita, T., Tuti Tutuarima, dan
yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Hasanuddin, Sifat Fisik Dan Kimia
S.aureus dan E. coli sehingga kulit buah jeruk Marmalade Jeruk Kalamansi (Citrus
Kalamansi bernilai ekonomis yang perlu microcarpa) : Kajian Konsentrasi
dikembangkan untuk bisa diaplikasikan sebagai Pektin Dan Sukrosa, Eksakta , 2017, 18
krim ataupun obat yang mampu mengendalikan (2): 164-172.
pertumbuhan bakteri ataupun membunuh bakteri. [3] Elmitra dan Yuska Noviyanti, Uji Sifat
Fisik Sabun Padat Transparan Dari
Simpulan Minyak Astiri Jeruk Kalamansi (Citrus
Berdasarkan hasil penelitian dapat microcarpa), Jurnal Akademi Farmasi
disimpulkan bahwa ekstrak kasar dan minyak Prayoga, 2020, 5 (1): 40-48.
atsiri kulit buah jeruk Kalamansi berpengaruh [4] Devy, N.F., F. Yulianti, dan Andrini,
terhadap penghambatan pertumbuhan bakteri uji Kandungan Flavonoid dan Limonoid
yaitu: pada Berbagai Fase Pertumbuhan
1. Ekstrak kasar kulit buah jeruk Kalamansi Tanaman Jeruk Kalamondin (Citrus mitis
berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Blanco) dan Purut (Citrus hystrix Dc.),
S.aureus dan E. coli, hal ini dilihat dari nilai Jurnal Hortikultura, 2010, 20 (1) : 360-
signifikansi (P<0,01). Kemampuan antibakteri 367
ekstrak kasar jeruk Kalamansi tergolong [5] Saputra, K.A., Ni Made Puspawati, dan I
sedang dengan diameter zona hambat yaitu 10 Wayan Suirta, Kandungan Kimia
mm dan 7,2 mm pada konsentrasi 40%. Minyak Atsiri Dari Kulit Buah Jeruk Bali
2. Minyak atsiri kulit buah jeruk Kalamansi (Citrus maxima) Serta Uji Aktivitas
berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Antibakteri Terhadap Staphylococcus
S.aureus dan E. coli, hal ini dilihat dari nilai aureus Dan Escherichia coli, Jurnal
signifikansi (P<0,01). Kemampuan antibakteri Kimia , 2017: 11(1): 64-68.
minyak atsiri kulit buah jeruk Kalamansi [6] Hidayati, Distilasi Minyak Atsiri Dari
102
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 5(1): 92 - 105 (2021) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819

Kulit Jeruk Pontianak Dan sebagai Inhibitor Karies Gigi, Jurnal


Pemanfaatannya dalam Pembuatan Kefarmasian Indonesia, 2019, 9 (2): 73-
Sabun Aromaterapi, Biopropal Industri, 81
2012, . 3 (2): 39-49. [15] Nurhamidah, Hazli Nurdin, Yunazar
[7] Ensamory, M.L., Rahmawati dan Diah Manjang dan Abdi Dharma.,
Wulandari Rousdy, Aktivitas Antijamur Identifikasi Profil Fitokimia Dan Uji
Infusa Kulit Buah Jeruk Siam (Citrus Aktifitas Antioksidan Ekstrak Dietil
nobilis) Terhadap Aspergillus niger Eter Daun Surian (Toona sinensis
EMP1 U2, Jurnal Labora Medika , 2017, (A.Juss) M.Roem) Dengan Metode
1(2): 6-13 DPPH, Alotrop, 2019: 3(1): 65-69.
[8] Pratiwi, R.H., Mekanisme Pertahanan [16] Marlindaa, M., Meiske S. Sangia dan
Bakteri Patogen Terhadap Antibiotik, Audy D. Wuntua, Analisis Senyawa
Jurnal Pro-Life , 2017, 4 (3): 418-429. Metabolit Sekunder dan Uji Toksisitas
[9] Marfuah, I., Eko Nurcahya Dewi dan Ekstrak Etanol Biji Buah Alpukat
Laras Rianingsih, Kajian Potensi (Persea americana Mill.), Jurnal MIPA
Ekstrak Anggur Laut (Caulerpa Unsrat Online , 2012, 1 (1) 24-28
racemosa) Sebagai Antibakteri [17] Agustina, W., Nurhamidah dan Dewi
Terhadap Bakteri Escherichia coli Dan Handayani. Skrining Fitokimia dan
Staphylococcus aureus, Jurnal Aktivitas Antioksidan Beberapa Fraksi
Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Kulit Batang Jarak (Ricinus communis
Perikanan , 2018, 7(1): 7-14. L.). Alotrop. 2017: 1(2) : 117-122.
[10] Fitri , W.N., dan Driyanti Rahayu, [18] Wahyuni, I., Erina, Fakhrurrazi, Uji
Review: Akitivitas Antibakteri Ekstrak Daya Hambat Ekstrak Daun Pandan
Tumbuhan Melastomataceae Terhadap Wangi (Pandanus amaryllifolius roxb)
Bakteri Escherichia coli Dan Terhadap Bakteri Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus, Farmaka Salmonella sp, Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Suplemen , 2018, 16 (2): 69-77. Veteriner (JIMVET) 2018, 2(3):242-254
[11] Parama, P.W., I Dewa Made Sukrama [19] Muhtadin, A.F., Ricky Wijaya,
dan Steffano Aditya Handoko, Uji Pantjawarni Prihatini, dan Mahfud,
efektifitas antibakteri ekstrak buah jeruk Pengambilan Minyak Atsiri dari Kulit
nipis (Citrus aurantifolia) terhadap Jeruk Segar dan Kering dengan
pertumbuhan Streptococcus mutans in Menggunakan Metode Steam Distillation
vitro, Bali Dental Journal, 2019, 3 (1) : , Jurnal Teknik Pomits, 2013, 2(1): F98-
45-52 F101
[12] Dewi, M.K., Evie Ratnasari dan Guntur [20] Tille, P., Bailey & Scott's Diagnostic
Trimulyono, Aktivitas Antibakteri Microbiology 13th Edition, St. Louis
Ekstrak Daun Majapahit (Crescentia Missouri: Elsevier. eBook ISBN:
cujete) terhadap Pertumbuhan Bakteri 9780323277426
Ralstonia solanacearum Penyebab [21] Emrizal dan Siti Zuraida, Uji Aktivitas
Penyakit Layu, LenteraBio , 2014, 3 (1): Antibakteri Ekstrak Etanol Buah
51 –57 Kemukus (Piper cubeba L.F) Terhadap
[13] Murniati, Dedy Suhendra, Erin Ryantin Bakteri Escherichia coli dan
G, Sri Seno Handayani dan Dwi Ariani, Staphylococcus aureus, Jurnal
Penambahan Minyak Atsiri Kulit Buah Penelitian Farmasi Indonesia , 2018, 6
Jeruk Purut Terhadap Kualitas Sabun (2) : 72 - 75
Transparan Dari Minyak Inti Buah [22] Sudewi , S., dan Widya Astuty Lolo,
Ketapang, Jurnal Sains dan Teknologi, Kombinasi Ekstrak Buah Mengkudu
2020, 9(2): 176-187. (Morinda citrifolia L.) Dan Daun Sirsak
[14] Sogandi dan Putu Nilasari, Identifikasi (Annona muricata L.) Dalam
Senyawa Aktif Ekstrak Buah Mengkudu Menghambat Bakteri Escherichia coli
(Morinda citrifolia L.) dan Potensinya Dan Staphylococcus aureus, Kartika-
103
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 5(1): 92 - 105 (2021) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819

Jurnal Ilmiah Farmasi, 2016, 4(2), 36-42 Teknologi Pangan , 2019, 8(1): 27-35.
[23] Oktasila, D., Nurhamidah dan Dewi [30] Marliana , S.D., Venty Suryanti dan
Handayani, Uji Aktivitas Antibakteri Suyono, Skrining Fitokimia dan
Daun Jeruk Kalamansi (Citrofortunella Analisis Kromatografi Lapis Tipis
microcarpa) Terhadap Bakteri KomponenKimia Buah Labu Siam
Staphylococcus aureus Dan Escherichia (Sechium edule Jacq. Swartz.) dalam
coli, Alotrop, 2019: 3(2): 158-169. Ekstrak Etanol, Biofarmasi , 2005, 3 (1)
[24] Pratiwi, R.S., Tjiptasurasa dan Retno : 26-31.
Wahyuningrum, Aktivitas Anti Bakteri [31] Ergina, Siti Nuryanti dan Indarini Dwi
Ekstrak Etanol Kayu Nangka Pursitasari, Uji Kualitatif Senyawa
(Artocarpus heterophylla Lmk.) Metabolit Sekunder Pada Daun Palado
Terhadap Bacillus subtilis Dan (Agave angustifolia) Yang Diekstraksi
Escherichia coli, Pharmacy, 2011, 8(3): Dengan Pelarut Air Dan Etanol, Jurnal
1-10. Akademika Kimia, 2014, 3 (3): 165 -
[25] Nurhayati, L. S., Nadhira Yahdiyani dan 172
Akhmad Hidayatulloh, Perbandingan [32] Ikalinus, R., Sri Kayati Widyastuti dan
Pengujian Aktivitas Antibakteri Starter Ni Luh Eka Setiasih, Skrining Fitokimia
Yogurt dengan Metode Difusi Sumuran Ekstrak Etanol Kulit Batang Kelor
dan Metode Difusi Cakram. Jurnal (Moringa oleifera), Indonesia Medicus
teknologi Hasil Peternakan, 2020, 1(2): Veterinus , 2015, 4(1) : 71-79
41-46. [33] Minarno, E.B., Skrining Fitokimia Dan
[26] Huda, N., Djufri dan Laili Suhairi, Kandungan Total Flavanoid Pada Buah
Perbandingan Perendaman Ekstrak Carica pubescens Lenne & K. Koch Di
Kulit Pisang Raja (Musa Paradisiaca Kawasan Bromo, Cangar, Dan Dataran
var. Raja) Dan Ekstrak Kulit Pisang Tinggi Dieng, El-Hayah , 2015, 5(2): 73-
Kepok (Musa acuminate) Terhadap 82.
Karakteristik Organoleptik Dan Fisik [34] Ngajow, M., Jemmy Abidjulu dan
Daging Ayam Kampung (Gallus Vanda S, Kamu, Pengaruh Antibakteri
domesticus). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekstrak Kulit Batang Matoa (Pometia
Fakultas Keguruan dan Ilmu pinnata) terhadap Bakteri
Pendidikan Unsyiah, 2017, 2(1): 63-77. Staphylococcus aureus Secara In Vitro.
[27] Indarto, Windy Narulita, Bambang Sri Jurnal MIPA Unsrat Online., 2013, 2
Anggoro dan Aulia Novitasari, Aktivitas (2): 128-132
Antibakteri Ekstrak Daun Binahong [35] Hamidah, M.N., Laras Rianingsih, dan
Terhadap Propionibacterium Acnes, Romadhon, Aktivitas Antibakteri Isolat
Biosfer: Jurnal Tadris Biologi , 2019, 10 Bakteri Asam Laktat Dari Peda Dengan
(1): 67-78 Jenis Ikan Berbeda Terhadap E. coli
[28] Dwicahyani, T., Sumardianto dan Laras Dan S. Aureus, Jurnal Ilmu dan
Rianingsih, Uji Bioaktivitas Ekstrak Teknologi Perikanan, 2019, 1(2): 11-21.
Teripang Keling Holothuria atra [36] Sujadmiko, W.K.K.Y., dan Prima
Sebagai Antibakteri Staphylococcus Retno Wikandari, Resistensi Antibiotik
aureus dan Escherichia coli, Jurnal Amoksisilin Pada Strain Lactobacillus
Pengolahan dan Bioteknologi Hasil plantarum B1765 Sebagai Kandidat
Perikanan, 2018 , 7(1): 15-24. Kultur Probiotik, UNESA Journal of
[29] Suhendra, C.P., I Wayan Rai Widarta Chemistry , 2017, 6(1): 54-58.
dan Anak Agung Istri Sri Wiadnyani, [37] Ulya, M., Fauzia Nilam Orienty, Maulida
Pengaruh Konsentrasi Etanol Terhadap Hayati, Efek Uji Daya Bunuh Ekstrak
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rimpang Kulit Buah Jeruk Nipis (Citrus Auranti
Ilalang (Imperata cylindrica (L) Folia) Terhadap Bakteri Streptococcus
Beauv.) Pada Ekstraksi Menggunakan Mutans, Jurnal B-Dent, , 2018, 5 (1): 30
Gelombang Ultrasonik, Jurnal Ilmu dan - 37
104
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 5(1): 92 - 105 (2021) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819

[38] Rahmi , M., dan Dwi Hilda Putri, 26 – 31 .


Aktivitas Antimikroba DMSO sebagai [46] Chen, H.C., Li-Wen Peng , Ming-Jen
Pelarut Ekstrak Alami, 2020, Serambi Sheu , Li-Yun Lin, Hsiu-Mei Chiang ,
Biologi , 2020, 5(2): 56-58 Chun-Ta Wu, Chin-Sheng Wu and Yu-
[39] Nomer, N.M.G.R., Agus Selamet Duniaji Chang Chen, Effects of hot water
dan Komang Ayu Nocianitri, Kandungan treatment on the essential oils of
Senyawa Flavonoid Dan Antosianin calamondin, Journal of food and drug
Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia analysis , 2013, 21: 363-368.
sappan L.) Serta Aktivitas Antibakteri [47] Pratiwi, D., Irma Suswati. Dan Mariyam
Terhadap Vibrio cholerae, Jurnal Ilmu Abdullah, Efek Antibakteri Ekstrak Kulit
dan Teknologi Pangan , 2019, 8 (2): 216 Jeruk Nipis (Citrus aurantifola)
-225. Terhadap Salmonella typhi Secara In
[40] Manik, D.F., Triana Hertiani dan Hady Vitro.Jurnal Saintika Medika, 2013, 2
Anshory, Analisis Korelasi Antara Kadar (2): 110-115
Flavonoid Dengan Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Dan Fraksi-Fraksi Daun Penulisan sitasi artikel ini adalah
Kersen (Muntingia calabura L.) Amiliah, Nurhamidah dan Dewi Handayani,
Terhadap Staphylococcus aureus, Aktivitas Antibakteri Kulit Buah Jeruk
Khazanah, 2014, 6 (2): 1-11. Kalamansi (Citrofortunella Microcarpa)
[41] Sudarmi,K., Ida Bagus Gede Darmayasa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan
dan I Ketut Muksin, Uji Fitokimia Dan Escherichia coli, Alotrop , 2021: 5(1):
Daya Hambat Ekstrak Daun Juwet
(Syzygium cumini) Terhadap
Pertumbuhan Escherichia coli Dan
Staphylococcus aureus ATCC, Jurnal
Simbiosis , 2017, 5(2 ): 47 − 51
[42] Sinea , Y., dan Gergonius Fallo, Uji
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun
Ketapang (Terminalia catappa L.) dan
Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
terhadap Pertumbuhan Bakteri
Aeromonas hydrophila, Bio- Edu :
Jurnal Pendidikan Biologi, 2016, 1(1):
9-11.
[43] Kurniawan, B., dan Wayan Ferly Aryana
, Binahong (Cassia Alata L) As Inhibitor
Of Escherichia Coli , Growth, Journal
Majority , 2015, 4 (4): 100-104
[44] Rahmawati, F., Maria Bintang, I Made
Artika, Antibacterial Activity and
Phytochemical Analysis of Geranium
homeanum Turez Leaves, Current
Biochemistry , 2017, 4 (3): 13 – 22.
[45] Egra, S., Mardhiana, Mut Rofin,
Muhammad Adiwena, Nur Jannah,
Harlinda Kuspradini, dan Tohru
Mitsunaga, Aktivitas Antimikroba
Ekstrak Bakau (Rhizophora mucronata)
dalam Menghambat Pertumbuhan
Ralstonia Solanacearum Penyebab
Penyakit Layu, Agrovigor , 2019, 12 (1):
105

You might also like