You are on page 1of 18

Integritas Jurnal Manajemen Profesional (IJMPro)

Volume 2 Nomor 1 Edisi Januari 2021


P-ISSN : 2722-0958- E-ISSN : 2722-094X
DOI: https://doi.org/10.35908/ijmpro.

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN DAMPAK LINGKUNGAN AKIBAT STRATEGI


PERUBAHAN JENIS BAHAN PELEDAK
DI PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) TBK
1
Heddy Ardies, 2Tien Yustini, 3Omar Hendro
1
Mahasiswa Program Magister Universitas IGM, Email: heddy.ardies@gmail.com
2
Program Magister Universitas IGM, Email: yustini28470@yahoo.com
3
Program Magister Universitas IGM, Email: omarhendro@ymail.com

Abstract. On limestone blasting activities besides safety there are two other important factors that
must be highly considered, that are productivity and environmental impacts that caused,
along with the replacement of the blasting contractor at PT Semen Baturaja (Persero) Tbk
and accompanied by the strategy of explosive type change that used from ANFO with
electric detonator to DABEX with non electric detonator. So, it is necessary an analysis of
productivity and environmental impacts that caused, whether for the better or vice versa.
The research method that used is qualitative triangulation research using data from direct
observation in field, managing documentation data and conducting deep interview with
parties who are directly or indirectly involved on limestone blasting activities. Interview
was conducted with 10 samples representing representatives of Mining Division work unit
with representatives from Echelon 1, Echelon III, Echelon IV and daily workers. From the
testing data obtained that the strategy of explosive type change from productivity side is
better and more efficient whereas from environmental impacts caused side is not better
especially with the use of DABEX which cause an increased level of vibration. Based on
these results, it is necessary to make improvements to the blasting method or to find for
other alternative explosives that can increase productivity but have minimal environmental
impact.

Keywords: Change Strategy, Productivity, and Environmental Impacts

Abstrak. Dalam peledakan batu kapur selain safety ada dua faktor penting lain yang harus sangat
diperhatikan yaitu produktivitas dan dampak lingkungan yang ditimbulkan, seiring dengan
terjadinya pergantian kontraktor pelaksana peledakan di PT Semen Baturaja (Persero)
Tbk dan diiringi dengan strategi perubahan jenis bahan peledak yang digunakan dari
sebelumnya ANFO dan Detonator Elektrik menjadi DABEX dan Detonator Non Elektrik
maka perlu dilakukan analisis mengenai hal tersebut terhadap produktivitas dan dampak
lingkungan yang ditimbulkan apakah menjadi lebih baik atau sebaliknya. Metode
penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif triangulasi dengan menggunakan
data dari observasi/pengamatan langsung di lapangan, mengelola data dokumentasi dan
melakukan deep interview dengan pihak-pihak yang terlibat secara langsung atau tidak
langsung dalam peledakan batu kapur. Untuk interview dilakukan terhadap 10 orang
sampel yang mewakili dari unit kerja Divisi Mining dengan rincian dari pejabat Eselon 1,
Esolan III, Eselon IV dan pekerja harian. Dari pengujian data didapatkan bahwa dari sisi
produktivitas dengan strategi perubahan jenis bahan peledak ini menjadi lebih baik dan
lebih efektif sedangkan dari sisi dampak lingkungan yang ditimbulkan menjadi tidak lebih
baik terutama dengan penggunaan DABEX yang menyebabkan meningkatnya tingkat
getaran. Berdasarkan hasil tersebut, perlu dilakukan perbaikan-perbaikan metode
peledakan atau mencari bahan peledak alternatif lain yang bisa secara produktivitas
meningkat tetapi dampak lingkungan yang ditimbulkan seminimal mungkin.

Kata Kunci: Strategi Perubahan, Produktivitas, dan Dampak Lingkungan

53
Analisis Produktivitas Dan Dampak Lingkungan Akibat Strategi Perubahan Jenis Bahan
Peledak di PT Semen Baturaja (Persero) TBK
Heddy Ardies, Tien Yustini, Omar Hendro

Pendahuluan
1. Latar Belakang.
Semen merupakan bahan utama dalam pembangunan fisik suatu sarana baik itu
perumahan, jembatan, bendungan dan irigasi maupun fasilitas-fasilitas umum lainnya yang
digunakan untuk merekat batu, bata, batako, maupun bahan bangunan lainnya. Dalam
pembuatan semen tersebut terdapat dua bahan baku utama yaitu batu kapur dan clay, untuk
proses penambangan clay dapat langsung dilakukan proses gali muat dengan penggunaan alat
mekanis seperti excavator back hoe tanpa perlu dilakukan proses pemberaian sedangkan
untuk penambangan batu kapur sebelum dilakukan proses gali muat harus dilakukan
pemberaian terlebih dahulu untuk memisahkan batu kapur dari batuan induknya baik itu
secara mekanis pakai alat surface miner maupun dengan metode peledakan.
Batu Kapur merupakan batuan yang bersifat massive sehingga diperlukan proses
pemberaian dari batuan induknya sebelum di produksi sebagai bahan baku semen, di PT
Semen Baturaja (persero) Tbk unit kerja Divisi Mining proses pemberaian itu dilakukan
dengan dua metode yaitu metode Peledakan dan Metode Surfcae Miner dengan perbandingan
65% menggunakan metode Peledakan dan 35% menggunakan metode Surface Miner, dari
target tersebut didominasi dengan metode peledakan sehingga perlu dikaji segala resiko
potensi yang dapat terjadi termasuk dari sisi produktivitas dan dampak lingkungan yang
ditimbulkan sehingga bisa menjamin ketersediaan material batu kapur hasil peledakan untuk
supply produksi ke pabrik.
Metode peledakan ini menghadapi banyak kendala karena area penambangan dengan
pemukiman penduduk berjarak sangat dekat bahkan ada yang kurang dari 150 meter. Oleh
karena itu perlu perhatian khusus supaya dampak peledakan ke lingkungan sekitar dapat
diminimalisir selain tetap mengutamakan produktivitas peledakan dalam rangka pemenuhan
target produksi batu kapur ke pabrik. Dalam rangka pemenuhan dua tujuan peledakan
tersebut yaitu produksi dan penanggulangan dampak lingkungan di area sekitar penambangan
batu kapur maka PT Semen Baturaja (persero) Tbk perlu melakukan terobosan dengan
penggunaan bahan peledak dengan teknologi yang lebih baik lagi dan ramah lingkungan.
Sebelumnya PT Semen Baturaja (persero) Tbk menggunakan bahan peledak jenis Detonator
Listrik dan ANFO yang jasa peledakannya dilakukan oleh pihak kontraktor PT United
Tractor Semen Gresik (UTSG), pada bulan September 2019 seiring dengan berakhirnya
kontrak PT UTSG jasa peledakan dilakukan oleh PT Dahana (persero) dengan dilakukan
upgrade jenis bahan peledakan Detonator Non Elektrik dan DABEX yang merupakan salah
satu teknologi terkini jenis bahan peledak. Dengan dilakukannya perubahan strategi
penggunaan bahan peledak dari sebelumnya Detonator Listrik dan ANFO menjadi Detonator
Non Elektrik dan DABEX perlu dilakukan kajian khusus terutama pada produktivitas hasil
peledakan dan dampak lingkungan sekitar peledakan berubah lebih baik atau sebaliknya,
untuk produktivitas indikator keberhasilannya bisa dilihat dari ketersedian material hasil
peledakan, kecepatan dan kelancaran proses. Sedangkan dari sisi dampak lingkungan apakah
strategi pergantian bahan peledak tersebut bisa meminimalkan dampak lingkungan yang
ditimbulkan.

2. Perumusan Masalah
a. Bagaimanakah analisis produktivitas material hasil peledakan akibat pengaruh dari
strategi perubahan jenis bahan peledak yang digunakan?
b. Bagaimanakah analisis dampak lingkungan akibat pengaruh dari strategi perubahan jenis
bahan peledak yang digunakan?

54
Integritas Jurnal Manajemen Profesional (IJMPro)
Volume 2 Nomor 1 Edisi Januari 2021
P-ISSN : 2722-0958- E-ISSN : 2722-094X
DOI: https://doi.org/10.35908/ijmpro.

3. Tujuan Penelitian
a. Menganalisis produktivitas material hasil peledakan akibat pengaruh dari strategi
perubahan jenis bahan peledak yang digunakan
b. Menganalisis dampak lingkungan akibat pengaruh dari strategi perubahan jenis bahan
peledak yang digunaka.

Kajian Pustaka
1. Strategi
Menurut David (2011) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang
hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi georafis, diversifikasi, akusisi,
pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan
atau joint venture. Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen
puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah besar. Jadi strategi adalah sebuah
tindakan aksi atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau perusahaan untuk mencapai
sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.

2. Produktivitas Peledakan
Peledakan pada perusahaan tambang dilakukan untuk memberaikan batuan dari batuan
induknya. Dan dilakukan untuk menunjang operasi penggalian yang dilakukan excavator,
karena tujuan dari peledakan itu sendiri membuat fragmentasi sehingga dapat menghasilkan
rekahan pada batuan, yang dapat memudahkan dalam proses penggalian batuan tersebut.

3. Dampak Lingkungan
a. Getaran (Ground Vibration)
Gelombang yang bergerak di dalam tanah karena adanya sumber energi baik yang “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “

berasal dari alam maupun yang berasal karena aktivitas manusia seperti peledakan
“ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “

merupakan pengertian dari getaran tanah ( ground vibration ). Perubahan pada daerah elastis
“ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “

massa batuan di dalam tanah menyebabkan terjadi peregangan sehingga hal ini
“ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “

menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dan volume dari massa batuan. Apabila sumber
“ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “

energi yang terkena pada massa batuan tidak lebih besar dari kekuatan massa batuan maka
“ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “

bentuk dan volume dari massa batuan tersebut akan kembali seperti semula. Perubahan
“ “ “ “ “ “ “

bentuk dari bentuk awal sebelum dikenakan sumber energi ke bentuk semula inilah yang
“ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “

menyebabkan terjadinya getaran tanah ( ground vibration ).


“ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “ “

b. Kebisingan
Dalam buku pedomannya, Kementerian Negara Lingkungan Hidup (2009)
menerangkan bahwa ada beberapa tingkat gangguan pendengaran akibat bising, yaitu :
 Hilang pendengaran sementara, dan pulih kembali setelah pada waktu tertentu.
 Imun atau kebal terhadap bising, biasanya hal ini karena selalu mendengar kebisingan
tertentu.
 Pendengaran berdengung.
 Kehilangan pendengaran permanen atau tetap dan tidak akan pulih kembali.
Bising tidak hanya berpengaruh terhadap sistem pendengaran saja, tetapi akan
mengganggu organ tubuh lainnya seperti adrenalin meningkat, pembuluh darah mengkerut
sehingga tekanan darah naik, hormon tiroid naik, jantung berdebar, reaksi otot, pupil melebar
dan lain-lain.Buku pedoman yang di buat oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup
(2009), juga menerangkan dampak secara fisiologis kebisingan mengganggu seseorang,

55
Analisis Produktivitas Dan Dampak Lingkungan Akibat Strategi Perubahan Jenis Bahan
Peledak di PT Semen Baturaja (Persero) TBK
Heddy Ardies, Tien Yustini, Omar Hendro

antara lain kesulitan tidur, mudah lelah, kejengkelan, penurunan kinerja, kelainan jiwa dan
lain-lain.

Penelitian Sebelumnya
Penelitian F. Wardhana, M.T. Toha, dan R. Juniah (2020) dengan judul “Analisis
Hasil Getaran Peledakan Menggunakan Bahan Peledak Emulsion Untuk Meningkatkan
Cadangan Tertambang”. Dengan kesimpulan berdasarkan analisis yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa PVS yang ditimbulkan dengan penggunaan bahan peledak Emulsion,
80% masih berada di bawah ambang batas yang ditetapkan dan sisanya 20% berada di atas
ambang batas. Jumlah penggunaan bahan peledak Emulsion per delay yang diizinkan adalah
11 kg/delay dengan PPVpred 2,90 mm/s, dimana berada di bawah dari ambang batas efek
getaran yang ditimbulkan. Setelah dilakukan analisis getaran tanah akibat peledakan pada
jarak ± 100 meter diperoleh cadangan tertambang yang dapat diperoleh sebesar 2.747.549
ton.
Penelitian Indra Gumanti Putra, M. Taufik Toha , Djuki Sudarmono (2015) dengan
judul “Evaluasi Geometri Peledakan Terhadap Fragmentasi Batuan Menggunakan Bahan
Peledak Anfo Dan Bulk Emulsion Pada Lapisan Interburden Pit 4500 Blok Selatan PT.
Pamapersada – Dahana (Persero) Jobsite Melak, Kalimantan Timur”. Dengan kesimpulan
antara lain :
a. Geometri peledakan aktual dengan menggunakan bahan peledak ANFO memiliki nilai
burden dan spasi yang lebih rapat jika dibandingkan dengan geometri peledakan aktual
dengan menggunakan bahan peledak Bulk emulsion.
 Pemakaian ANFO dengan jarak burden 7 m, spasi 7,5 m, kedalaman lubang ledak 7
m, subdrilling 0,5 m, stemming 4 m, dan powder charge 3 m dengan nilai powder
factor 0,2 kg/m3.
 Pemakaian bulk emulsion (Dabex73) memiliki jarak burden 7,1 m, spasi 8,1 m,
kedalaman lubang ledak 7,5 m, subdrilling 0,5 m, stemming 4 m, dan powder charge
3,5 m dengan nilai powder factor 0,27 kg/m3.
 Hasil Perbandingan menggunakan metode Kuz-Ram pada ukuran fragmentasi ≥
100cm, dengan bahan peledak ANFO sebesar 25,34 % dan fragmentasi dengan
bahan peledak bulk emulsion sebesar 18,45 %. Sehingga diperlukan rekomendasi
perbaikan geometri peledakan untuk memperbaiki fragmentasi batuan hasil ledakan
menjadi di bawah 15 %.
b. Metode Kuz-Ram yang membandingkan fragmentasi bahan peledak ANFO dengan
fragmentasi bahan peledak bulk emulsion, yang lebih baik digunakan adalah bahan
peledak bulk emulsion yang menghasilkan fragmentasi lebih baik dari bahan peledak
ANFO dengan ukuran fragmentasi 18,45 % pada ukuran fragmentasi ≥ 100 cm.
c. Pembuatan rekomendasi geometri peledakan baru bertujuan untuk memperbaiki nilai
fragmentasi batuan hasil peledakan dari geometri aktual menggunakan rumusan R.L.
Ash, C.J. Konya, Anderson, Langefors dan Tamrock, dengan masing-masing bahan
peledak ANFO dan bulk emulsion. Rekomendasi perbaikan geometri peledakan untuk
menghasilkan fragmentasi yang optimum dengan persentase di bawah 15% pada ukuran
≥ 100 cm dengan merekomendasikan geometri peledakan Langefors.

Metodelogi Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah adalah metode kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
56
Integritas Jurnal Manajemen Profesional (IJMPro)
Volume 2 Nomor 1 Edisi Januari 2021
P-ISSN : 2722-0958- E-ISSN : 2722-094X
DOI: https://doi.org/10.35908/ijmpro.

fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara
individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-
prinsip dan penjelasan yang mengarah pada penarikan kesimpulan. Menurut Sukmadinata
(2007) penelitian kualitatif bersifat edukatif, peneliti membiarkan permasalahan-
permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Data dihimpun
dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail
disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan
catatan-catatan.

2. Populasi dan Sampel


Populasi dimaksudkan dalam penelitian ini adalah karyawan Divisi Mining SMBR yang
terlibat langsung dan tidak langsung dalam proses peledakan batukapur baik itu yang
menyetujui, merencanakan, mengeksekusi maupun yang mereview hasil peledakan mulai dari
pejabat Eselon I,II, III, IV, specialist maupun karyawan anak usaha dengan jumlah 55 orang.
Sedangkan untuk sampel kita ambil perwakilan dari pihak-pihak yang memenuhi syarat
berdasar objek yang akan diteliti dalam penelitian ini dengan jumlah 10 orang. Dimana dari
sampel 10 orang tersebut akan dilakukan metode penelitian dengan cara deep interview
sehingga bisa diambil data mengenai analisis perubahan strategi perubahan bahan peledak.

3. Teknik Pengumpulan Data


Tujuan dari pengumpulan data adalah untuk mendapatkan data yang dapat menjelaskan
atau menjawab permasalahan yang bersangkutan secara obyektif dan metode dalam ilmu
pengetahuan dapat diartikan sebagai suatu cara. Dalam penelitian ini terdapat cara–cara untuk
mengumpulkan data, mengelompokkan data yang diperoleh, kemudian merumuskan
kesimpulan dari hasil penelitian. Peneliti menyadari bahwa setiap metode pasti mempunyai
kelemahan dan kelebihan. Oleh karena itu peneliti tidak hanya menggunakan satu metode
saja, akan tetapi lebih dari satu metode. Maka peneliti menggunakan beberapa metode antara
lain sebagai berikut :
a. Metode Observasi
Peneliti melakukan pengamatan dan melihat dari dekat secara langsung dengan melihat
lokasi peledakan di Quarry batu kapur PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk
b. Dokumentasi
Peneliti melakukan review dan pengmatan terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan
dengan peledakan batu kapur antara lain dokumen spesifikasi bahan peledak, dokumen
hasil pengukuran peledakan, dokumen hasil produksi batu kapur dan dokumen lain yang
berkaitan dengan penelitian
c. Metode Interview (wawancara)
Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan pekerja yang terlibat dan mewakili
dalam proses peledakan batu kapur di Divisi Mining SMBR.

4. Rencana Analisis Data


Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi yaitu teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu di luar data itu untuk keperluan
pengecekan data sebagai pembanding data itu dengan skema. Teknik triangulasi yang paling
banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya (Moleong, 2005). Melalui
teknik triangulasi akan diketahui kesesuaian antara asumsi yang berkembang secara umum,
teori yang telah ada serta kenyataan yang sesungguhnya terjadi di lapangan sehingga dapat
ditarik kesimpulan berdasarkan ketiga hal tersebut. Perbandingan antara tiga unsur triangulasi

57
Analisis Produktivitas Dan Dampak Lingkungan Akibat Strategi Perubahan Jenis Bahan
Peledak di PT Semen Baturaja (Persero) TBK
Heddy Ardies, Tien Yustini, Omar Hendro

akan memperkuat kesimpulan karena memiliki dasar yang saling menguatkan antara satu
dengan yang lain serta merupakan pembuktian yang dilakukan secara langsung di lapangan.

Hasil Penelitian
1. Hasil Pengamatan/Observasi
Peneliti mengamati bahwa dalam melakukan peledakan banyak faktor yang berpengaruh
terhadap keberhasilan peledakan baik dari segi produktivitas batu kapur yang dihasilkan
maupun dari dampak lingkungan yang terjadi terutama getaran dan tingkat kebisingan, factor-
faktor tersebut antara lain :
a. Zona peledakan, di lokasi penelitian terdapat 3 zona peledakan, pembagian zona
peledakan ini terdiri dari zona hijau (normal), zona kuning dan zona merah. Pembagian
zona ini didasarkan pada jarak antara lokasi peledakan dengan pemungkinan
Berdasarkan pembagian zona tersebut peneliti mengamati bahwa harus selalu
dilakukan evaluasi dan perubahan zonasi seiring dengan tingkat keberhasilan peledakan,
bisa jadi zona yang merah berubah jadi zona hijau atau kuning ataupun sebaliknya,
karena menurut peneliti pembagian zona jangan hanya berdasar jarak tetapi juga harus
berdasar karateristik baik itu karateristik material yang akan diledakkan maupun
karateristik masyarakat sekitar, jadi pembagian zona tersebut masih sangat flexible dan
memiliki ruang untuk dievaluasi dan direvisi. Selain itu perlu juga dievaluasi jumlah
lubang ledak persekali ledak dimana titik idealnya karena semakin banyak jumlah ludang
ledak persekali ledak tentu saja akan berdampak semakin meningkatnya dampak
terhadap lingkungan dimana sebelumnya untuk sekali ledak rata-rata 2-10 lubang tembak
dan sekarang diterapkan rata-rata 5- 40 lubang tembak.
b. Sumber daya manusia, sumber daya manusia ini terdiri dari
 Skill atau kemampuan, proses peledakan ini merupakan suatu proses yang
memerlukan tingkat presisi dan kesuksesan yang tinggi serta dengan tingkat resiko
yang tinggi pula, diperlukan orang yang benar-benar ahli dan menguasai seluk-beluk
dunia perpeledakan khususnya peledakan komersial dunia pertambangan, keahlian
tersebut bisa didapatkan melalui pelatihan juru ledak yang dapat dibuktikan dengan
memiliki minimal sertifikat juru ledak kelas II dan juga memiliki kartu izin
meledakkan (KIM)
 Pengalaman, dengan tingkat resiko pekerjaan yang tinggi dibutuhkan orang dengan
pengalaman dan jam terbang yang tinggi, diharapkan dengan pengalaman tersebut
bisa memberikan masukan dan evaluasi-evaluasi peledakan berdasar pengalaman
mereka, sehingga akan bisa ditemukan suatu proses peledakan yang berimbang antara
produksi dan dampak terhadap lingkungan.
 Attitude atau tingkah laku, dalam peledakan dibutuhkan seorang juru ledak, pengawas
dan helper yang bisa bekerja sama satu sama lainnya, karena kalau masing-masing
bekerja dengan ego masing-masing tentu akan sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan peledakan, hal ini terbukti terlihat di lapangan pada awal perubahan jenis
bahan peledak yang digunakan peneliti berpendapat bahwa komunikasi antara
pengawas SMBR dan pengawas kontraktor pelaksana peledakan tidak berlangsung
dengan baik masing-masing memiliki ego, yang berimplikasi besar terhadap
keberhasilan peledakan terutama dari sisi dampak terhadap lingkungan terlihat trend
hasil pengukuran tingkat getaran dan tingkat kebisingan yang tinggi bahkan ada yang
diatas batas ambang yang diizinkan, setelah dilakukan evaluasi dan pergantian
personil pengawas kontraktor pelaksana peledakan pada awal tahun 2020, komunikasi
mulai berjalan baik dan terlihat diskusi dan pembahasan mengenai peledakan baik itu
58
Integritas Jurnal Manajemen Profesional (IJMPro)
Volume 2 Nomor 1 Edisi Januari 2021
P-ISSN : 2722-0958- E-ISSN : 2722-094X
DOI: https://doi.org/10.35908/ijmpro.

pada saat perencanaan dan eksekusi di lapangan lebih efektif, hal tersebut memiliki
dampak yang positif dapat dilihat dari semakin turunnya tingkat getaran dan
kebisingan yang diakibatkan oleh peledakan tanpa mengabaikan produktivitas hasil
peledakan.
c. Sinkronisasi antara perencanaan dan pelaksanaan di lapangan
Karena proses peledakan memerlukan tingkat keberhasilan yang tinggi maka harus
benar-benar direncanakan dengan matang segala potensi resiko yang kemungkinan
terjadi harus diantisipasi sehingga ketika eksekusi di lapangan didapatkan hasil yang
optimal bisa terlihat dari produktivitas hasil peledakan batu kapur yang tinggi dan
dampak terhadap lingkungan seminimal mungkin, supaya rencana dan pelaksanaan
peledakan dilapangan bisa terlaksana dibutuhkan pengawasan yang ketat dari pihak
SMBR, pengawas tersebut harus paham terhadap rencana baik rencana jangka pendek
atau harian maupun rencana jangka panjang sehingga fungsi kontrolnya benar-benar bisa
terlaksana, di SMBR tugas tersebut dilaksanakan oleh Pit Control Engineer dan
pengawas peledakan.
d. Program Community Development
Dari hasil pengamatan di lapangan peneliti melihat bahwa ada hubungan antara
tingkat komplain terhadap dampak lingkungan peledakan dengan program
pengembangan masyarakat sekitar, karena semakin banyak program tersebut maka
masyarakat terdampak peledakan akan lebih merasa memiliki akan manfaat keberadaan
SMBR sebagai salah satu penopang roda perekonomian khsususnya diwilayah sekitar.
Program ini peneliti lihat sudah ada kebijakan dari SMBR untuk melaksanakan walaupun
harus lebih ditingkatkan lagi, program-program tersebut antara lain :
 Untuk pekerja di kontraktor pelaksana peledakan sudah tertera di kontrak kerjasama
antara SMBR dan Kontraktor bahwa minimal pekerjanya 30% tenaga kerja lokal
khususnya berasal dari desa atau kelurahan yang terdampak langsung dari proses
peledakan
 Adanya program sembako setiap tahun sekali terutama menjelang lebaran, program
beasiswa dan program pembangunan dan perbaikan sarana umum seperti jembatan,
sekolah dan masjid.
 Adanya program ganti rugi berupa perbaikan terhadap kerusakan bangunan akibat dari
dampak peledakan
 Di Divisi Mining SMBR terhadap program yang sangat baik sekali yaitu program
bantuan terhadap masyarakat kurang mampu di daerah terdampak peledakan terutama
bantuan sembako yang merupakan hasil kerjasama sumbangan antara seluruh
karyawan SMBR khususnya Divisi Mining dengan seluruh karyawan dan pekerja
kontraktor tambang dalam wadah persatuan dari Mushola yang dilaksanakan rutin
seminggu sekali setiap hari. Program tersebut sangat baik sekali karena langsung
dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar, kedepannya program tersebut harus lebih
ditingkatkan baik itu frekuensi pelaksanaan maupun kualitas bantuan yang diberikan
misal kedepannya selain bantuan sembako bisa dilaksanakan bantuan lainnya seperti
program pembuatan sarana air bersih, beasiswa, perbaikan sarana umum dan kegiatan-
kegiatan lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang terdampak peledakan.

59
Analisis Produktivitas Dan Dampak Lingkungan Akibat Strategi Perubahan Jenis Bahan
Peledak di PT Semen Baturaja (Persero) TBK
Heddy Ardies, Tien Yustini, Omar Hendro

2. Hasil Dokumentasi
a. Produktivitas
Semenjak menggunakan bahan peledak DABEX dan Non Elektrik Detonator terlihat
peningkatan jumlah inventori material hasil peledakan hampir terjadi peningkatan disetiap
bulan kecuali bulan September 2019 atau bulan pertama peralihan penggunaan bahan
peledakn yang sebelumnya ANFO dan Elektrik Detonator karena peledakannya dimulai pada
pertengahan bulan dan juga masa persiapan jadi aktivitas peledakannya belum optimal
begitupun sebaliknya peledakan yang menggunakan ANFO di bulan Agustus 2019 hanya
sedikit material inventori hasil peledakan karena terjadi masa transisi dan sifat peledakannya
untuk menghabiskan sisa bahan peledak yang ada. Jika dilihat pada table 1 apabila ditotalkan
dalam 8 bulan terjadi peningkatan jumlah material inventori hasil peledakan sebesar 636.752
Ton batu kapur atau sebesar hampir 50% peningkatan.
Tabel 1. Perbandingan Inventori Material Hasil Peledakan
Bulan Material Inventori Hasil Peledakan(Ton)
ke ANFO De tonator Ele ktrik DABEX De tonator Non Ele ktrik

1 263.656 110.088
2 201.672 317.107
3 210.143 346.863
4 146.114 269.491
5 159.322 252.585
6 112.476 223.045
7 143.481 178.737
8 38.034 213.736
Total 1.274.898 1.911.650

b. Dampak Lingkungan
Di SMBR sendiri tingkat getaran yang diizinkan adalah maksimal PVS 3 mm/s sesuai
dengan SNI 7571:2010 yang menyatakan bahwa “Bangunan dengan pondasi, pasangan bata
dan adukan semen saja, termasuk bangunan dengan pondasi dari kayu dan lantainya diberi
adukan semen“.
Dari grafik Gambar 1 dan Gambar 2 terjadi peningkatan tingkat getaran diatas 3
mm/s dimana pada saat menggunakan bahan peledak ANFO dan Detonator Elektrik total
PVS diatas 3 mm/s sebesar 7 persen dengan rincian 6% dengan PVS 3 mm/s – 5 mm/s dan
sebesar 1% PVS >5 mm/s. Untuk peledakan dengan menggunakan bahan peledak DABEX
dan Detonator Non Elektrik didapatkan total tingkat getaran diatas 3 mm/s sebesar 15%
dengan rincian 11% dengan PVS 3 mm/s – 5 mm/s dan sebesar 4% PVS >5 mm/s.
Jika kita bandingkan terjadi peningkatan >100% tingkat getaran melebihi standar di
SMBR dengan menggunakan bahan peledak DABEX dan Detonator Non Elektrik, sehingga
berdasar data dokumentasi berupa laporan dan hasil pengukuran disimpulkan bahwa dari segi
dampak terhadap lingkungan getaran perubahan bahan peledak ini tidak berjalan sesuai
dengan keinginan perusahaan yaitu peledakan yang lebih ramah lingkungan bila
dibandingkan dengan peledakan dengan bahan peledak sebelumnya.

60
Integritas Jurnal Manajemen Profesional (IJMPro)
Volume 2 Nomor 1 Edisi Januari 2021
P-ISSN : 2722-0958- E-ISSN : 2722-094X
DOI: https://doi.org/10.35908/ijmpro.

Gambar 1. Presentase Getaran Tanah Menggunakan ANFO

Gambar 2. Presentase Getaran Tanah Menggunakan DABEX

Pada Gambar 3 yang menjelaskan bahwa pada saat peledakan menggunakan bahan
peledak ANFO didapatkan bahwa tingkat kebisingan yang dihasilkan 15% tingkat kebisingan
<50 dB, 73% tingkat kebisingan 50 - 75 dB, 10% tingkat kebisingan 75 – 100 dB, 2% tingkat
kebisingan 100 – 110 dB dan 0% tingkat kebisingan >110 dB.

3. Dsda

4.

5.

6.

Gambar 3. Presentase Tingkat Kebisingan Menggunakan ANFO

Untuk peledakan dengan menggunakan bahan peledak DABEX (Gambar 4)


menjelaskan bahwa tingkat kebisingan yang dihasilkan 16% tingkat kebisingan <50 dB, 82%
tingkat kebisingan 50 - 75 dB, 2% tingkat kebisingan 75 – 100 dB, 0% tingkat kebisingan
100 – 110 dB dan 0% tingkat kebisingan >110 dB.

61
Analisis Produktivitas Dan Dampak Lingkungan Akibat Strategi Perubahan Jenis Bahan
Peledak di PT Semen Baturaja (Persero) TBK
Heddy Ardies, Tien Yustini, Omar Hendro

Gambar 4. Presentase Tingkat Kebisingan Menggunakan DABEX

Untuk tingkat kebisingan sesuai dengan SNI 7570:2010 yang menyatakan bahwa
“Lingkungan Kegiatan Tambang Terbuka khususnya Peledakan” tingkat kebisingannya
maksimal 110 dB dengan maksimal durasi terpapar 0,5 jam/hari. Berdasarkan grafik diatas
untuk tingkat kebisingan baik peledakan dengan menggunakan ANFO dan Detonator Elektrik
maupun dengan menggunakan DABEX dan Detonator Non Elektrik semuanya masih masuk
baku mutu tingkat kebisingan dengan 0% suara yang diatas 110 dB, sehingga dapat
disimpulkan berdasarkan data hasil dokumentasi berupa data pengukuran bahwa untuk
tingkat kebisingan untuk perubahan penggunaan bahan peledak ini sudah sesuai dengan
standar yang diinginkan SMBR.

2. Hasil Wawancara Mendalam


Untuk deep interview atau wawancara mendalam dilakukan terhadap 10 orang sampel
dari karyawan Divisi Mining SMBR yang terlibat secara langsung dan tidak langsung dengan
proses dan aktivitas peledakan batu kapur dari Eselon I sampai dengan tingkat Spesialist dan
Tenaga Kontrak, dengan rincian 2 orang dengan tingkat pendidikan Strata 2, 3 orang tingkat
pendidikan Strata 1, 3 orang dengan tingkat pendidikan Diploma 3 dan 2 orang dengan
pendidikan SMA. Untuk jenis kelamin semuanya laki-laki karena memang yang terlibat
dalam aktivitas peledakan batu kapur semuanya jenis kelamin laki-laki, dengan umur 25-30
tahun 5 orang, umur 31-40 tahun 3 orang dan diatas umur 40 tahun ada 2 orang.
Adapun hasil wawancara 10 peserta diatas bisa disimpulkan untuk berdasarkan
produktivitas hasil peledakan di Tabel 2, dengan rincian 9 orang atau 90% peserta wawancara
menyatakan bahwa secara produktivitas lebih baik dengan adanya strategi perubahan bahan
peledak yang digunakan dan 1 orang atau 10% menyatakan tidak lebih baik.
Sedangkan berdasarkan dampak lingkungan bisa dilihat pada Tabel 3, dengan rincian 8
orang peserta wawancara atau 80% menyatakan bahwa dengan strategi perubahan bahan
peledak ini secara dampak lingkungan yang ditimbulkan tidak lebih baik dari sebelumnya dan
2 orang atau 20% menyatakan dengan strategi perubahan bahan peledak ini secara dampak
lingkungan yang ditimbulkan menjadi lebih baik.

62
Integritas Jurnal Manajemen Profesional (IJMPro)
Volume 2 Nomor 1 Edisi Januari 2021
P-ISSN : 2722-0958- E-ISSN : 2722-094X
DOI: https://doi.org/10.35908/ijmpro.

Tabel 2.
Produktivitas Hasil Peledakan

No Nama Jabatan/Unit Kerja Apakah Produktivitas Lebih Baik

1 HIM Vice President Mining Iya lebih baik

2 FW Manager Perencanaan Iya lebih baik

Manager Operasi
3 Z Iya lebih baik
Tambang 1

Manager Operasi
4 RR Iya lebih baik
Tambang 2

5 MT Manager K3LH Iya lebih baik

Junior Manager
6 IH Iya lebih baik
Peledakan

Junior Manager Pit


7 JCN Tidak lebih baik
Control

Junior Manager Operasi


8 Af Iya lebih baik
Tambang

9 HS Spesialist Peledakan Iya lebih baik

Opt Alat Ukur Peledakan


10 AI Iya lebih baik
Blasmate dan Micromate

Tabel 3.
Dampak Lingkungan Peledakan
Apakah Dampak Lingkungan Lebih
No Nama Jabatan/Unit Kerja
Baik

1 HIM Vice President Mining Tidak lebih baik

2 FW Manager Perencanaan Tidak lebih baik

Manager Operasi
3 Z Tidak lebih baik
Tambang 1
Manager Operasi
4 RR Tidak lebih baik
Tambang 2

5 MT Manager K3LH Tidak lebih baik

Junior Manager
6 IH Iya lebih baik
Peledakan
Junior Manager Pit
7 JCN Tidak lebih baik
Control
Junior Manager
8 Af Tidak lebih baik
Operasi Tambang

9 HS Spesialist Peledakan Iya lebih baik

Opt Alat Ukur


10 AI Peledakan Blasmate Tidak lebih baik
dan Micromate

63
Analisis Produktivitas Dan Dampak Lingkungan Akibat Strategi Perubahan Jenis Bahan
Peledak di PT Semen Baturaja (Persero) TBK
Heddy Ardies, Tien Yustini, Omar Hendro

Hasil rangkuman wawancara dengan pertanyaan apakah strategi perubahan bahan


peledak ini sudah tepat atau harus dicari bahan peledak dan alternative lain bisa dilihat di
Tabel 4. Dengan rincian 7 orang atau 70% peserta wawancara menyatakan perlu untuk
mencari bahan peledak atau metode alternative lain dan 3 orang atau 30% peserta wawancara
menyatakan strategi perubahan bahan peledak ini sudah tepat.
Tabel 4.
Ketepatan Perubahan Bahan Peledak

Apakah Sudah Tepat atau Perlu Cari


No Nama Jabatan/Unit Kerja
Bahan/Metode Lain

1 HIM Vice President Mining Cari alternative lain

2 FW Manager Perencanaan Cari alternative lain

Manager Operasi
3 Z Cari alternative lain
Tambang 1
Manager Operasi
4 RR Cari alternative lain
Tambang 2

5 MT Manager K3LH Cari alternative lain

Junior Manager
6 IH Cari alternative lain
Peledakan
Junior Manager Pit
7 JCN Sudah tepat
Control
Junior Manager
8 Af Sudah tepat
Operasi Tambang

9 HS Spesialist Peledakan Cari alternative lain

Opt Alat Ukur


10 AI Peledakan Blasmate Sudah tepat
dan Micromate

Pembahasan
1. Analisis Produktivitas Material Hasil Peledakan Akibat Pengaruh Dari Strategi
Perubahan Jenis Bahan Peledak Yang Digunakan
Untuk eksekusi peledakan batu kapur di SMBR dilakukan dengan cara menggunakan
perusahaan kontraktor jasa peledakan dengan durasi waktu kontrak 3 tahun dengan sistem
pembayaran yang dilakukan rupiah perton terhadap material hasil peledakan yang telah
dilakukan penimbangan di jembatan weigher yang dibuktikan dengan print out hasil
penimbangan yang dilaporkan setiap akhir shift operasi dan direkap perbulan sebagai bukti
untuk proses penagihan terhadap SMBR. Peledakan sebelumnya yang menggunakan bahan
peledak ANFO dan detonator elektrik biaya rupiah perton batu kapur hasil peledakan adalah
Rp 6.250 / ton sedangkan setelah dilakukan pergantian bahan peledak dengan menggunakan
DABEX dan detonator non elektrik biaya rupiah perton batu kapur hasil peledakan adalah
sebesar Rp 7.000/ ton atau mengalami peningkatan biaya sebesar Rp 750 atau sebesar 12%.
Dengan demikian terjadi peningkatan biaya yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan
setiap ton batu kapur hasil peledakan, tetapi kenaikan biaya itu diiringi dengan peningkatan

64
Integritas Jurnal Manajemen Profesional (IJMPro)
Volume 2 Nomor 1 Edisi Januari 2021
P-ISSN : 2722-0958- E-ISSN : 2722-094X
DOI: https://doi.org/10.35908/ijmpro.

material inventori hasil peledakan sehingga bisa menjamin ketersediaan material batu kapur
siap produksi ke pabrik.
Selain daya ledak bahan peledak DABEX lebih tinggi bila dibandingkan dengan
ANFO faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan peledakan dari segi produktivitas antara
lain :
a. Bahan peledak DABEX tahan terhadap air sehingga sangat cocok digunakan di SMBR
yang lokasi peledakan banyak ditemukan mata air dan intensitas hujan cukup tinggi
sedangkan ANFO tidak tahan air sehingga ketika peledakan di lokasi berair harus
menggunakan plastik liner sebagai pembungkus yang tentu saja memakan waktu lebih
lama dalam pelaksanaan dan berpotensi mengurangi bahan dan daya ledak ANFO
tersebut.
b. Bahan peledakan DABEX lebih efektif dan lebih cepat dalam proses charging atau
pengisian di lapangan karena prosesnya sudah menggunakan alat mekanis berupa unit
MMT (Mobile Manufacturing Truck) yang seluruh prosesnya sudah menggunakan
bantuan mesin dan pompa seperti proses pencampuran bahan peledak dan proses
pengisian bahan peledak ke lubang bor, sedangkan untuk bahan peledak ANFO seluruh
prosesnya masih manual dengan menggunakan manusia sebagai tenaga utama sehingga
lebih lambat dalam melakukan proses charging atau pengisian.
Sedangkan dari sisi inisiasi penggunaan detonator non elektrik dan detonator elektrik
faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan peledakan dari sisi produktivitas antara lain:
a. Dengan menggunakan detonator non elektrik jumlah lubang peledakan yang dilakukan
dalam satu kali peledakan bisa dari 30 lubang karena delay yang digunakan lebih banyak
sehingga produktivitas hasil peledakannya lebih baik dibanding dengan detonator
elektrik yang jumlah lubang sekali peledakan berkisar hanya 2 sampai 8 lubang
peledakan karena keterbatasan jumlah delay.
b. Detonator non elektrik tahan terhadap petir dan arus liar sehingga pada saat cuaca
mendung dan berpetir proses peledakan masih bisa dilaksanakan tanpa harus distop atau
ditunda yang berimplikasi terhadap kelancaran ketersedian batu kapur untuk produksi
sedangkan detonator elektrik sensitive terhadap petir dan arus liar sehingga ketika cuaca
mending dan berpotensi petir peledakan harus ditunda atau dibatalkan yang akan sangat
mengganggu proses produksi batu kapur di tambang.
Selain dari faktor jenis bahan peledak ada beberapa penyebab lain yang berpengaruh
terhadap keberhasilan peledakan secara produktivitas antara lain geometri peledakan, jenis
batuan, kemiringan lubang bor dan jarak peledakan terhadap pemukiman warga.
Dari hasil penelitian bisa disimpulkan bahwa dengan strategi perubahan jenis bahan
peledak dari sebelumnya ANFO dan detonator elektrik menjadi DABEX dan detonator non
elektrik secara produktivitas menjadi lebih baik walaupun ada beberapa poin yang harus lebih
ditingkatkan terutama fragmentasi hasil peledakan dimana masih ditemukan banyak boulder-
boulder sehingga perlu dilakukan secondary blasting lagi.

2. Analisis Dampak Lingkungan Akibat Pengaruh Dari Strategi Perubahan Jenis


Bahan Peledak Yang Digunakan
Dari segi dampak lingkungan yang ditimbulkan terutama getaran dengan penggunaan
bahan peledak DABEX dan detonator non elektrik terjadi peningkatan hal ini sangat
beriringan dengan daya ledak, dimana daya ledak DABEX lebih besar bila dibandingkan
dengan ANFO sehingga tingkat getaran yang dihasilkan cenderung lebih tinggi, tetapi kalau
dari sisi penggunaan inisiasi, untuk detonator non elektrik lebih bagus dibandingkan dengan

65
Analisis Produktivitas Dan Dampak Lingkungan Akibat Strategi Perubahan Jenis Bahan
Peledak di PT Semen Baturaja (Persero) TBK
Heddy Ardies, Tien Yustini, Omar Hendro

detonator elektrik baik itu dampak getaran maupun tingkat kebisingan yang ditimbulkan hal
ini karena detonator non elektrik jumlah delay yang digunakan lebih banyak sehingga proses
peledakannya bisa hole by hole oleh karena itu dalam satu kali peledakan dengan jumlah
lubang banyak bisa diminimalisir potensi lubang meledak bersamaan yang akan berefek
getaran dan tingkat kebisingan lebih kecil.
Selain itu dari hasil penelitian ada juga faktor-faktor lain penyebab kenapa dampak
lingkungan akibat strategi perubahan bahan peledak ini menjadi meningkat terutama getaran
antara lain :
a. Lokasi peledakan sudah sangat dekat sekali dengan pemukiman bahkan ada yang hanya
150 meter, sekecil apapun peledakan tetap akan terasa oleh warga disekitar tambang,
oleh karena itu perlu dilakukan pembagian area peledakan, untuk area peledakan yang
berdekatan dengan warga perlu dilakukan perencanaan dan pengawasan yang ketat
dalam pelaksanaannya.
b. Tidak sinkronnya antara perencanaan dan aktualisasi di lapangan, seperti rencana
peledakan hanya dibatasi dengan jumlah lubang yang sedikit tetapi kenyataannya di
lapangan jumlah lubangnya lebih dari rencana untuk sekali peledakan, atau kedalam
lubang tidak sesuai dimana hal tersebut akan sangat berdampak sekali terutama terhadap
dampak lingkungan yang ditimbulkan.
c. Sumber daya manusia yang terlibat peledakan kurang kompeten dan berpengalaman bisa
menyebabkan terjadinya kesalahan dalam melakukan peledakan sehingga bisa berefek
terhadap keberhasilan peledakan.
d. Selain faktor teknis ada faktor lain yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
peledakan terutama terhadap dampak lingkungan, sebagus dan sekecil apapun getaran
dan suara yang ditimbulkan oleh peledakan kalau hubungan dengan masyarakat
terdampak tidak baik tetap akan ada komplain dan keluhan akibat peledakan, oleh karena
itu sangat diperlukan sekali peran perusahaan terhadap warga terdampak terutama perlu
peningkatan program community development yang tepat guna dan tepat sasaran
sehingga akan terjalin hubungan yang harmonis antara perusahaan dan warga terdampak,
ketika sudah ada kedekatan emosional yang terjalin tentu saja akan mengurangi tingkat
komplain akibat peledakan.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwan strategi perubahan bahan peledak dari yang
sebelumnya ANFO dan detonator elektrik menjadi DABEX dan detonator non elektrik dari
sisi dampak lingkungan yang ditimbulkan baik getaran dan tingkat kebisingan untuk
penggunaan bahan peledak DABEX tidak lebih baik dari sebelumnya yaitu ANFO atau
terjadi peningkatan terutama dampak getaran yang ditimbulkan tetapi dari sisi detonator yang
digunakan dari sebelumnya detonator elektrik menjadi detonator non elektrik dampak
lingkungan yang ditimbulkan menjadi lebih baik atau berkurang.

Simpulan
Dari analisis yang telah dilakukan dan dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari segi produktivitas hasil peledakan strategi perubahan bahan peledak yang digunakan
saat ini yaitu DABEX dan Detonator Non Elektrik sudah lebih baik dari bahan peledak
yang digunakan sebelumnya yaitu ANFO dan Detonator Elektrik. Selain itu proses
peledakan menjadi lebih efektif dan tidak terganggu oleh kondisi cuaca sehingga
ketersedian batu kapur hasil peledakan lebih terjamin.
2. Dari segi dampak lingkungan (getaran dan kebisingan) yang ditimbulkan dari strategi
perubahan bahan peledak terjadi peningkatan tingkat getaran dari sebelumnya sedangkan
66
Integritas Jurnal Manajemen Profesional (IJMPro)
Volume 2 Nomor 1 Edisi Januari 2021
P-ISSN : 2722-0958- E-ISSN : 2722-094X
DOI: https://doi.org/10.35908/ijmpro.

dari sisi tingkat kebisingan masih memenuhi standar, peningkatkan tingkat getaran ini
terutama disebabkan oleh penggunaan bahan peledak DABEX yang daya ledaknya lebih
besar bila dibandingkan ANFO, sedangkan dari sisi detonator dengan menggunakan
detonator non elektrik untuk tingkat getaran dan kebisingan menjadi lebih kecil atau
lebih baik. Oleh karena itu dari sisi dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat strategi
perubahan bahan peledak ini masih tidak lebih baik dari sebelumnya terutama
penggunaan DABEX.
3. Berdasarkan produktivitas dan dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat strategi
perubahan jenis bahan peledak ini perlu dilakukan kajian-kajian perbaikan metode
peledakan atau mencari bahan peledak alternative lain terutama dari sisi DABEX
karena tidak bisa jika bahan peledak yang digunakan hanya cocok dari satu sisi saja
harus bisa memenuhi secara produktivitas tinggi dan dampak lingkungan yang
ditimbulkan seminimal mungkin.

Implikasi Manajerial
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan kesimpulan dari hasil pengujian hipotesis
yang diambil, maka penulis mengajukan beberapa implikasi kebijakan yang dapat
disampaikan kepada PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk sebagai berikut:
1. Karena lokasi tambang sekarang sudah sangat berdekatan dengan penduduk maka bahan
peledak yang digunakan harus benar-benar tepat, karena selain tujuan peledakan untuk
menghasilkan batu kapur siap ambil juga harus diperhatikan dampak lingkungan yang
ditimbulkan, oleh karena itu pada saat tender atau pengadaan bahan peledak faktor
tersebut harus sangat dipertimbangkan.
2. Untuk program-program bina lingkungan agar lebih ditingkatkan dan dibuat tepat guna
sehingga jika berjalan dengan baik sehingga akan ada hubungan emosional yang baik
serta bisa mensejahterakan warga sekitar yang tentu saja bisa mengurangi tingkat
keluhan akibat ditimbulkan oleh peledakan, karena walaupun hasil pengukuran tingkat
getaran dan tingkat kebisingan masih sesuai standar kalau hubungan kurang baik selama
ada aktivitas peledakan keluhan dan komplain masih akan terus ada.

Daftar Pustaka
Buku
Bhandari, S. (1997). Engineering Rock Blasting Operations. A. A. Balkema. 388
Choudhary, B.S.. 2013. Firing Patterns and Its Effect On Muckpile Shape Parameters And
Fragmentation In Quarry Blasts, International Journal Of Research In Engineering And
Technology. 2319-1163.
Chung, S., dan Katsabanis, P.D..2001. An Intergrated Approach for Estimation of
Fragmentation. Prosiding 27th ISEE Konferensi Explosives and Blasting Technique
Orlando, Florida.
Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins. 1985. Pengambilan Keputusan Stratejik. Untuk
organisasi public dan Organisasi Non Profit. Grasindo. Jakarta.
David, Fred R, 2011. Strategic Management, Buku 1. Edisi 12 Jakarta
David, F.R. 2004. ”Manajemen Strategis: Konsep. Edisi ketujuh”. PT. Prenhallindo, Jakarta.

67
Analisis Produktivitas Dan Dampak Lingkungan Akibat Strategi Perubahan Jenis Bahan
Peledak di PT Semen Baturaja (Persero) TBK
Heddy Ardies, Tien Yustini, Omar Hendro

Daft, Richard L. 2006. Manajemen, Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat


Dowding, C.H. 1985. Blast Vibration Monitoring and Control. Prentice-Hall, Inc.
Englewood Cliffs, NJ 07632 (297).
Evans, J., & Collier, D. (2007). Management Operation. UK: Prentince Hall.
Gokhale, B.V..2011. Rotary Drilling & Blasting In large Surface Mine. Tayloy & Friend
Group: London.
Hadi, Sutrisno. 2006. Metodologi Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Heizer, J & Render, B. (2009). Manajemen Operasi (Edisi 9). Jakarta: Salemba Empat.
Penerjemah: Chriswan Sungkono.
Herjanto, Eddy. (2007). “Manajemen Operasi”. Edisi Ketiga. Jakarta: Grasindo
Jimeno. 1995. Drilling and Blasting of Rocks. A Blalkena: Rotterdam, Netherlands
Koesnaryo, S. 2001. Teori Peledakan. Bandung: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknologi
Mineral dan Batubara.
Konya, C.J., dan Walter, E.J.. 1991. Rock Blasting and Overbreak. National Highway
Institute: Montville.
Moleong, j, Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Pearce II, John A. dan Robinson Richard B.Jr. (2008). Manajemen Strategis 10. Salemba
Empat : Jakarta
Porter, Michael E.. (2008). Competitive Advantage (Keunggulan Bersaing): Menciptakan dan
Mempertahankan Kinerja Unggul. Kharisma Publishing. Tangerang.
Poerwadarminta. WJS. 2003. Kamus umum bahasa Indonesia. Balai pustaka. Jakarta
Rangkuti, Freddy. 2013. Strategi Semut Melawan Gajah (Untuk Membangun Brand Personal,
Produk dan Perusahaan). Jakarta: PT Gramedia
Salusu, J. 1996. Pengambilan Keputusan Strategik untuk Organisasi Publik dan Organisasi
non Profit. Jakarta : PT Grasindo
Schilling, R.S.F. 1981. Occupational Health Practice, 2nd. Ed Butterworths & Co. Ltd,
London.
Sigalingging, A. S. P. (2017). Perbandingan Teknis dan Ekonomis pada Operasi Peledakan
Cross Cut dalam Penggunaan Emulsion sebagai Pengganti Anfo pada Underground Big
Gossan PT Freeport Indonesia , Tembagapura , Papua Comparison of the Technical
and Economical on Blasting Operations Cr. 416–423. Universitas Islam Bandung.
Stagg, M.S., dan Rholl, S.A.. 1987. Effects of Accurate Delay on Fragmentation for Single
Row Blasting in a 6,6 m (22 ft) Bench. Prosiding 2nd International Symposium Rock
Fragmentation. 210-223.
Stevenson, W. J. (2009). Management Operation. UK: Prentice Hall.
Stoner, James A.F; Freeman, R. Edward; Gilbert JR, Daniel. R, 2005, Manajemen, Jilid I, PT
Bhuana Ilmu Populer.
Subagyo, Drs. Pangestu (2000). Manajemen Operasi. Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta.
68
Integritas Jurnal Manajemen Profesional (IJMPro)
Volume 2 Nomor 1 Edisi Januari 2021
P-ISSN : 2722-0958- E-ISSN : 2722-094X
DOI: https://doi.org/10.35908/ijmpro.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Tjiptono, Fandy. (2006). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009. 2009. Jakarta: Pertambangan Mineral dan Batubara.

Jurnal dan Artikel Lain


Albertus, A., Simbolon, M., Yani, M., & Irzaman. (2015). Dampak Kegiatan Peledakan
Pertambangan Andesit terhadap Lingkungan Pemukiman di Gunung Sudamanik
Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor. Jurnal Manusia Dan Lingkungan, 22(2), 135–
141.
Badan Standarisasi Nasional. 2010. SNI 7571:2010 Baku Tingkat Getaran Peledakan pada
Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan. Bandung: Badan Standarisasi
Nasional.
Badan Standarisasi Nasional. 2010. SNI 7570:2010 Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan
Pertambangan terhadap Lingkungan. Bandung: Badan Standarisasi Nasional.
Busyairi, M. dan Oktaviani, A. (2011). Dampak Peledakan (Blasting) Terhadap Kesehatan
Keselamatan Kerja Dan Pemukiman Penduduk Di Sekitar Lokasi PT. Safhira Gifha
Kota Bangun-Kutai Kartanegara. Jurnal Manajemen dan Teknik Industri. Universitas
Mulawarman Samarinda.
Cahyadi, A. (2011). Kajian Teknis Operasi Peledakan untuk Meningkatkan Nilai Perolehan
Hasil Peledakan di Tambang Batubara Kab. Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan
Timur. Seminar Nasional Kebumian 2011.
Cahyadi, R., Toha, T., dan Komar, S.. 2017. Analisis Korelasi Scaled Distance terhadap
Getaran Tanah pada Operasi Peledakan Batu Kapur PT Semen Baturaja (Persero). Jurnal
Teknik Patra Akademika. 8(2): 26-38.
https://berbagaidata.blogspot.com.2019)
http://www.dahana.id/assets/Uploads/2018-DAHANA-BULK-EMULSION-
EXPLOSIVES.pdf
http://www.dahana.id/assets/Uploads/2018-DAHANA-ANFO.pdf
Lubis, J. F., Toha, T., Ngudiantoro. 2018. Study of Ground Vibration Reduction Using Fault
Tree Analysis Method on Blasting Activity in PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.
Sriwijaya Journal of Environment. 3(1): 27-30.
Permana, A. R., & Heriyadi, B. (2017). Kajian Pengurangan Getaran Tanah (Ground
vibration ) Pada Peledakan Overburden Tambang Batubara Di PT. Artamulia
TataPratama Site Tanjung Belit Provinsi Jambi. 4(1), 344–356. Jurnal Bina Tambang,
Vol. 4, No. 1

69
Analisis Produktivitas Dan Dampak Lingkungan Akibat Strategi Perubahan Jenis Bahan
Peledak di PT Semen Baturaja (Persero) TBK
Heddy Ardies, Tien Yustini, Omar Hendro

Prastya, D.Y. (2017). Analisis Strategi Kampanye Public Relations Perubahan Pola
Konsumsi Bbm (Bahan Bakar Minyak) Premium
MenujudfdfPertaliteffffPT.Pertaminaghg(Persero).https://ejournal3.undip.ac.id/index.
php/interaksi-online
Putra, I. Toha, T, Sudarmono, D. (2015). Evaluasi Geometri Peledakan Terhadap
Fragmentasi Batuan Menggunakan Bahan Peledak Anfo Dan Bulk Emulsion Pada
Lapisan Interburden Pit 4500 Blok Selatan PT. Pamapersada – Dahana (Persero)
Jobsite Melak, Kalimantan Timur. Jurnal Ilmu Teknik Sriwijaya, 3(2).
PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. 2018. Studi Kelayakan Tambang Batu kapur. Kabupaten
Ogan Komering Ulu Provinsi Sumatera Selatan.
Renata, Reno. 2011. Dampak dan Strategi Perubahan Penggunaan Bahan Bakar Minyak
Tanah ke Liquefied Petroleum Gas (LPG) Oleh Pedagang Warung Makan di Kelurahan
Sekaran Kecamatan Gunung pati Semarang. Universitas Negeri Semarang. Digilib
Unnes. Semarang
Rizki M, Taufik T. Djuki S. 2014. Kajian pengaruh tingkat getaran tanah (Ground Vibration
Level) pada operasi peledakan interburden B2-C Tambang Batubara Air Laya. Jurnal
Ilmu Teknik. 2(1): 25-33.
Wardhana, F. .Toha, T. Juniah, R. (2020). Analisis Hasil Getaran Peledakan Menggunakan
Bahan Peledak Emulsion Untuk Meningkatkan Cadangan Tertambang. Jurnal
Pertambangan Vol. 04 No. 01 Februari 2020
Http://Ejournal.Ft.Unsri.Ac.Id/Index.Php/JP Jurnal, 04(01), 1–6.
Yudha, N., Sudarmono, D., & Mukiat, M. (2014). Kajian Teknis Pemakaian Emulsion
Sebagai Pengganti Anfo Pada Peledakan Lapisan Tanah Penutup Terhadap
Produktivitas Hitachi Ex-2600 PT Kideco Jaya Agung. Jurnal Ilmu Teknik Sriwijaya,
2(1), 102894.

70

You might also like