You are on page 1of 6

39

DENTINO
JURNAL KEDOKTERAN GIGI
Vol I. No 1. April 2017

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN BINJAI (Mangifera caesia)


TERHADAP MORTALITAS LARVA Artemia salina Leach

Nayeta Levi Syahdana, Irham Taufiqurrahman, Erida Wydiamala


Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin

ABSTRACT

Background: Binjai leaves (Mangifera caesia) is a plants of the Anacardiaceae family that contains several
active compounds which potentialy as anticancer. Purpose: The objective of this research is to determine the
effectiveness of the ethanol extraction of Binjai leaves (EEBL) to the mortality of Artemia salina Leach larvae
with Brine Shrimp Lethality Test methods (BSLT). Method: a true experimental research using Post-test Only
with Control Group Design, consists of 8 treatment groups were obtained from preliminary test, with four times
replication and Ten larvae were used in each group. Each group was consecutively given 156.25, 312.5, 6250,
1250, 2500, 5000, and 10,000 (mg / L) and 1 negative control (0 mg / L or artificial sea water). Result: The
result probit analysis indicated that LC50 value of leaves extraction of Binjai was 489.059 mg / L. Kruskal-
Wallis test obtained by value p = 0.000, EEBL had effect on mortality of Artemia salina Leach larvae. Man-
Whitney test results obtained by value p = 0.019, there was a significant difference between the negative control
with all treatment groups. Conclusion: It can be concluded that EEBL has efficacy against the mortality of
Artemia salina Leach larvae with Brine Shrimp Lethality Test methods (BSLT).

Key words: Effectiveness, Mangifera caesia, Binjai, Artemia salina Leach, BSLT, LC 50.

ABSTRAK

Latar Belakang: Daun binjai (Mangifera caesia) merupakan salah satu tumbuhan dari famili
Anacardiaceae yang mengandung beberapa senyawa aktif sehingga memiliki potensi sebagai antikanker
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol daun binjai (EEDB) terhadap
mortalitas larva Artemia salina Leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Metode: Penelitian
bersifat eksperimental murni dengan metode Posttest Only with Control Group Design, terdiri dari 8 kelompok
perlakuan yang diperoleh dari uji pendahuluan, dengan empat replikasi dan tiap konsentrasi berisi 10 ekor
larva. Delapan kelompok terdiri dari 7 kelompok perlakuan, yaitu 156,25 , 312,5 , 6250 , 1250 , 2500 , 5000,
dan 10.000 (mg/L) serta 1 kontrol negatif (0 mg/L atau air laut buatan). Hasil: Hasil uji probit didapatkan nilai
LC50 sebesar 489,059 mg/L. Uji Kruskal-Wallis diperoleh nilai p=0,000, terdapat pengaruh EDB terhadap
mortalitas larva Artemia salina Leach. Hasil uji Man-Whitney diperoleh nilai p=0,019, ada terdapat perbedaan
signifikan antara kontrol negatif dengan semua kelompok perlakuan. Kesimpulan: Ekstrak etanol daun binjai
mempunyai efektivitas terhadap mortalitas larva Artemia salina Leach dengan metode Brine Shrimp Lethality
Test (BSLT).

Kata-kata kunci: Uji efektivitas, Mangifera caesia, Binjai, Artemia salina Leach, BSLT, LC50.

Korespondensi: Nayeta Levi Syahdana, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat, Jalan
veteran No 12B, Banjarmasin, Kalsel, email: nayetalevi@gmail.com
40 Dentin (Jur. Ked. Gigi), Vol I. No 1. April 2017 : 39 - 44

PENDAHULUAN Salah satu tanaman buah yang telah banyak


dikenal dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-
Tanaman telah dimanfaatkan sebagai obat hari oleh masyarakat Indonesia dan berasal dari
tradisional atau obat herbal sejak dahulu di seluruh Kalimantan adalah tumbuhan binjai (Mangifera
dunia. Indonesia memiliki sekitar 30.000 spesies caesia).10 Tumbuhan ini banyak ditemukan dan
tanaman yang 940 spesies diantaranya telah dikonsumsi oleh masyarakat di daerah Kalimantan
dimanfaatkan sebagai obat herbal.1 Pengobatan Selatan yaitu sebagai campuran sambal dan asinan
herbal terbukti berkhasiat dan mempunyai efek yang di awetkan dengan garam dan dimakan
samping yang rendah dibandingkan dengan obat dengan ikan sungai. Bagi masyarakat Hulu
sintetik sehingga mendapatkan perhatian para Tabalong, Kalimantan Selatan dan sekitarnya
peneliti medis dan semakin diminati oleh menggunakan akar dari tumbuhan binjai sebagai
masyarakat menengah ke bawah terutama dalam obat diabetes.11 Penelitian yang dilakukan oleh
upaya pencegahan penyakit (preventif), Mustikasari (2008) dan Adham (2014) menyatakan
penyembuhan (kuratif), pemulihan kesehatan akar, batang dan daun binjai terbukti memiliki
(rehabilitatif) serta peningkatan kesehatan kandungan metabolit sekunder yaitu flavonoid. 12
(promotif). Obat herbal mengandung senyawa aktif
seperti triterpenoid, tanin, alkoloid dan flavonoid Senyawa yang diduga memiliki aktivitas
yang memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan. 2,3 antikanker, harus diujikan terlebih dahulu pada
Flavonoid merupakan senyawa aktif yang paling hewan percobaan.13 Penelitian ini menerapkan
banyak terdapat pada bagian tanaman termasuk metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dengan
buah, akar, daun dan kulit luar batang.4,5 Flavonoid menggunakan larva udang Artemia salina Leach
berguna pada manusia sebagai antikanker, sebagai hewan uji. Metode ini merupakan metode
antimikrobia, antivirus, anti inflamasi, antioksidan, yang banyak digunakan untuk pencarian senyawa
antibakteri serta antiradang yang terkandung pada antikanker baru yang berasal dari tanaman. Hasil uji
flavonoid diketahui dapat mempercepat proses pendahuluan dengan metode BSLT telah terbukti
penyembuhan luka dan infeksi sekunder. Suatu memiliki korelasi dengan daya sitotoksis senyawa
senyawa flavonoid dapat menghambat pertumbuhan anti kanker, mudah dikerjakan, murah, cepat dan
sel tumor dan kanker manusia dan menunjukkan cukup akurat dalam memprediksi aktivitas
aktivitas anti-proliferatif terhadap 6 jenis sel cytotoxicity dan pesticidal.14 Larva udang Artemia
kanker.6 salina Leach atau pada tahap nauplii dipilih sebagai
Manfaat tanaman sebagai obat herbal untuk hewan uji pada metode ini karena identik dengan
terapi sekunder penyakit kanker merupakan sel kanker pada manusia yaitu sel HeLa15
terobosan konkrit, sampai saat ini terapi kanker
masih relatif mahal dan banyak menimbulkan efek Sel HeLa merupakan sel turunan dari sel epitel
samping. Menurut data WHO tahun 2013, insidensi kanker leher rahim (serviks) manusia. Sel ini
kanker meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008 diisolasi tahun 1915 dari rahim wanita penderita
menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012, sedangkan kanker leher rahim bernama Henrietta Lacks yang
jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang berusia 31 tahun. Sel HeLa dapat digunakan untuk
tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun 2012. tes antitumor, transformasi, uji tumorigenesis,
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar biologi sel dan invasi bakteri.16 Sel ini secara
(Riskesdas) tahun 2013, prevalensi penyakit kanker morfologi merupakan sel epitelial yang sudah
di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau dimasuki oleh Human Papiloma Virus (HPV) tipe
sekitar 347.000 orang dan menempati urutan kelima 18. Sel ini bersifat immortal dan sangat agresif
prevalensi penyakit tidak menular terbanyak. 7 sehingga mudah untuk dikultivasi. Berdasarkan
Daerah rongga mulut merupakan satu dari penelitian yang dilakukan oleh Eagle (1995), sel
sepuluh lokasi pada tubuh yang paling sering karsinoma epidermoid pada dasar mulut
terserang kanker dan menempati peringkat ketiga mempunyai kesamaan komponen media kultur
sesudah kanker lambung dan leher rahim.8 Terdapat dengan propagasi pada kultur sel HeLa, juga
beberapa jenis kanker rongga mulut, namun yang terdapat kesamaan dalam konsentrasi pertumbuhan
paling sering terjadi (90 %) adalah karsinoma sel maksimal antara sel HeLa dan sel karsinoma
skuamosa.8 Seiring dengan penggunaan kemoterapi, epidermoid pada dasar mulut 17
pembedahan dan radioterapi untuk mengatasi
penyakit kanker, pemanfaatan tumbuhan sebagai Parameter yang digunakan pada penelitian ini
obat herbal menjadi salah satu terapi sekunder bagi adalah EEDB dan metode maserasi terhadap
masyarakat dan menarik perhatian para peneliti di mortalitas larva udang Artemia salina Leach dan
bidang medis untuk melakukan berbagai penelitian nilai Lethal Concentration 50 (LC50). Nilai LC50
dibidang farmakologi, toksikologi dan identifikasi merupakan konsentrasi yang dapat menyebabkan
tanaman agar pengobatan secara tradisional dapat larva uji mati sebanyak 50% dan digunakan untuk
dipertanggungjawabkan.9 mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun binjai
Syahdana : Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Binjai (Mangifera Caesia) 41

terhadap mortalitas larva Artemia salina Leach18 penetasan dan merangsang proses penetasan.
Berdasarkan uraian di atas dan hingga saat ini Lampu dinyalakan selama 48 jam untuk
belum ada penelitian tentang efektivitas ekstrak menetaskan telur. Untuk ruangan yang lain, diisi 1
etanol daun binjai terhadap mortalitas larva Artemia gram telur Artemia salina Leach di ruang gelap
salina Leach dengan metode BSLT maka peneliti tanpa penyinaran dan ditutup dengan kain hitam
memandang perlunya penelitian ini. dan lakban hitam. Setelah 48 jam, telur akan
menetas menjadi larva. Larva yang sehat akan
BAHAN DAN METODE bergerak menuju ruang yang terang karena bersifat
fototropik.
Metode penelitian yang digunakan dalam Perlakuan menggunakan 8 rangkaian
penelitian ini adalah metode eksperimental murni konsentrasi yang terdiri atas 1 kontrol negatif (P1)
dengan rancangan post test only with control group dan 7 macam konsentrasi bahan uji (P2, P3, P4, P5,
design. Penelitian ini dibagi menjadi 8 kelompok P6 dan P7). Besar konsentrasi ekstrak etanol daun
perlakuan, yaitu: yang diperoleh dari uji binjai yang digunakan dalam penelitian ditentukan
pendahuluan, dengan empat replikasi dan tiap setelah melakukan uji pendahuluan terlebih dahulu.
konsentrasi berisi 10 ekor larva. Alat yang Setelah didapatkan kisaran konsentrasi yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah aerator, diuji, dilakukan penimbangan ekstrak kental daun
blender, rotary evaporator, batang pengaduk, binjai dengan neraca analitik hingga mencapai berat
corong, gelas ukur, labu ukur, pipet tetes, tertentu dengan menggunakan pelarut aquades.
mikropipet, neraca analitik, wadah plastik untuk Pembuatan konsentrasi ekstrak etanol daun binjai
penetasan telur Artemia salina Leach dengan 2 tipe dilakukan dengan cara melarutkan sekian gram
ruang yaitu ruang terang dan gelap, sterofoam, ekstrak kental daun binjai dengan 100 mL akuades
lampu pijar (40 watt), cawan penguap, bejana kaca dan kontrol negatif tidak diberikan ekstrak etanol
maserasi, vial, lup, kaca arloji, termometer, daun binjai sehingga dianggap memiliki konsentrasi
salinometer dan pH meter. Bahan yang digunakan 0 mg/L.
dalam penelitian ini adalah air laut, akuades, kain Langkah awal penetapan Lethal Concentration
hitam, serbuk kering daun binjai, kertas saring, (LC50) bahan uji yaitu besarnya konsentrasi (%,
pelarut etanol 70% dan telur Artemia salina Leach. b/v) bahan uji yang mampu membunuh 50%
Penelitian ini diawali dari tahap persiapan. Daun jumlah rata-rata populasi larva Artemia salina
binjai yang digunakan dalam penelitian ini adalah Leach pada masa pemaparan yang ditentukan 24
daun binjai yang berwarna lebih muda dengan jam. Sebagai langkah awal penetapan besarnya
kriteria yang digunakan dalam pengambilan daun LC50 dari bahan uji dilakukan uji pendahuluan
yaitu 3 daun dari pucuk. Daun binjai dalam untuk memperoleh kisaran konsentrasi bahan uji
penelitian ini diperoleh dari Desa alalak utara, yang membunuh larva uji 10 - 90% dengan
Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota memodifikasi rumus uji pendahuluan larvasida.50
Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Tiap-tiap larutan konsentrasi bahan uji sebanyak 10
Daun binjai yang diambil secara langsung dari mL dimasukkan 10 ekor larva Artemia salina Leach
pohon dengan cara dipetik tanpa menggunakan yang sebelumnya telah dipersiapkan, pemaparan
benda tajam dikeringkan pada udara terbuka yang dilakukan selama 24 jam. Dari pendahuluan ini
terlindung dari sinar matahari langsung dengan akan diperoleh rangkaian konsentrasi akhir untuk
ditutupi oleh kain hitam dan tidak lembab. Metode uji larva Artemia salina Leach dari bahan uji
ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini adalah memakai rumus Abbot’s.
maserasi dengan menggunakan pelarut etanol. Daun Pada setiap bahan uji dipersiapkan 32 vial yang
yang telah dikeringkan tersebut kemudian dibuat dibagi menjadi 8 kelompok perlakuan. Pada setiap
menjadi serbuk dengan menggunakan blender. vial yang mengandung sampai 10 ml bahan uji,
Serbuk sampel dimaserasi dengan etanol dimasukkan 10 ekor larva Artemia salina Leach
berulangkali kemudian dikeringkan dengan rotary dengan masa pemaparan selama 24 jam. Pengujian
evaporator hingga diperoleh ekstrak kental daun dikerjakan dalam suhu air sekitar 25 - 28 oC dan
binjai. salinitas air mencapai 35%, kemudian dihitung
Pengujian BSLT yang digunakan pada EEDB jumlah larva Artemia salina Leach yang masih
diawali dengan pembuatan air laut buatan untuk hidup pada tiap Vial. Artemia salina Leach
penetasan larva. Pengolahan air laut buatan dibuat dirangsang menggunakan batang pengaduk selama
dengan cara menambahkan 35 gram garam non beberapa detik pengamatan sebagai kriteria standar
iodium terhadap 1 liter air tawar atau air pdam. dalam mengukur kematian larva.
Penetasan telur Artemia salina Leach dalam wadah
plastik yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu ruang
terang dan ruang gelap. Salah satu ruang dalam
wadah tersebut diberi penerangan dengan cahaya
lampu pijar untuk menghangatkan suhu dalam
42 Dentin (Jur. Ked. Gigi), Vol I. No 1. April 2017 : 39 - 44

HASIL PENELITIAN serial konsentrasi yang digunakan pada uji lanjutan,


yaitu satu kelompok kontrol negatif atau P1, dan
Hasil Ekstraksi Daun Binjai tujuh kelompok perlakuan dengan konsentrasi P2 =
Simplisia yang digunakan pada penelitian ini 156.25 mg/L, P3 = 312.5 mg/L, P4 = 625 mg/L, P5 =
adalah benar tumbuhan binjai (Mangifera caesia) 1250 mg/L, P6 = 2500 mg/L, P7 = 5000 mg/L, dan
yang telah melalui proses determinasi tumbuhan di P8 = 10.000 mg/L. Perhitungan jumlah kematian
laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan larva dilakukan setelah paparan 24 jam pemberian
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung ekstrak. Jumlah rerata kematian larva setelah
Mangkurat, Banjarmasin untuk memastikan paparan 24 jam terdapat pada gambar 2.
identitas tanaman yang digunakan agar terhindar
120
dari kesalahan dalam pemilihan spesies tanaman

persentase kemaatian (%)


100
dengan nomor sertifikat hasil uji 80
404/UNB.1.32/PL/2016, 60
Pembuatan ekstrak diawali dengan proses 40
pengeringan dan penghalusan bahan, sehingga 20
didapatkan bubuk daun binjai seberat 1,4 kg. 0
Bubuk tersebut di ekstrak dengan metode maserasi
menggunakan etanol 70% sebagai pelarut sehingga
menghasilkan ekstrak kental berwarna coklat tua
kehitaman yang pekat seberat 295 gram.
konsentrasi bahan uji (mg/L)
Hasil Uji BSLT Ekstrak Etanol Daun Binjai
Gambar 2 Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Binjai
Penelitian mengenai uji efektivitas ekstrak terhadap mortalitas Larva Artemia
etanol daun binjai (mangifera caesia) terhadap salina Leach Selama 24 Jam
mortalitas larva Artemia salina Leach ini diawali Pemaparan. Data diikuti dengan hasil
dengan melakukan uji pendahuluan selama 24 jam uji Mann-Whitney (α jika nilai p<0,05
untuk menentukan rentang konsentrasi efektif yang terhadap kontrol negatif).
mampu membunuh 10-95% larva uji (50). Kisaran
konsentrasi yang digunakan pada uji pendahuluan Gambar 2 menunjukkan adanya perbedaan
adalah 0 mg/L; 10 mg/L; 100 mg/L; 1000 mg/L; jumlah mortalitas yang signifikan antara kontrol
dan 10.000 mg/L. Hasil tersebut digunakan untuk negatif dan semua tingkat konsentrasi. Berdasarkan
menentukan konsentrasi yang akan digunakan pada data yang diolah dengan menggunakan analisis
penelitian lanjutan. Jumlah rerata kematian larva probit pada SPSS 23 for Windows, didapatkan nilai
pada uji pendahuluan dapat dilihat pada gambar 1. LC50 EEDB sebesar 489.059 mg/L.
Koreksi kematian larva dengan menggunakan
uji Abbot tidak dilakukan pada penelitian ini,
120
karena tidak ditemukan kematian larva lebih dari
Persentase kematian (%)

100
80 20% pada kontrol negatif dan larva masih sehat
60 bergerak aktif dan peka terhadap rangsangan
40 cahaya.
20 Efektivitas EEDB dianalisis dengan melakukan
0 uji statistik dengan tingkat kepercayaan 95%.
Sebagai syarat melakukan uji statistik, maka
dilakukan uji normalitas yaitu Saphiro-wilk dan uji
homogenitas dengan Levene test. Hasil uji Saphiro-
wilk didapatkan nilai p=0,024 (p<0,05) yang berarti
konsentrasi bahan uji (mg/L) bahwa data tersebut tidak berdistribusi dengan
normal dan hasil uji Levene test didapatkan nilai
Gambar 1. Rerata Persentase Kematian Larva
p=0.000 (p>0.05) yang berati bahwa data tersebut
Artemia salina Leach setelah 24 Jam
tidak homogen sehingga tidak memenuhi
Pemaparan Ekstrak Etanol Daun
persyaratan uji statistik One Way Anova, dan
Binjai (Mangifera caesia) pada Uji
dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis (non-
Pendahuluan
parametrik) untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan jumlah rata-rata kematian larva yang
Gambar 1 menunjukkan konsentrasi yang
signifikan pada semua kelompok perlakuan tiap
menyebabkan kematian larva terdapat pada rentang
konsentrasi. Hasil Uji Kruskal-Wallis diperoleh
konsentrasi 100 mg/L sampai 10.000 mg/L.
signifikasi p=0,001, nilai tersebut menunjukan
Berdasarkan hasil tersebut, didapatkan delapan
bahwa terdapat adanya perbedaan bermakna antara
Syahdana : Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Binjai (Mangifera Caesia) 43

perlakuan tiap konsentrasi terhadap mortalitas larva kanker dengan memberikan dampak yang kuat
Artemia salina Leach yang signifikan karena nilai terhadap perubahan aktivitas dari enzim penting
p<0,05. Uji Man-Whitney dilakukan untuk pada mamalia seperti protein kinase, tyrosin, focal
membandingkan jumlah rata-rata kematian larva adhesion kinases dan matrix metalloproteinases
antar 2 kelompok perlakuan. (MMPs). Enzim tersebut berhubungan dengan
Uji Man-Whitney digunakan untuk menganalisis proliferasi sel kanker dan metastasis, serta
perbedaaan aktivitas jumlah mortalitas larva menghambat pertumbuhan sel ganas dengan
Artemia salina Leach antara kontrol negatif dengan mengganggu aktivitas protein kinase yang terlibat
semua kelompok perlakuan ekstrak etanol daun dalam mengatur proliferasi seluler dan apoptosis,
binjai dan didapatkan hasil yaitu kelompok kontrol dimana mengarah kepada peran flavonoid yang
negatif berbeda secara bermakna pada semua memiliki aktivitas antiproliferasi. 20
kelompok perlakuan. Berdasarkan hasil tersebut, Suatu ekstrak termasuk dalam kategori toksik
kontrol negatif memiliki nilai signifikasi p=0.019 dan memiliki potensi sebagai antikanker jika
(p=<0,05) pada semua kelompok perlakuan yang mempunyai nilai LC50 masuk dalam rentang 30 -
artinya ada perbedaan bermakna antara kontrol 1000 mg/L.21 Pendapat ini didukung oleh penelitian
negatif pada semua kelompok perlakuan tersebut, yang dilakukan oleh Triana (2015) bahwa suatu
sehingga dapat disimpulkan bahwa pada ekstrak dinyatakan bersifat toksik dan memiliki
konsentrasi terendah dalam penelitian ini pun potensi sebagai antikanker jika memiliki LC50
EEDB masih memiliki aktivitas terhadap mortalitas dibawah 1000 mg/L.13 Berdasarkan penelitian yang
larva Artemia salina Leach. dilakukan oleh Reskianingsih (2008) dan Triana
(2015) tersebut, dapat dikatakan bahwa ekstrak
PEMBAHASAN etanol daun binjai pada percobaan ini termasuk
dalam kategori toksik dan memiliki potensi
Artemia yang mati tidak ditemukan pada toksisitas sebagai antikanker.
kontrol negatif sejak awal pemaparan hingga 24 Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh
jam pemaparan. Hal ini menunjukkan bahwa larva Juhaeriah (2013) , Penggunaan larva Artemia salina
Leach pada uji BSLT ini karena larva ini memiliki
artemia yang mati pada penelitian ini adalah murni kesamaan dengan mamalia, seperti kesamaan pada
karena pemberian ekstrak etanol daun binjai, struktur subunit RNA-polymerase II pada Artemia
sehingga tidak perlu dilakukan koreksi kematian salina Leach mirip dengan RNA-polymerase II
larva dengan menggunakan rumus Abbot. Menurut pada kelenjar timus anak sapi, hati tikus, sel HeLa
penelitian yang dilakukan oleh Pandjaitan (2011), (salah satu sel kanker turunan dari sel epitel leher
Mekanisme kematian larva Artemia salina Leach rahim manusia) dan yeas.15 Sel HeLa banyak
berhubungan dengan fungsi senyawa flavonoid digunakan sebagai uji antitumor karena bersifat
yang menghambat daya makan larva (antifedant).23 immortal yaitu tidak bisa mati karena menua.16
Mustikasari (2008) mengungkapkan bahwa Faktor yang perlu diperhatikan dalam
senyawa flavonoid mempunyai kemampuan sebagai menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap
stomach poisoning atau racun perut sehingga dapat penetasan dan pertumbuhan larva adalah pH dan
menghambat daya makan larva. Ketika senyawa suhu ruangan. Suhu ruangan terkait penelitian ini
tersebut masuk ke dalam tubuh larva maka akan adalah 36,7ºC dan termasuk dalam kategori suhu
mengakibatkan larva tidak mampu memperoleh terbaik untuk metode BSLT yaitu 25 - 30ºC.21,22
stimulus rasa sehingga tidak mampu mengenali Pengaturan pH pada air laut buatan yang digunakan
makanannya. Senyawa ini menghambat reseptor dikendalikan dengan mengukur air laut buatan
perasa pada daerah mulut larva sehingga tersebut dengan menggunakan pH meter agar
mengakibatkan kematian pada larva yang didapatkan pH yang ideal yaitu 8-9 dan pH pada
dikarenakan larva dalam kondisi kelaparan. 12 penelitian ini adalah 8,01. Hal ini berguna pada
Potensi antikanker pada EEDB tersebut diduga enzim-enzim yang bekerja pada metamorfosis dari
karena daun binjai memiliki berbagai macam Artemia salina Leach, dimana enzim tersebut akan
kandungan senyawa – senyawa metabolit sekunder berkerja secara optimum pda pH 8-9. Berdasarkan
yang bersifat toksik. Salah satu senyawa yang hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan
terkandung di dalam daun binjai adalah flavonoid. bahwa ekstrak etanol daun binjai mempunyai
Pendapat ini didukung oleh Redha (2010) bahwa efektivitas terhadap mortalitas larva Artemia salina
flavonoid memiliki berbagai manfaat, diantaranya Leach dengan metode BSLT karena mempunyai
melindungi struktur sel, meningkatkan efektivitas nilai LC50 <1000 mg/L yaitu 489,059 mg/L.
vitamin C, memiliki aktivitas antioksidan,
antibakteri, antivirus, antialergi, antiinflamasi,
antiatheroskleosis, antiosteoporosis dan
antikanker.5 Menurut Setyawan (2008) Flavonoid
berperan dalam menghambat pertumbuhan sel
44 Dentin (Jur. Ked. Gigi), Vol I. No 1. April 2017 : 39 - 44

DAFTAR PUSTAKA Fermentasi Berbagai Isolat Monascus


Purpureus Terhadap Larva Artemia salina
1. Safitri S, Rofiza Y, Eti M. Studi Leach. Biodiv Indonesia. 2015; 1(2): 287.
Etnobotani Tumbuhan Obat di Kecamatan 14. Nurhayati, Awik PD, Nurlita A. Uji
Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu. E- Toksisitas Ekstrak Eucheuma Alvarezii
Journal. 2015; 2(2): 2-3. Terhadap Artemia Salina Sebagai Studi
2. Sumarlin L, Anna PW, Masitoh. Aktivitas Pendahuluan Potensi Antikanker. Akta
Antikanker dan Antioksidan Madu di Kimikindo. 2007; 2 (1): 41-46.
Pasaran Lokal Indonesia. Jurnal Ilmu 15. Juhaeriah E. Uji Toksisitas Akut Ekstrak
Pertanian Indonesia (Jipi). 2014; 19(3): Etanol Daun Paku Pedang (Nepholepis
136. Falcata) Terhadap Larva Artemia salina
3. Sudarsono. Tumbuhan obat II. Leach Dengan Metode BSLT. [Skripsi].
Yogyakarta: Pusat Studi Obat Tradisional Universitas Islam Negeri Syarif
Universitas Gajah Mada. 2002. Hal: 9-12. Hidayatullah. Jakarta. 2013.Hal: 14-21.
4. Rajalakshmi, Marathe SA. Comparative 16. Doyle A, Griffiths JB. Cell and Tissue
Study on Antioxidant Activity of Different Culture for Medical Research. New York:
Varieties of Commonly Consumed John Willey and Sons, Ltd. 2011. P.47-48.
Legumes in India. Amarcel Deckers 17. Ummah R, Bayyinatul M, Ummaiyatus S.
Journal. 2011; 5(9): 12-13. Patogenitas Isolat Lokal Nematoda
5. Redha, Abdi. Flavonoid: Struktur, Sifat Entomoptogen Terhadap Larva Spadoptera
Antioksidatif dan Peranannya dalam Litura. [Skripsi]. Universitas Islam Negeri
Sistem Biologis. Karya Tulis Ilmiah Maulana Malik Ibrahim Malang. Malang.
Program Studi Teknologi Pertanian 2014. Hal: 19-24.
Politeknik Negeri Pontianak. Jurnal 18. Setyawan A. REVIEW: Senyawa
Berlian. 2010;9 (2): 19-22. Bioflavonoid pada Selaginella Pal. Beauv.
6. Agoes G. Tekhnologi Bahan Alam. dan Pemanfaatannya. Biodiversitas. 2008;
Bandung: ITB Press. 2007. Hal: 11-23. 9(1).1-2.
7. Laporan Hasil Kesehatan Dasar 19. Kim LT. Edible Medicinal and Non-
(RISKESDAS) Tahun 2013. Jakarta: Medicinal Plants India. New York:
Badan Penelitian dan Perhubungan Springer Science Bussiness Media. 2012.
Kesehatan Departemen Kesehatan RI. P.79.
2013. Hal: 2-4. 20. Reskianingsih A, Nurul H, Supandi. Uji
8. Sudiono J. Pemeriksaan Patologi untuk Toksisitas Akut Ekstrak Buah Phaleria
Diagnosis Neoplasma Mulut. Jakarta: Macrocarpa (Scheff) Terhadap Larva
EGC. 2008. Hal: 59-63. Artemia Salina Leach Dengan Metode
9. Mutia D. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Brine Shrimp Lethality Test (BSLT).
Etanol Buah Anggur (Vitis Vinifera) [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Unversitas
Terhadap Larva Artemia salina Leach Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2014. Hal: 7-
dengan Metode Brine Shrimp Lethality 12.
Test (Bst). [Skripsi]. Universitas 21. Panjaitan RB. Uji Toksisitas Akut Ekstrak
Diponegoro. Semarang. 2010. Hal: 13-14. Kulit Batang Pulasari (Alxiae Coriaex)
10. Rosyidah K, Astuti Md. Isolasi Senyawa Dengan Metode Brine Shrimp Lethality
Antioksidan dari Kulit Batang Tumbuhan Test (Bslt). [Skripsi]. Universitas Sanata
Binjai (Mangifera Caesia). J Sains dan Dharma. Yogyakarta. 2011. Hal: 19-27.
Terapan Kimia. 2011; 5(1): 4-5. 22. Gajardo G, Beardmore, John A. The Brine
11. Adham D, Irham T. Perbandingan Shrimp Artemia: Adopted To Critical Life
Kandungan Total Flavonoid Ekstrak Conditions. Chille. 2012.p.205-209.
Etanol dengan Ekstrak Metanol Daun
Binjai (Mangifera Caesia). [Skripsi].
Banjarmasin. Universitas Lambung
Mangkurat. 2014. Hal: 22-26.
12. Mustikasari K, Ariyani D. Studi Potensi
Binjai (Mangifera Caesia) dan Kasturi
(Mangifera Casturi) Sebagai Antidiabetes
Melalui Skrining Fitokimia Pada Akar dan
Batang. J Sains Terapan Kimia 2. 2008;
2(2): 64-73.
13. Triana E, Titin Y. Uji Toksisitas Citrinin
yang Dihasilkan oleh Angkak Hail

You might also like