You are on page 1of 11

Jurnal Kesehatan

Volume 11, Nomor 2, Tahun 2020


ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online)
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK

Evaluasi Pengelolaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Puskesmas

Evaluation of Community Health Center Wastewater Installation


Management

Amy Risqina Susanti1, Iva Rustanti E.W2, Ngadino3, Fitri Rokhmalia4


Jurusan Kesehatan Lingkungan,Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya, Indonesia

ARTICLE INFO ABSTRACT/ ABSTRAK

Article history Community health centers are releasing infectious wastewater that must be treated using
a Wastewater Treatment Plant (WWTP). The performance of WWTP will affect the
Received date quality of effluent wastewater, while the quality has been determined by the Governor of
03 August 2020 East Java Regulation No. 72 of 2013, so as not to pollute the environment. This research
purposed to evaluate the management of WWTP incommunity health center in Surabaya,
Revised date which covers the north, south, east and west. This research analyzed the installation of 5
10 August 2020 wastewater treatment plants, consisting of 2 WWTP Non-Inpatient Health Centers with
the highest population category, and 3 Inpatient Health Centers with the highest number
Accepted date of beds. Data collection was obtained from observations, interviews and laboratory tests.
26 August 2020 Wastewater samplings were carried out at the inlet, after filtration and outlet. Data were
analyzed descriptively and compared with East Java Governor Regulation No. 72 of
2013 and WWTP Technical Guidelines. The results of the research showed that the
Keywords: effluent quality of the Surabaya City Health Center wastewater treatment plant has met
Community Health the quality standards. The discharge of wastewater community health centersnot exceed
Center; the maximum discharge of wastewater, but the Tanah Kalikedinding and the Jagir Health
Evaluation; Center produced wastewater exceeding the discharge capacity of WWTP, so that the
Wastewater. performances becomes less efficient. In terms of management, only Dr. Soetomo health
center had sufficient grades, while others got excellent grades.

Kata kunci: Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) mengeluarkan air limbah infeksius yang harus
diolah menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Kinerja IPAL akan
Puskesmas; mempengaruhi kualitas efluen air limbah, sedangkan kualitas tersebut telah ditentukan
Evaluasi; oleh Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72 Tahun 2013 agar tidak mencemari
Air limbah. lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengelolaan IPAL Puskesmas
Kota Surabaya yang mencakup wilayah utara, selatan, timur dan barat. Penelitian ini
menganalisa 5 IPAL Puskesmas yang terdiri dari 2 Puskesmas Non Rawat Inap dengan
kategori jumlah penduduk terbanyak dan 3 Puskesmas Rawat Inap dengan kategori
jumlah tempat tidur terbanyak. Pengumpulan data diperoleh melalui observasi,
wawancara, dan uji laboratorium. Pengambilan sampel air limbah dilakukan di inlet,
setelah filtrasi dan outlet. Data dianalisis secara deskriptif dan dibandingkan dengan
peraturan Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72 Tahun 2013 dan Pedoman Teknis
IPAL. Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas efluen air limbah Puskesmas Kota
Surabaya telah memenuhi baku mutu. Debit air limbah yang dihasilkan puskesmas tidak
melebihi debit maksimum, namun air limbah yang dihasilkan oleh puskesmas Tanah
Kalikedinding dan Jagir melebihi debit kapasitas IPAL sehingga menyebabkan kinerja
IPAL kurang efisien. Pada penilaian pengelolaan, hanya Puskesmas Dr. Soetomo
mendapatkan penilaian cukup, sedangkan puskesmas yang lain mendapatkan penilaian
baik.

Corresponding Author:

Amy Risqina Susanti


Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Surabaya, Indonesia
Email: arisqina@gmail.com,

PENDAHULUAN menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat


dan upaya kesehatan perseorangan (Permenkes,
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) 2014). Dalam melakukan upaya tersebut,
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menurut Pratiwi, dkk (2016) puskesmas

204
Susanti, Evaluasi Pengelolaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Puskesmas 205

menghasilkan air limbah yang mengandung melampaui baku mutu Pergub Jatim No. 72
mikroorganisme, bahan kimia yang beracun dan Tahun (Nourma & Ayu, 2019). Selain rumah
radioaktif. sakit, pengawasan air limbah juga harus
Limbah yang dikeluarkan fasilitas dilakukan di Puskesmas mengingat puskesmas
pelayanan kesehatan dapat menjadi media merupakan ujung tombak pembangunan
penyebaran penyakit bagi petugas, pasien kesehatan di Indonesia. Menurut data sekunder,
maupun masyarakat. Limbah alat suntik dan hasil uji laboratorium air limbah Puskesmas Kota
limbah lainnya dapat menjadi faktor risiko Surabaya menyebutkan bahwa terdapat parameter
penularan berbagai penyakit seperti penyakit kimia air limbah yang belum memenuhi baku
akibat infeksi nosokomial, penyakit HIV/AIDS, mutu Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72
Hepatitis B dan C apabila limbah medis tidak Tahun 2013 yaitu parameter NH3-N, COD dan
dikelola dengan baik maka akan berdampak BOD di beberapa puskesmas.
buruk dan merugikan masyarakat yang berada di Kualitas efluen yang tidak memenuhi baku
sekitar puskesmas seperti gangguan kesehatan mutu akan mengakibatkan menurunnya kadar
dan pencemaran lingkungan (Mustika, dkk., oksigen yang larut didalam air limbahsehingga
2016). degradasi zat polutan yang dilakukan oleh bakteri
Pada tahun 1999, WHO juga melaporkan aerob akan terganggu dan menyebabkan
bahwa di Perancis pernah terjadi 8 kasus pekerja pencemaran air tanah. Pencemaran tersebut akan
kesehatan yang terinveksi HIV, 2 diantaranya memberikan dampak terhadap kesehatan manusia
merupakan petugas yang menangani limbah di wilayah Kota Surabaya. Oleh karena itu, perlu
medis (Pratiwi, 2013). Selain itu, hasil penelitian dilakukan evaluasi pengelolaan IPAL Puskesmas
yang dilakukan oleh badan riset Universitas di Kota Surabaya agar air limbah yang dihasilkan
Indonesia tahun 2007 pengolahan limbah rumah tidak mencemari lingkungan.
sakit di Indonesia menunjukkan hanya 53,4%
rumah sakit yang melaksanakan pengelolaan
limbah cair Pemeriksaan kualitas air limbah METODE
hanya dilakukan oleh 57,5% rumah sakit dan dari
rumah sakit tersebut sekitar 63% telah memenuhi Jenis penelitian ini adalah observasional
baku mutu dan 37% lainnya belum memenuhi yang dilakukan di 5 Puskesmas yang mewakili
baku mutu (Rahmat & Mallongi, 2018). wilayah utara, barat, selatan, timur dan pusat di
Surabaya merupakan kota terbesar kedua Kota Surabaya. Puskesmas tersebut terdiri dari 3
dengan populasi penduduk terbanyak kedua di puskesmas rawat inap dengan kategori jumlah
Indonesia. Hal tersebut diikuti dengan banyaknya tempat tidur terbanyak dan 2 puskesmas non
jumlah fasilitas kesehatan yang menyebabkan rawat inap dengan kategori jumlah penduduk.
volume air limbah juga semakin meningkat. Lokasi puskesmas rawat inap terdiri dari
Menurut Dinas Kesehatan Kota Surabaya Puskesmas Gading, Puskesmas Dr. Soetomo,
menyatakan bahwa Kota Surabaya telah memiliki Puskesmas Jagir, Puskesmas Tanah
63 Puskesmas yang terdiri dari 21 puskesmas Kalikedinding, dan Puskesmas Simomulyo.
rawat inap dan 42 puskesmas non rawat inap. Penelitian dilakukan bulan Januari sampai
Selain itu, dari 63 Puskesmas Kota Surabaya dengan April 2020.
yang memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah Cara pengambilan sampel dalam penelitian
(IPAL) berjumlah 60 sedangkan 3 puskesmas ini adalah grab sampling, yaitu air limbah yang
lainnya belum memiliki IPAL. Banyaknya diambil sesaat pada lokasi tertentu. Selain karena
volume air limbah yang dibuang melebihi efisien, teknik grab sampling ini dianggap dapat
kemampuan alam akan mengakibatkan mewakili data kualitas air limbah dalam rentang
pencemaran air dan biota yang berada di dalam waktu fluktuasi tertentu (Yenti, 2011). Teknik
air akan terganggu (Wulandari, 2014). Dengan grab sampling juga dapat dilakukan apabila air
demikian dibutuhkan pengawasan terhadap limbah sudah homogen/ terdapat bak ekualisasi.
volume air limbah yang telah ditetapkan oleh Pengambilan sampel dilakukan di inlet dan outlet
Peraturan Gubernur Jawa Timur (2013) yaitu IPAL, namun pada puskesmas tertentu dilakukan
maksimum 500 L/orang.hari. pengambilansampel di inlet, setelah filtrasi dan
Pemerintah Kota Surabaya telah atau outlet. Variable terikat dalam penelitian ini
melakukan pemantauan kualitas air limbah rumah adalah kualitas efluen air limbah yang terdiri dari
sakit. Hasil dari beberapa kegiatan usaha BOD, COD, PO4 dan NH3-N, debit air limbah
menunjukkan kualitas air limbah seperti pada outlet IPAL, efisiensi kinerja IPAL, dan
parameter BOD, COD, fosfat dan parameter beban pencemaran yang dihasilkan oleh masing-
mikrobiologi yaitu Eschericia coli masih
206 Jurnal Kesehatan, Volume 11, Nomor 2, Tahun 2020, hlm 204-214

masing puskesmas. Variabel bebas penelitian ini dengan ketetapan yang berlaku dengan tujuan
adalah proses pengelolaan air limbah puskesmas. untuk mengevaluasi pengelolaan Instalasi
Sumber data berasal dari data primer yaitu Pengolahan Air Limbah.
dengan pengukuran, observasi, wawancara, Penelitian ini telah mendapatkan
pemeriksaan laboratorium dan data sekunder Keterangan Layak Etik (Ethical Exemption)
yaitu SOP dan SMP IPAL Puskesmas di Kota Nomor EA/278/KEPK-Poltekkes_Sby/V/2020
Surabaya. Data-data yang diperoleh akan oleh Komite Etik Penelitian Kesehatan (KEPK)
dianalisis secara deskriptif dan dibandingkan Poltekkes Kemenkes Surabaya.

HASIL

Debit Air Limbah

Tabel 1. Debit Air Limbah Puskesmas di Kota Surabaya


Pb DM DA Q Kapasitas IPAL
Nama Puskesmas
(orang) (m3/bulan) (m3/bulan) (m3/bulan)
Gading 191 2865 15 150
Dr. Soetomo 149 2235 18 150
Jagir 423 6345 600 226,8
Tanah Kalikedinding 250 3750 660 226,8

Berdasarkan Tabel 1 dapat dikatakan Kalikedinding menunjukkan debit yang


bahwa Puskesmas Gading dan Dr. Soetomo, sebenarnya lebih kecil daripada debit maksimum,
menunjukkan debit yang sebenarnya lebih kecil Namun debit yang sebenarnya lebih besar debit
daripada debit maksimum dan debit kapasitas kapasitas IPAL.
IPAL. Pada Puskesmas Jagir dan Tanah

Kualitas Efluen IPAL Puskesmas Kota Surabaya

Tabel 2. Kualitas Efluen Parameter pH Puskesmas Kota Surabaya


Nama Puskesmas Hasil pemeriksaan (mg/l) Baku mutu (mg/l) Keterangan
Parameter pH
Gading 7 6-9 Memenuhi syarat
Dr. Soetomo 7 6-9 Memenuhi syarat
Jagir 7 6-9 Memenuhi syarat
Tanah Kalikedinding 7 6-9 Memenuhi syarat
Parameter BOD
Gading 14,81 30 Memenuhi syarat
Dr. Soetomo 13,35 30 Memenuhi syarat
Jagir 8,21 30 Memenuhi syarat
Tanah Kalikedinding 15,74 30 Memenuhi syarat
Parameter COD
Gading 38,23 80 Memenuhi syarat
Dr. Soetomo 32,51 80 Memenuhi syarat
Jagir 19,65 80 Memenuhi syarat
Tanah Kalikedinding 35,20 80 Memenuhi syarat
Parameter PO4
Gading 0,47 2 Memenuhi syarat
Dr. Soetomo 0,39 2 Memenuhi syarat
Jagir 0,16 2 Memenuhi syarat
Tanah Kalikedinding 0,78 2 Memenuhi syarat
Parameter NH3-N
Gading 0,04 0,1 Memenuhi syarat
Dr. Soetomo 0,06 0,1 Memenuhi syarat
Jagir 0,05 0,1 Memenuhi syarat
Tanah Kalikedinding 0,09 0,1 Memenuhi syarat

Berdasarkan Tabel 2 Puskesmas Kota limbah pada parameter pH sebesar 7, kadar BOD
Surabaya menghasilkan kualitas efluen air di bawah 30 mg/l, kadar COD di bawah 80mg/l,
Susanti, Evaluasi Pengelolaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Puskesmas 207

artinya kualitas efluen tersebut telah memenuhi Tabel 4. Efisiensi IPAL Pada Parameter BOD
baku mutu yang telah ditetapkan Peraturan Berdasarkan Inlet dan Setelah
Gubernur Jawa Timur No. 72 Tahun 2013. Filtrasi
Puskesmas Kota Surabaya menghasilkan Nama Inlet
Setelah
% Tingkat
air limbah yang memiliki kadar parameter PO4 Filtrasi
Puskesmas (Mg/l) Efisiensi Efisiensi
dibawah baku mutu. Kadar PO4 yang dihasilkan (Mg/l)
Kurang
IPAL Puskesmas Kota Surabaya lebih kecil Jagir 46,14 31,53 31,66
efisien
daripada 2mg/l. Tanah Kurang
Pemeriksaan kadar NH3-N, Puskesmas 51,93 38,21 26,42
kalikedinding efisien
Kota Surabaya menghasilkan air limbah Sangat
Simomulyo 88,67 16,43 81,47
memenuhi syarat. Kandungan parameter NH3-N efisien
pada air limbah lebih kecil daripada 0,1mg/l.
Berdasarkan Tabel 4 perhitungan efisiensi
Efisiensi Kemampuan IPAL Puskesmas Kota parameter BOD yang terletak pada inlet dan
Surabaya setelah filtrasi, Puskesmas Jagir dan Tanah
Kalikedinding memiliki persentase efisiensi
Pengambilan sampel dilakukan pada inlet sebesar 31,66% dan 26,42% yang termasuk
dan outlet IPAL. Namun, terdapat beberapa kedalam kategori kurang efisien. Pada IPAL
kendala di lapangan yang menyebabkan Puskesmas Simomulyo memiliki persentase
pengambilan sampel air limbah puskesmas efisiensi parameter BOD sebesar 81,47% yang
dilakukan di inlet dan setelah filtrasi. Berikut masuk ke dalam kategori sangat efisien.
merupakan rumus persentase efisiensi IPAL
(Metcalf, et. al., 1991): b. Efisiensi IPAL pada Parameter COD
Co −C
E = Co × 100%
Tabel 5. Efisiensi IPAL Pada Parameter COD
Keterangan : Berdasarkan Inlet dan Outlet
E = Efisiensi pengolahan air limbah (%)
Co = Konsentrasi inlet (mg/l) Nama Inlet Outlet % Tingkat
Puskesmas (Mg/L) (Mg/L) Efisiensi Efsiensi
C = Konsentrasi outlet (mg/l)
Hasil persentase IPAL yang didapatkan Gading 165,44 38,23 76,89 Efisien
dikategorikan sebagai berikut (Soeparman, Dr.
159,62 32,51 79,63 Efisien
Soetomo
2002):
- Sangat efisien : x>80%
Berdasarkan Tabel 5 hasil perhitungn
- Efisien : 60%<x≤80 %
efisiensi IPAL parameter inlet dan outlet, IPAL
- Cukup efisien : 40%<x ≤ 60%
Puskesmas Gading dan Puskesmas Dr. Soetomo
- Kurang efisien : 20%<x≤40%
dapat menurunkan parameter COD dengan
- Tidak efisien : x≤20%
persentase sebesar 76,89% dan 79,63%.
Persentase penurunan parameter COD tersebut
a. Efisiensi IPAL pada Parameter BOD termasuk ke dalam kategori efisien.
Tabel 3. Efisiensi IPAL dalam Penurunan
Tabel 6. Efisien IPAL Pada Parameter COD
BOD Berdasarkan Inlet dan Outlet
Berdasarkan Inlet dan Setelah
Nama Inlet Outlet % Tingkat
Puskesmas (Mg/l) (Mg/l) Efisiensi Efsiensi Filtrasi
Sangat Setelah
Gading 96,25 14,81 84,61 Nama Inlet % Tingkat
efisien Filtrasi
Puskesmas (Mg/l) Efisiensi Efisiensi
Dr. Sangat (Mg/l)
88,66 13,35 84,96 Cukup
Soetomo efisien Jagir 97,29 54,17 44,32
efisien
Tanah Kurang
Berdasarkan Tabel 3 hasil perhitungan 112,08 69,33 38,14
Kalikedinding efisien
efisiensi IPAL menunjukkan bahwa Puskesmas Simomulyo 149,13 42,91 71,23 Efisien
Gading dan Puskesmas Dr. Soetomo dalam
menurunkan parameter BOD dapat dikategorian Berdasarkan Tabel 6 hasil perhitungan
sangat efisien. IPAL Puskesmas Gading dapat penurunan parameter COD, Puskesmas Jagir
menurunkan parameter BOD sebesar 84,61%, memiliki persentase sebesar 44,32% yang
sedangkan IPAL Puskesmas Dr. Soetomo dapat termasuk kategori cukup efisien, sedangkan
menurunkan BOD sebesar 84,96%. Puskesmas Tanah Kalikedinding memiliki
persentase sebesar 38,14% dengan kategori
208 Jurnal Kesehatan, Volume 11, Nomor 2, Tahun 2020, hlm 204-214

kurang efisien. Puskesmas Simomulyo memiliki


persentase sebesar 71,23% yang termasuk Berdasarkan Tabel 9 efisiensi IPAL
kategori efisien. parameter NH3-N, Puskesmas Gading dan Dr.
Soetomo memiliki persentase 97,39% dan
c. Efisiensi IPAL pada Parameter PO4 95,97%. Persentase tersebut tergolong kategori
sangat efisien.
Tabel 7. Efisiensi IPAL Pada Parameter PO4
Berdasarkan Inlet dan Outlet Tabel 10. Efisiensi IPAL Pada Parameter
Nama Inlet Outlet % Tingkat NH3-N Berdasarkan Inlet dan
Puskesmas (Mg/l) (Mg/l) Efisiensi Efisiensi Setelah Filtrasi
Sangat Setelah
Gading 2,87 0,47 83,62 Nama Inlet % Tingkat
efisien filtrasi
Dr. Sangat Puskesmas (Mg/l) Efisiensi efisiensi
2,58 0,39 84,88 (Mg/l)
Soetomo efisien Jagir 0,65 0,13 80 Efisien
Tanah
1,67 0,15 91,02 Efisien
Berdasarkan Tabel 7 hasil perhitungan Kalikedinding
efisiensi IPAL berdasarkan inlet dan outlet, IPAL Sangat
Simomulyo 1,45 0,08 94,48
Puskesmas Gading memiliki persentase efisiensi efisien
parameter PO4 sebesar 83,62% dengan kategori
sangat efisien. IPAL Puskesmas Dr. Soetomo Berdasarkan Tabel 10 mengenai
memiliki persentase penurunan parameter PO4 perhitungan efisiensi berdasarkan inlet dan
sebesar 84,88% yang termasuk kategori sangat setelah filtrasi, IPAL Puskesmas Jagir dan Tanah
efisien. Kalikedinding memiliki persentase sebesar 80%
dan 91,02% yang termasuk dalam kategori
Tabel 8. Efisien IPAL Pada Parameter PO4 efisien. Pada IPAL Puskesmas Simomulyo
Berdasarkan Inlet dan Setelah memiliki persentase sebesar 94,48% dengan
Filtrasi kategori sangat efisien.
Setelah
Nama Inlet % Tingkat Beban Pencemaran Air Limbah Puskesmas
filtrasi
Puskesmas (Mg/l) Efisiensi efisiensi
(Mg/l) Kota Surabaya
Cukup
Jagir 2,11 1,06 49,76
efisien Menurut Peraturan Gubernur Jawa Timur
Tanah Cukup
Kalikedinding
2,84 1,18 58,45
efisien
No. 72 Tahun 2013, beban pencemaran dapat
Simomulyo 2,72 0,65 76,1 Efisien diketahui dengan membandingkan beban
pencemaran sebenarnya (BPA) dan beban
Berdasarkan Tabel 8 hasil perhitungan pencemaran maksimum (BPM). Berikut rumus
efisiensi pada parameter PO4 berdasarkan yang digunakan :
perbandingan inlet dan setelah filtrasi. Puskesmas
Jagir dan Tanah Kalikedinding memiliki - BPA = CA × Dp × F
persentase penurunan sebesar 49,76% dan Keterangan :
58,45% yang termasuk kategori cukup efisien. BPA : Beban pencemaran perhari sebenarnya
Penurunan parameter PO4 pada inlet dan setelah (kg/hari)
filtrasi Puskesmas Simomulyo memiliki CA : Kadar Sebenarnya (g/m3)
persentase sebesar 76,1% yang termasuk dalam Dp : Hasil pengukuran debit air limbah (m3)
kategori efisien. F : Faktor konversi (1/1000)

d. Efisiensi IPAL pada parameter NH3-N - BPM= CM × Dm × F


Keterangan :
Tabel 9. Efisiensi IPAL Pada Parameter NH3- BPA : Beban pencemaran maksimum (kg/hari)
N Berdasarkan Inlet dan Outlet CM : Kadar maksimum (g/m3)
Nama Inlet Outlet % Tingkat Dm : Debit maksimum didapatkan dari
Puskesmas (Mg/l) (Mg/l) Efisiensi efsiensi volume maksimal menurut pergub jatim
Gading 1,53 0,04 97,39
Sangat yang dikalikan dengan jumlah pasien
efisien (m3/hari)
Dr. Sangat F : Faktor konversi (1/1000)
1,49 0,06 95,97
Soetomo efisien
Susanti, Evaluasi Pengelolaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Puskesmas 209

Tabel 11. Beban Pencemaran Air Limbah Puskesmas Kota Surabaya


Dp Dm CA CM BPA BPM
Parameter
(m3/hari) (m3/hari) (g/ m3) (g/ m3) (kg/hari) (kg/hari)
Puskesmas Gading
BOD 14,81 30 0,007 2,865
COD 38,23 80 0,019 7,64
0,5 113
PO4 0,47 2 0,001 0,191
NH3-N 0,04 0,1 0,00005 0,00955
Puskesmas Dr. Soetomo
BOD 13,15 30 0,018 2,235
COD 32,51 80 0,02 5,96
0,6 94
PO4 0,39 2 0,0002 0,0149
NH3-N 0,06 0,1 0,00003 0,00745
Puskesmas Jagir
BOD 8,21 30 0,164 6,345
COD 19,65 80 0,393 16,92
20 253,5
PO4 0,16 2 0,0032 0,0423
NH3-N 0,05 0,1 0,001 0,02115
Puskesmas Tanah Kalikedinding
BOD 15,74 30 0,346 3,75
COD 35,20 80 0,774 10
22 155
PO4 0,78 2 0,017 0,25
NH3-N 0,09 0,1 0,002 0,0125

Berdasarkan Tabel 11 mengenai hasil dan kapasitas IPAL. Pada Puskesmas Jagir dan
perhitungan BPA dan BPM, hasil outlet IPAL Tanah Kalikedinding menunjukkan debit yang
Puskesmas Kota Surabaya memiliki nilai BPA sebenarnya lebih kecil daripada debit maksimum.
lebih kecil daripada BPM. Hal ini menunjukkan Namun, debit yang sebenarnya lebih besar
bahwa efluen Puskesmas Kota Surabaya yang daripada debit kapasitas IPAL. Hal tersebut
dibuang ke perairan tidak mencemari. menyebabkan waktu tinggal berlangsung lebih
singkat. Selain itu, menurut (Aly, dkk., 2015)
Pengelolaan IPAL Puskesmas Kota Surabaya dampak lain dari debit air limbah lebih besar
daripada kapasitas debit air limbah yaitu
Tabel 12. Rekapitulasi Penilaian Pengelolaan memperpendek umur IPAL karena IPAL dipaksa
IPAL Puskesmas Kota Surabaya bekerja melebihi kapasitas. Debit air limbah yang
Skor yang sebenarnya lebih kecil daripada debit maksimum
Puskesmas % Kategori
diperoleh air limbah, sehingga debit air limbah yang
Gading 26 81 Baik sebenarnya tidak melebihi dari baku mutu yang
Dr. Soetomo 22 69 Cukup telah ditentukan.
Jagir 26 81 Baik
Tanah Kalikedinding 24 75 Baik
Simomulyo 23 72 Baik
Kualitas Efluen IPAL Puskesmas Kota
Surabaya
Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa
Kualitas efluen yang dihasilkan oleh IPAL
Puskesmas Kota Surabaya mendapatkan
Puskesmas Kota Surabaya akan dibandingkan
penilaian dengan kategori baik, kecuali
dengan Pergub Jatim No. 72 Tahun 2013. Berikut
puskesmas Dr. Soetomo yang mendapatkan
merupakan pembahasan hasil laboratorium
kategori cukup.
kualitas efluen Puskesmas di Kota Surabaya :
a. Parameter pH
Puskesmas Kota Surabaya menghasilkan
PEMBAHASAN
kualitas efluen pada air limbah yang telah
memenuhi syarat. Rata-rata kadar pH yang
Debit Air Limbah
dihasilkan oleh Puskesmas Kota Surabaya
yaitu 7. Menurut Meri et al., (2009), pada pH
Pada penilaian debit air limbah tidak dapat
6-9 mendukung terjadinya penyisihan
dilakukan di Puskesmas Simomulyo dikarenakan
senyawa berbau pada biofilter. Selain itu,.
adanya masalah pada pompa inlet. Hasil
Dengan demikian, hasil dari pengukuran pH
pehitungan debit air limbah Puskesmas Gading
pada Puskesmas Kota Surabaya mendukung
dan Dr. Soetomo, menunjukkan debit yang
terjadinya pengolahan air limbah.
sebenarnya lebih kecil daripada debit maksimum
b. Parameter BOD
210 Jurnal Kesehatan, Volume 11, Nomor 2, Tahun 2020, hlm 204-214

Kandungan BOD pada air limbah Gading dan Puskesmas Dr. Soetomo
Puskesmas Kota Surabaya telah memenuhi dikategorikan sangat efisien. Penurunan
syarat yang telah ditentukan. Parameter BOD kadar BOD menunjukkan bahwa kadar zat
menunjukkan jumlah oksigen yang organik dalam air limbah menurun
dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraika zat dikarenakan penguraian yang dilakukan oleh
organik (Selintung, dkk., 2015). Dengan bakteri didukung oleh asupan oksigen yang
demikian, Kandungan BOD dipengaruhi oleh cukup. Jenis zat organik yang menyebabkan
banyaknya jumlah zat organik. tingginya nilai BOD dalam suatu limbah cair
c. Parameter COD antara lain yaitu lemak, karbohidrat, dan
Berdasarkan hasil pengukuran parameter protein atau yang berasal dari limbah dapur,
COD dapat diketahui bahwa air limbah urin manusia, serta dari kegiatan medis lain
Puskesmas Kota Surabaya telah memenuhi Amethys, et al (2016).
syarat Pergub Jatim No. 72 Tahun 2013. IPAL Puskesmas Jagir dan Tanah
Kadar COD dipengaruhi oleh kegiatan yang Kalikedinding kurang efisien dalam
berasal dari unit kamar mandi, ruang dapur menurunkan BOD, sedangkan untuk IPAL
dan air bekas cucian yang mengandung zat Puskesmas Simomulyo sangat efisien dalam
organik. Hasil pengukuran kadar COD lebih menurunkan BOD. Kurang efisiennya IPAL
besar dari kadar BOD karena lebih banyak Puskesmas Jagir dan Tanah Kalikedinding
bahan yang terkandung pada air limbah yang dikarenakan waktu detensi yang lebih
bisa dioksidasi secara kimiawi dibandingkan singkat mengingat kapasitas IPAL yang
secara biologis (Israwati, 2011). tidak sesuai dengan kebutuhan. Namun,
d. Parameter PO4 pada IPAL Puskesmas Simomulyo memiliki
Berdasarkan pengukuran parameter PO4 di waktu detensi lebih lama. Menurut Son, et al
Puskesmas Kota Surabaya didapatkan hasil uji (2020) yang membuktikan bahwa
laboratorium yang berada dibawah baku mutu penyisihan kandungan BOD yang tinggi
Pergub Jatim No. 72 Tahun 2013 yaitu 2mg/l. sejalan dengan peningkatan Hydraulic
Menurut Kemenkes (2011), Kandungan kadar Retention Rate (HRT) atau waktu detensi.
PO4 dipengaruhi oleh aktivitas yang berasal Parameter BOD menunjukkan banyaknya
dari unit laundry dimana aktivitas tersebut oksigen yang dibutuhkan oleh
melibatkan penggunaan detergen. Oleh karena mikroorganisme untuk menguraikan bahan
itu, dapat dikatakan bahwa jumlah kandungan organik yang mudah terurai (Novra &
PO4 dalam air limbah bergantung pada Sahrial, 2010). Dengan demikian, efisiensi
penggunaan detergen. dipengaruhi oleh asupan oksigen dan media
e. Parameter NH3-N biofilter yang digunakan sebagai tempat
Berdasarkan pengukuran parameter NH3-N bakteri berkoloni.
didapatkan hasil bahwa air limbah Puskesmas b. Efisiensi IPAL Pada Parameter COD
Kota Surabaya mengandung kadar NH3-N Pada parameter COD, perhitungan
berada di bawah baku mutu Pergub Jatim No. penurunan pada inlet dan outlet di IPAL
72 tahun 2013 yaitu 0,1mg/l. NH3-N bebas Puskesmas Gading dan Dr. Soetomo bekerja
dalam air limbah puskesmas berasal dari air dengan efisien. Faktor keberhasilan
seni, tinja, dan penguraian secara penurunan tersebut sama halnya dengan
mikrobiologis terhadap zat organik. parameter BOD yaitu suplai oksigen yang
cukup pada proses biofilter aerob dan media
Efisiensi Kemampuan IPAL Puskesmas biofilter yang digunakan.
Berdasarkan perhitungan efisiensi
Perhitungan efisiensi IPAL dilakukan parameter COD pada inlet dan setelah
untuk mengetahui tingkat keberhasilan IPAL filtrasi IPAL Puskesmas Jagir bekerja cukup
dalam menurunkan kadar zat polutan. Penilaian efisien, sedangkan IPAL Puskesmas Tanah
efisiensi terhadap IPAL Puskesmas non rawat Kalikedinding bekerja dengan kurang
inap seperti puskesmas gading dan puskesmas dr. efisien. Hal tersebut disebabkan oleh
soetomo dilakukan berdasarkan inlet dan outlet, mikroorganisme yang tidak maksimal dalam
sedangkan pada puskesmas rawat inap seperti mendegradasi kandungan organik akibat
Puskesmas Jagir, Tanah Kalikedinding dan waktu detensi yang berlangsung lebih
Simomulyo dilakukan berdasarkan inlet dan singkat. Pada IPAL Puskesmas Simomulyo
setelah filtrasi. Berikut rinciannya: bekerja dengan efisien karena waktu detensi
a. Efisiensi IPAL Pada Parameter BOD air limbah lebih lama karenapompa inlet
Efisiensi penuruan BOD di Puskesmas sedang bermasalah dan menyebabkan air
Susanti, Evaluasi Pengelolaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Puskesmas 211

limbah yang baru diproduksi tidak dapat penyisihan kadar ammonia akan menurun
teralirkan ke pengolahan selanjutnya, apabila suhu turun dibawah 20°C Sanctis, et
sehingga air limbah yang berada di proses al (2019). Pada saat pengambilan sampel
pengolahan adalah air limbah yang rata-rata suhu air limbah Puskesmas Kota
dikeluarkan sebelum pompa inlet. Hal Surabaya sebesar 29°C. Selain itu, penelitian
tersebut menyebabkan air limbah mengalami (Tao, et al., 2012) membuktikan bahwa pH
proses aerasi yang semakin lama, sehingga 7,8 hingga 8,5 tidak menghasilkan
mendukung bakteri untuk menguraikan zat penyisihan ammonia yang signifikan.
organik lebih banyak. Dengan demikian, pH 7 dan suhu 27°C pada
c. Efisiensi IPAL Pada Parameter PO4 pengukuran sampel tidak mempengaruhi
Pada penurunan kadar PO4 berdasarkan proses penyisihan ammonia. Selain itu,
inlet dan outlet, IPAL Puskesmas Gading menurut Sin, et al (2008) waktu detensi
dan Dr. Soetomo bekerja dengan sangat tidak mengubah banyak efisiensi
efisien. Kandungan fosfor dibutuhkan ammonium. Oleh karena itu, waktu detensi
bakteri pengurai sebagai sumber makanan. yang lebih singkat pada Puskesmas Jagir dan
Penurunan kadar fosfat menunjukkan Tanah Kalikedinding akibat kapasitas IPAL
terdapat kandungan fosfat yang digunakan yang kurang tidak mempengaruhi
bakteri untuk tamelakukan degradasi zat penyisihan NH3-N.
polutan yang berada dalam air limbah.
Efisiensi tersebut juga didukung dari proses Beban Pencemaran Air Limbah Puskesmas
aerasi yang berlangsung optimal. Kota Surabaya
Pada perhitungan efisiensi air limbah
pada inlet dan setelah filtrasi, IPAL Pada perhitungan beban pencemaran tidak
Puskesmas Jagir dan Puskesmas Tanah dapat dilakukan di Puskesmas Simomulyo
Kalikedinding bekerja dengan cukup efisien. dikarenakan terjadi kendala pada pompa inlet.
Puskesmas Simomulyo bekerja dengan Berdasarkan hasil perhitungan BPA dan BPM,
efisien karena waktu tinggal air limbah hasil outlet IPAL Puskesmas Gading, Dr.
cukup lama. Soetomo, Jagir, dan Tanah Kalikedinding
Selama air limbah pada kondisi anaerob, memiliki nilai BPA lebih kecil daripada BPM.
senyawa phosphor anorganik yang ada di Hal ini menunjukkan bahwa efluen Puskesmas
dalam sel-sel mikroorganisme akan keluar tersebut yang dibuang ke perairan tidak
sebagai akibat hidrolisa senyawa phosphor. mencemari lingkungan.
Sedangkan, energi yang dihasilkan
digunakan untuk menyerap BOD yang ada Pengelolaan IPAL Puskesmas Kota Surabaya
dalam air limbah. Selama berada pada
kondisi aerob, phospat terlarut akan diserap Puskesmas Kota Surabaya mendapatkan
oleh bakteria/mikroorganisme dan akan penilaian dengan kategori baik, kecuali
disintesa menjadi sel baru, energy, CO2, puskesmas Dr. Soetomo yang mendapatkan
H2O dan produk akhir lain (Bastom, 2015). kategori cukup. Berikut merupakan
Dengan demikian, penurunan fosfat terjadi penjelasannya:
karena fosfat merupakan nutrisi yang a. Pedoman teknis
dibutuhkan bakteri untuk mendegradasi zat Pedoman SOP dan SMP telah dimiliki oleh
polutan pada air limbah. Pada proses Puskesmas Kota Surabaya. Pedoman tersebut
degradasi, bakteri membutuhkan waktu telah disediakan oleh pihak ketiga IPAL.
sehingga waktu tinggal air limbah juga b. Pelaksaanaan Standar Operasional Prosedur
mempengaruhi efisiensi IPAL pada (SOP)
penuurunan kadar PO4. Puskesmas Kota Surabaya melakukan
d. Efisiensi IPAL Pada Parameter NH3-N pemeriksaan efluen sebulan sekali. Selain itu,
Perhitungan efisiensi parameter NH3-N, beberapa puskesmas seperti Puskesmas
IPAL Puskesmas Gading dan Puskesmas Dr. Gading dan Jagir sudah memiliki ijin
Soetomo bekerja dengan sangat efisien. operasional IPAL, sedangkan Puskesmas Dr.
Pada persentase penurunan parameter NH3- Soetomo, Tanah Kalikedinding dan
N pada inlet hingga setelah filtrasi, IPAL Simomulyo belum memiliki ijin tersebut.
Puskesmas Jagir bekerja dengan efisien, Pencatatan debit air limbah dengan rutin telah
sedangkan untuk IPAL Puskesmas Tanah dilakukan oleh Puskesmas Gading, Tanah
Kalikedinding dan Simomulyo bekerja Kalikedinding dan Simomulyo, sedangkan
dengan sangat efisien. Keberhasilan
212 Jurnal Kesehatan, Volume 11, Nomor 2, Tahun 2020, hlm 204-214

Puskesmas Jagir dan Dr. Soetomo belum g. Pengolahan air limbah


melakukan hal tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan, air limbah
c. Pelaksanaan Standar Minimal Pemeliharaan Puskesmas Kota Surabaya disalurkan melalui
(SMP) saluran tertutup, kedap air dan lancar. Selain
Pengurasan pada bak kontrol dan itu, bak penampung terbuat dari bahan yang
ekualisasi di Puskesmas Gading, Jagir dan kuat dan kedap air. Terdapat beberapa
Tanah Kalikedinding dilakukan selama masalah pada IPAL yaitu pompa inlet
setahun sekali. Namun, Puskesmas Puskesmas Simomulyo yang bermasalah,
Simomulyo belum melakukan pengurasan sedangkan Puskesmas Jagir dan Tanah
pada bak ekualisasi. Begitu pula, dengan Kalikedinding memiliki kapasitas IPAL yang
Puskesmas Dr. Soetomo dikarenakan tidak sesuai dengan kebutuhan.
penyediaan IPAL Puskesmas Dr. Soetomo Secara umum, alur pengolahan air limbah
baru dilakukan pada tahun 2019. Selain itu puskesmas di Kota Surabaya yaitu air limbah
dalam mencegah terjadinya gangguan kinerja akan dialirkan menuju sumur pengumpul.
mikroba pada IPAL, Puskesmas Kota Selanjutnya, air limbah akan dialirkan menuju
Surabaya belum melakukan pre-treatment bak ekualisasi dan dipompa menuju reaktor
pada air limbah laboratorium. biofilter. Air limbah dari reaktor biofilter akan
d. Sistem Pengujian Peralatan dialirkan dan dipompa menuju filtrasi. Untuk
Upaya pengujian peralatan operasi pengolahan filtrasi tidak terdapat di
pengolahan dan perlengkapan pendukung Puskesmas Gading. Setelah itu, air limbah
operasi belum dilakukan oleh Puskesmas Kota dialirkan menuju proses desinfeksi. Pada
Surabaya. Selain itu, pembuatan berita acara proses desinfeksi tidak berjalan di puskesmas
selalu dilakukan setelah adanya perbaikan gading karena kolam indikator terletak di
atau pengontrolan pada IPAL kolam indikator, sehingga apabila tempat
e. Sumber daya manusia untuk desinfeksi tetap diberi desinfektan maka
Sumber Daya Manusia (SDM) dalam ikan di dalam kolam akan mati.
pengelolaan air limbah di Puskesmas Kota
Surabaya adalah lulusan dari D3 Kesehatan Hambatan Penelitian
Lingkungan. Beberapa SDM tersebut pernah
mengikuti pelatihan mengenai pengoperasian a. Puskesmas Jagir dan Tanah Kalikedinding
dan pemeliharaan IPAL seperti di Puskesmas Pada saat penelitian sedang berlangsung
Gading, Dr. Soetomo dan Jagir, sedangkan musim hujan, sedangkan kolam indikator dan
Puskesmas Tanah Kalikedinding dan proses desinfeksi tidak memiliki atap yang
Simomulyo belum pernah mengikuti pelatihan menyebabkan air hujan masuk ke dalam kolam
tersebut. Namun, SDM tersebut telah indikator dan terjadi proses pengenceran air
diajarkan cara mengoperasikan IPAL dan limbah. Dengan demikian, perhitungan efisien
dibekali buku pedoman oleh pihak ketiga. dilakukan dengan menggunakan hasil
laboratorium air limbah pada inlet dan setelah
f. Sarana Prasarana filtrasi / sebelum kolam indikator.
Puskesmas Gading, Dr. Soetomo, Jagir, b. Puskesmas Simomulyo
Tanah Kalikedinding dan Simomulyo Pompa inlet pada IPAL Puskesmas
memiliki IPAL yang dapat digunakan untuk Simomulyo bermasalah, sehingga air limbah
mengolah air limbah dengan konsentrasi tidak mengalir hingga proses akhir / outlet.
tinggi. Puskesmas Kota Surabaya juga Masalah tersebut menyebabkan pengambilan
memiliki peralatan pengukuran seperti sampel tidak dapat dilakukan di outlet. Oleh
flowmeter kecuali Puskesmas Dr.Soetomo. karena itu, pada penilaian pengukuran debit air
Dalam menunjang operasional IPAL, lokasi limbah, kualitas efluen, dan beban pencemaran
telah didukung dengan ventilasi dan Puskesmas Simomulyo tidak dapat dilakukan.
pencahayaan yang cukup. Selain itu, unit Pada penilaian efisiensi pengolahan dilakukan di
pengolahan awal hingga akhir di Puskesmas inlet dan setelah filtrasi.
Gading dan Dr. Soetomo terhindar dari
masuknya benda asing atau air hujan ke dalam
pengolahan. Pada Puskesmas Jagir, Tanah SIMPULAN
Kalikedinding dan Simomulyo belum
memiliki atap pada pengolahan desinfeksi, Puskesmas Gading, Dr. Soetomo, Jagir dan
sehingga mengakibatkan air hujan masuk ke Tanah Kalikedinding di Kota Surabaya
dalam pengolahan. menghasilkan kualitas efluen parameter kimia
Susanti, Evaluasi Pengelolaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Puskesmas 213

yang memenuhi baku mutu Peraturan Gubernur tidak mencemari lingkungan dibuktikan dengan
Jawa Timur No. 72 Tahun 2013. Debit air limbah adanya hasil perhitungan BPA yang lebih kecil
yang dihasilkan Puskesmas tersebut lebih kecil daripada BPM. Pada penilaian pengelolaan IPAL,
daripada debit maksimal yang telah ditentukan. Puskesmas Gading, Dr. Soetomo, Jagir dan
Namun, Puskesmas Jagir dan Tanah Simomulyomendapatkan kategori baik. Namun,
Kalikedinding mengeluarkan debit air limbah pada Puskesmas Dr. Soetomo mendapatkan
lebih besar daripada debit kapasitas IPAL. Hal kategori cukup. Salah satu penyebabnya adalah
tersebut menyebabkan IPAL bekerja kurang tidak tersedianya flowmeter, sehingga sebaiknya
efisien dan diperlukan adanya peningkatan segera disediakan untuk mendukung proses
kapasitas IPAL. Air limbah yang dikeluarkan monitoring debit air limbah.

DAFTAR PUSTAKA

Aly, S. H., Hustim, M., & Palangda, D. (2015). Envirotek, 11(2), 24–29.
Evaluasi Sistem Instalasi Pengolahan Air Novra, A., & Sahrial. (2010). Kajian Efektivitas
Limbah (IPAL) Komunal Berbasis Teknologi IPAL (Instalasi Pengolahan Air
Masyarakat di Kecamatan Tallo Kotamadya Limbah ) Industri CPO Provinsi Jambi
Makassar. [Skripsi]. Makassar: Fakultas Laporan Akhir Balitbangda Provinsi Jambi.
Teknik, Universitas Hasanuddin. Peraturan Gubernur Jawa Timur. (2013).
Amethys, R. F., Suwondo, & Syafii’i, W. (2016). Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72
Analysis of Hospital Wastewater Treatment Tahun 2013 Tentang Baku Mutu Air
Using Anaerobic-Aerobic Biofilter System Limbah Bagi Industri atau Kegiatan Usaha
and Analysis of Potential Design Student Lainnya. Surabaya.
Work Sheeton The Subject of Biologi In Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
SMK Parmacy Ikasari Pekanbaru. Jurnal (2014). Peraturan Menteri Kesehatan
Biogenesis Vol. 13 (1). Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014.
Bastom, B. M. (2015). Aerob Dengan Media Jakarta.
Bioball Untuk Pengolahan Air Limbah Pratiwi, A. S., & Moesriati, A. (2016).
Budidaya Tambak Udang. [Skripsi]. Inventarisasi Limbah Cair dan Padat
Surabaya: Institusi Teknologi Sepuluh Puskesmas di Surabaya Selatan sebagai
Nopember. Upaya Pengelolaan Lingkungan. [Skripsi].
Israwati. (2011). Studi Kualitas Air Limbah Surabaya: Fakultas Teknik, Institut
Rumah Sakit Umum Daerah Haji Padjonga Teknologi Sepuluh November.
Daeng Ngalle Kabupaten Takalar. [Skripsi]. Pratiwi, D. (2013). Analisis Pengelolaan Limbah
Makassar: UIN Alauddin Makassar. Medis Padat pada Puskesmas Kabupaten
Meri, J., Soprani, E., Costa, N., Junior, R., & Pati. [Skripsi]. Semarang: Universitas
John, N. (2009). Mathematical Modelling of Negeri Semarang.
Hydrogen Sulphide Emission and Removal Rahmat, & Mallongi, A. (2018). Studi
in Aerobic Biofilters Comprising Chemical Karkteristik dan Kualitas BOD dan COD
Oxidation. Water Research, 43(14), 3355– Limbah Cair Rumah Sakit Umum Daerah
3364. Lanto Dg. Pasewang Kabupaten Jeneponto.
https://doi.org/10.1016/j.watres.2008.11.05 Jurnal Nasional Ilmu Kesehatn (JNIK),
5 1(69).
Metcalf and Eddy. (1991). Wastewater Sanctis, M. De, Altieri, V. G., Piergrossi, V., &
Enginering Treatment and Reuse. Boston: Iaconi, C. Di. (2019). Aerobic Granular-
McGraw-Hill. Fourth Edition. Based Technology for Water and Energy
Mustika, M., Moesriati, A., & Karnaningroem, recovery from Municipal wastewater. New
N. (2016). Inventarisasi Limbah Cair dan BIOTECHNOLOGY.
Padat Puskesmas di Surabaya Utara sebagai https://doi.org/10.1016/j.nbt.2019.12.002
Upaya Pengelolaan Lingkungan. [Skripsi]. Selintung, M., Marica, F., & Akbar, M. A.
Surabaya: Fakultas Teknik, Institut (2015). Evaluasi Sistem Instalasi
Teknologi Sepuluh November. Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal
Nourma, M., & Ayu, F. (2019). Evaluasi Hasil Berbasis Masyarakat di Kecamatan
Pengolahan Limbah Cair pada Instalasi Pankukang Kotamadya Makassar. [Tugas
Pengolahan Limbah Cair Salah Satu Rumah Akhir]. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Sakit Swasta di Kota Surabaya. Jurnal Sin, G., Weijma, J., Spanjers, H., & Nopens, I.
214 Jurnal Kesehatan, Volume 11, Nomor 2, Tahun 2020, hlm 204-214

(2008). Dynamic Model Development and W., & Pei, Y. (2012). Effects of pH and
Validation for a Nitrifying Moving Bed Temperature on Coupling Nitritation and
Biofilter : Effect of Temperature and Anammox in Biofilters Treating Dairy
Influent Load on The Performance. Proses Wastewater. Ecological Engineering, 47,
Biochemistry, 43, 384-397. 76-82.
https://doi.org/10.1016/j.procbio.2008.01.009 https://doi.org/10.1016/j.ecoleng.2012.06.035
Son, D., Kim, W., Jung, B., Chang, D., & Hong, Wulandari, P. R. (2014). Perencanaan
K. (2020). Pilot-Scale Anoxic/Aerobic Pengolahan Air Limbah Sistem Terpusat
Biofilter System Combined with Chemical (Studi Kasus di Perumahan PT. Pertamina
Precipitation for Tertiary Treatment of Unit Pelayanan III Plaju- Sumatera
Wastewater. Journal of Water Process Selatan). Jurnal Teknik Sipil dan
Engineering, 35(January), 101224. Lingkungan, Vol.2.No.3, 499-509.
https://doi.org/10.1016/j.jwpe.2020.101224 Yenti, S. (2011). Evaluasi Instalasi Pengolahn
Soeparman, S. (2002). Pembuangan tinja & Air Limbah (IPAL) Rumah Sakit (Studi
limbah cair. Jakarta: Penerbit Kedokteran Kasus : Rumah Sakit ST. Carolus Jakarta).
EGC. [Skripsi]. Depok: Universitas Indonesia.
Tao, W., He, Y., Wang, Z., Smith, R., Shayya,

You might also like