You are on page 1of 9

SANITASI DAN PEMANTAUAN JENTIK NYAMUK PADA TOILET

SEKOLAH DASAR DI DESA SEI ROTAN KECAMATAN PERCUT


SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

Astri Yosephin Sinaga1, Evi Naria2, Nurmaini3


1
Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Departemen Kesehatan Lingkungan
2,3
Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia
E-mail : astriyosephin@yahoo.com

ABSTRACT

The toilet is one of facilities that there must be in the school. Toilet in many
elementary school do not qualified standard especially sanitation which still below the
standard. The toilet can be a source of desease. A tub of water is rarely cleaned can be
a source of desease such a bacteria, virus, and others. The mosquito larva can be the
cause of DBD is often found in water bath toilet that are rarely cleaned. In 2012 found
that there is 7 cases of DBD with 2 cases occurred in children between 5-9 years old.
This study aimed to find the toilets sanitation on toilets elementary school and
mosquiro larva monitoring at Desa Sei Rotan Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2013.
This study was descriptive, to describe the sanitary toilets on elementary school
and mosquito larva monitoring on toilet elementary school. Object of this study is
sanitary toilets on elementary school totaling 44 toilets. This study did mosquito larva
monitoring also.
The study found from 44 toilets, 18 toilet (40%) have a good value while 26
toilet others (59,1%) have values than less good according to PERMENKES No. 1429
tahun 2006 about Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
Container whom found larva is 5 from 44 toilets. So that it can be noted that the number
of container index is 11,36 %.
Puskesmas expected to perform the UKS schools, especially in the field of
sanitary toilets in the form regular visits. The schools should pay more attention to
sanitation toilets by creating regulations picket schoold with empowering disciples
untick keep clean toilets and toilets fixtures complementin in the from of a trash can,
desinfestan, brush, and broom.

Keywords : The toilet, Elementary school. Mosquito larva, Sanitation

PENDAHULUAN

Tempat-tempat umum memiliki potensi terhadap tempat-tempat umum dilakukan


sebagai tempat terjadinya penularan untuk mewujudkan lingkungan tempat-
penyakit, pencemaran lingkungan, tempat umum yang bersih guna
ataupun gangguan kesehatan lainnya. melindungi kesehatan masyarakat dari
Pengawasan atau pemeriksaan sanitasi kemungkingan penularan penyakit dan
gangguan kesehatan lainnya (Budiman, kondisi sanitasi di desa, dalam aturan
2007). standar kesehatan jumlah jamban di
sekolah satu jamban 40 siswa, tetapi
Sanitasi tempat-tempat umum, pada kenyataanya di sekolah hanya ada 1
merupakan problem kesehatan WC guru dan 1 WC murid. Jumlah
masyarakat yang cukup mendesak. murid dari kelas satu sampai dengan
Karena tempat umum merupakan tempat kelas enam ada yang 169 siswa, berapa
bertemunya segala macam masyarakat kekurangan WC disekolah tersebut.
dengan segala penyakit yang dipunyai Sekolah hanya memiliki penampung air
oleh masyarakat tersebut. Oleh sebab itu, hujan (PAH) hanya berukuran 3 m x 3
maka tempat umum merupakan tempat m, dengan kondisi tidak terawat bahkan
menyebarnya segala penyakit. Dengan banyak yang rusak. Banyak murid yang
demikian maka sanitasi tempat-tempat setiap berangkat sekolah diharuskan
umum harus memenuhi syarat-syarat membawa air dari mata air untuk
kesehatan dalam arti melindungi, mengisi bak WC yang disekolah
memelihara, dan mempertinggi derajat (Bintoro, 2013).
kesehatan masyarakat (Mukono, 2006).
Timbulnya penyakit pada masyarakat
Seperti halnya pemukiman, kesehatan tertentu pada dasarnya merupakan hasil
lembaga pendidikan tergantung pula dari interaksi antara penduduk setempat
kualitas bahan dan konstruksi bangunan dengan berbagai komponen di
serta pemeliharaan dan penggunaannya. lingkungannya. Dalam kehidupan sehari-
Hal ini diperlukan untuk mencegah hari, masyarakat berinteraksi dengan
kecelakaan, kebakaran, dan penularan pangan, udara, air serta serangga.
penyakit. Kualitas bangunan serta isinya Apabila berbagai komponen lingkungan
harus pula dibuat sesuai dengan fungsi tersebut mengandung bahan berbahaya
gedung, sehingga tujuan kelembagaan seperti bahan beracun, ataupun bahan
tersebut dapat mudah tercapai (Slamet, mikroba yang memiliki potensi
2009). timbulnya penyakit, maka manusia akan
jatuh sakit dan menurunkan kualitas
Toilet merupakan salah satu sarana sumber daya manusia (Achmadi, 2010).
sanitasi yang paling vital dan kebersihan Salah satu penyakit yang dapat
toilet dapat dijadikan ukuran terhadap menyebabkan manusia sakit yaitu DBD.
kualitas manajemen sanitasi di suatu
tempat. Sarana toilet umum Kasus DBD merupakan kasus terbanyak
diperuntukan untuk masyarakat umum ketiga dengan jumlah 470 orang dengan
yang berkunjung ke suatu tempat, 4 diantaranya meninggal di Kabupaten
sehingga pengguna toilet umum akan Deli Serdang pada Provinsi Sumatera
sangat beragam dan senantiasa berganti. Utara tahun 2012 setelah Medan dan
Oleh sebab itu toilet dapat menjadi Pematang Siantar. Data diperoleh dari
tempat/sarana penyebaran penyakit, Puskesmas Pembatu Sei Rotan
salah satunya yaitu DBD (Dwipayanti, Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
2008). Deli Serdang menyebutkan bahwa
terdapat 7 kasus DBD pada tahun 2012.
Dari hasil data sanitasi sampel 25 2 dari 7 kasus DBD terjadi pada anak
sekolah di kabupaten Sumba tengah beruia 5-9 tahun (usia sekolah dasar).
ternyata banyak kekurangan dari fasilitas
sanitasi, tidak jauh berbeda dengan
Penyakit DBD disebabkan oleh vektor MANFAAT PENELITIAN
nyamuk Aedes aegypti. Dalam siklus
hidupnya, Ae. aegypti mengalami empat Sebagai gambaran informasi data
stadium yaitu telur, larva, pupa, dan tentang sanitasi toilet bagi Sekolah Dasar
dewasa. Stadium telur, larva, dan pupa di Puskesmas Sei Rotan Kecamatan
hidup di dalam air tawar yang jernih Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
serta tenang. Genangan air yang disukai tahun 2013. Mengetahui ada tidaknya
sebagai tempat perindukannya adalah jentik pada toilet sekolah dasar di Desa
genangan air yang terdapat di dalam Sei Rotan Kecamatan Percut Sei Tuan
suatu wadah atau container, bukan Kabupaten Deli Serdang tahun 2013.
genangan air di tanah. Tempat-tempat Sebagai bahan masukan bagi peneliti
perindukan yang paling potensial adalah lain yang ingin meneliti lebih lanjut
tempat penampungan air (TPA) yang sebagai bahan perbandingan dari hasil
digunakan untuk keperluan sehari-hari : penelitian tersebut.
drum, bak mandi, bak WC,
gentong/tempayan, ember-ember dan METODE PENELITIAN
lain-lain (Soegijanto, 2006).
Penelitian ini dilakukan di Desa Sei
Selama awal tahun epidemi pada setiap Rotan kecamatan percut Sei Tuan
negara penyakit DBD ini kebanyakan Kabupaten Deli Serdang. Jenis penelitian
menyerang anak-anak dan 95 % kasus adalah deskriptif yaitu untuk mengetahui
yang dilaporkan berumur kurang dari 15 gambaran sanitasi toilet pada sekolah
tahun.Kelompok risiko tinggi meliputi dasar dan jentik nyamuk pada toilet
anak berumur 5-14 tahun (kelompok sekolah dasar.
umur sekolah). Anak usia 5-14 tahun
banyak menghabiskan waktunya di Lokasi pengambilan sampel dilakukan
sekolah,6-8 jam perhari. Lingkungan pada 10 sekolah dasar Desa Sei Rotan.
sekolah sebaiknya dibuat aman dan Adapun yang menjadi Objek penelitian
nyaman (Soegijanto, 2001). adalah sanitasi dan pemantauan jentik
nyamuk pada toilet sekolah dasar. Hasil
Berdasarkan survey awal yang telah observasi dibandingkan dengan referensi
dilakukan di beberapa sekolah di Desa kepustakaan yang relevan.
Sei Rotan, diketahui bahwa toilet
dibeberapa sekolah tidak sesuai dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
standar. Keadaan yang didapati seperti
lantai yang kotor, air yang kotor atau Observasi yang dilakukan yaitu pada 44
kurang bersih, dinding yang dicoret- toilet pada 10 sekolah dasar yang
coret, bau yang tidak sedap, pintu toilet terdapat pada Desa Sei Rotan Kecamatan
yang kurang baik keadaannya, dan tidak Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
mempunyai tempat sampah. dapat, jumlah dan pembagian toilet dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini:
TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui Sanitasi dan


Pemantauan Jentik Nyamuk pada Toilet
Sekolah Dasar di Desa Sei Rotan
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang tahun 2013.
Tabel 4.1 Tabel Jumlah Toilet pada (15,9%) yang memenuhi syarat dan 37
Sekolah Dasar (SD) di Desa toilet (84,1) tidak memenuhi syarat.
Sei Rotan Tahun 2013 Menurut Permenkes 1429 tahun 2006
proporsi umlah WC/urinoir adalah 1
N
Nama Sekolah
Toilet Jumlah
WC/urinoir untuk 40 siswa dan 1 WC
o Guru Murid untuk 25 orang siswi. Hal ini belum
1 SDN 107398 1 2 3 dipenuhi oleh toilet siswa sekolah dasar
2 SDN 107405 2 2 4
3 SDN 104607 0 4 4 di Desa Sei Rotan
4 SDN 104206 1 2 3
5 SDN 105288 1 2 3 Hasil observasi terhadap ventilasi da
6 SDN 107399 1 2 3 pencahayaan menunjukkan bahwa dari
7 SD MI Nur Hafizah 1 3 4
SD Santa Lucia
44 toilet yang diperiksa, bahwa penilaian
8 2 10 12
9 SD A. I. Suryani 0 1 1 untuk ventilasi dan pencahayaan berupa
1 SD Madinatussalam 1 6 7 tidak pengap dan berbau, ruangan terang,
0
dan sirkulasi udara baik menggunakan
10 34 44 Instrumen Penilaian Lomba Sekolah
Sehat. Memenuhi syarat dan tidak
Tabel 4.2 Tabel Ratio Jumlah Kamar memenuhi syarat disesuaikan menurut
Mandi dengan Jumlah Instrumen Penilaian Lomba Sekolah
Siswa di Toilet Sekolah Sehat, jadi ada 20 sekolah dasar (45,5%)
Dasar (SD) Desa Sei Rotan yang memenuhi syarat dan 24 sekolah
Tahun 2013 dasar (54,5%) yang tidak memenuhi
syarat. Tiga aspek yang dinilai yaitu
Ratio Jumlah Kamar Mandi dengan
Jumlah Siswa tidak pengap dan berbau; ruangan
Nama Sekolah
LK/
MS TMS PR/ MS TMS terang; dan sirkulasi udara baik,
1:40 1:25
SDN 107398 1 0 1 2 1 1 kebanyakan aspek tidak memenuhi
SDN 107405 2 1 1 2 1 1 syarat pada ruangan yang pengap dan
SDN 104607 2 0 2 2 0 2
SDN 104206 1 0 1 2 1 1 berbau. Beberapa toilet yang tidak
SDN 105288 1 0 1 2 0 2 memiliki ventilasi yang cukup menjadi
SDN107399 1 0 1 2 0 2
SD MI Nur 2 0 2 2 1 1 salah satu penyebab toilet bau dan
Hafizah pengap. Selain itu, beberapa toilet tidak
SD Santa Lucia 6 1 5 6 1 5
SD A. I. Suryani 0 0 0 1 0 1 memenuhi syarat dikarenakan ratio toilet
SD 3 0 3 4 0 4 dengan jumlah murid yang tidak sesuai
Madinatussalam
Total 19 2 17 25 5 20 dengan kebutuhan kamar mandi
Persentase (%) 43,2 4,5 38,7 56,8 11,4 45,4 sehingga menyebabkan toilet bau dan
pengap.
Hasil observasi terhadap ratio jumlah
kamar mandi menunjukkan bahwa dari Hasil observasi terhadap bak air dapat
44 toilet yang diperiksa, jumlah toilet diketahui bahwa dari 44 toilet yang
laki-laki sebanyak 19 toilet (43,2%) dan diperiksa menggunakan Instrumen
jumlah toilet perempuan sebanyak 25 Penilaian Lomba Sekolah Sehat. ada 39
toilet (56,8%) yang dinilai menggunakan toilet (88,6%) yang memenuhi syarat
Instrumen Penilaian Lomba Sekolah dan 5 toilet (11,4%) yang tidak
Sehat. Memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat. Bak yang kotor,
memenuhi syarat disesuaikan dengan terlihat berjamur dan jarang dibersihkan
Instrumen Penilaian Lomba Sekolah akan menjadi tempat perindukan bakteri
Sehat, didapat hasil yaitu 7 toilet maupun nyamuk. Demikian juga dengan
air yang kualitasnya buruk dapat menjadi
water borne disesase bagi pengguna Tabel 4.7 Tabel Tempat Sampah di
toilet (ATI, 2004). Menurut Kepmenkes Toilet Sekolah Dasar (SD)
1429 tahun 2006, pengurasan bak Desa Sei Rotan Tahun
penampung air dilakukan paling lama 1 2013
kali seminggu. Bila bak air tidak
digunakan dalam jangka waktu lama Nama Tempat Sampah MS/TMS*
Sekolah 1* 2* 3* 4* MS TMS
(misalnya pada saat usim liburan SDN 107398 0 0 0 3 0 3
panjang), maka bak air harus SDN 107405 0 0 0 4 0 4
dikosongkan. SDN 104607 4 0 1 0 0 4
SDN 104206 0 0 0 2 0 3
SDN 105288 0 0 0 3 0 3
Hasil observasi terhadap alat mengambil SDN107399 0 0 0 3 0 3
SD MI Nur
air/gayung menunjukkan bahwa dari 44 0 0 0 4 0 4
Hafizah
toilet yang diperiksa berdasarkan SD Santa Lucia 0 12 0 0 0 12
SD A. I. Suryani 0 0 0 1 0 1
Instrumen Penilaian Sekolah Sehat yaitu SD
0 0 0 7 0 7
1 toilet mempunyai gayung yang bersih Madinatussalam
Total 4 12 1 27 0 44
tetapi tidak aman digunakan sedangkan Persentase (%) 9,1 27,3 2,3 61,3 0 100
43 toilet mempunyai gayung yang bersih *1=Ada, tidak disetiap KM, terbuka
dan aman untuk digunakan sehingga 43 2=Ada, tidak disetiap KM, tertutup
toilet (97,7%) mempunyai gayung yang 3=Ada, disetiap ruangan, terbuka
memenuhi syarat sedangkan 1 lainnya 4=Tidak ada
(2,3%) tidak memenuhi syarat.
Hasil observasi terhadap tempat sampah
Berdasarkan hasil observasi terhadap diketahui bahwa dari 44 toilet yang
alat dan bahan pembersih dapat diperiksa, berdasarkan Instrumen Lomba
diketahui bahwa dari 44 toilet yang Sekolah Sehat yaitu 4 toilet pada 1
diperiksa,2 toilet (4,5%) masuk kategori sekolah mempunyai 1 tempat sampah
memenuhi syarat dan 42 toilet lainnya yang terbuka; 12 toilet pada 1 sekolah
(95,5%) tidak memenuhi syarat. Alat mempuyai 1 tempat sampah yang
dan bahan pembersih toilet dapat berupa tertutup; 1 toilet mempunyai tempat
sapu, sikat, desinfektan, dan sabuk sampah diruangan tersebut; serta 27
pembersih. Alat dan bahan pembersih toilet tidak mempunyai tempat sampah
yang ditemukan pada toilet sekolah dasar sehingga tidak ada satu toilet pun yang
tidak mencukupi untuk kebersihan tempat sampahnya masuk kategori
kamar mandi kebanyakan toilet hanya memenuhi syarat.
mempunyai 1 atau 2 buah alat dan bahan
pembersih berupa sapu dan sikat kamar Menurut Chandra (2006), sampah
mandi. Desinfektan jarang ditemui pada merupakan media yang baik untuk
tiaptoileti. Keadaan ini dapat disebabkan tempat berkembang biaknya vektor yaitu
karena tidak adanya petugas khusus lalat, kecoa dan lain-lain, sehingga perlu
pembersih toilet sehingga tidak diperhatikan. Keberadaan tempat
disediakannya alat dan bahan pembersih pembuangan sampah sangat erat dengan
yang cukup untuk toilet. kebersihan dan kesehatan lingkungan,
karena sumber penyakit dan penyebab
gangguan kesehatan umumnya berasal
dari sampah, apabila tempat sampah
tidak ada kemungkinan dapat
menimbulkan gangguan kesehatan bagi
penghuni sekolah. Syarat tempat sampah
yang baik ialah tersedianya tempat Menurut ATI (2004) limbah cair dan
sampah yang tertutup di dalam tinja tidak dibuang ke saluran air hujan,
toilet/kamar mandi, dimana hal tersebut sungai dan danau secara langsung.
disamping menjaga kenyamanan Limbah cair dan tinja sebaiknya
pengguna toilet karena bau tidak sedap, disalurkan pada tangki septic secara
juga berfungsi sebagai pencegahan komunal yang dilengkapi dengan saluran
serangga berkembang biak. resapan atau bak resapan.

Hasil observasi terhadap air bersih Tabel 4.9 Tabel Dinding Kamar
diketahui bahwa dari 44 toilet yang Mandi di Toilet Sekolah
diperiksa menggunakan Instrumen Dasar (SD) Desa Sei
Penilaian Lomba Sekolah Sehat yaitu 14 Rotan Tahun 2013
toilet letak sumber air bersih dengan Nama Dinding MS/TMS*
septic tank <10 m dan 30 toilet letak Sekolah 1* 2* 3* MS TMS
SDN 107398 0 0 3 0 3
VXPEHU DLU EHUVLK GHQJDQ VHSWLF WDQN • SDN 107405 4 4 4 4 0
m. Jadi, ada 14 toilet yang tidak SDN 104607 4 4 4 4 0
memenuhi syarat dan 30 toilet lainnya SDN 104206 2 1 3 1 2
memenuhi syarat. 18 toilet mempunyai SDN 105288 3 3 3 3 0
air yang keruh ataupun kotor dan 26 SDN107399 3 3 3 3 0
SD MI Nur
toilet mempunyai air yang bersih Hafizah
4 3 4 4 0
ataupun jernih. Jadi, ada 18 toilet yang SD Santa Lucia 12 12 12 12 0
tidak memenuhi syarat dan 26 toiley SD A. I. Suryani 1 1 1 1 0
SD
yang memenuhi syarat. 17 toilet air Madinatussalam
7 7 7 7 0
bersihnya tidak mencukupi keperluan Total 39 5
Persentase (%) 88,6 11,4
WC/KM, 27 toilet air bersihnya
mencukupi keperluan WC/KM, dan 10 *1 =Kedap air
toilet air bersihnya mencukupi keperluan 2 =Bersih
WC/KM/air minum. Menurut Instrumen 3 =Berwarna terang
Penilaian Lomba Sekolah Sehat ada 26 MS=Memenuhi syarat
toilet yang air bersihnya (59%) tidak
memenuhi syarat dan 18 toilet (41%) Hasil observasi terhadap dinding toilet
yang memenuhi syarat. dari 44 toilet yang diperiksa, kebanyakan
toilet memenuhi 3 aspek atau lebih.
Air bersih yang baik yaitu air yang berdasarkan Instrumen Penilaian Lomba
memenuhi persyaratan bagi sistem Sekolah Sehat. Ada 39 toilet (88,6%)
penyediaan air minum, persyaratan dari yang memenuhi kategori memenuhi
segi kualitas air yang meliputi kualitas syarat dan 5 toilet lainnya (11,4%) tidak
fisik, kimia, biologis,dan radiologis memenuhi syarat. Dinding kamar mandi
sehingga apabila dikonsumsi tidak yang memenuhi syarat harus bersih,
menimbulkan efek samping (Permenkes tidak lembab, dan berwarna terang.
416, 1990). Dalam upaya melindungi Permukaan dinding yang selalu terkena
kesehatan masyarakat sekolah percikan air harus terbuat dari bahan
penyediaan air bersih yang memenuhi yang kuat dan kedap air (Kepmenkes
syarat kesehatan merupakan hal yang No. 1429 tahun 2006). Dinding yang
sangat penting bagi sekolah yaitu untuk diperiksa sesuai dengan aspek kedap air,
memenuhi berbagai keperluan seperti bersih, dan berwarna terang.
mencuci tangan, keperluan WC dan lain-
lain (Slamet, 2009).
Hasil observasi terhadap lantai toilet khusus untuk membersihkan toilet.
diketahui bahwa dari 44 toilet yang Menurut Slamet (2009), sekolah dasar
diperiksa, penskoran kedap air, tidak masih perlu dilengkapi dengan fasilitas
licin, dan berwarna terang menggunakan sanitasi yang selain dimanfaatkan juga
Instrumen Penilaian Lomba Sekolah. harus dapat dibersihkan dan dipelihara
Memenuhi syarat dan tidak memenuhi oleh murid sendiri, dalam rangka
syarat berdasarkan Instrumen Penilaian pendidikan hygiene. Oleh karena itu,
Lomba Sekolah Sehat sehingga didapat perlu dilakukan penjadwalan piket bagi
32 toilet (72,7%) yang memenuhi syarat murid agar dapat menjaga kebersihan
dan 12 toilet (27,3%) yang tidak toilet di sekolah.
memenuhi syarat.
Hasil pemantauan jentik nyamuk pada
Penilaian toilet sekolah dasar sekolah dasar di Desa Sei Rotan
berdasarkan Instrumen Penilaian Lomba Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
Sekolah Sehat, dimana kategori baik Deli Serdang tahun 2013 menyatakan
dengan nilai • 70 dan kurang baik < 70. bahwa ada 5 bak air yang terdapat jentik
Hasil penilaian toilet sekolah dasar dapat nyamuk dari 44 buah toilet.
dilihat pada tabel dibawah ini :
Pemantauan jentik nyamuk yang
No Nama Sekolah Nilai Kategori dilakukan pada bak air toilet sekolah dasar
1 SDN 107398 52,3 kurang baik menemukan bahwa angka Container Index
2 SDN 107405 70,9 Baik (CI) di toilet dasar Desa Sei Rotan sebesar
3 SDN 104607 53,9 Kurang baik 11,36 %. Menurut Kantachuvessiri (2002)
4 SDN 104206 64,1 Kurang baik
angka CI di atas 10% sangat potensial bagi
penyebaran penyakit DBD. Berarti,
5 SDN 105288 69,6 Kurang baik
Sekolah dasar sei rotan rawan menjadi
6 SDN 107399 54,5 Kurang baik
sumber terjadinya DBD. Menurut WHO,
7 SD MI Nur Hafizah 72,1 Baik
angka CI > 5% mempunyai resiko
8 SD Santa Lucia 74,3 Baik
penularan DBD yang tinggi. Berarti,
9 SD Ade Irma Suryani 56,8 Kurang baik
sekolah dasar di Desa Sei Rotan
10 SD Madinatussalam 66,9 Kurang baik
mempunyai potensi tinggi untuk penularan
DBD.
Hasil penelitian yang dilakukan pada 10
toilet sekolah dasar di Desa Sei Rotan Menurut Azwar (2006), sanitasi
dengan jumlah 44 toilet maka dapat adalah cara pengawasan masyarakat
diketahui bahwa 18 toilet (40,9%) yang menitikberatkan kepada
sekolah dasar mempunyai nilai yang pengawasan terhadap berbagai faktor
baik sedangkan 26 toilet (59,1%) lainnya lingkungan yang mungkin
mempunyai nilai yang kurang baik. mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat. Sanitasi perlu dilakukan
Sekolah dasar swasta mempunyai nilai untuk mencegah terjadinya suatu
yang lebih baik daripada sekolah dasar keadaan yang tidak diinginkan,
negeri. Hal ini dikarenakan karena khususnya sanitasi tempat-tempat
beberapa sekolah dasar swasta umum yang termasuk didalamnya
mempunyai kebijakan dalam hal adalah sekolah.
memberdayakan murid untuk
membersihkan toilet. Rendahnya sanitasi Kesehatan lingkungan adalah hubungan
toilet di sekolah dasar Desa Sei Rotan interaktif antara kelompok masyarakat
disebabakan oleh tidak adanya petugas dan segala macam perubahan komponen
lingkungan hidup seperti berbagai Saran
spesies kehidupan, bahan, zat, yang
menimbulkan ancaman, atau berpotensi 1. Pihak puskesmas diharapkan dapat
menimbulkan gangguan kesehatan melakukan pembinaan kegiatan UKS
masyarakat, serta upaya pencegahannya sekolah, terutama dalam bidang
sehingga dapat mencapai keadaan sehat sanitasi toilet berupa kunjungan
(Sumantri, 2010). Dari hasil sanitasi rutin.
toilet, dapat diketahui bahwa masih 2. Sebaiknya pihak sekolah lebih
rendahnya sanitasi toilet di Desa Sei memperhatikan sanitasi toilet dengan
Rotan. hal ini disebabkan karena tidak membuat peraturan piket sekolah
adanya petugas kebersihan khusus toilet. dengan memberdayakan murid-
Oleh sebab itu, sebaiknya dilakukan murid untuk menjaga kebersihan
suatu cara, seperti memberlakukan piket toilet dan melengkapi perlengkapan
toilet bagi siswa sekolah dasar agar toilet berupa tempat sampah, sikat
kebersihan toilet dapat terpelihara. desinfektan, dan sapu toilet.

KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

Kesimpulan
Achmadi, U, F. 2010. Manajemen
Berdasarkan hasil penelitian Penyakit Berbasis Wilayah.
terhadap sanitasi toilet dan pemantauan Penerbit : Universitas Indonesia
jentik nyamuk, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut : Azwar, A. 1995. Pengantar Ilmu
1. Hasil penelitian yang dilakukan pada Kesehatan Lingkungan. Mutiara
10 toilet sekolah dasar di Desa Sei Sumber,. Jakarta
Rotan dengan jumlah toilet sebanyak
44 toilet menyatakan bahwa 18 toilet Asosiasi Toilet Umum Indonesia. 2004.
(40,9%) sekolah dasar mempunyai Toilet Umum Indonesia.
nilai yang baik (>70%) sedangkan 26 Asosiasi Toilet Umum Indonesia.
toilet (59,1%) lainnya mempunyai Jakarta.
nilai yang kurang baik ” .
2. Bak air/container yang terdapat Bintoro, U. 2013 . Sanitasi Total
jentik nyamuk sebanyak 5 bak Berbasisi Masyarakat.
air/container dari 44 toilet yang di http://sumberhidupsehat.blogspot.
observasi. com diakses 5 November 2013
3. Angka Container Index (CI) pada Pukul 2100 WIB
toilet sekolah dasar di Desa Sei
Rotan Kecamatan Percut Sei Tuan Chandra, B. 2007. Pengantar Kesehatan
Kabupaten Deli Serdang tahun 2013 Lingkungan. Penerbit Buku
adalah sebesar 11,36 % yang artinya Kedokteran EGC
Sekolah dasar di Desa Sei Rotan
berpotensi Tinggi dlam penularan Dwipayanti, U. 2008. Ketersediaan dan
DBD bagi anak sekolah. Pengelolaan Toilet di tempat
Wisata Pulau Bali. Universitas
Udayana. Denpasar.
Kantachuvessiri, A., 2002, Dengue Ibtidaiyah (SD/MII). Sekolah
Haemorrahagic Fever in Thai Menengah Pertama/Madrasah
Society, The Southeast Asian Tsanawiyah (SMP/MTs), dan
Journal of Tropical Medicine and Sekolah Menengah
Public Health, Vol 33 No.1, Maret Atas/Madrasah Aliyah
2002, p4-10. (SMA/MA). Jakarta

Keputusan Menteri Kesehatan No. 1429 Slamet, J. S. 2009. Kesehatan


tahun 2006. Pedoman Lingkungan. Yogyakarta : Gajah
Penyelenggaraan Kesehatan Mada University Press
Lingkungan Sekolah. 2006.
Jakarta Soegijanto, S. 2001 Panduan Lengkap
Pencegahan dan Pengendalian
Mukono. 2006. Prinsip Dasar Kesehatan Dengue & Demam Berdarah.
Lingkungan Edisi Kedua. Penerbit Buku Kedokteran EGC
Airlangga University Press
Soegijanto, S. 2006. Demam Berdarah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Dengue Edisi Kedua. Airlangga
No. 24/Per/2007. Tentang University Press
Standar Sarana dan Prasarana
untuk Sekolah Dasar/Madrasah

You might also like