You are on page 1of 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN,SIKAP DAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI

SABUN PADA SISWA SISWI KELAS 5 SD MIN PEMANGKAT KALIMANTAN


BARAT

Oleh
Data Wana Indah Permata1, Zita Atzmardina2

ABSTRACT
The Relationship of Knowlegde,Attitude and Behavior Hand Washing with
soap of Students for 5th grade SD MIN Pemangkat.

Background: The hand is one of the accesses germs to enter the body. Diarrhea is one of the
disease that can be transmitted by hand.  According to the WHO diarrhea is one of the causes of
death in children in the world, in Indonesia incidence of diarrhea in children is first rank, while in West
Kalimantan is 33,06%. Washing hand with soap habits is a simple way to prevent diarrhea. According
Riskesdas data (2018), the proportion of washing hand with soap (WHWS) habits in Indonesia is
47%, while based on EHRA 2013 study in Sambas regency, West Kalimantan only 28%. This condition
made government aware of the importance to build up the habits of WHWS from childhood especially
in 7-13 years old, because at that time the logical mindset of children has developed. MIN Pemangkat
elementary school also conducts WHWS guidance, but there is no data about student attitudes and
behavior towards WHWS. The aims of this study is to examine the relation between the level of
knowledge, attitude and behavior of WHWS in grade 5 th student of SD MIN Pemangkat. Methode:
This observational analitycs with cross sectional method study was conduct ucing questionnaires to 86
respondents. The result: majority of respondents had a good level of knowledge (70,9%), good
attitude (67,4%), good behavior (69,8%). Chi square analysis showed there was no relationship
between the level of knowledge and behavior WHWS (p-value 0,584;PRR 0,884), and with attitude of
WHWS (p-value 0,746;PRR 0,911) there was no relation between knowledge level and behaviour of
WHWS, then there was no relation also between attitude and behaviour of WHWS (p-value 1,00;PRR
0,966). Conclusion: there is no relastion between the level of knowledge, attitude and behaviour of
WHWS in grade 5th student of SD MIN Pemangkat.

Keywords : Hand washing, Knowledge, Behaviour, Attitude, Children

1
Universitas Tarumanagara
ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN,SIKAP DAN PERILAU CUCI TANGAN PAKAI
SABUN PADA SISWA SISIWI KELAS 5 SD MIN PEMANGKAT KALIMANTAN
BARAT

Latar belakang: Tangan merupakan salah satu akses perantara masuknya kuman penyakit ke dalam
tubuh. Diare adalah salah satu penyakit yang bias ditularkan melalui tangan. Penyakit yang bias
ditularkan melalui tangan salah satunya adalah diare. Menurut WHO diare merupakan salah satu
penyebab kematian tertinggi pada anak didunia Di Indonesia diare menempati urutan pertama,
sedangkan di Kalimantan Barat kejadian diare mencapai 33,06%. Kebiasaan mencuci tangan dengan
sabun adalah cara sederhana untuk mencegah diare. Data rikesdas (2018) menyatakan proporsi CTPS
di Indonesia sebanyak 47%, sedangkan di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat berdasarkan studi
EHRA 2013 hanya 28%. Hal ini menyadarkan pemerintah akan pentingnya membina kebiasaan CTPS
sejak masa kanak-kanak terutama usia 7-13 tahun karena pada masa ini pola piker logis anak sudah
berkembang. Sekolah dasar MIN Pemangkat juga mengadakan pembinaan CTPS namun belum ada
data mengenai sikap dan perilaku siswa terhadap CTPS. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah
hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku cuci tangan pakai sabun pada siswa-siswi
kelas 5 SD MIN Pemangkat. Penelitian bersifat analitik observasional dengan metode cross sectional
ini dilakukan menggunakan kuesioner terhadap 86 responden. Hasil penelitian didapatkan mayoritas
responden memiliki tingkat pengetahuan baik (70,9%), sikap baik (67,4%), perilaku baik (69,8%).
Berdasarkan analisis Chi-Square tidak didapatkannya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
perilaku CTPS (p-value 0,584;PRR 0,884), dan dengan sikap (p-value 0,746;PRR 0,911), antara sikap
dengan perilaku CTPS (p-value 1,00;PRR 0,966) juga tidak didapatkannya adanya hubungan.
Kesimpulan tidak didapatkannya hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku CTPS pada
siswa kelas 5 SD MIN Pemangkat.
Kata Kunci: cuci tangan, Pengetahuan, sikap, perilaku, anak

2
Universitas Tarumanagara
1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Tarumanagara
(Data Wana Indah Permata)
2
Dosen pembimbing Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
(dr.Zita Atzmardina, MM, MKM)
Correspondence to:
Data Wana Indah Permata

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Jl. Letjen S. Parman No. 1 Jakarta Barat
11440 3
Tlp: 021-5671781
Universitas Tarumanagara
PENDAHULUAN adalah 33,06%. Berdasarkan data
Tangan merupakan satu satu akses kementerian kesehatan pada tahun 2011
perantara masuknya kuman penyakit ke angka kejadian diare pada anak usia 5-14
dalam tubuh, sebab tangan adalah anggota tahun menempati urutan ke lima pada
tubuh yang paling sering digunakan untuk persentase kejadian diare berdasarkan
beraktivitas serta kontak langsung dengan pengelompokkan usia.2 Kejadian diare
mata, hidung dan mulut.1 Banyak penyakit dapat dicegah dengan suatu cara sederhana
yang ditularkan melalui perantara yaitu melakukan cuci tangan pakai sabun.
tangan,salah satunya adalah diare. World Cuci tangan pakai sabun (CTPS) adalah
Health Organisation (WHO) menyatakan salah satu tindakan sanitasi dengan
bahwa diare adalah salah satu penyakit membersihkan tangan dan jari jemari
penyebab kematian tertinggi di Dunia, menggunakan air mengalir dan sabun
khususnya pada anak-anak sekitar 525.000 untuk menjadi bersih dan memutuskan
anak meninggal setiap tahunnya. Di mata rantai
Indonesia, diare menempati urutan pertama kuman.3 Tujuan utama dari mencuci tangan
penyebab kematian pada anak sedangkan menurut DEPKES RI 2007 adalah
di Kalimantan Barat, angka kejadian diare mencegah penularan infeksi.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Rikesdas (2018) menyatakan proporsi cuci
Curtiss dan Cairmcross (2003), didapatkan tangan pakai sabun di Indonesia sebanyak
mencuci tangan pakai sabun bisa 47% sedangkan di Kalimantan Barat
membantu menurunkan penyakit yang sebesar 42%.5 Berdasarkan hasil studi
berkaitan dengan diare sekitar 42-47%. EHRA 2013 dikatakan hanya 28% warga
Pentingnya CTPS ini seringkali tidak di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat
disertai dengan kesadaran masyarakat yang melakukan CTPS di lima waktu
untuk melakukannya dengan benar. penting.6
Mayoritas masyarakat melakukan cuci Kurangnya kesadaran masyarakat
tangan hanya dengan air saja atau dengan untuk melakukan cuci tangan dengan
sabun dan air yang tidak mengalir. Pada benar ini membuat pemerintah merasa
data dari Internasional Journal of perlu untuk mencanangkan CTPS sejak
environmental research and public health dini atau sejak usia sekolah.7 Pada anak-
didapatkan proporsi cuci tangan pakai anak usia 7-13 tahun atau tingkat sekolah
sabun di Asia Tenggara sebanyak 59,8%.4 dasar, pola pikirnya sudah berkembang

4
Universitas Tarumanagara
menjadi lebih logis dan mampu beradaptasi dua variable dalam penelitian ini, yaitu
dengan lingkungan.8 Hal ini memberikan Tingkat pengetahuan yang termasuk dalam
harapan yang cukup baik akan variable bebas dan sikap,perilaku termasuk
meningkatnya kebiasaan melakukan CTPS dalam variable tergantung.
di masyarakat. Keberhasilan terbentuknya
suatu perilaku sangat dipengaruhi oleh SAMPEL PENELITIAN
tingkat pengetahuan dan sikap seseorang Sampel di ambil menggunakan
terhadap hal yang perlu dilakukan tersebut. consecutive random sampling sebanyak 90
Pada penelitian sebelumya didapatkan responden. Kriteria inklusi pada penelitian
adanya hubungan antara tingkat ini adalah siswa siswi kelas 5 SD MIN
pengetahuan dengan perilaku seseorang. Pemangkat yang berusia 10-13 tahun.
Notoatmodjo mengatakan pengetahuan INSTRUMEN PENELITIAN
merupakan faktor yang sangat penting
Instrument penelitian ini
dalam terbentuknya tindakan seseorang.9
menggunakan kuesioner.
ANALISIS DATA
Sekolah dasar MIN Pemangkat
Analisis data dalam penelitian ini
adalah salah satu sekolah di kabupaten
diolah sehingga didapatkan hasil yang
Sambas yang memiliki siswa cukup
sesuai
banyak. Pada sekolah tersebut sudah diberi
HASIL
pengetahuan mengenai CTPS namun
Penelitian ini dilakukan pada bulan
belum dilakukan pendataan mengenai
Juni 2020 dengan menyebarkan kuesioner
kebiasaan CTPS. Keadaan ini dirasakan
dan didapatkan 86 responden. Pada
cukup penting bagi peneliti untuk
karakteristik responden didapatkan
melakukan penelitian mengenai
mayoritas berjenis kelami laki-laki (55,8%)
pengetahuan, sikap dan perilaku CTPS
dengan rentang usia 10-13 tahun. Usia
pada anak di sekolah dasar tersebut sebagai
yang dominan pada usia 11 tahun (57%).
acuan mengenai kebiasaan CTPS di
Mayoritas responden memiliki
masyarakat Pemangkat.
pengetahuan yang baik tentang CTPS
METODE PENELITIAN
(70,9%). Sikap (67,4%) dan perilaku
Jenis penelitian yang digunakan
(69,8%) tentang CTPS tergolong baik.
adalah studi analitik observasional dengan
(Tabel 1)
studi cross sectional yang dilakukan di
Pemangkat pada bulan Juni 2020. Terdapat

5
Universitas Tarumanagara
Tabel 1. Karakteristik responden serta Gambaran Pengetahuan,Sikap dan Perilaku CTP

Karakteristik Jumlah Mean Median


N = 86(%) (SD) (Min:Max)
Usia (tahun) 11,47 (0,627) 11 (10;13)
10 1 (1,2%)
11 49 (57%)
12 31 (36%)
13 5 (5,8%)
Jenis kelamin
Laki-laki 48 (55,8%)
Perempuan 38 (44,2%)
Tingkat
pengetahuan
Rata-rata skor 86,05 (19,420) 100 (40;100)
Kategori tingkat
pengetahuan
Kurang (≤60) 25 (29,1%)
Baik (≥60) 61 (70,9%)
Sikap
Rata-rata skor 85,00 (20,623) 100 (50;100)
Kategori sikap
Kurang (≤60) 28 (32,6%)
Baik (≥60) 58 (67,4%)
Perilaku
Rata-rata skor 78,07 (16,058) 85,71 (57;100)
Kategori perilaku
Kurang (≤60) 26 (30,2%)
Baik (≥60) 60 (69,8%)

Analisis dari hubungan antara pengetahuan tentang CTPS dengan


tingkat pengetahuan CTPS dengan perilaku perilaku CTPS. Didapatkan PRR 0,884
CTPS menggunakan uji chi square menunjukkan responden dengan
didapatkan p-value 0,584 yang berarti pengetahuan baik memiliki resiko 0,884
tidak ada hubungan antara tingkat
6
Universitas Tarumanagara
kali untuk berperilaku CTPS dengan baik.
(Tabel 2)

Tabel 2. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan CTPS dengan Perilaku CTPS

Pengetahuan Perilaku CTPS


PRR p-value
CTPS Baik Kurang
Baik 41 (47,67%) 20 (23,25%)
0,884 0,584*
Kurang 19 (22,09%) 6 (6,97%)
*Uji menggunakan Chi-Square karena tidak terdapat sel dengan frekuensi harapan <5

Analisis dari hubungan antara tingkat tentang CTPS dengan sikap CTPS.
pengetahuan CTPS dengan sikap CTPS Didapatkan PRR 0,911 menunjukkan
menggunakan uji chi square didapatkan p- responden dengan pengetahuan baik
value 0,746 yang berarti tidak ada memiliki resiko 0,911 kali untuk bersikap
hubungan antara tingkat pengetahuan CTPS dengan baik. (Tabel 3)

Tabel 3. Hubungan antara tingkat pengetahuan CTPS dengan sikap CTPS

Pengetahuan Sikap CTPS


PRR p-value
CTPS Baik Kurang
Baik 40 (46,51%) 21 (24,41%)
0,911 0,746*
Kurang 18 (20,93%) 7 (8,13%)
*Uji menggunakan Chi-Square karena tidak terdapat sel dengan frekuensi harapan <5

Analisis dari hubungan antara sikap CTPS CTPS. Didapatkan PRR 0,966
dengan perilaku CTPS menggunakan uji menunjukkan responden dengan sikap baik
chi square didapatkan p-value 1,00 yang memiliki resiko 0,999 kali untuk
berarti tidak ada hubungan antara tingkat beperilaku CTPS dengan baik. (Tabel 4)
pengetahuan tentang CTPS dengan sikap

Tabel 4. Hubungan antara sikap CTPS dengan perilaku CTPS

7
Universitas Tarumanagara
Perilaku CTPS
Sikap CTPS PRR p-value
Baik Kurang
Baik 40 (46,51%) 18 (20,93%)
0,966 1,00*
Kurang 20 (23,25%) 8 (9,3%)
*Uji menggunakan Chi-Square karena tidak terdapat sel dengan frekuensi harapan <5

PEMBAHASAN

Jumlah responden pada penelitian ini manusia. Didalam suatu pembentukkan


melibatkan 86 siswa siswi kelas 5 SD MIN atau perubahan, perilaku dipengaruhi
Pemangkat. Berdasarkan karakteristik beberapa factor baik dari beberapa individu
dominan responden adalah berjenis seperti susunan saraf pusat, persepsi,
kelamin laki-laki (55,8%). Sesuai hasil motivasi, emosi dan pembelajaran. Factor
penelitian Andin (2018) didapatkan lebih dari luar individu misalnya lingkungan.13
dominan berjenis laki laki (66%) pada Perilaku yang di tunjukkan oleh
responden penelitian nya10. Mayorits responden pada penelitian ini
responden memiliki tingkat pengetahuan dikategorikan baik (69,8%). Penelitian
yang baik (70,9%). Sejalan dengan yang dilakukan oleh Aryani dkk (2017)
penelitian yang dilakukan oleh Indah Dwi menghasilkan sebanyak 97% responden
Pratiwi (2017) yang mana responden memiliki perilaku CTPS yang baik.14
memiliki tingkat pengetahuan tentang Perilaku yang baik ini di sebabkan adanya
CTPS yang dikategorikan baik (65%).11 dukungan dari guru di sekolah dan fasilitas
Pengetahuan seseorang dapat diperoleh cuci tangan yang baik, teori ini sesuai
melalui pendidikan, pengalaman, dengan.15
hubungan sosial (lingkungan sosial Tidak adanya hubungan antara
budaya), paparan media masa (akses tingkat pengetahuan CTPS dengan perilaku
informasi) dan ekonomi (pendapatan) CTPS pada penelitian ini di dukung oleh
(Kemenkes RI 2014). temuan dari Nur Alam dan Misnaniarti
Sikap responden menunjukkan (2011).16 Pengetahuan bukan merupakan
kategori baik (67,4%). Menurut penelitian factor penentu responden untuk bersikap
yang dilakukan oleh Gracia Risnawati CTPS karena menurut teori L. Green
(2016) juga menemukan hal yang sama (1980) dalam Notoatmodjo 2007 perilaku
dalam penelitian ini yang mana responden seseorang bukan hanya di pengaruhi oleh
memiliki sikap CTPS yang baik (92,9%).12 factor predisposing saja (pengetahuan),
Sikap hanya sebagian dari perilaku tetapi juga di pengaruhi oleh factor

8
Universitas Tarumanagara
reinforcing dan factor enabling dalam Santoso Ujang Efefendi, dkk (2019)21.
melangsungkan perilaku cuci tangan pakai Perubahan sikap seseorang melewati
sabun dengan baik dan benar.17 Penelitian beberapa tahapan yaitu mulai dari
yang dilakukan oleh Abdullah M Azam menerima hingga menghayati. Menurut
(2015) tidak sejalan dengan penelitian ini Lawrence Green, dalam Notoatmodjo
karena di dapatkan ada nya hubungan (2010), dalam memberikan informasi,
antara pengetahuan CTPS dengan perilaku Sikap adalah suatu respon seseorang
CTPS18. Dikatakan bahwa seseorang yang terhadap stimulus atau objek tertentu yang
memiliki pengetahuan tinggi akan melibatkan faktor pendapat dan emosi
memiliki perilaku yang lebih baik dari yang bersangkutan (senang–tidak senang,
pada orang yang memiliki pengetahuan setuju- tidaksetuju, baik- tidakbaik dan
rendah19. sebagainya).22 Masyarakat masih belum
Tidak adanya hubungan antara memahami perilaku CTPS adalah salah
tingkat pengetahuan CTPS dengan sikap satu upaya kebersihan diri. Sikap serta
CTPS. Memiliki pengetahuan CTPS yang praktiknya pun masih kurang diterapkan
baik belum tentu mempunyai sikap CTPS oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-
yang baik pula. hari, padahal tindakan CTPS yang benar
Penelitian yang di lakukan oleh Asfi adalah suatu perilaku yang berpengaruh
(2016) tidak sejalan dengan penelitian ini positif dalam kesehatan. Oleh karena itu
karena adanya hubungan antara tingkat menimbulkan kesadaran dan kebiasaan
pengetahuan cuci tangan dengan sikap cuci CTPS di masyarakat adalah hal yang
tangan20. Notoatmodjo, menjelaskan bahwa penting, agar satu sama lain manusia tidak
tingkat pengetahuan diantaranya: saling menularkan penyakit.
pengetahuan dalam tingkat tahu, Penelitian yang dilakukan oleh Abdullah
pengetahuan dalam tingkatan memahami M Azam (2015) tidak sejalan dengan
dan pengetahuan dalam tingkatan aplikasi. penelitian ini karena didapatkan ada nya
Sikap merupakan pengetahuan untuk hal hubungan antara sikap CTPS dengan
memahami dan perilaku merupakan perilaku CTPS18. Sikap terhadap mencuci
aplikasi atau penerapan pengetahuan tangan yang positif akan memicu
seseorang sesuai pengetahuan yang dilakukannya tindakan cuci tangan.
dimilikinya.19 KESIMPULAN
Tidak adanya hubungan antara Berdasarkan dari hasil penelitian
sikap CTPS dengan perilaku CTPS. Hasil didapatkan:
penelitian ini di dukung oleh temuan dari

9
Universitas Tarumanagara
• Gambaran pengetahuan cuci tangan pakai pada siswa siswi kelas 5SD MIN
sabun pada siswa siswi kelas 5 SD MIN Pemangkat (p-value 0.746). Dimana
Pemangkat sebanyak 61(70.9%) responden responden yang berpengetahuan baik
memiliki pengetahuan yang baik. memiliki resiko 0.911 kali untuk memiliki
• Gambaran sikap cuci tangan pakai sabun sikap CTPS yang baik (PRR 0.911)
pada siswa siswi kelas 5 SD MIN • Tidak adanya hubungan antara Sikap
Pemangkat sebanyak 58(67.4%%) CTPS dengan Perilaku CTPS pada siswa
responden memiliki sikap yang baik dalam siswi kelas 5 SD MIN Pemangkat (p-value
cuci tangan pakai sabun. 1,00). Dimana responden yang bersikap
• Gambaran perilaku cuci tangan pakai baik mengenai CTPS memiliki resiko
sabun pada siswa siswi kelas 5 SD MIN 0.966 kali untuk memiliki perilaku CTPS
Pemangkat sebanyak 60 (69.8%) yang baik (PRR 0.966)
responden memili ki perilaku yang baik SARAN
dalam cuci tangan pakai sabun.  Bagi Peneliti Selajutnya
• Tidak adanya hubungan antara Diharapkan peneliti selanjutnya lebih
Pengetahuan CTPS dengan Perilaku CTPS memerhatikan cara pengambilan
pada siswa siswi kelas 5 SD MIN sampel untuk menghidari adanya bias
Pemangkat (p-value 0.584). Dimana seleksi. Menghindari penyebaran
responden yang berpengetahuan baik kuesioner ditempat yang ramai agar
memiliki resiko 0.884 kali untuk responden tidak mengisi kuesioner
berperilaku CTPS dengan baik (PRR dengan bergerombol untuk mencegah
0.884) responden menyontek satu sama lain
• Tidak adanya hubungan antara  Bagi Responden
Pengetahuan CTPS dengan Sikap CTPS

Agar ditingkatkannya lagi pengetahuan,


sikap dan perilaku CTPS. Dengan
mempunyai pengetahuan dasar tentang
CTPS responden harus mempunyai
kesadaran untuk bersikap dan berperilaku
CTPS.
 Bagi Bidang Pelayanan Masyarakat
Pihak puskesmas dan unit kesehatan
sekolah di anjurkan untuk lebih
ditingkatkan penyuluhan CTPS dan
melakukan pendekatan yang lebih agar

10
Universitas Tarumanagara
anak akan lebih mudah menerapkan Menggunakan Sabun pada Anak Usia
sikap dan perilaku CTPS. Sekolah (skripsi). Jombang; STIKES
DAFTAR PUSTAKA INSAN Cendekia Media. 2017
1. Hammond B, Aii Y. Effect of hand 8. Barokah S. M. Teori Perkembangan
sanitizer use on elementary school Anak dan Belajar Menurut Piaget
absenteeism. In: American Journal of (internet). (cited 2020 May 30)
Infection Control. 2000;28(5):340-46 Available from
2. Kementerian Kesehatan RI. Situasi https://www.researchgate.net/publicatio
Diare di Indonesia. Buletin Jendela Data n/341753435_TEORI_PERKEMBAN
dan Informasi Kesehatan. Triwulan II: GAN_ANAK_DAN_BELAJAR_MEN
2011. ISSN 2088-270X URUT_PIAGET_VYGOTSKY
3. Suryani SI, Sodik MA. Perilaku Cuci 9. Notoadmodjo S. Pendidikan dan
Tangan Pakai Sabun. 2018. Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
4. Peltzer K, Pengpid S. Oral and hand Cipta; 2003
hygiene behaviour and risk factors 10. Andin IS. Pengaruh Pemberian
among in-school adolescents in four Pendidikan Kesehatan Terhadap
Southeast Asian countries. Int J Environ Pengetahuan dan Perilaku Cuci Tangan
Res Public Health. 2014;11(3):2780–92. Pakai Sabun Siswa di SDN 06
5. Kementerian Kesehatan RI Badan Wonorejo Kabupaten Kayong Utara
Penelitian dan Pengembangan. Hasil (skripsi) Pontianak : Universitas
Utama Riset Kesehatan Dasar. Tanjungpura. 2018
Kementrian Kesehat Republik Indones 11. Pratiwi DW. Pengetahuan dan Perilaku
[Internet]. 2018;1–100. Available from: Cuci Tangan pada Anak Sekolah Dasar
http://www.depkes.go.id/resources/dow di Kota Malang (skripsi) Malang:
nload/info-terkini/hasil-riskesdas- Universitas Muhammadyah Malang.
2018.pdf 2017
6. Pokja SKS. PROGRAM 12. Risnawati G. Faktor Determinan
PERCEPATAN PEMBANGUNAN Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun
LAPORAN STUDI EHRA (CTPS) pada Masyarakat di Tanah
( Environmental Health Risk Kalikedinding (skripsi) Surabaya:
Assessment ) KABUPATEN SAMBAS. Universitas Airlangga. 2016
2013;0–35. 13. Wawan A. dan M. Dewi, Teori dan
7. Alfitra Asmi. Peranan Orangtua dengan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Kepatuhan Mencuci Tangan

11
Universitas Tarumanagara
Perilaku Manusia, cetakan kedua , 20. Ashar AH. Hubungan Pengetahuan
Jakarta: Nuhamedika; 2011 tentang Cuci Tangan dengan Sikap
14. Kusumawardhani A, Syahati AA, Cuci Tangan pada anak di SDN 2
Puspaningtyas SI, Rusmanto AA, Rogodono Kecamatan Buayan
Kusuma LSA, Septianingrum S. Kabupaten Kebumen (skripsi)
Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Gombong: STIKES Muhammadyah
Mencuci Tangan Yang Benar Pada Gombong. 2016
Siswa Kelas 1 Dan 2 Di SDN 2 21. Kesehatan P, Stikes M, Mandiri TRI,
Karanglo, Klaten Selatan. J Kebidanan Bengkulu S. faktor-faktor yang
dan Kesehat Tradis. 2017;2(1):44–50. berhubungan dengan perilaku mencuci
15. Departemen Pendidikan Nasional, tangan menggunakan sabun pada siswa
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi di SD Negeri 08 Lubuklinggau. Pene.
3, Jakarta: Balai Pustaka; 2007 2019;7(2):62–71.
16. Fajar NA, Misnaniarti. Hubungan 22. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku
Pengetahuan dan Sikap Terhadap Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun 2010.
pada Masyarakat di Desa Senuro
Timur. Jurnal Pembangunan Manusia.
2011;5(1):42-48
17. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta; 2007
18. Abdullah M Azam, Sumardiyono BM.
Hubungan Tingkat Pengetahuan , Sikap
Terhadap Perilaku Cuci Tangan Pakai
Sabun ( CTPS ) Pada SMPN 1
Surakarta dan SMPN 6 Surakarta The
Relationship of Knowledge and
Attitude towards Handwashing
Behavior of. Kedokteran. 2016;5(2):1–
10.
19. Notoadmodjo S. Prinsip-prinsip Dasar
Ilmu Kesehatan Masyarakat, cetakan
kedua. Jakarta: Rineka Cipta; 2003

12
Universitas Tarumanagara
13
Universitas Tarumanagara

You might also like