You are on page 1of 9

MTPH Journal, Volume 4, No.

1, March 2020
ISSN: 2549-189X; e-ISSN: 2549-2993

HUBUNGAN TINDAKAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN DENGAN KEJADIAN


DIARE PADA BALITA DI RW XI KELURAHAN SIDOTOPO, KECAMATAN
SEMAMPIR, KOTA SURABAYA

Aulia Radhika

Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Universitas Airlangga


Email: radhikaaulia@gmail.com

ABSTRACT

Diarrhea is one of health systems that are often found in the community with characterized by
defecation more than three times a day. Based on data from Sidotopo community health center
showed that diarrhea included in the 6 highest disease in Poli Umum with the most time at 1 until 4
years old found as many as 685 cases. Hand is a major disease germ therefore it is one way to deal
with various infectious diseases such as diarrhea. The purpose of this study to determine the
relationship between children under five in RW XI Sidotopo, Semampir sub-district of Surabaya using
observation using cross sectional approach. The sample was determined by Cluster Random
Sampling method. Toddlers in RW XI Sidotopo diarrhea behind 33 children from 60 respondents.
from result of analysis of calculation of relation by using chi square obtained result p = 0,013 with
α = 0,05 (p <α) Can give information about relation between handwashing behavior of soap with
incident of diarrhea in toddler in RW XI of Sidotopo sub-district of Semampir City Surabaya The
incidence of diarrhea in Surabaya sidotopo are caused by several factors, namely the wrong society
and environment because it is because no treatment is done by parents and children.

Keywords: Toddler, Hand Washing with Soap, Diarrhea, Environment

ABSTRAK

Diare merupakan satu dari banyak penyakit yang sering di temui di masyarakat. Diare
berhubungan dengan system pencernaaan yang ditandai dengan buang air besar encer lebih dari tiga
kali dalam sehari. Berdasarkan data puskesmas Sidotopo menunjukkan bahwa diare masuk dalam
enam penyakit teringgi di poli umum dengan rentang usia terbanyak pada usia satu sampai dengan
empat tahun. ditemukan sebanyak 685 kasus. Tangan merupakan perantara penyebaran kuman
penyakit, oleh karena itu perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan salah satu cara untuk mencegah
timbulnya mata rantai penyebaran berbagai penyakit menular seperti diare. Tujuan penelitian ini
adalah menganalis hubungan antara tindakan cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare pada
balita di RW XI kelurahan Sidotopo, kecamatan Semampir Kota Surabaya. Jenis penelitian ini
observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional, Sampel ditentukan dengan metode
Cluster Random Sampling. Balita di RW XI Kelurahan Sidotopo yang mengalami diare berjumlah
33 balita dari 60 responden. dari hasil perhitungan hubungan dengan menggunakan chi square
didapatkan hasil p=0,013 dengan α=0,05 (p<α) sehingga dari hasil tersebut dapat diartikan terdapat
hubungan antara perilaku cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare pada balita di RW XI
kelurahan Sidotopo Surabaya. Kejadian diare di kelurahan sidotopo Surabaya disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu tindakan masyarakat dan lingkungan salah satunya adalah karena cuci tangan

16 | Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal)


MTPH Journal, Volume 4, No. 1, March 2020

yang tidak benar dengan demikian diperlukan perhatian khusus sejak dini oleh orangtua kepada balita
dengan cara praktis untuk memutus salah satu rantai penyebaran diare dengan cuci tangan pakai
sabun.

Kata kunci: Balita, Cuci Tangan Pakai Sabun, Diare, Lingkungan

PENDAHULUAN penyebab utama kematian bayi dan balita di


Balita merupakan golongan umur yang Indonesia menurut data Riskesdas tahun 2007.3
mudah terserang berbagai berbagai macam Angka prevalesi diare di Indonesia masih
penyakit. Daya tahan yang masih rendah berfluktuasi. Prevalensi diare klinis yaitu
memungkinkan timbulnya keadaan yang sebesar 9.0% rentang (4.2%-18.9%) kasus
demikian. Masa balita merupakan masa di mana tertinggi di Provinsi NAD sebeesar 18.9% dan
orangtua ikut berperan sangat penting dalam terendah di Yogyakarta sebesar 4.2%. Diare
mengasuh buah hatinya terutama ibu, sehingga klinis dengan prevalensi tinggi lebih dari 9.0%
masalah kesehatan pada balita tidak bisa yaitu di Provinsi Sumatera Barat, NAD, Riau,
dianggap remeh karena berhubungan dengan Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, NTT, NTB,
orangtua. Diare merupakan masalah yang sering Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara,
ditemui di masyarakat. Buang air besar encer Gorontalo, Papua Barat serta Papua menurut
lebih dari tiga kali dalam sehari dapat dikatakan Riskesdas 2007. Data dari Riskesdas tahun 2013
bahwa seseorang terkena diare.1 angka prevalensi menurun (3.5%) untuk semua
Diare mempunyai banyak penyebab, salah kelompok umur. Kejadian tertinggi pada anak
satu penyebab dari timbulnya diare adalah usia kurang dari satu tahun sebesar 5.5%
kehilangan cairan dan elektrolit melalui feses sedangkan pada umur satu tahun 5,1%.4
apabila parah bias sampai pada timbulnya Data diare dari profil kesehatan Jawa
kematian. Penyebab lainnya adalah bisa karena Timur tahun 2015 menurut Kota Kabupaten
penyakit lain seperti disentri, kurang gizi, dan menunjukan bahwa kejadian diare di Surabaya
infeksi. Balita yang mengalami diare dengan tertinggi di Jawa Timur dibandingkan kota atau
intensitas yang tinggi akan timbul kekurangan kabupaten yang lain mencapai 2.848.583 orang.5
cairan dalam tubuh. Kekurangan cairan tubuh Berdasarkan data Puskesmas Sidotopo
atau dehidrasi dikategorikan menjadi diare tanpa menunjukkan bahwa diare masuk dalam enam
dehidrasi, dehidrasi ringan, sedang ataupun penyakit teringgi di poli umum dengan rentang
berat.2 Diare perlu mendapat perhatian khusus usia terbanyak pada usia satu sampai dengan
karena merupakan salah satu masalah kesehatan empat tahun. ditemukan sebanyak 685 kasus.6
dengan angka mortilitas cenderung tinggi. Data yang demikian menunjukan bahwa
Penyakit diare masih dianggap menjadi kejadian diare sangat perlu diperhatikan di Kota

Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal) | 17


MTPH Journal, Volume 4, No. 1, March 2020
ISSN: 2549-189X; e-ISSN: 2549-2993

Surabaya. Tangan merupakan perantara Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
pembawa kuman penyakit, dalam hal ini untuk hubungan Antara tindakan cuci tangan
memutus mata rantai diare salah satu cara yang menggunakan sabun dengan kejadian diare pada
dapat dilakukan dan merupakan hal yang sangat balita di RW XI kelurahan Sidotopo, Kecamatan
penting adalah tindakan cuci tangan pakai Semampir, Surabaya.
sabun. Praktek CPTS merupakan tindakan yang
sangat mudah dan praktis di terapkan karena METODE PENELITIAN
berhubungan dengan keseharian yang dilakukan Penelitian yang dilakukan merupakan
namun banyak orang masih mengabaikan jenis penelitian observasional dengan
pentingnya CPTS. Tindakan ini dapat mencegah menggunakan pendekatan cross sectional untuk
timbulnya infeksi kulit, mata, dan prang orang melihat hubungan antara variabel bebas dan
dengan HIV/AIDS ataupun ODHA.7 terikat dalam waktu bersamaan, yaitu hubungan
Penelitian serupa menunjukan hasi bahwa tindakan cuci tangan menggunakan sabun
terdapat hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai dengan kejadian diare pada balita.
Sabun dengan terjadinya Diare pada Anak Sampel ditentukan dengan metode Cluster
Sekolah Dasar di SD Advent Sario.8 Tindakan Random Sampling yang kemudian dilakukan
cuci tangan menggunakan sabun merupakan penghitungan dengan rumus solvin didapatkan
intervensi yang dapat dijangkau oleh semua hasil sampel sebanyak 60 balita dari 150 balita
golongan Penelitian.9 di RW XI kelurahan Sidotopo. Sampel yang
Penelitian ini dilakukan di RW XI diambil dalam penelitian ini adalah balita umur
Kelurahan Sidotopo, Kecamatan Semampir 6-48 bulan. Sampel tersebut merupakan
Kota Surabaya yang didasarkan dari data sebagian dari keseluruhan objek sehingga
sekunder P2 Puskesmas Sidotopo tahun 2017. dianggap mewakili populasi sampel balita yang
Informasi yang diperoleh diketahui bahwa ada di RW XI Sidotopo. Pengambilan data
kejadian diare ditemukan sebanyak 685 kasus dilakukan dengan penyebaran kuesioner tentang
pada usia rentang 1-4 tahun. Studi pendahuluan tindakan cuci tangan pakai sabun dengan
yang dilakukan terhadap 110 warga RW XI kejadian diare selama 3 bulan terakhir.
Kelurahan Sidotopo. Kemudian dilakukan Analisis data dilakukan dengan
penyebaran kuesioner mendalam kepada 60 ibu menganalisis secara deskriptif dan analitik.
dengan balita dan diketahui bahwa tindakan Analisis deskriptif digunakan untuk
mencuci tangan dengan menggunakan sabun mendeskripsikan variabel yang diteliti meliputi
masih rendah dan perlu dicari hubunganya tindakan cuci tangan pakai sabun dan kejadian
dengan terjadinya diare. diare, kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel

18 | Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal)


MTPH Journal, Volume 4, No. 1, March 2020

distribusi frekeunsi. Analisis analitik digunakan 2017, diketahui bahwa kejadian diare ditemukan
analisis bivariat yaitu untuk menguji hubungan sebanyak 685 kasus pada usia rentang 1-4
kebiasaan cuci tangan pakai sabun dengan tahun.6
kejadian diare digunakan uji Chi Square. Pengambilan sampel kuesioner dilakukan
pada ibu yang mempunyai bayi atau balita yang
HASIL DAN PEMBAHASAN ada di Kelurahan sidotopo RW XI sebanyak 60
Orangtua sebagai contoh yang ditiru dan orang dengan rentang usia dari 6 bulan-48 bulan.
menjadi panutan untuk anak sehingga melalui Karakteristik responden adalah sebagai berikut:
orangtua (keluarga terdekat) tindakan tersebut Tabel 1 Karateristik Responden
muncul. Cuci tangan dengan benar juga
Karateristik Frekuensi Persentase
dipengaruhi oleh air yang digunakan untuk (n) (%)
mencuci tangan. Tangan adalah bagian dari Usia balita
6 – 24.9 bulan 28 47,00
tubuh yang mudah terkena kotoran dan
25 – 36.9 bulan 14 23,00
tertempel kuman penyakit. Ketika menggeng-
> 37 bulan 18 30,00
gam sesuatu, menyentuh, membersih-kan organ Pendidikan orangtua
vital setelah atau sebelum buang air besar atau Tidak sekolah 2 3,00
SD 23 39,00
buang air kecil dan bersalaman, kegiatan
SMP 21 35,00
demikian dapat menimbulkan bibit penyakit SMA 14 23,00
melekat pada kulit tangan dan masuk secara oral
lewat mulut karena kurang bersihnya dalam Dari data tersebut menunjukan bahwa
mencuci tangan dengan kuman penyakit yang rentang usia bayi dan balita menunjukan rentang
masih menempel pada tangan. 6 bulan sampai dengan 24.9 bulan sebanyak 28
Dilihat dari kerentanan terjadinya bayi dan balita, rentang umur 25 bulan – 36.9
transmisi penyakit melalui tangan yang dapat bulan sebanyak 16 balita dan rentang usia lebih
masuk kedalam tubuh secara oral salah satu cara dari 37 bulan sebanyak 18 balita.
yang dapat dilakukan adalah dengan cara cuci Penghasilan orangtua dari bayi dan balita
tangan dengan menggunakan sabun sebelum yang ada di RW 11 Kelurahan Sidotopo
atau sesudah beraktivitas hal tersebut dilakukan terbanyak berkisar kurang dari Rp.1000.000
salah satunya untuk memutus mata rantai diare. yang tergolong rendah sampai dengan Rp.
Diare disertai muntah dan buang air besar encer 3.500.000 tergolong cukup.Penghasilan dapat
sering terjadi kepada anak, bila tidak ditangani, memengaruhi social ekonomi masyarakat
diare dapat berakibat kekurangan cairan tubuh sekitar hingga timbulnya penyakit diare di
(dehidrasi).10 Data P2 Puskesmas Sidotopo wilayah RW XI. Karena dengan pendapatan

Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal) | 19


MTPH Journal, Volume 4, No. 1, March 2020
ISSN: 2549-189X; e-ISSN: 2549-2993

rendah dapat mengurangi kemampuan orangtua Hasil dari kuesioner yang dibagikan ke
untuk peduli terhadap kesehatan balitanya dan masyarakat sebanyak 60 kuesioner yang
dirinya. Dengan keadaan demikian dimungkin- mempunyai bayi dan balita didapatkan sebanyak
kan cenderung memiliki higiene yang kurang 33 responden mengalami diare dalam 3 bulan
terhadap lingkungan rumah dan kebersihan diri terakhir. Berikut merupakan table kejadian diare
dan juga konsumsi makanan sembarangan di wilayah RW 11, Kelurahan Sidotopo,
sehingga dapat timbul penyakit diare. Kecamatan Semampir.
Latar belakang pendidikan responden Tabel 2 Kejadian Diare
paling banyak adalah SD yaitu sebanyak 39%
Kejadian Diare Frekuensi Persentase
dengan jumlah responden 23 orang. Hal tersebut
(n) (%)
menunjukan bahwa latar belakang pendidikan Ya 33 55,00
dari orangtua bayi dan balita tersebut tergolong Tidak 27 45,00
rendah. Cara berfikir seseorang dapat dipenga-
ruhi oleh tingkat pendidikan yang pernah Diare merupakan penyakit yang serius
didapatkan atau diperoleh sehingga akan pada balita jika tidak di cegah dan ditangani
berpengaruh ke tindakan yang akan mereka dengan cepat Kejadian diare di kelurahan
lakukan. Pendidikan yang dimiliki orangtua Sidotopo Surabaya disebabkan oleh beberapa
merupakan salah satu tolak ukur keadaan sosial faktor yaitu tindakan masyarakat dan
sehingga dapat dilihat pola pikir orangtua lingkungan tindakan tersebut disebabkan karena
tentang masalah-masalah kesehatan terutama cuci tangan yang tidak benar, pengetahuan
pengetahuan tentang penyakit diare sehingga kurang, buang sampah sembarangan, buang air
dapat melakukan tindakan seperti pengetahuan besar di sungai kemudian tidak mencuci tangan
tentang bahaya diare, ciri-ciri dari diare, cara setelah buang air besar atau setelah beraktifitas
transmisi penyakitnya dan cara mencuci tangan sehingga tertular ke makanan dan jajan
dengan baik dan benar. Penyakit dapat dihindari sembarangan. Pada faktor lingkungan dapat
dengan adanya kemauan dan pencarian disebabkan karena ditemukan adanya tempat
informasi tentang kepedulian terhadap kesehat- sampah yang terbuka, sebagian besar warga
an terutama pengetahuan tentang diare, ciri-ciri tidak memiliki septic tank, makanan dijual
dan dampak yang ditimbulkan, dan cara yang secara terbuka, pengolahan makanan dekat
dapat dilakukan untuk mengurangi timbulnya dengan tempat dimana mereka buang air besar
diare dengan kepedulian terhadap sanitasi atau buang air kecil dikarenakan banyak rumah
lingkungan sehingga penyakit diare dapat yang langsung terhubung dengan kali dengan
diminimalisir. alas kayu diatas kali sebagai pijakan saat buang

20 | Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal)


MTPH Journal, Volume 4, No. 1, March 2020

air sehingga mereka langsung membuang tinja kotor sehingga kontaminasi bakteri menempel
mereka di kali, terdapat lalat yang hinggap dan pada makanan dan termakan, selanjutnya
dapat menyebarkan penyakit lewat lalat tersebut. dengan tidak mencuci tangan saat buang air
kurangnya lahan juga memengaruhi dikarenakan besar atau kecil kemudian langsung memegang
tanah yang digunakan untuk tinggal merupakan makanan dan masuk melalui mulut sehingga hal
tanah milik PJKA sehingga tidak boleh tersebut berpotensi menimbulkan diare.12
menggali tanah untuk saptic tank ataupun kamar Mencegah terjadinya diare dapat dimulai dari
mandi sehingga akibat terbatasnya lahan sendiri dengan memberikan makanan ng
kebanyakan buang air di sungai ataupun kali. hygenis dan tidak lupa juga untuk selalu
Tindakan merupakan realisasi dari mencuci tangan dengan sabun sampai bersih.
pengetahuan dan sikap dengan suatu perbuatan Hubungan Tindakan Cuci Tangan Pakai
nyata.11 Didalam konteks ini tindakan responden Sabun dengan Kejadian Diare
merupakan perbuatan nyata dari orangtua balita Berdasarkan hasil penelitian pada 60
yang berkaitan dengan cuci tangan pakai sabun. responden ibu yang mempunyai balita di RW XI
Berikut tabel yang menunjukan tindakan cuci Kelurahan Sidotopo tentang hubungan Antara
tangan: tindakan cuci tangan pakai sabun dengan
Kejadian Diare, dari hasil perhitungan hubungan
Tabel 3 Tindakan Cuci Tangan Menggunakan
Sabun dengan menggunakan chi square didapatkan
hasil p=0,013 dengan α=0,05 (p<α) sehingga
Tindakan Frekuensi Persentase
(n) (%) dapat diartikan bahwa terdapat hubungan antara
Kadang 42 70,00 tindakan cuci tangan menggunakan sabun
Sering 13 21,60
Selalu 5 8,40 dengan kejadian diare pada balita di RW XI
kelurahan Sidotopo Kota Surabaya.
Tabel di atas menunjukan bahwa Pada Tabel 4 menunjukan hasil bahwa
responden kadang mencuci tangan mereka balita yang terkadang mencuci tangan dengan
menggunakan sabun sebelum atau setelah sabun akan lebih banyak terkena diare sebesar
beraktifitas sehingga memungkinkan konta- 66,7% dari 42 balita. Sedangkan balita yang
minasi apabila kontak dengan balita. Mereka sering mencuci tangan, hasil dari data
beranggapan bahwa mencuci tangan dengan menunjukkan bahwa 8.1% balita terkena diare.
menggunakan air tanpa sabun sudah cukup. Sehingga menunjukan hasil bahwa orang yang
Padahal melalui tangan yang kotor penyakit sering dan selalu mencuci tangan dengan
dapat masuk ke dalam saluran pencernaan secara menggunakan sabun lebih kecil risiko terkena
oral bisa karena menyentuh makanan saat tangan diare.

Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal) | 21


MTPH Journal, Volume 4, No. 1, March 2020
ISSN: 2549-189X; e-ISSN: 2549-2993

Tabel 4 Hubungan Tindakan CPTS dengan dengan sabun dan dibilas tanpa dipanaskan lebih
Kejadian Diare
lanjut untuk membunuh kuman yang terdapat di
Tindakan cuci Kejadian Diare total botol tersebut yang dapat meningkatkan resiko
tangan Ya Tidak terjaidnya diare, buang sampah sembarangan,
Kadang 28 14 42
buang air besar di sungai tidak mencuci tangan
Sering + selalu 5 13 18
Chi-square p=0,013 (α=0,05) setelah buang air besar atau setelah beraktifitas
sehingga tertular ke makanan kemudian saat
Penelitian ini selaras dengan hasil dari menyuapi balita lewat alat makan seperti sendok
penelitian ilham tahun 2014 yang menunjukan atau piring yang belum dicuci bersih kemudian
adanya hubungan antara Perilaku cuci tangan kontaminasi masuk kedalam tubuh apabila daya
dengan menggunakan sabun dengan kejadian tahan tubuh balita lemah tidak tahan,
Diare pada Anak Sekolah Dasar di SD Advent menimbulkan gangguan pencernaan dan dapat
Sario.8 Tindakan cuci tangan menggunakan mengakibatkan diare,
sabun merupakan intervensi yang dapat Meningkatkan derajat kesehatan masya-
dijangkau oleh semua golongan Penelitian.9 rakat merupakan salah satu penerapan perilaku
Hasil yang diteliti ini sesuai Kejadian yang hidup bersih yang dapat dilakukan dengan
timbul di RW 11 kelurahan Sidotopo sebagian kebiasaan mencuci tangan dengan sabun, hal
besar yang mengalami diare disebabkan oleh tersebut merupakan salah satu dari tiga pilar
kebiasaan yang mereka lakukan sendiri setiap pembangunan bidang kesehatan yakni perilaku
harinya. Seperti pengolahan makanan dekat hidup sehat, penciptaan lingkungan yang sehat
dengan tempat dimana mereka buang air besar serta penyediaan layanan kesehatan yang
atau buang air kecil karena tidak mempunyai bermutu dan terjangkau oleh semua lapisan
saptic tank sendiri sehingga bakteri dapat tebawa masyarakat.
melalui perantara udara, tangan, binatang atau Perhatian khusus sejak dini kepada balita
yang lainya. Hal tersebut dimungkinkan juga dengan cara praktis untuk memutus salah satu
karena letak dari sebagian rumah ibu dari balita rantai penyebaran diare dengan Cuci tangan
berada di pinggir rel kereta api yang berdekatan pakai sabun. Cara yang benar adalah diperlukan
dengan sungai kemudian banyaknya penjual adanya sabun dan air mengalir. Air mengalir
makanan rumahan yang ada di pinggir jalan atau tidak harus dari kran, air tersebut dapat juga dari
kali sehingga potensi timbulnya kontaminasi sebuah wadah seperti ember, gayung botol,
menjadi lebih besar. Pembersihan botol susu kaleng, gentong, jerigen, Tangan yang basah
bayi perlu diperhatikan juga karena sebagian disabuni, digosok-gosok kemudian menelung-
besar ibu hanya membersihkan botol susu kupkan tangan secara bergantian bagian telapak

22 | Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal)


MTPH Journal, Volume 4, No. 1, March 2020

maupun punggungnya, kemudian gerakan Zinc Supplementation for Clinic- Based and
Healthcare Workers. USA: MOST The
mengatup dan mengunci untuk membersihkan
USAID Micronutrient Programt Kerja
sela jari dan kuku minimal 20 detik, kemudian Puskesmas. Kesehatan Lingkungan, pp. 1-
13. 2009.
dilakukan pembersihan ibu jari dan gosok ujung
2. Widoyono. Penyakit Tropis: Epidemiologi,
jari, kemudian dibilas dengan air mengalir dan Penularan, Pencegahan & Pemberantasan-
mengeringkannya menggunakan kain, tisu nya. Edisi Kedua. Erlangga. Ciracas: 193-
199. 2011.
bersih atau kibas-kibaskan di udara.
3. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar
SIMPULAN DAN SARAN (RISKESDAS 2013). Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI. 2007.
Simpulan
4. Badan Penelitian dan Pengembangan
Balita di RW XI Kelurahan Sidotopo yang Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar
mengalami diare berjumlah 33 balita dari 60 (RISKESDAS 2013). Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI. 2013.
responden. Hasil penghitungan menunjukkan
5. Dinas Kesehatan Provinsi Jatim. Profil
terdapat hubungan antara tindakan cuci tangan Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun
pakai sabun dengan kejadian diare pada balita di 2012. Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Timur. 2015.
RW XI Kelurahan Sidotopo Kota Surabaya. Hal
6. Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Profil
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu cara cuci Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2017.
tangan yang kurang benar, banyak ibu dari balita Surabaya: Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
2018.
jarang mencuci tangan dengan meenggunakan
7. Subea D. Raih Hidup Sehat Dengan Cuci
sabun, buang air besar di sungai, tidak mencuci Tangan Pakai Sabun - Hari Cuci Tangan
tangan setelah buang ar besar, suka jajan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS). 2010.
http://www.depkes.go.id.
sembarangan,
8. Ilham, B.S. Hubungan Perilaku Cuci
Saran Tangan Pakai Sabun Dengan Kejadian
Diare Di Sd. jurnal kedokteran komunitas
Meningkatkan perilaku hidup bersih danj
dan tropik, 2014.
sehat (PHBS), dimulai dari cara mencuci tangan
9. Fewtrell L & Kaufman R. Water, sanitation,
yang benar setelah ataupun sebelum beraktivitas and hygiene interventions to reduce
diarrhoea in less developed countries: a
dengan meenggunakan sabun dan air mengalir,
systematic review and meta-analysis.
tidak melakukan buang air besar di sungai, dan Lancet Infect Dis, 5(1):42-52. 2005.
jajan sembarangan, 10. Departemen Kesehatan RI. Buku Saku
Diare Edisi 2011. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. 2011.
REFERENSI 11. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi
1. World Health Organization. Diarrhoea Penelitian Kesehatan Rineka Cipta:
Treatment Guidelines Including New Jakarta. 2015.
Recommendations For The Use of ORS and

Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal) | 23


MTPH Journal, Volume 4, No. 1, March 2020
ISSN: 2549-189X; e-ISSN: 2549-2993

12. Fathonah, S. Hygiene dan Sanitasi


makanan. Semarang: Universitas negeri
Semarang Press. 2005.
13. Rosidi, A.E.H. Hubungan Kebiasaan Cuci
Tangan Dan Sanitasi Makanan Dengan
Kejadian Diare Pada Anak Sd Negeri Podo
2 Kecamatan Kedungwuni Kabupaten
Pekalongan. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Indonesia, 6(1) 76-84. 2010.
14. Ristiawan, M. Hubungan Kualitas
Bakteriologis Air Hippam Dengan Kejadian
Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja
Puskesmas. Kesehatan Lingkungan, 1-13.
2015.

24 | Medical Technology and Public Health Journal (MTPH Journal)

You might also like