You are on page 1of 10

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENCUCI

TANGAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU


MENCUCI TANGAN SISWA SDN 01 GONILAN
Mega Hadiatma*
Siti Arifah**

Abstract

The wrong behavior of hand-washing is many found on children, therefore they need
the increase of their knowledge about the importance of hand-washing which can be
implemented in the daily life. At school, children are not only studying, but there are many
other activities which are possible to be done by the children at school like playing, touching
each other or trading things with their schoolmates. Germs which presents on the writing
tools, calculator, books and other things will move easily from one student’s hand to another.
The purpose of this research was to understand the effect of health education about hand-
washing towards knowledge level and hand-washing behavior of SDN 01 Gonilan students.
The research method was quasi experiment with the used design was pretest-posttest
control group design. The research sample was 32 respondents using random sampling
method. The used data collecting technique was questionnaire and observation. The
collected data was analyzed using paired t-test and independent t-test. From the result of
paired t-test analysis on the experiment group it was obtained that the value of ρ = 0.000 and
behavior ρ = 0.000, so that it can be concluded that there is an effect of health education
towards hand-washing behavior on the SDN 01 Gonilan students. Whereas from the
comparison result between the experiment group and the control group the value of ρ =
0.001 for knowledge and ρ = 0.039 for behavior was obtained. So that it can be concluded
that there is a difference of students’ knowledge regarding hand-washing between the
experiment group and the control group.

Keywords: Health education, hand-washing, knowledge, behavior.


__________________________________________________________________________

*Mega Hadiatma :
Mahasiswa Fakultas ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
**Siti Arifah:
Dosen Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
__________________________________________________________________________

PENDAHULUAN menyebarkan kotoran dan tidak menularkan


Kebersihan merupakan suatu keadaan penyakit, baik bagi diri sendiri ataupun bagi
yang terbebas dari kotoran, termasuk debu, orang lain. Kebersihan diri merupakan suatu
sampah dan bau. Masalah kebersihan di proses pertahanan dan pemeliharaan
Indonesia selalu menjadi polemik yang kebersihan serta kesehatan tubuh. Langkah-
berkembang, dimana kasus yang berkaitan langkah dalam pemeliharaan kebersihan dan
dengan masalah kebersihan setiap tahunnya kesehatan antara lain dengan mandi yang
selalu meningkat (Alfarisi, 2008). teratur, menjaga kerapian, menggosok dan
Kebersihan merupakan kunci dari merawat gigi, berganti pakaian secara teratur
kesehatan. Manusia perlu menjaga kebersihan dan mencuci tangan (Timmreck, 2004).
diri agar tubuh menjadi sehat, sehingga tidak

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Mencuci Tangan…(Mega dan Siti Arifah) 85


Mencuci tangan adalah proses dengan teman-teman. Kuman yang ada di
membuang kotoran dan debu secara mekanis alat-alat tulis, kalkulator, buku-buku dan
dari kulit kedua belah tangan dengan memakai benda-benda lain akan dengan mudah
sabun dan air. Tujuan cuci tangan adalah berpindah dari tangan satu anak ke anak
untuk menghilangkan kotoran dan debu secara lainnya, sehingga jika ada anak yang
mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi mempunyai penyakit tertentu akan mudah
jumlah mikroorganisme (Tietjen, 2003). menular pada anak lainnya. Jadi, mencuci
Cuci tangan dengan menggunakan tangan harus dilatih sejak dini pada anak agar
sabun terbukti secara ilmiah efektif untuk anak memiliki kebiasaan cuci tangan,
mencegah penyebaran penyakit-penyakit sehingga anak terhindar dari penyakit.
menular seperti diare, Infeksi Saluran Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01
Pernapasan Atas (ISPA) dan Flu Burung Gonilan merupakan lembaga pendidikan
(Depkes, 2010). sekolah dasar dengan jumlah siswa 105 orang.
Mencuci tangan dengan menggunakan Berdasarkan data yang diperoleh dari presensi
sabun dapat mencegah penyakit yang siswa di SDN 01 Gonilan, dari bulan Juli
menyebabkan kematian jutaan anak setiap sampai dengan bulan Desember pada tahun
tahunnya, seperti diare dan Infeksi Saluran 2010 telah tercatat 12,7% angka kesakitan
Pernapasan Atas (ISPA) yang dilaporkan telah siswa dan angka kesakitan tersebut termasuk
membunuh 4 juta anak setiap tahun di negara- angka kesakitan yang tinggi jika dibandingkan
negara berkembang. Karena tangan dengan Sekolah Dasar lain yang berada di
merupakan pembawa utama kuman penyakit desa Gonilan, seperti di SDN 02 Gonilan
dan praktek mencuci tangan dengan tercatat 4,3% angka kesakitan dari 104 siswa
menggunakan sabun dapat mencegah 1 juta dan di Sekolah Dasar Madrasah Ibtidaiyah
kematian anak. Perilaku mencuci tangan Muhammadiyah hanya tercatat 1,6% angka
menggunakan sabun yang tidak benar masih kesakitan siswa dari 242 siswa.
tinggi ditemukan pada anak, sehingga Berdasarkan survei awal yang
dibutuhkan peningkatan pengetahuan dan dilakukan dengan cara observasi pada siswa
kesadaran mereka akan pentingnya mencuci SDN 01 Gonilan ketika berada di sekolah,
tangan dengan menggunakan sabun dan dapat hanya delapan orang siswa yang mencuci
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. tangan. Tiga dari delapan orang siswa,
Anak-anak merupakan kelompok yang paling mencuci tangan dengan air yang mengalir.
rentan terhadap penyakit sebagai akibat Ketika mencuci tangan di sekolah, mereka
perilaku yang tidak sehat. Padahal anak-anak hanya mencuci telapak tangan dan punggung
merupakan asset bangsa yang paling berperan tangan, sehingga banyak bagian tangan yang
untuk generasi yang akan datang. Dengan terlewatkan dari proses pencucian tangan
merebaknya penyebaran penyakit seperti diare seperti pada sela-sela jari, kuku dan
yang mulai menjangkau Indonesia, maka pergelangan tangan, dan ketika mencuci
peningkatan kesadaran akan cuci tangan tangan di sekolah, mereka tidak pernah
dengan menggunakan sabun ditujukan kepada menggunakan sabun.
mereka yang berisiko tinggi untuk terjangkit Berdasarkan hasil wawancara dengan
antara lain anak-anak di sekolah (Depkes, sepuluh orang siswa dari mencuci tangan
2009). selama berada di sekolah. Ada empat dari
Menurut Djauzi (2008) Kuman ada sepuluh siswa mengatakan bahwa mencuci
dimanapun, mencuci tangan merupakan salah tangan hanya perlu dilakukan sebelum dan
satu cara untuk menghilangkan kuman dan setelah makan, dan enam siswa mengatakan
untuk menghindari penularan penyakit. Di bahwa cuci tangan hanya perlu dilakukan
sekolah anak tidak hanya belajar, tetapi ketika tangan mereka terlihat kotor. Para
banyak kegiatan lain yang dapat dilakukan siswa mengatakan, mencuci tangan dilakukan
oleh anak di sekolah seperti bermain, agar tangan mereka bersih, tidak bau dan agar
bersentuhan ataupun bertukar barang-barang mereka tidak sakit perut. Para siswa juga

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Mencuci Tangan…(Mega dan Siti Arifah) 86


mengatakan bahwa, belum pernah dilakukan Pre test pengetahuan tentang mencuci
pendidikan kesehatan tentang mencuci tangan tangan
di sekolah ini.
Berdasarkan uraian tersebut penting
bagi peneliti untuk meneliti tentang pengaruh
pendidikan kesehatan tentang mencuci tangan
terhadap tingkat pengetahuan dan perilaku
mencuci tangan siswa SDN 01 Gonilan.
Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan Gambar 3 Distribusi Pre Test Pengetahuan
tentang mencuci tangan terhadap tingkat Tentang Mencuci Tangan
pengetahuan dan perilaku mencuci tangan
siswa SDN 01 Gonilan. Berdasarkan Gambar 3 menunjukkan
bahwa pada kedua kelompok sebagian besar
METODE PENELITIAN responden memiliki pengetahuan dalam
kategori cukup. Pada kelompok eksperimen
Jenis penelitian yang digunakan responden yang memiliki pengetahuan dalam
dalam penelitian ini adalah quasi kategori cukup yaitu sebanyak 9 responden
eksperimental design, dengan desain yang (56%) dan pengetahuan kurang sebanyak 7
digunakan adalah pretest-postest control responden (44%). Demikian pula pada
group design. Dalam rancangan ini di uji kelompok kontrol sebagian besar responden
variabel terikatnya sebelum dan setelah yang memiliki pengetahuan dalam kategori
diberikan perlakuan (Nursalam, 2003). Desain cukup yaitu sebanyak 9 responden (56%) dan
ini dapat digambarkan sebagai berikut: pengetahuan kurang sebanyak 7 responden
Populasi dalam penelitian ini adalah yaitu (44%).
siswa SDN 01 Gonilan dari kelas III, IV dan
V, didapatkan populasi sejumlah 48 orang Post test pengetahuan tentang mencuci
siswa. Sampel penelitian sebanyak 32 siswa. tangan
Peneliti mengambil sampel siswa yang
dilakukan secara acak untuk kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen, yang
masing-masing kelompok terdiri dari 16
responden.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini


menggunakan teknik simple random Gambar 4 Distribusi Post Test Pengetahuan
Sampling. Tentang Mencuci Tangan

Analisa data dilakukan untuk mengetahui Berdasarkan Gambar 4 menunjukkan


pengaruh penndidikan kesehatan tentang bahwa pada kelompok eksperimen sebagian
mencuci tangan terhadap tingkat pengetahuan besar memiliki pengetahuan baik yaitu
dan perilaku mencuci tangan siswa. Analisa sebanyak 9 responden (56%) dan distribusi
data pada penelitian ini dengan menggunakan terendah adalah pengetahuan kurang sebanyak
uji t-test dan paired t-test. 1 responden (6%). Sedangkan pada kelompok
kontrol distribusi responden terbagi dalam
HASIL PENELITIAN pengetahuan kurang dan cukup masing-
Analisis Univariat masing 8 responden (50%).
Pengetahuan

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Mencuci Tangan…(Mega dan Siti Arifah) 87


Perilaku Tabel 1 Hasil Uji Independent Sample T-
Test Pre Test
Pre test perilaku mencuci tangan
No Variabel thitung p-v

1 Pengetahuan 1,171 1,00


2 Perilaku 1,710 0,098

Hasil uji Independent sample t-


test pre Test pengetahuan antara
Gambar 5 Distribusi Pre Test Perilaku kelompok eksperimen dan kelompok
Mencuci Tangan kontrol diperoleh nilai thitung 1,171 dan
nilai signifikansi sebesar 1,00, karena
Berdasarkan Gambar 5 menunjukkan nilai pv > 0,05 (1,00 > 0,05), maka
pada kelompok eksperimen sebagian besar kesimpulan uji adalah H0 diterima,
responden berperilaku kurang yaitu sebanyak artinya tidak terdapat perbedaan pre test
11 responden (69%) dan cukup sebanyak 5 pengetahuan antara kelompok
responden (31%). Sedangkan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
kontrol sebagian besar responden berperilaku Kesimpulan uji tersebut menunjukkan
kurang yaitu sebanyak 9 responden (56%) dan bahwa bahwa tingkat pengetahuan kedua
perilaku cukup sebanyak 7 responden (44%). kelompok pada awal penelitian (pre test)
adalah seimbang atau matching.
Post test perilaku mencuci tangan Selanjutnya hasil uji Independent
sample t-test pre test perilaku antara
kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol diperoleh nilai thitung 1,710 dan
nilai signifikansi sebesar 0,098, karena
nilai pv > 0,05 (0,098 > 0,05), maka
kesimpulan uji adalah H0 diterima,
artinya tidak terdapat perbedaan pre test
perilaku antara kelompok eksperimen
Gambar 6 Distribusi post test perilaku dan kelompok kontrol. Kesimpulan uji
mencuci tangan tersebut menunjukkan bahwa bahwa
tingkat pengetahuan kedua kelompok
Berdasarkan Gambar 6 menunjukkan pada awal penelitian (pre test) adalah
pada kelompok eksperimen sebagian besar seimbang atau matching.
responden berperilaku cukup yaitu sebanyak
11 responden (68%), dan terendah adalah baik 2. Uji Independent sample t-test post test
sebanyak 2 responden (13%). Sedangkan pada pengetahuan dan perilaku
kelompok kontrol sebagian besar responden
berperilaku cukup yaitu sebanyak 9 responden Tabel 2 Hasil Uji Independent Sample T-
(56%) dan berperilaku kurang sebanyak 7 Test Post Test
responden (44%).
No Variabel thitung p-v
Analisis Bivariat
1 Pengetahuan 3,539 0,001
Uji Independent Sample T-Test 2 Perilaku 2,156 0,039
1. Uji Independent sample t-test pretest
pengetahuan dan perilaku Hasil uji Independent sample t-
test post test pengetahuan antara

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Mencuci Tangan…(Mega dan Siti Arifah) 88


kelompok eksperimen dan kelompok kesimpulan bahwa terdapat perbedaan
kontrol diperoleh nilai thitung 3,539 dan pengetahuan pre test dan post test pada
nilai signifikansi sebesar 0,001, karena kelompok eksperimen.
nilai pv < 0,05 (0,001< 0,05), maka Hasil uji Paired sample t-test
kesimpulan uji adalah H0 ditolak, artinya pengetahuan pada kelompok kontrol
terdapat perbedaan post test pengetahuan diperoleh nilai thitung 0,899 dan nilai
antara kelompok eksperimen dan signifikansi sebesar 0,383. Karena nilai
kelompok kontrol. Berdasarkan nilai rata- pv > 0,05 (0,383 > 0,05), maka diambil
rata skor pengetahuan, menunjukkan kesimpulan bahwa tidak terdapat
bahwa kelompok eksperimen memiliki perbedaan pengetahuan pre test dan post
nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan test pada kelompok kontrol.
kelompok kontrol (10,75 > 8,5), maka Selanjutnya untuk mengetahui
kesimpulan uji menunjukkan bahwa post peningkatan rata-rata pengetahuan dari
test pengetahuan kelompok eksperimen pre test ke post test antara kelompok
lebih baik dibandingkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
penelitian. ditampilkan pada gambar sebagai berikut.
Selanjutnya hasil uji Independent Peningkatan Pengetahuan
sample t-test post test perilaku antara
12
kelompok eksperimen dan kelompok 10
kontrol diperoleh nilai thitung 2,156 dan 8
Eksperimen
6
nilai signifikansi sebesar 0,039, karena 4
Kontrol

nilai pv < 0,05 (0,039 < 0,05), maka 2

kesimpulan uji adalah H0 ditolak, artinya 0


Pre-test Posttest
terdapat perbedaan post test perilaku
antara kelompok eksperimen dan Gambar 7 peningkatan Rata- Rata
kelompok kontrol. Berdasarkan nilai rata- pengetahuan Kelompok Eksperimen
rata skor perilaku, menunjukkan bahwa dan Kelompok Kontrol
kelompok eksperimen memiliki nilai
rata-rata lebih tinggi dibandingkan Kesimpulan dari uji Independent
kelompok kontrol (9,56 > 8,25), maka sample t-test dan Paired sample t-test
kesimpulan uji menunjukkan bahwa tersebut adalah bahwa pemberian
bahwa post test perilaku kelompok pendidikan kesehatan pada kelompok
eksperimen lebih baik dibandingkan eksperimen mempengaruhi tingkat
kelompok penelitian. pengetahuan pada siswa SD Negeri 01
Gonilan Kartasura Sukoharjo.
Uji Paired Sample T-Test
1. Uji Paired sample t-test pengetahuan 2. Uji Paired sample t-test perilaku mencuci
Tabel 3 Hasil Uji Paired Sample T-Test tangan
Pengetahuan
Tabel 4 Hasil Uji Paired Sample T-Test
No Kelompok thitung p-v Perilaku

1 Eksperimen 9,444 0,000 No Kelompok thitung p-v


2 Kontrol 0,899 0,383
1 Eksperimen 5,175 0,000
Hasil uji Paired sample t-test 2 Kontrol 1,000 0,333
pengetahuan pada kelompok eksperimen
diperoleh nilai thitung 9,444 dan nilai Hasil uji Paired sample t-test
signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai perilaku mencuci tangan pada kelompok
pv < 0,05 (0,000 < 0,05), maka diambil eksperimen diperoleh nilai thitung 5,175

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Mencuci Tangan…(Mega dan Siti Arifah) 89


dan nilai signifikansi sebesar 0,000. diantaranya adalah informasi (Suliha,
Karena nilai pv < 0,05 (0,000 < 0,05), 2002). Informasi tentang mencuci tangan
maka diambil kesimpulan bahwa terdapat tersebut diperoleh siswa dari guru. Hasil
perbedaan perilaku mencuci tangan pre wawancara peneliti dengan guru olah raga
test dan post test pada kelompok diperoleh keterangan bahwa perilaku
eksperimen. hidup bersih dan sehat, khususnya tentang
Hasil uji Paired sample t-test mencuci tangan diperoleh siswa dari
perilaku mencuci tangan pada kelompok bimbingan guru, misalnya ketika
kontrol diperoleh nilai thitung 1,00 dan pembelajaran pada pelajaran pendidikan
nilai signifikansi sebesar 0,333. Karena olah raga dan kesehatan. Bimbingan yang
nilai pv > 0,05 (0,333 > 0,05), maka diperoleh dari guru tersebut tentang
diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perilaku mencuci tangan, misalnya waktu
perbedaan perilaku mencuci tangan pre untuk mencuci tangan yang dilakukan
test dan post test pada kelompok kontrol. sebelum dan setelah makan atau ketika
Selanjutnya untuk mengetahui tangan terlihat kotor. Selain itu, guru juga
peningkatan rata-rata perilaku dari pre menjelaskan tentang cara mencuci tangan
test ke post test antara kelompok yang dapat dilakukan pada wadah yang
eksperimen dan kelompok kontrol berisi air dan yang terpenting adalah air
ditampilkan pada gambar sebagai berikut. yang digunakan untuk mencuci tangan
Peningkatan Perilaku
merupakan air yang bersih. Dari informasi
yang diperoleh tersebut dapat membantu
12 menambah pengetahuan siswa tentang
10
8
mencuci tangan.
Eksperimen
6
Kontrol
Pada kelompok eksperimen
4
memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi
2
0 (56%) setelah mendapatkan pendidikan
Pre-test Posttest kesehatan. Keadaan tersebut dipengaruhi
karena pengetahuan diantaranya diperoleh
Gambar 8 Peningkatan Rata- Rata dari informasi (Mubarak, 2006).
perilaku Kelompok Eksperimen dan Sehingga, dengan memberikan
Kelompok Kontrol pendidikan kesehatan akan menambah
informasi yang diperoleh siswa khususnya
Kesimpulan dari uji Independent tentang mencuci tangan.
sample t-test test dan Paired sample t-test Setelah dilakukan pendidikan
tersebut adalah bahwa pemberian kesehatan pada kelompok eksperimen,
pendidikan kesehatan pada kelompok masih terdapat siswa yang memiliki
eksperimen mempengaruhi perilaku tingkat pengetahuan yang rendah (6%).
mencuci tangan pada siswa SD Negeri 01 Hal tersebut disebabkan karena tidak
Gonilan Kartasura Sukoharjo. semua siswa turut melakukan demonstrasi
tentang cara mencuci tangan ketika
Pembahasan pendidikan kesehatan dilaksanakan.
1. Pengetahuan Tentang Mencuci Tangan Tingkat pengetahuan pada
Tingkat pengetahuan kelompok kelompok kontrol, mengalami penurunan
eksperimen dan kelompok kontrol ketika post test. Dengan nilai rata-rata pre
sebelum pemberian pendidikan kesehatan test 8,69 dan post test sebesar 8,5.
sebagian besar adalah cukup, yakni Keadaan tersebut terjadi karena responden
sebesar 56% pada kelompok eksperimen tidak yakin dengan jawaban yang
dan 56% pada kelompok kontrol. Tingkat diberikan ketika pre test dan pada saat
pengetahuan yang cukup tersebut post test dilaksakan responden mengganti
dipengaruhi oleh adanya faktor-faktor jawabannya. Sehingga akan
yang mempengaruhi pengetahuan

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Mencuci Tangan…(Mega dan Siti Arifah) 90


mengakibatkan tingkat pengetahuan Setelah dilakukan pendidikan
menurun. Kondisi ini berbeda dengan kesehatan masih terdapat siswa yang
kelompok eksperimen dimana peneliti memiliki perilaku mencuci tangan yang
memasukkan materi-materi yang kurang (19%). keadaan tersebut dapat
berkaitan dengan jawaban pertanyaan disebabkan karena adanya faktor-faktor
pengetahuan pada saat pendidikan lain yang mempengaruhi perubahan
kesehatan. Kondisi ini menyebabkan perilaku (Tarwoto & Wartonah, 2004),
responden pada kelompok eksperimen seperti citra diri, praktek sosial, status
mengetahui apakah jawaban mereka pada sosial ekonomi dan kebiasaan seseorang.
saat pre test benar atau salah, sehingga Perilaku mencuci tangan pada
menjadi evaluasi ketika post test kelompok kontrol mengalami penurunan
dilaksanakan. ketika post test. Dengan nilai rata-rata
2. Perilaku Mencuci Tangan pre test 9,56 dan post test sebesar 8,25.
Perilaku mencuci tangan Hal tersebut disebabkan karena ketika
responden sebelum pendidikan kesehatan pre test perilaku responden kelompok
sebagian besar adalah kurang. Perilaku kontrol memiliki perilaku mencuci
mencuci tangan yang kurang pada tangan sesuai dengan pemahaman atau
kelompok ekperimen sebanyak 69% dan pengetahuan yang mereka miliki. Setelah
pada kelompok kontrol sebanyak 56%. mereka melakukan mencuci tangan
Perilaku mencuci tangan yang kurang mereka selanjutnya secara personal
tersebut terlihat ketika peneliti melakukan evaluasi terhadap perilaku
mengobservasi perilaku mencuci tangan yang mereka lakukan. Evaluasi yang
siswa sebelum diberikan pendidikan benar menyebabkan perilaku menjadi
kesehatan. Menurut Tarwoto dan lebih baik, namun evaluasi yang salah
Wartonah (2004), salah satu faktor yang menyebabkan perilaku mereka menjadi
mempengaruhi perilaku mencuci tangan lebih buruk.
diantaranya adalah pengetahuan. 3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap
Pengetahuan siswa tentang mencuci Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku
tangan yang diperoleh siswa dari guru, Mencuci Tangan
diantaranya tentang waktu dan cara Berdasarkan hasil uji paired
mencuci tangan. Sehingga dengan sample t-test pengetahuan dan perilaku
pengetahuan tersebut akan menyebabkan pada kelompok eksperimen diperoleh
perilaku mencuci tangan siswa relatif nilai signifikansi (ρv) lebih kecil dari 0,05,
kurang. Seperti yang dinyatakan oleh sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
Rogers dalam Mubarak (2006) bahwa H0 ditolak atau ada perbedaan
pengetahuan merupakan domain yang pengetahuan dan perilaku siswa sebelum
sangat penting bagi terbentuknya dan setelah diberikan pendidikan
perilaku. kesehatan tentang mencuci tangan.
Pada kelompok eksperimen Sedangkan pengetahuan pada kelompok
perilaku ketika post test sebagian besar kontrol diperoleh nilai signifikansi (ρv)
cukup (68%). Keadaan tersebut yang lebih besar dari 0,05.
dipengaruhi karena dengan memberikan Selanjutnya dengan
pendidikan kesehatan akan menambah membandingkan antara nilai dari masing-
pengetahuan yang diperoleh siswa masing kelompok setelah pemberian
khususnya tentang mencuci tangan. pendidikan kesehatan dengan
Karena pengetahuan sangat erat menggunakan uji independent t test.
kaitannya dengan perilaku, sehingga Dengan hasil nilai rata-rata pengetahuan
dengan bertambahnya pengetahuan yang setelah diberikan pendidikan kesehatan
diperoleh akan membantu merubah untuk kelompok eksperimen sebesar
perilaku. 10,75, sedangkan nilai rata-rata kelompok

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Mencuci Tangan…(Mega dan Siti Arifah) 91


kontrol yang tidak diberikan pendidikan Namun hasil penelitian ini
kesehatan sebesar 8,50. Diperoleh nilai p- berbeda dengan penelitian yang dilakukan
value sebesar 0,001, karena nilai ρv < oleh Purwandari (2009), tentang
0,05 (0,001 < 0,05), sehingga dapat “Pengaruh Terapi Seni Dalam
disimpulkan bahwa H0 ditolak atau ada Menurunkan Tingkat Kecemasan Anak
perbedaan pengetahuan antara kelompok Usia Sekolah Yang Mengalami
eksperimen dengan kelompok kontrol. Hospitalisasi Di Wilayah Kabupaten
Hasil nilai rata-rata perilaku Banyumas”. Hasil penelitian tersebut
setelah diberikan pendidikan kesehatan menunjukkan bahwa terapi seni tidak
untuk kelompok eksperimen sebesar 9,56, memberikan pengaruh terhadap tingkat
sedangkan nilai rata-rata kelompok kecemasan anak.
kontrol yang tidak diberikan pendidikan
kesehatan sebesar 8,25. Diperoleh nilai ρ-
value sebesar 0,039, karena nilai ρv < KESIMPULAN DAN SARAN
0,05 (0,039 < 0,05), sehingga dapat Kesimpulan
disimpulkan bahwa H0 ditolak atau ada
perbedaan perilaku antara kelompok 1. Tingkat pengetahuan siswa SD Negeri 01
eksperimen dengan kelompok kontrol. Gonilan sebelum pemberian pendidikan
Hasil di atas menunjukkan bahwa kesehatan sebagian besar cukup (56%).
pemberian pendidikan kesehatan terbukti 2. Tingkat pengetahuan siswa SD Negeri 01
mampu meningkatkan pengetahuan dan Gonilan sesudah pemberian pendidikan
perilaku mencuci tangan siswa. Dengan kesehatan sebagian besar baik (56%).
memberikan pendidikan kesehatan akan 3. Perilaku mencuci tangan siswa SD Negeri
menambah pengalaman dan informasi, 01 Gonilan sebelum pemberian
khususnya tentang mencuci tangan. pendidikan kesehatan sebagian besar
Pengalaman dan informasi merupakan kurang (69%).
faktor yang mempengaruhi pengetahuan 4. Perilaku mencuci tangan siswa SD Negeri
(Suliha, 2002). Seperti yang dinyatakan 01 Gonilan sesudah pemberian
oleh Rogers dalam Mubarak (2006) pendidikan kesehatan sebagian besar
bahwa pengetahuan merupakan domain cukup (69%).
yang sangat penting bagi terbentuknya 5. Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan
perilaku. Sehingga dengan memberikan terhadap tingkat pengetahuan tentang
pendidikan kesehatan tidak hanya akan mencuci tangan pada siswa SD Negeri 01
meningkatkan pengetahuan, tetapi juga Gonilan Kartasura Sukoharjo.
dapat merubah perilaku khususnya 6. Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan
perilaku mencuci tangan. terhadap perilaku mencuci tangan pada
Hasil tersebut sesuai dengan hasil siswa SD Negeri 01 Gonilan Kartasura
penelitian yang dilakukan oleh Sukoharjo.
Kisworowati (2005) tentang “Pengaruh 7. Terdapat perbedaan pengetahuan dan
Pendidikan Kesehatan Terhadap perilaku mencuci tangan siswa antara
Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku kelompok eksperimen dengan kelompok
Penyalahgunaan Minuman Keras kontrol.
Dikalangan Remaja Di Kabupaten 8. Dengan dilakukannya pendidikan
Grobogan”. Hasil penelitian tersebut kesehatan tentang mencuci tangan dapat
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh meningkatkan kesehatan dan mencegah
pendidikan kesehatan terhadap tingkat penularan penyakit, sehingga dapat
pengetahuan, sikap dan perilaku menurunkan angka kesakitan yang terjadi
penyalahgunaan minuman keras pada siswa SD Negeri 01 Gonilan.
dikalangan remaja.

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Mencuci Tangan…(Mega dan Siti Arifah) 92


Saran 3. Bagi Siswa
1. Bagi Institusi Pendidikan Siswa hendaknya dapat
Sebagai salah satu lembaga yang membudayakan cuci tangan dan
berperan terhadap peningkatan diharapkan siswa mau membagi ilmu
pengetahuan masyarakat, lembaga yang telah diperoleh.
pendidikan khususnya SD Negeri 01 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Gonilan hendaknya turut berpartisipasi Penelitian ini hanya meneliti
dalam menjaga dan meningkatkan pengaruh pendidikan kesehatan dengan
kesehatan dengan membantu peningkatan pengetahuan dan perilaku
menyediakan fasilitas mencuci tangan di mencuci tangan. Bagi peneliti
sekolah seperti air mengalir, sabun dan selanjutnya, hendaknya menambahkan
handuk, sehingga dapat mencegah faktor-faktor lain yang turut
penularan penyakit. mempengaruhi pengetahuan dan perilaku
2. Bagi Guru mencuci tangan siswa, seperti dukungan
Guru sangat berperan terhadap orang tua, pengetahuan orang tua, status
pengetahuan dan perilaku mencuci tangan sosial, faktor budaya dan sebagainya,
siswanya. Sehingga guru hendaknya sehingga diketahui faktor manakah yang
memberikan contoh yang baik bagi siswa paling dominan mempengaruhi
dan senantiasa mengingatkan siswa pengetahuan dan perilaku mencuci tangan
tentang pentingnya mencuci tangan. siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Alfarisi, 2008. Pentingnya menjaga kebersihan. Diakses 20 desember 2010. http://www.wikimu.com


/News/DisplayNews.asp?id=10187

Azwar, S. 2002. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Brooker, C. 2008. Ensiklopedia Keperawatan (Andry Hartono dan Bhram U, Penerjemah). Jakarta:
EGC.

Djauzi, S. 2008. Raih Kembali Kesehatan Mencegah Berbagai Penyakit Hidup Sehat Untuk
Keluarga. Jakarta: Kompas.

Depkes. 2009. Buku Panduan Peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, Kedua. Jakarta.

Depkes. 2010. Buku Panduan Peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia, Ketiga. Jakarta.

Djamarah, S. B. 2000. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Jakarta: Rineka Cipta.

Kisworowati. 2005. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Penyalahgunaan Minuman Keras Dikalangan Remaja Di Kabupaten Grobogan. Skripsi.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

James, J. 2008. Prinsip-Prinsip Sains Untuk Keperawatan (Indah Retno Wardhasi, Penerjemah).
Jakarta: Erlangga.

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Mencuci Tangan…(Mega dan Siti Arifah) 93


Machfoedz, I. 2005. Teknik Membuat Alat Ukur Penelitian Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Fitra
Mayu.

Mubarak, W. I. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas, kedua. Jakarta: Sagung Seto.

Nursalam, 2003. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Surabaya:
Salemba Medika.
Nursalam, 2003. Pedoman Praktis Penyusunan Riset Keperawatan. Surabaya: Universitas Airlangga.

Nursalam & Efendi, F. 2008. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Sadulloh, U. 2010. Pendagogik. Bandung: Alfabeta.

Schaffer. 2000. Pencegahan Infeksi Dan Praktek Yang Aman. Jakarta: EGC.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.

Suliha, U. 2002. Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

Tietjen, B.M. 2004. Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber Daya
Terbatas. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirodiharjo.

Timmreck, T.C. 2004. Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi Kedua (Mulyana Fauziah dkk,
Penerjemah). Jakarta: EGC.

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Mencuci Tangan…(Mega dan Siti Arifah) 94

You might also like