Professional Documents
Culture Documents
7(2), 64-69
https://ojs.widyagamahusada.ac.id
ORIGINAL ARTICLE
Abstrak
Mencuci tangan pakai sabun merupakan salah satu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan
telah menjadi perhatian dunia, hal ini karena masalah kurangnya praktek perilaku cuci tangan tidak
hanya terjadi di negara berkembang saja, tetapi ternyata di negara maju. Mencuci tangan yang benar
menurunkan angka kejadian diare sebesar 45%. Studi pendahuluan yang dilakukan di SDN
Sukomoro I dan III diketahui bahwa seluruh siswa belum pernah mendapat penyuluhan tentang cara
mencuci tangan yang baik dan benar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Quasi
Experimental dengan menggunakan rancangan one group pretest-postest design. Objek pada
penelitian ini adalah siswa SD kelas IV di SDN Sukomoro I dan III Kecamatan Sukomoro
Kabupaten Nganjuk. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah
responden sebanyak 52 siswa. Nilai t hitung variabel sikap adalah (t = -7,245) dengan
menggunakan uji statisitik paired t-test nilai p value variabel sikap sebesar (p = 0,000<0,05) maka,
disimpulkan ada pengaruh penyuluhan cuci tangan pakai sabun terhadap sikap mencuci tangan pada
siswa SD kelasIV di SDN Sukomoro I dan III Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk. Dengan
hasil tersebut dapat disarankan terhadap pihak sekolah dan puskesmas setempat untuk memberikan
penyuluhan secara rutin kepada siswa serta menyediakan fasilitas cuci tangan pakai sabun yang
dapat berfungsi dengan baik.
© 2018 The Author(s). This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution 4.0 International License. ISSN: 2655-4917 (online)
which permits unrestricted non-commercial use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. ISSN: 2252-9101 (cetak)
64
Wikurendra, E.A (2018)
65
Wikurendra, E.A (2018)
66
Wikurendra, E.A (2018)
positif sebanyak 42 siswa dan 9 siswa yang Kuesioner penelitian untuk variabel sikap, peneliti
mempunyai sikap negatif sebelum dilakukan siapkan untuk mengukur tingkatan sikap responden
pemberian penyuluhan kesehatan. Setelah dilakukan tentang mencuci tangan. Menurut Krathwohl dalam
penyuluhan, sebanyak 42 siswa yang mempunyai Ngatimin (2003) bahwa “Affective Domain“ terdiri
sikap tetap baik dan 7 siswa yang lain berubah dari lima tingkatan antara lain penerimaan
sikapnya menjadi positif, 2 orang siswa tetap (receiving), partisipasi (responding), penilaian dan
bersikap negatif. Perubahan sikap ini disebabkan penentuan sikap (valuing), organisasi (organization)
siswa tersebut mau memperhatikan pesan-pesan yang dan pembentukan pola hidup (characterization by a
disampaikan melalui penyuluhan. value). Kedalaman sikap yang ingin diukur peneliti
Penyuluhan tentang cuci tangan pakai sabun hingga tahap valuing. Tingkatan sikap ini ditandai
merupakan salah satu program pendidikan kesehatan dengan sadarnya seseorang akan adanya nilai baru
dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Usaha dalam masyarakat tetapi nilai itu belum merupakan
Kesehatan Sekolah adalah upaya terpadu lintas nilai khas bagi masyarakat bersangkutan.
program dan lintas sektoral untuk meningkatkan Sikap responden menganalisis bahwa informasi
kemampuan hidup sehat dan selanjutnya terbentuk berperan dalam menunjang perubahan perilaku
perilaku hidup sehat dan bersih baik bagi peserta seseorang. Diantara beberapa faktor yang
didik, warga sekolah maupun wargamasyarakat. mempengaruhi pembentukan sikap adalah
UKS di SDN Sukomoro I dan III belum berjalan pengalaman pribadi, kebudayaan, media massa,
secara optimal, padahal UKS merupakan elemen institusi atau lembaga pendidikan dan
kunci untuk meneruskan informasi- informasi lembagaagama, serta faktor emosi dalam diri individu
kesehatan dari peer teaching ke anak usia Sekolah (Azwar, 2003). Informasi yang diterima melalui
Dasar. Sehingga perlu upaya penyuluhan kesehatan media cetak, elektronik, pendidikan/penyuluhan,
berkenlanjutan untuk meningkatkan pengetahuan buku-buku dan sebagainya akan meningkatkan
tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan pengetahuan seseorang sehingga ia akan biasa
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Perilaku cuci memperbaiki atau merubah perilakunya menjadi
tangan pakai sabun merupakan suatu upaya yang lebih baik (Ali, 2001). Penyuluhan yang diberikan
mudah, sederhana, murah, dan berdampak besar bagi kepada responden diharapkan dapat meningkatkan
pencegahan penyakit-penyakit menular seperti diare kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan
dan ISPA belum menjadi kebiasaan pada anak usia pelaksana motif tertentu.Sikap belum merupakan
sekolah padahal anak di usia tersebut rentan terhadap suatu tindakan atau aktifitas tetapi merupakan
penyakit seperti diare dan ISPA. predisposisi tindakan suatu perilaku. Pemberian
Hasil uji statistik bivariat dengan menggunakan penyuluhan PHBS tentang mencuci tangan sesuatu
paired t-test didapatkan nilai p untuk sikap 0,000 < memiliki makna dan pengaruh positif kepada
0,05 dengan nilai t hitung sebesar - 7,245 dan standar responden.Penyuluhan tidak dapat diabaikan bagi
deviasi sebesar 7,771 yang berarti terdapat pengaruh responden untuk mengubah pola hidupnya tidak saja
pemberian penyuluhan terhadap sikap tentang sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
mencuci tangan. melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan
67
Wikurendra, E.A (2018)
68
Wikurendra, E.A (2018)
Maulidawati. 2011. Pengeruh Intervensi Promosi Sehat Dengan Cuci Tangan Pakai Sabun Di
Kesehatan dalam Peningkatan Pengetahuan, Yayasan Perguruan Tut Wuri Handayani Di
Sikap dan Praktek Cuci Tangan Pakai Sabun Mabar Kecamatan Medan Deli Tahun 2014.
pada Siswa Kelas 5 di SDN Pengasinan IV Kota Skripsi. Universitas Sumatera Utara : Medan.
Bekasi Tahun 2012. [skripsi]. Fakultas Septalia, R.E. 2010. Penyuluhan Kesehatan
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Masyarakat. (online)
Depok. (http://creasoft.comartikel/penyuluhan.htm,
Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Undang- diakses 30 Oktober 2015).
undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Kualitatif & RND. Alfabeta : Bandung.
Lingkungan Hidup. Jakarta. Suryabrata. 2011. Metodologi Penelitian. Raja
Park, dkk. 2010. Perceptions and Behaviors Related Grafindo Persada : Jakarta.
to Hand Hygiene For The Prevention of H1N1 Taufiqurrahman, M. 2008. Pengantar Metodologi
Influenza Transmission Among Korean Penelitian untukIlmuKesehatan. UNS Press :
UniversityStudents During The Peak Pandemic Surakarta.
Period. Jurnal BMC : Infectious Disase 10 : 222. Widyawati. 2009. Intervensi Peningkatan Perilaku
Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Cuci Tangan Pakai Sabun pada Siswa Kelas 5 di
Konsep, Proses, dan Praktik.EGC : Jakarta. SDN Pengasinan IV Kota Bekasi Tahun 2012.
Riwidikdo, H. 2012. Statistik Kesehatan. Mitra [skripsi]. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Cendikia Press : Yogyakarta. Universitas Indonesia. Depok.
Riyanto, A. 2010. Pengolahan dan Analisis Data
Cite this article as: Wikurendra, A. (2018). Pengaruh Penyuluhan Cuci
Kesehatan. Nuha Medika :Yogyakarta. Tangan Pakai Sabun Terhadap Sikap Mencuci Tangan Siswa, Jurnal
Ilmiah Media Husada. 7 Jurnal (2), 64-69.
Sari, W. 2014. Gambaran Pengetahuan dan Sikap https://doi.org/10.33475/jikmh.v7i2.21
69