Professional Documents
Culture Documents
Abstract
This study focuses on change management towards Strategic Human Resource Management (SHRM)
in the Ministry of Administrative and Bureaucratic Reform of the Republic of Indonesia (KemenPAN-
RB). Considering on idea of change HR management towards SHRM which could not be
implemented, and various issues related to human resource management in KemenPAN-RB. This
study uses a qualitative method with postpositivis approach. The object of this research is the
Ministry of Administrative and Bureaucratic Reform of The Republic of Indonesia as a unit of
analysis. The data analysis technique in this research was conducted by triangulation of source. The
results show the human resource management in KemenPAN-RB still Partial Human Resource
Management in managing human resources, because of human resource management are still not
integrated which causes various problems in aspects of competency management, recruitment and
selection, human resource development, performance appraisal, career management and total reward
system. The idea of change towards SHRM could not be implemented due to various influence factors.
There are some factors influenced implementing of SHRM according to the result of author analysis
taken from various interviews has been conducted those are Mindset factor, Organizational,
Leadership, Sharing Knowledge, Infrastructure and HR Competency.
Key Words: Strategic Human Resource Management; Change Management; Bureaucratic Reform.
terkait dengan pengembangan kompetensi Rumusan masalah yang dapat diambil dari
minimal. Dalam draft RPP Manajemen PNS uraian latar belakang di atas diantaranya:
diatur bahwa setiap pegawai dalam 1 tahun 1. Bagaimana Manajemen Perubahan
minimal 80 jam pelajaran atau setara dengan dalam Manajemen SDM di
12 hari kerja untuk mengembangkan KemenPAN-RB dilakukan?
kompetensinya sementara realisasinya hanya 2. Aspek-aspek apa yang mmendorong
16,53 % dari target 20 % sehingga belum pendekatan SHRM di KemenPAN-
mencapai target padahal kompetensi RB?
merupakan salah satu indikator dalam 3. Bagaimana model implementasi
menentukan kualitas SDM. SHRM yang tepat di KemenPAN-RB?
Sebagai kementerian yang memilki Berdasarkan pada latarbelakang dan
wewenang dalam perumusan dan penetapan rumusan masalah, maka tujuan yang hendak
kebijakan manajemen ASN, sebelum dicapai oleh penulis dalam melakukan
menjalankan fungsi eksternal lembaganya, penelitian ini adalah sebagai berikut
KemenPAN-RB seharusnya mampu untuk diantaranya: Untuk menganalisis apakah
mereformasi internalnya terlebih dahulu. Salah Perubahan dalam Manajemen SDM di
satu bentuk reformasi internal dalam KemenPAN-RB ini sejalan dengan konsep
manajemen ASN di internal KemenPAN-RB Strategic Human Resource Management
adalah digagasnya perubahan sistem (SHRM) dalam mengelola SDMnya.
manajemen SDM KemenPAN-RB ke arah Kemudian yang kedua yaitu untuk mengetahui
Strategic Human Resource Management faktor-faktor apa yang dalam Strategic Human
(SHRM) dari manajemen SDM yang parsial Resource Management (SHRM) di
dan menggunakan Aplikasi Sistem Informasi KemenPAN-RB dan terakhir adalah membuat
Kepegawaian (ASIK) yang hanya model implementasi SHRM di KemenPAN-
menyediakan data personal dan tidak RB.
berpengaruh terhadap aspek manajemen SDM
lainnya menjadi Integrated Human Resource Tinjauan Pustaka
Management System (IHRMS). A. Manajemen Perubahan
KemenPAN-RB masih terus berupaya Perubahan dapat terjadi secara
melakukan maping sumber daya sehingga evolusioner maupun revolusioner. Tidak
belum mengimplementasikan IHRMS dengan semua perubahan yang terjadi akan
maksimal karena Sumber daya pegawai untuk menimbukkan kondisi yang lebih baik, hingga
mengoperasikan sistem ini masih belum dalam hal demikian tentu perlu diupayakan
mumpuni sehingga masih membutuhkan agar bila dimungkinkan perubahan diarahkan
bantuan pihak ke-3. Perubahan Struktur ke arah hal yang lebih baik dibandingkan
Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) di kondisi sebelumnya. Transisi dari kondisi awal
lingkungan KemenPAN-RB pula hingga kondisi kemudian memerlukan proses
menyebabkan perubahan standarisasi transformasi yang tidak selalu berlangsung
kompetensi, indikator kinerja utama, dengan lancarnya, mengingat bahwa
nomenklatur struktur organisasi, penyelarasan perubahan-perubahan sering kali disertai
database, dan penilaian ulang kemampuan dengan aneka macam konflik yang muncul.
organisasi sehingga untuk Salah satu sasaran manajemen perubahan
mengimplementasikan IHRMS masih adalah mengupayakan agar proses
memerlukan penyempurnaan yang disesuaikan transformasi tersebut berlangsung dalam
dengan SOTK. waktu yang relatif cepat dengan kesulitan-
Hal ini terbukti dari hasil laporan kesulitan seminimal mungkin hal ini
Audit MSDM bahwa manajemen SDM di dijelaskan lebih lanjut dalam Organizational
lingkungan KemenPAN-RB memiliki masalah Change.
dari setiap dimensi. Skor rata-rata untuk semua Menurut konsultan Manajemen,
dimensi terletak antara 2,61, ini menunjukkan Manchester Open Learning (MOL) dalam
bahwa pada semua dimensi terindikasi adanya laporannya Planning and Managing Change
masalah. Peringkat indikasi permasalahan proses perubahan itu digambarkan dalam
yang tertinggi, yakni pada dimensi beberapa proses. Proses pertama yaitu
Penghargaan yaitu 3,07. Recognize the Problem or Opportunity dengan
42
Nike Mutiara Fauziah dan Andri Wahyu Prasetyo, Strategic Human Resource …..
memetakan permasalahan dalam situasi upayanya untuk melakukan perubahan. Hal ini
bekerja yang membuat kita sadar akan didukung oleh Robbins bahwa makin banyak
kebutuhan untuk berubah selain itu perubahan organisasi dewasa ini menghadapi lingkungan
juga dapat terjadi karena adanya kesempatan. yang dinamis, dan yang mengalami perubahan
Proses kedua yaitu Identify the Required dan yang menyebabkan timbulnya keharusan
Change dengan menganalisis situasi lebih untuk berubah, terdapat enam macam kekuatan
rinci, dengan menyusun beberapa alternatif yang bekerja simultan bagi perubahan,
solusi dan menggagas apa perubahan yang diantaranya: Sifat angkatan kerja, teknologi,
akan dibuat. Proses berikutnya yaitu kondisi ekonomi, tren sosial, politik dunia, dan
Implement Solution baik melalui merubah sifat persaingan yang berubah. Secara singkat
perilaku pegawai, sosialiasi dan aturan Robbins menyatakan “change is making things
administrasi, dan proses terakhir yaitu different”.
Evaluation, ini adalah proses yang paling
penting untuk terus mengawasi perubahan
secara lebih dekat agar dapat memastikan hasil B. Strategic Human Resource Management
dan manfaat yang didapat dari adanya (SHRM)
perubahan (MOL, 1993, p.8-10). Strategic Human Resource
Kurt Lewin juga menjelaskan bahwa Management (SHRM) dipahami sebagai
terdapat suatu fase yang berkaitan dengan bertambahnya nilai terhadap efektifitas
perubahan yang direncanakan (Lewin, 1951, organisasi dengan mengintegrasikan people,
p.123-124). Kurt Lewin menjelaskan bahwa strategy, values, and performance (Becker et
setiap upaya perubahan dapat dipandang al, 2001; dalam Caldwell, Truong, Linh, Tuan;
sebagai sebuah proses yang terdiri dari tiga 2015., p.75). Dengan menghubungkan strategi
macam fase, sebagai berikut: organisasi secara keseluruhan dengan sistem
Manajemen SDM menjadi sesuatu yang
Tabel 1. Proses Manajemen Perubahan penting dalam memaksimalkan kinerja
organisasi dengan meningkatkan inisiatif,
Fase 1 : Fase II : Fase III : kreativitas dan komitmen pegawai untuk
Unfreezing Changing Refreezing sukses (Covey, 2004; Senge, 2006; dalam
Caldwell, Truong, Linh, Tuan; 2015, p.86).
Menciptakan Mengubah Memperkuat Kesuksesan SHRM tergantung pada
kebutuhan orang- hasil-hasil kemampuan organisasi untuk secara mendalam
akan orang mendesain dan implementasi secara konsisten
perubahan (individu- Mengevaluasi seperangkat kebijakan dan praktek kerja
individu) hasil-hasil internal yang memastikan bahwa pengetahuan
Meminimasi dan kolektif pegawai, keterampilan, dan
tantangan kelompok- Membuat kemampuannya dapat berkontribusi dalam
terhadap kelompok: modifikasi- mencapai tujuan organisasi (Huselid et al.,
Perubahan tugas-tugas modifikasi 1997, p.172). Berikut digambarkan bagaimana
struktur, konstruktif model implementasi SHRM:
dan
teknologi
43
Jurnal Populika, Volume 8, Nomer 1, Januari 2020
Metode Penelitian
45
Jurnal Populika, Volume 8, Nomer 1, Januari 2020
pihak ke-3. Perubahan Struktur Organisasi dan sesuai antara kualifikasi jabatan dan
Tata Kerja (SOTK) juga menyebabkan jabatannya.
perubahan standarisasi kompetensi, indikator Dalam aspek manajemen kompetensi
kinerja utama, nomenklatur struktur bahwa standar kompetensi, kamus kompetensi
organisasi, penyelarasan database, dan baik soft maupun hard competency masih
penilaian ulang kemampuan organisasi generik PNS sehingga masih parsial dan belum
sehingga untuk mengimplementasikan IHRMS menggambarkan karakteristik KemenPAN-RB
masih memerlukan penyempurnaan yang hal ini juga membuat implementasi
disesuaikan dengan SOTK. kompetensi di KemenPAN-RB belum efektif,
Selain itu permasalahan yang karena prasyarat yang perlu ada dalam
menyebabkan IHRMS belum mengimplementasikan MSDM yang sejalan
diimplementasikan adalah kesiapan dari dengan tujuan strategis organisasi adalah
berbagai aspek manajemen SDM dan adanya Model, Profil beserta Kamus
organisasi. Untuk mendukung terwujudnya kompetensi yang mencerminkan karakteristik
SDM KemenPAN-RB yang profesional dan peran dan fungsi setiap jabatan di KemenPAN-
berkinerja tinggi, dibuatlah Roadmap SDM RB sejalan dengan arah strategisnya.
dalam bentuk Human Capital Development Dalam aspek rekrutmen dan seleksi belum
Plan (HCDP) KemenPAN-RB yang telah menggambarkan kondisi Manajemen SDM
berlaku secara resmi sejak tahun 2013. yang dapat memenuhi kebutuhan pegawai
Roadmap Manajemen SDM KemenPAN-RB KemenPAN-RB sesuai dengan kebutuhan,
adalah rencana mengenai program dan arah strategis dan karakteristik KemenPAN-
kegiatan yang dirancang untuk mendukung RB karena masih belum ada standar
tujuan, namun sampai saat ini belum dilakukan kompetensi sebagai dasar kualifikasi
sosialisasi kepada pegawai secara optimal. rekrutmen dan belum ada ketentuan metode tes
Selain itu beberapa pekerjaan dalam tahapan untuk tes kompetensi bidang. Padahal tujuan
masih ada yang belum dilakukan seperti dari rekrutmen dan seleksi ini bukan hanya
Uraian Pekerjaan atas hasil Analisa Jabatan usaha organisasi untuk mengisi jabatan atau
belum mencantumkan Syarat Jabatan, Peta formasi saja tetapi kandidat yang mengisi
Jabatan dan Formasi Jabatan. Hal ini menjadi formasi tersebut harus dapat dipastikan
bukti bahwa Manajemen SDM KemenPAN- memiliki kualifikasi dan kompetensi yang
RB belum sejalan dengan yang diharapkan tepat sesuai dengan kebutuhan, arah strategis
yaitu memiliki kompetensi yang sesuai dan dan karakteristik KemenPAN-RB.
profesional sesuai keahliannya. Masih banyak Dalam aspek Sistem Pengembangan SDM
aspek-aspek dalam Manajemen SDM kebijakan pengembangan SDM masih
KemenPAN RB yang belum dimiliki untuk mengacu pada pengembangan PNS,
mendukung tercapainya harapan KemenPAN- KemenPAN-RB belum memiliki dasar untuk
RB, hal ini berdasakan temuan dari hasil Audit pengembangan SDM sesuai kebutuhan
MSDM KemenPAN-RB sebagai berikut: pegawai secara individu padahal sistem
Dalam aspek perencanaan SDM, pengembangan SDM bertujuan untuk
dibutuhkan dukungan dari jajaran pimpinan menambah pengetahuan, meningkatkan
tertinggi agar berjalan sesuai dengan Roadmap keterampilan dan perubahan sikap sehingga
SDM KemenPAN-RB, selain itu belum output dari pengembangan SDM diharapkan
adanya nomenklatur jabatan untuk SOTK baru setiap pegawai dapat mengoptimalkan sumber
menimbulkan kegelisahan dari jajaran pegawai daya yang dimilikinya dengan optimal untuk
karena merasa pegawai tidak memiliki mencapai hasil yang diinginkan tentunya
pekerjaan yang jelas. Kemudian dalam sejalan dengan kebutuhan dah arah strategis
penempatan pegawai masih belum mengacu KemenPANRB. Dalam implementasinya
pada prinsip the right man on the right place, Pengembangan SDM di KemenPAN-RB ini
masih cenderung adanya faktor like and dislike belum memiliki pola diklat khusus yang sesuai
masih dirasakan sangat besar. Terbukti dari dengan karakteristik KemenPAN-RB
hasil analisis data kepegawaian, dari 356 Dalam aspek manajemen kinerja yang
pegawai KemenPAN-RB masih terdapat 20 % sudah cukup baik menurut hasil audit
atau 71 pegawai KemenPAN-RB yang belum manajemen SDM KemenPAN-RB, namun
47
Jurnal Populika, Volume 8, Nomer 1, Januari 2020