You are on page 1of 12

e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 : 18 - 29 ISSN Cetak : 2337-3997

ISSN Online : 2613-977

FINANCIAL DISTRESS PREDICTED BY CASH FLOW AND LEVERAGE


WITH CAPITAL INTENSITY AS MODERATING
Deden Edwar Yokeu Bernardin1 , Tifani2

Universitas BSI Bandung,


deden.dey@bsi.ac.id, tifanisan1@gmail.com

ABSTRACT
The level of financial distress is a condition where the company's finances are in an unhealthy state or crisis.
This study aims to examine the effect of cash flow and leverage in predicting the level of financial distress
which is moderated by capital intensity at PT. Indah Karya (Persero). The research method used is
descriptive verification with a quantitative approach. To assess this research, the 2013-2017 Quarterly
Financial Report is used. The results showed that cash flows has a negative and significant influence in
predicting the level of financial distress, leverage (debt to asset ratio) has a positive and insignificant
influence in predicting the level of financial distress, capital intensity has a negative and insignificant effect
in moderating the effect of cash flows on the level of financial difficulty and capital intensity has a positive
and insignificant influence in moderating the influence of leverage in predicting the level of financial
distress. Simultaneously cash flow and leverage in predicting the level of financial distress which is
moderated by capital intensity together - have a significant effect on the condition of the level of financial
distress of PT. Indah Karya (Persero). Another result found in this study is that the capital intensity variable
in moderating leverage has the strongest influence in predicting the level of corporate financial distress
which is seen by using an assessment of total assets to sales and debt to asset ratio. With these results, the
company can use it as an early detection in the face of financial distress.

Keywords: CashFlow, Leverage, Capital Intensity, Financial distress

PENDAHULUAN terkemuka di Indonesia, PT Indah Karya (Persero)


Salah satu pelaku ekonomi yang membantu senantiasa memberikan yang terbaik dalam setiap
mendukung dan menopang pertumbuhan kinerjanya. Rencananya, PT. Indah Karya
perekonomian Indonesia adalah Badan Usaha (Persero) akan bergabung bersama PT
Milik Negara (BUMN) (Sumiyati, 2013). BUMN Pembangunan Perumahan (PP) (Persero) Tbk, PT
sebagai badan usaha yang dikelola oleh pemerintah Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Amarta Karya, PT.
ikut berperan aktif dalam memecah persoalan Bina Karya (Persero) dan PT Virama Karya
ekonomi terutama yang menyangkut hajat hidup (Persero) sebagai anggota holding Badan Usaha
orang banyak (Irsanti, 2017). Perusahaan BUMN Milik Negara (BUMN) bidang perumahan.
terdiri dari 115 perusahaan dan terbagi ke dalam 13 Namun, hal ini masih menunggu Peraturan
sektor usaha, salah satunya BUMN sektor jasa Pemerintah (Ramadhiani, 2017). Sebelum menjadi
profesional, ilmiah, dan teknis (Kementrian Badan anggota holding BUMN Perumnas, sebaiknya PT
Usaha Milik Negara Republik Indonesia, 2017). Indah Karya (Persero) melakukan pengukuran
PT Indah Karya (Persero) merupakan salah kesulitan keuangan terlebih dahulu. Hal ini
satu BUMN yang bergerak disektor jasa dimaksudkan agar dapat memprediksi dan
profesional, ilmiah dan teknis. Sebagai salah satu mengantisipasi kondisi yang tidak diharapkan
BUMN sektor jasa profesional, ilmiah, dan teknis

Sumber : Data diolah


Grafik I.1.
18
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 : 18 - 29 ISSN Cetak : 2337-3997
ISSN Online : 2613-9774

Perkembangan Tingkat Kesulitan Keuangan


pada PT. Indah Karya (Persero) Tahun 2013-
2015
Berdasarkan data pada grafik I.1 dapat Sumber: Julius (2017:1168)
dilihat bahwa tingkat Return On Aseets (ROA)
terendah berada di periode Maret 2017 sebesar Leverage
0,00 atau bisa dikatakan hanya 0%, artinya setiap Menurut Fahmi (2014:72) rasio leverage
Rp 1 aset yang digunakan, PT Indah Karya digunakan untuk mengukur seberapa besar
(persero) hanya menghasilkan Rp 0,00 laba bersih perusahaan dibiayai dengan utang. Penghitungan
atau bisa juga dikatakan PT Indah Karya (Persero) rasio leverage ini penting, karena kreditur dapat
tidak mampu menghasilkan laba dari total aset mengukur seberapa besar risiko utang yang
yang digunakan. Sedangkan debt to total assets diberikan kepada debitur (Srikalimah, 2017).
ratio (DAR) cenderung mengalami penurunan dari Leverage juga dapat dijadikan oleh perusahaan
tahun 2015 – 2017. Angka DAR tertinggi berada sebagai penyeimbang anatara berapa utang yang
pada Juni tahun 2015 yakni sebesar 0,75 atau bisa layak diambil dan dari mana sumber-sumber yang
dikatakan sebesar 75% total aktiva yang dimiliki dapat dipakai untuk membayar utang tersebut
perusahaan didanai dari hutang. Selain itu, current (Fahmi, 2014:72). Utang yang tinggi dengan tidak
ratio mengalami angka yang fluktuatif. Current disertai oleh modal yang memadai dapat
ratio terrendah tercatat pada tahun 2015 yang memberikan risiko kesulitan keuangan pada
berada pada angka 1,22 artinya setiap Rp 1,00 perusahaan (Sari dan Putri, 2016).
utang lancar hanya di jamin atau di tanggung oleh Rasio leverage yang digunakan dalam
Rp 1,22 aktiva lancar. penelitian ini adalah debt to equity ratio. Adapun
Menyadari hasil perkembangan tingkat rumus untuk mencari debt to assets ratio sebagai
kesulitan keuangan yang demikian, PT Indah berikut:
Karya (Persero) sebaiknya harus mempersiapkan
kebijakan dan strategi yang tepat, guna
menghindari kegagalan keuangan dan
mempertahankan kelangsungan bisnisnya Sumber: Kasmir (2017:158)
(Simanjuntak et al., 2017). Berdasarkan data Semakin tinggi angka DAR, maka akan
tersebut pula, peneliti mempunyai keinginan untuk semakin tidak menguntungkan, karena akan
menganalisis faktor-faktor lain yang dapat semakin besar risiko kesulitan keuangan yang
memengaruhi kesulitan keuangan perusahaan. mungkin terjadi di perusahaan. Namun disisi lain,
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil arus kas dengan meningkatnya aktiva maka kemampuan
dan leverage sebagai variabel bebas serta intensitas perusahaan untuk dapat menghasilkan laba akan
modal sebagai variabel pemoderasi semakin tinggi sehingga dapat lebih aman
memperoleh lebih banyak pinjaman guna
KAJIAN LITERATUR membiayai kegiatannya (Mulyanti dan Priastari,
Arus Kas 2018:36).
Arus kas merupakan perubahan sejumlah
kas perusahaan dalam suatu periode tertentu Intensitas Modal
(Julius, 2017:1168). Dengan kata lain, laporan arus Menurut Shaheen dan Malik (2012:1063)
kas ini memberikan informasi yang relevan tentang capital intensity ratio is amount of money invested
penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan in order to get one dollar worth of output. Capital
pada suatu periode tertentu. intensity is calculated as total assets to sales.
Menurut Sayari dan Mugan (2013) cash Menyatakan bahwa intensitas modal merupakan
flow components contain relevant information in sejumlah uang yang diinvestasikan untuk
identifying financial health or deterioration of mendapatkan output senilai satu dolar. Intensitas
companies. Hal tersebut mengartikan bahwa arus modal dapat diproksikan dengan membandingkan
kas memiliki informasi yang relevan dalam antara total aset dengan penjualan.
mengidentifikasi kesehatan keuangan atau Sedangkan menurut Ehrhardt dan Brigham
kemunduran suatu perusahaan. Hal ini semakin (2016:524) dalam (Nelmida dan Siregar, 2016)
menggambarkan pentingnya peranan arus kas dengan Capital Intensity Ratio (CIR) yang relatif
dalam menentukan kelancaran kegiatan tinggi akan sangat membutuhkan sejumlah besar
perusahaan. aset untuk menghasilkan tambahan penjualan, dan
dengan demikian akan membutuhkan pembiayaan
eksternal yang lebih besar.

19
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 : 18 - 29 ISSN Cetak : 2337-3997
ISSN Online : 2613-977

Disisi lain Lee, et al (2011) menyatakan bahwa


X = -4,3 – 4,5X1 + 5.7X2 – 0,004X3
ada perspektif lain dari intensitas modal yang
menunjukkan jika intensitas modal memiliki peran Sumber: Novietta dan Minan (2017)
penting dalam menurunkan tingkat kesulitan Dimana:
keuangan. Karena perusahaan padat modal akan X1 = Return On Assets (Laba Bersih terhadap Total
dapat mempertahankan proporsi yang lebih besar Aktiva)
dari aset tetap dibandingkan dengan perusahaan X2 = Debt to Total Assets Ratio (Total Utang
yang lain, sehingga aset tetap ini dapat dijadikan terhadap Total Aktiva)
sebagai agunan untuk mengurangi terjadinya X3 = Current Ratio (Aktiva Lancar terhadap Utang
tingkat kesulitan keuangan. Lancar)
Pada penelitian ini, intensitas modal Kualifikasi :
diproksikan dengan:
X = - (negatif) : Perusahaan tidak berpotensi
kesulitan keuangan
X = + (positif) : Perusahaan berpotensi
kesulitan keuangan
Sumber: (Nelmida dan Siregar, 2016) Sumber: Desmawati et al (2016:7)

Kesulitan Keuangan Nilai Cut-off yang berlaku dalam model ini


Perusahaan yang mengalami masalah dalam adalah 0. Hal ini berarti perusahaan yang nilai X-
kondisi keuangan sangat memungkinkan nya lebih besar dari atau sama dengan 0 diprediksi
perusahaan tersebut mulai memasuki masa akan mengalami kesulitan keuangan (distress) di
kesulitan keuangan. Menurut Novietta dan Minan masa depan. Sebaliknya, perusahaan yang
(2017) kesulitan keuangan sebagai tahap memiliki nilai X lebih kecil dari 0 diprediksi tidak
penurunan kondisi keuangan sebelum terjadinya akan mengalami kesulitan keuangan (non-distress).
kebangkrutan atau likuidasi. Dengan kata lain, nilai negatif pada kesulitan
Menurut Fahmi (2014:169) kesulitan keuangan keuangan menandakan kondisi kesehatan
dimulai dari ketidakmampuan memenuhi perusahaan relatif lebih kuat (terbebas dari
kewajiban-kewajibannya, terutama kewajiban yang kesulitan keuangan), sedangkan nilai positif pada
bersifat jangka pendek termasuk kewajiban kesulitan keuangan menunjukkan bahwa kesehatan
likuiditas dan juga termasuk kewajiban dalam keuangan perusahaan relatif lemah (terindikasi
kategori solvabilitas. kesulitan keuangan) (Sayari dan Mugan, 2013:98).
Pengukuran kesulitan keuangan pada Berdasarkan uraian tersebut disusun suatu
penelitian ini menggunakan model Zmijewski. paradigma penelitian terkait dengan pengaruh
Model Zmijewski merupakan model prediksi yang ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan dala
dihasilkan oleh Zmijewski pada tahun 1983 leverage terhadap kesulitan keuangan sebagaimana
sebagai hasil riset selama 20 tahun yang ditelaah pada gambar 1
ulang (Prihanthini dan Sari, 2013).

Gambar 1.
Kerangka Pemikiran
20
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 : 18 - 29 ISSN Cetak : 2337-3997
ISSN Online : 2613-9774

Hipotesis 1. Uji Normalitas Data


2. Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan hubungan antara tujuan penelitian 3. Uji Autokorelasi
serta kerangka pemikiran teoritis terhadap rumusan 4. Uji Multikolinearitas
masalah penelitian ini, maka hipotesis yang
diajukan adalah sebagai berikut: Koefisien Korelasi
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara arus Analisis kolerasi bertujuan untuk mengukur
kas dalam memprediksi tingkat kesulitan kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua
keuangan pada PT Indah Karya (Persero) variabel, sehingga diperlukan untuk menghitung
Periode 2013-2017 secara parsial. dan menginterpretasikan hubungan yang terjadi
2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara pada antar variabel penelitian.
leverage dalam memprediksi tingkat kesulitan
Koefisien Determinasi
keuangan pada PT Indah Karya (Persero)
Analisis koefisien determinasi (KD) digunakan
Periode 2013-2017 secara parsial.
untuk melihat seberapa besar variabel independen
3. Intensitas modal mampu memoderasi secara
(X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y)
signifikan pengaruh leverage terhadap tingkat
yang dinyatakan dalam persentase. Besarnya
kesulitan keuangan pada PT Indah Karya
koefisien determinasi dihitung dengan
(Persero) Periode 2013-2017.
menggunakan rumus sebagai berikut:
4. Intensitas modal mampu memoderasi secara
signifikan pengaruh arus kas terhadap tingkat
kesulitan keuangan pada PT Indah Karya Kd = r2 x 100%
(Persero) Periode 2013-2017.
5. Terdapat pengaruh antara arus kas dan leverage Sumber: Sugiyono (2013:159)
dalam memprediksi tingkat kesulitan keuangan
pada PT Indah Karya (Persero) Periode 2013- Untuk memudahkan pelaksanaan analisis data,
2017 secara simultan. maka penelitian ini akan menggunakan program
SPSS for windows versi 20.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah Analisis Regresi Berganda (MRA)
deskriptif verifikatif dengan pendekatan Analisis regresi yang digunakan dalam
kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian penelitian ini adalah regresi linier berganda dengan
diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya. model Moderated Regression Analysis (MRA).
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa Analisis regresi berganda ini diperlukan peneliti
Laporan Keuangan Triwulan PT Indah Karya untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik
(Persero) tahun 2013-2017. turunnya) variabel dependen (kriterium), dan
Adapun teknik penelitian yang digunakan variabel independen sebagai prediktor
dalam penelitian ini adalah analisis linear berganda dimanipulasi kondisi naik turunnya. Variabel
dan analisis regresi moderasi (MRA). Moderate Regretion Analysis (MRA) sering
disebut juga dengan uji interaksi yang merupakan
Uji Asumsi Klasik aplikasi khusus regresi berganda linear dimana
Untuk memperoleh penelitian yang lebih akurat dalam persamaan regresinya mengandung unsur
pada model regresi linier berganda maka dilakukan interaksi (perkalian dua atau lebih variabel
pengujian asumsi klasik. Beberapa asumsi klasik independen). Persamaan regresi berganda dan
regresi sebagai alat untuk menganalisis pengaruh moderasinya sebagai berikut:
variabel-variabel yang diteliti terdiri atas:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e ...................... (1)


Y = a + b1X1 + b2X2 + b3Z + b4X1Z + b5X2Z + e ............................................ (2)

21
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 : 18 - 29 ISSN Cetak : 2337-3997
ISSN Online : 2613-977

PEMBAHASAN
Deskriptif Data Hasil Variabel Penelitian
Tabel 1.
Arus Kas, Leverage, Intensitas Modal dan Tingkat Kesulitan Keuangan PT. Indah Karya Tahun 2013-
2017

Sumber: data diolah


Berdasarkan tabel 1, terlihat bahwa arus kas PT Indah Karya (Persero) berada di dibawah nilai
berada dalam kondisi yang cenderung negatif cut-off, dimana nilai X lebih kecil dari 0, kecuali
dalam beberapa waktu terakhir. Disamping itu pada tahun 31 Mei 2013, nilai X berada diatas 0.
leverage, berada dalam kondisi yang cukup tinggi
Uji Asumsi Klasik
karena setiap tahunnya menaik yang membuat
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, ada
leverage berada diatas standar rasio. Karena
beberapa asumsi yang harus terpenuhi agar
standar rasio untuk leverage yang diproksikan oleh
kesimpulan tidak bias. Diantaranya adalah uji
DAR adalah 35%. Selanjutnya, intensitas modal
normalitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi,
berada dalam kondisi yang fluktuatif. Sedangkan
uji multikolinearitas.
untuk kesulitan keuangan, nilai kesulitan keuangan
Uji Normalitas Data
Tabel 2.
Hasil Pengujian Asumsi Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sumber: Hasil pengolahan menggunakan software SPSS 20

Berdasarkan tabel 2, menunjukkan nilai dibandingkan dengan nilai signifikansi sebesar


Asymp Sig (2-tailed) sebesar 0,336 untuk ukuran 0,05, maka dapat dikatakan databerdistribusi
perusahaan, 0,925 untuk pertumbuhan penjualan, normal, sehingga dengan normalnya data maka
0,874 untuk leverage dan 0,980 untuk kesulitan layak untuk dilanjutkan penelitian.
keuangan. Nilai tersebut, lebih besar bila
22
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 : 18 - 29 ISSN Cetak : 2337-3997
ISSN Online : 2613-9774

Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Hasil pengolahan menggunakan software SPSS 20


Gambar 2.
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar 2, hasil uji tertentu, dengan demikian tidak terjadi
heteroskedastisitas terlihat bahwa titik-titik heteroskedastisitas pada model regresi ini.
menyebar secara acak serta tidak membentuk pola Uji Autokorelasi
Dalam penelitian ini uji autokorelasi
menggunakan run test.
Tabel 3.
Hasil Pengujian Asumsi Autokorelasi
Run Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -,15425


Cases < Test Value 10
Cases >= Test Value 10
Total Cases 20
Number of Runs 12
Z ,230
Asymp. Sig. (2-tailed) ,818
Sumber: Hasil pengolahan menggunakan software SPSS 20
Berdasarkan tabel 3, hasil uji autokorelasi signifikansi (5% atau 0,05), maka dapat dikatakan
terlihat bahwa nilai Asymp Sig. (2-Tailed) sebesar tidak terjadi autokorelasi.
0,818 nilai tersebut lebih besar daripada nilai
Uji Multikolinearitas
Tabel 4.
Hasil Pengujian Asumsi Multikolinearitas
Coefficients

Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
(Constant)
Arus Kas ,909 1,100
Leverage ,909 1,100
Intensitas Modal ,702 1,425
Dependent Variable: Tingkat Kesulitan.Keuangan

Sumber: Hasil pengolahan menggunakan software SPSS 20


Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat bahwa intensitas modal 0,702. Hasil tersebut
nilai tolerance arus kas 0,909, leverage 0,909 dan menunjukkan bahwa masing-masing nilai
23
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 : 18 - 29 ISSN Cetak : 2337-3997
ISSN Online : 2613-977

tolerance tidak lebih dari 0,1 dan nilai Variance bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas antara
Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan lebih variabel independen.
kecil dari 10, dengan demikian dapat disimpulkan
Koefisien Determinasi
Tabel 5.
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi

Sumber: Hasil pengolahan menggunakan software SPSS 20


Berdasarkan tabel 5, diperoleh R Square mempengaruhi kesulitan keuangan sebesar 0,647
sebesar 0,647, ini mengartikan bahwa arus kas, atau 64,7% dan sisanya sebesar 35,3% dipengaruhi
leverage dan intensitas modal bersama-sama oleh variabel lain diluar penelitian.

Hasil Analisis Regresi Berganda dan Analisis Regresi Moderasi


Tabel 6.
Analisis Regresi Berganda

Tabel 7.
Analisis Regresi Moderasi

Sumber: Hasil pengolahan menggunakan software SPSS 20

Dari tabel tersebut, dibentuk persamaan regresi linier sebagai berikut:


Y = -3,063 + (-4,032X1) + 1,670 X2 + ℮ ... (1)
Y = -2,173 + (-2,406X1) + 0,196X2 + (–0,109Z) + (-,472X1Z) + 0,158X2Z) + ℮ .... (2)

24
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 : 18 - 29 ISSN Cetak : 2337-3997
ISSN Online : 2613-9774

Uji Simultan
Tabel 8.
Hasil Uji Simultan (Uji F)

Sumber: Hasil pengolahan menggunakan software SPSS 20

Pengaruh Arus Kas terhadap Kesulitan atau sebaliknya. Dikarenakan selang waktu hanya
Keuangan satu tahun terjadinya fluktuasi tersebut, maka
Berdasarkan hasil penelitian tentang besar potensi perusahaan cenderung rendah untuk
kecilnya pengaruh variabel bebas secara parsial, mengalami tingkat kesulitan keuangan.
diperoleh hasil untuk pengaruh arus kas dalam Minimnya nilai arus kas operasi
memprediksi tingkat kesulitan keuangan adalah dikarenakan meningkatnya piutang karya dan
thitung lebih besar dari ttabel (-4,388 > 2,120) dengan piutang dagang, yang mengakibatkan perusahaan
tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,000 < mengalami penundaan dalam penerimaan kasnya.
0,05) dan nilai standardized coefficients beta untuk Sehingga perusahaan lebih memungkinkan
variabel arus kas yaitu sebesar -0,670 atau setara menggunakan utang guna membiayai kegiatan
dengan -67% besarnya pengaruh arus kas terhadap operasional dan kewajiban lancarnya. Jika
tingkat kesulitan keuangan. Hasil tersebut perusahaan meningkatkan arus kasnya dengan cara
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif dan pendanaan dari luar, maka akan semakin membuat
signifikan antara arus kas dalam memprediksi perusahaan mendekati tingkat kesulitan keuangan.
tingkat kesulitan keuangan. Hal ini dapat dimungkinkan bahwa terdapat pola
Hal ini mengartikan bahwa pengaruh arus hubungan antara arus kas dengan tingkat kesulitan
kas terhadap tingkat kesulitan keuangan dalam keuangan berarah negatif.
interval yang sedang yakni sebesar 67%. Dari hasil Sejalan dengan penelitian (Julius, 2017)
penelitian ini pengaruhnya signifikan dengan yang menyatakan arus kas berpengaruh signifikan
begitu pengaruhnya cukup memiliki nilai yang terhadap financial distress. Hal ini dikarenakan
begitu berarti. Namun, apabila dilihat dari cut off arus kas dari aktivitas operasi dapat menentukan
tingkat kesulitan keuangannya, ternyata PT Indah apakah dari operasi perusahaan dapat
Karya (Persero) masih dalam zona aman. Hal ini mengahasilkan kas yang dapat digunakan untuk
mengartikan bahwa signifikansi dari minimnya melunasi pinjaman, dan memelihara kemampuan
nilai arus kas, masih dapat teratasi dengan baik. operasi perusahaan, sehingga nilai perusahaan akan
Hal tersebut dimungkinkan karena arus kas operasi naik dan perusahaan akan jauh dari kondisi
bernilai lebih kecil dari total aktiva yang financial distress.
didominasi oleh aktiva tetap yang dimiliki oleh PT Namun penelitian ini tidak sejalan dengan
Indah Karya (Persero) serta cukup tingginya penelitian (Djongkang dan Rita, 2014) dan (Rice,
piutang perusahaan. 2015) yang menyatakan bahwa arus kas tidak
Selain itu, signifikannya pengaruh dari berpengaruh signifikan terhadap financial distress.
arus kas terhadap tingkat kesulitan keuangan ini Hal ini karena arus kas dinilai memiliki informasi
dapat pula disebabkan oleh kondisi dimana laporan keuangan yang cukup kompleks atau pun
perusahaan memiliki arus kas yang sangat arus kas cenderung mengalami konsistensi yang
fluktuatif, sementara kondisi tingkat kesulitan baik sehingga tidak memberikan dampak yang
keuangan dari perusahaan cenderung stabil. cukup signifikan terhadap kelangsungan
Fluktuasi arus kas terkadang terjadi secara ekstrim, perusahaan.
dimana pada sebuah periode perusahaan memiliki
arus kas yang sangat rendah namun pada periode Pengaruh Leverage terhadap Kesulitan
berikutnya arus kas yang dimiliki sangat tinggi. Keuangan
Apabila perubahan tersebut terjadi dalam selang Berdasarkan hasil penelitian tentang besar
waktu satu periode maka terjadi kondisi dimana kecilnya pengaruh variabel bebas secara parsial,
perusahaan mengalami kerugian pada satu periode diperoleh hasil untuk pengaruh leverage yang
namun periode berikutnya mengalami keuntungan, diproksikan dengan debt to total assets ratio dalam
25
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 : 18 - 29 ISSN Cetak : 2337-3997
ISSN Online : 2613-977

memprediksi tingkat kesulitan keuangan adalah arus kas terhadap tingkat kesulitan keuangan. Hal
thitung lebih kecil dari ttabel (1,819 < 2,446) dengan ini dilihat dari nilai signifikan variabel interaksi
tingkat signifikan sebesar 0,086 > 0,05 dan nilai (AK*IM) yang melebihi 0,05 ( 0,223 > 0,05) dan
standardized coefficients beta untuk variabel nilai standardized coefficients beta untuk variabel
leverage yaitu sebesar 0,278 atau setara dengan interaksi (AK*IM) yaitu sebesar -0,434 atau setara
27,8% besarnya pengaruh leverage terhadap dengan -43,4% besarnya pengaruh variabel
kesulitan keuangan. Hasil tersebut menunjukan interaksi (AK*IM) terhadap kesulitan keuangan.
bahwa terdapat pengaruh positif dan tidak Serta nilai koefisien regresi sebesar -0,472 yang
signifikan antara leverage dalam memprediksi memiliki arah negatif mengindikasikan bahwa
tingkat kesulitan keuangan. semakin tinggi intensitas modal yang diiringi
Hal ini mengartikan bahwa pengaruh peningkatan arus kas maka semakin rendah
leverage terhadap tingkat kesulitan keuangan terjadinya tingkat kesulitan keuangan.
relatif kecil yang mengartikan semakin Ketidaksignifikansian variabel intensitas
meningkatnya nilai leverage tidak serta merta modal mengartikan bahwa adanya intensitas modal
dapat meningkatkan tingkat kesulitan keuangan. tidak mampu memberikan kontribusi antara
Dari hasil penlitian ini pengaruhnya tidak pengaruh arus kas kepada tingkat kesulitan
signifikan dengan begitu pengaruhnya tidak keuangan, baik dalam peningkatan atau pun
memiliki arti. penurunan dalam terjadinya kesulitan keuangan.
Ketidaksignifikansian tersebut Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
dimungkinkan karena perusahaan dengan leverage penelitian DeFond dan Hung (2003:79) yang
yang tinggi belum tentu menjamin perusahaan menyatakan bahwa intensitas modal dapat
tersebut terkena kesulitan keuangan, karena membuat arus kas masa depan lebih baik lagi,
perusahaan yang memiliki nilai leverage tinggi sehingga dapat menghindarkan dari tingkat
belum tentu memiliki beban yang tinggi sehingga kesulitan keuangan.
laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan rendah, Berdasarkan penjelasan yang telah
akan tetapi dimungkinkan nilai leverage yang diuraikan, hasil penelitian ini tidak dapat
tinggi tidak diikuti beban yang semakin tinggi digeneralisasikan, hal ini disebabkan karena hasil
sehingga perusahaan mampu menghasilkan laba penelitian hanya berlaku pada perusahaan yang
yang tinggi dan tidak terkena kesulitan keuangan menjadi sampel dalam penelitian ini, jenis
(Kusanti dan Andayani, 2015:18). Terlebih lagi perusahaan yang berbeda dan laporan keuangan
nilai aktiva yang dimiliki oleh PT Indah Karya yang berbeda dapat mempengaruhi hasil penelitian.
(Persero) cenderung naik, sehingga diprediksi
mampu menutupi utang perusahaan.
Pengaruh Intensitas Modal dalam Memoderasi
Selain itu, besar kecilnya jumlah total aset
Pengaruh Leverage Terhadap Tingkat
yang digunakan untuk membiayai utang tidak bisa
Kesulitan Keuangan PT Indah Karya
menentukan perusahaan akan mengalami kondisi
(Persero).
tingkat kesulitan keuangan atau tidak apabila
Peningkatan intensitas modal juga dapat
perusahaan mampu menggunakan sumber daya
meningkatkan jumlah utang perusahaan
yang berasal dari utang tersebut dengan baik serta
dikarenakan sejumlah besar investasi dalam bentuk
pengelolaan manajemen perusahaan yang baik dan
aset cenderung didanai dari pinjaman luar (Pourali,
efisien.
et al, 2013). Hal ini dapat meningkatkan jumlah
Hasil penelitian ini sejalan dengan
utang perusahaan.
penelitian yang dilakukan oleh Kariani dan
Berdasarkan hasil pengujian regresi
Budiasih, 2017 dan Nugraha dan Fajar (2018:38)
menunjukkan intensitas modal tidak mampu secara
yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh
signifikan memoderasi pengaruh signifikan antara
tidak signifikan pada financial distress. Namun
leverage terhadap tingkat kesulitan keuangan. Hal
tidak sejalan dengan penelitian (Yustika, 2015:13)
ini dilihat dari nilai signifikan variabel interaksi
yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh
(Lev*IM) yang melebihi 0,05 (0,144 > 0,05). Nilai
signifikan terhadap financial distress.
standardized coefficients beta untuk variabel
interaksi (Lev*IM) yaitu sebesar 0,556 atau setara
Pengaruh Intensitas Modal dalam Memoderasi dengan 55,6% besarnya pengaruh variabel
Pengaruh Arus Kas Terhadap Tingkat interaksi (Lev*IM) terhadap tingkat kesulitan
Kesulitan Keuangan PT Indah Karya (Persero) keuangan. Serta nilai koefisien regresi sebesar
Berdasarkan hasil pengujian regresi 0,158 yang memiliki arah positif.
menunjukkan intensitas modal tidak mampu secara Ketidaksignifikansian variabel intensitas
signifikan memoderasi pengaruh signifikan antara modal mengartikan bahwa adanya intensitas modal
26
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 : 18 - 29 ISSN Cetak : 2337-3997
ISSN Online : 2613-9774

tidak mampu memberikan kontribusi antara hubungan yang signifikan dari intensitas modal
pengaruh leverage kepada tingkat kesulitan dalam memoderasi pengaruh leverage terhadap
keuangan, baik dalam peningkatan atau pun financial distress. Namun tidak sejalan dengan
penurunan dalam terjadinya kesulitan keuangan. penelitian (Lee, et al, 2011) yang menyatakan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian bahwa intensitas modal mampu memoderasi
(Pourali, et al, 2013) menyatakan tidak ada hubungan leverage terhadap financial distres.

Pengaruh Arus Kas dan Leverage dalam Memprediksi Tingkat Kesulitan Keuangan dengan Intensitas
Modal sebagai Pemoderasi pada PT Indah Karya (Persero)

Gambar 3.
Pengaruh Arus Kas dan Leverage dalam Memprediksi Tingkat Kesulitan Keuangan dengan Intensitas
Modal sebagai Pemoderasi
terjadinya kesulitan keuangan. Pada penelitian ini
Berdasarkan gambar.3 dapat terlihat
menemukan bahwa variabel yang memiliki
bahwa nilai R square dari pengaruh arus kas dan
pengaruh paling kuat dan positif terhadap kesulitan
leverage dalam memprediksi tingkat kesulitan
keuangan adalah variabel intensitas modal dalam
keuangan dengan intensitas modal sebagai
memoderasi leverage terhadap tingkat kesulitan
pemoderasi adalah sebesar 0,647 atau 64,7%. Hal
keuangan sebesar 55,6%.
tersebut mengartikan bahwa arus kas, leverage dan
Serta, penelitian ini menyempurnakan dari
intensitas modal secara simultan memberikan
penelitian sebelumnya yakni penelitian dari Lee et
pengaruh sebesar 64,7% dalam memprediksi
al (2011:434) dan Pourali, et.al ( 2013:3838) yang
kesulitan keuangan dan sisanya 35,3% dipengaruhi
menggunakan variabel intensitas modal sebagai
oleh faktor lain yang tidak diteliti. Hasil uji
pemoderasi antara leverage dan tingkat kesulitan
hipotesis dengan uji simultan (Uji F) menunjukan
keuangan. Namun, pada penelitian ini terdapat
Fhitung lebih besar dari Ftabel ( 9,784 > 3,84) dengan
penambahan variabel independen yaitu arus kas.
nilai signifikan sebesar 0,001 yang lebih kecil dari
Dan, terdapat perbedaan lokus dari penelitian ini
0,05 artinya pada PT. Indah Karya (Persero)
dengan penelitian terdahulu, dimana dua peneliti
periode 2013-2017.
terdahulu melakukan penelitian di restoran dan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut
bursa efek Teheran bidang jasa dan manufkatur,
menunjukkan bahwa untuk memprediksi tingkat
sedangkan penulis melakukan riset pada Badan
kesulitan keuangan, arus kas dan leverage harus
Usaha Milik Negara (BUMN) disektor jasa
seiring sejalan dengan intensitas modal. Hal ini
profesional, ilmiah, dan teknis.
dikarenakan dengan penurunan nilai arus kas yang
negatif bila didukung dengan peningkatan
intensitas modal dan disertai dengan penurunan PENUTUP
jumlah utang, dapat meminimalisir potensi Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
terjadinya kesulitan keuangan. pengaruh antar variabel yaitu variabel arus kas,
Temuan ini mengemukakan bahwasannya leverage dan intensitas modal serta tingkat
pada penelitian sebelumnya tidak menjelaskan kesulitan keuangan. Hasil yang ditemukan adalah
variabel independen mana yang memiliki pengaruh terdapat pengaruh yang siginifikan dengan arah
yang cukup kuat dan positif dalam mempengaruhi negatif antara arus kas dalam memprediksi
27
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 : 18 - 29 ISSN Cetak : 2337-3997
ISSN Online : 2613-977

kesulitan keuangan, terdapat pengaruh yang tidak Kusanti, O., & Andayani. (2015). Pengaruh Good
siginifikan dengan arah positif antara leverage Corporate Governance Dan Rasio Keuangan
dalam memprediksi kesulitan keuangan. Terhadap Financial Distress. Jurnal Ilmu &
Intensitas modal tidak mampu memoderasi Riset Akuntansi, 4(10), 1–22.
pengaruh antara arus kas terhadap tingkat kesulitan
Lee, S., Koh, Y., & Kang, K. H. (2011).
keuangan dan intensitas modal mampu
International Journal of Hospitality
memoderasi pengaruh leverage terhadap tingkat
Management Moderating effect of capital
kesulitan keuangan pada PT. Indah Karya
intensity on the relationship between leverage
(Persero). Serta secara simultan, terdapat pengaruh
and financial distress in the U . S . restaurant
yang signifikan antara arus kas dan leverage dalam
industry. International Journal of Hospitality
memprediksi kesulitan keuangan dengan intesitas
Management, 30(2), 429–438.
modal sebagai pemoderasi.
https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2010.11.002
REFERENSI Mulyanti, D., & Priastari, R. (2018). Pengaruh
struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan
DeFond, M. L., & Hung, M. (2003). An empirical terhadap penentuan struktur modal, 35–40.
analysis of analyst’s cash flow forecasts. Nelmida, & Siregar, S. O. . (2016). Pengaruh
Journal of Accounting and Economics, 35(1), Perubahan Penjualan , Capital Intensity Ratio
73–100. https://doi.org/10.1016/S0165- , Debt to Asset Ratio , dan Current Ratio
4101(02)00098-8 terhadap Cost Stickiness dalam Perusahaan di
Desmawati, Kamaliah, & Wijaya, E. Y. (2016). Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi,
Analisis Prediksi Kebangkrutan dengan Manajemen Dan Perbankan, 2(1), 1–10.
Model Altman, Springate, Grover & Novietta, L., & Minan, K. (2017). Komparasi
Zmijewski pada Industri Manufaktur di BEI. Model Kebangkrutan Pada Perusahaan
Jurnal Tepak Manajemen Bisnis, Viii(2), 1– Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa
19. Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Dan Bisnis,
Djongkang, F., & Rita, M. R. (2014). Manfaat 3(1), 118–143.
Laba Dan Arus Kas Untuk Memprediksi Nugraha, A., & Fajar, C. M. (2018). Financial
Kondisi Financial Distress, (Sancall). Distress pada PT Panasia Indo Resources
Fahmi, I. (2014). Pengantar Manajemen Tbk. Jurnal Inspirasi Bisnis Dan Manajemen,
Keuangan. Bandung: Penerbit Alfabeta. 2(1), 29–42.
Irsanti, S. W. (2017). Pengembangan Media Pourali, M. R., Samadi, M., & EnsiehKarkani.
Pembelajaran Ekonomi Berbasis Video (2013). The study of relationship between
Untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi capital intensity and financial leverage with
Belajar Siswa Kelas X IPA 2 Tahun Ajaran degree of financial distress in companies
2016/2017. listed in Tehran Stock Exchange, 4(12),
3830–3839.
Julius, F. (2017). Pengaruh Financial Leverage,
Firm Growth, Laba dan Arus Kas Terhadap Prihanthini, N. M. E. D., & Sari, M. M. R. (2013).
Financial Distress (Studi Empiris pada Analisis Prediksi Kebangkrutan Dengan
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Model Grover, Altman Z-Score, Springate
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014). Dan Zmijewski Pada Perusahaan Food And
JOM Fekon, 1164–1178. Beverage Di Bei, 3, 544–560.
Kariani, N. P. E. K. K., & Budiasih, I. G. A. N. Ramadhiani, A. (2017). Berikut 6 Anggota
(2017). Firm Size Sebagai Pemoderasi “Holding” BUMN Perumahan. Kompas.com.
Pengaruh Likuiditas , Leverage , Dan Retrieved from
Operating Capacity Pada Financial Distress. https://properti.kompas.com/read/2017/01/17/
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 173000121/berikut.6.anggota.holding.bumn.p
20(3), 2187–2216. erumahan
Kasmir. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Rice. (2015). Altman Z-Score : Mendeteksi
Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada. Financial Distress. Jurnal Wira Ekonomi
Mikroskill, 5, 111–120.
Kementrian Badan Usaha Milik Negara Republik
Indonesia. (2017). Kementerian BUMN. Sari, N. L. K. M., & Putri, I. G. A. M. A. D.
(2016). Kemampuan Profitabilitas
28
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 : 18 - 29 ISSN Cetak : 2337-3997
ISSN Online : 2613-9774

Memoderasi Pengaruh Likuiditas Dan


Leverage Terhadap Financial Distress. E-
Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Udayana, 10(5), 3419–3448.
Sayari, N., & Mugan, F. N. C. S. (2013). Cash
Flow Statement as an Evidence for Financial
Distress. Universal Journal of Accounting
and Finance, 1(3), 95–103.
https://doi.org/10.13189/ujaf.2013.010302
Shaheen, S., & Malik, Q. A. (2012). The Impact of
Capital Intensity , Size of Firm And
Profitability on Debt Financing In Textile
Industry of Pakistan. Interdisciplinary
Journal Of Contemporary Research In
Business, 3(10), 1061–1066.
Simanjuntak, C., Titik, F., & Aminah, W. (2017).
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Financial Distress ( Studi Pada Perusahaan
Transportasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Selama 2011 - 2015 ). Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Telkom,
4(2), 1580–1587. Retrieved from
https://repository.telkomuniversity.ac.id/pusta
ka/files/136783/jurnal_eproc/pengaruh-rasio-
keuangan-terhadap-fin
Srikalimah. (2017). Pengaruh Profitabilitas,
Likuiditas dan Leverage Dalam Memprediksi
Financial Distress (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI Periode 2009-2013). Akuntansi Dan
Ekonomi, 2(1). https://doi.org/ISSN: 2541-
0180
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sumiyati, Y. (2013). Peranan BUMN dalam
Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan untuk Meningkatkan
Kesejahteraan Rakyat, 20(3), 460–481.
Yustika, Y. (2015). Pengaruh Likuiditas, Leverage,
Profitabilitas, Operating Capacity Dan Biaya
Agensi Manajerial Terhadap Financial
Distress (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2011-2013). JOM Fekon,
2(2), 1–15.

29

You might also like