You are on page 1of 8

STRATEGI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA

KOLORAY KECAMATAN MOROTAI SELATAN

Oleh:
Ronald Tambelangi dan Darius Arkwright

Abstract
Morotai Island Regency is an archipelagic regency which rich with fisheries and marine
resources. Most of its population living in the coastal areas and their lives depend on
fisheries resources. But the reality was most of them still live below the poverty line.
Empowerment of is a program to improve public people community. After this program
runs its need to evaluate extend of implementation of the empowerment can solve the
community problems. That was interesting to analyze the implementation of
empowerment programs in koloray of southern Morotai. This study aims to analyze the
implementation of empowerment programs, identification of factors which influence
empowerment programs and determine the priority of empowerment strategy. It uses a
survey method with a case study approach, using a descriptive analysis to portray the
implementation of empowerment programs, then the results can be interpreted in a brief
and fulfill. It’s also using SWOT analysis for identification of internal and external
factors which influenced the implementation of empowerment programs. The last one
was develop the policy strategies for empowerment program at the site. The analysis
showed that internal and external factors were much influenced the implementation of the
empowerment programs at site. Empowerment program development strategies which
can be apply at the site are (1) socio-economic improvement, (2) development of market
access, (3) increasing of field assistant productivity, (4) empowerment sustainability by
the government, and (5) development of seaweed farming methods.

Keywords: Empowerment, SWOT, Empowerment strategies

A. Pendahuluan

Wilayah pesisir kecamatan Morotai melalui program pemberdayaan


Selatan adalah salah satu wilayah dari masyarakat.
kabupaten Pulau Morotai yang memiliki Menurut Pattiasina (2010),
potensi sumber daya perairan untuk Pemberdayaan atau empowerment
pengembangan usaha di bidang perikanan merupakan sebuah konsep yang lahir
(budidaya dan tangkap). Pengembangan sebagai bagian dari perkembangan dan
pemanfaatan potensi sumberdaya perairan pemikiran serta kecenderungan.
pantai di wilayah kecamatan Morotai Kecenderungan primer merupakan
Selatan diarahkan secara optimal untuk pemberdayaan yang menekankan pada
meningkatkan kesejahteraan masyarakat proses memberikan atau mengalihkan
setempat dengan tetap memperhatikan sebagian kekuasaan, kekuatan atau
aspek kelestarian sumberdaya secara kemampuan kepada masyarakat agar
efektif, efisien, optimal dan berkelanjutan, individu menjadi lebih berdaya.
Sedangkan, kecendrungan sekunder
merupakan pemberdayaan yang B. Metodologi Penelitian
menekankan pada proses stimulasi,
mendorong atau memotivasi individu agar Metodologi yang digunakan dalam
mempunyai kemampuan atau keberdayaan penelitian ini adalah pertama dengan
untuk menentukan apa yang menjadi melakukan observasi di lokasi penelitian,
pilihan mereka. Nikijuluw (2001), untuk mengetahui program pemberdayaan
menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah yang dilakukan di lokasi penelitian. Untuk
suatu proses untuk berdaya, memiliki mengumpulkan data, dilakukan
kekuatan, kemampuan dan tenaga untuk wawancara dan angket dengan
menguasai sesuatu. menggunakan responden yang telah
Sebagai suatu proses, maka ditentukan sebelumnya. Penentuan
pemberdayaan merupakan langkah awal responden ini berdasarkan pertimbangan
bagi masyarakat yang tidak berdaya bahwa responden dapat memberikan data
menjadi berdaya dimana masyarakat bisa yang valid untuk mendukung penelitian.
memiliki kekuatan, kemampuan serta Analisa data dilakukan secara
menguasai sesuatu yang mampu deskriptif-kualitatif untuk mengevaluasi
berdayakan kehidupan mereka, baik secara pelaksanaan program pemberdayaan
pribadi, keluarga maupun dalam dilokasi penelitian. Metode deskriptif-
masyarakat. kualitatif yaitu memberikan interpretasi
Setelah implementasi program data dan informasi yang diperoleh,
pemberayaan di desa Koloray, maka sehingga menjadi lebih bermakna dari
menarik untuk evalusi hasil realisasi pada sekedar penyajian dalam bentuk
program pemberdayaan, sehingga angka-angka (Surya, 2005).
diperlukan suatu penelitian yang mampu Untuk mengidentifikasi faktor-faktor
memberikan gambaran mengenai yang mempengaruhi pelaksanaan program
pelaksanan program pemberdayaan di desa serta perumusan strategi pemberdayaan
Koloray kecamatan Morotai Selatan. masyarakat, dilakukan analisis SWOT.
Berdasarkan permasalahan tersebut, SWOT mengidentifikasi situasi internal
maka penelitian ini bertujuan untuk dan eksternal berupa faktor-faktor yang
mengetahui pelaksanaan program menjadi kekuatan dan kelemahan dan
pemberdayaan masyarakat yang faktor-faktor yang menjadi peluang dan
diimplementasikan di desa Koloray. ancaman dari program pemberdayaan
Kemudian dilakukan identifikasi faktor- dengaan pengembangan budidaya rumput
faktor yang mempengaruhi pelaksanaan laut di lokasi penelitian. Identifikasi situasi
program pemberdayaan masyarakat di ini merupakan basis informasi untuk
desa Koloray, serta merumuskan strategi analisis matriks SWOT, dengan tahapan a)
pemberdayaan masyarakat yang membuat daftar kekuatan internal, b)
direkomendasikan di lokasi penelitian. membuat daftar kelemahan internal, c)
Mengingat luasnya cakupan pembahasan membuat daftar peluang eksternal, dan d)
suatu program pemberdayaan masyarakat, membuat daftar ancaman eksternal, pada
maka pada penelitian ini yang menjadi program pemberdayaan di lokasi
objek penelitian adalah kelompok penelitian (Rangkuti dalam Sipahelut,
masyarakat pembudidaya rumput laut di 2010).
lokasi penelitian.
C. Hasil Penelitian usaha, peran Dinas Perikanan dan
Kelautan selaku pelaksana dan dukungan
1. Pelaksanaan program pendamping.
pemberdayaan masyarakat Data Tabel.1 memberikan gambaran
Pelaksanaan proram pemberdayaan tentang jawaban responden atas beberapa
diukur dengan menggunakan standar pertanyaan yang diajukan untuk
penilaian yang terdiri dari pembentukan mengetahui pelaksanaan program
kelompok, sosialisasi yang dilakukan, pemberdayaan di Desa Koloray.
penyerahan bantuan, fasilitas penunjang

Tabel1. Distribusi jawaban responden terhadap pelaksanaan program


pemberdayaan masyarakat
Indikator jawaban (orang)
Jumlah
Sangat Baik Cukup Kurang Tidak
No Standar Penilaian responden
baik baik baik baik
(orang)
5 4 3 2 1
1 Pembentukan kelompok - 17 1 1 2 20
Sosialisasi yang di
2 - 5 3 8 4 20
lakukan
3 Penyerahan bantuan 18 2 - - - 20
4 Fasilitas penunjang usaha - - 2 3 14 20
Peran Dinas Perikanan
5 15 5 - - - 20
selaku pelaksana
6 Peran pendamping - - - - 20 20

Pelaksanaan program dilakukan, peran Dinas Perikanan dan


pemberdayaan dilakukan oleh perangkat Kelautan Kabupaten Pulau Morotai serta
pemerintah kabupaten dalam hal ini Dinas konsultan berjalan baik pada tahap awal.
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pulau Hal ini terlihat pada tabel 1 di atas, dimana
Morotai yang difasilitasi oleh konsultan, pada tahapan pembentukan kelompok dan
dengan tahap pelaksanaan dilakukan penyerahan bantuan mendapatkan
setelah proses perencanaan selesai dan tanggapan yang baik dari responden.
telah ada keputusan pengalokasian dana Namun, dalam pengembangan usaha
kegiatan. budidaya rumput laut selanjutnya tidak
Pelaksanaan kegiatan meliputi ada pendampingan serta minimnya
penetapan tim pengelola kegiatan, fasilitas penunjang bagi masyarakat
sosialisasi dan pengadaan barang dan jasa. sehingga pelaksanaan program tidak bisa
Setelah terimplementasi maka dilakukan optimal. Rendahnya tingkat pendidikan
proses pengamatan dan pengawasan guna dan kurangnya jiwa kewirausahaan juga
mengamati perkembangan pelaksanaan turut menyebabkan manajemen usaha
program, mengidentifikasi permasalahan yang dimiliki oleh masyarakat pemanfaat
untuk ditindak lanjuti dengan langkah- program tidak optimal.
langkah perbaikan yang perlu ditempuh
berdasarkan hasil pengamatan. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Berdasarkan evaluasi pelaksanaan pelaksanan pemberdayaan
program pemberdayaan masyarakat yang masyarakat
Setiap program pemberdayaan dihasilkan oleh masyarakat tidak
yang dilaksanakan seyogianya mampu terorganisir dengan baik dalam
memberikan manfaat, baik bagi target penjualan hasil produksi.
grup maupun masyarakat sekitar 2) Keterbatasan fasilitas penunjang usaha
(Nataniel, 2008). Dalam pelaksanaannya, perikanan menyebabkan proses panen
setiap program pemberdayaan masyarakat dan penjualan hasil masyarakat
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, mengalami kendala.
baik yang berasal dari kelompok 3) Tingkat pendidikan rata-rata rendah.
masyarakat itu sendiri atau dari luar. Hal Rata-rata tingkat pendiddikan
ini juga terjadi pada pelaksanaan program masyarakat pemanfaat program
pemberdayaan daerah tertinggal di lokasi pemberdayaan dalam pengembangan
penelitian, dimana terdapat faktor-faktor usaha rumput laut adalah tamatan
internal dan eksternal yang mempengaruhi Sekolah Dasar, sehingga kurang
jalannya program yang dapat dijelaskan memiliki wawasan untuk menjadi
sebagai berikut: wirausaha yang maju dan bersaing.
4) Terbatasnya aksebilitas terhadap
a. Faktor kekuatan internal modal menyebabkan terbatasnya
perluasan areal budidaya dari
Ada beberapa fakor internal yang masyarakat sehingga hasil produksi
diidentifikasi menjadi kekuatan program belum optimal
pemberdayaan rumput laut di lokasi 5) Tidak sinkronnya pemberdayaan
penelitian, antara lain: masyarakat tanpa dukugan tenaga
1) Dukungan pemerintah yang bekerja pendamping, karena tenaga
sama dengan pihak swasta dalam pendamping merupakan faslitator,
pemberikan bantuan untuk mediator, motifator, edukator,
meningkatan kesejahteraan komunikator, konselor bagi
masyarakat. masyarakat pemanfaat program
2) Usia potensial masyarakat untuk pemberayaan.
menjalankan usaha budidaya rumput 6) Pemberdayaan hanya berorientasi pada
laut proyek menyebabkan proses
3) Semangat tinggi masyarakat dalam pengawasan dari pemerintah terbatas,
pengembangan budidaya rumput laut. sehinga kemandirian masyarakat
4) Pendapatan usaha rumput laut tinggi pemanfaat program tidak tertata
sehingga pemerintah memprioritaskan dengan baik.
pengembangan usaha budidaya rumput
laut untuk meningkatkan kesejahteraan c. Faktor peluang eksternal
masyarakat
Sementara itu, faktor eksternal yang
b. Faktor-faktor kelemahan internal. menjadi peluang pengembangan program
pemberdayaan rumput laut di lokasi
Selain itu juga terdapat beberapa penelitian antara lain:
faktor internal yang menjadi kelemahan 1) Dukungan kebijakan pemerintah
program pemberdayaan rumput laut antara merupakan dasar yang baik bagi
lain: masyarakat untuk mengembangkan
1) Akses pemasaran terbatas sehingga potensi sumberdaya perikanan yang
hasil budidaya rumput laut yang ada di Desa Koloray.
2) Potensi lahan budidaya yang luas 3) Cuaca dan musim buruk menyebabkan
belum dimanfaatkan dengan optimal pertumbuhan serta hasil yang didapat
oleh masyarakat dari masyarakat pembudidaya
3) Kesempatan kerja di bidang perikanan, mengalami penurunan hasil panen.
dengan kebijakan pemerintah dan 4) Harga tidak stabil, karena harga
potensi sumberdaya perikanan di desa ditentukan oleh pedagang lokal.
Koloray membawa dampak yang baik 5) Hewan laut seperti ikan dan penyu
bagi masyarakat untuk mendapatkan yang menjadikan rumput laut sebagai
kesempatan kerja. makanan, menyebabkan kualitas
4) Permintaan hasil produksi rumput laut pertumbuhan lumput laut terhambat.
tinggi, dimana rumput laut merupakan 6) Tidak ada tenaga pendamping, tidak
bahan pokok dari berbagai produk sinkronnya pemberdayaan masyarakat
sehingga usaha budidaya rumput laut tanpa tenaga pendamping yang
begitu menjanjikan. berkualitas di bidangnya.
5) Peran pendamping strategi pemerintah 7) Lokasi jauh dengan pemukiman
yang memprioritaskan peningkatan sehingga mempersulit masyarakat
tenaga pendamping. dalam proses penagawasan.

d. Faktor ancaman eksternal


3. Strategi pengembangan program
Faktor eksternal yang menjadi pembedayaan rumput laut
ancaman program pemberdayaan rumput
laut di lokasi penelitian adalah: Berdasarkan identifikasi faktor-
1) Kualitas dan kuantias bibit merupakan faktor yang mempengaruhi program
dasar dari pengembangan usaha pemberdayaan masyarakat di desa Koloray
budidaya rumput laut karena salah satu tersebut di atas, maka dapat dirumuskan
faktor keberhasilan membudidayakan perbaikan strategi pemberdayaan
rumut laut adalah bibit yang baik. masyarakat pesisir dengan menggunakan
2) Penyakit ice-ice merupakan penyakit hasil penilaian faktor internal dan faktor
yang datangnya dari alam dimana eksternal. Strategi yang digunakan adalah
pemanfaatan lahan untuk budidaya dengan mengembangkan kekuatan-
belum optimal dan pemanfaatan peluang yang dimiliki dan meminimalkan
sumberdaya pesisir yang tidak ramah kelemahan-ancaman yang dihadapi.
lingkungan akan menyebabkan Berdasarkan penilaian faktor internal dan
menurunnya kondisi ekologis perairan eksternal dirumuskan alternatif strategi
seperti suhu, salinitas, oksigen terlarut pemberdayaan masyarakat pesisir dengan
dan lain-lain sehingga dapat menggunakan analisis SWOT dalam
menimbulkan penyakit ice-ice yang bentuk matriks seperti disajikan pada
menghambat pertumbuhan rumput laut Tabel 2.
serta akan berpengaruh terhadap mutu
akhir dari rumput laut.
Tabel 2. Matriks SWOT Program Pemberdayaan di desa Koloray

Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weakness)


 Dukungan  Akses pemasaran
pemerintah dan terbatas (W1)
Faktor
swasta (S1)  Keterbatasan fasilitas
internal  Usia potensial penunjang usaha
masyarakat (S2) perikanan (W2)
 Semangat tinggi  Tingkat pendidikan
(S3) rata-rata rendah (W3)
 Pendapatan usaha  Terbatasnya aksebilitas
rumput laut tinggi terhadap modal (W4)
(S4)  Tidak singkronnya
pemberdayaan
masyarakat tanpa
Faktor
dukugan tenaga
eksternal
pendamping (W5)
 Pemberdayaan hanya
berorientasi pada
proyek. (W6)
Peluang
Strategi SO : Strategi WO :
(Opportunities)
 Dukungan Peningkatan aspek Program peningkatan
kebijakan sosial ekonomi produktifitas tenaga
pemerintah (O1) (S1 s/d S6, O1 s/d pendamping. (W3,
 Potensi lahan O5) W5, O1 s/d O5)
budidaya belum Perbaikan sistem
dimanfaatkan pemasaran. (W1, W2,
dengan optimal W5, W9, O3, O5)
(O2) Pemberdayaan yang
 Kesempatan kerja di kontinyu dari
bidang perikanan pemerintah. (W1 s/d
(O3) W9, O1, O2, O5)
 Permintaan hasil
produksi rumput
laut tinggi (O4)
 Peran pendamping
(O5)
Ancaman (Threats) Strategi ST : Strategi WT :
 Kualitas dan Pengembangan Pengembangan akses
kuantias bibit (T1) teknik budidaya pemasaran. (W1, W3,
 Penyakit ice-ice rumput laut. (S1, W4, T4)
(T2) S2, S3, S5, S6, T1, Peningkatan
 Cuaca dan musim T2, T4, T5) produktiftas tenaga
buruk (T3) pendamping.(W1 s/d
 Lokasi jauh dari W8, T1 s/d T5)
pemukiman (4)
 Harga tidak stabil
(T5)
 Hewan laut (penyu
dan ikan) (T6)
 Tidak ada tenaga
pendamping. (T6)

Dari hasil analisis matriks SWOT keterampilan dan manajemen usaha


tersebut, telah dirumuskan lima strategi masyarakat yang masih sangat lemah.
pengembangan pemberdayaan masyarakat
di lokasi penelitian, yaitu: d) Pemberdayaan yang kontinyu oleh
a) Peningkatan aspek sosial ekonomi pemerintah
Aspek kemampuan sumberdaya Merubah perilaku masyarakat tidak
manusia, ketersediaan potensi sumberdaya semudah membalikkan telapak tanggan.
alam dan lingkungan, ketersediaan Upaya ke arah ini memerlukan waktu yang
infrastruktur yang memadai, kelembagaan panjang, disamping ketekunan dan
yang efektif dan efisien, dan kondisi sosial kesabaran. Oleh karena itu dibutukan
ekonomi yang stabil dan mantap, proses pendampingan yang cukup lama.
merupakan faktor-faktor yang seharusnya Proses pemberdayaaan yang menggunakan
menjadi kekuatan untuk memanfaatkan pendekatan proyek harus ditunjang dengan
peluang yang ada. peran pemerintah, baik pusat maupun
daerah, dengan porsi yang lebih besar
b) Pengembangan akses pemasaran dibandingkan mediator proyek.
Pasar bisa menjadi kendala utama
usaha bila tidak berkembang. Karena itu, e) Pengembangan metode budidaya
membuka akses pemasaran merupakan rumput laut
cara untuk mengembangkan usaha Pemilihan metode budidaya rumput
pengembangan budidaya rumput laut. laut sangat tergantung dari kondisi lokasi
Perbaikan sistem dan pengembangan akses budidaya setempat, baik dari aspek
pemasaran merupakan salah satu hal yang kualitas air, kondisi sedimen, biota dan
penting yang harus dilakukan untuk lainnya. Penggunaan metode tancap dasar
mengembangkan pemberdayaan sangat rentan terhadap pengaruh sedimen,
masyarakat pesisir oleh pemerintah dimana pada lokasi penelitian
daerah. diidentifikasi berupa pasir bercampur
lumpur. Untuk itu perlu dilakukan
c) Peningkatan produktifitas tenaga pengembangan metede budidaya rumput
pendamping laut dari metode tancap dasar ke metode
Peningkatan kualitas sumberdaya apung, seperti long-line atau metode rakit.
manusia tenaga pendamping merupakan
strategi yang mampu menjadi pendorong D. Penutup
bagi keberhasilan program pemberdayaan.
Hal ini mengingat tingkat pendidikan, Dari uraian tersebut di atas, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Program pemberdayaan masyarakat tersebut diidentifikasi menggunakan
yang dilakukan di desa Koloray analisa SWOT untuk mendapatkan
adalah program peningkatan daerah mendapatkan faktor kekuatan,
tertinggal, yang dilaksanakan oleh kelemahan, peluang dan ancaman
Dinas Perikanan dan Kelautan terhadap pelaksanaan program.
kabupaten Pulau Morotai. Tingkat 3. Strategi kebijakan yang dapat
pendidikan, semangat kewirausahaan dirumuskan untuk optimalisasi
yang masih kurang serta pelaksanan program pemberdayaan masyarakat di
program pemberdayaan yang tanpa desa Koloray adalah peningkatan
didukung oleh tenaga pendamping aspek sosial ekonomi, pengembangan
menyebabkan program pemberayaan akses pemasaran, peningkatan
masyarakat yang dilakukan tersebut produktifitas tenaga pendamping,
tidak optimal. pemberdayaan yang kontinyu oleh
2. Beberapa faktor internal dan eksternal pemerintah dan pengembangan
yang mempengaruhi pelaksanaan metode budidaya rumput laut.
program pemberdayaan masyarakat

Pustaka

Nataniel, E. 2008. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir. Ambon: GeMMa


Press.
Nikijuluw, V. P. H. 2001. Populasi dan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir serta
Strategi Pemberdayaan Mereka Dalam Konteks Pengelolaan Sumberdaya
Pesisir Secara Terpadu (Makalah).
Pattiasina, J. R. 2010. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Desa Kusu Lovra
Kecamatan Kao Kabupaten Halmahera Utara. Tesis Sekolah Pasca Sarjana
IPB, Bogor.
Sipahelut, M. 2010. Analisis Pemberdayaan Msyarakat Nelayan di Kecamatan
Tobelo Kabupaten Halmahera Utara. Tesis Sekolah Pasca Sarjana IPB, Bogor.
Surya, K. B. I. 2005. Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah Sektor
Pertanian dalam Mendukung Sektor Pariwisata di Propinsi Bali. Skripsi,
Program Studi Pariwisata Universitas Udayana, Denpasar.

You might also like