You are on page 1of 10

Preferensi Konsumen Terhadap Produk Olahan Cabai Merah Kering (Studi

Kasus: Wilayah Bogor)


(Consumer Preferences for Products Processed Dried Red Chillies (A Case Study: Bogor
Region))

Endiyani1 , Reza Salima2


1 Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Indonesia Venezuela, Aceh Besar – 23372, Indonesia
2 Program Studi Pengelolaan Perkebunan, Politeknik Indonesia Venezuela, Aceh Besar – 23372, Indonesia

Abstract
Development of postharvest processed dried red chili necessary as a substitute for the public consumption of fresh chilli. This research
aimed to collected information on Consumer preferences or optimizing the utility of product attributes of dried red chili powder
process. The research has done in November 2013 to February 2014 in Bogor and surrounding areas. Structured questionnaire
was addressed to three group of respondents, they are housewives, food stalls and industrial users dried chili. Consumer preferences
were analyzed using Conjoint Analysis is one of the modules in SPSS. The results showed that each consumer to express their
preferences on processed products dried red chilli powder types. There are differences in the value of the interests of each product
attribute respondents. There are two things that the most important factor in choosing the product dried red chili powder, namely the
level of spiciness and aroma. For housewives and industrial users of dried red chilli, spiciness level (38.18% and 53.59%) is the
most important attribute in consuming the product. While the food stalls, the aroma (35.29%) is the most important attribute in
consuming the product. for the color attribute was ranked three and price ranked four in consuming the product.
Key word: Consumer Preferences; Conjoint Analysis, Dried Red Chilli Powder; Product Attributes.

Abstrak
Pengembangan pascapanen olahan cabai merah kering diperlukan sebagai substitusi konsumsi cabai segar bagi
masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menghimpun informasi menyangkut preferensi konsumen atau
optimasi utilitas atribut produk olahan cabai merah kering. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2013
sampai dengan Februari 2014 di daerah Bogor dan sekitarnya. Kuisioner terstruktur ditujukan kepada 3
kelompok responden yaitu ibu rumah tangga, warung makan dan industri pengguna cabai kering. Preferensi
konsumen dianalisis dengan menggunakan Analisis Konjoin, yaitu salah satu modul dalam SPSS. Hasil
penelitian menunjukkan masing-masing konsumen mengekspresikan preferensinya terhadap produk olahan
cabai merah kering jenis bubuk. Terdapat perbedaan nilai kepentingan atribut produk dari masing-masing
responden. Ada dua hal yang menjadi faktor terpenting dalam memilih produk cabai merah kering bubuk yaitu
tingkat kepedasan dan aroma. Untuk ibu rumah tangga dan industri pengguna cabai merah kering, tingkat
kepedasan(38.18 % dan 53.59 %) merupakan atribut terpenting di dalam mengkonsumsi produk. Sedangkan
warung makan, aroma(35.29 %) merupakan atribut terpenting di dalam mengkonsumsi produk. Untuk atribut
warna menduduki peringkat ketiga dan harga menduduki peringkat ke empat di dalam mengkonsumsi produk.
Kata Kunci: Preferensi Konsumen, Analisis Konjoin, Cabai Merah Kering Bubuk, Atribut Produk.

Pendahuluan Produk diversifikasi hasil olahan dapat


Cabai merah meskipun bukan bahan pangan meningkatkan umur simpan melalui pengeringan,
utama bagi masyarakat kita, namun komoditi ini menjangkau pasaran yang lebih luas dan lebih
tidak dapat ditinggalkan. Ketersediaan secara terjamin ketersediaannya jika dibutuhkan dalam
teratur setiap hari menjadi suatu keharusan. waktu singkat. Terdapat macam-macam produk
Meningkatnya harga cabai merah atau kelangkaan olahan cabai merah kering yang beredar di pasaran.
pasokan di pasaran mendapat reaksi sangat cepat Ada tiga produk yaitu cabai merah kering utuh
dari masyarakat. Oleh sebab itu, penyediaan cabai (dipakai untuk hidangan tumis), cabai merah bubuk
merah setiap hari sepanjang tahun perlu dirancang (digunakan untuk masakan kari merah atau taburan
secara baik yaitu dengan membuat suatu hidangan) dan cabai merah kering keping (dipakai
diversifikasi produk, sehingga konsumen untuk taburan hidangan panggang, saus salad, pizza,
diharapkan memiliki alternatif pilihan dalam hingga sup) (Winneke et al., 2001).
mengkonsumsi cabai. Masyarakat tidak hanya Pengolahan cabai merah menjadi berbagai
terpaku pada mengkonsumsi produk cabai dalam macam bentuk olahan cabai merah kering
keadaan segar saja tetapi juga dapat mengkonsumsi dibutuhkan suatu teknologi, dimana pemanfaatan
cabai dalam bentuk olahan, baik olahan basah teknologi dirasa penting karena produk pertanian
maupun olahan kering. khususnya cabai merah merupakan produk yang
bersifat musiman, mudah mengalami kerusakan

26
dan kebusukan. Program pengembangan teknologi, Nurmalinda, 2012). Mennecke et al., (2007),
termasuk proses pengolahan yang terjadi pada menyatakan bahwa analisis konjoin dapat
produk olahan cabai merah kering harus membantu melakukan kuantifikasi utilitas bagi
mempertimbangkan keadaan pasar serta apa yang konsumen potensial yang akan membeli
diinginkan oleh konsumen. Memberikan kepuasan berdasarkan atribut-atribut produk tertentu. Melalui
kepada konsumen merupakan suatu hal yang kuantifikasi utilitas atribut produk, maka utilitas
semestinya dilakukan oleh pihak perusahaan guna optimal dari atribut dapat diidentifikasi dan
meningkatkan daya jual bagi produknya. Hal ini digunakan untuk merancang produk dengan
sesuai dengan pendapat Suranto (2005), yang atribut-atribut yang paling disukai konsumen. Pada
menyatakan bahwa produk yang dibuat harus dapat analisis ini Sari et al., (2010), juga menambahkan
memenuhi kepuasan konsumen. bahwa konsumen akan diminta untuk membuat
Preferensi konsumen dapat diketahui suatu pertimbangan pertukaran (trade-off judgement)
dengan mengukur tingkat kegunaan dan nilai relatif atribut. Seberapa besar kesukaan konsumen
penting setiap atribut yang terdapat pada suatu terhadap suatu atribut dinilai cukup untuk
produk. Atribut fisik yang ditampilkan pada suatu mengorbankan atribut yang lain atau jika konsumen
produk dapat menimbulkan daya tarik pertama telah mempertimbangkan untuk mengorbankan
yang dapat mempengaruhi konsumen. Penilaian suatu atribut untuk mendapatkan nilai atribut lain.
terhadap produk menggambarkan sikap konsumen Secara ringkas penelitian ini bertujuan untuk
terhadap produk tersebut dan sekaligus dapat menghimpun informasi menyangkut preferensi
mencerminkan perilaku konsumen dalam konsumen atau optimasi utilitas atribut produk
membelanjakan dan mengkonsumsi suatu produk. olahan cabai merah kering. Pemahaman tentang
Preferensi konsumen berhubungan dengan harapan preferensi konsumen sangat penting dalam konteks
konsumen akan suatu produk yang disukainya. pengambilan keputusan pemangku kepentingan
Harapan konsumen diyakini mempunyai peranan utama, termasuk produsen/usaha pengolahan serta
besar dalam menentukan kualitas produk dan berbagai pihak terkait yang beroperasi dibidang
kepuasan pelanggan. Dalam konteks kepuasan subsektor agroindustri.
pelanggan, umumnya harapan merupakan perkiraan
atau keyakinan pelanggan tentang apa yang Metodologi Penelitian
diterimanya (Tjiptono, 2005) Kegiatan Penelitian dilaksanakan pada bulan
Terminologi preferensi konsumen terutama November 2013 sampai dengan Februari 2014 di
digunakan untuk menjelaskaan suatu opsi yang daerah Bogor dan sekitarnya. Pengumpulan data
diantisipasi memiliki nilai tertinggi dibandingkan diperoleh melalui wawancara dan survey
dengan opsi-opsi lainnya (Ernst et al., 2006; berdasarkan kuisioner. Kuisioner terstruktur
Jesionkowska, 2008; Hinson dan Bruchhaus, 2008). ditujukan kepada ke 3 kelompok konsumen yang
Produk yang disukai konsumen ialah produk- terbagi kedalam kelompok konsumen ibu rumah
produk yang dapat memenuhi/memuaskan tangga, warung makan dan industri pengguna cabai
keinginan/kebutuhan konsumen. Karakteristik merah kering, kuisioner berupa pertanyaan
kualitas suatu produk yang diinginkan konsumen mengenai produk cabai merah kering jenis apa yang
dapat diperoleh melalui pengkajian terhadap menjadi pilihan konsumen, atribut-atribut penting
perilaku konsumen berdasarkan pendekatan konsep dari produk pilihan konsumen, dan asal pembelian
atribut produk (Adiyoga, 2011). Analisis preferensi bahan baku cabai. survey dan kuisioner tersebut
konsumen dilakukan dengan melihat dan (penelitian tahap awal/pendahuluan) dilakukan
menganalisa faktor-faktor perilaku konsumen pada konsumen di empat lokasi pasar di daerah
dalam membeli produk olahan cabai merah kering. Bogor yaitu pasar anyar, pasar Bogor, Pasar
Menurut Adiyoga (2011) terdapat model dalam caringin dan pasar Gunung batu. keempat lokasi
pengambilan keputusan konsumen dengan pasar tersebut dianggap telah mewakili pasar-pasar
menguraikan perilaku dan pengambilan keputusan yang ada diwilayah Bogor. Dari hasil survey dan
kedalam tahapan-tahapan (1) identifikasi kebutuhan, wawancara didapat sebanyak 35 orang yang
(2) pencarian informasi produk, (3) evaluasi mengkonsumsi cabai merah kering (cabai merah
terhadap berbagai alternatif yang tersedia, (4) kering utuh, cabai merah kering keping dan cabai
keputusan pembelian dan (5) evaluasi pasca merah kering bubuk). Pengambilan sampel
pembelian. dilakukan secara purposive sampling. Metode purposive
Preferensi konsumen dianalisis dengan sampling adalah suatu teknik penentuan sampel yang
menggunakan analisis konjoin. Analisis konjoin dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan
merupakan alat statistika multivarian yang banyak tertentu (Sugiyono, 2007). Pertimbangan tersebut
digunakan dalam melakukan kuantifikasi preferensi didasarkan pada karakteristik tiap sampel yang akan
konsumen buah dan sayuran (Adiyoga dan diambil. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai

27
sampel karena peneliti menganggap bahwa lainnya. Pada perancangan percobaan, stimuli
seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi identik dengan perlakuan. Terdapat dua pendekatan
yang diperlukan bagi penelitiannya. Tahap kedua, yang umum digunakan dalam merancang stimuli.
Kemudian dilakukan pembagian kartu stimuli a. Pairwise Combination
dengan pengukuran skala likers (1-9). Skala likers Pendekatan ini disebut juga evaluasi dua faktor,
merupakan sebagai indikator ukuran untuk dimana responden mengevaluasi dua atribut
kepentingan menurut persepsi konsumen dan secara bersamaan sampai semua kemungkinan
tingkat pelaksanaan atau kinerja secara nyata dari kombinasi dua atribut terevaluasi. Bila ada
suatu produk (Munandar et al., 2010). Kartu stimuli sejumlah P atribut berarti jumlah pasangan
tersebut di bagikan kepada 30 orang responden yang dievaluasi ada P (P-1)/2 pasangan.
yaitu terdiri dari 10 orang ibu rumah tangga, 10 b. Full Profile
jenis warung makan dan 10 jenis industri pengguna Pendekatan ini disebut evaluasi banyak faktor
cabai merah kering untuk mengetahui optimalisasi karena penyusunan profil produk melibatkan
utilitas atribut produk yang menjadi pilihan seluruh atribut. Jika sebelumnya telah terpilih
konsumen. Pembagian kartu stimuli sebanyak 30 sebanyak P buah atribut dengan masing-masing
orang responden tersebut didasarkan pada atribut mempunyai 2 taraf, maka akan ada
pendapat Setyaningsih et al., (2010) yang sebanyak 2p kombinasi taraf atribut yang harus
menyatakan bahwa panel konsumen terdiri dari 30- dievaluasi responden. Pendekatan full profile
100 orang tergantung pada target pemasaran suatu direkomendasikan untuk jumlah atribut kurang
komoditi. dari 6.
Semakin banyak atribut dan taraf maka
Analisis Data semakin banyak stimuli yang akan terbentuk,
Metode analisis yang digunakan didalam sehingga menjadi tidak efisien dalam proses
penelitian ini adalah Analisis konjoin. Analisis evaluasi. Untuk itu diperlukan metode pereduksian
konjoin digunakan untuk membantu mendapatkan stimulasi. Hal ini dapat digunakan suatu prosedur
kombinasi atau komposisi faktor-faktor berupa Ortogonal pada SPSS. Prosedur Ortogonal SPSS
atribut suatu produk atau jasa yang paling disukai digunakan untuk membantu menciptakan
konsumen. Dengan kata lain, metode ini dapat kombinasi stimuli agar tidak semua kombinasi
mengetahui bagaimana presepsi dan preferensi harus dianalisis lebih lanjut.
seseorang terhadap suatu objek yang terdiri atas
satu atau banyak bagian dan level (Dwipurwani dan 3. Penentuan Jenis Data
Cahyawati, 2011). Dalam analisis konjoin data yang diperlukan
Berikut ini adalah tahapan yang umum dapat berupa nonmetrik (nominal dan ordinal)
dilakukan dalam merancang dan melaksanakan maupun metrik (berskala interval atau rasio).
analisis konjoin (Malhotra, 2004): a. Data Nonmetrik
responden diminta untuk membuat ranking
1. Pemilihan Atribut dan Taraf Atribut atau mengurutkan stimuli yang telah dibuat
Pada tahap ini ditentukan atribut dan taraf pada tahap sebelumnya. Nilai rangking (paling
atribut yang akan digunakan dalam merancang disukai hingga paling tidak disukai) ini
stimuli. Atribut adalah bentuk umum dari suatu dipercayakan mencerminkan perilaku
produk atau jasa seperti harga, warna, bau dan lain- konsumen dalam situasi nyata. Untuk rangking
lain. Didalam perancangan percobaan, istilah paling disukai diberi rangking mulai dari 1 dan
atribut identik dengan istilah faktor. Masing-masing seterusnya hingga rangking terakhir bagi stimuli
atribut memiliki taraf spesifik yang menyertainya. yang paling tidak disukai.
Pada umumnya, cara yang sering ditempuh b. Data Metrik
untuk mendapatkan atribut dan taraf yang berperan pada data metrik, responden mengevaluasi
adalah dengan melakukan diskusi pakar, eksplorasi profil produk dengan memberikan penilaian
data sekunder atau melakukan penelitian (rating) terhadap masing-masing stimuli.
pendahuluan. Pada penelitian ini diketahui atribut Pemberian rating dapat menggunakan skala
dan taraf atribut berdasarkan survei preferensi likers, misalnya mulai dari 1 sampai 9 (1 =
tahap awal. Informasi tersebut langsung diketahui paling tidak disukai, 9 = paling disukai). Bila
oleh konsumen dan pedagang yang berada di empat dibandingkan dengan nonmetrik (rangking),
lokasi pasar tersebut. cara ini lebih disukai oleh responden, karena
tidak membutuhkan pertimbangan yang terlalu
2. Perancangan Stimuli rumit.
Stimuli atau profil produk adalah kombinasi
dari taraf atribut yang satu dengan taraf atribut

28
4. Metode Analisis Hasil dan Pembahasan
Model dasar analisis konjoin adalah sebagai Karakteristik Responden
berikut: Terdapat beberapa Faktor yang
mempengaruhi pembelian konsumen terhadap
suatu produk yaitu dipengaruhi oleh usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, pendapatan dan
kemudahan didalam mendapatkan suatu produk.
Pada responden ibu rumah tangga, memiliki
dimana: usia rata-rata 25-34 tahun (50 %), pada responden
∪ (X) = Total kepuasan terhadap suatu stimuli warung makan memiliki tingkatan usia rata-rata 35-
ßij = Nilai kegunaan taraf ke – j atribut ke - i 44 tahun (60 %) dan pada industri pengguna cabai
Kj = Banyaknya taraf dari atribut ke - i merah kering memiliki tingkatan usia rata-rata
M = Banyaknya atribut antara 15-24 tahun (60 %).
Xij = Peubah boneka atribut ke – i taraf ke – j Responden ibu rumah tangga dan warung
(bernilai 1 bila taraf yang berkaitan makan, perempuan memiliki peran yang lebih
muncul dan 0 bila tidak) besar dibandingkan laki-laki dalam mengkonsumsi
dan kegiatan usaha yaitu masing masing sebesar
5. Interpretasi Hasil 100 % dan 60 %, sedangkan pada industri
Preferensi konsumen didapatkan dari nilai pengguna cabai merah kering, laki-laki yang
utiliti. Utiliti adalah nilai setiap taraf masing – memiliki peran lebih besar diban-dingkan dengan
masing faktor, atau sifat relatif terhadap taraf perempuan yaitu sebesar 90 %.
lainnya. Dengan menggunakan nilai utiliti ini, akan Dari keseluruhan persentase tingkat
dapat diketahui kombinasi yang paling disukai dan pendidikan responden, 80 % ibu rumah tangga
dapat diketahui pula faktor yang paling memiliki tingkat pendidikan di atas SLTA (S1 dan
mempengaruhi responden dalam memilih S2), 80 % warung makan dan 60 % industri
kombinasi-kombinasi. pengguna cabai merah kering memiliki tingkat pen-
Ada beberapa ketentuan dalam utiliti yaitu: didikan menengah yaitu setingkat SMP dan SMA.
1. Taraf yang memiliki nilai utiliti lebih tinggi Berdasarkan tingkatan pendapatan, sebanyak
adalah taraf yang lebih disukai. 70 % responden ibu rumah tangga dan sebanyak
2. Total utiliti masing-masing kombinasi sama 80 % Industri pengguna cabai merah kering berada
dengan jumlah utiliti tiap taraf dari faktor- pada kisaran pendapatan Rp 2 juta sampai Rp 5 juta.
faktor tersebut. Pada responden warung makan 60 % memiliki
3. Kombinasi yang memiliki total utiliti tertinggi tingkatan pendapatan sebesar Rp 500 ribu sampai
adalah kombinasi yang paling disukai Rp 1 juta.
responden.
4. Faktor yang memiliki perbedaan utiliti lebih Preferensi Awal
besar antara nilai utiliti taraf tertinggi dan Hasil responden pada penelitian
terendahnya merupakan faktor yang lebih pendahuluan/prefernsi awal dalam memilih produk
penting. terhadap beberapa macam jenis produk olahan
5. Jika semua kemungkinan taraf suatu faktor cabai merah kering yaitu pada cabai merah kering
memiliki nilai utiliti yang sama, berarti faktor utuh, cabai merah kering keping dan cabai merah
tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap kering bubuk, sebagian besar responden lebih
responden. banyak memilih pada produk olahan cabai merah
kering jenis bubuk. Hal ini dapat dilihat pada Tabel
1 berikut:

Tabel 1. Pilihan produk cabai merah kering


Produk Olahan Cabai Merah Kering yang digunakan
Konsumen Pasar Cabai merah Cabai merah Cabai merah
kering utuh kering keping kering Bubuk
Konsumen Pasar Anyar √ - √
Konsumen Pasar Bogor - - √
Konsumen Pasar Gunung Batu - - √
Konsumen Pasar Gunung Batu - - √

29
Atribut dan Profil/ Stimuli Produk atau stimuli. Kemungkinan stimuli produk olahan
Penelitian ini diawali dengan tahap cabai merah kering bubuk yang bisa terjadi adalah
menetapkan atribut, taraf dan level yang ingin 2x2x3x2=24 stimuli. Akan tetapi tidak semua
dievaluasi. Penetapan tersebut dilakukan dengan stimuli dibuat. Sehingga dari 24 stimuli akan dipilih
cara melakukan survei pendahuluan atau preferensi sebanyak p buah stimuli, beberapa diantaranya
konsumen tahap awal. Dengan preferensi tahap untuk dianalisis. Pemilihan p buah stimuli harus
awal tersebutlah kemudian diperoleh ciri-ciri atau bersifat ortogonal. Dengan bantuan SPSS 16 proses
atribut apa yang berpengaruh terhadap pembelian ini menghasilkan sembilan stimuli yaitu seperti
produk olahan cabai merah kering bubuk. Taraf ditampilkan pada Tabel Lampiran 1.
dan level faktor yang dipilih adalah ciri-ciri yang Kesembilan stimuli tersebut kemudian
diketahui konsumen secara umum untuk dipresentasikan menjadi sembilan jenis cabai merah
mempermudah responden dalam evaluasi. Taraf kering bubuk yang masing-masing memiliki
dan level dari tiap atribut pada produk olahan cabai kombinasi karakteristik atau atribut berbeda. Data
merah kering bubuk yang telah ditetapkan seperti kuisioner, responden diminta memberikan
terlihat pada Tabel 2 berikut: pendapat mengenai kesembilan jenis produk olahan
cabai merah kering bubuk tersebut. Pendapat
Tabel 2. Taraf, Level dari Tiap Atribut Produk responden dinilai berdasarkan Rating terhadap
Olahan Cabai Merah Kering Bubuk masing-masing stimuli. Rating dengan
Atribut Taraf Level menggunakan skala likers mulai dari 1 sampai 9
Warna( Color) 1 Merah terang untuk menandai jenis produk olahan cabai merah
2 Merah pudar kering bubuk yang paling disukai (9) sampai ke
Aroma 1 Khas cabai jenis produk olahan cabai merah kering bubuk yang
2 Kurang khas paling tidak disukai (1). Pendapat setiap responden
cabai disebut sebagai utilitas yang dinyatakan dengan
Tingkat Kepedasan 1 Pedas angka dan menjadi dasar perhitungan konjoin
2 Kurang pedas dalam menelusuri preferensi konsumen. Pada
3 Sangat pedas dasarnya analisis konjoin menghasilkan informasi
Harga 1 Rp 2.000/ons- preferensi untuk setiap responden. Dalam hal ini
2 Rp 3.000/ons terdapat 30 kasus yang terbagi atas 10 kasus
Rp 4.000/ons- preferensi konsumen ibu rumah tangga, 10 kasus
Rp 5.000/ons preferensi konsumen warung makan dan 10 kasus
preferensi konsumen industri pengguna cabai
merah kering. Untuk pengambilan keputusan, hasil
Dari Tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa,
analisis konjoin diakhiri dengan tampilan penilaian
pemilihan produk olahan cabai merah kering bubuk
umum yang berlaku untuk semua responden (ibu
dipengaruhi oleh warna, aroma, tingkat kepedasan
rumah tangga, warung makan dan industri
dan harga. Keempat hal ini dalam analisis konjoin
pengguna cabai merah kering) seperti terlihat pada
disebut dengan atribut. Pada setiap atribut minimal
Tabel 3, Tabel 4 dan Tabel 5 berikut:
terdiri atas dua level pilihan. Kombinasi seluruh
atribut yang dianalisis dinamakan dengan profil

Tabel 3. Preferensi Konsumen Ibu Rumah Tangga Secara Umum Terhadap Beberapa Atribut Produk
Olahan Cabai Merah Kering Bubuk.
Kepentingan Utilitas Faktor Preferensi

15.79 Color (warna) Merah Terang


0.66 Merah Terang
-0.66 Merah Pudar
38.06 Aroma Khas Cabai
1.03 Khas Cabai
-1.03 Kurang Khas Cabai
38.18 Hot ( tingkat kepedasan) Sangat Pedas
0.69 Pedas
-1.64 Kurang Pedas
0.96 Sangat Pedas
7.97 Price ( harga/ons) Rp 2000 - Rp 3000

30
0.23 Rp 2000 - Rp 3000
-0.23 Rp 4000 - Rp 5000
3.74 Konstanta
Pearson's R = 0,98 significansi= 0,00
Kendall's tau= 1.00 significansi= 0,00

Dari Tabel 3, dapat terlihat bahwa preferensi


konsumen ibu rumah tangga terhadap beberapa
atribut produk olahan cabai merah kering bubuk
lebih menyukai warna merah terang (0.66)
dibandingkan dengan warna merah pudar (-0.66).
Berdasarkan atribut aroma, responden lebih
menyukai aroma khas cabai (1.03) dibandingkan
dengan aroma kurang khas cabai (-1.03). Pada
atribut tingkat kepe-dasan, responden lebih
menyukai sangat pedas (0.96) kemudian pedas (0.69)
dibandingkan dengan kurang pedas (-1.64),
sedangkan untuk tingkatan harga, responden lebih Gambar 1. Nilai Kepentingan Atribut (Ibu
dapat menerima dengan harga Rp 2000/ons-Rp Rumah Tangga)
3000/ons (0.23) dibandingkan dengan harga Rp
4000/ons-Rp 5000/ons (-0.23). Dengan demikian, Keakurasian peramalan diukur dengan
preferensi konsumen ibu rumah tangga terhadap korelasi Pearson dan Kendall yang besarnya
produk olahan cabai merah kering bubuk secara masing-masing 0.98 dan 1.00 serta berbeda nyata
umum adalah produk olahan cabai merah kering pada taraf kepercayaan 0.05. Hal ini menunjukkan
bubuk yang berwarna merah terang, beraroma khas adanya hubungan yang kuat antara estimates dan
cabai, dengan tingkat kepedasan yang sangat pedas actual, atau ada predictive accuracy yang tinggi pada
dan harga Rp 2000/ons-Rp 3000/ons. proses konjoin. Pada uji signifikansi, keempat
Secara umum, responden ibu rumah tangga atribut menghasilkan signifikansi 0.00 (dibawah
menganggap bahwa tingkat kepedasan merupakan 0.05) maka atribut tersebut juga mempunyai
atribut terpenting dalam menilai atau membeli signifikansi yang sangat kuat. Jika memiliki
produk olahan cabai merah kering bubuk yaitu signifikansi di atas 0.05 maka signifikansi tidak kuat.
sebesar (38.18 %) dan secara berturut-turut Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, hasil
kemudian diikuti oleh atribut aroma (38.06 %), pengujian terhadap pendapat 10 responden yang
warna (15.79 %) dan harga (7.97 %). Hal ini juga mewakili konsumen ibu rumah tangga dapat
dapat dilihat pada Gambar 1 berikut: diterima dalam menggambarkan preferensi
konsumen untuk membeli produk olahan cabai
merah kering bubuk yang me-miliki karakteristik
warna merah terang, beraroma khas cabai dengan
tingkat kepedasan yang sangat pedas serta harga Rp
2000/ons-Rp 3000/ons.

Tabel 4. Preferensi Konsumen Warung Makan Secara UmumTerhadap Beberapa Atribut Produk
Olahan Cabai Merah Kering Bubuk.
Kepentingan Utilitas Faktor Preferensi

23.56 Color(warna) Merah Terang


0.60 Merah Terang
-0.60 Merah Pudar
35.29 Aroma(aroma) Khas Cabai
0.65 Khas Cabai
-0.60 Kurang Khas Cabai
29.37 Hot ( tingkat kepedasan) Pedas
0.37 Pedas 25
-0.53 Kurang Pedas
0.17 Sangat Pedas

31
11.77 Price ( harga/ons) Rp 4000 - Rp 5000
-0.02 Rp 2000 - Rp 3000
0.02 Rp 4000 - Rp 5000
4.092 Konstanta
Pearson's R = 0,93 significansi= 0,00
Kendall's tau= 0,87 significansi= 0,00

Tabel 4, dapat dilihat bahwa preferensi


konsumen warung makan ter-hadap beberapa
atribut produk olahan cabai merah kering bubuk
lebih menyukai warna merah terang (0.60)
dibandingkan dengan warna merah pudar (-0.60),
sedangkan pada atribut aroma, responden lebih
menyukai aroma khas cabai (0.65) dibandingkan
dengan aroma kurang khas cabai (-0.65). Pada
atribut tingkat kepedasan, responden lebih
menyukai pedas (0.37) kemudian sangat pedas (0.17)
dibandingkan dengan kurang pedas (-0.53). Pada
tingkatan harga, responden masih dapat menerima
dengan harga Rp 4 000/ons-Rp 5 000/ons (0.02) Gambar 2. Nilai Kepentingan Atribut (Warung
diban-dingkan dengan harga Rp 2 000/ons-Rp 3 Makan)
000/ons (-0.02). Dengan demikian, pre-ferensi
konsumen warung makan terhadap produk olahan Berdasarkan korelasi Pearson dan Kendall,
cabai merah kering bubuk secara umum adalah keakurasian peramalan dapat diukur dan memiliki
produk olahan cabai merah kering bubuk yang ber- nilai masing-masing 0.93 dan 0.87 serta berbeda
warna merah terang, beraroma khas cabai, dengan nyata pada taraf kepercayaan 0.05. Untuk uji
tingkat kepedasan yang pedas dan harga Rp 4 signifikansi keempat atribut menghasilkan nilai
000/ons-Rp 5 000/ons. yang sama dengan signifikansi yang terdapat pada
Responden warung makan dalam penilaian terhadap preferensi konsumen ibu rumah
mengkonsumsi produk olahan cabai me-rah kering tangga, yaitu menghasilkan signifikansi 0.00
bubuk secara umum menganggap bahwa aroma sehingga dapat dikatakan bahwa keempat atribut
merupakan faktor terpenting dalam menilai atau tersebut juga memiliki korelasi yang kuat untuk
membeli produk olahan cabai merah kering bubuk, warung makan. Hasil pengujian pendapat 10
yaitu sebesar (35.29 %) dan secara berturut-turut responden yang mewakili konsumen warung makan
diikuti oleh faktor tingkat kepedasan (29.37 %), dapat diterima dalam menggambarkan preferensi
warna (23.56 %) dan harga (11.77 %). Hal ini juga konsumen untuk membeli produk olahan cabai
dapat dilihat pada Gambar 2 berikut: merah kering bubuk yang memiliki karakteristik
warna merah terang, beraroma khas cabai dengan
tingkat kepedasan yang pedas serta harga Rp 4
000/ons-Rp 5 000/ons.

Tabel 5. Preferensi Konsumen Industri Pengguna Cabai Merah Kering Secara Umum terhadap
Beberapa Atribut Produk Olahan Cabai Merah Kering Bubuk.
Kepentingan Utilitas Faktor Preferensi

14.33 Color(warna) Merah Pudar


-0.29 Merah Terang
0.29 Merah Pudar
19.13 Aroma (aroma) Khas Cabai
0.53 Khas Cabai
-0.53 Kurang Khas Cabai
53.59 Hot ( Tingkat Kepedasan) Pedas
1.26 Pedas
-1.81 Kurang Pedas
0.56 Sangat Pedas
12.95 Price ( harga/ons) Rp 2000 - Rp 3000

32
0.31 Rp 2000 - Rp 3000
-0.31 Rp 4000 - Rp 5000
4.26 Konstanta
Pearson's R = 0,98 Significansi= 0,00
Kendall's tau=0,89 Significansi= 0,00
diketahui bahwa nilai yang terbentuk masing-
masing adalah 0.98 dan 0.89 serta berbeda nyata
Dari Tabel 5, dapat diketahui bahwa preferensi pada taraf kepercayaan 0.05. Begitu pula dengan uji
konsumen industri pengguna cabai bubuk terhadap signifikansi yang diperoleh yaitu menghasilkan 0.00
beberapa atribut produk olahan cabai merah kering (di bawah 0.05). Sehingga korelasi keempat atribut
bubuk lebih menyukai warna merah pudar (0.29) tersebut juga dikatakan kuat dan pendapat 10
dibandingkan dengan warna merah terang (-0.29), responden yang mewakili konsumen industri
sedangkan atribut aroma, responden lebih pengguna cabai bubuk dapat diterima dalam
menyukai aroma khas cabai (0.53) dibandingkan menggambarkan preferensi konsumen untuk
dengan aroma kurang khas cabai (-0.53). Pada membeli produk olahan cabai merah kering bubuk,
atribut tingkat kepedasan, responden lebih yang memiliki karakteristik warna merah pudar,
menyukai pedas (1.26) kemudian sangat pedas (0.56) beraroma khas ca-bai dengan tingkat kepedasan
dibandingkan dengan kurang pedas (-1.81). Pada yang pedas serta harga Rp 2000/ons-Rp 3000/ons.
atribut tingkatan harga, responden lebih dapat Ada 2 hal yang menjadi atribut terpenting
menerima dengan harga Rp 2000/ons-Rp dalam memilih produk olahan cabai merah kering
3000/ons (0.31) dibandingkan dengan harga Rp bubuk yaitu terletak pada tingkat kepedasan dan
4000/ons-Rp 5000/ons (-0.31). Dengan demikian, aroma, sementara untuk atribut warna berada pada
preferensi konsumen industri pengguna cabai peringkat ke-3 dan harga berada pada peringkat ke-
bubuk secara umum adalah menyu-kai produk 4 di dalam mengkonsumsi produk. Hal ini ternyata
olahan cabai merah kering bubuk yang berwarna berbeda dengan produk cabai merah segar yang
merah pudar, ber-aroma khas cabai, dengan tingkat menurut Adiyoga dan Nurmalinda (2012)
kepedasan yang pedas dan dengan harga Rp mengatakan bahwa secara umum responden
2000/ons-Rp 3000/ons. menganggap faktor warna merupakan atribut
Secara umum, responden industri pengguna terpenting (peringkat ke-1) dalam menilai cabai
cabai bubuk terhadap produk olahan cabai merah merah (53.17 %) dan secara berturut-turut diikuti
kering bubuk menganggap bahwa tingkat oleh faktor jenis cabai (24.61 %) sebagai peringkat
kepedasan merupa-kan atribut terpenting dalam ke-2 dan kemudian tingkat kepedasan (22.22 %)
menilai atau membeli produk olahan cabai merah sebagai peringkat ke-3. Terminologi preferensi
kering bubuk yaitu sebesar (53.59 %) dan secara konsumen terutama digunakan untuk menjelaskaan
berturut turut diikuti oleh atribut aroma (19.13 %), suatu opsi yang diantisipasi memiliki nilai tertinggi
warna (14.33 %) dan harga (12.95 %). Penjelasan dibandingkan dengan opsi-opsi lainnya (Ernst et al.
tersebut juga dapat 2006; Jesionkowska 2008; Hinson dan Bruchhaus
dilihat pada nilai kepentingan atribut (industri 2008).
pengguna cabai bubuk) pada Gambar 3 berikut:
Kesimpulan
Kesimpulan
Masing-masing konsumen mengeks-presikan
preferensinya terhadap produk olahan cabai merah
kering jenis bubuk. Terdapat perbedaan nilai
kepentingan atribut produk dari masing-masing
responden. Ada dua hal yang menjadi faktor
terpenting dalam memilih produk cabai merah
kering bubuk yaitu tingkat kepedasan dan aroma.
Untuk ibu rumah tangga dan industri pengguna
cabai merah kering, tingkat kepedasan (38.18 %
dan 53.59 %) merupakan atribut terpenting di
dalam mengkonsumsi produk. Sedangkan warung
Gambar 3. Nilai Kepentingan Atribut Industri makan, aroma (35.29 %) merupakan atribut
Pengguna Cabai Bubuk terpenting di dalam mengkonsumsi produk. Untuk
atribut warna menduduki peringkat ketiga dan
Selanjutnya berdasarkan hasil korelasi harga menduduki peringkat ke empat di dalam
menggunakan korelasi Pearson dan Kendall mengkonsumsi produk.

33
Preferences and Consumption of Dried Fruit
Implikasi Kebijakan and Dried Fruit Product Among Dutch,
Masing-masing kelompok konsumen French and Polish Consumers. Jurnal Fruit
memiliki preferensi yang berbeda-beda, maka and Ornamen. Plant. Res. 16.261-274
produsen/usaha pengolahan cabai merah kering Malhotra, N.K. 2004. Marketing Research an
bubuk sebaiknya lebih memperhatikan keinginan Applied Orientation. Fourth Edition. United
konsumen berdasarkan atribut produk yang States (US): Pearson Education International.
diinginkan. Konsumen ibu rumah tangga dan Munandar, J. M. dan Y. E. Hermawan. 2010.
industri pengguna cabai bubuk, dalam pengolahan Analisis Preferensi Pengunjung dan
dan penjualan produknya agar lebih diutamakan Positioning Pusat Perbelanjaan Modern di
kepada atribut tingkat kepedasan, sedangkan untuk Kota Bogor (Studi Kasus: Botani Square,
warung makan agar lebih diutamakan kepada Ekalokasari Plaza, Bogor Trade Mall, dan
atribut aroma. Pangrango Plaza). Jurnal Ilmiah
Departemen Manajemen FEM. 6: 123-135
Daftar Pustaka Mennecke, B.E., A.M. Townsend, D.J. Hayes dan
Adiyoga, W. dan Nurmalinda. 2012. Analisis S.M. Lonergan. 2007. A Study of the Factors
Konjoin Preferensi Konsumen Terhadap that Influence Consumer Attitudes Toward
Atribut Produk Kentang, Bawang Merah dan Beef Products Using the Conjoint Market
Cabai Merah. Jurnal Hortikultura. 22(3): 292- Analysis Tool. Jurnal Animal. Sci. 85 (263):
302. 9-59
Adiyoga, W. 2011. Faktor-faktor yang Sari, D.P., H. Prastawa dan D. Lintang. 2010.
Mempengaruhi Perilaku dan Keputusan Analisis Tingkat Kepentingan Atribut
Konsumen Untuk Membeli Kentang, Perpustakaan Berbagai Riset Melalui Metode
Bawang Merah dan Cabai Merah. Jurnal Conjoint Analysis Studi Kasus di Universitas
Hortikultura. 21(3): 280-294. Diponegoro. Jurnal TI Undip. 5(2): 105-118.
Dwipurwani, O. dan D. Cahyawati. 2011. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian.
Preferensi Pengguna Layanan Perpustakaan Bandung (ID) : Alfabeta
dengan Menggunakan Analisis Konjoin. Suranto, A dan M. Riza. 2005. Penentuan Strategi
Jurnal Penelitian Sains. 14(2): 7-11. Pemasaran Berdasarkan Perilaku Konsumen
Ernst, S., M.T. Bette, K. Darby dan T. Worley. dengan Metode Diskriminan. Jurnal Ilmiah
2006. What Matters In Consumer Berry Teknik Industri. 04 (1): 18-27
Preference-price? Source? Or Quality?. Setyaningsih, D., A. Apriyantono dan M.P. Sari.
Jurnal Food Distrib. Res. 37 (1): 68-71. 2010. Analisis Sensori Untuk Industri
Hinson, RA. dan Bruchhaus, M.N. 2008. Pangan dan Agro. Bogor(ID): IPB Press
Consumer Preferences for Locally Produced Tjiptono, F. 2005. Strategi Pemasaran. Edisi kedua
Strawberries. Jurnal Food Distrib. Res. 39 cetakan keenam.Yogyakarta (ID): Andi
(3): 1-4. Winneke, O. dan R. Habsari. 2001. Kamus
Jesionkowska, K., S. Sijtsema, R. Simoneaux, D. Lengkap Bumbu Indonesia. Jakarta (ID): .
Konopacka dan W. Plocharski. 2008. Gramedia Pustaka Utama.

34
Tabel Lampiran 1. Hasil Prosedur Ortogonal: Stimuli Untuk Preferensi Produk Olahan Cabai Merah
Kering Bubuk.
Stimuli Kombinasi Atribut
Cabai Merah Kering Bubuk 1 Warna Merah terang
Aroma kurang khas cabai
sangat pedas
Harga Rp 2000/ons-Rp 3000/ons

Cabai Merah Kering Bubuk 2 Warna Merah terang


Aroma Khas cabai
Pedas
Harga Rp 4000/ons-Rp 5000/ons

Cabai Merah Kering Bubuk 3 Warna Merah pudar


Aroma Khas cabai
Sangat pedas
Harga Rp 4000/ons-Rp 5000/ons

Cabai Merah Kering Bubuk 4 Warna Merah pudar


Aroma Khas cabai
Kurang Pedas
Harga Rp 2000/ons-Rp 3000/ons

Cabai Merah Kering Bubuk 5 Warna Merah pudar


Aroma Kurang Khas cabai
Pedas
Harga Rp 2000/ons-Rp 3000/ons

Cabai Merah Kering Bubuk 6 Warna Merah terang


Aroma Khas cabai
Sangat Pedas
Harga Rp 2000/ons-Rp 3000/ons

Cabai Merah Kering Bubuk 7 Warna Merah terang


Aroma Khas cabai
Pedas
Harga Rp 2000/ons-Rp 3000/ons

Cabai Merah Kering Bubuk 8 Warna Merah terang


Aroma Khas cabai
Kurang pedas
Harga Rp 2000/ons-Rp 3000/ons

Cabai Merah Kering Bubuk 9 Warna Merah terang


Aroma Kurang khas cabai
Kurang pedas
Harga Rp 4000/ons-Rp 5000/ons

35

You might also like