Professional Documents
Culture Documents
DIABETIC NEPPHROPATHY
Anggota :
FAKULTAS KEDOKTERAN
COVER ……………………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI ……………….………………………………………………………………....... 2
SKENARIO …………………………………………………………………………………….. 3
BAB 1 KATA SULIT ………………………………………………………………………….. 4
1.1 Kata Sulit …………………………………………………………………………... 4
1.2 Klarifikasi ………………………………………………………………………… 4
BAB 2 DAFTAR MASALAH ………………………………………………………………….. 5
BAB 3 BRAINSTORMING ………………………………………………………………….. 6
3.1 Jawaban Daftar Masalah …………………………………………………………. 6
3.2 Info Lain …………...………………...…………..................................................... 8
3.3 Saya Tidak Tahu …………………………………………………………..…….. 9
BAB 4 PETA MASALAH ………………………………………………………………... 10
BAB 5 TUJUAN PEMBELAJARAN ………………...……………………………………….. 11
BAB 6 TINJAUAN PUSTAKA ……………………………..……………...….. 12
BAB 7 PETA KONSEP …………...………………………………………...………….. 35
BAB 8 DAFTAR PUSTAKA ………………………...…………………………………….... 36
2
SKENARIO
Diabetic nephropathy
Mr. Hasan, 45 years old man, came to visit his family doctor due to feeling of restlessness. He had this
feeling since a month ago. He noted that since 6 month ago, he always felt thirsty, and he need more
water drink. He also said that recently, during the night he went to the toilet 4 to 5 times, which he had
never had before. His parents and his older brother known as a diabetic patients.
Pshycal examination;
Beide high blood pressure (150/100 mmHg), no other other normalities were found
Laboratory examinations;
From the history, physical examination and laboratory evaluation, doctor diagnosed this man as having
diabetic nephropathy. Doctor plan to give oral antidiabetic with diet of 2000 cal/day and performed
more exercise.
3
BAB I
KATA SULIT
1. Diabethic nephropathy
2. Anti diabetes oral
3. Gula darah puasa
4. Urine protein
5. Urine glukosa
6. HDL cholesterol
7. LDL cholesterol
8. Trigliserida
9. Total kolesterol
KLARIFIKASI
1. Jenis penyakit ginjal progresif yang terjadi pada orang dengan diabetes.
2. Obat yang bekerja dengan cara menurunkan produksi glukosa di hati dan meningkatkan
sensitivitas tubuh terhadap insulin, sehingga tubuh Anda bisa menggunakan insulin lebih
efektif.
3. Tes gula darah puasa yang dilakukan setelah Anda berpuasa selama 8 jam.
4. Suatu kondisi di mana urin mengandung jumlah protein yang tidak normal.
5. Suatu kondisi di mana urin mengandung jumlah glukosa yang tidak normal.
6. HDL cholesterol disebut juga dengan kolesterol baik.
7. LDL cholesterol disebut juga dengan kolesterol jahat.
8. Salah satu jenis lemak yang banyak ditemukan di dalam darah.
9. Keseluruhan jumlah kolesterol yang ditemukan dalam darah, terdiri dari kolesterol LDL,
kolesterol HDL, dan 20% Trigliserida.
4
BAB II
DAFTAR MASALAH
2. Apakah sering merasa haus dengan seringnya buang air kecil merupakan tanda dari adanya
penyakit diabetes ?
3. Mengapa penderita diabetes harus melakukan diet 2000 kalori/hari dan olahraga ?
5
BAB III
BRAINSTORMING
1. Iya ada. Riwayat penyakit keluarga dapat menjadi pendeteksi bagi orang yang memiliki keluarga
dengan diabetes. Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit kronis yang komplikasinya dapat
mengancam jiwa. Diabetes mellitus dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, ada faktor yang tidak
dapat di ubah dan faktor yang dapat diubah. Keturunan merupakan salah satu faktor yang tidak dapat
diubah. Faktor yang tidak dapat diubah diantaranya adalah riwayat penyakit keluarga atau keturunan,
dimana jika dalam keluarga orang tersebut ada yang memiliki penyakit diabetes mellitus maka orang
tersebut beresiko 4 kali lebih besar untuk menderita diabetes mellitus.
2. Sering merasa haus dan seringnya buang air kecil pada malam hari (Nokturia) dapat disebabkan
oleh gaya hidup atau kondisi medis. Gejala yang ditimbulkan oleh nokturia adalah produksi urin
yang berlebihan, frekuensi buang air kecil yang sering, dan merasa ingin buang air kecil, namun
urin yang dikeluarkan sedikit.
Salah satu penyebab nokturia adalah diabetes. Orang yang menderita diabetes pada malam hari,
akan terjadi peningkatan glukosa pada ginjal, sehingga menarik banyak cairan ke dalam urin. Hal ini
dapat meningkatkan pembentukan urin sehingga akan terjadi gangguan buang air kecil pada malam
hari.
3. Karena dengan melakukan diet dan olahraga dapat mengurangi tingkat gula darah dan dapat untuk
mempertahankan berat badan yang sehat. Selain itu olahraga dapat meningkatkan efisiensi insulin,
menurunkan tekanan darah, mengurangi kolesterol jahat, membangun kekuatan otot serta mengontrol
gula darah yang dimiliki. Oleh karena itu dengan olahraga dan diet bisa membantu mengontrol
penyakit agar tidak parah.
4. Ada. Diabetes yang terus dibiarkan tanpa pengobatan lama-lama menyebabkan kerusakan
pembuluh darah dan peningkatan penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah. Penumpukan
lemak ini dapat meningkatkan risiko pembuluh darah menyempit karena tersumbat hingga akhirnya
mengeras. Kondisi ini disebut aterosklerosis. Aliran darah yang kencang dari jantung jadi terhambat
karena tidak semuanya bisa melewati pembuluh yang sempit. Akibatnya, jantung harus bekerja lebih
keras lagi untuk memompa darah. Inilah yang menyebabkan tekanan darah lama-lama meningkat
kalau Anda punya diabetes. Efek resistensi insulin akibat diabetes dapat menyebabkan hipertensi.
Selain itu, resistensi
6
insulin memicu ketidakseimbangan kadar garam dan kalium yang menyebabkan peningkatan volume
cairan tubuh. Hal ini dapat menyebabkan penyempitan arteri, yang lama lama menaikkan tekanan darah
hingga berisiko hipertensi.
7
INFO LAIN
Pemeriksaan Laboratorium :
• Fasting blood glucose adalah tes gula darah puasa yang dilakukan setelah Anda berpuasa
selama 8 jam.
• 2 hrs PP blood glucose adalah memeriksa kadar gula darah setelah 2 jam makan.
• Total cholesterol adalah keseluruhan jumlah kolesterol yang ditemukan dalam darah, terdiri
dari kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan 20% Trigliserida.
• HDL – cholesterol adalah kolesterol baik
• LDL – cholesterol adalah kolesterol jahat
• Trygliceride adalah salah satu jenis lemak yang banyak ditemukan di dalam darah.
• Urine glucose adalah suatu kondisi di mana urin mengandung jumlah glukosa yang tidak
normal.
• Urine protein adalah suatu kondisi di mana urin mengandung jumlah protein yang tidak
normal.
8
SAYA TIDAK TAHU
Gula darah acak atau gula darah sewaktu adalah jenis pemeriksaan gula darah yang dilakukan
kapanpun tanpa memperhatikan wkatu maupun kondisi seseorang. GDA ini bisa di lakukan saat
pasien bangun tidur, sedang beraktifitas, setelah makan ngemil dan lain-lain. Pagi sore malam
pun tidak ada masalah. Oleh karena itulah disebut pengukuran gula darah acak. Biasanya jika
normal, maka akan di temukan angka gula darah yang ada didalam batas normal. Adapaun
angkanya bisa berubah kapanpun, sesuai dengan aktifitas dan jenis makanan yang dia makan
sebelum tes. Namun pada umumnya kadar normal gula darah berada di angka 80-120 mg/dL atau
4.4-6.6 mmol/L jika melakukan tes sebelum makan atau setelah bangun tidur dan angka normal
adalah 100-140 mg/dL atau 5.5-7.7 mmol/L Jika melakukan tes pada waktu ingin tidur.
9
BAB IV
PETA MASALAH
Anamnesis :
Poliuria
Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan Lab :
DIABETIC NEPHROPATY
10
BAB V
TUJUAN PEMBELAJARAN
11
BAB VI
TINJAUAN PUSTAKA
12
- Penting untuk pemeriksaan tertentu (kehamilan), pemeriksaan sitologi Anak-anak (pediatric)
- hindari kontaminasi feces atau dapat menggunakan pediatric urine bag collection.
13
4. –
Transport sampel dara, urine, cairan tubuh dan jaringan sangat menentukan pemeriksaan. Yang harus
dihindari waktu transport : tidak boleh diguncang terlalu hebat (missal darah) karena akan menyebabkan
hemolysis, tidak boleh terpapar cahaya langsung missal pemeriksaan bilirubin, untuk pemeriksaan yang
tidak stabil (ammonia) aktifitas plasma renin sampel disimpan pada suhu 4 C dan waktu pengiriman
sampel harus diberikan ice.
A. MAKROSKOPIS
URINE Jumlah (volume)
urine
Mengukur jumlah urine bukan merupakan pemeriksaan rutin, tetapi dikerjakan bila terdapat
indikasi tertentu.
Pemeriksaan ini berguna untuk ikut menentukan adanya gangguan faal ginjal, kelainan dalam
kesetimbangan cairan badan dan untuk menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif atau
semikuantitatif dengan urine (mis. berapa gram proteinuria dalam 24 jam).
14
Jumlah normal urine 24 jam dipengaruhi antara lain oleh; umur, berat badan, minuman, suhu
lingkungan, aktifitasnya.
Jika diperhitungkan per kg berat badan, jumlah urine anak-anak relatif lebih besar, yaitu 3-4 kali
dari orang dewasa.
Warna
urine
Urine normal berwarna kuning pucat sampai tua tergantung encer atau pekatnya urine, warna
ini disebabkan oleh warna urochrom.
Warna abnormal :
1. Kuning tua dan bila urine dikocok buihnya berwarna kuning, kemungkinan
mengandung bilirubin ( pada hepatitis )
Bau urine
Berbau ammonia (akibat urea dipecah oleh bakteri), kemungkinan terdapat infeksi traktus
urinarius.
B. URINALISA (KIMIAWI
URINE) Berat jenis
Berat jenis normal : 1.015 – 1.025 Berat jenis urine tergantung dari diuresis (jumlah produksi
urine) , semakin besar diuresis makin
15
rendah berat jenis dan sebaliknya. Bila seseorang setelah makan sore tidak diberi lagi minum semalam
dan urine malam hari dibuang, bila berat jenis urine pagi hari > 1.025, berarti fungsi pemekatan ginjal
baik (dengan syarat tidak ada glukosuria atau proteinuria). Isosthenuria adalah berat jenis urine selalu
sekitar 1.010.
pH urine dapat memberikan informasi yang penting tentang status asam-basa penderita jika
digabungkan dengan gejala klinik dan data laboratorium yang lain.
Pada penderita renal tubular acidosis, tubuli ginjal gagal mengeluarkan ion H, sehingga
pH urine akan tetap netral walaupun didalam tubuh terjadi acidosis.
pH naik (alkali) terdapat pada penyakit ginjal akut atau kronik, muntah-muntah
berat, alkalosis respirasi.
Tetapi urine alkali juga dapat terjadi jika terdapat kuman yang memecah ureum
menjadi amonia (urine > 2 jam), atau memang terdapat infeksi pada traktus
urogenetalis.
Proteinuria.
Protein plasma umumnya tidak terfiltrsi karena dipertahankan oleh membrana basalis
glomeruli, tetapi protein kecil dengan BM kurang 40.000 difiltrasi oleh glomeruli tetapi akan
direabsorpsi lagi oleh sel-sel tubuli dan kurang dari 1% nya keluar bersama protein yang disekresi
tubuli dalam urine. Sebagian dari proteinuria normal terdiri atas α1 - microglobulin dan protein
Tamm-Horsfall yang disekresi oleh sel-sel tubulus, dimana protein Tamm-Hosrfall merupakan
matrik dasar dari silinder ( cast ).
Proteinuria merupakan indikator yang sangat penting untuk mengetahui adanya kelainan ginjal,
karena proteinuria sering terdapat pada sebagian besar penyakit ginjal. Urine normal mengandung
protein kurang dari 100 mg/l , dimana kadar albuminnya hanya 10 – 15% dan jumlah ini tidak
terdeteksi dengan pemeriksaan biasa, pemeriksaan proteinuria dengan test strips baru terdeteksi
bila kadar proteinuria lebih 150 – 300 mg/l
16
Microalbuminuria adalah albuminuria ringan persisten dimana terdapat kadar albumin dalam
urine 20 – 200 mg/l. Microalbuminuria ini memberi petunjuk dini bahwa mulai terjadi
nefropatia
Penyebab proteinuria :
2. Terjadi peningkatan sekresi protein oleh sel-sel tubulus kedalam lumen ( mis.
Pielonefritis ) .
3. Terjadi peningkatan kadar protein BM rendah dalam plasma yang melebihi nilai
ambang reabsorpsi tubuli ( mis. protein Bence Jones yang terdapat pada Mieloma
multipel)
4. Terjadi penurunan daya reabsorpsi tubuli terhadap protein BM rendah yang telah
difiltrasi oleh glomeruli ( mis. Renal tubular acidosis, acute renal failure )
Protein Bence Jones yang terdiri atas rantai kappa atau lamda dari imunoglobulin yang bersifat
menggumpal pada suhu 40 – 60 C, tetapi pada suhu lebih tinggi atau lebih rendah dari suhu
tersebut protein ini akan larut kembali.
Glukosuria
Dalam keadaan normal glukosa yang difiltrasi glomeruli, semuanya akan direabsropsi secara
aktip oleh tubulus proksimalis. Bila kadar glukosa darah sangat tinggi seperti pada diabetes
mellitus, maka proses reabsorpsi akan terhenti dan glukosa filtrat akan keluar bersama urine.
17
Nilai ambang (Renal threshold) terhadap glukosa adalah kadar glukosa darah yang dapat
menyebabkan terhentinya reabsorpsi glukosa di tubuli (normal: 160 – 180 mg/dl).
• Diabetes mellitus
- Sindroma Fanconi
• Kerusakan otak
• Sindroma Cushing
Ketonuria
Benda keton merupakan hasil metabolisme intermediet lemak yang terdiri atas aseton, asam
aseto-asetik dan asam beta hidroksi butirat. Apabila metabolisme berjalan sempurna akan
terbentuk air dan CO2, maka di dalam urine tidak terdapat keton. Tetapi apabila penggunaan
karbohidrat sebagai sumber energi terhambat atau tidak ada, maka lemak tubuh akan dimetabolisir
dan akan menimbulkan ketouria.
• Diabetes melitus
• Pada kelaparan atau program penurunan berat badan yang tidak mendapat karbohidrat
sama sekali.
Pemeriksaan keton urine di klinik terutama untuk pengelolaan penderita diabetes melitus.
Hematuria
Microskopic hematuria adalah suatu keadaan dimana terdapat eritrosit di dalam urine, tetapi
hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop.
18
Hematuria berhubungan sangat erat dengan kelainan traktus urogenetalis sebagai akibat trauma
atau iritasi pada organ tersebut.
• Urolitiasis
• Trauma traktus UG
• Tumor traktus UG
Hemoglobinuria
Pada peristiwa hemolitik intravaskuler akan terbebas hemoglobin dan masuk ke dalam plasma,
dan bila jumlahnya berlebihan akan difiltrasi oleh glomeruli dan keluar bersama urine.
• Malaria tropika.
Bilirubinuria
Bilirubinuria memberi petunjuk adanya penyakit hati jauh sebelum gejala klinik ikterus terlihat
jelas. Bilirubin ini merupakan bilirubin direk/glukoronat yang bersifat larut dalam air dan
dialirkan dari hati ke dalam usus lewat saluran empedu
19
Bila terjadi kerusakan atau sumbatan pada salurannya, bilirubin ini akan masuk sirkulasi
kemudian difiltrasi oleh glomeruli dan keluar bersama urine.
• Hepatitis
• Sirosis hepatis.
Urobilinogenuria / Urobilinuria
Uroblinogen diabsorbsi oleh dinding usus masuk sirkulasi kemudian difiltrasi oleh glomeruli
dan keluar bersama urine. Jadi dalam keadaan normalpun urobilinogen terdapat di dalam urine.
Urobilinogen dan sterkobilinogen bila teroksidasi berubah menjadi urobilin dan sterkobilin.
Urobilinogenuria meningkat terutama pada peristiwa hemolitik seperti :
• Thalassemia
• Malaria
Nitrit
Tes nitrit yang terdapat pada reagen strip digunakan untuk tes penyaring adanya infeksi traktus
UG. Sebagian besar infeksi traktus urogenetalis bermula dari infeksi kandung kemih dan
seringkali tanpa gejala klinik. Infeksi ini disebabkan oleh kontaminasi bakteri dari luar dan
secara retrograde naik lewat ureter ke pelvis renalis menuju tubuli renalis menjadi pielonefritis
dengan segala komplikasinya.
• Memantau pasien yang sangat mudah mengalami infeksi saluran kemih (mis. diabetes
mellitus)
20
• Penyaring kultur urine Urine yang diperiksa harus segar, apabila yang diperiksa urine
terlalu lama akan terjadi positip palsu (akibat terkontaminasi bakteri dari luar)
Hasil pemeriksaan mikroskopi harus ada korelasi dengan pemeriksaan makroskopi dan
kimiawi, bila tidak cocok perlu dilihat kemungkinan ada kesalahan tehnik atau administrasi.
Pada pemeriksaan mikroskopi, karena objek yang diperiksa mempunyai indek refraksi rendah,
maka diafragma harus dikecilkan untuk mengurangi cahaya, agar sedimen mudah dilihat.
Apabila sedimen dicat Sternheimer-Malbin, maka sel-sel darah, epitel dan silinder menjadi lebih
jelas strukturnya serta lebih kontras inti dan sitoplasmanya.
Eritrosit
Dalam keadaan normal eritrosit urine: 0-2/lpb (lapangan pandang besar = 400 X )
Jumlah eritrosit yang meningkat memberi petunjuk adanya kerusakan membran glomerulus atau
pembuluh darah traktus urogenetalis.
• Glomerulonefritis
• Batu ginjal
• Infeksi akut, keracunan, reaksi imunologis, keganasan atau kelainan darah yang
menimbulkan kerusakan pembuluh darah kapiler ginjal.
Perlu diingat bahwa pada wanita, hematuria dapat terjadi karena urine terkontaminasi darah
menstruasi
21
Leukosit
Peningkatan jumlah lekosit urine memberi petunjuk adanya keradangan pada traktus
urogenetalis seperti:
• Pielonefritis
• Prostatitis
• Uretritis
• Cystitis
Epitel
Peningkatan luar biasa epitel tubulus dalam urine memberi petunjuk adanya nekrosis tubuli
seperti bila terjadi reaksi penolakan pada transplantasi ginjal. Apabila lipid atau kholesterol
terfiltrasi glomerulus seperti yang terjadi pada sindroma nefrotik, maka sel-sel epitel tubuli akan
menyerap lipid tersebut, dan bila sel-sel tadi lepas di dalam urine, akan terlihat sel-sel epitel
tubuli yang dipenuhi titik-titik lipid yang disebut Oval fat bodies.
Silinder
Silinder atau casts yang terbentuk terutama di dalam tubulus distalis dan duktus coligentes,
dapat memberi gambaran tentang keadaan nefron.
Bahan utama silinder adalah mucoprotein Tamm-Horsfall, dan agar dapat terbentuk silinder
diperlukan kondisi urine tertentu yaitu:
• pH rendah
Bentuk silinder tergantung dimana ia tercetak, bila terbentuk di duktus coligentes akan tampak
besar-besar, sedangkan bila terbentuk di loop of Henle atau tubulus kelok distal akan terlihat
seperti berekor disebut silindroid dan mempunyai makna sama. Karena silinder yang akan
22
terbentuk dipengaruhi oleh sel-sel yang terjerat disitu dan lama tinggal silinder di dalam tubuli,
maka terdapat berbagai macam silinder yaitu:
1. Silinder Hialin
• Dehidrasi
• GNA, Pielonefritis
2. Silinder Eritrosit
Bila di dalam urine terdapat silinder ini, memberi petunjuk bahwa telah terjadi perdarahan
di nefron.nSilinder ini terutama berhubungan erat dengan penyakit GNA atau latihan
jasmani yang berat, tetapi juga dapat terlihat pada kerusakan glomerulus, tubulus dan
kapiler renalis.
3. Silinder Lekosit
Bila di dalam urine terdapat silinder ini, memberi petunjuk bahwa telah terjadi infeksi
atau keradangan di nefron, seperti pada Pielonefritis.
4. Silinder Epitel
Bila pada saat terbentuk silinder hialin bersamaan terjadi kerusakan tubuli, maka sel epitel
tubuli yang lepas ikut terperangkap dan akan terbentuk silinder epitel.
5. Silinder granuler
Apabila silinder seluler (epitel tubuli atau lekosit) tinggal lama di dalam tubuli akibat terjadi
23
stasis aliran urine, maka sel-selnya akan mengalami disintegrasi menjadi granula dan
terbentuklah silinder granuler.
Silinder ini merupakan tahap lanjut dari silinder hialin, tampak refraktil dan mudah
patah, sehingga sering terlihat dalam bentuk fragmen. Arti klinis silinder ini
memberi petunjuk adanya stasis aliran urine yang cukup lama, dan prognose
penyakit kurang baik.
Silinder ini berasal dari silinder epitel tubuli yang mengandung lemak ( oval fat bodies )
yang karena tinggal lama di dalam tubuli kemudian mengalami disintegrasi sel-selnya
dan akan terlihat butir-butir lemak dalam silinder. Silinder ini dapat dijumpai pada
Sindroma nefrotik.
Kristal
Dalam keadaan normal bila suasana urine asam terdapat kristal urat dalam berbagai bentuk
dan warna dari kuning sampai coklat kemerahan, dan ca-oxalat. Sedangkan dalam suasana
alkali akan
dijumpai kristal fosfat. Kebanyakan kristal urine ini tidak mempunyai arti klinik.
• Cystine
• Cholesterol
• Leucin
• Tyrosine
24
Mikroskop Polar ( Polarized microscope)
Pemeriksaan dalam bidang daya rendah (100x -200x) - 30 bidang: enumerasi gips, lender dan
sel epitel skuamosa
Pemeriksaan di bawah bidang daya tinggi (400x) -20 bidang: penghitungan semua yang
lainpartikel, penilaian jenis gips.
• Pencacahan partikel
25
o Penting untuk membandingkan hasilnya dengan dipstick uji
Gambar C. Phase Contrast gambar D. Bright field
C D
Glovanni B. Fogazzi. The Urinary Sediment. An integrated View. 3 rd edition. 2009 Copyright
Elsevier
26
Glovanni B. Fogazzi. The
rd
Urinary Sediment. An integrated View. 3 edition. 2009 Copyright Elsevier
o Kristal
o Lemak
Tidak dilakukan secara rutin pada setiap sampel, hanya untuk identifikasi kristal atau pada
sampel yang dicurigai mengalami lipiduria.
27
Polarised light microscopy
Perlu dilakukan suatu Lumbal Pungsi (LP) untuk mengetahui apakah terjadi suatu
infeksi /meningitis (bakteri, jamur, mycobacterium atau amoeba), keganasaan,
perdarahan subarachnoid, multiple sclerosis atau penyakit demyelinisasi
28
Lumbal Pungsi dilakukan di L3-L4 atau L4-L5
Pengambilan sumsum tulang / bone marrow pada orang dewasa dilakukan di spina
iliaca posterior superior, spina iliaca anterior superior atau sternum
Efek LP : terjadi herniasi otak dan peningkatan tekanan intracranial otak, kelumpuhan
(paralysis)
tindakan LP
29
9. Synovial Fluid
Cairan sendi akan berbeda dengan cairan tubuh lain karena mengandung asam hyaluronat
(mucin) dan dapat mengandung kristal.
Dapat diambil dengan arthocentesis (mengambil dengan syringe), kemudian ditambahkan
antikoagulan (25 unit heparin per ml cairan sendi), Tidak boleh digunakan antikoagulan
Oxalate, serbuk EDTA maupun lithium heparin
Dapat dilakukan pemeriksaan: kultur mikrobiolog hematologic (hitung jenis), dan kimia
klinik
Pra analitik :
Persiapan alat & bahan
Persiapan petugas dan pasien
Pengambilan sampel cairan sendi 10 – 20 mL, dibagi ke 4 tabung :
tabung 1 = tanpa antikoagulan (makroskopis, viskositas, tes musin)
Tabung 2 = dengan antikoagulan EDTA (mikroskopis, hitung jenis leukosit, jumlah sel
Tabung 3 = mikrobiologi
Tabung 4 = tanpa antikoagulan (kimia, imunologi/serologi)
Keseimbangan cairan di rongga pleura, balance = tekanan koloid osmotik kapiler, permeabilitas
dinding kapiler, tekanan hidrostatik
30
Cairan pleura: ultrafiltrasi plasma darah,terbentuk terus menerus dalam rongga pleura, normal
memproduksi cairan 1-10 ml diproduksi oleh pleura parietalis pada dinding dada dan pleura
visceralis yang menutupi paru.
Cairan pleura berfungsi sebagai pelicinalami untuk kontraksi dan pengembangan paru selama
respirasi dan diabsorbsi oleh sistem limfe dan venula di pleura
Efusi Pleura
Cairan Perikardium
Definisi = cairan yg berada di dalam ruang perikardium (diantara perikardium viseralis dan
perikardium parietalis)
31
Perikardiosintesis
Jarum suntik: penusukan di sela iga V atau sela iga VI garis sternum kiri , dengan bantuan
ekokardiografi.
Efusi Perikardium
Yaitu penumpukan cairan abnormal dalam rongga normal: 15-50 ml ada transudat (non inflamasi),
eksudat(inflamasi), pioperikardium, atau hemoperikardium.
14. PHOP
• Non – maleficence : Memberi obat atau saran pemeriksaan yang pasien perlukan
15
32
Faktor Agent : Kelebihan glukosa
Promosi
Disability
Kesehatan Early Diagnosis
Primer Sekunder limitation
Tersier
Spesific Prom treatment
Cure/Dead
Protection
BAB VII
PETA KONSEP
Diabetes
Tipe 2
Anamnesis :
Merasa gelisa
Polidipsia
Poliuria
Riwayat penyakit Keluarga DM +
Tekanan
Darah
33
Pemeriksaan Lab :
Glukosa Puasa : 180 mg/dL (N: 70-110)
Glukosa 2 jam pp : 300 mg/dL (N: <140)
Kolesterol total : 280 mg/dL (N: 150 – 220 )
HDL – Cholesterol : 24 mg/dL (N: >35)
LDL – Cholesterol : 200 mg/dL (N: 100 – 150 )
Trigliserida : 300 mg/dL (N: 150 – 250 )
Glukosa Urine : +++
Protein Urine : +++
Diabetic
Nephropaty
34
BAB VIII
DAFTAR PUSTAKA
1989.
3. Ross, Doris L, Neely, Ann.E, ; Textbook of Urinalysis and Body Fluids,Connecticut, Appleton
35