You are on page 1of 10

Jurnal Manajemen Agribisnis Vol.7, No.

2, Oktober 2019 E- ISSN: 2684-7728

STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN


PUPUK KOMPOS ORGANIK
PADA YAYASAN PEMILAHAN SAMPAH TEMESI,
KABUPATEN GIANYAR

Marketing Development Strategy Organic Compost Fertilizer of Yayasan


Pemilahan Sampah Temesi, Gianyar Regency

Paksi Bali Dewa*, I Made Sudarma, I Dewa Putu Oka Suardi

Program Studi Magister Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana,Bali, Indonesia

*Email: paksibalidewa@gmail.com

ABSTRACT
The waste problem is not only related to the production and its transportation, but also concerning the sorting
of organic and non-organic types. Temesi landfills in Gianyar Regency through the Yayasan Pemilahan
Sampah Temesi (YPST) has a waste sorting activity to be used as a more economical product, namely compost
fertilizer "Temesi Organik". The organic fertilizers usage in Bali Province in the last five years (2013-2017)
has always been with an average of 28,897 tons. This potential will be a marketing opportunity for organic
fertilizer producers in Bali Province. But YPST facing a problem lack of good planning in terms of product
marketing. The purpose of this study was to analyze internal and external factors, formulate alternative
strategies, and determine the priority strategies in developing marketing of compost fertilizer "Temesi
Organik". Data analysis methods used are SWOT and AHP analysis. The results of the study based on the
SWOT analysis obtained six alternative strategies namely improving product quality to maintain customer
loyalty and the synergy of government policies, maintaining product continuity to reach the organic fertilizers
market potential, maintaining the legality of organic certification, expanding market networks by utilizing
social media and word of mouth marketing methods, complementing facilities and production infrastructure in
composting, and improving the quality of human resources to produce products with a strong bargaining
position. Based on AHP analysis obtained the main priority of six alternative strategies is to expand the market
network by utilizing social media and the word of mouth marketing method.

Keywords: Marketing Strategy, Organic Compost Fertilizer, Yayasan Pemilahan Sampah Temesi

ABSTRAK
Permasalahan sampah tidak hanya terkait dengan produksi maupun keterangkutannya, tetapi juga menyangkut
pemilahan terhadap jenis organik dan nonorganik. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Temesi di Kabupaten
Gianyar melalui Yayasan Pemilahan Sampah Temesi (YPST) memiliki aktivitas pemilahan sampah untuk
dijadikan sebagai produk yang lebih bernilai ekonomis yaitu pupuk kompos “Temesi Organik”. Rata-rata
penggunaan pupuk organik di Provinsi Bali dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2013-2017) adalah 28.897
ton. Potensi ini akan menjadi peluang pemasaran bagi produsen pupuk organik di Provinsi Bali. Akan tetapi
YPST menghadapi masalah yaitu kurangnya perencanaan yang baik dalam hal pemasaran produk. Tujuan dari
penelitian ini untuk menganalisis faktor internal dan eksternal, merumuskan alternatif strategi, serta
menentukan prioritas strategi dalam pengembangan pemasaran pupuk kompos “Temesi Organik”. Metode
analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT dan AHP. Hasil penelitian berdasarkan analisis SWOT
didapatkan enam alternatif strategi yaitu meningkatkan kualitas produk untuk menjaga loyalitas konsumen dan
sinergisitas kebijakan pemerintah, menjaga kontinuitas produk untuk meraih potensi pasar pupuk organik,
mempertahankan legalitas sertifikasi organik, memperluas jaringan pasar dengan memanfaatkan media sosial
dan metode word of mouth marketing, melengkapi sarana dan prasarana produksi dalam pengkomposan, serta
meningkatkan kualitas SDM untuk menghasilkan produk dengan posisi tawar yang kuat. Berdasarkan analisis
AHP didapatkan prioritas utama dari keenam alternatif strategi tersebut yaitu memperluas jaringan pasar
dengan memanfaatkan media sosial serta metode word of mouth marketing.
Kata kunci : Strategi Pemasaran, Pupuk Kompos Organik, Yayasan Pemilahan Sampah Temesi

Paksi, Strategi...|121
Jurnal Manajemen Agribisnis Vol.7, No.2, Oktober 2019 E- ISSN: 2684-7728

PENDAHULUAN untuk menyusun strategi pengembangan


pemasaran yang efektif dan efisien agar pupuk
Sampah merupakan permasalahan utama yang kompos “Temesi Organik” dapat terserap
dihadapi oleh hampir seluruh perkotaan di maksimal oleh pasar.
Indonesia. Bali sebagai salah satu daerah tujuan
wisata di Indonesia, memiliki tanggung jawab METODE PENELITIAN
besar dalam penanggulangan sampah. Sampah
yang tidak terkelola akan merusak ekosistem Rancangan penelitian yang digunakan adalah
lingkungan dan berdampak pada kesehatan analisis deskriptif kualitatif dan menggunakan
manusia. Permasalahan sampah tidak hanya sumber data primer serta sekunder. Penentuan
terkait dengan produksi maupun responden dari pihak internal dan eksternal
keterangkutannya, tapi masalah pemilahan menggunakan teknik purposive samplings
terhadap jenis organik dan nonorganik serta sehingga diperoleh 20 orang. Penelitian ini
pendaurulangan menjadi sesuatu yang berguna. menggunakan jenis data kuantitatif dan kualitatif
dengan metode wawancara, Focus Group
Salah satu Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang Discusion (FGD), observasi lapangan,
terletak di Kabupaten Gianyar yaitu TPA Temesi. dokumenasi, dan studi pustaka serta dianalisis
Selain menjadi tujuan akhir sampah, TPA Temesi melalui tiga tahapan yakni input stage
juga melakukan penanganan sampah yang dikelola menggunakan matriks IFE, EFE, matching stage
oleh Yayasan Pemilahan Sampah Temesi (YPST). dengan analisis matriks IE dan analisis SWOT,
Aktivitas utama yang dimiliki YPST melalui Unit serta Decision Stage melalui analisis AHP.
Fasilitas Pengolahan Sampah Temesi (UFPST)
yaitu dengan memanfaatkan sampah organik HASIL DAN PEMBAHASAN
menjadi pupuk kompos “Temesi Organik”. Evaluasi Faktor Internal (IFE) dan Evaluasi
Fasilitas YPST beroperasi berpedoman pada Faktor Eksternal (EFE) Strategi
sistem kualitas ISO 9000 dan memiliki Pengembangan Pemasaran Pupuk Kompos
laboratorium analitik dilapangan untuk menjamin “Temesi Organik”
kualitas kompos terbaik. YPST memiliki izin dari Tabel 1. Matriks IFE Strategi Pengembangan Pemasaran
Kementrian Pertanian Republik Indonesia, melalui Pupuk Kompos “Temesi Organik”
Kementan No 250.OL/Kpts/SP/310/B/06/206.
Pada tanggal 1 Juni 2018 YPST juga memperoleh
sertifikasi organik untuk produk pupuk kompos
yang diproduksi dari Lembaga Sertifikasi Organik
(LSO) Inofice, Bogor.
Data dari Badan Pusat Statistik dan Dinas
Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan
Provinsi Bali (2017), jumlah pupuk yang disubsidi
oleh pemerintah dalam kurun waktu 2013-2017
mencapai 11.095 ton setiap tahunnya untuk rata-
rata luas lahan sawah 22.190 ha, sedangkan luas
lahan sawah di Bali mencapai rata-rata 79.984 ha,
sehingga masih terdapat kebutuhan pupuk organik
di Bali yaitu dengan rata-rata 28.897 ton yang
belum disubsidi oleh pemerintah.
Fenomena ini akan menjadi peluang pemasaran
pupuk organik bagi produsen lokal salah satunya
YPST. Akan tetapi, YPST menghadapi masalah
yaitu kurangnya perencanaan yang baik dalam hal
pemasaran produk. Hal ini terlihat dari realisasi Rangkuti (2008) menetapkan bahwa total skor
penjualan pupuk kompos “Temesi Organik” dalam berdasarkan matriks evaluasi faktor internal
lima tahun terakhir (2013-2017) masih rendah minimal 2,50. Apabila total skor berada di bawah
dibandingkan target produksinya. Pencapaian 2,50 berarti menandakan secara internal
tertinggi penjualan didapatkan pada tahun 2013 perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang
yang mencapai 68,5% yaitu sekitar 548 ton, berada diatas 2,50 menunjukkan posisi internal
sedangkan target produksi mencapai 800 ton yang kuat. Tabel 1 menunjukkan total skor matriks
setiap tahunnya. IFE pada strategi pengembangan pemasaran
pupuk kompos “Temesi Organik” adalah 2,84
Perlu terdapat upaya perbaikan dari manajemen yang berarti YPST mempunyai kemampuan baik
YPST dalam hal merumuskan strategi dalam mengantisispasi kelemahan internal.
pemasarann yang tepat agar mampu Produk yang memiliki sertifikat organik (skor
memperluas jaringan pasar, meningkatkan 0,468), kontinuitas produk (skor 0,333), dan
penjualan, dan bersaing dengan produsen pupuk dukungan lokasi produksi strategis (skor 0,297)
organik dari daerah lain. Penelitian ini bertujuan menjadi kekuatan utama yang dimiliki oleh YPST

Paksi, Strategi...|122
Jurnal Manajemen Agribisnis Vol.7, No.2, Oktober 2019 E- ISSN: 2684-7728

dalam menghadapi persaingan pasar pupuk Matriks Internal dan Eksternal (IE) Strategi
organik dan mengupayakan pelayanan terhadap Pengembangan Pemasaran Pupuk Kompos
konsumen secara optimal. Kelemahan utama “Temesi Organik”
YPST terdapat pada parameter terbatasnya
kegiatan promosi (skor 0,372), kurang adanya Hasil matriks IE yang dapat dilihat pada Gambar
pelatihan SDM Yayasan (0,294), dan terbatasnya 1, menunjukkan bahwa YPST dalam upaya
jaringan pemasaran (0,240). YPST belum pengembangan pemasaran pupuk kompos
maksimal memanfaatkan media promosi terlihat “Temesi Organik” berada pada sel V, sehingga
dari minimnya aktivitas pemasaran di media strategi yang layak digunakan adalah penetrasi
sosial. Faktor SDM masih perlu ditingkatkan agar pasar, pertahankan, dan pelihara. Strategi
semakin bersaing dalam dunia bisnis serta mampu penetrasi pasar merupakan salah satu upaya yang
menangkap peluang dengan pengetahuan bahasa dapat dilakukan YPST untuk meningkatkan
Inggris. Jaringan pemasaran yang masih terbatas penjualan produk dengan potensi pasar pupuk
merupakan salah satu dampak dari kegiatan organik yang telah tersedia melalui usaha-usaha
promosi yang belum maksimal. pemasaran lebih agresif.
Tabel 2 menunjukan bahwa YPST mampu Strategi pertahanan dan pelihara melalui upaya
memanfaatkan peluang untuk menghindari memperbaiki atau meningkatkan kualitas produk
ancaman karena skor matriks EFE berada diatas dan jasa/pelayanan yang sudah ada. Strategi ini
2,50 yaitu 2,72. Hasil penelitian menunjukkan tepat direkomendasikan karena YPST masih perlu
loyalitas konsumen (skor 0,460), potensi pasar mempertahankan konsistensi dalam menerapkan
pupuk organik (skor 0,318), dan kebijakan organik, agar tidak lagi ditemukan campuran
pemerintah terhadap pertanian organik (skor 0,306) sampah plastik pada produk pupuk kompos
memperoleh ranking tertinggi sehingga Yayasan organik yang diproduksi. Dalam bidang
perlu memanfaatkan dengan baik parameter- pelayanan, khusus pada saat pemasaran, perlu
parameter tersebut untuk memaksimalkan ditambahkan kegiatan presentasi dan penjelasan
pemasaran pupuk kompos “Temesi Organik”. lebih lanjut mengenai kelebihan pupuk kompos
Sedangkan faktor ancaman yang perlu lebih “Temesi Organik” beserta cara pengaplikasiannya.
mendapatkan perhatian yaitu tingginya biaya
produksi dalam pengomposan (skor 0,300),
pesaing dari perusahaan sejenis (skor 0,252), dan
ketersediaan tenaga kerja pemilah sampah (skor
0,212). Produksi kompos memerlukan banyak
biaya dikarenakan sampah yang datang ke TPA
Temesi masih tercampur dengan bahan anorganik
sehingga perlu membeli organik dengan
memperkerjakan tenaga pemilah. YPST perlu
menjaga dan meningkatkan inovasi produk untuk
menghadapi keberadaan dari produsen sejenis,
agar tetap mampu bersaing dalam pemasaran
pupuk organik di Provinsi Bali
Tabel 2. Matriks EFE Strategi Pengembangan
Pemasaran Pupuk Kompos “Temesi
Organik”
Gambar 1 Matriks Internal-Eksternal
(IE) Strategi Pengembangan
Pemasaran Pupuk Kompos
“Temesi Organik”
Alternatif Strategi Pengembangan Pemasaran
Pupuk Kompos “Temesi Organik”
Strategi alternatif yang disarankan yaitu
strategi S-O, S-T, W-O dan W-T, yang disajikan
pada Gambar 2
Strategi Strengths-Opportunity (S-O)
a. Meningkatkan Kualitas Produk untuk
Menjaga Loyalitas Konsumen serta
Sinergisitas Kebijakan Pemerintah
sehingga Permintaan Pupuk
Berkelanjutan
Setiap pelaku usaha bisnis pada umumnya
dihadapkan dalam persaingan serta

Paksi, Strategi...|123
Jurnal Manajemen Agribisnis Vol.7, No.2, Oktober 2019 E- ISSN: 2684-7728

kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dalam pemasaran pupuk organik di Bali,


pelanggan yang dipengaruhi oleh tingkat sehingga potensi pasar yang masih tersedia
mutu produk. Peningkatkan kualitas pupuk dapat dimaksimalkan.
kompos “Temesi Organik” yang mampu
dilakukan setidaknya akan mengurangi Strategi Strengths-Threaths (S-T)
penilaian negatif sehingga menghindari a. Mempertahankan Legalitas Sertifikasi
hilangnya konsumen dan tetap menjaga Organik dalam Menghadapi Persaingan
kerjasama dengan pemerintah terkait
pengadaan pupuk organik bersubsidi. YPST perlu mempertahankan atau
melanjutkan sertifikat organik yang sudah
b. Menjaga Kontinuitas Produk Didukung mereka dapatkan ketika masa berlakunya
Lokasi Produksi untuk Meraih Potensi telah habis, karena secara tidak langsung
Pasar Pupuk Organik YPST melindungi konsumen atau pelanggan
Kemampuan menyediakan produk yang dari produk pupuk organik yang ilegal.
secara berkelanjutan akan menjadi
keunggulan tersendiri bagi YPST untuk
menjaga posisi sebagai salah satu produsen

Kekuatan (S) Kelemahan (W)


Kualitas Produk yang Sudah
IFE 1 0,468 1 Jaringan Pemasaran Masih Terbatas 0,240
Bersertifikat Resmi Organik
2 Kontinuitas Produk 0,333 2 Sarana dan Prasarana Produksi Kurang Lengkap 0,168
3 Lokasi Produksi yang Strategis 0,297 3 Terbatasnya Kegiatan Promosi 0,372
Survailen Berkala dari Pihak Lembaga
4 0,246 4 Tampilan Kemasan yang Masih Sederhana 0,146
EFE Sertifikasi Organik
Dukungan dari Stakeholder Pemerhati Kurang Adanya Pelatihan Manajemen dan Bahasa
5 0,276 5 0,294
Lingkungan Inggris pada tenaga Teknis Yayasan
Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O
Meminimalisir Volume Sampah Meningkatkan Kualitas Produk untuk Menjaga
1 0,252
Organik Loyalitas Konsumen serta Sinergisitas Kebijakan
1
Potensi Pasar Pupuk Organik yang Pemerintah sehingga Permintaan Pupuk
2 0,318 Berkelanjutan (S1+O3+05)
Masih Tersedia
Memperluas Jaringan Pasar dengan Memanfaatkan Media
Loyalitas Konsumen Terhadap
3 0,460 1 Sosial serta Metode Word of Mouth Marketing
Merek Tinggi
(W1+W3+O2+O3+O4)
Menjaga Kontinuitas Produk Didukung Lokasi
Perkembangan Media Komunikasi 2 Produksi untuk Meraih Potensi Pasar Pupuk Organik
4 0,282
Sosial
(S2+S3+O2+O5)
Kebijakan Pemerintah Terhadap
5 0,306
Pertanian Organik
Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T

Kualitas Bahan Baku yang Masih


1 0,172 Melengkapi Sarana dan Prasarana Produksi agar Kualitas
Tercampur Kandungan Kimia
1 Bahan Baku Tetap Terjaga dan Menekan Biaya Produksi
Ketersediaan Tenaga Kerja Pemilah dalam Pengkomposan (W2+T1+T2+T4)
2 0,212
Sampah Tidak Menentu
Mempertahankan Legalitas Sertifikasi Organik dalam
1
3 Pesaing dari Perusahaan Sejenis 0,252 Menghadapi Persaingan (S1+S4+T1+T3)
Tingginya Biaya Produksi dalam Meningkatkan Kualitas SDM untuk Menghasilkan Produk
4 0,300 2 dengan Posisi Tawar yang Kuat sehingga Mampu Bersaing
Pengkomposan
dengan Perusahaan Sejenis (W3+W5+T3+T5)
Posisi Tawar Konsumen Semakin
5 0,164
Kuat

Gambar 2 Analisis SWOT Strategi Pengembangan Pemasaran Pupuk Kompos “Temesi Organik”

Paksi, Strategi...|124
Jurnal Manajemen Agribisnis Vol.7, No.2, Oktober 2019 E- ISSN: 2684-7728

Strategi W-O (Weakness-Opportunities) Hasil analisis AHP terhadap strategi


pengembangan pemasaran pupuk kompos
a. Memperluas Jaringan Pasar dengan
“Temesi Organik” dapat dilihat pada Gambar 3,
Memanfaatkan Media Sosial serta
beserta berikut penjelasannya pada setiap level.
Metode Word of Mouth Marketing
Faktor penentu
Memaksimalkan perkembangan
teknologi yang ada dewasa ini, terutama Faktor-faktor penentu terhadap pengembangan
teknologi informasi (internet), diharapkan pemasaran pupuk kompos “Temesi Organik”
dapat membantu YPST mengetahui ditentukan berdasarkan dua peringkat skor
informasi jaringan pasar dengan konsumen tertinggi dari parameter matriks IFE dan EFE.
pupuk organik yang potensial. Kemudahan Pada masing-masing faktor penentu diperoleh
memanfaatkan banyak aplikasi sosial media bobot skor dan ranking prioritas sebagai berikut.
pada internet dan tidak memerlukan biaya
tinggi untuk mengunakannya, perlu F1. Potensi Pasar Pupuk Organik yang Masih
didukung dengan SDM yang mahir Tersedia
mengakses aplikasi media sosial tersebut.
Memiliki nilai prioritas tertinggi dengan
Sedangkan dalam metode word of mouth
bobot 0,356 menunjukkan peluang pasar
marketing, lebih diharapkan dari
pupuk organik yang masih tersedia
pembicaraan yang mengalir secara alami
berpengaruh dalam keberhasilan strategi
berdasarkan kualitas positif sebuah produk
pengembangan pemasaran pupuk kompos
dalam hal ini pupuk kompos “Temesi
“Temesi Organik”. Hal ini didukung dengan
Organik”.
adanya Peraturan Gubernur Bali Nomor 16
Tahun 2013 untuk menjaga potensi
Strategi W-T (Weakness-Treaths)
penggunaan pupuk organik oleh masyarakat
a. Melengkapi Sarana dan Prasarana terutama yang beraktivitas pada sektor
Produksi agar Kualitas Bahan Baku pertanian. Selain itu, karena Bali memiliki
Tetap Terjaga dan Menekan Biaya keunggulan pada sektor pariwisata,
Produksi dalam Pengkomposan beberapa hotel, villa, maupun restoran mulai
membuat kebun organik didalam usaha
Tuntutan bekerja secara efisien tidak dapat mereka.
dihindari dalam bisnis modern, apabila
sering dijumpai bahwa biaya produksi terus F2. Terbatasnya Kegiatan Promosi
mengalami peningkatan. Sarana dan
Faktor prioritas tertinggi kedua yaitu
prasarana yang lengkap berperan penting
terbatasnya kegiatan promosi dengan bobot
dalam menekan biaya produksi dan
0,235. Faktor ini menentukan keberhasilan
mengatasi permasalahan jumlah tenaga
strategi pengembangan pemasaran pupuk
pemilah sampah yang tidak menentu. Selain
kompos “Temesi Organik”, karena apabila
karena mempercepat proses pelaksanaan
dengan minimnya promosi yang dilakukan,
pekerjaan sehingga mampu menghemat
akan membatasi jaringan pemasaran itu
waktu, meningkatkan produktivitas barang
sendiri, akibat ketidaktahuan masyarakat
maupun jasa, juga
akan pupuk yang diproduksi oleh YPST.
dapat menghasilkan kinerja lebih berkualitas F3. Loyalitas Konsumen terhadap Merek
dan terjamin. Tinggi
b. Meningkatkan Kualitas SDM untuk Faktor prioritas ketiga selanjutnya yaitu
Menghasilkan Produk dengan Posisi terkait loyalitas konsumen dengan bobot
Tawar yang Kuat Sehingga Mampu 0,155. Faktor ini menentukan karena
Bersaing dengan Perusahaan Sejenis menjual pupuk kompos “Temesi Organik”
kepada pelanggan lama tentunya lebih
Menghadapi persaingan pasar, pupuk
mudah dibandingkan menjual kepada
kompos “Temesi Organik” harus mampu
pelanggan baru sehingga YPST harus
memiliki nilai tawar atau value proposition
konsisten dalam menyajikan produk pupuk
yang kuat. Salah satu pemilihan dan
yang berkualitas dan mampu memberikan
penerapan strategi pengembangan
pelayanannya yang terbaik.
pemasaran yang sudah ditentukan, akan
sangat dipengaruhi oleh kualitas SDM F4. Kualitas Produk yang Sudah
YPST sebagai pelaksana baik itu dalam Bersertifikat Resmi Organik
kegiatan produksi, pemasaran, hingga pada
jasa pelayanan. Faktor prioritas keempat dengan bobot 0,101
yaitu kualitas produk yang sudah memiliki
Prioritas Strategi Pengembangan Pemasaran sertifikat resmi organik. Faktor ini
Pupuk Kompos “Temesi Organik” menentukan, karena kepemilikan sertifikat
akan membedakan pupuk kompos “Temesi
Organik” dengan produk sejenis yang

Paksi, Strategi...|125
Jurnal Manajemen Agribisnis Vol.7, No.2, Oktober 2019 E- ISSN: 2684-7728

beredar dipasaran, serta memiliki nilai manajemen dan bahasa Inggris dengan bobot
tambah dengan status keorganikannya yang 0,020. Kemampuan manajemen yang baik,
tidak diragukan oleh konsumen. dapat membantu menjaga situasi YPST agar
tetap terhindar dari kerugian dan
F5. Kontinuitas Produk meningkatkan ide-ide untuk berinovasi.
Faktor prioritas kelima yaitu kontinuitas Sedangkan melalui kemampuan bahasa
produk dengan bobot 0,065. Faktor ini Inggris dapat menambah keterampilan
mempengaruhi dalam strategi dalam membangun kemitraan bisnis serta
pengembangan pemasaran pupuk kompos mengoperasikan internet/media sosial
“Temesi Organik” karena dengan sebagai salah satu media untuk menambah
kemampuan memproduksi yang secara jaringan pemasaran.
berkelanjutan akan menghindari konsumen Aktor Penentu
dari rasa kecewa apabila tidak mendapatkan
pupuk ketika membeli dengan volume Level aktor atau pelaku yang dapat menentukan
tertentu serta dapat mempertahankan strategi pengembangan pemasaran pupuk kompos
kerjasama YPST dengan pemerintah dalam “Temesi Organik”, baik itu yang terlibat langsung
mengikuti program subsidi pupuk organik. maupun tidak langsung berdasarkan proses analisis
AHP diperoleh ranking bobot sebagai berikut.
F6. Tingginya Biaya Produksi dalam
Pengkomposan A1. Yayasan Pemilahan Sampah Temesi
Faktor prioritas keenam yaitu tingginya Pelaku atau aktor yang memperoleh prioritas
biaya produksi dalam pengomposan dengan pertama paling menentukan adalah pihak
bobot 0,042. Berdasarkan hasil penelitian Yayasan sendiri dengan bobot 0,534. Setiap
biaya terbesar yang dihadapi adalah untuk alternatif strategi yang sudah dirumuskan
membayar tenaga pemilah sampah. Seperti kemudian dilanjutkan dengan menyusun
yang diketahui bahan baku kompos peringkat prioritas, akan sia-sia apabila
merupakan hasi pemilahan dari sampah pihak YPST tidak menerapkannya. Melalui
organik dan anorganik pada TPA Temesi, penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
hal ini perlu dukungan dari kesadaran gambaran dan masukan bagi YPST agar
masyarakat khususnya di Kota Gianyar dapat memaksimalkan penyerapan pupuk
dalam membuang sampah agar terdapat kompos organik yang diproduksi.
pemilahan terlebih dahulu ditingkat rumah
tangga. A2. Petani/Konsumen Pupuk Organik
YPST saat ini memiliki segmentasi pasar
F7. Pesaing dari Perusahaan Sejenis yaitu petani sawah dan hortikultura. Sasaran
lain adalah pelaku usaha yang bergerak pada
Faktor prioritas ketujuh dengan bobot 0,027 bidang pertanian (kuliner dan tanaman hias).
yaitu pesaing dari perusahaan sejenis. Apabila tidak ada lagi minat
Berdasarkan hasil penelitian keberadaan petani/konsumen dalam penggunaan input
produk sejenis yang sudah banyak terdapat organik, maka akan berdampak pada
dipasaran, justru menjadi motivasi bagi pemasaran pupuk kompos “Temesi
YPST agar tetap bersaing secara sehat. Organik”, sehingga aktor ini berada pada
Namun perlu diwaspadai, agar jaringan prioritas ranking kedua dengan bobot 0,229.
pemasaran yang sudah dimiliki tidak
tergantikan. A3. Distributor

F8. Kurang Adanya Pelatihan Manajemen Pelaku atau aktor yang memiliki prioritas
dan Bahasa Inggris pada Tenaga Teknis ketiga yaitu pihak distributor dengan bobot
Yayasan 0,138. Distributor memiliki peran karena
YPST dapat dimudahkan pada kegiatan
Faktor prioritas terakhir yaitu terkait dengan promosi sekaligus pemasaran terutama pada
kualitas SDM teknis Yayasan yang masih wilayah yang belum terjangkau.
memerlukan kegiatan pelatihan terkait

Paksi, Strategi...|126
Jurnal Manajemen Agribisnis Vol.7, No.2, Oktober 2019 E- ISSN: 2684-7728

Gambar 3 Analisis AHP Strategi Pengembangan Pemasaran Pupuk Kompos “Temesi Organik”
sampah organik pada TPA Temesi. YPST
A4. Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, terdiri dari pengolahan
dan Perkebunan Provinsi Bali
sampah anorganik dan organik, dengan
Pelaku atau aktor yang memiliki prioritas kegiatan utama produksi pupuk kompos
terakhir yaitu Dinas Tanaman Pangan, hasil pemilahan sampah organik. Terbukti
Hortikultura, dan Perkebunan Provinsi Bali dalam kurun lima tahun terakhir (2013-
dengan bobot 0,101. Dinas provinsi perlu 2017) mampu meminimalisir sampah
saling bekerjasama dengan dinas pertanian organik dengan rata-rata mencapai 10.984
di tingkat kabupaten dalam memberikan ton (Sumber: Yayasan Pemilahan Sampah
informasi terkait potensi wilayah pertanian Temesi, 2018). Diharapkan apabila
dengan kebutuhan pupuk organik yang pemasaran pupuk berjalan lancar, akan
signifikan kepada pihak YPST. Selain itu berdampak pada tujuan awal dari berdirinya
dinas perlu rutin melalukan pembinaan serta YPST yaitu mengurangi/meminimalisir
memfasilitasi petani atau kelompok tani sampah organik pada TPA Temesi.
(subak) yang sudah menerapkan pertanian
organik terutama terkait pemasaran produk, T3. Menunjang Program Pemerintah Yaitu
agar penggunaan input organik salah Bali Go Green dengan Penggunaan
satunya pupuk tetap berlanjut Pupuk Organik

Tujuan Tujuan prioritas ketiga melalui pencapaian


bobot 0,150 adalah menunjang program
Strategi pengembangan pemasaran pupuk kompos pemerintah yaitu Bali Go Green dengan
“Temesi Organik” mempunyai beberapa tujuan penggunaan pupuk organik.. YPST
dengan ranking bobot sebagai berikut. menjadikan peluang ini untuk semakin
memperkenalkan pupuk kompos yang
T1. Meningkatkan Penjualan Pupuk Kompos diproduksi beserta keunggulannya,
“Temesi Organik” disamping ikut berperan dalam upaya
Tujuan yang memperoleh prioritas pertama Pemerintah Provinsi Bali untuk
yaitu meningkatkan penjualan pupuk meningkatkan penggunaan pupuk organik
kompos “Temesi Organik” dengan bobot oleh petani.
yang diperoleh 0,422. Melihat realisasi T4. Membuka Lapangan Pekerjaan
penjualan pupuk dalam kurun lima tahun
terakhir (2013-2017) senantiasa Tujuan prioritas terakhir yaitu membuka
berfluktuasi, sehingga pengembangan lapangan pekerjan dengan pencapaian bobot
pemasaran merupakan upaya yang dapat 0,128. Dari awal terbentuk, YPST sudah
dilakukan secara nyata. mampu menyediakan pekerjaan bagi
masyarakat Desa Temesi untuk mengisi
T2. Mengurangi/Meminimalisir Volume posisi internal Yayasan terutama pada
Sampah Organik pada TPA Temesi tenaga teknis dan administrasi. YPST juga
Tujuan prioritas kedua dengan bobot 0,337 mampu memberikan lapangan pekerjaan
adalah mengurangi/meminimalisir volume bagi masyarakat luar Bali yang mengisi
posisi sebagai tenaga pemilah sampah.

Paksi, Strategi...|127
Jurnal Manajemen Agribisnis Vol.7, No.2, Oktober 2019 E- ISSN: 2684-7728

Diharapkan akan kembali mampu membuka Terjaga dan Menekan Biaya Produksi
lapangan pekerjaan baik itu untuk tenaga dalam Pengkomposan
tetap maupun harian sehingga kegiatan
ekonomi tetap berjalan disertai dengan Prioritas strategi keempat memperoleh skor
kondisi lingkungan diminimalisir dari bobot 0,121. Sarana yang perlu dilengkapi
penimbunan sampah. oleh YPST adalah mesin pemilah sampah.
Terdapat dua jenis mesin pemilah sampah
yang bisa dijadikan pertimbangan oleh
Prioritas Strategi YPST yaitu mesin Conveyor dan Mesin
Pemilah Sampah “Pujo Bae”. Pengadaan
Berdasarkan pada hasil perhitungan AHP dengan mesin pemilah sampah diharapkan mampu
melihat faktor penentu, aktor, serta tujuan yang mengatasi ketersediaan tenaga pemilah yang
ingin dicapai maka diperoleh ranking bobot tidak menentu sekaligus mengefisiensikan
prioritas strategi sebagai berikut. biaya produksi dan dapat menghasilkan
sampah organik yang lebih berkualitas. Pada
P1. Memperluas Jaringan Pasar dengan faktor prasarana dalam hal ini gudang
Memanfaatkan Media Sosial serta penyimpanan bahan baku pupuk, YPST
Metode Word of Mouth Marketing perlu melengkapi pembatas karena terletak
Strategi ini memperoleh skor bobot dalam satu tempat dengan proses
pencapaian 0,308 sehingga berada pada pengkomposan dan penyaringan.
prioritas ranking pertama. Dengan
memanfaatkan media sosial, secara tidak P5. Mempertahankan Legalitas Sertifikasi
langsung YPST dapat memberikan Organik dalam Menghadapi Persaingan
informasi tentang aktivitas dan pelayanan
apa yang dilakukan. Agar strategi ini tidak Prioritas kelima memperoleh skor bobot
sia-sia ketika diterapkan, perlu ada beberapa 0,113. Pupuk kompos “Temesi Organik”
pertimbangan diantaranya menentukan satu terdaftar memiliki sertifikat organik sejak
sosial media utama, pemilihan konten, dan bulan Juni 2018 dengan masa berlaku tiga
pemilihan waktu untuk mengunggah. tahun, sangat diharapkan setelah selesai
Keberhasilan menerapkan metode masa berlaku sertifikat tersebut untuk
selanjutnya yaitu word of mouth marketing, selanjutnya dapat diperpanjang lagi.
YPST perlu memberikan kesan menarik dari Kepemilikan sertifikat organik pada produk
pupuk yang diproduksi dan mempunyai yang diproduksi membuat Yayasan
perbedaan dari produk sejenis sehingga menjamin praktek perdagangan secara etis
layak untuk diperbincangkan oleh dan adil bagi produsen maupun konsumen
konsumen. Lengkapi dengan membuat serta terhindar dari pelanggaran hukum.
produk pupuk yang berkualitas, ciptakan
layanan yang prima, dan cepat menanggapi P6. Meningkatkan Kualitas SDM untuk
serta memperbaiki apabila terjadi Menghasilkan Produk dengan Posisi
permasalahan dengan konsumen. Tawar yang Kuat Sehingga Mampu
Bersaing dengan Perusahaan Sejenis
P2. Meningkatkan Kualitas Produk untuk
Menjaga Loyalitas Konsumen serta Prioritas strategi terakhir memperoleh skor
Sinergisitas Kebijakan Pemerintah bobot 0,067. Beberapa pelatihan manajemen
sehingga Permintaan Pupuk yang dapat dilakukan oleh YPST agar
Berkelanjutan mampu menghasilkan produk dengan posisi
tawar yang kuat bagi konsumen yaitu
Prioritas strategi kedua ini memperoleh skor manajemen produksi, manajemen
bobot 0,244. Terdapat beberapa cara yang pemasaran, dan manajemen keuangan.
dapat dilakukan oleh YPST untuk Kualitas SDM teknis Yayasan juga perlu
meningkatkan kualitas pupuk yang ditingkatkan dengan pelatihan bahasa
diproduksi, yaitu dengan quality control, Inggris dan pelatihan akutansi keuangan
review konsumen, dan menilai suplier. karena berkaitan dengan kualitas pelayanan
dan manajemen keunagan. Dengan
P3. Menjaga Kontinuitas Produk Didukung penguasaan bahasa Inggris dan manajemen
Lokasi Produksi untuk Meraih Potensi keuangan tersebut akan membantu
Pasar Pupuk Organik meningkatkan kualitas branding dan
Prioritas strategi ini memperoleh skor bobot sustainability keuangan dari produk pupuk
pencapaian 0,147. Terdapat tiga komponen kompos “Temesi Organik”.
sirkulasi produksi yang perlu diperhatikan
oleh Yayasan dalam menjaga kontinuitas
meliputi input, process,dan output.
P4. Melengkapi Sarana dan Prasarana
Produksi agar Kualitas Bahan Baku Tetap

Paksi, Strategi...|128
Jurnal Manajemen Agribisnis Vol.7, No.2, Oktober 2019 E- ISSN: 2684-7728

SIMPULAN DAN SARAN pembimbing yang sudah penuh kesabaran serta


ikhlas memberikan bimbingan kepada penulis
Simpulan dalam menyusun tesis ini, segenap dosen dan
pegawai Program Studi Magister Agribisnis,
Berdasarkan hasil dari pembahasan dapat Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, kedua
disimpulkan bahwa terdapat enam alternatif orang tua penulis atas segala pengorbanan dan
strategi pengembangan pemasaran pupuk kompos jerih payahnya memberikan dukungan moral,
Temesi Organik” yang pertama yaitu dana, dan spiritual yang tiada hentinya diberikan,
meningkatkan kualitas produk untuk menjaga serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis
loyalitas konsumen serta sinergisitas kebijakan sebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala
pemerintah sehingga permintaan terhadap pupuk bantuannya.
berkelanjutan. Alternatif strategi kedua yaitu
menjaga kontinuitas produk didukung lokasi DAFTAR PUSAKA
produksi untuk meraih potensi pasar pupuk Alma, Buchari. 2000. Manajemen Pemasaran dan
organik. Alternatif strategi ketiga yaitu Pemasaran Jasa. Cetakan kedelapan
mempertahankan legalitas sertifikasi organik Bandung: Alfabeta.
dalam menghadapi persaingan. Alternatif strategi
keempat yaitu memperluas jaringan pasar dengan Badan Pusat Statistik. 2017. “Statistik Lingkungan
memanfaatkan media sosial serta metode word of Hidup Indonesia (Environment Statistics
mouth marketing. Alternatif strategi kelima yaitu of Indonesia 2017”. Jakarta (ID).
melengkapi sarana dan prasarana produksi agar
kualitas bahan baku tetap terjaga dan menekan Dinas Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Bali.
biaya produksi dalam pengkomposan. Alternatif 2017. “Status Lingkungan Hidup Daerah
strategi keenam yaitu meningkatkan kualitas SDM Provinsi Bali Tahun 2017”. Denpasar
untuk menghasilkan produk dengan posisi tawar (ID).
yang kuat sehingga mampu bersaing dengan Dinas Tanaman Pangan, Hortikutura dan
perusahaan sejenis. Prioritas utama strategi Perkebunan Provinsi Bali. 2018.
pengembangan pemasaran pupuk kompos “Pelaksanaan Subsidi Pupuk Organik
“Temesi Organik adalah memperluas jaringan Pemerintah Provinsi Bali Tahun
pasar dengan memanfaatkan media sosial serta Anggaran 2017”. Denpasar (ID).
metode word of mouth marketing. Fatchur. 2015. Peran Bahasa Inggris dalam Dunia
SARAN Bisnis. Tersedia:
http://p2tel.or.id/2015/10/peran-bahasa-
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat inggris-dalam-dunia-bisnis/ (diunduh
diberikan saran sebagai berikut yaitu diharapkan tanggal 7 Mei 2019).
YPST memaksimalkan penggunaan media sosial
dalam upaya memperluas jaringan pemasaran Gitosudarmo, I. 2008. Manajemen Pemasaran.
pupuk organik khususnya di Provinsi Bali. Edisi Kedua. Cetakan Pertama.
Sebaiknya memilih media sosial Facebook dan Yogyakarta: BPFE.
Instagram untuk memudahkan dalam menemukan Kardinan, A. 2018. Sistem Pertanian Organik.
berbagai jenis kalangan/segmentasi pasar, serta Jakarta: Intimedia.
karena pengaplikasiannya yang sederhana.
Yayasan sebaiknya meningkatkan kualitas pupuk Kotler, P. 2002. Prinsip - Prinsip Pemasaran.
kompos “Temesi Organik”, pelayanan kepada Edisi Keduabelas. Terjemahan Bon
konsumen agar semakin memuaskan, dan menjaga Sabran, MM. Jakarta: Penerbit Erlangga.
kontinuitas produk untuk keberhasilan
menerapkan metode word of mouth markeing. Kurttila M, Pesonen M, Kangas J, Kajanus M.
Diharapkan pemerintah Provinsi Bali berperan 2001. A'WOT: Integrating The AHP
sebagai fasilitator untuk mewujudkan kemitraan With SWOT Analysis. ISAHP 2001.
antara pengusaha atau konsumen dengan petani Berne (CH): 189-198.
melalui penguatan lembaga pemasaran dalam Pemerintah Provinsi Bali. 2013. Peraturan
rangka menjamin produk organik yang telah Gubernur Bali No 16 Tahun 2013 Tentang
dihasilkan oleh petani dapat tersalurkan dengan Subsidi Pupuk Organik kepada
baik, sehingga penggunaan input pertanian Lembaga/Perusahaan untuk Pengadaan
organik salah satunya pupuk akan tetap dan Penyaluran Pupuk Organik dari
berkelanjutan. Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Provinsi Bali. Sekretaris Daerah
UCAPAN TERIMA KASIH Provinsi. Bali.

Terima kasih penulis ucapkan kepada jajaran Rangkuti, F. 2008. Analisis SWOT Teknik
manajemen Yayasan Pemilahan Sampah Temesi Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT
karena telah membantu dalam memberikan data Gramedia Pustaka Utama.
pendukung yang diperlukan penulis serta
mengizinkan dalam melakukan penelitian, kedua

Paksi, Strategi...|129
Jurnal Manajemen Agribisnis Vol.7, No.2, Oktober 2019 E- ISSN: 2684-7728

Tjiptono, F, Gregorius, C dan Andriana, D.


2010. Pemasaran Strategik. Yogyakarta:
ANDI
Umar, H. 2003. Strategic Management in Action.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Yayasan Pemilahan Sampah Temesi. 2018.
Laporan Tahunan Yayasan (2013-2017).
Gianyar (ID).
YPST. 2018. Temesi Recyling Restoring Your
Ecosystem. [Internet]. Tersedia:
http://temesirecycling.com/id/.
Zulkifli, L. 2017. Strategi Pemasaran Beras
Organik pada Kelompok Tani Sri Makmur
di Kabupaten Sragen. Program Studi
Agribisnis. Sekolah Pascasarjana.
[Thesis]. (ID): Institut Pertanian Bogor.

Paksi, Strategi...|130

You might also like