You are on page 1of 12

PENYALAHGUNAAN MOBIL DINAS DALAM KAITANNYA DENGAN TINDAK

PIDANA KORUPSI

Shilvirichiyanti
Program Studi Ilmu Hukum
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Kuantan Singingi
Shilvi_sh@yahoo.co.id

Abstract

The smooth operation of the tasks of government and national development is


very dependent on the perfection of state apparatus such as civil servants, especially civil
servants, therefore, in order to achieve national development goals As public officials who
have the responsibility of obtaining operational service vehicles Normatively Minister of
Home Affairs Regulation Number 7 In 2006 concerning the standardization of Regional
Government Work Facilities and Infrastructure article 1 letter g, what is meant by official
vehicles is government property which is used only for official purposes, consisting of
official vehicle vehicles, operational service vehicles / official service vehicles, and special
service vehicles / fields. Based on these conditions, it can be ascertained that the use of
official cars other than what is determined, it can be said that the form of abuse of
authority in this case is the misuse of official cars. Law enforcement for misuse of official
cars can be done with preventive and repressive measures. The form of law enforcement
through a serious government policy in which raids carried out by the police are routinely
warned, giving appeals and reprimands. While repressive actions can be carried out
administratively and actions in corruption law as stipulated in Article 3 of Law Number 31
of 1999 concerning Eradication of Corruption Crimes.

Keyword : Official Car, Coruption Crime

Abstrak

Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan nasional


sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara seperti pegawai negeri khususnya
pegawai negeri sipil, oleh karena itu, dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
nasional Sebagai pejabat publik yang memiliki tanggungjawab mendapatkan fasilitas
kendaraan dinas operasional Secara normatif Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7
Tahun 2006 Tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintah Daerah pasal
1 huruf g yang dimaksud dengan Kendaraan dinas adalah milik pemerintah yang
dipergunakan hanya untuk kepentingan dinas, terdiri atas kendaraan perorangan dinas,
kendaraan dinas operasional/kendaraan dinas jabatan, dan kendaraan dinas

141
khusus/lapangan. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka dapat dipastikan pengunaan
mobil dinas selain dari apa yang ditentukan tersebut, maka dapat dikatakan bentuk
penyalahgunaan wewenang dalam hal ini penyalahgunaan mobil dinas. Penegakan hukum
terhadap penyalahgunaan mobil dinas dapat dilakukan dengan tindakan preventif dan
represif. Bentuk penegakan hukum melalui kebijakan dari pemerintah yang serius dimana
dilakukan razia oleh pihak kepolisian secara rutin untuk diiperingatkan, memberikan
himbauan serta teguran. Sementara tindakan represif dapat dilakukan administratif dan
tindakan dalam hukum pidana korupsi sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Kata Kunci : Mobil Dinas, Tindak Pidana Korupsi

negara berhubung dengan pelaksanaan


hak dan kewajiban tersebut. Menurut
I. PENDAHULUAN Indonesian Coruption Watch (ICW)
A. Latarbelakang Keuangan Negara berarti semua hak dan
Kelancaran penyelenggaraan tugas kewajiban yang dinilai dengan uang dan
pemerintahan dan pembangunan nasional segala sesuatu yang dapat dinilai dengan
sangat tergantung pada kesempurnaan uang maupun berupa barang yang dapat
aparatur negara seperti pegawai negeri dijadikan milik negara berhubungan
khususnya pegawai negeri sipil, oleh dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
karena itu, dalam rangka mencapai tujuan tersebut.2
pembangunan nasional yakni Berdasarkan Peraturan Pemerintah
mewujudkan masyarakat madani yang Nomor 6 Tahun 2006 sebagaimana telah
taat hukum, berperadaban, modern, diubah dengan Peraturan Pemerintah
demokratis, makmur, adil, dan bermoral Nomor 38 Tahun 2008 tentang
tinggi diperlukan pegawai negeri yang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah,
merupakan unsur aparatur negara yang mengatur tentang pengelolaan barang
bertugas sebagai abdi masyarakat yang milik negara yang meliputi perencanaan
harus menyelenggarakan pelayanan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan,
secara adil dan merata kepada masyarakat penggunaan, pemanfaatan, pengamanan
dengan dilandasi kesetiaan dan ketaatan dan pemeliharaan, penilaian,
kepada pancasila dan Undang-Undang penghapusan, pemindahtanganan,
Dasar 1945 menjalankan anggaran penatausahaan, pembinaan, pengawasan,
pendapatan dan belanja negara.1 dan pengendalian.3
Pasal 1 Undang- Undang Nomor Pasal 2 Peraturan Pemerintah
17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Nomor 38 Tahun 2008 tentang
menyatakan bahwa Keuangan Negara Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
adalah semua hak dan kewajiban negara menyatakan bahwa:
yang dapat dinilai dengan uang, serta (1) Barang milik negara/daerah meliputi:
segala sesuatu baik berupa uang maupun
berupa barang yang dapat dijadikan milik 2
Abdul Rasyid Thalib, Hukum Keuangan
Negara/Daerah Dan Tindak Pidana Korupsi,
1
Penjelasan Umum Undang‐undang Lembaga Pengkajian Pembaharuan Hukum dan
Nomor 43 Tahun 1999,tentang Kebijakan Publik (LP2HKP), Palu, 2008, hal. 6.
3
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006
Perubahan Atas Undang‐undang Nomor sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
8 Tahun 1974 tentang Pokok‐pokok Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 Tentang
Kepegawaian Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.

142
a. Barang yang dibeli atau diperoleh atas tetapi gejala tersebut seringkali dianggap
beban APBN/APBD; atau sebagai angin lalu, dalam artian belum
b. Barang yang berasal dari perolehan mendapatkan perhatian yang serius dari
lainnya yang sah. pihak penegak hukum untuk
meminimalisir penyalahgunaan mobil
(2) Barang sebagaimana dimaksud pada dinas serta penegakan hukumnya.
ayat (1) huruf b meliputi: Kendaraan dinas merupakan salah
a. Barang yang diperoleh dari satu fasilitas negara yang disediakan
hibah/sumbangan atau yang sejenis; kepada pejabat dan sarana operasional
b. Barang yang diperoleh sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah atau yang
pelaksanaan dari perjanjian/kontrak; disebut dengan SKPD. Tujuannya antara
c. Barang yang diperoleh sesuai dengan lain agar pejabat ataupun tenaga
ketentuan peraturan perundang-undangan; operasional lainnya dalam melakukan
atau kegiatan atau aktivitas dinas sehari-hari
dapat lebih cepat dan lancar. Dengan
d. Barang yang diperoleh berdasarkan
demikian, efektifitas penyelenggaraan
putusan pengadilan yang telah
pemerintahan dan pelayanan kepada
memperoleh kekuatan hukum tetap
masyarakat juga dapat berjalan dengan
Pejabat publik baik yang berstatus
lancar dan terarah.
pegawai negeri sipil maupun yang
Pada dasarnya mobil dinas
menduduki jabatan politik diharapkan
difungsikan untuk mendukung kelancaran
dapat bertugas untuk memberikan
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
pelayanan kepada masyarakat secara
serta kewajiban Pegawai Negeri Sipil
profesional, jujur, adil, dan merata dalam
kepada pemerintah maupun masyarakat.
menyelanggarakan tugas negara,
Mobil dinas merupakan salah satu barang
pemerintahan dan pembangunan.4
milik daerah maka sudah seharusnya
Sebagai pejabat publik yang memiliki
penggunaan mobil dinas digunakan bukan
tanggungjawab, maka seyogianya dalam
untuk kepentingan pribadi ataupun
memanfaatkan kendaraan dinas harus
kegiatan yang menyimpang tetapi sebagai
menggunakannya untuk kepentingan
penunjang dalam bekerja. Namun, dalam
dinas atau operasional dalam rangka dinas
praktek masih sering ditemukan
jabatan atau dinas khusus/ lapangan.
penyalahgunaan fungsi mobil dinas
Masih sering kita temui, penggunaan
menjadi kendaraan pribadi oleh Pegawai
kendaraan dinas operasional pelat merah
Negeri Sipil daerah seperti misalnya
berkeliaran dihari libur, di tempat-tempat
mobil dinas digunakan untuk mudik ke
plesiran, atau digunakan oleh bukan
kampung halaman, mobil dinas
pejabat yang mendapatkan fasilitas
digunakan oleh sanak saudara, dan
kendaraan dinas operasional tersebut.5
digunakan untuk mencari keuntungan
Gejala penyalahgunaan mobil dinas sudah
yang tentunya menjadi sorotan tajam bagi
sering menjadi sorotan masyarakat, akan
pemerintah daerah terutama kinerja
Pegawai Negeri Sipil dalam
4
Suradji, 2006,Manajemen Kepegawaian Negara, melaksanakan tugas dan tanggung jawab
Lembaga Administrasi Negara, Jakarta, hal. 6 kepada masyarakat.
5
Zarat Hustra, Kendaraan Dinas Operasional Milik Penyalahgunaan terhadap
Negara Hanya untuk sarana Penunjang
Penyelenggaran Pelayanan pemerintah, bukan Fasilitas
penggunaan fasilitas mobil dinas adalah
dan hak Pribadi untuk para penyelenggara negara, merupakan suatu bentuk kejahatan bukan
http://birokrasi.kompasiana.com/2013/01/25/kendaraa
n-dinas-operasional-milik-negara-hanya-untuk-sarana-
hanya sekedar sebuah pelanggar ringan,
penunjang-penyelenggaran-pelayanan-pemerintahan- tapi adalah sebuah kejahatan berat.
bukan-fasilitas-dan-hak-pribadi-untuk-para-
penyelenggara-negara-527634.html, diakses tanggal 1
Penyalahgunaan mobil dinas yang
sept 2018

143
digunakan oleh siapa saja yang bukan atau pidana penjara paling singkat 1
bertujuan untuk dinas adalah termasuk (satu) tahun dan paling lama 20 (dua
dalam kategori tindak pidana korupsi puluh) tahun dan/atau denda paling
(Kejahatan). sedikit Rp. 50.000.000,00,- ( lima puluh
Tindak Pidana korupsi merupakan salah juta rupiah) dan paling banyak Rp.
satu bagian dari hukum pidana khusus. 1.000.000.000,00,- ( satu miliar rupiah)”.
Apabila dijabarkan, tindak pidana korupsi Penyalahgunaan wewenang dalam
mempunyai spesifikasi tertentu yang penggunaan mobil dinas dengan sebuah
berbeda dengan hukum pidana umum, alasan melaksanakan dinas terkadang
seperti penyimpangan hukum acara dan sering menimbulkan pertanggungjawaban
materi yang diatur dimaksudkan menekan fiktif sehingga tidak sedikit aset Negara
seminimal mungkin terjadinya kebocoran yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
serta penyimpangan terhadap keuangan karena melekat kewenangan dari yang
dan perekonomian negara. bersangkutan yang berhubungan dengan
Korupsi dan koruptor berasal dari kedinasan dalam melakukan pekerjaan
bahasa latin corruptus, yakni berubah dari yang berhubungan dengan bidang tugas
kondisi yang adil, benar dan jujur menjadi dan jabatannya. Namun dalam fakta yang
kondisi yang sebaliknya.6 Sedangkan kata ada, penggunaan mobil dinas tersebut
corruptio berasal dari kata kerja lebih banyak digunakan oleh keluarga
corrumpere, yang berarti busuk, rusak, (anak,istri), saudara bahkan supir dari
menggoyahkan, memutar balik, pejabat tersebut untuk kepentingan
menyogok, orang yang dirusak, dipikat, pribadi.
atau disuap.7 Salah satu unsur Sangat tidak adil ketika negara harus
Penyalahgunaan wewenang dalam tindak mengeluarkan biaya pemeliharaan dan
pidana korupsi sebagaimana yang sudah perawatan akibat penggunaan aset negara
dijelaskan dalam ketentuan pasal 3 ( mobil dinas)secara pribadi di luar fungsi
Undang-undang nomor 31 Tahun 1999 jabatan dan kedinasan seperti memakai
Juncto Undang-undang Nomor 20 Tahun mobil dinas untuk pulang kampung saat
2001 Tentang Pemberantasan Tindak lebaran atau hari-hari besar lainnya dan
Pidana Korupsi selanjutnya disebut untuk keperluan pribadi lainnya.
UUPTPK yang menyatakan : Perbuatan seperti itu merugikan keuangan
“Setiap orang yang dengan tujuan negara dan secara hukum dapat
menguntungkan diri sendiri atau orang digolongkan kepada tindak pidana
lain atau suatu korporasi, korupsi.
menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan, atau sarana yang ada B. Permasalahan
padanya karena jabatan atau kedudukan Berdasarkan latar belakang permasalahan
yang dapat merugikan keuangan negara tersebut diatas, penulis dapat
atau perekonomian negara, dipidana merumuskan permasalahan yang akan
dengan pidana penjara seumur hidup dibahas dalam penulisan ini:
1. Apakah Penyalahgunaan mobil
6
Muhammad Azhar, 2003, Pendidikan dinas dalam kaitannya dengan
Antikorupsi, LP3 UMY Partnership, tindak pidana korupsi?
2. Bagaimana penegakan hukum
Koalisis Antarumat Beragama untuk
terhadap penyalahgunaan mobil
Antikorupsi, Yogyakarta, hlm 28 dinas diluar kedinasan?
7
Ridwan Nasir, 2006, Dialektika Islam
dengan Problem Kontemporer, IAIN
Press & LkiS, hlm 281- 282.

144
II. PEMBAHASAN Kendaraan Bermotor Milik Negara untuk
A. Penyalahgunaan Mobil dinas dinas-dinsa sipil yakni:
dalam kaitannya dengan tindak
pidana korupsi “ Istilah kendaraan bermotor milik
Secara sederhana aset adalah negara dalam peraturan lain ialah
segala harta/kekayaan yang kita miliki, kendaraan bermotor milik negara, yang
baik harta tersebut memiliki wujud dipergunakan oleh instansi sipil dan
(tangible) maupun tidak memiliki wujud dalam Pasal-Pasal selanjutnya disebut
(intangeble), mobil dinas merupakan aset kendaraan bermotor”.
negara yang memiliki wujud. Baik kendaraan dinas maupun
Mobil dinas termasuk salah satu kendaraan bermotor, meskipun berbeda
sarana kerja dalam mendukung redaksi namun secara sederhana biasanya
terlaksananya penyelenggaraan disebut mobil dinas untuk yang berbentuk
pemerintahan dan pembangunan. Menurut mobil, sedangkan untuk berbentuk sepeda
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor motor lazimnya disebut sepeda motor
7 Tahun 2006 Tentang Standarisasi dinas. Pengadaan mobil dinas milik
Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintah instansi pemerintah dengan sistem beli
Daerah, ditemui pengertian sarana kerja jelas milik pemerintah, namun jika
yakni fasilitas yang secara langsung pengadannya dengan sistem sewa maka
berfungsi sebagai penunjang proses kendaraan tersebut bukan milik
penyelenggaraan pemerintahan daerah pemerintah melainkan milik pihak ketiga,
dalam mencapai sasaran yang ditetapkan pemerintah hanya mempunyai hak untuk
antara lain ruangan kantor, perlengkapan menggunakannya berdasarkan sewa yang
kerja dan kendaraan dinas.8 diperjanjikan.

Menurut pasal 1 huruf g Peraturan Mobil dinas yang pengadaannya


Menteri Dalam Negeri yang dimaksud dengan sistem beli dapat dibedakan
dengan Kendaraan dinas adalah milik dengan mobil pribadi terutama dari
pemerintah yang dipergunakan hanya sumber dana pembelian maupun dari segi
untuk kepentingan dinas, terdiri atas warna plat nomor yang digunakan. Dari
kendaraan perorangan dinas, kendaraan segi dana pembelian, mobil dinas dibeli
dinas operasional/kendaraan dinas jabatan, dengan uang negara, sedangkan mobil
dan kendaraan dinas khusus/lapangan.9 pribadi dibeli tidak menggunakan uang
negara. Dari segi warna plat nomor yang
Pengertian mobil dinas secara implisit digunakan, mobil dinas instansi sipil
juga ditemui dalam peraturan lain yakni berwarna dasar merah dengan tulisan
pada Pasal 1 Peraturan Presiden Nomor 8 berwarna putih, sedangkan instansi polri
Tahun 1961 Tentang Peraturan termasuk militer disesuaikan dengan
standar yang ditetapkan oleh pemerintah,
sementara warna plat nomor mobil
8
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7
pribadi berwarna dasar hitam dengan
Tahun 2006 Tentang Standarisasi Sarana dan tulisan menggunakan warna putih.
Prasarana Pemerintahan Daerah.
9
Ibid

145
Pembahasan diatas telah g. Korupsi yang berhubungan dengan
disinggung mengenai pengertian mobil gratifikasi (Hadiah)
dinas. Secara normatif Peraturan Menteri
Korupsi jenis ini diatur dalam
Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006
Pasal 12B UU PTPK dan Pasal 12C UU
Tentang Standarisasi Sarana dan PTPK,
Prasarana Kerja Pemerintah Daerah pasal yang menentukan :
1 huruf g yang dimaksud dengan
Kendaraan dinas adalah milik pemerintah “Pegawai Negeri atau
yang dipergunakan hanya untuk penyelenggara Negara yang menerima
hadiah, padahal diketahui atau patut di
kepentingan dinas, terdiri atas kendaraan
duga bahwa hadiah, tersebut diberikan
perorangan dinas, kendaraan dinas sebagai akibat atau disebabkan karena
operasional/kendaraan dinas jabatan, dan telah melakukan atau tidak melakukan
kendaraan dinas khusus/lapangan. sesuatu dalam jabatannya yang
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka bertentangan dengan jabatannya”.
dapat dipastikan pengunaan mobil dinas
selain dari apa yang ditentukan tersebut, Secara umum faktor penyebab
korupsi dapat dibagi menjadi dua yaitu :
maka dapat dikatakan bentuk
a. Faktor Internal. Faktor internal
penyalahgunaan wewenang dalam hal ini penyebab korupsi dirinci menjadi dua
penyalahgunaan mobil dinas. aspek, sebagai berikut11:
Penyalahgunaan wewenang dalam 1) Aspek Perilaku Individu, yang terdiri
tindak pidana korupsi harus juga mengacu atas : sifat tamak atau rakus manusia,
pada rumusan pasal 3 UUTPK yaitu moral yang kurang kuat dan gaya hidup
dengan tujuan menguntungkan diri sendiri yang konsumtif.
atau orang lain atau suatu korporasi, 2) Aspek Sosial, yang disebabkan karena
menyalahgunakan kewenangan, dorongan keluarga. Lingkungan keluarga
kesempatan atau sarana yang ada padanya yang memberikan dorongan kuat bagi
karena jabatan atau kedudukan yang seseorang untuk korupsi dan
dapat merugikan keuangan negara atau mengalahkan sifat baik seseorang yang
perekonomian negara. Bentuk/jenis sudah menjadi karakter pribadinya.
tindak pidana korupsi pada dasarnya b. Faktor Eksternal. Faktor eksternal
dikelompokkan 7 macam. Sebagai berikut penyebab korupsi dapat dirinci menjadi
10
: empat aspek, antara lain.
a. Perbuatan yang Merugikan Negara 1) Aspek sikap masyarakat terhadap
b. Suap Menyuap korupsi
c. Penyalahgunaan Jabatan 2) Aspek Ekonomi, yaitu pendapatan
d. Pemerasan tidak mencukupi kebutuhan. Dalam
e. Korupsi yang berhubungan dengan kehidupan, ada kemungkinan seseorang
Kecurangan mengalami situasi ekonomi terdesak.
f. Korupsi yang berhubungan dengan 3) Aspek Politis, yaitu
pengadaan adanyaketidakstabilan politik,

11
David Wijaya, 2014, Pendidikan Anti
10
Komisi Pemberantasan Korupsi, Korupsi Untuk Sekolah dan Perguruan
2006, Memahami Untuk Membasmi, Tinggi, Penerbit Indeks, Jakarta, hlm
Jakarta, Cet. 1. Hlm.19 15

146
kepentingan politik, serta meraih dan Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
mempertahankan kekuasaan sangat Pegawai Negeri Sipil. Dimana mobil
berpotensi menyebabkan perilaku korupsi. dinas tetap tidak boleh digunakan untuk
4) Aspek Organisasi
mudik, meski menggunakan pelat hitam.

B. Penegakan hukum terhadap


Secara empiris Penyalahgunaan
penyalahgunaan mobil dinas diluar
mobil dinas yang sering menjadi sorotan
kedinasan
ketika hari libur nasional, seperti pada
1. Penegakan Hukum Preventif
hari lebaran, kemudian untuk kampanya
Menurut W. Friedman ada empat
dalam pemilihan kepala daerah, mantan
faktor utama penegakan hukum yang baik,
pejabat yang tidak mau mengembalikan
seperti dikutip oleh Soekanto yaitu13:
mobil dinas, mobil dinas tidak digunakan
oleh pejabat yang bersangkutan 1. Faktor Substansial, dalam hal ini
melainkan pihak lain seperti anak, istri dll. adalah undang-undang atau
peraturan-peraturan yang
Komisi Pemberantasan Korupsi
diberlakukan;
(KPK) secara resmi melarang fasilitas
2. Faktor struktural, dalam hal ini
mobil dinas untuk keperluan mudik,
aparatur penegak hukum yang
meskipun mobil dinas termasuk fasilitas
beribawa;
yang melekat pada pejabat, namun
3. Faktor kultural, dalam hal ini
penggunaan di luar untuk kepentingan
kesadaran hukum masyarakat;
kedinasan tidak dibenarkan. Juru bicara
4. Faktor manajerial, dalam hal ini
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
adalah administrasi dan organisasi
mengemukakan tidak hanya membahas
pengelolaan penegakan hukum.
soal penyalahgunaan mobil dinas, tetapi
Efektifitas penegakan hukum
lebih luas bagaimana membatasi
terhadap pemberantasan tindak pidana
pemakaian fasilitas negara untuk
korupsi sangat dipengaruhi oleh
kepentingan pribadi. 12
bekerjanya subsistem yang terkait dengan
Larangan ini diperkuat pernyataan penyelenggaraan proses peradilan pidana
Menteri Dalam Negeri sesuai tugas dan wewenangnya serta
(Mendagri)menegaskan, menggunakan berkoordinasi dengan baik.
mobil dinas untuk mudik merupakan
Menurut Satjipto dan liliana
penyalahgunaan wewenang. Penggunaan
bahwa penegakan hukum dapat bersifat
kendaraan dinas untuk mudik berarti
preventif dan represif. Semua sistem
melampaui kewenangan. Kepada PNS
penegakan hukum tersebut masing-
yang melanggar, dapat dikenakan sanksi
masing didukung dan dilaksanakan oleh
disiplin oleh atasannya. Aturan itu,
aparatur penegak hukum yang
tertuang dalam Peraturan Pemerintah
mempunyai aturan masing-masing. 14

12
Deni Muliya Barus,Mukhlison S. Widodo,
Ramai‐ramai Memanfaatkan Fasilitas Negara 13
Soerjono Soekanto, 2004, Faktor‐faktor yang
http://www.gatra.com/2010‐10‐ mempengaruhi Penegakan Hukum, PT Raja
09/versi_cetak.php?id=141917, terakhir kali Grafindo Persada, jakarta, hal 59
diakses tanggal 12 oktober 2018 14
Ibid, Hal. 77

147
Sulit memberantas korupsi terkait Korupsi, korupsi bukan hanya mengambil
dengan pemakaian fasilitas jabatan untuk uang negara, melainkan jauh lebih luas
kepentingan pribadi. Sebab itu sangat dari sekedar itu termasuk juga
tergantung individu pejabat pemerintahan, penyalahgunaan fasilitas yang diberikan
apalagi selama ini ukurannya hanya negara, oleh karena itu penyalahgunaan
kepantasan dan kewajaran saja. Tidak ada mobil dinas termasuk tindak pidana
norma yang mengatur mengenai hal itu, korupsi.
dalam konteks pemerintahan indonesia
hal itu dinamakan kekosongan hukum. Tindak pidana korupsi
Bentuk penegakan hukum preventif bisa penyalahgunaan mobil dinas bukanlah
melalui kebijakan dari pemerintah yang merupakan delik aduan, setiap hari terjadi
seriud untuk mencegah penyalahgunaan penyalahgunaan fasilitas mobil dinas
mobil dinas seperti mobil dinas tersebut dapat ditindak tanpa harus menunggu
diberi label atau stiker yang cukup besar aduan, penyalahgunaan mobil dinas dapat
dengan redaksi yang membuat memenuhi unsur Pasal 3 Undang-Undang
pemakainya merasa malu jika Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
menggunakan mobil dinas diluar Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
kedinasan. yang mana menyatakan bahwa:

Penegakan hukum secara “ Setiap orang yang dengan tujuan


preventif dapat dilakukan dengan menguntungkan diri sendiri atau orang
mengadakan tindakan razia yang pada lain atau suatu korporasi,
tahap awal cukup dengan hanya menyalahgunakan kewenangan,
memberikan tegoran atau peringatan guna kesempatan, atau sarana yang ada
memberikan shock therapy agar tidak padanya karena jabatan atau kedudukan
terjadi penyalahgunaan yang terlalu lama atau sarana yang ada padanya karena
terhadap tindakan penggunaan mobil jabatan atau kedudukan yang dapat
dinas. merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, dipidana dengan
Penyalahgunaan mobil dinas pidana penjara seumur hidup atau pidana
secara administratif dapat dilakukan penjara paling singkat 1 (satu) Tahun dan
dengan mencabut izin menggunakan paling lama 20 (duapuluh) tahun dan atau
kendaraan dinas. Kemudian diberikan denda paling sedikit Rp. 50.000.000 (lima
sanksi administratif kepegawaian puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
bilamana pejabat yang mendapatkan 1.000.000.000 (satu milyar rupiah)”.
mobil dinas adalah pejabat yang berasal
dari pegawai negeri sipil. Berdasarkan ketentuan diatas,
penyalahgunaan mobil dinas dapat dijerat
2. Penegakan Hukum secara dengan pidana, karena memenuhi unsur
Represif pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun
Menurut Undang-Undang Nomor 1999 Tentang Pemberantasan Tindak
20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Pidana korupsi, yakni adanya unsur
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 kesempatan, atau sarana yang ada
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana padanya karena jabatan atau kedudukan

148
atau sarana yang ada padanya karena Tentang Standarisasi Sarana dan
jabatan atau kedudukan yang dapat Prasarana Kerja Pemerintah Daerah
merugikan keuangan negara atau pasal 1 huruf g yang dimaksud dengan
perekonomian negara. Kendaraan dinas adalah milik
pemerintah yang dipergunakan hanya
Kerugian negara terhadap untuk kepentingan dinas, terdiri atas
penyalahgunaan mobil dinas jelas kendaraan perorangan dinas,
merugikan negara, karena mobil dinas kendaraan dinas operasional/kendaraan
tidak dipergunakan sebagaimana dinas jabatan, dan kendaraan dinas
mestinya, tentunya mobil dinas tersebut khusus/lapangan. Berdasarkan
bila digunakan akan terjadi penyusutan ketentuan tersebut, maka dapat
kualitas. Begitu juga dengan konsumsi dipastikan pengunaan mobil dinas
Bahan Bakar Minyak yang disediakan selain dari apa yang ditentukan
oleh negara artinya penyalahgunaan tersebut, maka dapat dikatakan bentuk
mobil dinas dapat dilakukan penegakan penyalahgunaan wewenang dalam hal
hukum represif dan dijerat dengan pasal 3 ini penyalahgunaan mobil dinas.
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 2. Penegakan hukum terhadap
tentang Pemberantasan Tindak Pidana penyalahgunaan mobil dinas dapat
Korupsi. dilakukan dengan tindakan preventif
Zul Akrial mengemukakan bahwa dan represif. Bentuk penegakan hukum
letak kerugian negara dalam melalui kebijakan dari pemerintah
penyalahgunaan mobil dinas secara logika, yang serius dimana dilakukan razia
bahwa mobil dinas yang digunakan oleh oleh pihak kepolisian secara rutin
satu orang akan lebih hemat untuk diiperingatkan, memberikan
pemakaiannya dibandingkan dengan himbauan serta teguran. Sementara
apabila digunakan oleh banyak orang. tindakan represif dapat dilakukan
Paling tidak kehematan itu adalah dari administratif dan tindakan dalam
ausnya ban dan keroposnya mesin, hukum pidana korupsi sebagaimana
sementara biaya pergantian ban yang diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang
rusak ditanggung oleh negara, oleh sebab Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
itu setiap orang yang menggunakan mobil Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
dinas yang tidak bertujuan untuk dinas B. Saran
dapat dikatakan telah melakukan suatu 1. Pengadaan mobil dinas pemerintah
kejahatan yaitu tindak pidana korupsi.15 sebaiknya dirubah menajemennya
dari beli menjadi rental dan
III. PENUTUP penggunaannya harus menggunakan
A. Kesimpulan supir tetap dari pemilik rental
1. Secara normatif Peraturan Menteri tersebut. Setiap mobil dinas
Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 hendaknya dipaang GPS secara
otomatis operator dapat mematikan
15
Zul Akrial, Mobil Dinas dan Tindak Pidana
Korupsi, dikutip dari mesin mobil dinas bila
http://zakie1205.staff.uii.ac.id/2008/10/23/mobil disalahgunakan diluar kedinasan.
‐dinas‐dan‐tindak‐pidana‐korupsi/, terakhir
diakses 22 oktober 2018

149
2. Penyalahgunaan mobil dinas sebaiknya
ditindak oleh para penegak hukum
seperti kepolisian, kejaksaan dan
komisi pemberantasan korupsi dengan
menggunakan Pasal 3 Undang-Undang
Nomor 31 tahun 1999 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

150
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Azhar,Muhammad, 2003, Pendidikan Antikorupsi, LP3 UMY Partnership, Koalisis
Antarumat Beragama untuk Antikorupsi, Yogyakarta
Nasir,Ridwan, 2006, Dialektika Islam dengan Problem Kontemporer, IAIN Press & LkiS
Suradji, 2006,Manajemen Kepegawaian Negara, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta
Soekanto,Soerjono 2004, Faktor-faktor yang mempengaruhi Penegakan Hukum, PT Raja
Grafindo Persada, jakarta
Thalib,Abduk Rasyid,2008, Hukum Keuangan Negara/Daerah dan Tindak Pidana Korupsi,
Lembaga Pengkajian Pembaharuan Hukum dan Kebijakan Publik (LP2HKP), Palu
Wijaya,David,2014, Pendidikan Anti Korupsi Untuk Sekolah dan Perguruan Tinggi,Penerbit
Indeks,Jakarta
Komisi Pemberantasan Korupsi, 2006, Memahami Untuk Membasmi, Jakarta, Cet. 1

PERUNDANG-UNDANGAN
Undang‐undang Nomor 43 Tahun 1999,tentang Perubahan Atas Undang‐undang Nomor 8
Tahun 1974 tentang Pokok‐pokok Kepegawaian
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 Tentang Standarisasi
Sarana dan Prasarana Pemerintahan Daerah.

INTERNET

Deni Muliya Barus,Mukhlison S. Widodo, Ramai-ramai Memanfaatkan Fasilitas Negara


http://www.gatra.com/2010-10-09/versi_cetak.php?id=141917

Zarat Hustra, Kendaraan Dinas Operasional Milik Negara Hanya untuk sarana Penunjang
Penyelenggaran Pelayanan pemerintah, bukan Fasilitas dan hak Pribadi untuk para
penyelenggaranegara http://birokrasi.kompasiana.com/2013/01/25/kendaraan-dinas-
operasional-milik-negara-hanya-untuk-sarana-penunjang-penyelenggaran-pelayanan-
pemerintahan-bukan-fasilitas-dan-hak-pribadi-untuk-para-penyelenggara-negara-527634

151
Zul Akrial, Mobil Dinas dan Tindak Pidana Korupsi, dikutip dari
http://zakie1205.staff.uii.ac.id/2008/10/23/mobil-dinas-dan-tindak-pidana-korupsi/

152

You might also like