You are on page 1of 7

HUBUNGAN TINGKAT STRES DI MASA PANDEMI COVID-19

DENGAN SELF MANAGEMENT PADA PENDERITA DIABETES


MELITUS DI PUSKESMAS CILACAP TENGAH I
Relationship Of Stress Levels During The Covid-19 Pandemic With Self Management People
With Diabetes Mellitus In Central Cilacap Health Center I
Milania Dewi1, Sodikin2, Trimeilia Suprihatiningsih3.
123
College of Health Sciences Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap
JL. Cerme No. 24 Sidanegara Cilacap

ABSTRAK

Penderita diabetes melitus termasuk kelompok rentan terhadap infeksi bakteri dan virus
karena kondisi covid-19. Apabila penderita DM terinfeksi oleh virus SARS-CoV-2, penderita
DM akan mengalami kondisi yang buruk dibandingkan penderita tanpa diabetes melitus.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat stres di masa pandemi covid-19
dengan self management pada penderita diabetes melitus di Puskesmas Cilacap Tengah I.
Jenis penelitian kuantitatif menggunakan desain survey analitik, dengan rancangan cross
sectional. Jumlah sampel yaitu 67 orang dan menggunakan teknik purposive sampling.
Pengumpulan data dengan instrumen kuesioner, data yang diperoleh kemudian dilakukan uji
statistik chi square. Hasil analisis univariat sebagian besar penderita DM mengalami stres
sebesar 83,58% (56 orang) dan mayoritas penderita DM tidak melakukan self management
sebanyak 47,8% (32 orang). Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang signifikan
antara tingkat stres di masa pandemi covid-19 dengan self management (pv=0,001; r-hitung=
0,2404; α= 0,05).
Kata kunci: Tingkat stres di masa pandemi covid-19, Self Management, Diabetes Melitus
ABSTRACT

People with diabetes mellitus are a group susceptible to bacterial and viral infections due to
the Covid-19 condition. If DM patients are infected by the SARS-CoV-2 virus, DM sufferers
will experience a worse condition than patients without diabetes mellitus. This study aims to
analyze the relationship between stress levels during the COVID-19 pandemic and self-
management in people with diabetes mellitus at Puskesmas Cilacap Tengah I. This type of
quantitative research uses an analytical survey design, with a cross sectional design. The
number of samples is 67 people and using purposive sampling technique. Collecting data
with a questionnaire instrument, the data obtained was then carried out with a chi square
statistical test. The results of univariate analysis showed that the majority of DM patients
experienced stress by 83.58% (56 people) and the majority of DM patients did not do self-
management as much as 47.8% (32 people). The results showed that there was a significant
relationship between stress levels during the COVID-19 pandemic and self management
(pv=0,001; r-hitung= 0,2404; α= 0,05).
Keywords: Stress level during the covid-19 pandemic, Self Management, Diabetes Mellitus

Page | 1
dengan angka prevalensi sebesar 9,3% dari
penduduk pada usia yang sama.
Berdasarkan jenis kelamin, IDF
PENDAHULUAN memperkirakan prevalensi diabetes di
tahun 2019 yaitu 9% pada perempuan dan
Diabetes Melitus (DM) merupakan 9,65% pada laki-laki. Prevalensi diabetes
masalah kesehatan yang diberi perhatian perkirakan meningkat seiring penambahan
khusus dalam satu windu terakhir ini. Hal umur penduduk menjadi 19,9% atau 111,2
ini dikarenakan DM adalah salah satu juta orang pada umur 65-79 tahun. Angka
penyakit serius. Diabetes biasa dikenal diprediksi terus meningkat hingga
dengan istilah the silent killer karena mencapai 578 juta di tahun 2030 atau 700
penyakit ini dapat menjadi faktor resiko juta di tahun 2045 (Infodatin, 2020).
bagi berbagai macam penyakit lainnya Penderita DM termasuk kelompok
pada organ tubuh. Beberapa konsekuensi rentan terhadap infeksi bakteri dan virus
dari penyakit diabetes adalah karena kondisi covid-19. Apabila penderita
meningkatnya resiko penyakit jantung dan DM terinfeksi oleh virus SARS-CoV-2,
stroke neuropati atau kerusakan saraf di penderita DM akan mengalami kondisi
kaki, retinopati diabetikum yang yang buruk dibandingkan penderita tanpa
merupakan salah satu penyebab utama diabetes melitus. Virus ini akan
kebutaan, gagal ginjal bahkan kematian menurunkan kadar limfosit absolut yang
(Kementrian Kesehatan RI, 2014). akan meningkatkan resiko lebih berat
Diabetes melitus merupakan karena proses inflamasi kronis yang terjadi
penyakit kronis yang bersifat progresif pada penderita diabetes melitus yang
mengarah kepada kondisi komplikasi. secara progresif menuju ke arah disfungsi
Apabila penderita DM tidak beberapa organ termasuk perjalanan
mengendalikan kadar gula darah dengan penyakit menuju gagal ginjal kronis (Ria
baik, maka kadar gula darah dapat et al., 2020).
mengalami peningkatan dan penurunan Covid-19 merupakan penyakit yang
secara tidak stabil yang dapat memicu disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang
terjadinya komplikasi (Untari, 2018). ditandai dengan demam, batuk kering,
Beberapa komplikasi sering terjadi baik kelelahan, sesak napas, dan sebagian besar
komplikasi akut maupun kronis. gejalanya kecil. Namun, pada beberapa
Komplikasi akut meliputi ketoasidosis, orang, penyakit ini dapat berkembang
hiperglikemia dan hipoglikemia. menjadi pneumonia dan kegagalan multi
Sedangkan komplikasi kronis meliputi organ (Puspita et al., 2020). Covid-19
penyakit jantung, stroke, neuropati dapat menyerang hampir seluruh kalangan
(kerusakan syaraf) di kaki, retinopati usia, data menunjukan bahwa kelompok
(kerusakan pembuluh darah kecil di usia lanjut dan orang yang mempunyai
retina), nefropati yang mengarah pada riwayat penyakit kronis (komorbid)
gagal ginjal. Komplikasi ini dapat dicegah memiliki risiko tinggi. Riwayat penyakit
atau ditunda dengan melakukan kronis yang dimaksud adalah hipertensi,
pengendalian metabolisme yang baik diabetes melitus, penyakit kardiovaskuler,
dengan cara menjaga agar kadar gula darah dan penyakit paru kronis. Diabetes melitus
berada dalam kategori normal (Perkeni, merupakan komorbiditas tertinggi nomer
2015). dua yaitu sekitar 8% kasus, setelah
Organisasi International Diabetes hipertensi (Yang J, 2020).
Federation (IDF) memperkirakan Pandemi covid-19 banyak
sedikitnya terdapat 463 juta orang pada memberikan dampak dan pengaruh bagi
usia 20 – 79 tahun di dunia menderita penderita DM, bukan hanya terjadi pada
diabetes pada tahun 2019 atau setara kesehatan fisik tapi juga pada kondisi

Page | 2
psikologis individu dan penderita DM. diabetes melitus di UPTD Puskesmas
Ada beberapa dampak psikologis ketika Cilacap Tengah I dengan jumlah sampel
pandemi covid-19 yaitu gangguan stres 67 orang dengan teknik pengambilan
pasca trauma (post traumatic stress purposive sampling.
disorder), kebingungan, kegelisahan, Instrumen penelitian ini
frustasi, insomnia, dan merasa tidak menggunakan kuesioner Depression
berdaya (Asyla, 2020). Dampak stres yang Anxiety Stress Scale (DASS) dan
terjadi baik fisik maupun psikologis kuesioner untuk mengukur self
tentunya akan berlanjut terhadap management. Cara pengisian jawaban
penurunan kemampuan dalam melakukan dalam daftar peryataan tersebut dengan
perawatan diri sendiri. Stres berhubungan cara memberikan cek list pada pilihan
dengan penurunan kemampuan individu jawaban yang tersedia.
dalam melakukan perawatan diri. Analisis data menggunakan uji chi
Penderita yang mengalami stres, memiliki square dengan bantuan program komputer,
motivasi dan self management yang rendah untuk mengetahui hubungan tingkat stres
sehingga kemampuan dalam mengontrol di masa pandemi covid-19 dengan self
gula darah kurang (Natalansyah et al., management pada penderita diabetes
2014). melitus di Puskesmas Cilacap Tengah I.
Self management DM adalah tindakan Taraf signifikasi hasil uji adalah α =
yang dilakukan oleh penderita diabetes (0,05).
untuk mengelola dan mengendalikan
diabetes yang meliputi pengontrolan kadar HASIL PENELITIAN
gula darah, pengaturan makan (diit), 1. Karakteristik
aktivitas fisik, pengontrolan obat atau Karakteristik responden dalam
terapi dan perawatan kaki. Tujuan self penelitian ini meliputi umur, jenis
management yaitu mengoptimalkan kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat,
kontrol metabolik dalam tubuh, mencegah status, lama menderita diabetes melitus
komplikasi akut dan kronis, seperti yang dijelaskan sebagai berikut:
mengoptimalkan kualitas hidup penderita dideskripsikan pada tabel 4.1.
serta dapat menekan biaya yang
dikeluarkan untuk perawatan atau N Karakteristik F %
pengobatan penyakit diabetes melitus o.
(Windani et al., 2019). Self management 1. Umur
 ≤50 1 1.5
yang dilakukan secara konsisten dapat  51-60 18 26.9
mengontrol ketidakstabilan kadar gula  ≥60 48 71.6
darah, meminimalkan komplikasi dan 2. Jenis Kelamin
meningkatkan kualitas hidup penderitanya  Laki-laki 31 46.3
(Mulyani, 2016).  Perempuan 36 53.7
3. Pendidikan
Tujuan penelitian ini adalah untuk  Dasar (SD- 61 91.0
mengetahui hubungan antara tingkat stres SMP)
 Menengah 6 9.0
di masa pandemi covid-19 dengan self (SMA)
management pada penderita diabetes 4. Pekerjaan
melitus di Puskesmas Cilacap Tengah I.  Tidak Bekerja 21 30.3
 IRT 34 50.7
METODOLOGI  Wiraswasta 10 14.9
Penelitian ini merupakan penelitian  Buruh 2 3.0
5. Lama Menderita DM
menggunakan survey analitik dengan  ≤5 tahun 3 4.5
pendekatan uji chi square. Jumlah populasi  6-10 tahun 50 74.6
sebanyak 124 orang, terdiri dari penderita  ≥11 tahun 14 20.9

Page | 3
Sumber : Data Primer diolah, 2021 (52,2%) diabndingkan dengan yang tidak
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui melakukan sebanyak 32 orang (47,8%).
bahwa responden di Puskesamas Cilacap
Tengah I mayoritas responden berumur
lebih dari atau sama dengan 61 tahun
sebanyak 48 orang (71,6%). Berdasarkan
jenis kelamin mayoritas responden berjenis
kelamin perempuan yaitu sebanyak 36
orang (53,7%). Berdasarkan pendidikan
mayoritas lulus pendidikan dasar Tabel 4.5
(SD/SMP) sebanyak 41 orang (61,2%). Hubungan Tingkat Stres Di Masa
Berdasarkan pekerjaan mayoritas sebagai Pandemi Covid-19 dengan Self
ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 34 orang Management pada Penderita Diabetes
(50,7%). Berdasarkan lama menderita Melitus di UPTD Puskesmas Cilacap
diabetes mayoritas sudah 6 sampai 10 Tengah I
tahun sebanyak 50 orang (74,6%). Self Management Total
No Tingkat Tidak Dilakukan
2. Variabel Penelitian . Stres Dilakukan N %
F % F %
Tabel 4.2 1. Tidak 11 16,42 0 0,00 11 16,42
Stres
Distribusi Frekuensi Tingkat Stres
Penderita Diabetes Melitus Di Masa 2. Stres 21 31,34 35 52,40 56 83,58
Pandemi Covid-19 di UPTD Puskesmas Jumlah 32 47,76 35 52,40 67 100
Cilacap Tengah I OR = 2,667 p-value = 0,001 α = 0,05
No Tingkat F % Sumber: Data Primer diolah, 2021
. Stres
1. Stres 56 83,58 Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat
2. Tidak Stres 11 16,42 diketahui bahwa dari 56 penderita DM
Jumlah 67 100,0 yang mengalami stres di masa pandemi
Sumber: Data Primer diolah, 2021 covid-19 di Puskesmas Cilacap Tengah I
sebagian besar melakukan self
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui management sebanyak 35 orang (52,40%),
bahwa mayoritas responden di UPTD sedangkan dari 11 penderita DM yang
Puskesmas Cilacap Tengah I mayoritas tidak mengalami stres semuanya tidak
mengalami stres sebanyak 56 orang melakukan self management sebanyak 11
(83,58%). orang (16,42%).
Hasil uji statistik menggunakan chi-
Tabel 4.3 square diperoleh p-value = 0,001.
Distribusi frekuensi Self Management Berdasarkan nilai signifikansi α 0,05 maka
Penderita Diabetes Melitus di UPTD p-value = 0,001 < α 0,05. Sehingga dapat
Puskesmas Cilacap Tengah I disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
No. Self Management F % diterima artinya menunjukan bahwa
1. Dilakukan 35 52,2 terdapat hubungan yang signifikan antara
2. Tidak Dilakukan 32 47,8 tingkat stres di masa pandemi covid-19
Jumlah 67 100,0 dengan self management pada penderita
Sumber: Data Primer diolah, 2021 diabetes melitus di UPTD Puskesmas
Cilacap Tengah I.
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan
bahwa penderita diabetes melitus di
PEMBAHASAN
Puskesmas Cilacap Tengah I lebih banyak
yang melakukan sebanyak 35 orang
Page | 4
1. Tingkat Stres Di Masa Pandemi Covid- 2. Self Management pada Penderita
19 di UPTD Puskesmas Cilacap Tengah Diabetes Melius di UPTD Puskesmas
I. Cilacap Tengah I
Berdasarkan penelitian diketahui Berdasarkan hasil penelitian
bahwa sebagian besar responden di menunjukkan bahwa penderita diabetes
UPTD Puskesmas Cilacap Tengah I melitus di Puskesmas Cilacap Tengah I
mengalami stres sebanyak 56 orang lebih banyak yang melakukan self
(83,58%). management (52,2%) dibandingkan
Hal ini sesuai dengan pendapat dengan yang tidak melakukan (47,8 %).
Yang J (2020) bahwa Covid-19 dapat Hasil penelitian ini sesuai dengan
menyerang hampir seluruh kalangan penelitiannya Suatika (2014) bahwa
usia. Data menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
kelompok usia lanjut dan orang yang antara perilaku perawatan diri dengan
mempunyai riwayat penyakit kronis kualitas hidup penderita DM tipe 2 (r =
(komorbid) memiliki risiko tinggi. 0,601, p value = 0,000). Tetapi hasil
Riwayat penyakit kronis yang komorbid penelitian tidak sesuai dengan
Covid-19 adalah hipertensi, diabetes penelitian yang dilakukan Nejaddadgar
melitus, penyakit kardiovaskuler, dan (2017) yang hasilnya mayoritas
penyakit paru kronis. Diabetes melitus penderita diabetes memiliki skor self
merupakan komorbiditas tertinggi management yang rendah.
nomer dua yaitu sekitar 8% dari kasus Kemungkinan self management rendah
setelah hipertensi dan ini membuat pada pasien yang tidak bekerja
penderita diabetes melitus menjadi dikarenakan tingkat pendapatan yang
stres. Prevalensi penderita diabetes rendah. Tingginya beban biaya
mellitus yang terpapar Covid-19 hampir pengobatan dan perawatan dapat
tiga kali lipat lebih tinggi kondisinya menjadi hambatan pasien dalam
buruk (16,2%) dibandingkan dengan melakukan management yang baik
yang tidak dalam kondisi buruk (5,7%) (Gonzalez-Zacarias, 2016).
(Guan, et al., 2020). Para peneliti di Beth Israel
Stres dua kali lebih mudah Deaconess Medical Center (BIDMC)
menyerang orang dengan diabetes dan Harvard School of Public Health,
melitus dibandingkan dengan orang menyimpulkan bahwa minum kopi
yang tidak mengidap diabetes melitus. dalam jumlah sedang melindungi
Stres yang timbul dan lamanya stres terhadap gagal jantung. Mereka
ditentukan oleh berbagai kesulitan yang mendefinisikan 'secukupnya' sebagai 2
dialami pasien diabetes melitus selama cangkir di Eropa (setara dengan dua
melaksanakan diet terutama porsi 8 ons Amerika) per hari. Orang
berhubungan dengan jumlah makanan yang minum empat cangkir di Eropa
yang harus diukur, pembatasan jenis setiap hari memiliki risiko 11% lebih
makanan, pola kebiasaan makan yang rendah mengalami gagal jantung,
salah sebelum sakit serta selama dibandingkan dengan mereka yang
menderita diabetes melitus (Seligman, tidak. (Nordqvist, Joseph, 2017).
et al., 2018). Tingkat pengetahuan yang Pada masa pandemi Covid-19 saat
rendah tentang perawatan diri dapat ini, strategi yang ditetapkan untuk
memperburuk kondisi kesehatan serta mengurangi penyebaran virus dengan
menimbulkan stres akibat social distancing dan lockdown yang
ketidakmampuan dalam melakukan membuat batasan sosial dan tekanan
perawatan diri (Nejhaddadgar, Darabi, emosional yang dapat berdampak
Rohban, Solhi, & Kheire, 2019). negatif pada manajemen diri penderita
diabetes melitus tipe 2 yang

Page | 5
komprehensif, termasuk kontrol (52,2%) dibandingkan dengan yang
metabolik, perilaku self care, dan tidak melakukan (47,8 %).
management self care. Karena batasan 3. Terdapat hubungan tingkat stres di
sosial pada masa pandemi covid-19 saat masa pandemi covid-19 dengan self
ini menyebabkan berbagai hambatan management penderita diabetes mellitus
dalam pelaksanaan self management di Puskesmas Cilacap Tengah I dengan
yang dapat mempengaruhi kadar gula nilai p-value 0,001 < 0,05 dan nilai ods
darah pada penderita DM (Silva-Tinoco ratio 2,667
et al., 2020).
Berdasarkan hasil penelitian lama
menderita penyakit diabetes melitus
mayoritas sudah 6 sampai 10 tahun
sebanyak (74,6%), sesuai dengan yang SARAN
dikemukakan Bertalina & Purnama 1. Bagi Institusi Pendidikan
(2016), bahwa self management juga Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dipengaruhi oleh faktor kejenuhan menambah kepustakaan, khususnya
akibat lamanya menderita diabetes tentang hubungan tingkat stres dimasa
melitus. Yang mana hal ini dapat pandemi Covid-19 dengan self
mempengaruhi kemampuan dan management dan dapat sebagai bahan
kemauan penderita diabetes melitus referensi atau perbandingan bagi
untuk melakukan manajemen diri dalam peneliti selanjutnya.
menjalani perawatannya. Dalam 2. Bagi Puskesmas Cilacap Tengah I
penelitian Tjahjono, H (2020), hasilnya Hendaknya dapat memberikan
sebagian besar responden memiliki self pendidikan kesehatan kepada
management yang cukup dengan lama responden, sehingga dengan adanya
menderita sebagian besar adalah pengetahuan yang baik dan motivasi
1-2 tahun. Hal ini dapat dikarenakan yang tinggi tentang manajemen stres
individu masih bersemangat dalam akan meningkatkan self management
melakukan self management. pada penderita DM di Puskesmas
Cilacap Tengah I.
KETERBATASAN PENELITIAN 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
1. Pengumpulan data dalam penelitian Bagi peneliti selanjutnya hendaknya
ini hanya didasarkan pada hasil menambah variabel lain yang
kuesioner, sehingga dimungkinkan mempengaruhi tingkat stres penderita
adanya unsur kurang objektif dalam diabetes melitus. Penelitian selanjutnya
pengisian kuesioner. diharapkan dapat menggunakan
2. Kuesioner self management tidak responden dengan wilayah yang lebih
dimodifikasi sesuai dengan keadaan luas dan mengembangkan intervensi
yang sekarang atau masa pandemi yang lebih baik untuk meningkatkan
Covid-19. self management penderita diabetes
melitus.
KESIMPULAN
1. Penderita diabetes melitus di masa DAFTAR PUSTAKA
pandemi Covid-19 di Puskesmas
Cilacap Tengah I mayoritas mengalami Bertolin, C. D., A. E. Pace, C. B. Cesarino,
stres (83,58%). R. C. Ribeiro, R. M. Ribeiro.
2. Penderita diabetes melitus di (2015). Psychological Adaptation
Puskesmas Cilacap Tengah I yang to and Acceptance of Type 2
melakukan self management sebanyak Diabetes Mellitus. Acta Paul
Enferm, 28, (5), 440-446.

Page | 6
Green, D. S., S. S. Jaser, C.Park, pada Penderita Diabetes Mellitus
R.Whittemore. (2017). A (Tipe I). Insight, 18,(2),119-127.
Metasynthesis of Factors Affecting
Self-Management of Chronic
Illness.J Adv Nurs, 72,(7), 1469-
1489.
Hersanti, L. dan F. Asriyadi.(2019).
Hubungan Manajemen Diri dengan
Citra Tubuh pada Pasien Diabetes
Mellitus di Wilayah Kerja
Puskesmas Palaran
Samarinda.Borneo Student
Research, 502-509.
Inonu, V. F., Wardani, D. W. S. R., &
Rodiani, R. (2018). Hubungan
Penerimaan Diri Dengan Self-
Management Diabetes Mellitus
Pada Peserta Prolanis di Puskesmas
Kedaton Bandarlampung. Jurnal
Majority, 7(3), 90-94.
Maugeri, G., Castrogiovanni, P., Battaglia,
G., Pippi, R., D'Agata, V., Palma,
A., ... & Musumeci, G. (2020). The
impact of physical activity on
psychological health during Covid-
19 pandemic in Italy. Heliyon, 6(6),
e04315.
Shi, Q., Zhang, X., Jiang, F., Zhang, X.,
Hu, N., Bimu, C., ... & Wang, W.
(2020). Clinical characteristics and
risk factors for mortality of
COVID-19 patients with diabetes
in Wuhan, China: a two-center,
retrospective study. Diabetes
care, 43(7), 1382-1391.
Silva-Tinoco, R., Cuatecontzi-Xochitiotzi,
T., De la Torre-Saldaña, V., León-
García, E., Serna-Alvarado, J.,
Guzmán-Olvera, E., ... & Prada, D.
(2020). Role of social and other
determinants of health in the effect
of a multicomponent integrated
care strategy on type 2 diabetes
mellitus. International journal for
equity in health, 19, 1-11.
Sofiyah. (2016). Hubungan antara
Penerimaan Diri dengan Depresi

Page | 7

You might also like