You are on page 1of 10

GAMBARAN TINGKAT STRES PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II

SELAMA PANDEMI COVID-19


Dede Hidayat¹, Jumaini², Yesi Hasneli N³

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau

Email: Dede24hidayat@gmail.com

Abstract
Diabetes Mellitus (DM) is a chronic disease characterized by high levels of glucose in the blood (hyperglycemia). DM
consists of type I DM and type II DM. Type II DM can be caused by factors of age, gender, occupation or physical
activity, and level of education. A person who suffers from DM is at risk of experiencing stress twice as much as
someone who does not suffer from DM, especially during the Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) pandemic. The
purpose of this study was to describe the stress level of patients with type II DM during the Covid-19 pandemic. This
type of research is quantitative research with descriptive research design. The research sample amounted to 74
respondents who were taken by purposive sampling technique. Determination of the sample using inclusion criteria and
exclusion criteria. The measuring instrument used is the depression anxiety stress scale (DASS) questionnaire. The
component taken from the DASS questionnaire is the stres component. The analysis used is univariate analysis which is
displayed in the form of a frequency distribution table. The results showed most of the respondents experienced severe
stress as many as 27 respondents (36.5%) and none experienced very severy stress. The results of this study are
expected to be a source of information for nursing science and it is hoped that health workers at the Rejosari
Pekanbaru Health Center are able to provide education to prevent and control the stress experienced by type II DM
sufferers during the Covid-19 pandemic.

Keywords: Coronavirus disease 2019, DASS, Diabetes mellitus, Stress

PENDAHULUAN berada di masyarakat. Peningkatan kasus DM


Penyakit Tidak Menular (PTM) yaitu suatu di Indonesia ini terjadi karena adanya
penyakit kronis yang tidak dapat menular. peningkatan kasus disetiap daerah, salah
Penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes satunya adalah Kota Pekanbaru yang
mellitus, dan penyakit paru obstruksi kronis merupakan ibu kota Provinsi Riau. Kasus
(PPOK) merupakan 4 jenis PTM (Kemenkes tertinggi di Kota Pekanbaru pada tahun 2020
RI, 2014). Berdasarkan International Diabetes terdapat di wilayah kerja Puskesmas Rejosari
Federation atau disingkat dengan IDF (2015) dengan jumlah kasus sebanyak 1.232 kasus
Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu keadaan (Dinkes Kota Pekanbaru, 2020).
kronik yang terjadi ketika tubuh tidak mampu Tingginya kasus DM disebabkan oleh
memproduksi atau memanfaatkan insulin yang beberapa faktor seperti faktor keturunan, berat
ditandai dengan tingginya kadar glukosa badan berlebih, perubahan pola hidup, pola
dalam darah (hiperglikemia). makan yang tidak sehat, menggunakan obat-
Berdasarkan IDF (2019) kasus DM di dunia obatan yang dapat berpengaruh pada glukosa
selalu terjadi peningkatan setiap darah, aktivitas fisik yang kurang, proses
tahunnya.pada tahun 2019 terdapat 463 juta penuaan, dan stres (Imelda, 2019; Tandra,
dan diprediksi menjadi 578 juta pada tahun 2013). Penyakit DM ini akan memberikan
serta pada tahun 2045 akan terus meningkat dampak negatif kepada penderitanya.
menjadi 700 juta jiwa yang terdiagnosa DM. Dampak negatif yang diterima oleh
Kasus DM di Indonesia pada tahun 2019 penderita DM berupa dampak secara fisik dan
terdapat 10,7 juta jiwa dan diprediksi akan secara psikologis. Dampak fisik berupa berat
terjadi pertambahan kasus pada tahun 2045 badan dan nafsu makan yang mengalami
menjadi 16,6 juta (IDF, 2019). Ashar dan perubahan, rasa nyeri yang berkepanjangan,
Sisson (2016) bahwa 90-95% dari total keletihan, dan gangguan tidur. Dampak
keseluruhan kasus DM yang ada merupakan psikologis yang dialami penderita DM adalah
kasus DM tipe II serta kasus terbanyak yang berupa rasa cemas, ketatakutan, sering merasa

JOM FKp, Vol. 8 No. 2 (Juli-Desember) 2021 1


sedih, merasa tidak berguna dan tidak berdaya berat dan berisiko meninggal akibat gejala
merasa harapan hidup sudah tidak ada, putus yang ditimbulkan (Kumar et al., 2020). Hal
asa serta stres (Tjokoprawiro, 2011). tersebut mengakibatkan penderita DM merasa
Stres yaitu bentuk rasa tegang dari fisik, takut dan mengalami stres. Stres diperparah
psikologis, emosi dan mental (Rismalinda, dengan adanya media sosial yang selalu
2017). Utami, et al (2016) penderita DM 2 menginformasikan status pandemi dan adanya
kali lebih muda mengalami stres dibanding ketidakakuratan informasi dari media,
orang yang tidak mengalami DM. Stres pada sehingga dapat memengaruhi stres dan
penderita DM umumnya berkaitan dengan self kecemasan bagi masyarakat terutama penderita
management yang buruk, perubahan pola DM (Roy et al., 2020).
makan, diet yang menyulitkan serta sulitnya Peneliti melakukan studi pendahuluan
menahan godaan untuk tidak mengkonsumsi menggunakan metode wawancara pada 8
makanan yang tidak sehat (Zainudin et al., orang penderita DM tipe II yang berada di
2018). wilayah kerja Puskesmas Rejosari pada
Faktor lain penyebab stres pada penderita tanggal 16 Februari sampai 19 Februari 2021
DM yaitu dukungan keluarga yang rendah dan didapatkan hasil bahwa selama pandemi
pengetahuan yang kurang, lama menderita Covid-19 6 dari 8 penderita DM tipe II
DM, serta pekerjaan. Selain hal diatas, saat ini mengatakan mudah marah terhadap hal-hal
ada faktor lain yang dapat menyebabkan atau kecil/sepele, konsentrasi menurun dan mudah
meningkatkan stres pada penderita DM yaitu terlupa terhadap sesuatu, sedikit tidak sabaran
pandemi Coronavirus Disease 19 atau yang terhadap sesuatu atau dalam melakukan
sering disebut Covid-19 yang sudah kegiatan, terkadang sulit untuk memulai tidur
berlangsung sekitar satu tahun terakhir ini. dan terbangun di malam hari, mereka juga
Covid-19 dapat menyerang siapa saja, mengatakan bahwa mereka takut terkena
namun ada kelompok beresiko tinggi terpapar Covid-19 dan cemas terhadap kondisi
Covid-19 yaitu lansia dan individu yang kesehatannya.
mempunyai penyakit bawaaan atau komorbid Stres yang mereka rasakan berakibat pada
seperti hipertensi, DM, penyakit jantung dan pengobatan yang dijalani. Mereka mengatakan
penyakit paru kronis (Perkumpulan jarang untuk pergi ke puskesmas dan tidak
Endokrinologi Indonesia, 2020). Berdasarkan rutin untuk mengontrol kesehatan mereka.
hasil rekapan data satgas Covid-19 pertanggal Selain itu mereka juga tidak teratur dalam
25 Juni 2021 total kasus Covid-19 di Indonesia mengontrol makanan yang mereka makan
sebanyak 2.072.867 dan 50,5% dari total karena stres yang mereka rasakan. Hal ini
tersebut memiliki riwayat komorbid komorbid menunjukkan adanya tanda dan gejala stres
berupa hipertensi dan diikuti oleh DM yang dialami penderita DM. Berdasarkan latar
sebanyak 36,7% dan penyakit jantung 17,5%. belakang diatas peneliti tertarik untuk
Berdasarkan data kematian pasien Covid-19, melakukan penelitian tentang “Gambaran
riwayat penyakit DM merupakan penyakit tingkat stres penderita DM tipe II selama
komorbid yang persentase kematiannya paling pandemi Covid-19”.
tinggi yaitu 9,6% , kemudian hipertensi 9,3% Tujuan penelitian yaitu untuk gambaran
dan diikuti penyakit jantung sebesar 5,4% tingkat stres penderita DM tipe II selama
(Kemenkes RI, 2021). pandemi Covid-19. Hasil penelitian ini
Penderita DM memiliki kadar glukosa yang diharapkan dapat memberikan informasi dan
tinggi sehingga hal tersebut dapat menjadi menjadi sumber bagi perkembangan ilmu
penyebab infeksi pada penderita DM. keperawatan tentang gambaran tingkat stres
Tingginya kadar glukosa darah menyebabkan penderita DM tipe II selama pandemi Covid-
gangguan pada fungsi neutrofil yang 19, menjadi masukan bagi institusi kesehatan
melemahkan daya tahan tubuh penderita DM untuk memberikan edukasi untuk mencegah
dan rentan terkena infeksi salahn satunya dan mengontrol stres yang terjadi pada
adalah infeksi Covid-19 (Fang et al., 2020). penderitaDM tipe II selama pandemi Covid-
Pasien Covid-19 dengan DM cenderung dua 19. Diharapkan para penderita diabetes
kali lebih berisiko untuk menderita gejala yang mengetahui bagaimana kondisi psikologisnya

JOM FKp, Vol. 8 No. 2 (Juli-Desember) 2021 2


(stres yang dialaminya) sehingga dapat HASIL PENELITIAN
menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah 1. Analisis Univariat
terjadinya stres dan juga penelitian ini dapat Analisis univariat berdasarkan
dijadikan data, informasi dan evidence based karakteristik responden pada penelitian ini
bagi peneliti hendak melakukan penelitian dapat dijelaskan pada tabel berikut ini:
lebih lanjut. Tabel 1.
Distribusi Karakteristik Responden
METODOLOGI PENELITIAN Karakteristik Frekuensi Persentase
Peneltiian ini merupakan jenis penelitian Responden (f) (%)
kuantitatif dengan desain penelitian yaitu Jenis Kelamin
a. Laki-laki 22 29,7
deskriptif yang dilakukan di Puskesmas
b. Perempuan 52 70,3
Rejosari beserta wilayah kerjanya yang Total 74 100
dimulai dari tanggal 26 Juni 2021 sampai 12 Usia
Juli 2021. Teknik pengumpulan data yang a. 35-45 tahun 21 28,4
digunakan yaitu teknik purposive sampling (dewasa akhir)
yang merupakan suatu cara pengambilan b. 46-55 tahun 23 31,1
sampel untuk sumber data dengan (lansia awal)
c. 56-65 tahun 19 25,7
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2016).
(lansia akhir)
Jumlah sampel pada penelitian berjumlah 74 d. >65 (Manula) 11 14,9
responden dengan ketentuan sampel Total (N) 74 100
memperhatikan kriteria inklusi dan kriteria Tingkat Pendidikan
ekslusi. a. SD 12 16,2
Alat pengambilan data yaitu kuesioner yang b. SMP 13 17,6
terdiri dari dua bagian yaitu terkait c. SMA 31 41,9
karakteristik responden dan pertanyaan untuk d. Perguruan Tinggi 18 24,3
Total (N) 74 100
tingkat stres. Kuisioner tingkat stres yang Pekerjaan
digunakan adalah DASS (depression anxiety a. Tidak bekerja 6 8,1
stress scale) dan komponen yang diambil b. Pensiunan 3 4,1
hanya komponen stresnya saja. c. IRT 35 47,3
Peneliti melakukan 2 metode didalam d. Pegawai Swasta 6 8,1
pengambilan data yaitu secara online dan offline. e. Wiraswasta 9 12,2
Pada metode online peneliti melakukan dengan f. PNS 14 18,9
g. Petani/Buruh 1 1,3
menggunakan link google form yang dikirimkan Total (N) 74 100
kepada responden melalui Whats App. Lama Menderita DM
Sedangkan untuk metode offline peneliti datang a. 1-2 tahun 24 32,4
ke puskesmas untuk menemui responden secara b. 3-5 tahun 24 32,4
langsung. Peneliti melakukan 2 metode ini c. > 5 tahun 26 35,2
dikarenakan untuk mengurangi intensitas Total (N) 74 100
pertemuan dengan banyak responden sehingga
meminimalisir resiko penularan Covid-19. Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa
Analisis data pada penelitian adalah analisis sebagian besar responden berjenis kelamin
univariat. Adapun tujuan pada jenis analisis perempuan berjumlah 52 responden
adalah untuk menjelaskan atau mendeskripsikan (70,3%), sebagian besar usia responden
karakteristik dari setiap variabel penelitian yang berusia 46-55 tahun atau lansia dengan
dalam penelitian ini yaitu terkait gambaran jumlah 23 responden (31,1%), sebagian
karakteristik dari responden berupa jenis besar tingkat pendidikan SMA dengan
kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah 31 responden (41,9%), sebagian
lama menderita diabetes mellitus tipe II dan besar pekerjaan responden adalah IRT
gambaran tingkat stres. Analisa data ini akan berjumlah 35 responden (47,3%), dan
ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi sebagian besar responden telah menderita
frekuensi dalam bentuk persentase DM lebih dari 5 tahun yang berjumlah 26
(Notoatmodjo, 2018). responden (35,2%).

JOM FKp, Vol. 8 No. 2 (Juli-Desember) 2021 3


Analisis univariat berdasarkan tingkat lansia awal. Pertambahan usia ini
stres pada penelitian ini dapat dijelaskan mempengaruhi metabolisme karbohidrat
pada tabel berikut ini: dan perubahan pelepasan insulin yang
Tabel 2. mempengaruhi kadar gula darah
Distribusi Tingkat Stres Responden (Smeltzer & Bare, 2013).
Tingkat Stres Frekuensi (f) Persentase (%) Manusia mengalami penurunan fungsi
a. Normal 13 17,6 fisik secara cepat setelah berusia 40 tahun,
b. Ringan 11 14,9
terutama pada usia lebih dari 45 tahun
c. Sedang 23 31,1
d. Berat 27 36,5 akan terjadi penurunan regenerasi pada
Total 74 100 tubuh. Kurniawaty dan Yanita (2016)
mengungkapkan ketika usia 46 tahun ke
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa atas organ tubuh mengalami penuaan dan
sebagian besar responden mengalami stres mengalami penurunan fungsi tubuh. Hal
berat yang berjumlah 27 responden (36,5%) ini menjelaskan kenapa orang tua lebih
dan tidak ada yang mengalami stres sangat rentan menderita DM, apalagi dengan
berat. kondisi overweihgt atau obesitas (Decroli,
2019).
PEMBAHASAN Hasil penelitian ini sejalan dengan
1. Analisis Univariat Karakteristik penelitian yang dilakukan oleh
Responden Hidhayah, et al (2021) didapatkan
a. Jenis Kelamin hasilnya yaitu usia responden sebagian
Sesuai hasil penelitian didapatkan besar adalah lansia awal sebanyak 80
sebagian besar responden yang menderita responden (66,7%).
DM adalah perempuan karena dipengaruhi
dari sindrom siklus bulanan (premenstrual c. Tingkat Pendidikan
syndrome) dan pasca menopause yang Sesuai hasil penelitian diperoleh
mengakibatkan mudahnya distribusi sebagian besar tingkat pendidikan
lemak terakumulasi dalam tubuh akibat responden adalah SMA. Pendidikan
dari proses hormonal yang terjadi (Irawan adalah indikator penting terhadap
2010 dalam Astiyani, 2017). pemahaman pasien terakit perawatan,
Smeltzer dan Bare (2014) mengatakan penatalaksanaan diri dan pengontrolan
bahwa faktor lain yang menjadi penyebab gula darah.
wanita mudah mengalami DM Damayanti (2015) menyatakan
dikarenakan hormone estrogen yang tidak semakin tinggi tingkat pendidikan maka
stabil (naik atau turun) yang memberikan semakin rendah terkena DM. Orang yang
pengaruh terhadap kadar glukosa dalam tingkat pendidikannya tinggi akan
darah. Jika hormon estrogen meningkat mempunyai pengetahuan lebih tentang
maka tubuh akan menjadi resisten kesehatan dibandingkan orang yang
terhadap insulin. tingkat pendididikan rendah. Hal tersebut
Hasil penelitian ini sejalan dengan akan memberikan dampak terhadap
penelitian dilakukan oleh Kusnanto, et al kesadaran kesehatan.
(2019), Saleh, et al (2020) dan Hidhayah Penelitian ini sejalan dengan penelitian
(2021) yang hasilnya yaitu sebagian besar oleh Wanti, et al (2019) dan Isnaini, et al
penderita DM berjenis kelamin perempuan (2021) yang hasil penelitiannya
sebanyak 89 responden (84%), 22 didapatkan bahwa tingkat pendidikan
responden (62,9%) dan 70 responden responden terbanyak yaitu SMA yang
(58,3%). bejumlah 15 responden (44,1%) dan 11
responden (55%).
b. Usia
Sesuai hasil penelitian diperoleh d. Pekerjaan
sebagian besar responden yang Sesuai hasil penelitian didapatkan
menderita DM berusia 46-55 tahun atau sebagian besar responden bekerja
JOM FKp, Vol. 8 No. 2 (Juli-Desember) 2021 4
sebagai IRT. Pekerjaan akan responden (36,5%). Penelitian ini sejalan
mempengaruhi aktivitas fisik yang dengan penelitian Latifah (2020) tentang
dilakukan oleh responden. “Kesehatan jiwa dan stigma di tengah
Pekerjaan IRT adalah salah satu pandemi” didapatkan hasil bahwa
aktivitias fisik yang termasuk dalam masyarakat Indonesia mengalami masalah
kategori ringan (Sukardji, 2009 dalam kesehatan jiwa selama pandemi Covid-19.
Sari, 2019). Rata-rata aktivitas yang Masalah kesehatan jiwa yang dialami yaitu
dilakukan IRT ialah menyapu rumah, cemas sebesar 34,3%, stres sebesar 10,6%
memasak, dan mencuci. Kurangnya dan depresi sebesar 23,3%.
aktifitas fisik dapat menjadi salah faktor Penderita DM tipe II di Puskesmas
resiko terjadinya penyakit kronis dan Rejosari Pekanbaru juga sudah mengalami
secara keseluruhan diprediksi menjadi stres sebelum adanya pandemi Covid-19.
penyebab kematian secara global (WHO, Berdasarkan penelitian yang telah
2016). dilakukan oleh Sari (2019) tentang
Penelitian ini sejalan dengan “Gambaran karakteristik individu dan
penelitian yang telah dilakukan oleh tingkat stres pada penderita diabetes melitus
Kusnanto, et al (2019) dan Saqila dan (DM) tipe II ”didapatkan hasil yaitu
Muflihatin (2021) yang hasil sebagian besar penderita diabetes melitus
penelitiannya yaitu pekerjaan responden tipe II mengalami stres sedang dengan
terbanyak adalah IRT dengan jumlah 74 jumlah respondennya adalah 30 orang
responden (69,8%) dan 77 responden (33,7%).
(50,7%). Terjadinya Pandemi Covid-19 memicu
peningkatan stress pada penderita DM tipe
e. Lama menderita DM II di Wilayah kerja Puskesmas Rejosari
Sesuai hasil penelitian didapatkan Pekanbaru. Stres pada penderita DM tipe II
sebagian besar responden telah selama pandemi Covid-19 dapat dilihat dari
menderita DM lebih dari 5 tahun. Lama indikator stres berupa gejala yang dirasakan
menderita DM memiliki hubungan pasien. Salah satu tanda dan gejala stres
dengan usia awal mendapat diagonsa yang drasakan penderita DM yaitu sulit
DM. Semakin muda usia penderita beristirahat atau tidur.
terdiagnosa DM maka semakin lama Berdasarkan dari indikator stres
pula ia akan menanggung DM. didapatkan bahwa gejala dengan persentase
Ningtyas (2013) menyatakan lamanya tertinggi yang selalu dirasakan responden
menderita DM akan berpengaruh adalah sulit beristirahat (tidur) dengan
terhadap terjadinya komplikasi yang persentase 25,7%. Hasil penelitian sesuai
mempengaruhi kualitas hidup pasien pernyataan WHO (2019) yang melaporkan
yang berhubungan dengan angka bahwa salah satu gejala stres yang dialami
kematian. Hal tersebut dapat penderita DM selama pandemi Covid-19
mempengaruhi usia harapan hidup adalah sulit beristirahat atau tidur. Terdapat
penderita DM. beberapa faktor penderita DM mengalami
Penelitian ini sejalan dengan sulit beristirahat (tidur) antara lain penderita
penelitian yang Hidhayah, et al (2021) DM mengalami nokturia, polidipsia,
yang menunjukkan hasilnya yaitu polifagia, dan poliruia. Selain itu penderita
responden sudah menderita DM lebih DM juga merasakan gatal pada kulit,
dari 8-12 tahun yang berjumlah 68 mengelurhkan nyeri dan tidak nyaman serta
responden (56,7%). merasakan kram dan kesemutan pada kaki.
Kualitas tidur yang buruk akan
2. Analisis Univariat Tingkat Stres berdampak pada kadar gula darah menjadi
Berdasakarkan hasil penelitian yang lebih tinggi. Hal ini sesuai penelitian yang
telah dilakukan didapatkan hasilnya yaitu dilakukan oleh Basri, et al (2020) yang
sebagian besar penderita DM tipe II hasilnya yaitu 43 responden (78,2%) dari
mengalami stres berat dengan jumlah 27 55 responden yang kualitas tidurnya

JOM FKp, Vol. 8 No. 2 (Juli-Desember) 2021 5


kurang, 35 responden (63,6%) diantaranya permasalahan dari aspek psikologis yang
mengalami kadar glukosa darah yang nantinya dapat memicu terjadinya stres
tinggi. pada kelompok usia dengan kategori lansia
Gejala lain yang cukup sering dirasakan yang mengalami DM dimasa pandemi
oleh responden berdasarkan kuisioner corona virus disease 2019.
adalah merasa mudah kesal dengan Selain perubahan fungsional tubuh pada
persentase 56,8%. Hal ini sesuai dengan lansia, stres disebabkan karena pada
penelitian Siregar dan Hidajat (2017) yang kategori umur tersebut terjadinya
mengungkapkan mudah merasa kesal kemunduran psikologis secara bertahap
terhadap sesuatu adalah salah satu gejela sehingga dapat memicu terjadinya stres.
stres pada penderita DM tipe II. Penelitian Perubahan yang terjadi pada lansia
oleh Livana, et al (2018) mendapatkan hasil mengakibatkan timbulnya masalah-masalah
yaitu 78,3% penderita DM mudah kesal lain yang berefek nantinya terhadap
terhadap sesuatu. perubahan konsep diri (Hurlock, 2004
Perasaan mudah kesal yang dirasakan dalam Kaunang, Buanasari, & Kallo, 2009).
oleh penderita DM selama pandemi Covid- Rahman (2016) menjelaskan bahwa
19 adalah salah satu tanda stres (WHO, kondisi psikologis lansia seperti
2019). Perasaan mudah kesal yang pengalaman penyakit, karakteristik
dirasakan oleh penderita DM selama individu, jenis kepribadian, persepsi
pandemi Covid-19 disebabkan pembatasan individu terhadap penyakit akan
aktivitas dan juga kekhawatiran terkait mempengaruhi dalam menghadapi stres.
pembahasan pandemi Covid-19 serta Ketika lansia memiliki cara pandang positif
informasi yang kurang akurat dari media terhadap masalah yang dihadapi maka
sosial. Hal ini sejalan dengan penelitian mereka mampu menyelesaikan masalah
yang dilakukan oleh Roy, et al (2020) yang tersebut melalui proses mekanisme
menyebutkan bahwa 46% responden penyelesaian masalah yang positif pula.
melaporkan kekhawatirannya terkait Orang yang selalu menyikapi segala
pembahasan pandemi Covid-19 di media tekanan hidup dengan positif akan kecil
sosial. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan untuk mengalami stres
sebagian besar respoden dipengaruhi oleh Selain lansia salah satu faktor yang dapat
media sosial yang mempengaruhi menjadi penentu terjadinya stres pada
kesejahteraan psikologis dan meningkatan penderita DM tipe II selama pandemi
kecemasan serta stres pada penderita DM Covid-19 adalah jenis kelamin. Sesuai hasil
tipe II. Pandemi Covid-19 adalah satu penelitian bahwa yang mengalami stres
penyebab stres pada penderita DM tipe II. selama pandemi Covid-19 berjenis kelamin
Pandemi Covid-19 menjadi salah satu perempuan.
pemicu stres pada penderita DM tipe II dan Artikel penelitian yang ditulis oleh
dapat menyerang berbagai kelompok usia Wedri, et al (2017) menjelaskan bahwa
terutama pada kelompok usia lansia. Sesuai respon stres memiliki hubungan erat
hasil penelitian bahwa rentang usia dengan aktivitas Hypothalamus Pituitary
responden terbanyak yang mengalami stres Adrenal (HPA axis) yang berhubungan
selama pandemi Covid-19 adalah usia 46- dengan pengaturan hormone kortisol dan
55 tahun atau lansia awal. Katuk dan system saraf simpatis. Respon HPA dan
Wowor (2018) menyatakan tubuh autonomi berpengaruh pada performance
mengalami penurunan fungsi fisiologis seseorang dalam menghadapi stressor
dengan cepat ketika berusia lebih dari 40 psikososial. Selain itu hormone seks pada
tahun. perempuan dapat menurunkan respon HPA
Lansia dengan DM berisiko tinggi maupun sympathoadrenal yang
terkena Covid-19 cenderung mengalami berpengaruh terhadap penurunan feedback
perburukan gejala Covid-19 dan gagal negative kortisol ke otak sehingga
napas (Intarti et al., 2021). Keadaan perempuan lebih rentan untuk mengalami
tersebut akan berdampak pada stres.

JOM FKp, Vol. 8 No. 2 (Juli-Desember) 2021 6


Stres yang dirasakan perempuan selama mekanisme mempertahankan diri maupun
pandemi Covid-19 juga berhubungan sebagai tanda bahwa terdapat ancaman
dengan psikologis perempuan yang lebih yang dihadapi. Namun, apabila seseorang
mengkhawatirkan terkait kontrol gula bereaksi secara berlebihan, hal tersebut
darah, ketersediaan perawatan diabetes, dapat menganggu kondisi psikologisnya
kesepian yang dirasakan dan juga secara serius seperti dapat mengalami
dijelaskan bahwa tingkat stress yang depresi dan stres (Agung, 2020).
dialami dimasa pandemi Covid-19 adalah
tingkat stress sedang hingga berat SIMPULAN
(Agarwal et al., 2020; Nachimuthu et al., Penelitian tentang gambaran tingkat stres
2020). Hal ini sesuai penelitian Wang, et al penderita diabetes mellitus tipe II selama
(2020) yang menyatakan bahwa pandemi Covid-19 didapatkan hasil bahwa
perempuan merupakan jenis kelamin yang sebagian besar responden berjenis kelamin
terdampak psikologis yang lebih besar dari perempuan sebanyak 52 responden (70,1%),
pandemi Covid-19. Selain usia dan jenis berdasarkan pekerjaan sebagian besar
kelamin, jenis pekerjaan juga berperan bekerja sebagai IRT yang berjumlah 35
terhadap stress pada penderita DM di masa responden (47,3%), berdasarkan tingkat
pandemi Covid-19. pendidikan terakhir yaitu SMA sebanyak 31
Kurniawan (2020) yang mengatakan responden (41,9%), berdasarkan lama
pekerjaan juga memiliki peran sebagai menderita DM lebih dari 5 tahun sebanyak
stressor bagi individu. Sesuai hasil 26 responden (35,1%), berdasarkan usia
penelitian, responden yang rentan responden yang terbanyak adalah usia 46-55
mengalami stres selama pandemi Covid-19 tahun atau lansia awal berjumlah 23
memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah responden (31,1 %), dan sebagian besar
tangga (IRT). IRT merupakan salah satu responden mengalami stres berat yang
pekerjaan yang rentan mengalami stres berjumlah 27 responden (36,5%).
karena menimbulkan berbagai kesulitan
dalam menjalani tugas dimasa pandemic SARAN
Covid 19 (Wohpa, 2015). Hasil penelitian ini dapat dijadikan
Hal ini sejalan dengan penelitian oleh sumber informasi bagi perkembangan ilmu
Kurniawan (2020) yang mendapatkan keperawatan tentang gambaran tingkat stres
pekerjaan terbanyak yaitu sebagai IRT penderita DM tipe II selama pandemi Covid-
sejumlah 34 responden (35,4%) yang 19, menjadi masukan bagi institusi kesehatan
mengalami tingkat stres sedang hingga untuk memberikan edukasi untuk mencegah
berat memiliki pekerjaan sebagai ibu dan mengontrol stres yang terjadi pada
rumah tangga (IRT). Peningkatan stress penderitaDM tipe II selama pandemi Covid-
pada IRT di masa pandemic Covid 19 19. Selain itu diharapkan para penderita
disebabkan bukan hanya karena penyakit diabetes dapat mengetahui bagaimana
yang diderita namun beban kerja yang kondisi psikologisnya (stres yang
bertambah. dialaminya) sehingga dapat menjalankan
Hal ini sesuai dengan penelitian oleh pola hidup sehat untuk mencegah dan
Muslim (2020) yang mengungkapkan IRT mengontrol stres yang dialaminya.
adalah pekerjaan yang memiliki beban Kemudian penelitian ini dapat dijadikan
yang besar dalam melaksanakan sebagai data dan informasi serta evidence
pekerjaannya. Inilah potensi yang dapat based bagi peneliti yang hendak melakukan
menyebabkan stres pada IRT. penelitian lebih lanjut.
Pada dasarnya perubahan psikologis
seseorang seperti khawatir, cemas dan UCAPAN TERIMA KASIH
stres merupakan respon yang umum terjadi Terima kasih yang tak terbatas untuk
dan dianggap biasa ketika menghadapi bantuan, arahan, serta bimbingan dari berbagai
situasi tertentu seperti pandemi karena pihak dalam proses menyelesaikan laporan
respon psikologis tersebut adalah bentuk peneltian ini.

JOM FKp, Vol. 8 No. 2 (Juli-Desember) 2021 7


¹Dede Hidayat: Mahasiswa Fakultas Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. (2020).
Keperawatan Universitas Riau, Indonesia. Rekapan penyakit Diabetes Mellitus
²Ns. Jumaini, M.Kep., Sp.Kep.J: Dosen pada Kota Pekanbaru. Pekanbaru: Dinas
Kelompok Jabatan Fungsional Dosen Kesehatan Kota Pekanbaru
Keperawatan Jiwa dan Komunitas Fakultas Fang, L., Karakiulakis, G., & Roth, M.
Keperawatan Universitas Riau, Indonesia. (2020). Are patients with hypertension
³Yesi Hasneli N, S.Kp., MNS: Dosen pada and diabetes mellitus at increased risk
Kelompok Jabatan Fungsional Dosen for COVID-19 infection? The Lancet,
Keperawatan Medikal Bedah dan Keperawatan 8(4), 21.
Gawat Darurat Fakultas Keperawatan Hidhayah, D, A., Kamal, S., & Hidayah, N.
Universitas Riau, Indonesia. (2021). Hubungan lama sakit dengan
kejadian luka pada penderita Diabetes
DAFTAR PUSTAKA Melitus di Kabupaten Magelang tahun
Agarwal, N., Harikar, M., Shukla, R., & 2020. Borobudur Nursing Review, 1(1),
Bajpai, A. (2020). Perceived stress 1–11.
among Indian children and young adults Imelda, S. (2019). Faktor-faktor yang
living with type 1 diabetes during the mempengaruhi terjadinya Diabetes
COVID-19 outbreak. End Metabol, Melitus di Puskesmas Harapan Raya
10.2120. tahun 2018. Scientia Journal, 8(1), 34–
Agung, I. (2020). Memahami Pandemi Covid- 37.
19 dalam Perspektif Psikologi Sosial. Intarti, W. D., Parmila, N., & Savitri, H.
Psikobuletin: Buletin Ilmiah Psikologi, (2021). Manfaat relaksasi yoga dan
1(2), 68–84. swedish massage terhadap stress lansia
Ashar, B. H., & Sisson, S. D. (2016). The saat pandemi covid-19. Jurnal Bina
Jhons hopkins internal medicine board Cipta Husada, 17(1), 96–112.
review: Certification and recertification International Diabetes Federation. (2015).
Edisi 5. Missouri: Elsevier Diabetes Atlas. Seventh Edition ed.
Astiyani, A. (2017). Pengaruh home Belgium: International Diabetes
pharmacy care terhadap tingkat Federation.
kepatuhan dan outcome terapi pasien International Diabetes Federation. (2019). IDF
Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas Diabetes Atlas (9th ed.). Belgium:
Banguntapan 2 Bantul (Skripsi). International Diabetes federation.
Yogyakarta: Fakultas Kedokteran dan Retrieved from https://www.diabetesatlas.
Ilmu Kesehatan, Universitas org/en/resources
Muhammadiyah Yogyakarta Isnaini, Purnama, A., & Rindu. (2021).
Basri, M., Baharuddin, K., Rahmatia, S., & Minyak zaitun dapat menurunkan pruritus
Dillah, R. (2020). Hubungan kualitas pada pasien Diabetes Melitus. Pen Access
tidur dengan kadar glukosa darah puasa Jakarta Journal Of Health Sciences, 1(1),
pada pasien Diabetes Mellitus tipe II di 25–33.
Puskesmas Kassi-Kassi Kota Makassar. Katuk, M., & Wowor, M. (2018). Hubungan
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, Kemunduran fisiologis dengan tingkat
15(1), 46–50. stress pada lanjut usia di Puskesmas
Damayanti, S. (2015). Senam diabetes Kakaskasen Kecamatan Tomohon Utara.
mellitus dengan kadar gula darah, kadar Jurnal Keperawatan, 6(1), 1–7.
kolesterol dan tekanan darah pada klien Kaunang, V.D., Buanasari, A., & Kallo,V.
Diabetes Mellitus tipe 2 di kelompok (2019). Gambaran tingkat stres pada
Persadia RS Jogja. Jurnal Medika lansia. e-journal Keperawatan, 7(2): 1-7
Respati, 1907–3887 Kementrian Kesehatan RI. (2014). Pusat data
Decroli, E. (2019). Diabetes Melitus tipe dan informasi kementerian kesehatan RI:
2.Edisi I. Padang: Ilmu Penyakit Dalam. Situasi dan analisis diabetes. Diperoleh
Padang: Ilmu Penyakit Dalam Fakultas tanggal 10 Februari 2021 dari
Kedokteran Universitas Andalas. www.depkes.go.id/

JOM FKp, Vol. 8 No. 2 (Juli-Desember) 2021 8


Kementrian Kesehatan RI. (2021). 50 Persen kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta
Pasien Covid-19 di Indonesia Punya Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.
Komorbid Hipertensi. Jakarta: (2020). Pernyataan resmi dan
Kementrian Kesehatan RI. Diperoleh dari rekomendasi penanganan Diabetes
Kompas.com Mellitus di era Pandemi COVID-19
Kumar, A., et al. (2020). Is diabetes mellitus Nomor: 239/PB.PERKENI/IV/2020.
associated with mortality and severity of Jakarta: PB PERKENI
COVID- 19? A meta-analysis. Diabetes Rahman, S. (2016). Faktor-faktor yang
& Metabolic Syndrome: Clinical Mendasari Stres pada Lansia. Jurnal
Research & Reviews, 14, 535–545. Pendiidkan Indonesia, 16(1), 1–7.
Kurniawan, R. A. (2020). Hubungan antara Rismalinda. (2017). Buku ajar psikologi
Tingkat stres dengan tekanan darah pada kesehatan. Jakarta: Trans Info Media
penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Roy, D., et al. (2020). Study of knowledge,
(DMT2) di RSU Karsa Husada Kota Batu attitude, anxiety & perceived mental
(Skripsi). Malang: Universitas Islam healthcare need in Indian population
Negeri Maulana Malik Ibrahim during COVID-19 pandemic. Asian
Kurniawaty, E., & Yanita, B. (2016). Faktor- Journal of Psychiatry, 51(4), 536–545.
faktor yang berhubungan dengan kejadian Saleh, R., Maryunis, & Murtin. (2020).
Diabetes Melitus Tipe II. Majority, 5(2), Gambaran tingkat kecemasan, depresi,
6–11. dan stres pada penderita Diabetes
Kusnanto, et al. (2019). Hubungan tingkat Mellitus RSUD Labuang Baji Makassar.
pengetahuan dan diabetes self- Window of Nursing Jurnal, 1(2), 87–89.
management dengan tingkat stres pasien Saqila, R, L., & Muflihatin, S, K. (2021).
Diabetes Melitus yang Menjalani Diet. Hubungan pengetahuan dengan
Jurnal Keperawatan Indonesia, 22(1), manajemen diri pada penderita Diabetes
31–42. Mellitus tipe II di Wilayah Kerja
https://doi.org/10.7454/jki.v22i1.780 Puskesmas Palaran Kota Samarinda.
Latifah, L. (2020). Memotret kesehatan jiwa Borneo Student Research, 2(2), 872–
dan stigma di tengah pandemi: Studi di 878.
Jateng, Jatim, dan DIY. Jakarta: Sari, D. P. (2019). Gambaran karakteristik
Kementrian Kesehatan RI, Balai individu dan tingkat stres pada penderita
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan diabetes melitus (DM) tipe II (Skripsi).
Magelang Pekanbaru: Fakultas Keperawatan
Livana, P. H., Sari, I. P., & Hermanto, H. Universitas Riau
(2018). Gambaran tingkat stres pasien Siregar, L. B., & Hidajat, L. L. (2017). Faktor
Diabetes Mellitus. Jurnal Perawat yang berperan terhadap depresi,
Indonesia, 2(1), 41-50. kecemasan kasus Puskesmas Kecamatan
Muslim, M. (2020). Manajemen stress pada Gambir Jakarta Pusat. Jurnal Ilmiah
masa pandemi Covid-19. Jurnal Psikologi Manasa, 6(1), 15–22.
Manajemen Bisnis, 23(2), 192–201. Smeltzer, S, C., & Bare, B, G. (2013). buku
Nachimuthu, S., Vijayalakshmi, R., Sudha, M., ajar keperawatan medikal bedah Brunner
& Viswanathan, V. (2020). Coping with & Suddarth edisi 8 Vol 2. Jakarta: EGC.
diabetes during the COVID e 19 Smeltzer, S, C., & Bare, B, G. (2014). buku
lockdown in India: results of an online ajar keperawatan medikal bedah Brunner
pilot survey. Diabetes Metab Syndr, & Suddarth edisi 12 Vol 2. Jakarta: EGC
14(4), 579e82. Sugiyono. (2016). Metode penelitian
Ningtyas, D. W. (2013). Analisis kualitas kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:
hidup pasien Diabetes Melitus Tipe II di Alfabeta
RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan. Tandra, H. (2013). life healthy with diabetes.
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Yogyakarta: Rapha Publishing
Mahasiswa 2013, 1–7. Tjokoprawiro, A. (2011). Hidup sehat bersama
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi penelitian diabetes: panduan lengkap pola makan

JOM FKp, Vol. 8 No. 2 (Juli-Desember) 2021 9


untuk penderita diabetes. Jakarta: PT Wedri, N, M., Rahayu, V, M., & Astuti, N, W, I,
Gramedia Pustaka Utama A. (2017). Stres pada pasien hipertensi.
Utami, A. P., Jamaluddin, & Khsanah, U. Jurnal Gema Keperawatan, 10(2), 123–129
(2016). Gambaran mekanisme koping stres World Health Organization. (2016). Global
pada pasien diabetes mellitus di wilayah report on diabetes. France: World Health
kerja Puskesmas Sambit Ponorogo Jawa Organization
Timur (Skripsi). Jakarta: UIN Syarif World Health Organization. (2019). Mental
Hidayatullah Jakarta health during covid-19 pandemic.
Wang, C., et al. (2020). Immediate Geneva: World Health Organization
psychological responses and associated Wohpa, N. (2015). description and
factors during the initial stage of the 2019 management of stress of DiabetesMellitus
coronavirus disease (Covid-19) epidemic patients in Internal Disease Polyclinic
among the general population in China. Dr. Moewardi General Hospital (Skripsi).
International Journal of Environmental Zainudin, S.et al. (2018). Diabetes education
Research And Public Health, 17(5), 1729. and medication adjustment in Ramadan
Wanti, R. M., Hasneli, Y., & Deli, H. (2019). (DEAR) program prepares for self-
Pengaruh rebusan kayu manis management during fasting with tele-
(Cinnamomun burmanii) terhadap kadar health support from pre-Ramadan to post-
gula darah puasa penderita diabetes Ramadan. Therapeutic Advances in
mellitus tipe 2. Jurnal Online Mahasiswa, Endocrinology and Metabolism, 9(8),
6(1), 28–35. 231–240.

JOM FKp, Vol. 8 No. 2 (Juli-Desember) 2021 10

You might also like