You are on page 1of 14

Jurnal Ilmiah Psikologi MANASA 75

2021, Vol 10, No 1, 75-88

KONDISI STRES DAN STRATEGI COPING STRESS PADA PASIEN DIABETES


MELITUS TIPE II YANG BEKERJA DI JAKARTA

Sekar Ayu Widyaningrum, & Mohammad Adi Ganjar Priadi


Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, Indonesia
Corresponding Author: mohammad.adi@atmajaya.ac.id

Abstract
Diabetes melitus type 2 is one of the non contagious chronic disease that the number of it
patient continue to rise over the time in Indonesia. Fundamentally, this disease cannot be
healed but could be managed to prevent complications. Patient with diabetes melitus type 2
frequently got limitations in their work such as discrimination at their workplace, risk of
decreased productivity, and increased absence on their treatment. Those things are affecting
to the most of the patient that have more than 45 years of age and they are on the top of their
career. This research has an objective to get an overview of stress and their strategy of cope
with it because stress has a major impact to their health condition. This research use
qualitative approach with the purposive sampling. The characteristics of this research are
patient with diabetes melitus type 2 disease, has 41 to 60 years of age who has done the self-
care, and work in Jakarta. Result shows that participants suffer stress from the treatment of
the disease although their performance productivity does not decrease. Participants use the
strategy of combining problem focused coping mostly planful problem solving type and
emotion focused coping such as seeking social support to manage their stress level.
Keywords: stress, coping stress, diabetes melitus tipe II, emotion focused coping, problem
focused coping

PENDAHULUAN

Diabetes melitus biasa dikenal oleh secara maksimal seperti individu normal
masyarakat Indonesia sebagai penyakit pada umumnya.
kencing manis. Penyakit ini termasuk ke Berdasarkan International Diabetes
dalam kategori penyakit kronis tidak Federation (IDF), epidemi diabetes di
menular dengan proses penyembuhan atau Indonesia menunjukkan kecenderungan
pengendalian kondisi klinisnya yang meningkat bahkan Indonesia adalah negara
umumnya lambat (Kementerian Kesehatan peringkat keenam di dunia setelah Tiongkok,
Republik Indonesia, 2018). Individu India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko
dengan diabetes harus menjalani dengan jumlah penyandang diabetes usia 20-
pengelolaan yang cukup ketat sepanjang 79 tahun terbanyak yaitu sekitar 10,3 juta
hidupnya agar terhindar dari segala orang (Kementerian Kesehatan Republik
komplikasi yang ada, termasuk Indonesia, 2018). Lebih lanjut, Waspadji,
mengonsumsi obat-obatan atau suntik Ranakusuma, Suyono, Supartondo &
insulin secara rutin. Hal ini dilakukan Sukaton (1983) menambahkan bahwa
karena individu dengan diabetes memiliki pesoalan mengenai Diabetes telah menjadi
pankreas yang tidak lagi dapat bekerja hal yang besar di
KONDISI STRES DAN STRATEGI COPING STRESS PADA PASIEN DIABETES 76

Indonesia sejak era 1980. Berdasarkan dapat normal, rendah maupun meningkat
hasil penelitian tersebut, dapat diketahui tetapi fungsi insulin untuk metabolisme
bahwa informasi mengenai Diabetes glukosa tidak ada atau kurang sehingga
Melitus sebagai salah satu masalah utama kadar glukosa dalam darah tinggi dan
dalam bidang kesehatan, nampak jelas. menyebabkan hiperglikemia (Cavallerano,
Menurut Pusat Data dan Informasi J (Ed.), 2011).
Kementerian Kesehatan RI Indonesia, Taylor (2015) menjelaskan bahwa
terdapat peningkatan prevalensi diabetes terdapat beberapa komplikasi kesehatan
melitus sebesar 2% dari tahun 2013 ke yang dapat disebabkan oleh diabetes, hal ini
tahun 2018 pada penduduk dengan usia dipicu oleh adanya penebalan pada arteri
lebih dari 15 tahun. Provinsi dengan yang terjadi akibat penumpukkan kotoran
prevalensi Diabetes melitus tertinggi di dalam darah dan menyebabkan beberapa
Indonesia berada di DKI Jakarta yaitu komplikasi seperti (1) penyakit jantung dan
sebesar 3,4% dan terendah berada di NTT stroke, (2) kebutaan, (3) kerusakan
sebesar 0,9%. Kementerian Kesehatan pembuluh darah, (4) gagal ginjal, (5)
Republik Indonesia (2018) menjelaskan diabetic neuropathy. Hal ini disebabkan oleh
yaitu dari seluruh kasus diabetes di seluruh kerusakan sistem saraf termasuk rasa kebas
Indonesia, 90 hingga 95% merupakan atau mati rasa pada bagian tubuh tertentu,
kasus diabetes Tipe II. pada beberapa kasus ketika pengidap
Diabetes melitus juga termasuk diabetes memiliki luka di bagian kaki maka
salah satu penyakit degeneratif, yaitu dapat berujung dengan amputasi.
penyakit yang terjadi seiring bertambahnya Diabetes melitus bisa dikontrol
usia seseorang dan penyakit yang sulit agar tidak berujung pada komplikasi
untuk disembuhkan, akan tetapi dapat dengan cara menerapkan gaya hidup sehat.
dicegah dengan menyadari gejala-gejala Gaya hidup sehat meliputi menerapkan
awal dari penyakitnya (Syamsurizal, pola makan sehat, diet, olahraga teratur,
2018). Minimnya kesadaran pasien akan dan konsumsi obat-obatan sesuai dengan
gejala-gejala diabetes yang muncul anjuran dokter. Adanya perubahan dalam
membuat penyakit ini dijuluki sebagai gaya hidup dan pengelolaan diabetes ini
silent killer, karena dapat menyerang dinilai menjadi tantangan tersendiri karena
sistem tubuh manusia yang menimbulkan menekan kebebasan dari pasien diabetes.
komplikasi tanpa disadari oleh pasiennya. Penelitian Kalra, Jena dan Yeravdekar
Berdasarkan American Optometric (2018) menjelaskan bahwa pasien diabetes
Association (2011), diabetes melitus dibagi melitus seringkali merasakan adanya beban
menjadi beberapa jenis, yaitu (1) diabetes atau tekanan emosional yang disebut
melitus tipe I, (2) diabetes melitus tipe II, sebagai diabetes distress. Diabetes distress
(3) diabetes melitus gestasional, (4) tipe yang dialami pasien berupa perasaan
diabetes lainnya yang lebih spesifik kewalahan dengan banyaknya tuntutan
(Cavallerano, J (Ed.), 2011). Diabetes untuk manajemen diri agar terhindar dari
melitus tipe II merupakan jenis diabetes risiko terkena komplikasi.
yang paling banyak di seluruh dunia dan Taylor (2015) menjelaskan bahwa
terus meningkat jumlahnya, tipe ini dipicu diabetes melitus tipe II banyak ditemukan
oleh insulin yang tidak dapat bekerja pada rentang usia 45 tahun keatas dan lebih
dengan baik, kadar insulin dalam tubuh didominasi oleh laki-laki, hal ini sejalan
KONDISI STRES DAN STRATEGI COPING STRESS PADA PASIEN DIABETES 77

dengan penelitian sebelumnya yang karyawan berisiko mengalami burnout yang


menyatakan bahwa diabetes melitus tipe II disebabkan oleh stres kronis. Semakin
banyak didiagnosis pada dewasa tengah meningkatnya tekanan pekerjaan
atau paruh baya yaitu dalam rentang usia profesional, beban kerja yang berat dan
45 sampai 60 tahun (Stubbs, 2007). ekspektasi pekerjaan yang tidak jelas
Menurut Santrock (2013) rentang usia 40 seringkali membuat karyawan bekerja lebih
hingga 65 tahun masuk kedalam kategori lama, kurang bersosialisasi dan
dewasa tengah, dimana pada rentang usia mempengaruhi jam tidur. Hal ini yang
ini seseorang cenderung sedang berada di kemudian menyebabkan munculnya stres
puncak karir dan menikmatinya namun ditempat kerja, karena kurangnya
mereka dihadapi oleh banyak tantangan sosialisasi menyebabkan pekerja kurang
baik secara finansial maupun tantangan mendapatkan dukungan dari teman dan
pekerjaan. orang-orang terdekat.
Tantangan secara finansial dapat Pekerja di Jakarta tidak hanya
disebabkan oleh banyak hal seperti tanggung berhadapan dengan tingkat burnout kerja
jawab untuk melengkapi kebutuhan anak yang tinggi, namun mereka juga harus
termasuk pembayaran sekolah dan kuliah, menghadapi padatnya lalu lintas ketika
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk berangkat kerja. Jakarta menjadi kawasan
perbaikan rumah, biaya tanggungan seperti dengan tingkat urbanisasi yang tinggi dan
pajak-pajak, ditambah biaya pengobatan diri mobilisasi sangat dinamis, namun
sendiri dan keluarga. Mereka juga dihadapi mobilisasi yang sangat dinamis tidak
dengan tantangan di tempat kerja. Salah satu diimbangi dengan pelayanan transportasi
tantangan kerja pada kategori dewasa tengah publik yang memadai sehingga pola
adalah mereka harus beradaptasi dengan transportasi komuter masih bertumpu pada
perubahan-perubahan di tempat kerja seperti kendaraan pribadi. Hal ini senada dengan
studi sebelumnya yang membahas
beradaptasi dengan perkembangan mengenai pola perilaku komuter dan stres,
teknologi informasi dan globalisasi dalam hasilnya menunjukkan bahwa kelompok
pekerjaan, menghadapi downsizing pada pekerja yang melakukan komuter di
perusahaan, hingga pikiran tentang Jabodetabek cenderung lebih sensitif
pensiun dini dan kesehatan diri sendiri terhadap stres (Riyadi, 2020)
(Santrock, 2013). Ketika pekerja divonis memiliki
Pada dasarnya Indonesia memiliki penyakit diabetes melitus, permasalahan
tingkat burnout kerja yang tinggi, hal ini tidak hanya muncul berkaitan dengan
didukung oleh studi sebelumnya yang burnout dan kepadatan lalu lintas, namun
melakukan reviu terhadap 53 negara, 69 mereka juga akan berhadapan dengan
kota dan sekitar 340.000 pekerja dari keterbatasan dalam pekerjaan yang
seluruh dunia. Hasilnya menjelaskan disebabkan oleh penyakitnya. Penelitian
bahwa negara Indonesia khususnya kota sebelumnya menjelaskan bahwa pekerja
Jakarta menempati peringkat keenam yang memiliki penyakit diabetes melitus
dengan tingkat burnout kerja tertinggi cenderung mengalami keterbatasan dalam
(Piper, 2021). pekerjaan. Hal ini berhubungan dengan
Berdasarkan penelitian yang risiko terjadinya hipoglikemia sehingga
dilakukan oleh Yale Center, satu dari lima memungkinkan individu dengan diabetes
KONDISI STRES DAN STRATEGI COPING STRESS PADA PASIEN DIABETES 78

melitus untuk mendapatkan perlakuan bertambahnya usia seseorang di masa


diskriminasi dalam pekerjaannya. Secara dewasa muda, akan berkontribusi pada
khusus, kondisi ini dapat terjadi pada penambahan level cortisol disebabkan oleh
perusahaan yang sensitif terhadap tekanan dari situasi sehari-hari. Oleh
keselamatan kerja. Sementara itu, individu karena itu, kondisi tersebut menyebabkan
dengan diabetes juga dikaitkan dengan kelompok usia ini yakni lepas dari usia 40
peningkatan jumlah ketidakhadiran karena tahun rentan mengalami kesulitan
keperluan pengobatan, terlebih lagi konsentrasi dalam bekerja hingga
individu dapat mengalami kehilangan upah mengalami masalah tidur. Sebagai
jika cuti sakit yang mereka ajukan tambahan, Yusuf (2004) mengatakan
melampaui cuti sakit yang dibayarkan bahwa faktor kondisi biologis yang
(Tunceli et al., 2005). menandakan adanya penyakit yang dialami
Berdasarkan penjabaran tersebut, dan tidak bisa disembuhkan juga membuat
maka terdapat banyak aspek yang menjadi seseorang dapat rentan mengalami stres.
tantangan tersendiri bagi para pekerja Hal yang sama disampaikan oleh
dengan penyakit diabetes melitus tipe II. penelitian Falco et. al (2015), bahwa dalam
Disamping tekanan pekerjaan professional, beberapa kasus dapat memicu gaya hidup
para pekerja dengan diabetes melitus juga yang tidak sehat, termasuk pengabaian
perlu beradaptasi dengan penyakitnya dan terhadap kesehatan fisik, dan makan
dampaknya terhadap pekerjaan yang dengan cara yang tidak teratur dan tidak
sedang dijalani. Ketika tuntutan-tuntutan sesuai anjuran, seringkali menggunakan
ini tidak dapat dikelola dengan baik maka makanan sebagai kompensasi atau sarana
dapat menyebabkan terjadinya burnout untuk menghibur diri. Hal ini yang secara
atau stres, pekerja yang mengalami stres tidak langsung mempengaruhi risiko
kerja dan tidak melakukan manajemen perkembangan penyakit diabetes pada
stres akan sulit untuk keluar dari situasi seseorang. Selain itu, perubahan fisiologis
yang ada dan bisa berdampak pada yang dipicu oleh stres dapat
kesehatan fisik (Piper, 2021). mempengaruhi sistem endokrin dan
Stres diduga memiliki efek penting kekebalan tubuh secara langsung.
pada perkembangan diabetes melalui Taylor (2015) menyampaikan
mekanisme perilaku dan fisiologis. Stres bahwa efek stres dapat mempengaruhi
emosional secara perilaku dapat kondisi kesehatan dari pengidapnya. Hal
menyebabkan gaya hidup yang tidak sehat ini didukung oleh studi sebelumnya yang
seperti makan yang tidak memadai, tingkat menunjukkan bahwa stres memiliki
olahraga yang rendah, merokok dan korelasi yang sangat kuat dan searah
penggunaan alkohol. Di sisi lain, secara terhadap kadar gula darah sewaktu pada
fisiologis stres emosional dikaitkan dengan pasien diabetes melitus. Artinya semakin
aktivasi hipotalamus-hipofisis adrenal dan pengidap diabetes melitus merasakan stres
sistem saraf simpatis yang dapat maka kadar gula darah dalam tubuhnya
mengakibatkan reaksi stres kronis termasuk juga cenderung meningkat (Pratiwi,
depresi, kecemasan, gangguan mood, dan Amatiria & Yamin, 2014). Penelitian lain
gangguan tidur (Kalra, Jena & Yeravdekar, dilakukan dengan cara menyebarkan
2018). Bauer, Jeckel, dan Luz (2008) kuesioner kepada 100 pasien dengan
menambahkan bahwa semakin mayoritas berusia 50-60 tahun yang
KONDISI STRES DAN STRATEGI COPING STRESS PADA PASIEN DIABETES 79

terdiagnosis memiliki penyakit diabetes sumber daya yang dimilikinya mampu


melitus. Hasilnya menunjukkan bahwa untuk menanggulangi tuntutan yang ada
70% dari partisipan mengalami stres sebagai proses dari secondary appraisal.
karena beberapa alasan, yaitu pekerjaan, Jika sumber daya yang dimiliki tidak
alasan finansial, kesehatan, pasangan, dan mampu menghadapi tuntutan yang ada
masalah keluarga (Kaur & Kochar, 2017). maka individu akan mengalami stres.
Tingginya tingkat stres seseorang Menurut Lazarus (dalam Taylor,
terkait dengan pengalaman hidup dengan 1991) respon individu terhadap stres dapat
diabetes berhubungan dengan kontrol ditunjukkan melalui aspek fisik, kognitif,
glikemik yang buruk. Oleh karena itu, emosional dan perilaku. Respon fisiologis
diperlukan manajemen stres yang berfokus berkaitan erat dengan nervous system dan
pada diabetes untuk mengatasi diabetes endocrine, yaitu meliputi meningkatnya
related stress maupun sumber stres lain tekanan darah, jantung yang berdebar-
yang berhubungan bahkan secara tidak debar dan meningkatnya pernafasan.
langsung dengan manajemen diabetes Respon kognitif ditandai dengan kesulitan
untuk meningkatkan hasil glikemik. Studi untuk berkonsentrasi, menurunnya performa,
yang sama menjelaskan juga bahwa proses tidak mampu menyelesaikan pekerjaan dan
psikologis yang berkaitan dengan coping pikiran menjadi kacau. Respon emosional
dan manajemen stres dibutuhkan untuk dapat berupa munculnya perasaan cemas,
mengatasi stres karena berkaitan dengan ketakutan, malu dan marah, sedangkan
peningkatan A1c, yakni kadar respon tingkah laku
haemoglobin dalam darah yang dapat ditunjukkan melalui fight
berpengaruh pada kondisi orang yang (menghadapi kejadian yang menyebabkan
mengalami diabetes (Hilliard et al, 2016). stres) atau flight (menghindari kejadian
Lazarus dan Folkman (1984) yang menyebabkan stres).
menjelaskan stres sebagai hubungan yang Cara seseorang menghadapi stressor
spesifik antara individu dengan lingkungan disebut sebagai coping stress. Pasien
stres terjadi ketika tuntutan lingkungan yang diabetes melitus tipe II akan melakukan
dihadapi melebihi kemampuan coping stress dengan harapan dapat
individu dan membahayakan keberadaannya membantu mereka untuk keluar dari
jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi. perasaan tertekan yang dapat mengganggu
Menurut Lazarus dan Folkman (1984) aktivitas sehari-hari. Menurut Lazarus dan
terdapat dua faktor penilaian pada proses Folkman (dalam Taylor, 2015) terdapat dua
munculnya stres, yaitu primary appraisal metode coping stress yang dapat dilakukan
(penilaian primer) dan secondary appraisal setiap individu ketika berhadapan dengan
(penilaian sekunder). Ketika individu berada situasi yang stressful, yaitu problem focused
di tahap stressful dalam primary appraisal, coping dan emotion focused
dirinya akan merasakan tiga hal yaitu harm- coping. Problem focused coping
loss, threatening dan challenging. Ketika berorientasi pada peyelesaian masalah
pasien diabetes melitus tipe II secara langsung, bertujuan untuk
menginterpretasikan tuntutan sebagai harm- mengurangi tuntutan dari situasi yang
loss, threatening dan challenging, maka menekan atau memperluas sumber daya
berikutnya individu akan melakukan dalam diri untuk menghadapi masalah yang
evaluasi diri, yaitu apakah ada. Problem focused coping cenderung
KONDISI STRES DAN STRATEGI COPING STRESS PADA PASIEN DIABETES 80

digunakan ketika individu percaya bahwa support. Sedangkan dalam emotion focused
sumber daya atau tuntutan situasi dapat coping terdapat 5 strategi coping yaitu
berubah. Sedangkan emotion focused positive reappraisal, accepting
coping berorientasi pada regulasi emosi responsibility, self controlling, distancing
yang bertujuan untuk mengendalikan dan escape avoidance.
respon emosional seseorang terhadap Dari uraian diatas, permasalahan
situasi yang menekan. Emotion focused yang diangkat dari penelitian ini adalah,
coping cenderung dilakukan ketika bagaimana gambaran stres pada pasien
individu merasa bahwa mereka tidak bisa diabetes melitus tipe II yang bekerja di
berbuat banyak untuk untuk mengubah Jakarta? Bagaimana kondisi strategi
kondisi. coping stress pada pasien diabetes mellitus
Lazarus dan Folkman (1984) tipe yang bekerja di Jakarta? Penelitian ini
menjelaskan tiga strategi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi stres
individu dalam problem focused coping dan peran strategi coping stress pada
yaitu planful problem solving, pasien diabetes melitus tipe II yang
confrontative coping dan seeking social bekerja di Jakarta.
situasi dengan sumber daya yang mereka
METODE miliki dalam situasi yang penuh tekanan.
Partisipan dari penelitian ini adalah
Jenis penelitian yang digunakan dua orang laki-laki dan satu orang
dalam penelitian ini merupakan penilitian perempuan yang memiliki penyakit
kualitatif dikarenakan penelitian ini diabetes melitus tipe II dan bekerja di
berangkat dari fenomena yang peneliti Jakarta (partisipan 1 telah memiliki
jelaskan lebih dalam secara deskriptif dan penyakit diabetes selama 4 tahun,
bertujuan untuk mengeksplorasi dan partisipan 2 selama 13 tahun dan partisipan
mengembangkan pemahaman yang 3 selama 18 tahun). Pada saat penelitian
mendalam mengenai suatu fenomena berlangsung, partisipan berusia antara 40
(Creswell, 2012). Metodologi pemilihan sampai 65 tahun dan bekerja di Jakarta.
sampel yang peneliti gunakan yaitu non- Metode pengumpulan data dilakukan
probability sampling khususnya purposive dengan wawancara semi terstruktur, maka
sampling. dari itu peneliti membuat panduan
Dalam penelitian ini stres wawancara yang berfokus pada tujuan
didefinisikan sebagai keadaan dimana penelitian, yaitu untuk memperoleh
interaksi antara individu dengan gambaran stres dan coping stress pada
lingkungannya (transactions) pasien diabetes melitus tipe II yang bekerja
menyebabkan seseorang mengalami di Jakarta. Pada panduan wawancara,
perbedaan persepsi antara tuntutan fisik dimulai dengan menggali informasi
atau psikologis dari sebuah situasi dengan mengenai stressor yang dihadapi partisipan
sumber daya sistem psikologis, atau sosial kemudian berlanjut dengan proses penilaian
yang dimilikinya. Sedangkan coping stress kognitif (primary appraisal dan secondary
didefnisikan sebagai proses ketika appraisal). Pada bagian coping stress
seseorang berusaha untuk mengelola pertanyaan akan dibagi menjadi dua yaitu
perbedaan yang dirasakan antara tuntutan untuk strategi problem focused coping dan
emotion focused coping. Sebelumnya
KONDISI STRES DAN STRATEGI COPING STRESS PADA PASIEN DIABETES 81

wawancara dimulai, partisipan diberikan reassembling yaitu dengan menyatukan


informed consent terlebih dahulu sebagai Kembali kode-kode tersebut dan
bentuk persetujuan akan keikutsertaan mengelompokkan ke dalam kelompok
dalam penelitian ini. berbeda sesuai dengan tema, dan tahap
Metode analisis data yang terakhir interpreting yaitu melakukan
digunakan dalam penelitian ini adalah interpretasi menggunakan data-data dari
dengan analisis hasil wawancara masing- tahap ketiga membentuk sebuah narasi.
masing partisipan. Sesuai dengan Yin Triangulasi dilakukan dalam
(2011) terdapat lima tahapan Analisis data penelitian ini agar peneliti dapat melihat
dalam penelitian kualitatif, diawali dengan apakah data yang didapatkan dari
compiling yaitu melakukan sortir dan narasumber sesuai dengan data yang
menggabungkan data yang didapat dari diberikan oleh significant other. Tabel
lapangan, tahap kedua disassembling yaitu berikut memperlihatkan gambaran umum
dengan memecahkan data yang ada partisipan terhadap penilitian yang
kemudian membaginya kedalam beberapa dilakukan.
fragmentasi kecil, tahap ketiga

HASIL

Seluruh nama partisipan dalam menjalani perawatan diabetes. Peneliti


penelitian ini telah disamarkan. Partisipan mewawancarai masing-masing 1 orang
berjumlah 3 orang pasien diabetes melitus significant others dari partisipan sehingga
tipe II yang bekerja di Jakarta, dengan partisipan triangulasi berjumlah 3 orang.
rentang usia 45 sampai 60 tahun dan telah

Tabel 1
Gambaran Umum Partisipan
Keterangan Partisipan 1 Partisipan 2 Partisipan 3

Inisial AR HP ID

Usia 41 Tahun 58 Tahun 57 Tahun

Pendidikan S2 Akuntansi S1 Teknik Mesin S2 Manajemen


Terakhir

Pekerjaan Pegawai swasta Pegawai swasta Pegawai swasta dan


pengusaha

Etnis Melayu Jawa Prabumulih

Gambaran Umum Partisipan I (Bapak AR) Jakarta, saat ini ia bekerja sebagai Asisten
Bapak AR merupakan seorang Direktur yang banyak mengurus mengenai
pegawai di perusahaan swasta ternama di administrasi dan beberapa kali menjadi
KONDISI STRES DAN STRATEGI COPING STRESS PADA PASIEN DIABETES 82

project leader. Sehari-harinya bapak AR Sebagai seseorang yang menyukai


bekerja dari jam 9 sampai jam 5 sore kuliner, bapak HP menjelaskan bahwa
sehingga waktunya cukup padat di hari dirinya tidak pernah mengatur dan
Senin sampai Jumat, sedangkan di akhir menjaga pola makan, dirinya pun tidak
minggu biasanya ia menghabiskan waktu pernah melakukan olahraga karena jadwal
bersama istri dan anaknya dirumah. kerja yang begitu padat. Pada tahun 2008
Bapak AR bercerita bahwa dirinya bapak HP didiagnosa memiliki penyakit
senang mengonsumsi minuman-minuman diabetes melitus tipe II dengan kadar gula
dengan kadar gula tinggi seperti coca-cola darah mencapai 600mg/dL, kondisi pada
dan jus berry dalam jumlah yang banyak, saat itu berat badan terus menurun dan
bahkan sehari bapak AR bisa pandangan mata yang semakin kabur.
menghabiskan 4 liter. Kebiasaan ini terus Setelah diagnosis, selama bertahun-
berulang hingga belasan tahun dan tahun bapak HP mengonsumsi obat-obatan
menjadi salah satu pemicu penyakit oral sesuai anjuran dokter, namun setelah
diabetes melitus tipe II. beberapa waktu dan dosis kian meningkat,
Pada tahun 2016 bapak AR bapak HP dianjurkan untuk menggunakan
mendapatkan diagnosis memiliki penyakit suntikan insulin hingga sekarang.
diabetes melitus tipe II, pada saat itu kadar
gula darah mencapai 470 mg/dL dan dalam Gambaran Umum Partisipan III (Ibu ID)
kondisi tidak dapat melihat karena Ibu ID merupakan seorang wanita
pandangan kabur. Sejak diagnosis dokter karir yang bekerja di salah satu perusahaan
pada tahun 2016 itu bapak AR langsung swasta internasional di Jakarta, Ibu ID juga
diberikan obat-obatan oral dan suntik memiliki bisnis sendiri di bidang kecantikan
insulin untuk mengontrol kadar gulanya. dan kesehatan. Ibu ID sempat menduduki
posisi Vice President Operation di
Gambaran Umum Partisipan II (Bapak perusahaan tersebut, namun pada akhirnya
HP) memutuskan untuk melepaskan jabatannya
Bapak HP merupakan seorang dan pindah ke posisi Advisor.
petinggi di sebuah perusahaan swasta di Sehari-harinya ibu ID sibuk
Jakarta, saat ini ia menduduki posisi Vice melakukan kegiatan pekerjaannya dan baru
President Manufacturing (VPM) dan kembali pulang pada malam hari, namun
bertanggung jawab atas 5 unit pabrik kelapa karena kondisi yang sedang pandemik, ibu
sawit khususnya di Jambi. Sehari-harinya ID melakukan seluruh kegiatan pekerjaan
bapak HP bekerja selama kurang lebih 8 jam secara daring dari rumah. Ibu ID bercerita
sehari di hari Senin sampai Jumat, bahwa sejak kecil ia memiliki pola makan
sedangkan di akhir minggu ia yang tidak sehat, beliau dibesarkan oleh
menghabiskan waktunya dengan keluarga, keluarga yang memiliki suku Padang-
seperti berjalan-jalan dan menikmati Palembang, sehingga sejak kecil ibunya
kuliner. Akan tetapi, sejak mulai selalu menyajikan masakan-masakan
diberlakukannya Pembatasan Sosial dengan menu Padang yang sebagian besar
Berskala Besar (PSBB), ia lebih banyak menggunakan santan, selain itu beliau juga
melakukan aktivitas di rumah bersama mengaku minim sekali konsumsi sayur dan
keluarganya. buah-buahan. Sejak bekerja, ibu ID juga
jarang melakukan olahraga dan sering
KONDISI STRES DAN STRATEGI COPING STRESS PADA PASIEN DIABETES 83

bekerja hingga larut malam. Aktivitas kadar gula darah pada saat itu 296 mg/dL.
tersebut memicunya untuk untuk Semenjak kejadian tersebut, ibu ID
mengonsumsi kudapan manis di malam dianjurkan untuk mengkonsumsi obat-
hari. obatan oral namun seiring berjalannya
Pada tahun 2002 ibu ID mengalami waktu dosisnya kian meningkat, sehingga
pendarahan dan hasil medical check up kini ibu ID juga menggunakan suntikan
menjelaskan bahwa dirinya memiliki insulin.
penyakit diabetes melitus tipe II dengan

Gambaran Stres dan Strategi Coping kadar gula darah secara signifikan melalui
stress Partisipan tes HBA1C dan munculnya insomnia.
Partisipan 1 (Bapak AR) Respon kognitif yang dirasakan adalah
Masalah yang menjadi stressor munculnya keinginan untuk melakukan
untuk bapak AR berkaitan dengan kekerasan yang ditandai dengan respon
pengelolaan diabetes yaitu sulitnya menjaga emosional seperti merasa sensitif dan
pola makan sehat sehingga terkadang kadar menjadi mudah emosi.
gula darah tidak terkontrol. Sedangkan Dalam usahanya mereduksi stres
dalam aspek pekerjaan, masalah yang yang ada, bapak AR menggunakan
menjadi stressor bagi bapak AR berkaitan kombinasi strategi problem focused coping
dengan regulasi perusahaan yang dinilai dan emotion focused coping. Pada strategi
tidak bijak, atasan yang memperlakukan problem focused coping bapak AR
dengan semena-mena, rekan kerja yang tidak melakukan planful problem solving dengan
kooperatif dan fasilitas kantor yang tidak cara membuat rencana ke depannya untuk
memadai dan tidak sesuai protokol keluar dari pekerjaan dan hidup tenang.
kesehatan COVID-19. Semenjak adanya Bapak AR juga melakukan confrontative
pandemi COVID-19 bapak AR menjadi lebih coping dengan cara mengajukan
waspada dan tertekan mengingat dirinya permohonan, untuk melalui proses
memiliki penyakit penyerta diabetes melitus pemberhentian karyawan agar dirinya
tipe II. terlepas dari stressor yang ada dan dapat
Stressor yang ada dinilai sebagai mencari pekerjaan lain. Pada strategi
harm untuk bapak AR adalah kadar gula emotion focused coping bapak AR
yang tinggi serta tekanan dalam pekerjaan melakukan positive reappraisal yang
memicu munculnya penyakit diabetes, ditandai dengan penciptaan makna positif
sedangkan threat bagi bapak AR adalah dari penyakitnya seperti peningkatan
ketakutan akan komplikasi dan potensi kegiatan ibadah. Selain itu, bapak AR juga
terpapar virus COVID-19. Berikutnya melakukan escape avoidance untuk
dalam secondary appraisal, bapak AR menyalurkan emosinya yaitu melalui
merasa tidak memiliki sumber daya yang kegiatan-kegiatan hobi seperti bercocok
cukup untuk menghadapi tantangan tanam, bermain dengan binatang
pengelolaan harm dan threat yang beliau peliharaan dan koleksi mainan mobil-
rasakan. Respon fisik terhadap stres yang mobilan die-cast.
dirasakan bapak AR berupa peningkatan
KONDISI STRES DAN STRATEGI COPING STRESS PADA PASIEN DIABETES 84

Partisipan 2 (Bapak HP)


Masalah yang menjadi stressor berkaitan dengan komplikasi. Bapak HP
untuk bapak HP lebih banyak berkaitan merasa usaha yang dilakukan untuk
dengan pengelolaan diabetes, yaitu merasa mengatasi neuropati tidak banyak membantu
sulit untuk mengontrol pola makan sehat karena komplikasi yang dimiliki tidak dapat
dan merasa berat akan banyaknya larangan disembuhkan. Bapak HP tidak mengalami
makanan yang perlu dihindari, bapak HP respon fisik dan juga kognitif terhadap stres,
juga merasa dampak dari penyakit diabetes namun mengalami respon emosional seperti
sangat mengganggu aktivitasnya seperti menjadi lebih sensitif, mudah emosi dan
merasa lemas, mengantuk, intensitas buang juga tersinggung.
air kecil yang tinggi, penglihatan yang Bapak HP menggunakan kombinasi
kabur dan juga komplikasi diabetes yaitu problem focused coping dan emotion focused
neuropati. Permasalahan lain muncul coping untuk mereduksi stres yang ada.
akibat pandemi COVID-19, bapak HP Bapak HP melakukan seeking social support
merasa cukup tertekan mengingat dirinya dalam problem focused coping, yaitu
memiliki penyakit penyerta diabetes mencari dukungan dengan cara bercerita
melitus tipe II. Sebaliknya, dalam aspek kepada keluarga juga berbicara sekaligus
pekerjaan bapak HP tidak banyak berkonsultasi kepada dokter. Pada strategi
menemukan kendala atau permasalahan. emotion focused coping bapak HP
Bapak HP menilai stressor-stressor melakukan accepting responsibility yaitu
yang ada sebagai harm, threat dan berupaya menumbuhkan kesadaran akan
challenge. Harm ketika dirinya merasa peran diri sendiri ketika dirinya jenuh dalam
kesulitan untuk fokus bekerja apabila rasa melakukan pengobatan diabetes, ia
kantuk yang tak tertahankan muncul, meyakinkan dirinya untuk tidak lari dari
bapak HP juga merasa sulit mendapatkan keadaan dan mencoba untuk memahami
tidur yang berkualitas karena sering bahwa satu-satunya cara untuk
terbangun di malam hari baik karena badan mempertahankan kesehatannya adalah
yang pegal-pegal ataupun keinginan untuk dengan melakukan pengobatan diabetes.
buang air kecil terus menerus, adanya Berikutnya escape avoidance, yaitu
komplikasi neuropati juga membuat bapak dengan cara menyalurkan emosi melalui
HP mengalami keterbatasan ruang gerak. kegiatan yang mendekatkan diri kepada
Selain itu, Bapak HP juga merasakan tuhan juga melakukan hobi seperti
adanya stressor berupa rasa tertekan merawat tanaman dan hewan peliharaan,
karena khawatir mengalami COVID-19 juga memainkan koleksi die-cast miliknya.
yang dipicu oleh diabetes. Pada aspek
threat, Bapak HP mengkhawatirkan Partisipan 3 (Ibu ID)
adanya kemungkinan untuk terjadi Masalah yang menjadi stressor
komplikasi lain di masa depan. Meskipun pada Ibu ID adalah ancaman dan dampak
begitu, beliau tetap menjadikan diabetes penyakit diabetes melitus di masa sekarang
sebagai tantangan untuk memulai hidup dan yang akan datang serta padatnya
yang lebih sehat lagi. tuntutan pekerjaan dan kesulitan dalam
Dalam secondary appraisal, bapak penyesuaian diri Ibu ID dalam mengikuti
HP merasa sumber daya yang dimilikinya perkembangan teknologi di era pandemi.
tidak mampu mengatasi tuntutan yang Permasalahan yang muncul di era pandemi
KONDISI STRES DAN STRATEGI COPING STRESS PADA PASIEN DIABETES 85

COVID-19 lainnya adalah ketakutan akan beliau dari jabatan operasional pekerjaan
terpapar virus dan keterkaitan dengan sehingga stressor yang ada dapat
penyakit komorbid yang dimiliki oleh Ibu dilepaskan. Ibu ID juga menggunakan
ID yaitu diabetes melitus tipe II. planful problem solving yang ditandai
Ibu ID menilai stressor yang ada dengan pembuatan rencana kedepan agar
pada diri beliau menjadi harm dan threat. terlepas dari stressor yang ada dan seeking
Harm muncul ketika adanya kesulitan social support yang ditandai dengan
dalam konsentrasi dan fokus serta mencari dukungan dan informasi mengenai
padatnya pekerjaan. Selanjutnya, threat penyakit diabetes kepada teman-temannya
muncul ketika adanya kekhawatiran akan sesama dokter.
adanya komplikasi akibat konsumsi obat- Selain problem focused coping, Ibu ID juga
obatan yang rutin. Secondary appraisal menggunakan kombinasi strategi Emotion
yang ada pada diri Ibu ID adalah perasan focused coping. Escape avoidance nampak
bahwa sumber daya yang dimiliki oleh Ibu pada Ibu ID yang ditandai dengan
ID tidak dapat mengatasi stressor yang mengalihkan perhatian kepada hobi dan
dihadapi dan upaya pengelolaan diabetes melakukan pendekatan religius. Ibu ID
saja tidak cukup dikarenakan adakanya pernah melakukan strategi distancing
tekanan pekerjaan yang memiliki implikasi dengan cara tidak melakukan kontrol kadar
pada pola hidup beliau.Respon fisik yang gula dan tidak melakukan seluruh
dirasakan Ibu ID adalah kadar gula darah pengobatan selama 1 tahun, namun ibu ID
yang mengalami peningkatan secara sadar bahwa hal tersebut hanya membuat
signifikan melalui tes HBA1C. Respon dirinya lega untuk sesaat namun tidak dapat
kognitif tidak dirasakan oleh Ibu ID. menyelesaikan masalah. Maka dari itu ibu
Sementara respon emosional yang ID kemudian memutuskan untuk melakukan
dirasakan Ibu ID adalah Ibu ID menjadi strategi coping positive reappraisal. Selain
sangat emosional dan emosi yang itu, Accepting responsibility juga nampak
cenderung meledak-ledak. pada Ibu ID yang ditandai dengan
Dalam pengelolaan diri terhadap penumbuhan peran akan diri sendiri untuk
stres yang muncul, Ibu ID menggunakan menjaga diri dan melakukan pengelolaan
strategi problem focused coping. Confrontive diabetes lebih disiplin lagi sehingga terbebas
coping yang digunakan oleh Ibu ID adalah dari tuntutan yang ada yaitu dampak
dengan cara pengunduran diri penyakit diabetes.

DISKUSI

Penelitian ini menunjukkan bahwa juga cukup mengganggu kegiatan sehari-


pekerja yang memiliki penyakit diabetes hari seperti lemas, mengantuk, badan
melitus tipe II mengalami stress yang pegal-pegal dan intensitas buang air kecil
disebabkan oleh pengelolaan diabetes dan yang tinggi sehingga partisipan mengaku
juga beban dari pekerjaan. Stres dalam sulit untuk fokus dan berkonsentrasi dalam
pengelolaan diabetes berkaitan dengan bekerja.
kesulitan dalam menerapkan pola hidup Taylor (2015) menjelaskan bahwa
sehat dan mengontrol kadar gula darah. tekanan ditempat kerja dapat menyebabkan
Pengaruh penyakit diabetes terhadap tubuh stres kronik yang berpengaruh terhadap
KONDISI STRES DAN STRATEGI COPING STRESS PADA PASIEN DIABETES 86

kesehatan. Tekanan dapat berupa beban partisipan mengalami gangguan mood,


kerja yang berlebihan, konflik peran dan susah tidur dan muncul penyakit asam
ambiguitas dalam tugas yang dikerjakan, lambung karena terlalu banyak
juga ketidakmampuan menjalin hubungan mengonsumsi vitamin C. Situasi pandemi
sosial yang baik dengan rekan kerja. ini juga memberikan dampak secara
Ketiga hal ini terjadi pada dua dari tiga langsung terhadap pekerjaan, ketiganya
partisipan yang membuat mereka stres dan harus beradaptasi dengan lingkungan
mengabaikan kesehatannya seperti tidak pekerjaan yang serba daring, partisipan
memiliki tidur yang cukup, perubahan pola ketiga mengaku kesulitan dalam mengikuti
makan yang tidak teratur juga tidak sehat perkembangan teknologi.
serta aktivitas fisik yang minim, hal ini Meskipun ketiga partisipan
yang kemudian menjadi pemicu utama memiliki beberapa kendala dalam
munculnya penyakit diabetes melitus tipe pengelolaan diabetes dan tuntutan
II. pekerjaan, ketiganya merasa tidak
Peneliti mendapatkan penemuan mengalami penurunan produktivitas dalam
menarik berkaitan dengan stressor diluar bekerja. Ketiganya merasa mampu
pengelolaan diabetes dan pekerjaan. Salah menyelesaikan pekerjaan dengan baik
satunya terkait pandemi COVID-19, ketiga sama seperti sebelum memiliki penyakit
partisipan memiliki kekhawatiran dan diabetes melitus. Ketiganya juga mengaku
ketakutan yang sama berkaitan dengan virus tidak mengalami diskriminasi apapun dari
COVID-19 karena memiliki risiko lebih tempat kerja semenjak memiliki penyakit
tinggi untuk terpapar virus tersebut diabetes. Maka dari itu, penelitian ini tidak
sedangkan pekerjaan menuntutnya untuk sepenuhnya sejalan dengan penelitian
tetap berangkat ke kantor dan berinteraksi sebelumnya yang menyatakan bahwa
dengan banyak orang. Melalui adanya pekerja dengan penyakit diabetes melitus
pandemi, partisipan takut mengalami hal-hal cenderung menunjukkan penurunan
yang dimungkinkan memperparah penyakit produktivitas (Tunceli et al., 2005).
diabetesnya. Bahkan satu dari tiga
Terdapat beberapa saran praktis
SARAN yang diharapkan peneliti dapat bermanfaat
bagi para pasien diabetes melitus tipe II
Penelitian berikutnya disarankan yang bekerja, keluarga, rekan kerja dan
untuk melakukan penelitian mengenai perusahaan yang memiliki karyawan
hubungan antara stres yang dialami pasien dengan penyakit diabetes melitus. Bagi
diabetes dengan tekanan dari pekerjaan. pasien diabetes melitus tipe II yang bekerja
Pada penelitian ini, dua dari tiga partisipan diharapkan untuk memahami strategi
merasa tekanan pekerjaan membuat coping stress yang tepat untuk diri sendiri
keduanya merasa stres dan berdampak ketika sedang menghadapi suatu masalah
kepada pengelolaan diabetes dan kadar sehingga tidak berujung pada stres yang
gula darah dalam tubuh. Meskipun begitu, dapat meningkatkan kadar gula darah.
disisi lain keduanya harus tetap bekerja Terkait dengan temuan khas pada
untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap partisipan terdapat beberapa hal yang
harinya. Maka dari itu dibutuhkan muncul pada penelitian ini yakni, adanya
penelitian yang berfokus pada. kekhawatiran terhadap kondisi pandemi
KONDISI STRES DAN STRATEGI COPING STRESS PADA PASIEN DIABETES 87

dan kerentanan untuk mengalami COVID- dapat meningkat disamping pola hidup
19. Pada partisipan, rasa takut yang nyata yang tidak sehat seperti stres.
nampak konkrit teralami dengan
munculnya pemikiran berulang khawatir DAFTAR PUSTAKA
terpapar COVID-19 yang tidak dialami
orang pada umumnya. Bauer, M. E., Jeckel, C., M., M., & Luz,
Terkait dengan hal tersebut, C. (2008). The role of stress factors
partisipan dapat mempelajari teknik-teknik during aging of the immune system.
relaksasi melalui media elektronik maupun Neuroimmunomodulation, Des 15. p
tenaga professional di bidang kesehatan 14.
mental. Partisipan juga dapat belajar untuk Cavallerano, J (Ed.). (2011). Optometric
beradaptasi terhadap banyak hal yang clinical practice guideline care of the
berubah, salah satunya melakukan patients with diabetes melitus. USA:
kegiatan dengan daring. Partisipan dapat American Optometric Association.
meminta bantuan kepada anggota keluarga Creswell, J., W. (2012). Educational
untuk memudahkan proses penyesuaian research; planning, conducting and
dan berupaya menjaga produktivitas evaluating quantitative and
kinerja dengan cara meminta bantuan qualitative research. USA: Pearson.
apabila mengalami kesulitan dalam Falco, G., Pirro, P. S., Castellano, E.,
menyesuaikan kebutuhan kinerja dengan Anfossi, M., Boretta, G., & Gianotti, L.
perkembangan teknologi yang ada. (2015). The relationship between stress
Pengaturan beban kerja, penentuan target and diabetes melitus. Journal of
secara realistis dalam bekerja, serta teknik Neurology and Psychology, 3(1), 1-7.
asertif dalam berkomunikasi juga dapat Hilliard, M. E., Yi-Frazier, J. P., Hessler,
dilakukan oleh partisipan dengan keluhan D., Butler, A. M., Anderson, B. J., & Jaser,
sulit konsentrasi dan kekhawatiran yang S. (2016). Stress and a1c among people
tinggi untuk mengalami komplikasi akibat with diabetes across the lifespan.
kondisi diabetesnya. Current Diabetes Reports,
Keluarga yang memiliki anggota 16(8). Retrieved from
keluarga dengan penyakit diabetes melitus https://doi.org/10.1007/s11892-
tipe II diharapkan dapat memberikan 016-0761-3
dukungan sosial karena sumber eksternal Kalra, S., Jena, B. N., & Yeravdekar, R.
berpengaruh terhadap keberhasilan (2018). Emotional and psychological
melakukan coping stress. Dukungan dapat needs of people with diabetes. Indian
berupa memberikan motivasi agar terus Journal of Endocrinology and
bersemangat serta mengingatkan anggota Metabolism, 22(5), 697-703.
keluarga dengan diabetes untuk mengontrol Kaur, H., & Kochar, R. (2017). Stress and
makan dan melakukan pengelolaan diabetes. diabetes melitus. International Journal
Tenaga kesehatan disamping merawat secara of Health Sciences and Research, 7(7),
fisik diharapkan pula untuk 265-272.
dapat memberikan dukungan dan perawatan Kementerian Kesehatan Republik
secara psikis yaitu dengan cara menanyakan Indonesia. (2018). Cegah, cegah dan
perkembangan kesehtan dan memberikan cegah: suara dunia perangi diabetes.
pemahaman bahwa kadar gula Jakarta. Retrieved from
KONDISI STRES DAN STRATEGI COPING STRESS PADA PASIEN DIABETES 88

https://www.kemkes.go.id/pdf.php?id
=18121200001
Piper, M. (2021). The cities with the highest
burnout. SavvySleeper. Retrieved from
https://savvysleeper.org/cities-with-
highest-burnout/
Riyadi, G. A. & Yudhistira, M. A. (2020).
Pola perilaku komuter dan stres: bukti
dari jabodetabek. Jurnal Ekonomi
Kuantitatif Terapan, 13(1),185-210.
Santrock, J. W. (2013). Life-span
development fourteenth edition. United
States: Mc Graw Hill Education.
Stubbs, M. (2007). Empowerment in
middle-aged people with diabetes: the
importance of working relationships.
Journal of Diabetes Nursing, 11(5),
190-195.
Syamsurizal. (2018). Type-2 diabetes
melitus of degenerative disease.
Bioscience, 2(1), 34-39.
Taylor, S. E. (1991). Health psychology.
New York: Mc Graw Hill.
Taylor, S. E. (2015). Health psychology.
Los Angeles: Mc Graw Hill.
Tunceli, K., Bradley, C. J., Nerenz, D.,
Williams, L. K., Pladevall, M., &
Lafata, J. E. (2005). The impact of
diabetes on employment and work
productivity. American Diabetes
Association, 28(11), 2662-2667.
Waspadji, S., Ranakusuma, A.B., Suyono,
S., Supartondo, S., & Sukaton,
U. (1983). Diabetes mellitus in an
urban population in Jakarta,
Indonesia. The Tohoku Journal of
Experimental Medicine. Hal
141 Suppl:219.
Yin, R. K. (2011). Qualitative research
from start to finish. New York: The
Guilford.
Yusuf, S. (2004). Psikologi perkembangan
anak & remaja. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

You might also like