Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Diabetes melitus type 2 is one of the non contagious chronic disease that the number of it
patient continue to rise over the time in Indonesia. Fundamentally, this disease cannot be
healed but could be managed to prevent complications. Patient with diabetes melitus type 2
frequently got limitations in their work such as discrimination at their workplace, risk of
decreased productivity, and increased absence on their treatment. Those things are affecting
to the most of the patient that have more than 45 years of age and they are on the top of their
career. This research has an objective to get an overview of stress and their strategy of cope
with it because stress has a major impact to their health condition. This research use
qualitative approach with the purposive sampling. The characteristics of this research are
patient with diabetes melitus type 2 disease, has 41 to 60 years of age who has done the self-
care, and work in Jakarta. Result shows that participants suffer stress from the treatment of
the disease although their performance productivity does not decrease. Participants use the
strategy of combining problem focused coping mostly planful problem solving type and
emotion focused coping such as seeking social support to manage their stress level.
Keywords: stress, coping stress, diabetes melitus tipe II, emotion focused coping, problem
focused coping
PENDAHULUAN
Diabetes melitus biasa dikenal oleh secara maksimal seperti individu normal
masyarakat Indonesia sebagai penyakit pada umumnya.
kencing manis. Penyakit ini termasuk ke Berdasarkan International Diabetes
dalam kategori penyakit kronis tidak Federation (IDF), epidemi diabetes di
menular dengan proses penyembuhan atau Indonesia menunjukkan kecenderungan
pengendalian kondisi klinisnya yang meningkat bahkan Indonesia adalah negara
umumnya lambat (Kementerian Kesehatan peringkat keenam di dunia setelah Tiongkok,
Republik Indonesia, 2018). Individu India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko
dengan diabetes harus menjalani dengan jumlah penyandang diabetes usia 20-
pengelolaan yang cukup ketat sepanjang 79 tahun terbanyak yaitu sekitar 10,3 juta
hidupnya agar terhindar dari segala orang (Kementerian Kesehatan Republik
komplikasi yang ada, termasuk Indonesia, 2018). Lebih lanjut, Waspadji,
mengonsumsi obat-obatan atau suntik Ranakusuma, Suyono, Supartondo &
insulin secara rutin. Hal ini dilakukan Sukaton (1983) menambahkan bahwa
karena individu dengan diabetes memiliki pesoalan mengenai Diabetes telah menjadi
pankreas yang tidak lagi dapat bekerja hal yang besar di
KONDISI STRES DAN STRATEGI COPING STRESS PADA PASIEN DIABETES 76
Indonesia sejak era 1980. Berdasarkan dapat normal, rendah maupun meningkat
hasil penelitian tersebut, dapat diketahui tetapi fungsi insulin untuk metabolisme
bahwa informasi mengenai Diabetes glukosa tidak ada atau kurang sehingga
Melitus sebagai salah satu masalah utama kadar glukosa dalam darah tinggi dan
dalam bidang kesehatan, nampak jelas. menyebabkan hiperglikemia (Cavallerano,
Menurut Pusat Data dan Informasi J (Ed.), 2011).
Kementerian Kesehatan RI Indonesia, Taylor (2015) menjelaskan bahwa
terdapat peningkatan prevalensi diabetes terdapat beberapa komplikasi kesehatan
melitus sebesar 2% dari tahun 2013 ke yang dapat disebabkan oleh diabetes, hal ini
tahun 2018 pada penduduk dengan usia dipicu oleh adanya penebalan pada arteri
lebih dari 15 tahun. Provinsi dengan yang terjadi akibat penumpukkan kotoran
prevalensi Diabetes melitus tertinggi di dalam darah dan menyebabkan beberapa
Indonesia berada di DKI Jakarta yaitu komplikasi seperti (1) penyakit jantung dan
sebesar 3,4% dan terendah berada di NTT stroke, (2) kebutaan, (3) kerusakan
sebesar 0,9%. Kementerian Kesehatan pembuluh darah, (4) gagal ginjal, (5)
Republik Indonesia (2018) menjelaskan diabetic neuropathy. Hal ini disebabkan oleh
yaitu dari seluruh kasus diabetes di seluruh kerusakan sistem saraf termasuk rasa kebas
Indonesia, 90 hingga 95% merupakan atau mati rasa pada bagian tubuh tertentu,
kasus diabetes Tipe II. pada beberapa kasus ketika pengidap
Diabetes melitus juga termasuk diabetes memiliki luka di bagian kaki maka
salah satu penyakit degeneratif, yaitu dapat berujung dengan amputasi.
penyakit yang terjadi seiring bertambahnya Diabetes melitus bisa dikontrol
usia seseorang dan penyakit yang sulit agar tidak berujung pada komplikasi
untuk disembuhkan, akan tetapi dapat dengan cara menerapkan gaya hidup sehat.
dicegah dengan menyadari gejala-gejala Gaya hidup sehat meliputi menerapkan
awal dari penyakitnya (Syamsurizal, pola makan sehat, diet, olahraga teratur,
2018). Minimnya kesadaran pasien akan dan konsumsi obat-obatan sesuai dengan
gejala-gejala diabetes yang muncul anjuran dokter. Adanya perubahan dalam
membuat penyakit ini dijuluki sebagai gaya hidup dan pengelolaan diabetes ini
silent killer, karena dapat menyerang dinilai menjadi tantangan tersendiri karena
sistem tubuh manusia yang menimbulkan menekan kebebasan dari pasien diabetes.
komplikasi tanpa disadari oleh pasiennya. Penelitian Kalra, Jena dan Yeravdekar
Berdasarkan American Optometric (2018) menjelaskan bahwa pasien diabetes
Association (2011), diabetes melitus dibagi melitus seringkali merasakan adanya beban
menjadi beberapa jenis, yaitu (1) diabetes atau tekanan emosional yang disebut
melitus tipe I, (2) diabetes melitus tipe II, sebagai diabetes distress. Diabetes distress
(3) diabetes melitus gestasional, (4) tipe yang dialami pasien berupa perasaan
diabetes lainnya yang lebih spesifik kewalahan dengan banyaknya tuntutan
(Cavallerano, J (Ed.), 2011). Diabetes untuk manajemen diri agar terhindar dari
melitus tipe II merupakan jenis diabetes risiko terkena komplikasi.
yang paling banyak di seluruh dunia dan Taylor (2015) menjelaskan bahwa
terus meningkat jumlahnya, tipe ini dipicu diabetes melitus tipe II banyak ditemukan
oleh insulin yang tidak dapat bekerja pada rentang usia 45 tahun keatas dan lebih
dengan baik, kadar insulin dalam tubuh didominasi oleh laki-laki, hal ini sejalan
KONDISI STRES DAN STRATEGI COPING STRESS PADA PASIEN DIABETES 77
digunakan ketika individu percaya bahwa support. Sedangkan dalam emotion focused
sumber daya atau tuntutan situasi dapat coping terdapat 5 strategi coping yaitu
berubah. Sedangkan emotion focused positive reappraisal, accepting
coping berorientasi pada regulasi emosi responsibility, self controlling, distancing
yang bertujuan untuk mengendalikan dan escape avoidance.
respon emosional seseorang terhadap Dari uraian diatas, permasalahan
situasi yang menekan. Emotion focused yang diangkat dari penelitian ini adalah,
coping cenderung dilakukan ketika bagaimana gambaran stres pada pasien
individu merasa bahwa mereka tidak bisa diabetes melitus tipe II yang bekerja di
berbuat banyak untuk untuk mengubah Jakarta? Bagaimana kondisi strategi
kondisi. coping stress pada pasien diabetes mellitus
Lazarus dan Folkman (1984) tipe yang bekerja di Jakarta? Penelitian ini
menjelaskan tiga strategi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi stres
individu dalam problem focused coping dan peran strategi coping stress pada
yaitu planful problem solving, pasien diabetes melitus tipe II yang
confrontative coping dan seeking social bekerja di Jakarta.
situasi dengan sumber daya yang mereka
METODE miliki dalam situasi yang penuh tekanan.
Partisipan dari penelitian ini adalah
Jenis penelitian yang digunakan dua orang laki-laki dan satu orang
dalam penelitian ini merupakan penilitian perempuan yang memiliki penyakit
kualitatif dikarenakan penelitian ini diabetes melitus tipe II dan bekerja di
berangkat dari fenomena yang peneliti Jakarta (partisipan 1 telah memiliki
jelaskan lebih dalam secara deskriptif dan penyakit diabetes selama 4 tahun,
bertujuan untuk mengeksplorasi dan partisipan 2 selama 13 tahun dan partisipan
mengembangkan pemahaman yang 3 selama 18 tahun). Pada saat penelitian
mendalam mengenai suatu fenomena berlangsung, partisipan berusia antara 40
(Creswell, 2012). Metodologi pemilihan sampai 65 tahun dan bekerja di Jakarta.
sampel yang peneliti gunakan yaitu non- Metode pengumpulan data dilakukan
probability sampling khususnya purposive dengan wawancara semi terstruktur, maka
sampling. dari itu peneliti membuat panduan
Dalam penelitian ini stres wawancara yang berfokus pada tujuan
didefinisikan sebagai keadaan dimana penelitian, yaitu untuk memperoleh
interaksi antara individu dengan gambaran stres dan coping stress pada
lingkungannya (transactions) pasien diabetes melitus tipe II yang bekerja
menyebabkan seseorang mengalami di Jakarta. Pada panduan wawancara,
perbedaan persepsi antara tuntutan fisik dimulai dengan menggali informasi
atau psikologis dari sebuah situasi dengan mengenai stressor yang dihadapi partisipan
sumber daya sistem psikologis, atau sosial kemudian berlanjut dengan proses penilaian
yang dimilikinya. Sedangkan coping stress kognitif (primary appraisal dan secondary
didefnisikan sebagai proses ketika appraisal). Pada bagian coping stress
seseorang berusaha untuk mengelola pertanyaan akan dibagi menjadi dua yaitu
perbedaan yang dirasakan antara tuntutan untuk strategi problem focused coping dan
emotion focused coping. Sebelumnya
KONDISI STRES DAN STRATEGI COPING STRESS PADA PASIEN DIABETES 81
HASIL
Tabel 1
Gambaran Umum Partisipan
Keterangan Partisipan 1 Partisipan 2 Partisipan 3
Inisial AR HP ID
Gambaran Umum Partisipan I (Bapak AR) Jakarta, saat ini ia bekerja sebagai Asisten
Bapak AR merupakan seorang Direktur yang banyak mengurus mengenai
pegawai di perusahaan swasta ternama di administrasi dan beberapa kali menjadi
KONDISI STRES DAN STRATEGI COPING STRESS PADA PASIEN DIABETES 82
bekerja hingga larut malam. Aktivitas kadar gula darah pada saat itu 296 mg/dL.
tersebut memicunya untuk untuk Semenjak kejadian tersebut, ibu ID
mengonsumsi kudapan manis di malam dianjurkan untuk mengkonsumsi obat-
hari. obatan oral namun seiring berjalannya
Pada tahun 2002 ibu ID mengalami waktu dosisnya kian meningkat, sehingga
pendarahan dan hasil medical check up kini ibu ID juga menggunakan suntikan
menjelaskan bahwa dirinya memiliki insulin.
penyakit diabetes melitus tipe II dengan
Gambaran Stres dan Strategi Coping kadar gula darah secara signifikan melalui
stress Partisipan tes HBA1C dan munculnya insomnia.
Partisipan 1 (Bapak AR) Respon kognitif yang dirasakan adalah
Masalah yang menjadi stressor munculnya keinginan untuk melakukan
untuk bapak AR berkaitan dengan kekerasan yang ditandai dengan respon
pengelolaan diabetes yaitu sulitnya menjaga emosional seperti merasa sensitif dan
pola makan sehat sehingga terkadang kadar menjadi mudah emosi.
gula darah tidak terkontrol. Sedangkan Dalam usahanya mereduksi stres
dalam aspek pekerjaan, masalah yang yang ada, bapak AR menggunakan
menjadi stressor bagi bapak AR berkaitan kombinasi strategi problem focused coping
dengan regulasi perusahaan yang dinilai dan emotion focused coping. Pada strategi
tidak bijak, atasan yang memperlakukan problem focused coping bapak AR
dengan semena-mena, rekan kerja yang tidak melakukan planful problem solving dengan
kooperatif dan fasilitas kantor yang tidak cara membuat rencana ke depannya untuk
memadai dan tidak sesuai protokol keluar dari pekerjaan dan hidup tenang.
kesehatan COVID-19. Semenjak adanya Bapak AR juga melakukan confrontative
pandemi COVID-19 bapak AR menjadi lebih coping dengan cara mengajukan
waspada dan tertekan mengingat dirinya permohonan, untuk melalui proses
memiliki penyakit penyerta diabetes melitus pemberhentian karyawan agar dirinya
tipe II. terlepas dari stressor yang ada dan dapat
Stressor yang ada dinilai sebagai mencari pekerjaan lain. Pada strategi
harm untuk bapak AR adalah kadar gula emotion focused coping bapak AR
yang tinggi serta tekanan dalam pekerjaan melakukan positive reappraisal yang
memicu munculnya penyakit diabetes, ditandai dengan penciptaan makna positif
sedangkan threat bagi bapak AR adalah dari penyakitnya seperti peningkatan
ketakutan akan komplikasi dan potensi kegiatan ibadah. Selain itu, bapak AR juga
terpapar virus COVID-19. Berikutnya melakukan escape avoidance untuk
dalam secondary appraisal, bapak AR menyalurkan emosinya yaitu melalui
merasa tidak memiliki sumber daya yang kegiatan-kegiatan hobi seperti bercocok
cukup untuk menghadapi tantangan tanam, bermain dengan binatang
pengelolaan harm dan threat yang beliau peliharaan dan koleksi mainan mobil-
rasakan. Respon fisik terhadap stres yang mobilan die-cast.
dirasakan bapak AR berupa peningkatan
KONDISI STRES DAN STRATEGI COPING STRESS PADA PASIEN DIABETES 84
COVID-19 lainnya adalah ketakutan akan beliau dari jabatan operasional pekerjaan
terpapar virus dan keterkaitan dengan sehingga stressor yang ada dapat
penyakit komorbid yang dimiliki oleh Ibu dilepaskan. Ibu ID juga menggunakan
ID yaitu diabetes melitus tipe II. planful problem solving yang ditandai
Ibu ID menilai stressor yang ada dengan pembuatan rencana kedepan agar
pada diri beliau menjadi harm dan threat. terlepas dari stressor yang ada dan seeking
Harm muncul ketika adanya kesulitan social support yang ditandai dengan
dalam konsentrasi dan fokus serta mencari dukungan dan informasi mengenai
padatnya pekerjaan. Selanjutnya, threat penyakit diabetes kepada teman-temannya
muncul ketika adanya kekhawatiran akan sesama dokter.
adanya komplikasi akibat konsumsi obat- Selain problem focused coping, Ibu ID juga
obatan yang rutin. Secondary appraisal menggunakan kombinasi strategi Emotion
yang ada pada diri Ibu ID adalah perasan focused coping. Escape avoidance nampak
bahwa sumber daya yang dimiliki oleh Ibu pada Ibu ID yang ditandai dengan
ID tidak dapat mengatasi stressor yang mengalihkan perhatian kepada hobi dan
dihadapi dan upaya pengelolaan diabetes melakukan pendekatan religius. Ibu ID
saja tidak cukup dikarenakan adakanya pernah melakukan strategi distancing
tekanan pekerjaan yang memiliki implikasi dengan cara tidak melakukan kontrol kadar
pada pola hidup beliau.Respon fisik yang gula dan tidak melakukan seluruh
dirasakan Ibu ID adalah kadar gula darah pengobatan selama 1 tahun, namun ibu ID
yang mengalami peningkatan secara sadar bahwa hal tersebut hanya membuat
signifikan melalui tes HBA1C. Respon dirinya lega untuk sesaat namun tidak dapat
kognitif tidak dirasakan oleh Ibu ID. menyelesaikan masalah. Maka dari itu ibu
Sementara respon emosional yang ID kemudian memutuskan untuk melakukan
dirasakan Ibu ID adalah Ibu ID menjadi strategi coping positive reappraisal. Selain
sangat emosional dan emosi yang itu, Accepting responsibility juga nampak
cenderung meledak-ledak. pada Ibu ID yang ditandai dengan
Dalam pengelolaan diri terhadap penumbuhan peran akan diri sendiri untuk
stres yang muncul, Ibu ID menggunakan menjaga diri dan melakukan pengelolaan
strategi problem focused coping. Confrontive diabetes lebih disiplin lagi sehingga terbebas
coping yang digunakan oleh Ibu ID adalah dari tuntutan yang ada yaitu dampak
dengan cara pengunduran diri penyakit diabetes.
DISKUSI
dan kerentanan untuk mengalami COVID- dapat meningkat disamping pola hidup
19. Pada partisipan, rasa takut yang nyata yang tidak sehat seperti stres.
nampak konkrit teralami dengan
munculnya pemikiran berulang khawatir DAFTAR PUSTAKA
terpapar COVID-19 yang tidak dialami
orang pada umumnya. Bauer, M. E., Jeckel, C., M., M., & Luz,
Terkait dengan hal tersebut, C. (2008). The role of stress factors
partisipan dapat mempelajari teknik-teknik during aging of the immune system.
relaksasi melalui media elektronik maupun Neuroimmunomodulation, Des 15. p
tenaga professional di bidang kesehatan 14.
mental. Partisipan juga dapat belajar untuk Cavallerano, J (Ed.). (2011). Optometric
beradaptasi terhadap banyak hal yang clinical practice guideline care of the
berubah, salah satunya melakukan patients with diabetes melitus. USA:
kegiatan dengan daring. Partisipan dapat American Optometric Association.
meminta bantuan kepada anggota keluarga Creswell, J., W. (2012). Educational
untuk memudahkan proses penyesuaian research; planning, conducting and
dan berupaya menjaga produktivitas evaluating quantitative and
kinerja dengan cara meminta bantuan qualitative research. USA: Pearson.
apabila mengalami kesulitan dalam Falco, G., Pirro, P. S., Castellano, E.,
menyesuaikan kebutuhan kinerja dengan Anfossi, M., Boretta, G., & Gianotti, L.
perkembangan teknologi yang ada. (2015). The relationship between stress
Pengaturan beban kerja, penentuan target and diabetes melitus. Journal of
secara realistis dalam bekerja, serta teknik Neurology and Psychology, 3(1), 1-7.
asertif dalam berkomunikasi juga dapat Hilliard, M. E., Yi-Frazier, J. P., Hessler,
dilakukan oleh partisipan dengan keluhan D., Butler, A. M., Anderson, B. J., & Jaser,
sulit konsentrasi dan kekhawatiran yang S. (2016). Stress and a1c among people
tinggi untuk mengalami komplikasi akibat with diabetes across the lifespan.
kondisi diabetesnya. Current Diabetes Reports,
Keluarga yang memiliki anggota 16(8). Retrieved from
keluarga dengan penyakit diabetes melitus https://doi.org/10.1007/s11892-
tipe II diharapkan dapat memberikan 016-0761-3
dukungan sosial karena sumber eksternal Kalra, S., Jena, B. N., & Yeravdekar, R.
berpengaruh terhadap keberhasilan (2018). Emotional and psychological
melakukan coping stress. Dukungan dapat needs of people with diabetes. Indian
berupa memberikan motivasi agar terus Journal of Endocrinology and
bersemangat serta mengingatkan anggota Metabolism, 22(5), 697-703.
keluarga dengan diabetes untuk mengontrol Kaur, H., & Kochar, R. (2017). Stress and
makan dan melakukan pengelolaan diabetes. diabetes melitus. International Journal
Tenaga kesehatan disamping merawat secara of Health Sciences and Research, 7(7),
fisik diharapkan pula untuk 265-272.
dapat memberikan dukungan dan perawatan Kementerian Kesehatan Republik
secara psikis yaitu dengan cara menanyakan Indonesia. (2018). Cegah, cegah dan
perkembangan kesehtan dan memberikan cegah: suara dunia perangi diabetes.
pemahaman bahwa kadar gula Jakarta. Retrieved from
KONDISI STRES DAN STRATEGI COPING STRESS PADA PASIEN DIABETES 88
https://www.kemkes.go.id/pdf.php?id
=18121200001
Piper, M. (2021). The cities with the highest
burnout. SavvySleeper. Retrieved from
https://savvysleeper.org/cities-with-
highest-burnout/
Riyadi, G. A. & Yudhistira, M. A. (2020).
Pola perilaku komuter dan stres: bukti
dari jabodetabek. Jurnal Ekonomi
Kuantitatif Terapan, 13(1),185-210.
Santrock, J. W. (2013). Life-span
development fourteenth edition. United
States: Mc Graw Hill Education.
Stubbs, M. (2007). Empowerment in
middle-aged people with diabetes: the
importance of working relationships.
Journal of Diabetes Nursing, 11(5),
190-195.
Syamsurizal. (2018). Type-2 diabetes
melitus of degenerative disease.
Bioscience, 2(1), 34-39.
Taylor, S. E. (1991). Health psychology.
New York: Mc Graw Hill.
Taylor, S. E. (2015). Health psychology.
Los Angeles: Mc Graw Hill.
Tunceli, K., Bradley, C. J., Nerenz, D.,
Williams, L. K., Pladevall, M., &
Lafata, J. E. (2005). The impact of
diabetes on employment and work
productivity. American Diabetes
Association, 28(11), 2662-2667.
Waspadji, S., Ranakusuma, A.B., Suyono,
S., Supartondo, S., & Sukaton,
U. (1983). Diabetes mellitus in an
urban population in Jakarta,
Indonesia. The Tohoku Journal of
Experimental Medicine. Hal
141 Suppl:219.
Yin, R. K. (2011). Qualitative research
from start to finish. New York: The
Guilford.
Yusuf, S. (2004). Psikologi perkembangan
anak & remaja. Bandung: Remaja
Rosdakarya.