Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This study aims to assess financial performance by analyzing liquidity ratios, solvency ratios
and profitability ratios as well as measuring the health level of cooperatives based on capital
aspects, productive asset quality aspects, management aspects, efficiency aspects, liquidity
aspects, profitability aspects and cooperative identity aspects in the Financial Services
Cooperative Syari'ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera for the period 2014-2018. This research
is evaluative descriptive research, the data analysis technique in this study uses descriptive
analysis techniques. The results of financial performance research based on liquidity ratios
which are proxied Current Ratio and Cash Ratio conditions of cooperative financial
performance are not good. Proven Solvency Ratio Debt to Assets Ratio conditions of
cooperative financial performance are good, and Debt to Equity Ratio conditions of financial
performance are not very good. Proposed profitability ratios The Return on Assets (ROA)
and Return on Equity (ROE) ratios of cooperative financial performance are not very good.
While the results of the study showed that the health level of BMT Artha Sejahtera Sharia
Financial Services Cooperative (KJKS) for 5 years (2014-2018); in 2014 with a total final
score of 38.25 in the unhealthy category; 2015 with a total final score of 43.50 being in the
unhealthy category; in 2016 with a total final score of 54.00 in the unhealthy category; 2017
with a total final score of 60.25 is in the quite healthy category; 2018 with a total final score
of 58.75 in the unhealthy category; and the average level of health of cooperatives from
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menilai kinerja keuangan dengan analisis rasio likuiditas, rasio
solvabilitas dan rasio profitabilitas serta mengukur tingkat kesehatan koperasi berdasarkan
aspek permodalan, aspek kualitas aktiva produktif, aspek manajemen, aspek efesiensi, aspek
likuiditas, aspek rentabilitas dan aspek jatidiri koperasi pada Koperasi Jasa Keuangan
Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera periode 2014-2018. Penelitian ini bersifat penelitian
deskiptif evaluatif, teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif. Hasil penelitian kinerja keuangan berdasarkan rasio likuiditas yang diproksikan
Rasio Lancar (Current Ratio) dan Rasio Kas (Cash Ratio) kondisi kinerja keuangan koperasi
kurang baik. Rasio Solvabilitas yang diproksikan Rasio Hutang terhadap Aktiva (Debt to
Assets Ratio) kondisi kinerja keuangan koperasi baik, dan Rasio Hutang terhadap Ekuitas
(Debt to Equity Ratio) kondisi kinerja keuangan sangat tidak baik. Rasio Profitabilitas yang
diproksikan Rasio Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) kondisi kinerja
keuangan koperasi sangat tidak baik. Sedangkan hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat
kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT Artha Sejahtera selama 5 tahun
(2014-2018); tahun 2014 dengan total skor akhir 38,25 berada dalam kategori tidak sehat;
tahun 2015 dengan total skor akhir 43,50 berada dalam kategori kurang sehat; tahun 2016
dengan total skor akhir 54,00 berada dalam kategori kurang sehat; tahun 2017 dengan total
skor akhir 60,25 berada dalam kategori cukup sehat; tahun 2018 dengan total skor akhir 58,75
berada dalam kategori kurang sehat; dan rata-rata tingkat kesehatan koperasi dari tahun 2014-
2018 dengan total skor akhir 50,95 berada dalam kategori kurang sehat.
Kata Kunci: Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS), Penilaian Kinerja Keuangan,
Kesehatan Koperasi.
PENDAHULUAN
Perkembangan koperasi di Indonesia sebagai salah satu bentuk usaha dewasa ini
memberdayakan tata ekonomi nasional yang berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi dalam rangka mewujudkan masyarakat maju, adil dan makmur (Departemen
Koperasi, 2012). Sebagai badan usaha yang dikelola secara kekeluargaan, usaha koperasi
harus dijalankan dengan baik serta professional agar mencapai kemakmuran anggotanya.
Praktek usaha koperasi berdasarkan syari’ah pada awalnya merupakan salah satu
bentuk dari Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Melihat perkembangan koperasi yang
menggunakan prinsip syari’ah dapat maju dengan pesat, maka pemerintah melalui Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia membuat peraturan
tentang petunjuk pelaksanaan kegiatan usaha Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS).
Praktek usaha Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) merupakan potensi usaha yang
sangat besar, dengan melihat banyak masyarakat Indonesia adalah masyarakat menengah ke
bawah. Banyak dari mereka yang menggunakan Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS)
dalam memulai maupun menambah dana untuk usaha dalam skala menengah maupun kecil.
Selain itu, Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) memiliki kemungkinan untuk semakin
besar dan mampu bersaing dengan koperasi maupun lembaga keuangan yang lain. (Joannes
keuangan, yakni simpan pinjam. Usaha ini seperti usaha perbankan yakni menghimpun dana
anggota dan calon anggota (nasabah) serta menyalurkannya pada sektor ekonomi yang halal
dan menguntungkan. Namun demikian, terbuka luas bagi BMT untuk mengembangkan lahan
bisnisnya pada sektor riil maupun pada sektor keuangan (Andri Soemitra, 2010: 452).
Berdirinya cabang Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera di
Jalan Srandakan ini, mendapatkan sambutan sangat baik dari masyarakat di daerah tersebut,
khususnya para pengusaha kecil. Karena lembaga keuangan ini sangat membantu dalam
penulis meneliti BMT Artha Sejahtera yaitu: pertama, peranserta dari tokoh agama dalam
menjadikan koperasi sebagai mitra usaha. Ketiga, koperasi pada periode sebelumnya atau
yang telah berjalan belum terlihat jelas bahwa koperasi ini telah melakukan penilaian kinerja
keuangan serta tingkat kesehatan koperasi. Keempat, letak koperasi yang strategis sehingga
pentingnya dalam menilai kinerja keuangan serta mengukur kesehatan koperasi, guna
lembaga keuangan lainnya. Adapun penggunaan analisis rasio diharapkan dapat mengetahui
kinerja koperasi khususnya dari hal keuangannya dan juga dapat mengetahui secara langsung
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang
akan dibbahas dalam penelitian ini adalah: Bagaimana penilaian kinerja keuangan Koperasi
Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera ditinjau dari Rasio Likuiditas (Rasio
Lancar dan Rasio Kas), Rasio Solvabilitas (Rasio Hutang terhadap Aktiva dan Rasio Hutang
terhadap Ekuitas), dan Rasio Profitabilitas (Return on Assets dan Return on Equity)? Serta
Bagaimana tingkat kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha
Sejahtera dilihat dari segi aspek permodalan, aspek kualitas aktiva produktif, aspek
manajemen, aspek efesiensi, aspek likuiditas, aspek rentabilitas dan aspek jatidiri koperasi?.
Terkait dengan permasalahan tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
yaitu untuk mengkaji dan menilai kinerja keuangan koperasi dari segi rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, dan rasio profitabilitas berdasarkan laporan neraca dan laporan laba rugi (L/R)
Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera selama periode 2014-2018.
Serta untuk mengkaji tingkat kesehatan koperasi dilihat dari segi aspek permodalan, aspek
kualitas aktiva produktif, aspek manajemen, aspek efesiensi, aspek likuiditas, aspek
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Koperasi
Pengertian Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) menurut Keputusan Menteri
dibidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syari’ah)”. Selanjutnya
Unit Jasa Keuangan Syari’ah adalah “Unit koperasi yang bergerak dibidang pembiayaan,
investasi, dan simpan pinjam sesuai pola bagi hasil (syari’ah) sebagai bagian dari kegiatan
koperasi yang bersangkutan”. Koperasi itu sendiri merupakan salah satu penggerak roda
keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan usaha
mikro dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir
miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari tokoh-tokoh masyarakat setempat
dengan berlandasan pada sistem ekonomi keselamatan (berintikan keadilan), kedamaian, dan
kesejahteraan. Baitul maal (rumah harta), menerima titipan zakat, infaq, dan shadaqah serta
investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil dengan cara
mendorong kegiatan menabung dan menjunjung pembiayaan kegiatan ekonomi (M. Nur
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih oleh suatu perusahaan. Dengan kata lain dapat
membayar kembali pencairan dana depositnya pada saat ditagih serta dapat mencukupi
permintaan kredit yang telah diajukan (Kasmir, 2013: 130). Rasio likuiditas yang diguanakan
adalah:
Rasio lancar digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup atau
apabila perbandingannya adalah 1:1 dimana artinya Current Ratio-nya adalah 100%,
berarti aktiva lancarnya memiliki jumlah yang sama banyak untuk melunasi semua
kewajiban lancarnya. Semakin lebih besar dari 100% artinya semakin baik.
Rasio ini digunakan untuk membandingkan antara kas dan aktiva lancar setara kas dengan
kewajiban lancar. Aktiva lancar setara kas adalah aktiva yang dapat dengan mudah dan
segera diuangkan.
Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
maupun jangka panjang (Munawir, 2002: 32). Rasio solvabilitas yang diguanakan adalah:
Rasio hutang terhadap aktiva merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur
perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar
aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh
Rasio hutang terhadap ekuitas merupakan rasio yang dipakai untuk mengukur utang
dengan ekuitas. Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan antara seluruh utang,
termasuk utang lancar, dengan seluruh ekuitas perusahaan. (Kasmir, 2013: 151).
Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat sejauh
mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya. Investor memiliki
sejumlah harapan atas sejumlah pengembalian atas investasinya, pengembalian itu tentunya
tergambar jelas pada performa perusahaan. Jika dari tahun ke tahun perusahaan memiliki
keuntungan yang signifikan tentu pula investor cenderung memiliki harapan yang cukup
optimis atas pengembalian yang pasti didapatnya, sementara sebaliknya jika perusahaan pada
tahun-tahun terakhir mengalami kerugian maka secara otomatis terbayang disejumlah benak
investor kerugian yang dihitungnya (Arilaha, 2009). Rasio profitabilitas yang digunakan
adalah:
Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan
keuangan, rasio ini paling sering disoroti, karena mampu menunjukkan keberhasilan
akan datang. Return on Assets (ROA) merupakan kemampuan dari modal yang di
merupakan ukuran efisiensi penggunaan modal di dalam suatu perusahaan. Modal dapat
diartikan sebagai total aktiva atau total investasi (Syafrida Hani, 2015).
keuntungan, yang dibandingkan adalah bukan keseluruhan modal tetapi khususnya modal
sendiri. Menurut penelitian Dwi Gama (2015) menunjukkan bahwa laba setelah bunga dan
pajak dan modal sendiri merupakan variabel yang mempengaruhi besarnya profitabilitas
(ROE), penting sebagai dasar pertimbangan para manajer perusahaan dalam rangka
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan koperasi merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu
koperasi yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui
mengenai baik buruknya keadaan keuangan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode
tertentu (Sucipto, 2012). Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal
dalam mengahadapi perubahan lingkungan. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu
cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya
terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
Kesehatan Koperasi
Penilaian kesehatan koperasi merupakan suatu tolak ukur untuk kondisi ataupun
keadaan koperasi pada suatu periode tertentu. Pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP),
pengukuran kesehatan koperasi juga diperlukan guna melihat ataupun mengetahui bagaimana
kondisi ataupun keadaan dari Koperasi Simpan Pinjam (KSP) tersebut. Penilaian kesehatan
koperasi dapat dinilai berdasarkan beberapa aspek atau beberapa indikator yang sudah
ditentukan. (Tri Dewi Eindrias & Devi Farah Azizah, 2017: 137)
aspek, sehingga diperoleh skor secara keseluruhan. Skor dimaksud dipergunakan untuk
1. Aspek Permodalan
Modal adalah perbandingan antara modal sendiri terhadap total aset. Modal sendiri atau
Aspek kualitas aktiva produktif sering juga disebut earning asset atau aktiva yang
menghasilkan, karena penempatan dana tersebut untuk mencapai tingkat penghasilan yang
diharapkan. Aspek kualitas aktiva produktif adalah kekayaan koperasi yang mendatangkan
3. Aspek Manajemen
Pada dasarnya manajemen koperasi tidak jauh berbeda dengan manajemen perusahaan
industri manufaktur, perdagangan, dan perusahaan non bank yang lain. Fungsi manajemen
perusahaan berikut juga diterapkan dalam manajemen koperasi, termasuk untuk unit
simpan pinjamnya
4. Aspek Efesiensi
Rasio ini menggambarkan sampai seberapa besar KSP/USP koperasi mampu memberikan
pelayanan yang efisien kepada anggotanya dari penggunaan aset yang dimilikinya
5. Aspek Likuiditas
untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Dalam hal ini adalah
pembayaran (alat-alat likuid) yang dimiliki suatu perusahaan pada suatu saat tertentu
6. Aspek Rentabilitas
Aspek ini didasarkan pada rentabilitas aset, rentabilitas ekuitas dan kemandirian
operasional.
Jatidiri koperasi adalah penilaian untuk mengukur keberhasilan koperasi dalam mencapai
METODE PENELITIAN
Sifat Penelitian
Penelitian ini merupakan sifat penelitian deskriptif evaluatif, dimana dalam penelitian
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat. Penelitian evaluatif pada
dasarnya terpusat pada rekomendasi akhir yang menegaskan bahwa suatu objek evaluasi
dapat dipertahankan, ditingkatkan, diperbaiki atau bahkan diberhentikan sejalan dengan data
yang diperoleh.
profitabilitas untuk menilai kinerja keuangan. Serta semua aspek kesehatan koperasi yang
meliputi aspek permodalan, aspek kualitas aktiva produktif, aspek manajemen, aspek
efesiensi, aspek likuiditas, aspek rentabilitas dan aspek jatidiri koperasi. Subyek penelitian
adalah Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera di Jl. Srandakan KM
9,8 Tegal Layang Kulon, Caturharjo, Kec. Pandak, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
yang berasal dari laporan keuangan Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha
Sejahtera tahun 2014-2018. Data primer diperoleh melalui wawancara secara terstruktur
berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
(KUKM) yang digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan Koperasi Jasa Keuangan
terstruktur berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah (KUKM) yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesehatan Koperasi Jasa
Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera dari segi aspek manajemennya dan
dokumentasi dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan pencarian fakta dan pengumpulan
data dalam bentuk laporan keuangan Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha
Sejahtera.
Sejahtera, di Jl. Srandakan KM 9,8 Tegal Layang Kulon, Caturharjo, Kec. Pandak, Bantul,
Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera periode 2014-2018.
b. Melakukan perhitungan pada Rasio Likuiditas, yaitu Rasio Lancar dan Rasio Kas pada
Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera selama periode 2014-
c. Melakukan perhitungan pada Rasio Solvabilitas, yaitu Rasio Hutang terhadap Aktiva
(Debt to Assets Ratio) dan Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio) pada
Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera selama periode 2014-
d. Melakukan perhitungan pada Rasio Profitabilitas, yaitu Return on Assets (ROA) dan
Return on Equity (ROE) pada Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha
e. Menganalisis dan mengkaji penilaian kinerja keuangan pada Koperasi Jasa Keuangan
Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera menggunakan teknik analisis Time Series.
f. Menganalisis dan mengkaji tingkat kesehatan pada Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah
(KJKS) BMT Artha Sejahtera dari segi aspek permodalan, aspek kualitas aktiva produktif,
aspek manajemen, aspek efesiensi, aspek likuiditas, aspek rentabilitas, dan aspek jatidiri
koperasi.
untuk menilai kinerja keuangan dengan menggunakan teknik analisis Time Series yaitu
analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan nilai rasio likuiditas, rasio solvabilitas
dan rasio profitabilitas dengan standart industri rasio keuangan. Selanjutnya dianalisis untuk
menilai kinerja keuangan koperasi sehingga dapat diketahui kondisi kinerja keuangan
Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera selama tahun 2014-2018.
Tabel Kondisi Kinerja Keuangan Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT
Artha Sejahtera Tahun 2014-2018
Komponen Rasio (%) Rata-rata Standart Kondisi
2014 2015 2016 2017 2018 (%) (%)
Likuiditas
1) CR 180,09 147,78 158,10 136,13 135,63 151,55 200 Kurang Baik
2) Cash 38,81 30,89 12,55 32,76 41,14 31,23 Kurang Baik
100
Ratio
Solvabilitas
1) DAR 55,53 87,50 84,81 84,82 84,63 79,46 100 Baik
Sangat Tidak
2) DER 125 700 558 559 550 498,50 Baik
100
Profitabilitas
1) ROA 0,006 0,008 0,008 0,003 0,003 0,006 5 Sangat Tidak
Baik
2) ROE - 0,11 0,11 0,07 0,07 0,09 Sangat Tidak
20
Baik
Sumber: Data Sekunder 2020, diolah.
aspek kualitas aktiva produktif, aspek manajemen, aspek efesiensi, aspek likuiditas, aspek
rentabilitas dan aspek jatidiri koperasi. Setelah menghitung skor dari masing-masing aspek,
kemudian diakumulasikan untuk menetukan kriteria kesehatan koperasi. Penilaian skor untuk
menetapkan kesehatan koperasi pada Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha
Time Series untuk menilai kinerja keuangan koperasi dari tahun ke tahun.
a. Rasio likuiditas dengan indikator rasio lancar (Current Ratio) pada kurun waktu 5 tahun,
180,09%, 147,78%, 158,10%, 136,13% dan 135,63%. Dengan rata-rata rasio sebesar
151,55% yang mana menunjukan bahwa kondisi rasio lancar pada kinerja keuangan
koperasi ini kurang baik. Hasil analisis diatas menunjukan bahwa Koperasi Jasa Keuangan
Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera belum cukup likuid dalam membayar kewajiban-
kewajiban jangka pendeknya. Dan rasio kas (Cash Ratio) dari tahun 2014-2018
menghasilkan angka rasio sebesar 38,81%, 30,89%, 12,55%, 32,76% dan 41,14% dengan
rata-rata rasio sebesar 31,23% dengan kondisi kinerja keuangan koperasi yang kurang
baik. Hasil analisis rasio kas menghasilkan angka yang jauh dibawah standar, hal ini
disebabkan karena pada analisis tersebut tidak melibatkan akun piutang. Sedangkan
Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera ini bergerak dalam bidang
simpan pinjam dimana sebagian besar aktivanya diperoleh dari hasil perputaran pinjaman
b. Rasio solvabilitas dengan indikator rasio hutang terhadap aktiva (Debt to Assets Ratio)
hasil analisis yang telah dilakukan pada tahun 2014-2018 menunjukan bahwa kinerja
keuangan koperasi baik dengan rata-rata rasio sebesar 79,46%. Hal ini disebabkan karena
total aset koperasi mampu memberikan kontribusi yang cukup terhadap total hutang yang
dimiliki koperasi. Hasil analisis diatas menunjukan bahwa kinerja keuangan Koperasi Jasa
Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera solvabel dalam memenuhi kewajiban-
kewajibannya. Dan rasio hutang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) berdasarkan hasil
analisis yang telah dilakukan pada Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha
Sejahtera selama tahun 2014-2018 menghasilkan angka rasio yang berturut-turut yaitu
125%, 700%, 558%, 559% dan 550%. Adapun rata-rata rasio sebesar 498,50%
menunjukan bahwa kondisi kinerja keuangan koperasi sangat tidak baik. Hal ini
disebabkan karena modal yang dimiliki koperasi tidak cukup solvabel dalam memenuhi
c. Rasio profitabilitas dengan indikator rasio return on assets (ROA) dari hasil perhitungan
pada Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera dari tahun 2014-
2018 menghasilkan angka rasio sebesar 0,006%, 0,008%, 0,008%, 0,003% dan 0,003%.
Dengan rata-rata rasio sebesar 0,006% menunjukan kinerja keuangan koperasi yang
dibawah standart industri dengan kondisi sangat tidak baik. Hal ini disebabkan karena total
aset koperasi tidak mampu memberikan kontribusi yang cukup terhadap pendapatan
koperasi. Sedangkan rasio return on equity (ROE) pada tahun 2014 tidak ada modal yang
ditanamkan, sehingga tidak menghasilkan laba pada tahun tersebut. Pada tahun 2015 dan
2016 menghasilkan angka rasio sebesar 0,11%. Pada tahun 2017 dan 2018 menghasilkan
angka rasio sebesar 0,07%. Keempat angka rasio tersebut memperoleh rata-rata sebesar
0,09% dengan kondisi kinerja keuangan koperasi sangat tidak baik. Hasil analisis tersebut
menunjukan bahwa modal yang dimiliki koperasi tidak cukup efektif dalam menggunakan
(KJKS) BMT Artha Sejahtera dari 7 aspek, diantaranya aspek permodalan, aspek kualitas
aktiva produktif, aspek manajemen, aspek efesiensi, aspek likuiditas, aspek rentabilitas dan
aspek jatidiri koperasi pada tahun 2014 memperoleh skor akhir sebesar 38,25% dengan
predikat koperasi tidak sehat. Pada tahun 2015 dan 2016 memperoleh skor akhir sebesar
43,50% dan 54,00% yang mana menunjukan bahwa koperasi dalam keadaan kurang sehat.
Sedangkan pada tahun 2017 memperoleh skor akhir sebesar 60,25% dengan predikat cukup
sehat. Pada tahun 2018 memperoleh skor akhir sebesar 58,75% menunjukan bahwa koperasi
dalam keadaan kurang sehat. Dan rata-rata skor Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS)
BMT Artha Sejahtera dari tahun 2014-2018 memperoleh skor akhir sebesar 50,95% dengan
predikat kurang sehat. Hal ini disebabkan karena masih terdapat rasio aspek penilaian yang
memperoleh skor kurang maksimal seperti aspek manajemen yang memperoleh skor 0,
dan rasio profitabilitas untuk menilai kinerja keuangan, dan mengenai kondisi kesehatan
koperasi selama 5 tahun, dari tahun 2014-2018 pada Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah
(KJKS) BMT Artha Sejahtera. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Rasio likuiditas dengan indikator rasio lancar (Current Ratio) menunjukan kriteria yang
baik. Hasil analisis diatas menunjukan bahwa Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS)
jangka pendeknya. Dan rasio kas (Cash Ratio) menghasilkan angka yang jauh dibawah
standart, hal ini disebabkan karena pada analisis tersebut tidak melibatkan akun
piutang. Sedangkan Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera ini
bergerak dalam bidang simpan pinjam dimana sebagian besar aktivanya diperoleh dari
hasil perputaran pinjaman yang diberikan koperasi kepada nasabahnya. Analisis rasio
kas (Cash Ratio) ini menunjukan bahwa kas dan setara kas yang dimiliki Koperasi Jasa
Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera tidak cukup likuid dalam membayar
pada tahun 2014-2018 menunjukan hasil standart industri rasio keuangan yang artinya
rasio menghasilkan angka yang baik. Hal ini disebabkan karena total aset koperasi
mampu memberikan kontribusi yang cukup terhadap total hutang yang dimiliki
koperasi. Dan rasio hutang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) selama tahun 2014-
2018 menghasilkan angka rasio yang berturut-turut, dengan kondisi kinerja keuangan
koperasi yang sangat tidak baik. Hal ini disebabkan karena modal yang dimiliki
c. Rasio profitabilitas dengan indikator rasio return on asset (ROA) dari tahun 2014-2018
menunjukan kinerja keuangan koperasi yang sangat tidak baik, dan memperoleh angka
rasio yang dibawah standar. Hal ini disebabkan karena total aset koperasi tidak mampu
memberikan kontribusi yang cukup terhadap pendapatan koperasi. Dan rasio return on
equity (ROE) pada tahun 2014-2018 menunjukan kinerja keuangan koperasi yang
sangat tidak baik, sehingga modal yang dimiliki koperasi belum cukup efektif dalam
Hasil analisis penilaian kesehatan koperasi pada Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah
(KJKS) BMT Artha Sejahtera dari 7 aspek, diantaranya aspek permodalan, aspek kualitas
aktiva produktif, aspek manajemen, aspek efesiensi, aspek likuiditas, aspek rentabilitas,
dan aspek jatidiri koperasi pada tahun 2014 dengan predikat koperasi tidak sehat. Pada
tahun 2015 dan 2016 menunjukan bahwa koperasi dalam keadaan kurang sehat. Pada
tahun 2017 dengan predikat cukup sehat. Sedangkan pada tahun 2018 menunjukan bahwa
koperasi dalam keadaan kurang sehat. Dan rata-rata skor Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah
(KJKS) BMT Artha Sejahtera dari tahun 2014-2018 dengan predikat kurang sehat. Hal ini
disebabkan karena masih terdapat rasio aspek penilaian yang memperoleh skor kurang
maksimal seperti aspek manajemen yang memperoleh skor 0, karena keterbatasan peneliti
Saran
1. Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera hendaknya untuk
memperbaiki laporan keuangannya secara lebih rinci dan lengkap sesuai atas Keputusan
Menteri Koperasi terhadap Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
2. Penilaian kinerja keuangan pada Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha
diberikan koperasi kepada nasabahnya agar koperasi dapat membayar hutang lancarnya.
Begitupun total aset pada koperasi, harus lebih ditingkatkan agar koperasi tidak
3. Penilaian kesehatan pada Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera,
sebaiknya koperasi lebih meningkatkan laba. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan
tambahan modal, baik internal maupun eksternal (modal pinjaman), sehingga dengan
modal yang cukup dan penggunaan yang maksimal mampu menghasilkan laba yang lebih
baik, serta dapat memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar untuk tahun
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu Nur Rakhmawati, Tri Lestari, S. R. (2017). PROFITABILITAS GUNA MENGUKUR
KINERJA. 3, 94–107.
PONT SYSTEM) (Studi pada PT. Unilever Indonesia, Tbk dan Anak Perusahaan yang
Barus, M., Sudjana, N., & Sulasmiyati, S. (2017). PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN
Astra Otoparts, Tbk dan PT. Goodyer Indonesia, Tbk yang Go Public di Bursa Efek
Dwi Herprasetyo. (2017). Analisis Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Di Kpri “Nagara”
Eindrias, T. D. dan, & Azizah, D. F. (2017). Analisa Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan
Simpan Pinjam Bahagia Kota Kediri ). Jurnal Ilmu Administrasi, 51(2), 135–140.
Firdaus, F. (2012). Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas dan Rasio Profitabilitas
Manajemen, 1–22.
Karim, F. R. (2017). Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Dan
MEDAN.
Munir, M., & Indarti, I. (2011). Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Pada Koperasi Simpan
Pinjam “ Cendrawasih ” Kecamatan Gubug Tahun Buku 2011. Jurnal Ilmu Ekonomi,
2008, 1–23.
SEMARANG. 55.
PINJAM (KSP) BINA USAHA UTAMA TAHUN 2012 – 2014. Peraturan Menteri
Masyarakat. https://doi.org/10.1038/132817a0
S. I. P., Spb, B. A., Operasi, P. K., Injam, S. I. P., Di, K. S. P., & Asikmalaya, K. O. T.
Ropita, R., & Hermuningsih, S. (2017). Analisis Kinerja Keuangan Koperasi Simpan Pinjam
(Ksp) Credit Union (Cu) Bangun Sejahtera. Manajemen Dewantara, 1(1), 37.
https://doi.org/10.26460/md.v1i1.46
https://doi.org/10.31294/moneter.v6i1.5104
https://repository.usd.ac.id/8332/1/121414071_full.pdf