You are on page 1of 24

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO

PROFITABILITAS DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN SERTA


MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN KOPERASI
(Studi Kasus Pada Cabang Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha
Sejahtera, di Jl. Srandakan KM 9,8 Tegal Layang Kulon, Caturharjo, Kec. Pandak, Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta Periode 2014-2018)

Ira Sita Ningrum


Fakultas Ekonomi
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Yogyakarta
Irasitaningrum80@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to assess financial performance by analyzing liquidity ratios, solvency ratios

and profitability ratios as well as measuring the health level of cooperatives based on capital

aspects, productive asset quality aspects, management aspects, efficiency aspects, liquidity

aspects, profitability aspects and cooperative identity aspects in the Financial Services

Cooperative Syari'ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera for the period 2014-2018. This research

is evaluative descriptive research, the data analysis technique in this study uses descriptive

analysis techniques. The results of financial performance research based on liquidity ratios

which are proxied Current Ratio and Cash Ratio conditions of cooperative financial

performance are not good. Proven Solvency Ratio Debt to Assets Ratio conditions of

cooperative financial performance are good, and Debt to Equity Ratio conditions of financial

performance are not very good. Proposed profitability ratios The Return on Assets (ROA)

and Return on Equity (ROE) ratios of cooperative financial performance are not very good.

While the results of the study showed that the health level of BMT Artha Sejahtera Sharia

Financial Services Cooperative (KJKS) for 5 years (2014-2018); in 2014 with a total final

score of 38.25 in the unhealthy category; 2015 with a total final score of 43.50 being in the
unhealthy category; in 2016 with a total final score of 54.00 in the unhealthy category; 2017

with a total final score of 60.25 is in the quite healthy category; 2018 with a total final score

of 58.75 in the unhealthy category; and the average level of health of cooperatives from

2014-2018 with a total final score of 50.95 in the unhealthy category.

Keywords: Sharia Financial Services Cooperative (KJKS), Financial Performance

Assessment, Cooperative Health.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menilai kinerja keuangan dengan analisis rasio likuiditas, rasio

solvabilitas dan rasio profitabilitas serta mengukur tingkat kesehatan koperasi berdasarkan

aspek permodalan, aspek kualitas aktiva produktif, aspek manajemen, aspek efesiensi, aspek

likuiditas, aspek rentabilitas dan aspek jatidiri koperasi pada Koperasi Jasa Keuangan

Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera periode 2014-2018. Penelitian ini bersifat penelitian

deskiptif evaluatif, teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif. Hasil penelitian kinerja keuangan berdasarkan rasio likuiditas yang diproksikan

Rasio Lancar (Current Ratio) dan Rasio Kas (Cash Ratio) kondisi kinerja keuangan koperasi

kurang baik. Rasio Solvabilitas yang diproksikan Rasio Hutang terhadap Aktiva (Debt to

Assets Ratio) kondisi kinerja keuangan koperasi baik, dan Rasio Hutang terhadap Ekuitas

(Debt to Equity Ratio) kondisi kinerja keuangan sangat tidak baik. Rasio Profitabilitas yang

diproksikan Rasio Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) kondisi kinerja

keuangan koperasi sangat tidak baik. Sedangkan hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat

kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT Artha Sejahtera selama 5 tahun

(2014-2018); tahun 2014 dengan total skor akhir 38,25 berada dalam kategori tidak sehat;

tahun 2015 dengan total skor akhir 43,50 berada dalam kategori kurang sehat; tahun 2016

dengan total skor akhir 54,00 berada dalam kategori kurang sehat; tahun 2017 dengan total

skor akhir 60,25 berada dalam kategori cukup sehat; tahun 2018 dengan total skor akhir 58,75
berada dalam kategori kurang sehat; dan rata-rata tingkat kesehatan koperasi dari tahun 2014-

2018 dengan total skor akhir 50,95 berada dalam kategori kurang sehat.

Kata Kunci: Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS), Penilaian Kinerja Keuangan,

Kesehatan Koperasi.

PENDAHULUAN
Perkembangan koperasi di Indonesia sebagai salah satu bentuk usaha dewasa ini

tumbuh dengan pesat. Koperasi berusaha berperan nyata mengembangkan dan

memberdayakan tata ekonomi nasional yang berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi

ekonomi dalam rangka mewujudkan masyarakat maju, adil dan makmur (Departemen

Koperasi, 2012). Sebagai badan usaha yang dikelola secara kekeluargaan, usaha koperasi

harus dijalankan dengan baik serta professional agar mencapai kemakmuran anggotanya.

Praktek usaha koperasi berdasarkan syari’ah pada awalnya merupakan salah satu

bentuk dari Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Melihat perkembangan koperasi yang

menggunakan prinsip syari’ah dapat maju dengan pesat, maka pemerintah melalui Menteri

Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia membuat peraturan

tentang petunjuk pelaksanaan kegiatan usaha Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS).

(Joannes Wisantono Dwi Nugroho, 2008)

Praktek usaha Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) merupakan potensi usaha yang

sangat besar, dengan melihat banyak masyarakat Indonesia adalah masyarakat menengah ke

bawah. Banyak dari mereka yang menggunakan Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS)

dalam memulai maupun menambah dana untuk usaha dalam skala menengah maupun kecil.

Selain itu, Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) memiliki kemungkinan untuk semakin

besar dan mampu bersaing dengan koperasi maupun lembaga keuangan yang lain. (Joannes

Wisantono Dwi Nugroho, 2008)


Adapun sebagai lembaga bisnis, BMT lebih mengembangkan usahanya pada sektor

keuangan, yakni simpan pinjam. Usaha ini seperti usaha perbankan yakni menghimpun dana

anggota dan calon anggota (nasabah) serta menyalurkannya pada sektor ekonomi yang halal

dan menguntungkan. Namun demikian, terbuka luas bagi BMT untuk mengembangkan lahan

bisnisnya pada sektor riil maupun pada sektor keuangan (Andri Soemitra, 2010: 452).

Berdirinya cabang Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera di

Jalan Srandakan ini, mendapatkan sambutan sangat baik dari masyarakat di daerah tersebut,

khususnya para pengusaha kecil. Karena lembaga keuangan ini sangat membantu dalam

upaya meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Adapun ketertarikan

penulis meneliti BMT Artha Sejahtera yaitu: pertama, peranserta dari tokoh agama dalam

mensosialisasikan koperasi kepada masyarakat. Kedua, peranserta dari anggota untuk

menjadikan koperasi sebagai mitra usaha. Ketiga, koperasi pada periode sebelumnya atau

yang telah berjalan belum terlihat jelas bahwa koperasi ini telah melakukan penilaian kinerja

keuangan serta tingkat kesehatan koperasi. Keempat, letak koperasi yang strategis sehingga

mudah untuk dijangkau.

Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut, mengingat

pentingnya dalam menilai kinerja keuangan serta mengukur kesehatan koperasi, guna

mempertahankan kelangsungan operasional koperasi dalam menghadapi persaingan dengan

lembaga keuangan lainnya. Adapun penggunaan analisis rasio diharapkan dapat mengetahui

kinerja koperasi khususnya dari hal keuangannya dan juga dapat mengetahui secara langsung

kesehatan koperasi melalui laporan keuangan.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang

akan dibbahas dalam penelitian ini adalah: Bagaimana penilaian kinerja keuangan Koperasi

Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera ditinjau dari Rasio Likuiditas (Rasio

Lancar dan Rasio Kas), Rasio Solvabilitas (Rasio Hutang terhadap Aktiva dan Rasio Hutang
terhadap Ekuitas), dan Rasio Profitabilitas (Return on Assets dan Return on Equity)? Serta

Bagaimana tingkat kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha

Sejahtera dilihat dari segi aspek permodalan, aspek kualitas aktiva produktif, aspek

manajemen, aspek efesiensi, aspek likuiditas, aspek rentabilitas dan aspek jatidiri koperasi?.

Terkait dengan permasalahan tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini

yaitu untuk mengkaji dan menilai kinerja keuangan koperasi dari segi rasio likuiditas, rasio

solvabilitas, dan rasio profitabilitas berdasarkan laporan neraca dan laporan laba rugi (L/R)

Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera selama periode 2014-2018.

Serta untuk mengkaji tingkat kesehatan koperasi dilihat dari segi aspek permodalan, aspek

kualitas aktiva produktif, aspek manajemen, aspek efesiensi, aspek likuiditas, aspek

rentabilitas dan aspek jatidiri koperasi.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Koperasi
Pengertian Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) menurut Keputusan Menteri

Nomor. 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 adalah “Koperasi yang kegiatan usahanya bergerak

dibidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syari’ah)”. Selanjutnya

Unit Jasa Keuangan Syari’ah adalah “Unit koperasi yang bergerak dibidang pembiayaan,

investasi, dan simpan pinjam sesuai pola bagi hasil (syari’ah) sebagai bagian dari kegiatan

koperasi yang bersangkutan”. Koperasi itu sendiri merupakan salah satu penggerak roda

perekonomian di Indonesia yang berdasarkan asas kekeluargaan dengan tujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan anggota khususnya, dan masyarakat pada umumnya. (Joannes

Wisantono Dwi Nugroho, 2008)

Pengertian Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)


Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) atau Balai Usaha Mandiri Terpadu adalah lembaga

keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan usaha

mikro dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir
miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari tokoh-tokoh masyarakat setempat

dengan berlandasan pada sistem ekonomi keselamatan (berintikan keadilan), kedamaian, dan

kesejahteraan. Baitul maal (rumah harta), menerima titipan zakat, infaq, dan shadaqah serta

mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya. Baitul Tamwil

(rumah pengembangan harta), melakukan pengembangan usaha-usaha produktif atau

investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil dengan cara

mendorong kegiatan menabung dan menjunjung pembiayaan kegiatan ekonomi (M. Nur

Rianto Al-Arif, 2011: 377).

Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih oleh suatu perusahaan. Dengan kata lain dapat

membayar kembali pencairan dana depositnya pada saat ditagih serta dapat mencukupi

permintaan kredit yang telah diajukan (Kasmir, 2013: 130). Rasio likuiditas yang diguanakan

adalah:

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup atau

membayar kewajiban lancar dengan menggunakan aktiva lancarnya. Sebagai ilustrasi,

apabila perbandingannya adalah 1:1 dimana artinya Current Ratio-nya adalah 100%,

berarti aktiva lancarnya memiliki jumlah yang sama banyak untuk melunasi semua

kewajiban lancarnya. Semakin lebih besar dari 100% artinya semakin baik.

2. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio ini digunakan untuk membandingkan antara kas dan aktiva lancar setara kas dengan

kewajiban lancar. Aktiva lancar setara kas adalah aktiva yang dapat dengan mudah dan

segera diuangkan.

Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek

maupun jangka panjang (Munawir, 2002: 32). Rasio solvabilitas yang diguanakan adalah:

1. Rasio Hutang terhadap Aktiva (Debt to Assest Ratio)

Rasio hutang terhadap aktiva merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur

perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar

aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh

terhadap pengelolaan aktiva. (Kasmir, 2010: 156).

2. Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)

Rasio hutang terhadap ekuitas merupakan rasio yang dipakai untuk mengukur utang

dengan ekuitas. Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan antara seluruh utang,

termasuk utang lancar, dengan seluruh ekuitas perusahaan. (Kasmir, 2013: 151).

Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat sejauh

mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya. Investor memiliki

sejumlah harapan atas sejumlah pengembalian atas investasinya, pengembalian itu tentunya

tergambar jelas pada performa perusahaan. Jika dari tahun ke tahun perusahaan memiliki

keuntungan yang signifikan tentu pula investor cenderung memiliki harapan yang cukup

optimis atas pengembalian yang pasti didapatnya, sementara sebaliknya jika perusahaan pada

tahun-tahun terakhir mengalami kerugian maka secara otomatis terbayang disejumlah benak

investor kerugian yang dihitungnya (Arilaha, 2009). Rasio profitabilitas yang digunakan

adalah:

1. Return on Assets (ROA)

Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan

keuangan, rasio ini paling sering disoroti, karena mampu menunjukkan keberhasilan

perusahaan menghasilkan keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan


menghasilkan keuntungan pada masa lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa yang

akan datang. Return on Assets (ROA) merupakan kemampuan dari modal yang di

investasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto. ROA

merupakan ukuran efisiensi penggunaan modal di dalam suatu perusahaan. Modal dapat

diartikan sebagai total aktiva atau total investasi (Syafrida Hani, 2015).

2. Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) menyangkut bagaimana modal kemampuan sendiri menghasilkan

keuntungan, yang dibandingkan adalah bukan keseluruhan modal tetapi khususnya modal

sendiri. Menurut penelitian Dwi Gama (2015) menunjukkan bahwa laba setelah bunga dan

pajak dan modal sendiri merupakan variabel yang mempengaruhi besarnya profitabilitas

(ROE), penting sebagai dasar pertimbangan para manajer perusahaan dalam rangka

menentukan kebijakan dividen.

Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan koperasi merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu

koperasi yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui

mengenai baik buruknya keadaan keuangan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode

tertentu (Sucipto, 2012). Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal

dalam mengahadapi perubahan lingkungan. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu

cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya

terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh

perusahaan. Berikut standart industri rasio keuangan:

Tabel 1 Standart Industri Rasio Keuangan


No Jenis Rasio Standart
1 Rasio Lancar (CR) 200%
2 Rasio Kas 100%
3 Debt to Assets Ratio (DAR) 100%
4 Debt to Equity Ratio (DER) 100%
5 Return on Assets (ROA) 5%
6 Return on Equity (ROE) 20%
Sumber: Data Sekunder 2020, diolah.

Kesehatan Koperasi
Penilaian kesehatan koperasi merupakan suatu tolak ukur untuk kondisi ataupun

keadaan koperasi pada suatu periode tertentu. Pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP),

pengukuran kesehatan koperasi juga diperlukan guna melihat ataupun mengetahui bagaimana

kondisi ataupun keadaan dari Koperasi Simpan Pinjam (KSP) tersebut. Penilaian kesehatan

koperasi dapat dinilai berdasarkan beberapa aspek atau beberapa indikator yang sudah

ditentukan. (Tri Dewi Eindrias & Devi Farah Azizah, 2017: 137)

Penetapan kesehatan koperasi dilakukan setelah perhitungan penilaian terhadap 7

aspek, sehingga diperoleh skor secara keseluruhan. Skor dimaksud dipergunakan untuk

menetapkan predikat kesehatan KSP/USP sebagai berikut:

Tabel 2 Penetapan Predikat Kesehatan Koperasi


Skor Predikat
80 – 100 Sehat
60 – 80 Cukup Sehat
40 – 60 Kurang Sehat
20 – 40 Tidak Sehat
≤ 20 Sangat Tidak Sehat
Sumber: Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM)
Republik Indonesia Nomor. 14/Per/M.KUKM/XII/2009

Pengukuran kesehatan koperasi menurut Peraturan Debuti bidang Pengawasan

Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor: 14/Per/M.KUKM/XII/2009

dapat dilakukan terhadap 7 aspek, diantaranya:

1. Aspek Permodalan

Modal adalah perbandingan antara modal sendiri terhadap total aset. Modal sendiri atau

modal yang menanggung risiko atau yang disebut modal ekuiti.

2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif

Aspek kualitas aktiva produktif sering juga disebut earning asset atau aktiva yang

menghasilkan, karena penempatan dana tersebut untuk mencapai tingkat penghasilan yang
diharapkan. Aspek kualitas aktiva produktif adalah kekayaan koperasi yang mendatangkan

penghasilan bagi koperasi yang bersangkutan.

3. Aspek Manajemen

Pada dasarnya manajemen koperasi tidak jauh berbeda dengan manajemen perusahaan

industri manufaktur, perdagangan, dan perusahaan non bank yang lain. Fungsi manajemen

perusahaan berikut juga diterapkan dalam manajemen koperasi, termasuk untuk unit

simpan pinjamnya

4. Aspek Efesiensi

Rasio ini menggambarkan sampai seberapa besar KSP/USP koperasi mampu memberikan

pelayanan yang efisien kepada anggotanya dari penggunaan aset yang dimilikinya

5. Aspek Likuiditas

Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan

untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Dalam hal ini adalah

kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Jumlah alat-alat

pembayaran (alat-alat likuid) yang dimiliki suatu perusahaan pada suatu saat tertentu

merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan.

6. Aspek Rentabilitas

Aspek ini didasarkan pada rentabilitas aset, rentabilitas ekuitas dan kemandirian

operasional.

7. Aspek Jatidiri Koperasi

Jatidiri koperasi adalah penilaian untuk mengukur keberhasilan koperasi dalam mencapai

tujuannya yaitu mempromosikan ekonomi anggota.

METODE PENELITIAN
Sifat Penelitian
Penelitian ini merupakan sifat penelitian deskriptif evaluatif, dimana dalam penelitian

ini hanya mendeskripsikan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan tanpa mengadakan


perubahan pada masing-masing variabel penelitian. Penelitian deskriptif merupakan

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat. Penelitian evaluatif pada

dasarnya terpusat pada rekomendasi akhir yang menegaskan bahwa suatu objek evaluasi

dapat dipertahankan, ditingkatkan, diperbaiki atau bahkan diberhentikan sejalan dengan data

yang diperoleh.

Gambaran dari Populasi Objek


Objek dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio

profitabilitas untuk menilai kinerja keuangan. Serta semua aspek kesehatan koperasi yang

meliputi aspek permodalan, aspek kualitas aktiva produktif, aspek manajemen, aspek

efesiensi, aspek likuiditas, aspek rentabilitas dan aspek jatidiri koperasi. Subyek penelitian

adalah Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera di Jl. Srandakan KM

9,8 Tegal Layang Kulon, Caturharjo, Kec. Pandak, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian


Tabel 3 Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian

Variabe Definisi Indikator


l
Likuiditas Rasio yang menggambarkan - Current Ratio
kemampuan perusahaan dalam Rumus :
memenuhi kewajiban (utang) jangka Aktiva Lancar
x 100%
pendek dengan menggunakan aktiva Utang Lancar
lancar. Tingkat likuiditas yang
tinggi berarti semakin besar - Cash Ratio
kemampuan perusahaan tersebut Rumus :
untuk melunasi kewajiban finansial Kas
x 100%
jangka pendeknya. (Kasmir, 2012: Utang Lancar
192)

Solvabilitas Rasio solvabiltas atau yang sering - Debt to Assets Ratio


juga disebut rasio leverage (DAR)
merupakan rasio yang digunakan Rumus :
untuk mengukur sejauh mana aktiva Total Hutang
x 100%
perusahaan dibiayai dengan utang. Total Aktiva
Artinya berapa besar beban utang
yang ditanggung perusahaan
dibandingkan dengan aktivanya. - Debt to Equity Ratio
(Kasmir, 2012: 151) (DER)
Rumus :
Total Hutang
x 100%
Total Ekuitas
Profitabilitas Rasio profitabilitas mengukur - Return on Assets (ROA)
manajemen secara keseluruhan Rumus :
yang ditujukan oleh besar kecilnya Laba Bersih Setelah Pajak
tingkat keuntungan yang diperoleh Total Aktiva x 100%

dalam hubungannya dengan


penjualan maupun investasi,
semakin baik rasio profitabilitas - Return on Equity (ROE)
maka semakin baik Rumus :
menggambarkan kemampuan Laba Bersih Setelah Pajak
tingginya perolehan keuntungan Ekuitas x 100%

perusahaan. (Irham Fahmi, 2013:


135)

Kinerja Kinerja keuangan yaitu gambaran Rasio likuiditas, rasio


Keuangan kondisi keuangan suatu periode solvabilitas dan rasio
tertentu baik menyangkut aspek profitabilitas pada Koperasi
perhimpunan dana maupun Jasa Keuangan Syar’iah
penyaluran dana yang biasanya (KJKS) BMT Artha
diukur dengan indikator kecukupan Sejahtera dari laporan
modal, rasio likuiditas dan rasio keuangan tahunan 2014-
profitabilitas. (Jumingan, 2011: 2018.
239)
Kesehatan Kesehatan koperasi adalah kondisi Aspek permodalan, aspek
Koperasi atau keadaan koperasi yang kualitas aktiva produktif,
dinyatakan sehat, cukup sehat, aspek manajemen, aspek
kurang sehat, tidak sehat, sangat efesiensi, aspek likuiditas,
tidak sehat. aspek rentabilitas dan aspek
jatidiri koperasi.

Sumber dan Metode Pengumpulan Data


Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan data sekunder

yang berasal dari laporan keuangan Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha

Sejahtera tahun 2014-2018. Data primer diperoleh melalui wawancara secara terstruktur

berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

(KUKM) yang digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan Koperasi Jasa Keuangan

Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera dari segi aspek manajemennya.

Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan metode wawancara secara

terstruktur berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah (KUKM) yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesehatan Koperasi Jasa

Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera dari segi aspek manajemennya dan

dokumentasi dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan pencarian fakta dan pengumpulan

data dalam bentuk laporan keuangan Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha

Sejahtera.

Tempat dan Waktu Pengambilan Data


Tempat Pengambilan Data
Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha

Sejahtera, di Jl. Srandakan KM 9,8 Tegal Layang Kulon, Caturharjo, Kec. Pandak, Bantul,

Daerah Istimewa Yogyakarta.

Waktu Pengambilan Data


Penelitian ini sudah dilakukan pada hari Kamis, 26 September 2019. Dan pada hari

Selasa, 1 Oktober 2019. Pukul 09.30 WIB.


Teknik Analisis Data
a. Mengumpulkan data-data keuangan yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi (L/R)

Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera periode 2014-2018.

b. Melakukan perhitungan pada Rasio Likuiditas, yaitu Rasio Lancar dan Rasio Kas pada

Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera selama periode 2014-

2018 dan menganalisisnya.

c. Melakukan perhitungan pada Rasio Solvabilitas, yaitu Rasio Hutang terhadap Aktiva

(Debt to Assets Ratio) dan Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio) pada

Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera selama periode 2014-

2018 dan menganalisisnya.

d. Melakukan perhitungan pada Rasio Profitabilitas, yaitu Return on Assets (ROA) dan

Return on Equity (ROE) pada Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha

Sejahtera selama periode 2014-2018 dan menganalisisnya.

e. Menganalisis dan mengkaji penilaian kinerja keuangan pada Koperasi Jasa Keuangan

Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera menggunakan teknik analisis Time Series.

f. Menganalisis dan mengkaji tingkat kesehatan pada Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah

(KJKS) BMT Artha Sejahtera dari segi aspek permodalan, aspek kualitas aktiva produktif,

aspek manajemen, aspek efesiensi, aspek likuiditas, aspek rentabilitas, dan aspek jatidiri

koperasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Data
Penilaian Kinerja Keuangan
Berdasarkan hasil perhitungan rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas

untuk menilai kinerja keuangan dengan menggunakan teknik analisis Time Series yaitu

analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan nilai rasio likuiditas, rasio solvabilitas

dan rasio profitabilitas dengan standart industri rasio keuangan. Selanjutnya dianalisis untuk
menilai kinerja keuangan koperasi sehingga dapat diketahui kondisi kinerja keuangan

Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera selama tahun 2014-2018.

Tabel Kondisi Kinerja Keuangan Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT
Artha Sejahtera Tahun 2014-2018
Komponen Rasio (%) Rata-rata Standart Kondisi
2014 2015 2016 2017 2018 (%) (%)
Likuiditas
1) CR 180,09 147,78 158,10 136,13 135,63 151,55 200 Kurang Baik
2) Cash 38,81 30,89 12,55 32,76 41,14 31,23 Kurang Baik
100
Ratio
Solvabilitas
1) DAR 55,53 87,50 84,81 84,82 84,63 79,46 100 Baik
Sangat Tidak
2) DER 125 700 558 559 550 498,50 Baik
100
Profitabilitas
1) ROA 0,006 0,008 0,008 0,003 0,003 0,006 5 Sangat Tidak
Baik
2) ROE - 0,11 0,11 0,07 0,07 0,09 Sangat Tidak
20
Baik
Sumber: Data Sekunder 2020, diolah.

Penilaian Kesehatan Koperasi


Berdasarkan hasil perhitungan kesehatan koperasi dari 7 aspek yaitu aspek permodalan,

aspek kualitas aktiva produktif, aspek manajemen, aspek efesiensi, aspek likuiditas, aspek

rentabilitas dan aspek jatidiri koperasi. Setelah menghitung skor dari masing-masing aspek,

kemudian diakumulasikan untuk menetukan kriteria kesehatan koperasi. Penilaian skor untuk

menetapkan kesehatan koperasi pada Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha

Sejahtera tahun 2014-2018 sebagai berikut:

Tabel Rangkuman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS)


BMT Artha Sejahtera Tahun 2014-2018
Komponen Skor Aspek (%) Rata-rata
2014 2015 2016 2017 2018
a. Aspek Permodalan 3,00 3,00 3,00 10,50 10,50 6,00
1) Rasio Modal Sendiri 0 0 0 1,50 1,50 0,60
terhadap Total Aset
2) Rasio Modal Sendiri 0 0 0 6,00 6,00 2,40
terhadap Pinjaman
diberikan yang Beresiko
3) Rasio Kecukupan Modal 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
Sendiri terhadap Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko
(ATMR)

b. Aspek Kualitas Aktiva 17,00 18,00 19,00 25,00 25,00 20,80


Produktif
1) Rasio Volume Pinjaman 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00
Pada Anggota terhadap
Volume Pinjaman
2) Rasio Risiko Pinjaman 2,00 2,00 3,00 5,00 5,00 3,40
Bermasalah terhadap
Pinjaman yang Diberikan
3) Rasio Cadangan Risiko 0 1,00 1,00 5,00 5,00 2,40
terhadap Pinjaman
Bermasalah
4) Rasio Pinjaman yang 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00
Beresiko terhadap Pinjaman
yang Diberikan
c. Aspek Manajemen 0 0 0 0 0 -
1) Manajemen Umum 0 0 0 0 0 -
2) Manajemen Kelembagaan 0 0 0 0 0 -
3) Manajemen Permodalan 0 0 0 0 0 -
4) Manajemen Aktiva 0 0 0 0 0 -
5) Manajemen Likuiditas 0 0 0 0 0 -
d. Aspek Efesiensi 0 6,50 6,50 6,50 6,50 5,20
1) Rasio Beban Operasi 0 4,00 4,00 4,00 4,00 3,20
Anggota terhadap
Partisipasi Bruto
2) Rasio Beban Usaha 0 1,00 1,00 1,00 1,00 0,80
terhadap Sisa Hasil Usaha
Kotor
3) Rasio Efesiensi Pelayanan 0 1,50 1,50 1,50 1,50 1,20
e. Aspek Likuiditas 7,50 7,50 15,00 7,50 7,50 9,00
1) Rasio Kas 2,50 2,50 10,00 2,50 2,50 4,00
2) Rasio Pinjaman yang 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00
Diberikan terhadap Dana
yang Diterima
f. Aspek Rentabilitas 3,75 1,50 3,50 3,75 2,25 2,95
1) Rasio Rentabilitas Aset 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75
2) Rasio Rentabilitas Modal 3,00 0,75 2,25 3,00 1,50 2,10
Sendiri
3) Rasio Kemandirian 0 0 0 0 0 -
Operasional Pelayanan
g. Aspek Jatidiri Koperasi 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00
1) Rasio Partisipasi Bruto 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00
2) Rasio Promosi Ekonomi 0 0 0 0 0 -
Anggota
Skor Akhir 38,25 43,50 54,00 60,25 58,75 50,95
Predikat Kesehatan Koperasi Tidak Kurang Kurang Cukup Kurang Kurang
Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat
Sumber: Data Sekunder 2020, diolah.
Pembahasan
Penilaian Kinerja Keuangan
Hasil analisis penilaian kinerja keuangan koperasi dengan menggunakan teknik analisis

Time Series untuk menilai kinerja keuangan koperasi dari tahun ke tahun.

a. Rasio likuiditas dengan indikator rasio lancar (Current Ratio) pada kurun waktu 5 tahun,

selama tahun 2014-2018 mengalami peningkatan begitupun penurunan yaitu sebesar

180,09%, 147,78%, 158,10%, 136,13% dan 135,63%. Dengan rata-rata rasio sebesar

151,55% yang mana menunjukan bahwa kondisi rasio lancar pada kinerja keuangan

koperasi ini kurang baik. Hasil analisis diatas menunjukan bahwa Koperasi Jasa Keuangan

Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera belum cukup likuid dalam membayar kewajiban-

kewajiban jangka pendeknya. Dan rasio kas (Cash Ratio) dari tahun 2014-2018

menghasilkan angka rasio sebesar 38,81%, 30,89%, 12,55%, 32,76% dan 41,14% dengan

rata-rata rasio sebesar 31,23% dengan kondisi kinerja keuangan koperasi yang kurang

baik. Hasil analisis rasio kas menghasilkan angka yang jauh dibawah standar, hal ini

disebabkan karena pada analisis tersebut tidak melibatkan akun piutang. Sedangkan

Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera ini bergerak dalam bidang

simpan pinjam dimana sebagian besar aktivanya diperoleh dari hasil perputaran pinjaman

yang diberikan koperasi kepada nasabahnya.

b. Rasio solvabilitas dengan indikator rasio hutang terhadap aktiva (Debt to Assets Ratio)

hasil analisis yang telah dilakukan pada tahun 2014-2018 menunjukan bahwa kinerja

keuangan koperasi baik dengan rata-rata rasio sebesar 79,46%. Hal ini disebabkan karena

total aset koperasi mampu memberikan kontribusi yang cukup terhadap total hutang yang

dimiliki koperasi. Hasil analisis diatas menunjukan bahwa kinerja keuangan Koperasi Jasa

Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera solvabel dalam memenuhi kewajiban-

kewajibannya. Dan rasio hutang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) berdasarkan hasil
analisis yang telah dilakukan pada Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha

Sejahtera selama tahun 2014-2018 menghasilkan angka rasio yang berturut-turut yaitu

125%, 700%, 558%, 559% dan 550%. Adapun rata-rata rasio sebesar 498,50%

menunjukan bahwa kondisi kinerja keuangan koperasi sangat tidak baik. Hal ini

disebabkan karena modal yang dimiliki koperasi tidak cukup solvabel dalam memenuhi

kewajiban jangka panjangnya.

c. Rasio profitabilitas dengan indikator rasio return on assets (ROA) dari hasil perhitungan

pada Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera dari tahun 2014-

2018 menghasilkan angka rasio sebesar 0,006%, 0,008%, 0,008%, 0,003% dan 0,003%.

Dengan rata-rata rasio sebesar 0,006% menunjukan kinerja keuangan koperasi yang

dibawah standart industri dengan kondisi sangat tidak baik. Hal ini disebabkan karena total

aset koperasi tidak mampu memberikan kontribusi yang cukup terhadap pendapatan

koperasi. Sedangkan rasio return on equity (ROE) pada tahun 2014 tidak ada modal yang

ditanamkan, sehingga tidak menghasilkan laba pada tahun tersebut. Pada tahun 2015 dan

2016 menghasilkan angka rasio sebesar 0,11%. Pada tahun 2017 dan 2018 menghasilkan

angka rasio sebesar 0,07%. Keempat angka rasio tersebut memperoleh rata-rata sebesar

0,09% dengan kondisi kinerja keuangan koperasi sangat tidak baik. Hasil analisis tersebut

menunjukan bahwa modal yang dimiliki koperasi tidak cukup efektif dalam menggunakan

ekuitasnya untuk menghasilkan laba

Penilaian Kesehatan Koperasi


Hasil analisis penilaian kesehatan koperasi pada Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah

(KJKS) BMT Artha Sejahtera dari 7 aspek, diantaranya aspek permodalan, aspek kualitas

aktiva produktif, aspek manajemen, aspek efesiensi, aspek likuiditas, aspek rentabilitas dan

aspek jatidiri koperasi pada tahun 2014 memperoleh skor akhir sebesar 38,25% dengan

predikat koperasi tidak sehat. Pada tahun 2015 dan 2016 memperoleh skor akhir sebesar

43,50% dan 54,00% yang mana menunjukan bahwa koperasi dalam keadaan kurang sehat.
Sedangkan pada tahun 2017 memperoleh skor akhir sebesar 60,25% dengan predikat cukup

sehat. Pada tahun 2018 memperoleh skor akhir sebesar 58,75% menunjukan bahwa koperasi

dalam keadaan kurang sehat. Dan rata-rata skor Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS)

BMT Artha Sejahtera dari tahun 2014-2018 memperoleh skor akhir sebesar 50,95% dengan

predikat kurang sehat. Hal ini disebabkan karena masih terdapat rasio aspek penilaian yang

memperoleh skor kurang maksimal seperti aspek manajemen yang memperoleh skor 0,

karena keterbatasan peneliti untuk meneliti koperasi.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis mengenai rasio likuiditas, rasio solvabilitas

dan rasio profitabilitas untuk menilai kinerja keuangan, dan mengenai kondisi kesehatan

koperasi selama 5 tahun, dari tahun 2014-2018 pada Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah

(KJKS) BMT Artha Sejahtera. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penilaian Kinerja Keuangan

a. Rasio likuiditas dengan indikator rasio lancar (Current Ratio) menunjukan kriteria yang

baik. Hasil analisis diatas menunjukan bahwa Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS)

BMT Artha Sejahtera belum cukup likuid dalam membayar kewajiban-kewajiban

jangka pendeknya. Dan rasio kas (Cash Ratio) menghasilkan angka yang jauh dibawah

standart, hal ini disebabkan karena pada analisis tersebut tidak melibatkan akun

piutang. Sedangkan Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera ini

bergerak dalam bidang simpan pinjam dimana sebagian besar aktivanya diperoleh dari

hasil perputaran pinjaman yang diberikan koperasi kepada nasabahnya. Analisis rasio

kas (Cash Ratio) ini menunjukan bahwa kas dan setara kas yang dimiliki Koperasi Jasa

Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera tidak cukup likuid dalam membayar

hutang lancarnya, keadaan ini disebut juga ilikuid.


b. Rasio solvabilitas dengan indikator rasio hutang terhadap aktiva (Debt to Assets Ratio)

pada tahun 2014-2018 menunjukan hasil standart industri rasio keuangan yang artinya

rasio menghasilkan angka yang baik. Hal ini disebabkan karena total aset koperasi

mampu memberikan kontribusi yang cukup terhadap total hutang yang dimiliki

koperasi. Dan rasio hutang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) selama tahun 2014-

2018 menghasilkan angka rasio yang berturut-turut, dengan kondisi kinerja keuangan

koperasi yang sangat tidak baik. Hal ini disebabkan karena modal yang dimiliki

koperasi tidak cukup solvabel dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

c. Rasio profitabilitas dengan indikator rasio return on asset (ROA) dari tahun 2014-2018

menunjukan kinerja keuangan koperasi yang sangat tidak baik, dan memperoleh angka

rasio yang dibawah standar. Hal ini disebabkan karena total aset koperasi tidak mampu

memberikan kontribusi yang cukup terhadap pendapatan koperasi. Dan rasio return on

equity (ROE) pada tahun 2014-2018 menunjukan kinerja keuangan koperasi yang

sangat tidak baik, sehingga modal yang dimiliki koperasi belum cukup efektif dalam

menggunakan ekuitasnya untuk menghasilkan laba.

2. Penilaian Kesehatan Koperasi

Hasil analisis penilaian kesehatan koperasi pada Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah

(KJKS) BMT Artha Sejahtera dari 7 aspek, diantaranya aspek permodalan, aspek kualitas

aktiva produktif, aspek manajemen, aspek efesiensi, aspek likuiditas, aspek rentabilitas,

dan aspek jatidiri koperasi pada tahun 2014 dengan predikat koperasi tidak sehat. Pada

tahun 2015 dan 2016 menunjukan bahwa koperasi dalam keadaan kurang sehat. Pada

tahun 2017 dengan predikat cukup sehat. Sedangkan pada tahun 2018 menunjukan bahwa

koperasi dalam keadaan kurang sehat. Dan rata-rata skor Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah

(KJKS) BMT Artha Sejahtera dari tahun 2014-2018 dengan predikat kurang sehat. Hal ini

disebabkan karena masih terdapat rasio aspek penilaian yang memperoleh skor kurang
maksimal seperti aspek manajemen yang memperoleh skor 0, karena keterbatasan peneliti

untuk meneliti koperasi.

Saran
1. Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera hendaknya untuk

memperbaiki laporan keuangannya secara lebih rinci dan lengkap sesuai atas Keputusan

Menteri Koperasi terhadap Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia Nomor. 14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang petunjuk

Pelaksanaan Kegiatam Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS).

2. Penilaian kinerja keuangan pada Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha

Sejahtera, sebaiknya koperasi lebih meningkatkan hasil perputaran pinjaman yang

diberikan koperasi kepada nasabahnya agar koperasi dapat membayar hutang lancarnya.

Begitupun total aset pada koperasi, harus lebih ditingkatkan agar koperasi tidak

mengalami penurunan untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya.

3. Penilaian kesehatan pada Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Artha Sejahtera,

sebaiknya koperasi lebih meningkatkan laba. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan

tambahan modal, baik internal maupun eksternal (modal pinjaman), sehingga dengan

modal yang cukup dan penggunaan yang maksimal mampu menghasilkan laba yang lebih

baik, serta dapat memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar untuk tahun

selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Ayu Nur Rakhmawati, Tri Lestari, S. R. (2017). PROFITABILITAS GUNA MENGUKUR

KINERJA. 3, 94–107.

Azizah, A. (2015). ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

(PERBANDINGAN PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN DU

PONT SYSTEM) (Studi pada PT. Unilever Indonesia, Tbk dan Anak Perusahaan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2013). Jurnal Administrasi Bisnis S1


Universitas Brawijaya, 25(2), 86207.

Barus, M., Sudjana, N., & Sulasmiyati, S. (2017). PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN

UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi pada PT.

Astra Otoparts, Tbk dan PT. Goodyer Indonesia, Tbk yang Go Public di Bursa Efek

Indonesia). Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas Brawijaya, 44(1), 154–163.

Bhakti, T. H. (2018). ANALISIS KESEHATAN KOPERASI BERDASARKAN PERATURAN

MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK

INDONESIA NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 (Studi Pada KSP SETIA BHAKTI

Kota Kediri Periode 2013-2015 ). 63(14), 130–139.

DAMIAN FARROW, JOSEPH BAKER, A. C. M. (2015). ANALISA LIKUIDITAS,

SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS UNTUK MENGUKUR KINERJA

KEUANGAN PADA KOPERASI WANITA.

Dr.Wahidmurni. (2017). ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN TEKNIK TIME

SERIES INDEKS DAN COMMON SIZE PADA PT SUMMARECON AGUNG. 1–14.

Dwi Herprasetyo. (2017). Analisis Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Di Kpri “Nagara”

Ngaglik Sleman Tahun 2014-2016.

Eindrias, T. D. dan, & Azizah, D. F. (2017). Analisa Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan

Pinjam Berdasarkan Peraturan Nomor: 06/Per/Dep,6/IV/2016 ( Studi Pada Koperasi

Simpan Pinjam Bahagia Kota Kediri ). Jurnal Ilmu Administrasi, 51(2), 135–140.

Firdaus, F. (2012). Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas dan Rasio Profitabilitas

terhadap Kinerja Koperasi As-Sakinah di Sidoarjo Tahun 2009-2012. Jurnal

Manajemen, 1–22.

Hertias. (2015). PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM

KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA “PGP” KECAMATAN PREMBUN

KABUPATEN KEBUMEN. Acta Universitatis Agriculturae et Silviculturae


Mendelianae Brunensis, 16(2), 39–55. https://doi.org/10.1377/hlthaff.2013.0625

Joannes Wisantono Dwi Nugroho. (2008). ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK

MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH Studi

Kasus pada KJKS BMT Insan Sadar Usaha.

Karim, F. R. (2017). Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Dan

Pembiayaan Syariah (Kspps) Kota Tangerang Selatan.

MAIZURA, F. (2018). ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN

PROFITABILITAS PADA PT. JASA MARGA (PERSERO) TBK CABANG BERMERA

MEDAN.

Munir, M., & Indarti, I. (2011). Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Pada Koperasi Simpan

Pinjam “ Cendrawasih ” Kecamatan Gubug Tahun Buku 2011. Jurnal Ilmu Ekonomi,

2008, 1–23.

NINIK MAS’ADAH, SE., M. A. (2009). ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, AKTIVITAS,

PROFITABILITAS DAN RASIO SOLVABILITAS DALAM MENILAI KINERJA

KEUANGAN PADA PT. HM SAMPOERNA, Tbk SURABAYA. 22(2), 184–206.

Pandi Afandi. (n.d.). ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KESEHATAN

KEUANGAN KOPERASI KSU BMT ARAFAH KECAMATAN BANCAK KABUPATEN

SEMARANG. 55.

Permenkes. 2014. (2014). ANALISIS KNERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN

PINJAM (KSP) BINA USAHA UTAMA TAHUN 2012 – 2014. Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan

Masyarakat. https://doi.org/10.1038/132817a0

Permodalan, B. A., Kemandirian, S., Pertumbuhan, D. A. N., Mpiris, S. T. E., Ameungkeut,

S. I. P., Spb, B. A., Operasi, P. K., Injam, S. I. P., Di, K. S. P., & Asikmalaya, K. O. T.

A. T. (2017). ANALISIS KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM. 3(Mei), 1–10.


Prayogo P. Harto, Umi Amaliah, S. M. (2018). PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN

KOPERASI SYARIAH BERDASARKAN PERATURAN KEMENTERIAN KOPERASI

DAN UKM. 7(2), 5–26.

Puspitasari, O. T. (2012). PENILAIAN KINERJA KESEHATAN KOPERASI SIMPAN

PINJAM BUANA MAKMUR DI SEPANJANG PERIODE 2009-2010.

Rhamadana, R. bima, & Triyonowati. (2016). ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK

MENILAIN KINERJA KEUANGAN PADA PT . H . M SAMPOERNA Tbk. Jurnal

Imu Dan Riset Manajemen, 5.

Ropita, R., & Hermuningsih, S. (2017). Analisis Kinerja Keuangan Koperasi Simpan Pinjam

(Ksp) Credit Union (Cu) Bangun Sejahtera. Manajemen Dewantara, 1(1), 37.

https://doi.org/10.26460/md.v1i1.46

Rudiwantoro, A. (2019). Mengukur Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Berdasarkan

Peraturan Nomor: 06/Per/Dep.6/Iv/2016. (Studi Kasus Pada Koperasi Abdi Sesama -

Palembang. Moneter - Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 6(1), 45–52.

https://doi.org/10.31294/moneter.v6i1.5104

Senudin, A. Y. (2016). ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI

KINERJA KOPERASI BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI

DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. 1–177.

https://repository.usd.ac.id/8332/1/121414071_full.pdf

Tamura, H. (2008). ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM.

53(9), 287. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Utari, B. D. (2017). ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS DAN

AKTIVITAS SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN. 200.

You might also like