You are on page 1of 4

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


Jl. R. A. Kartini No.11 A, Salatiga 50711
Jawa Tengah Indonesia
Telepon : (0298) 324-861; Fax : (0298) 321728
E-mail :fkikuksw@adm.com

TANDA-TANDA VITAL PADA MAHASISWA GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN


DAN ILMU KESEHATAN
Alfrilin Padjao [1], Alan Maulana [2], Michael Waas [3], Yosa Mitchella Yoeala Chandra [4]
1,2,3,4
Program Studi Gizi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana
472018043@student.uksw.edu

ABSTRACT
Vital signs are various physiological statistical measures used to help find a person's health status,
especially in patients who are medically unstable or have risk factors for cardiopulmonary complications and to
assess responses to interventions. Vital signs are also useful for determining an accurate dose for
physiotherapy. Taking vital signs in accordance with general conditions or patient needs. Examination of vital
signs consists of examination of blood pressure (TD), pulse (N), respiratory rate (Respiratory Rate), and
temperature (T). The ability that is expected to be mastered after practicing vital signs is that the practitioner is
able to check blood pressure, pulse, respiratory rate and temperature properly, able to explain various
examinations of vital signs and interpret the results of examination of vital signs. The tools used to check vital
signs are manual tensimeter, digital tensimeter, thermometer, stopwatch, pulse oximeter and stethoscope. In
practicing vital signs, the practitioner will analyze the results of vital signs from probondur whether the results
of the examination in the form of blood pressure (TD), pulse (N), respiratory rate (RR) and temperature (T) at
normal or abnormal levels. The variety of normal levels of vital signs can be influenced by age, gender,
physical activity, weight and others. Physical activity carried out by humans is very related to the pulse. Also,
blood pressure affects the age of humans, the older the human age, the higher the blood pressure.
Keywords: Vital signs, pulse, respiratory rate, temperature and blood pressure

ABSTRAK
Tanda-tanda vital atau vital sign adalah ukuran statistik berbagai fisiologis yang digunakan untuk
membantu menemukan status kesehatan seseorang, terutama pada pasien yang secara medis tidak stabil atau
memiliki faktor-faktor resiko mengalami komplikasi kardiopulmonal dan untuk menilai respon terhadap
intervensi. Tanda-tanda vital juga berguna untuk menentukan dosis yang akurat bagi tindakan fisioterapi.
Pengambilan tanda-tanda vital sesui dengan keadaan umum atau kebutuhan pasien. Pemeriksaan tanda-tanda
vital terdiri dari pemeriksaan tekanan darah (TD), nadi (N), laju pernapasan (Respiratory Rate), dan suhu (T).
Kemampuan yang diharapkan untuk dikuasai setelah kegiatan praktikum tanda-tanda vital adalah praktikan
mampu melakukan pemeriksaan tekanan darah, nadi, laju pernafasan dan suhu dengan baik, mampu
menjelaskan berbagai pemeriksaan tanda-tanda vital serta menginterpretasikan hasil pemeriksaan tanda-tanda
vital. Alat-alat yang digunakan untuk memeriksa tanda vital yaitu tensimeter manual, tensimeter digital,
termometer, stopwatch, pulse oksimeter dan stetoskop. Dalam melakukan praktikum tanda-tanda vital, praktikan
akan menganalisis hasil tanda-tanda vital dari probandus apakah hasil dari pemeriksaan berupa tekanan darah
(TD), nadi (N), laju pernapasan (RR) dan suhu (T) pada tingkat normal atau tidak normal. Beragamnya tingkat
normal tidaknya tanda vital dapat dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, berat badan dan lain-lain.
Aktivitas fisik yang dilakukan manusia sangat berkaitan dengan denyut nadi. Juga tekanan darah berpengaruh
terhadap usia manusia, semakin tua usia manusia maka tekanan darahnya akan semakin tinggi.
Kata kunci: Tanda-tanda vital, nadi, laju pernapasan, suhu dan tekanan darah

1
PENDAHULUAN
Untuk menegakkan diagnosis, setelah dilakukan anamnesis berikutnya adalah pemeriksaan
fisik. Pemeriksaan fisik dimulai dengan pemeriksaan kesan umum, tanda vital dan kemudian analisis
sistem organ secara sistematis. Pemeriksaan ini sangat penting dalam menilai sistem berbagai organ
yang bekerja dalam tubuh seseorang. Pemeriksaan tanda vital terdiri dari pemeriksaan tekanan darah,
nadi, laju pernafasan (respiratory rate) dan suhu. Semua komponen tersebut harus dinilai pada saat
melakukan pemeriksaan fisik. Hasil yang didapat dari pemeriksaan ini dapat mengarahkan dokter
dalam melakukan pemeriksaan lebih lanjut, guna menegakkan diagnosis pada seseorang penderita.
Masing-masing pemeriksaan mempunyai funsi yang berbeda. Untuk menjaga fungsi
metabolisme normal, suhu tubuh secara umum diatur oleh hipotalamus agar selalu berada pada
rentang suhu yang sempit. Produksi panas, yang terjadi sebagai bagian dari metabolism dan ketika
berolahraga, diseimbangkan dengan hilangnya panas terutama melaui penguapan keringat. Suhu
tubuh normal dapat dipengaruhi oleh ritme biologis, hormon-hormon, olahraga dan usia. Fluktuasi
diurnal sekitar 1°C biasa terjadi, dengan suhu terendah pada awal pagi hari dan tertinggi pada akhir
sore hari sampai menjelang malam [1].
Ketika jantung berdenyut. jantung memompa darah melalui aorta dan pembuluh darah perifer.
Pemompaan ini menyebabkan darah menekan dinding arteri, menciptakan gelombang tekanan seiring
dengan denyut jantung yang pada perifer terasa sebagai denyut/detak nadi. Denyut nadi ini dapat
diraba/palpasi untuk menilai kecepatan jantung, ritme dan fungsinya. Tekanan darah adalah kekuatan
darah ketika mendorong dinding arteri. Tekanan darah tergantung pada luaran kardiak, volume darah
yang diejeksi oleh ventrikel permenit, dan tahanan pembuluh darah perifer. Kecepatan jantung,
kontraktilitas dan volume darah. Tekanan darah mempunyai dua komponen: sitolik dan diastolik.
Tujuan dilaksanakan kegiatan praktikum tanda-tanda vital yaitu mahasiswa mampu melakukan dan
menjelaskan berbagai pemeriksaan tanda-tanda vital serta menginterpretasikan hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital [2].

METODE
Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Februari 2019, pukul 09.00- 11.00 WIB di
Laboratorium Serbaguna, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya
Wacana. Alat-alat yang digunakan pada kegiatan praktikum ini adalah tensimeter manual, tensimeter
digital, termometer, stopwatch, pulse oksimeter dan stetoskop.
Pertama-tama propandus akan memeriksa suhu tubuhnya dengan cara praktikan memasukkan
alat termometer kedalam ketiak dan mengapit termometer tersebut hingga 5 menit dan melihat hasil
dari pemeriksaan tersebut. Kemudian pada pemeriksaan tekanan darah propandus akan memakai
sabuk pada lengan dan praktikan akan menekan tombol pada tensimeter dab hasil akan tercantum.
Pemeriksan yang ketiga yaitu memeriksa pernapasan propandus dengan cara propandus akan
membaringkan tubuh dan praktikan akan menghitung banyaknya propandus bernapas. Pemeriksaan
yang terakhir memeriksa denyut nadi propandus dengan cara menekan daerah pembuluh darah
dibagian pergelangan tangan dan menghitungnya setiap 1 menit. Pada praktikum kali ini untuk
menganalisis tanda-tanda vital, kemampuan yang diharapkan untuk dikuasai setelah kegiatan
praktikum tanda-tanda vital adalah praktikan mampu melakukan pemeriksaan tekanan darah, nadi,
laju pernafasan dan suhu dengan baik.

2
HASIL
Tabel hasil pengukuran tanda-tanda vital
Hasil pengukuran
Tekanan darah
No Nama Suhu(T) Pernapasan (RR) Nadi (N)
(TD)
1. Veren 106/71 19 73
2. Jessica 36,4 121/96 20 77
3. Rachel 36,1 123/85 15 91
4. Kezia 35,7 114/89 18 87
5. Sandra 123/66 16 77
6. Esti 36,1 130/93 21 87
7. Alfons 131/91 15 78

Tabel Individu

 Nama : Alfrilin Padjao


 Jenis kelamin : Perempuan
 Umur/ usia : 18 tahun
 Tanggal pengukuran : 13 Februari 2019

Faktor yang
No Nama Pengukuran Hasil Waktu pemeriksaan
mempengaruhi
1. Alfrilin 1. Suhu 36 12 Februari 2019 pukul Lingkungan/ normal
Padjao 09.00- 11.00
2. TD 111/87 12 Februari 2019 pukul Normal
09.00- 11.00
3. Respirasi 24 12 Februari 2019 pukul Normal
09.00- 11.00
4. Nadi 91 12 Februari 2019 pukul Aktivitas/normal
09.00- 11.00

PEMBAHASAN

Pada tabel individu dapat diperoleh bahwa probandus yang bernama Alfrilin Padjao bersuhu
36ºC yang mana menandakan bahwa suhu tersebut normal pada manusia. Sejalan dengan
pertambahan usia, suhu rata-rata tubuh menurun dari 37,2°C (99,0°F) pada anak-anak menjadi 37°C
(98,6°C) pada dewasa dan menjadi 36°C pada orang lanjut usia. Pengukuran suhu tubuh merupakan
bagian rutin pada hampir semua penilaian klinis, karena dapat menggambarkan tingkat keparahan
penyakit (misalnya, infeksi). Suhu tubuh dapat dicatat dalam derajat Celcius atau derajat Fahrenheit.
Pada pemeriksaan tekanan darah, propandus menggunakan tensimeter digital dihasilkan tekanan
darah 111/87 mmHg. Hasil tersebut termasuk dalam hasil yang normal. Tekanan Darah Sistolik
(TDS) menunjukkan tekanan pada arteri bila jantung berkontraksi (denyut jantung) atau tekanan
maksimum dalam arteri pada suatu saat. TDS dinyatakan oleh angka yang lebih besar jika dibaca pada
alat pengukur tekanan darah. TDS normal 90-120 mmHg. Tekanan Darah Diastolik (TDD)
menunjukkan tekanan darah dalam arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi diantara dua
denyutan. TDD dinyatakan dengan angka yang lebih kecil jika dibaca pada alat pengukur tekanan
darah. TDD normal 60-80 mmHg. Tingginya TDS berhubungan dengan curah jantung, sedangkan
TDD berhubungan dengan besarnya resistensi [3].

Hasil dari pemeriksaan denyut nadi dari propandus yaitu 91 bpm dimana hasil tersebut
menyatakan hasil normal. Denyut nadi normal berkisar antara 60-100 bpm. Ada beberapa istilah
untuk denyut nadi yaitu Tachycardia adalah denyut jantung yang cepat, yang didefinisikan di atas 100

3
bpm saat istirahat dan Bradycardia adalah denyut jantung yang lambat, yang didefinisikan di bawah
60 bpm saat istirahat. Denyut jantung orang dewasa normal istirahat mungkin mendekati kisaran
antara 50 dan 90 bpm. Saat tidur detak jantung melambat dengan kecepatan sekitar 40-50 bpm. Dan
itu sudah biasa dan dianggap normal. Bila jantung tidak berdetak dalam pola teratur, ini disebut
aritmia. Atau kelainan denyut jantung terkadang mengindikasikan [4]. Kemudian pemeriksaan yang
terakhir yaitu pernapasan atau respirasi. Hasil pernapasan dari propandus didapatkan bahwa
propandus bernapas sebanyak 24x per menitnya. Dimana hasil tersebut dinyatakan kurang normal
karena frekuensi proses inspirasi dan ekspirasi dalam satuan waktu/menit. Faktor yang mempengaruhi
Respiratory Rate yaitu usia, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubu dan aktivitas interpretasi. Akhipnea
bila pada dewasa pernapasan lebih dari 24 x/menit, bradipnea bila kurang dari 10 x/menit dan apnea
bila tidak bernapas [5]. Demikianlah hasil pemeriksaan propandus bahwa tanda vital berupa suhu,
tekanan darah, dan nadi dinyatakan normal. Sedangkan tanda vital pernapasan propandus kurang
normal yaitu diatas 20x/menit. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan yang
sebelumnya dilakukan propandus seperti kurangnya waktu tidur dan kurangnya mengomsumsi air
atau dehidrasi dan bahkan obesitas dapat berpengaruh terhadap pernapasan.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah praktikan telah mampu melakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital dan menjelaskan berbagai pemeriksaan alat-alat vital juga menginterpretasikan hasil
pemeriksaan. Dimana dari hasil dapat diperoleh bahwa alat vital propandus dalam keadaan normal,
hanya saja pada pernapasan sedikit kuran normal. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dn kegiatan yang dilakukan sebelum propandus diperiksa.

DAFTAR PUSTAKA

1 Ebersole P. 2012. Toward Heal thy Aging: Human Needs and Nursing Response, 6th ed. St. Louis:
Mosby-Year Book.

2 Perloff D.2010. Human blood pressure determination by sphygmomanometry. Circulation. USA

3 U.S. Department of Health and Human Services. 2010. Nutrition and Your Heal th: Dietary
Guidel.ines for Americans, 5th ed. Department of Agriculture

4 Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. 2014. Cek Tekanan Darah dan Denyut Nadi.
Jakarta

5 Guyton and Hall. 2009. Fisiologi kedokteran. Ed. 9. Jakarta.

You might also like