Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
SoilTransmitted Helminths adalah dengan telur ataupun larva parasit itu
sekelompok cacing parasit (kelas sendiri yang berkembang di tanah yang
Nematoda) yang dapat menyebabkan lembab yang terdapat di negara yang
infeksi pada manusia melalui kontak beriklim tropis maupun
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 1, Januari 2019 57
subtropics(Ashika, et al., 2014). Infeksi Trichuariasis 6,3%. Angka kontaminasi
Soil Transmitted Helmiths (STH) masih STH di pasar tradisional yaitu sebesar
merupakan masalah di banyak daerah di 85.0 %, dengan proporsi Strongyloides
dunia, terutama di negara yang sedang 35,0%, larva rhabditiform Strongyloides
berkembang dengan sanitasi lingkungan 30%, telur Hookworm 15%, dan
dan kebersihan diri yang sangat kurang. Toxocara 5%. Pada pasar modern angka
Terdapat lebih dari 1,5 milyar orang atau kontaminasi STHyaitu sebesar 90%,
2,4% dari populasi dunia terinfeksi dengan proporsi Strongyloides 35%,
kecacingan yang ditularkan melalui telur Hookworm 20% dan telur Toxocara
tanah(Gunawan, 2014). Angka kejadian 5%(Jusuf, et al., 2013).
tertinggi penyakit ini terdapat pada Berdasarkan penelitan yang pernah
kawasan sub-Sahara Afrika, Amerika, di lakukan di pasar tradisional dan pasar
China, dan Asia Timur. Berdasarkan modern di kota Medan, ditemukan angka
laporan hasil survey prevalensi penyakit kontaminasi STHpada sayuran selada
kecacingan pada 10 provinsi, didapatkan yang cukup tinggi. Angka kontaminasi
angka kecacingan nasional adalah STHdi pasar tradisional yaitu sebesar
30,95%. Berdasarkan data departemen 85,0 %, dengan proporsi Strongyloides
Parasitologi FKUI mulai 2002-2009 35,0 %, larva rhabditiform Strongyloides
angka kejadian penyakit kecacingan 30%, telur hookworm 15%, dan
berbeda-beda di setiap daerah di toxocara 5%. Pada pasar modern angka
Indonesia (Hastono dan Sabri, 2013). kontaminasi STHyaitu sebesar, 90%,
Jumlah infeksi STH sangat banyak di dengan proporsi Strongyloides (35%),
Asia Tenggara termasuk Indonesia, letak free living Strongyloides (30%), telur
geografis Indonesia yang beriklim tropis hookworm, 20%, dan telur toxocara,
sesuai untuk perkembangan parasit. 5%(Jusuf, et al., 2013).
Geographical Information System (GIS) Berdasarkan penelitian sebelumnya
menyatakan distribusi STH di Indonesia didapatkan hasil STH positif pada 32 dari
mencakup seluruh pulau yang ada di 44 sayuran selada dari pasar tradisional
Indonesia, dimana prevalensi tertinggi di Kota Padang dengan persentase 73%.
terdapat di Papua dan Sumatera Utara Tiga dari 5 sayuran selada dari pasar
dengan prevalensi antara 50% hingga modern di Kota Padang dinyatakan
80%(Hutasoit, 2015). positif dengan persentase 40%. Jenis
STH yang paling sering menginfeksi STH terbanyak yang peneliti temukan
manusia adalah Ascaris lumbricoides, pada penelitian ini adalah telur Ascaris
Trichuris trichiura, Ancylostoma sp (79%), larva Trichostrongylus
duodenale dan Necator americanus. orientalis (16%) dan telur cacing
Ascaris lumbricoides merupakan salah tambang (5%)(Hastono dan Sabri,
satu infeksi yang paling sering 2013). Secara keseluruhan, sayur
menginfeksi pada manusia sekitar selada, timun, kubis, daun perai, dan
49,02%, Ancylostomiasis menginfeksi daun bawang dari pasar tradisional dan
1,2 milliar di seluruh dunia, sedangkan pasar modern di kota
Trichuris Trichiura diperkirakan mencapai Medanmenunjukkan hasil positif
30% atau sebanyak 900 juta orang kontaminasi parasit yaitu masing-masing
terinfeksi1. Distribusi STH di Indonesia 57 sampel positif (75.0%) dan 19
mencakup seluruh pulau yang ada di sampel positif (25.0%) (Notoadmojo,
Indonesia, prevalensi A. lumbrocides 2012). Tingginya prevalensi ini sangat
sebanyak 60-90% dan cacing tambang didukung oleh keadaan alam yang cocok
(hookworm) sebanyak 40%. bagi siklus hidup cacing seperti daerah
Prevalensi infeksi cacing usus pada beriklim panas dan lembab, hygiene
10 propinsi tahun 2004, Sumatera Utara perorangan dan sanitasi lingkungan yang
menduduki peringkat ketiga (60,4 %) rendah, khususnya di lingkungan
dalam hal penyakit cacingan. Prevalensi pertanian sayur. Rendahnya tingkat
di Sumatera Utara diperkirakan yaitu, sanitasi pribadi mempengaruhi angka
Ascaris 50 – 79,9%, Trichuariasis 80 – kejadian penyakit ini, seperti tidak
100%, dan infeksi Hookworms 50 – mencuci tangan sebelum makan dan
79,9%. Di kota Medan ditemukan setelah buang air besar (BAB), tidak
prevalensi Ascariasis 29,2%,
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 1, Januari 2019 58
menjaga kebersihan dan memotong pertumbuhan yang baik akan diperoleh
kuku. bila ditanam pada tanah gembur, lembab
Salah satu sumber penularannya dan mengandung cukup bahan organik.
adalah air dan lumpur yang digunakan Kondisi ini yang membuat banyak nya
dalam budidaya sayuran. Kontaminasi sayuran yang terkontaminasi STH.
cacingan dapat terjadi terutama pada Kontaminasi sayuran oleh telur
sayuran yang menjalar di permukaan nematoda usus diduga berasal dari air
tanah atau ketinggiaannya dekat dengan penyiram yang digunakan oleh para
tanah. Kebiasaan makan sayuran petani perkebunan sayur untuk
mentah ini, sudah mentradisi di menyiram sayuran, karena air penyiram
Indonesia sehingga kelihatannya sulit berasal dari kolam yang juga
diubah. Namun, dari segi keamanannya, dipergunakan untuk buang air besar oleh
lalapan mentah beresiko terkontaminasi masyarakat sekitar. Setelah sayuran
pestisida atau telur cacing. Selain itu dipanen, keesokan harinya kemudian
para petani seringkali menggunakan diangkut menuju kota/pasar untuk
pupuk organik berupa humus atau dijual, supaya tidak layu, sayuran
kotoran ternak (bahkan kotoran disiram dengan air selokan ataupun air
manusia) untuk meningkatkan sungai yang berada ditempat terdekat
kesuburan tanah. dengan perkebunan sayur tersebut. Air
Daerah yang tidak memiliki sanitasi selokan atau air sungai yang digunakan
yang baik dan kelembapan tinggi yang dikhawatirkan mengandung telur
mana sangat baik untuk berkembangnya nematoda usus sehingga dapat
telur STHmenjadi bentuk infektif. Infeksi mengkontaminasi sayuran pada saat
ditularkan oleh telur yang ada di kotoran proses penyiraman dan menempel pada
manusia, yang mencemari tanah dimana sayur-sayuran. Oleh karena itu, jika
adanya kebiasaan para petani sayur terdapat orang yang terinfeksi cacingan
menggunakan tinja sebagai pupuk yang maka telur cacing yang berada pada
mana hal tersebut akan menyebabkan kolam tersebut dapat mengalir menuju
tercemarnya sayuran oleh STH yang ada sungai sehingga dapat mencemari air
pada pupuk yang terbuat dari kotoran sungai. Apabila air sungai tersebut
dan melekatnya telur pada sayuran. Bila digunakan untuk mencuci dan menyiram
dalam proses pengolahan dan pencucian sayur-sayuran setelah dipanen
sayuran tidak baik, telur cacing dikhawatirkan telur nematoda usus
kemungkinan masih melekat pada dapat menempel pada sayuran
sayuran dan tertelan saat sayuran (Ravinchandran, 2015).
dikonsumsi. Meski sejauh ini belum Di kota Medan banyak sekali
dilaporkan adanya kasus orang yang masyarakat yang mengkonsumsi
keracunan atau meninggal gara-gara sayuran dalam keadaan mentah
mengkonsumsi lalapan mentah, tapi tak terutama sayuran lalapan pada
ada salahnya kita lebih memerhatikan restaurant cepat saji, restaurant jepang,
keamanan pangan yang dikonsumsi. restaurant korea, seafood, ayam penyet
Berdasarkan hasil survei awal dan pecel lele. Salah satu sayuran yang
dengan cara menanyakan kepada banyak di konsumsi masyarakat
pedagang sayuran tentang daerah asal Indonesia khusunya kota Medan adalah
sayuran yang di jual didapatkan suatu salada, dimana salada termasuk sayuran
kesimpulan bahwa sayuran yang di jual yang berkontak langsung dengan tanah.
di pasar tradisional di kota medan Terbukti dari selada yang mudah
berasal dari daerah perkebunan yaitu ditemukan pada makanan asing seperti
Berastagi. Kondisi perkebunan yang jauh salad, hot dog, ramen, hamburger,
dari sumber air dan tempat BAB, sandwich. Makanan Indonesia juga
membuat petani sering sekali BAB banyak menggunakan selada seperti
ditengah perkebunan, sehingga tanah gado-gado, lalapan nasi goreng, dan
tercemar oleh feses yang mengandung lalapan pecel lele. Berbeda dengan
telur cacing. STH akan berkembang biak sayuran lain, selada tidak pernah
dengan baik pada tanah gembur dan dimasak karena setelah dimasak rasanya
lembab. Sayuran dapat ditanam pada menjadi berubah. Hal ini memungkinkan
berbagai jenis tanah, namun telur STH dengan mudah masuk ke
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 1, Januari 2019 59
dalam tubuh karena sayuran yang karakteristiknya akan diduga9. Populasi
dikonsumsi tidak dicuci bersih. Saat yang akan digunakan pada penelitian ini
memasak sayuran pun jarang sekali adalah seluruh pedagang sayuran yang
masyarakat mencuci sayuran dengan ada di pasar modern dan pasar
bersih sebelum di masak, hal ini tentu tradisional di Medan.
saja membuat STH yang ada pada Sampel adalah sebagian objek yang
sayuran dapat masuk ke tubuh saat akan diteliti dan dianggap mewakili
sayuran di makan. Masyarakat di kota seluruh populasi. Pengambilan sampel
medan cenderung lebih banyak membeli pada penelitian ini menggunakan
sayuran pada pasar tradisional dari pada metodePurposive Sampling yang
pasar modern. artinyasuatu cara pengambilan sampel
Dari hasil pengamatan peneliti, secara sengaja sesuai dengan
pedagang sayuran di pasar tradisional di persyaratan sampel yang diperlukan.
kota Medan sering kali mengabaikan Dengan menggunakan purposive
hygiene dari sayuran yang di jual nya. sampling, diharapkan kriteria sampel
Kebanyakan sayuran yang di jual di yang diambil benar-benar sesuai dengan
pasar tradisional dalam keadaan kotor, penelitian yang akan dilakukan10.
berlumpur, bertanah dan diletakan Teknik pengambilan sampel
sembarangan. Berbeda dengan pasar merupakan cara peneliti untuk
modern, hygiene sayuran di pasar mengumpulkan sampel yang akan
modern sangat baik, sayuran di pasar dilakukan dalam penelitian. Teknik
modern bersih, dibungkus plastik dan pengambilan sampel pertama kali
tersusun rapi. Berdasarkan uraian diatas dilakukan survei awal, setelah
bahwa telur cacing dapat ditemukan di mendapatkan populasi untuk dijadikan
sayuran yang terkontaminasi oleh STH, objek penelitian.Sampel yang digunakan
oleh karena itu peneliti tertarik untuk dalam penelitian ini menggunakan
mengetahui perbedaan STH pada sayuran yang terdapat di 5 pasar
sayuran di pasar modern dan pasar modern, yaitu: Hypermart, Carefour,
tradisional di kota Medan tahun 2016. Maju Bersama, Suzuya, Berastagi
supermarket dan 5 pasar tradisional,
METODE PENELITIAN yaitu: pasar johor, pasar setiabudi,
Penelitian yang akan dilakukan pasar simpang limun, pasar juanda,
adalah penelitian analitik dengan desain pasar jamin ginting. Sampel dipilih
penelitian cross sectional (potong dengan cara mengambil 5 jenis sayuran
melintang) yaitu dengan melakukan yaitu sawi, kol, daun bawang, selada,
pengamatan terhadap sayur – sayuran dan bayam. Selanjutnya sampel akan
yang terkontaminasi oleh telur diperiksa menggunakan mikroskop di
cacing.Desain cross sectional adalah ruang laboratorium mikrobiologiFK UISU.
suatu desain penelitian dimana Pemeriksaan dilakukan dengan
pengumpulan data atau variabel yang menemukan telur cacing yang terdapat
akan diteliti berupa variabel dependen disayuran.
dan independen, dinilai secara simultan Prosedur pengumpulan data dilakukan
pada satu saat yang dalam penelitian dengan cara:
(Sostroasmoro dan Isamel, 2014). a. Merendam sayur ke dalam larutan
Alasan peneliti menggunakan desain NaOH 0,2% sebanyak 1 liter dalam
cross sectional adalah mudah beker glass selama 30 menit.
dilaksanakan, sederhana, ekonomis b. Sayur dikeluarkan dari larutan.
dalam hal waktu, dan hasil dapat c. Air rendaman disaring dan
diperoleh dengan cepat dan dalam waktu dimasukan ke dalam beker glass
bersamaan dapat dikumpulkan variabel yang lainnya.
yang banyak, baik variabel independen d. Air yang ada di permukaan dibuang,
maupun variabel dependen. Penelitian ini sedangkan yang ada di bawah
dilaksanakan di pasar modern dan pasar diambil dengan pipet volume 10-
tradisional Medan, pada bulan Febuari 15ml.
tahun 2017. e. Air endapan di centrifuge dengan
Populasi (universe) adalah kecepatan 1500/rpm selama 5
keseluruhan unit analisis yang menit.
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 1, Januari 2019 60
f. Air yang mengendap diambil modern di kota Medan. Sebanyak50
menggunakan pipet pasteur dan sampel sayur telah dilakukan
diteteskan di atas objek glass. pemeriksaan untuk penelitian ini yaitu
g. Kaca objek ditutup dengan kaca 25 sayur dari 5 pasar tradisional, setiap
penutup, kemudian diperiksa pasar tradisional masing-masing diambil
dibawah mikroskop dengan 5 jenis sayuran dan diambil sampel 25
pembesaran 40 kali (Jusuf, et al., sayur dari 5 pasar modern, setiap pasar
2013). modern masing-masing diambil 5 jenis
Pada penelitian ini menggunakan sayuran.
Analisa Univariat dan Bivariat.Analisa
Univariat merupakan analisis yang HASIL PENELITIAN
melibatkan satu variabel atau per Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis
variabel. Dimana variabel dalam Sayuran
penelitian ini adalah sayuran yang Sayur Frekuensi Persentase
terinfeksi STH. Analisa Univariat ini (%)
bertujuan untuk menjelaskan atau Sawi 10 20,0
mendeskripsikan karakteristik masing- Selada 10 20,0
masing variabel yang diteliti. Analisa Daun
10 20,0
univariat berfungsi untuk meringkas Bawang
kumpulan data hasil pengukuran Kol 10 20,0
sedemikian rupa sehingga kumpulan Bayam 10 20,0
data tersebut berubah menjadi informasi Total 50 100,0
yang berguna.
Analisa Bivariat merupakan analisis Berdasarkan tabel 4.1 diatas
yang melibatkan dua variabel. Tujuan dapat dilihat dari 50 sampel
dari analisa bivariat ini untuk sayuranterdapat jumlah sawi, selada,
mengetahui perbedaan sayuran yang daun
terinfeksi STH di pasar tradisional dan bawang, kol, bayam masing-masing
pasar modern. Analisa data dengan
menggunakan uji Wilcoxon. Uji Wilcoxon berjumlah 10 sayur (20,0%).
adalah suatu pengujian yang digunakan
untuk mengetahui ada tidaknya Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
perbedaan antara dua sampel dependen Sayuran BerdasarkanJenis
yang berpasangan atau berkaitan dan Pasar
digunakan sebagai alternatif pengganti Persentasi
uji Paired Sample T Test jika data tidak Jenis Pasar Frekuensi
(%)
berdistribusi normal. Uji Wilcoxon Pasar
digunakan untuk menganalisis hasil-hasil 25 50,0
Tradisional
pengamatan yang berpasangan dari dua Pasar
data apakah berbeda atau tidak. 25 50,0
Modern
Lokasi bagi penelitian ini merupakan Total 50 100,0
pasar tradisional dan pasar modern yang Berdasarkan tabel 4.2 diatas
menjual sayur selada, kol, daun bawang, didapatkan bahwa jumlah sayurpasar
bayam dan sawi di pasar tradisional dan tradisional dan pasar modern masing-
pasar modern di kota Medan. Terdapat 5 masing berjumlah 25 sayuran (50,0%).
pasar tradisional yaitu pasar johor, pasar
setiabudi, pasar simpang limun, pasar Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi
juanda, pasar jamin ginting dan 5 pasar Sayuran Berdasarkan STH
modern yaitu carefour, hypermart, maju Persentasi
bersama, berastagi supermarket, STH Frekuensi
(%)
suzuya. Sedangkan Lokasi pemeriksaan Negatif 37 74,0
sampel dilakukan di laboratorium Positif 13 26,0
mikrobiologi FK UISU yang berada di Total 50 100,0
jalan Sisingamangaraja no. 2A.
Sampel penelitian ini adalah sayur
Dari hasil pemeriksaan sampel
selada, kol, daun bawang, bayam dan
didapati hasil STH terbanyak yaitu
sawi di pasar tradisional dan pasar
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 1, Januari 2019 61
negatif sebanyak 37 sayuran (74,0%) sebanyak 13 sayuran (24,0%).
dan yang paling sedikit yaitu positif
Tabel 4.4 Distribusi Jenis Parasit Berdasarkan Jenis Sayuran
Pasar 22 88 2 8 1 4 25 100
Modern
Total 37 74 11 22 2 4 50 100
Pada tabel 4.5 bisa dilihat bahwa jenis parasit paling sedikit terdapat di
jenis parasit yang paling banyak pasar tradisional dan pasar modern
terdapat di pasar tradisional adalah telur adalah larva hookworm masing-masing
ascaris sebanyak 9 telur (36%) dan sebanyak 1 larva (4%).
STH STH
Jenis Pasar Negatif Positif Nilai p
F % F %