Professional Documents
Culture Documents
61
PSIKOSTUDIA: Jurnal Psikologi | Volume 10 No. 1 | Maret 2021: 61-68
PENDAHULUAN
Organisasi ataupun perusahaan tidak menuntut untuk bekerja dengan service
akan terlepas dari adanya keluar masuknya excellent meskipun saat menghadapai
karyawan atau bisa disebut dengan turnover. pelanggan yang tidak baik terhadapnya.
Turnover intention sering terjadi dalam suatu Bentuk kinerja yang seperti ini terkadang
organisasi yang dapat mengarah pada menjadi beban yang berat untuk para
kenyataan berupa banyaknya karyawan yang perawat saat bekerja. Namun sebagai
keluar dari pekerjaannya pada saat tertentu seseorang yang bekerja dalam
(Susiani, 2014). Turnover adalah tendensi memberikan jasa dan pelayanan itu sudah
seorang karyawan berupa keinginan untuk dianggap sebagai resiko setiap hari.
meninggalkan organisasinya sebagai Banyak sekali yang tidak kuat sehingga
kehendak mendapatkan pekerjaan yang memilih untuk tidak melanjutkan
dianggapnya lebih layak (Sukwadi & Meliana, kontraknya terutama bagi perawat baru
2014). Penyebab terjadinya turnover bisa namun masih banyak juga perawat yang
terjadi karena umur, usia kerja, beban kinerja, tetap loyal terhadap keinginan dari Rumah
lingkungan, rasa puas, kompensasi dan Sakit sebagai bentuk komitmen karena
organisasi. Berbagai Permasalahan yang perusahaan juga memahami dan telah
berkaitan dengan sumber daya manusia memberikan yang terbaik bagi
(SDM) pada setiap organisasi adalah pegawainya dalam bentuk yang lain.
tuntutan untuk lebih diperhatikan, karena Komitmen paling utama sebagai
secanggih apapun sebuah teknologi yang perawat yaitu dapat memberikan
gunakan dan sebesar apapun modalnya, pelayanan keperawatan, sehingga secara
pada akhirnya karyawan itulah yang akan moral memiliki kewajiban untuk merawat
menjalankannya (Idris, 2013). pasien dengan sebaik mungkin
Berdasarkan sumber data dari Hay (Suarnianti, 2017). Sesuai dengan
Group Suvey Report pada tahun 2013 penelitian yang dilakukan oleh Ramdani
(Octaviani, 2015) tercatat di Indonesia dkk (2019) memang sebuah perusahaan
persentasenya 25,8% dan berada di peringkat selalu dituntut memiliki sumber daya
3 dunia dengan jumlah turnover tinggi manusia berdedikasi tinggi, mempunyai
diantara Negara seperti Brazil (24,4%), US gagasan serta memiliki keterikatan yang
(21,8%), China (21,3%), dan UK (14,6%). Untuk tinggi. Keterikatan tinggi perlu didukung
itu, sebuah organisasi harus mampu agar memperlihatkan semangat dalam
menelaah lagi tentang penyebab seorang bekerja itulah karakter pekerja yang
karyawan berani meninggalkan mempunyai rasa komitmen terhadap
perusahaanya supaya dapat menekan pekerjaan dan perusahaanya (Bakker &
seminimal mungkin dengan cara mengatasi Demerouti, 2014).
berbagai kendala-kendala. Sebagai upaya Komitmen organisasi adalah
dan stategi dalam meningkatkan sumber keadaaan psikologis berupa hubungan
daya manusia (SDM) yaitu dengan adanya karakteristik pekerja dengan organisasi
komitmen organisasi dari karyawan yang terimplikasi kepada keputusan
perusahaan atau suatu organisasi individu dalam melanjutkan keanggotaan
(Halimsetiono, 2014). di dalam organisasi (Allen & Meyer, 2013).
Berdasarkan studi pendahuluan pada Kreitner dan Kinicki (2014) menjelaskan
tanggal 15 November 2019 melalui komitmen organisasi adalah suatu
wawancara pada perawat Rumah Sakit JIH tahapan karyawan untuk mampu
dapat disimpulkan bahwa perusahaan memahami tujuan organisasi yang ada
dalam perusahaan. Komitmen organisasi penelitiannya valid dan reliable pada Guru
didasari suatu perilaku manusia itu sendiri SLB. Ingarianti (2015) melakukan
dikarenakan seseorang yang berkomitmen penelitian tentang pengembangan alat
tinggi akan mampu menampilkan hasrat ukur komitmen organisasi pada karyawan
kesediaannya tetap bekerja lebih baik demi menghasilkan validitas pada setiap item
tercapainya tujuan organisasi (Zulistiawan, menghasilkan data yang sangat signifikan
2014). apabila dilakukan perbandingan skor
Terdapat tiga dimensi komitmen secara keseluruhan pada skala sehingga
organisasi menurut Allen dan Meyer (2013) setiap aspek dalam skala komitmen
yaitu affective (komitmen afektif), organisasi valid dan reliabel. Tujuan
continuance (komitmen berkelanjutan) dan penelitian untuk menguji validitas dan
normative (komitmen normatif). Affective reliabilitas konstruk komitmen organisasi
commitment adalah dimensi yang pada perawat yang bekerja di Rumah Sakit
berhubungan dengan keterkaitan identitas, JIH Yogyakarta yang disusun berdasarkan
nilai- nilai kebersamaan dan keterlibatan teori Allen dan Meyer.
pribadi terhadap organisasi. Continuance
commitment yaitu dimensi yang METODE PENELITIAN
berhubungan dengan adanya investasi Desain Penelitian
karyawan dan persepsi tentang kerugian Desain penelitian menggunakan
seorang karyawan apabila meninggalkan metode penelitian deskriptif yaitu bentuk
organisasi dan Normative commitment yaitu penelitian yang dilakukan untuk
dimensi yang berhubungan dengan norma mengetahui suatu variabel, satu atau lebih
atau aturan di dalam organisasi, loyalitas, tanpa ada perbandingan atau saling
serta manfaat dan kewajiban karyawan berhubungan antara variabel satu dengan
terhadap organisasi. Penelitian secara yang lainnya (Sugiyono, 2017).
konsisten mengatakan karyawan yang
mempunya tingkat komitmen afektifnya Subjek Penelitian
tinggi akan menunjukkan kinerja yang baik, Sampel sebanyak 93 perawat yang
sedangkan karyawan yang mempunyai bekerja di Rumah Sakit JIH Yogyakarta.
afektif rendah maka kinerjanya akan Teknik sampling menggunakan simple
cenderung buruk. Karyawan yang random sampling yaitu teknik
mempunyai komitmen normatif tinggi maka
pengambilan sederhana dengan cara acak
akan menunjukkan kinerja yang baik daripada tanpa melihat strata dari anggota
karyawan yang memiliki komitmen normatif populasi (Sugiyono, 2017).
rendah (Allen & Meyer, 2004).
Oleh sebab itu, untuk mengetahui Metode Pengumpulan Data
tinggi atau rendahnya komitmen dalam Metode yang digunakan berupa
organisasi pada perawat diperlukan alat ukur Skala yaitu Skala komitmen organisasi.
yang valid dan reliabel. Artinya alat ukur Model penskalaan yang digunakan dalam
komitmen organisasi harus mengukur penelitian dengan model skala Likert
konstruk komitmen organisasi agar berikut empat jawaban alternative (STS)
terpercaya dan memiliki keajegan dalam sangat tidak sesuai, (TS) Tidak sesuai, (S)
pengukuran. Penelitian sebelumnya Sesuai, (SS) sangat sesuai. Skala
dilakukan oleh Adjam dkk (2019) melakukan komitmen organisasi berdasarkan pada
uji validitas dan reliabilitas pada konstruk dimensi komitmen organisasi Allen dan
komitmen organisasi pada Guru SLB dan Meyer, 2013) yaitu Affective, Continuance
pada konstruk komitmen organisasi hasil dan Normative commitment.
Validitas dan Reliabilitas Konstruk Komitmen Organisasi dengan... 64
(Agus Sulistiawan1, Erita Yuliasesti Diah Sari2, Nina Zulida Situmorang3)
PSIKOSTUDIA: Jurnal Psikologi | Volume 10 No. 1 | Maret 2021: 61-68
Uji Validitas
Uji validitas Partial Least Squares (PLS) Uji validitas konvergen adalah dengan
dalam analisis konstruk komitmen cara melihat nilai loading factor > 0,5
organisasi adalah melihat nilai validitas (Jogiyanto, 2011). Berdasarkan hasil uji
konvergen dan validitas diskriminannya. validitas menggunakan Partial Least Squares
Validitas konvergen berguna untuk (PLS) menunjukkan bahwa nilai loading
mengukur besaran korelasi antara variabel factor telah memenuhi > 0,5 dan tersedia di
laten dengan konstruknya, dengan melihat tabel 2.
standardized factor loading.
Tabel 2 menunjukkan bahwa dimensi nilai loading factor 0,795. Dimensi affective
affective commitment memiliki nilai loading commitment memiliki paling dominan
factor 0,911, dimensi continuance dibanding dimensi continuance commitment
commitment memiliki nilai loading factor dan normative commitment.
0,886 dan normative commitment memiliki
Tabel 5. Nilai Akar Average Variance Extracted (AVE) Construct Organization Commitment
Dimention AF C N
AF 0,838 0,680 0,625
C 0,680 0,781 0,706
N 0,625 0,706 0,722
Konflik Pekerjaan Keluarga dan Dukungan Sosial Keluarga dengan Fear of Success 65
(Zuhdi Astuti1, Triana Noor Edwina Dewayani Soeharto2)
PSIKOSTUDIA: Jurnal Psikologi | Volume 10 No. 1 | Maret 2021: 61-68
Hasil uji validitas dan reliabilitas tugasnya saat bekerja. Aitem-aitem yang
konstruk pada aitem - aitem telah valid dan valid dan reliable pada dimensi Affective
reliabel sehingga mampu merefleksikan Commitment yaitu “Saya bangga manjadi
konstruk Komitmen Organisasi yaitu aitem bagian dari perusahaan ini,” Saya bekerja
pada nomor 1, 4, 6, 12, 13, 14, 17, 21, 24 keras untuk memajukan perusahaan”,
sedangkan aitem - aitem yang tidak mampu “Kebersamaan dalam perusahaan ini
merefleksikan Komitmen Organisasi yaitu seperti keluarga”. Dapat disimpulkan
aitem pada nomor 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 15, Perawat Rumah Sakit JIH Yogyakarta
16, 18, 19, 20, 22, 23. seperti merasa sangat bangga telah
Hasil analisis data menggunakan 2nd menjadi bagian dari perusahaan sehingga
Order Confirmatory Factor Analisis (CFA) berdampak dengan pelayanan, dengan
disimpulkan bahwa hasil pengukuran model adanya rasa bangga menjadi bagian dari
yang dilakukan dapat diterima karena perusahaan sehingga mengakibatkan
semua bagian yang telah diujikan dapat kemampuan untuk bekerja keras dalam
memanifestasikan konstruk yang dibentuk. memajukan perusahaan tinggi dan
menjadikan kebersamaan dalam
PEMBAHASAN perusahaan tersebut sudah seperti
keluarga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Normative commitment sebagai
semua dimensi yang disusun mampu
dimensi yang lemah pada perawat
merefleksikan konstruk komitmen
ditunjukkan dengan indikator mengenai
organisasi. Dimensi yang dominan yaitu
keterkaitan internalisasi norma, sikap
affective commitment dilihat dari nilai
kesetiaan terhadap organisasi serta
loading factor 0,911. Sedangkan dimensi
manfaat dan kewajiban terhadap
yang lemah merefleksikan konstruk
organisasi. Aitem-aitem yang valid dan
komitmen organisasi adalah normative
reliable pada dimensi normative
commitment yaitu dengan nilai loading
commitment yaitu “nilai-nilai organisasi
factor 0, 795.
yang ada di dalam perusahaan ini sesuai
Affective commitment sebagai dimensi
dengan hati nurani saya”, “Semaksimal
yang dominan pada perawat ditunjukkan
mungkin saya akan bertanggung jawab
dengan indikator mengenai keterkaitan
terhadap apapun yang sudah menjadi tugas
identitas sebagai karyawan di Rumah Sakit
saya di perusahaan ini”, dan “Saya
JIH yang dilihat dari kebersamaan serta
memikirkan peluang untuk dapat keluar
keterlibatan pribadi dalam melaksanakan
dari perusahaan ini”. Sehingga perawat
Konflik Pekerjaan Keluarga dan Dukungan Sosial Keluarga dengan Fear of Success 66
(Zuhdi Astuti1, Triana Noor Edwina Dewayani Soeharto2)
PSIKOSTUDIA: Jurnal Psikologi | Volume 10 No. 1 | Maret 2021: 61-68