You are on page 1of 10

Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah.

Volume 10 Nomor 1, Juni 2018

STRATEGI PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI


KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
Strategy to Increase Local Revenue in Anambas Island Regency

Mukhtar Hakim. R1, Ma’mun Sarma2, Harianto3


1StafDinas Penanaman Modal, PTSP, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan
Riau. E-mail : akunhakim87@gmail.com
2Staff Pengajar Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. E-mail : mamun_sarma@yahoo.com
3Staff Pengajar Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. E-mail : harianto.IPB@gmail.com

ABSTRACT
Realization of Local Revenue (PAD) Anambas Islands Regency fluctuates through years, even tends to
decline. The main problems faced in achieving the PAD target are due to (1) exploration of potential sources of
regional income which is not optimal; (2) limitation of good quality of government’servant resources; (3)
working culture of the servant in carrying out public services which is not optimal yet; (4) inadequate
supporting facilities and infrastructures; (5) development of information systems in local financial management
which is not optimal. The general objective of this research was to formulate strategies to increase PAD in
Anambas Islands Regency. The study was conducted in Anambas Islands District on divisons and agencies
which directly related to PAD. Primary data were obtained from direct interview, while secondary data were
obtained from reports and documents from various related agencies. Data were analyzed by analysis of
effectiveness ratio, efficiency ratio and regional independence ratio. The results of this study are (1) the
effectiveness of regional income of Anambas Islands Regency during 2011-2015 fluctuated and the efficiency of
PAD in Anambas Islands Regency tended to increase, (2) The ratio of regional independence was still low, (3)
The main strategy implemented in the Anambas Islands Regency in order to increase PAD was an improvement
in the management of regional income by optimizing the potential of PAD.
Keyword : Local Revenue (PAD), Effectiveness, Efficiency, Independence, Strategy to Increase

ABSTRAK
Realisasi PAD Kabupaten Kepulauan Anambas dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi, bahkan
cendrung mengalami penurunan. Permasalahan utama yang dihadapi dalam mencapai target PAD disebabkan
oleh (1) Belum optimalnya penggalian potensi sumber-sumber penerimaan daerah; (2) Masih terbatasnya
Sumberdaya Aparatur Pemerintah yang berkualitas; (3) Belum optimalnya budaya kerja aparatur dalam
melaksanakan pelayanan publik; (4) Sarana dan Prasarana penunjang yang kurang memadai; (5) Belum
optimalnya pengembangan sistem informasi dalam pengelolaaan keuangan daerah. Tujuan umum dari penelitian
ini adalah untuk merumuskan strategi peningkatan PAD di Kabupaten Kepulauan Anambas. Tempat kajian
dilakukan di Kabupaten Kepulauan Anambas pada Dinas dan instansi yang berkaitan langsung dengan PAD.
Data primer diperoleh dari wawancara langsung, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan dan dokumen
yang didapat dari berbagai instansi terkait. Data dianalisis dengan analisis rasio efekivitas, rasio efisiensi dan
rasio kemandirian daerah. Hasil yang didapat dari kajian ini (1) Efektivitas PAD Kabupaten Kepulauan
Anambas selama tahun 2011-2015 berfluktuasi dan efisiensi PAD Kabupaten Kepulauan Anambas cenderung
membaik, (2) Rasio kemandirian daerah masih rendah, (3) Strategi prioritas utama yang di terapkan di
Kabupaten Kepulauan Anambas untuk meningkatkan PAD adalah peningkatan dalam pengelolaan pendapatan
daerah dengan mengoptimalkan potensi PAD
Kata kunci : Pendapatan Asli Daerah (PAD), Efektivitas, Efisiensi, Kemandirian, Strategi Peningkatan

PENDAHULUAN bagi daerah. Pemerintah Daerah yang


memiliki kekayaan alam menyambut baik
Pelaksanaan otonomi daerah yang otonomi daerah dengan penuh harapan, 15
dimulai pada tanggal 1 Januari Tahun 2001 sebaliknya daerah yang miskin
menimbulkan reaksi yang berbeda-beda sumberdaya alamnya menanggapinya

Mukhtar Hakim. R, Ma’mun Sarma dan Harianto Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Di Kabupaten Kepulauan Anambas
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 10 Nomor 1, Juni 2018

secara hati-hati. Kekhawatiran beberapa Anambas berdasarkan Undang-Undang


daerah tersebut bisa dipahami karena Nomor 33 Tahun 2008 tanggal 21 Juli
pelaksanaan otonomi daerah dan 2008 tentang Pembentukan Kabupaten
desentralisasi membawa konsekuensi Kepulauan Anambas. Sejak itu pula
Pemerintah Daerah untuk lebih mandiri pelaksanaan pemerintahan dan
baik dari sistem pembiayaan maupun pembangunan secara otonomi telah
menentukan arah pembangunan daerah dilaksanakan, secara otomatis diikuti
sesuai dengan prioritas dan kepentingan dengan sejumlah pembiayaan. Kabupaten
masyarakat di daerah. Kepulauan Anambas dalam melaksanakan
Pelaksanaan otonomi daerah kegiatan pemerintahan dan pemerataan
didasarkan pada Undang-Undang No. 22 pembangunan tidak terlepas dari sumber
Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan pembiayaan, yang dalam hal ini adalah
yang telah direvisi dengan Undang- Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Undang No. 32 Tahun 2004 dan Undang- (APBD). Secara konseptual APBD
Undang No. 23 Tahun 2014. Sejalan merupakan alat untuk menjalankan
dengan itu, Undang-Undang No. 25 Tahun otonomi daerah yang nyata dan
1999 tentang Perimbangan Keuangan bertanggung jawab berupa rencana
antara Pemerintah Pusat dan Daerah juga operasional pemerintah daerah. APBD
mengalami perubahan dengan menggambarkan pengeluaran untuk
diberlakukannya Undang-Undang No. 33 kegiatan pemerintahan dan proyek daerah.
Tahun 2004 tentang Perimbangan Proporsi APBD Kabupaten Kepulauan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Anambas saat ini sebagian besar masih
Pemerintah Daerah, maka pelaksanaan bersumber dari pemerintah pusat dalam
otonomi daerah diharapkan dapat bentuk Dana Alokasi Umum (DAU), Dana
mendorong peningkatan partisipasi dan Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi
kreativitas masyarakat serta mendorong Hasil (DBH). Sedangkan pendapatan
pemerataan pembangunan daerah dengan daerah yang bersumber dari PAD masih
memanfaatkan sumberdaya dan potensi sangat kecil. Gambar 1 memerlihatkan
yang tersedia. perbandingan antara PAD dengan APBD
Penyelenggaraan otonomi daerah Kabupaten Kepulauan Anambas dari
khususnya di Kabupaten Kepulauan Tahun 2009 sampai dengan 2015.

1,000 933.57 940.91 5.0%


Milyar Rupiah

4.7% 858.83
Milyar Rp

819.92
800 740.58 4.0%
3.7% 636.70
3.3%
600 3.0% APBD
2.7%
2.5%
PAD
400 2.0%
1.4% Kontribusi
186.72
200 1.0%
0.6% 10.56
1.09 38.41 34.11 31.12 21.49 17.22
0 0.0%
2009 2010 2011
Tahun 2012 2013 2014 2015
Sumber: Badan Keuangan Daerah Kab. Kep. Anambas Tahun 2016, data diolah
Gambar 1 Perbandingan APBD dan PAD Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2009-2015
(dalam milyar Rp)

16
Berdasarkan grafik pada Gambar 1, 2011 dan mengalami penurunan pada
penerimaan dari PAD setiap tahunnya Tahun 2011-2015. Begitu juga dengan
mengalami peningkatan pada Tahun 2009- APBD yang mengalami fluktuasi dari

Mukhtar Hakim. R, Ma’mun Sarma dan Harianto Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Di Kabupaten Kepulauan Anambas
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 10 Nomor 1, Juni 2018

tahun ke tahun. Dilihat dari data di atas, dapat diterapkan dalam rangka
kontribusi PAD terhadap APBD relatif meningkatkan PAD di Kabupaten
sangat kecil dan dapat dikategorikan Kepulauan Anambas.
rendah atau dibawah 50%. Tahun 2015
kontribusi PAD Kabupaten Kepulauan METODE PENELITIAN
Anambas hanya sebesar 2,7% dari APBD
Kabupaten Kepulauan Anambas, ini berarti Kajian ini dilakukan di Kabupaten
Kabupaten Kepulauan Anambas masih Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan
sangat tergantung terhadap dana bantuan Riau, dengan pertimbangan bahwa wilayah
dari pemerintah pusat. Kondisi tersebut ini memiliki potensi untuk peningkatan
memerlukan strategi yang tepat dalam Pendapatan Asli Daerah. Responden dalam
meningkatkan PAD. Diberlakukannya UU penelitian adalah responden yang
Otonomi Daerah diharapkan daerah lebih berhubungan dengan kebijakan
mandiri dan proaktif dalam meningkatkan pengelolaan PAD dan beberapa dinas lain
PAD sehingga tidak tergantung pada sebagai dinas penghasil yang turut
pemerintah pusat. Baihaqi (2011) dalam melakukan pungutan PAD di Kabupaten
penelitiannya menyebutkan penyebab Kepulauan Anambas. Adapun Responden
turunnya kontribusi PAD terhadap dari OPD penentu prioritas kebijakan
Pendapatan Daerah adalah karena terdiri atas: 1) Badan Penelitian,
pemerintah kurang fokus dalam Pengembangan dan Perencanaan Daerah;
meningkatkan PAD secara keseluruhan. 2) DPRD; 3) Badan Keuangan Daerah.
Sedangkan menurut Halim (2016), salah Sedangkan Dinas Penghasil PAD terdiri
satu penyebab utama rendahnya PAD atas :1) Dinas Perikanan, Pertanian dan
sehingga tingginya ketergantungan daerah Pangan; 2) Dinas Kesehatan, Pengendalian
terhadap pusat adalah perhitungan potensi Penduduk dan Keluarga Berencana; 3)
tidak dilakukan. Dinas Perhubungan dan Lingkungan
Permasalahan yang terjadi di Hidup; 4) Dinas Penanaman Modal, PTSP,
Kabupaten Kepulauan Anambas terkait Transmigrasi dan Tenaga Kerja. Masing-
tidak menentunya Penerimanan PAD dan masing responden dipillih 1 orang per
rendahnya kontribusi PAD terhadap OPD, sehingga jumlah respondennya
penerimaan daerah adalah (i) belum adalah 7 orang.
optimalnya penggalian potensi sumber- Data yang dikumpulkan dalam
sumber penerimaan daerah; (ii) masih rangka mendukung kajian ini yaitu data
terbatasnya Sumberdaya Aparatur primer dan data sekunder. Data primer
Pemerintah yang berkualitas; (iii) belum diperoleh dari wawancara langsung
optimalnya budaya kerja aparatur dalam terhadap sumber informasi yang telah
melaksanakan pelayanan publik; (iv) ditentukan. Data primer juga didapat dari
sarana dan prasarana penunjang yang angket/kuesioner pada pihak yang terkait.
kurang memadai; (v) belum optimalnya Sedangkan data sekunder diperoleh dari
pengembangan sistem informasi dalam laporan dan dokumen yang dikeluarkan
pengelolaaan keuangan daerah. oleh Badan Keuangan Daerah seperti data
Dengan mengetahui permasalahan pendapatan, biaya pemerolehan PAD, dll.
tersebut akan memudahkan pengambil Data sekunder juga didapat dari berbagai
keputusan untuk menentukan strategi apa instansi terkait seperti dari Badan
yang diambil sehingga PAD bisa Penelitian, Pengembangan dan
meningkat dari tahun ketahun, maka tujuan Perencanaan Daerah (Balitbangpeda),
dari penelitian ini adalah 1) Menganalisis Badan Pusat Statistik (BPS), peraturan
efektifitas dan efisiensi PAD di Kabupaten perundang-undangan, literatur, jurnal, dan
Kepulauan Anambas; 2) menganalisis rasio informasi lainnya yang berhubungan 17
kemandirian daerah Kabupaten Kepulauan dengan topik kajian.
Anambas; 3) merumuskan strategi yang

Mukhtar Hakim. R, Ma’mun Sarma dan Harianto Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Di Kabupaten Kepulauan Anambas
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 10 Nomor 1, Juni 2018

Data primer dan sekunder yang dapat dilakukan analisis dengan


didapat kemudian diolah dan dianalisis menggunakan Tabel/Matriks Evaluasi
untuk mendapatkan rekomendasi sebagai Internal-Ekternal (Matriks IFE/EFE),
strategi kebijakan pemerintah daerah dengan memberikan bobot serta peringkat
dalam rangka peningkatan PAD di untuk masing-masing faktor yang
Kabupaten Kepulauan Anambas. Untuk mencerminkan tingkat kepentingan suatu
mendapatkan strategi tersebut terdapat faktor dibandingkan faktor lainnya (David
tahapan yang harus dilakukan. Tahap 2015). Kedua, Setelah diperoleh hasil
Pertama adalah melakukan analisis pembobotan IFE-EFE selanjutnya akan
efektifitas dan efisiensi PAD beserta dilakukan interaksi kombinasi dari strategi
komponennya. yang meliputi kombinasi internal eksternal
Untuk analisis efektivitas, efisiensi dan menggunakan Matriks SWOT. Ketiga,
kemandirian dilakukan dengan memakai Tahapan Keputusan Strategi, dimana
rasio-rasio keuangan antara lain dalam tahap ini memakai Analisis QSPM
(Mahmudi, 2010): yang merupakan tahap keputusan strategi
yang akan dilakukan berdasarkan alternatif
a. Rasio Efektifitas solusi yang didapat dari langkah pertama
Tingkat Efektifitas digunakan untuk sampai ketiga sehingga akan menentukan
mengukur upaya pemungutan PAD yang daya tarik relatif dari berbagai strategi
telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah. berdasarkan sejauh mana faktor-faktor
Rumus efektivitas yang digunakan adalah: sukses kritis internal ekternal dimanfaatkan
atau diperbaiki sehingga akan
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 menghasilkan prioritas strategi yang akan
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 = X 100%
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃
dilakukan.
b. Rasio Efisiensi
Tingkat efisiensi digunakan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mengukur seberapa besar biaya yang
dibutuhkan untuk mengumpulkan PAD. Analisis Rasio Efektivitas PAD
Rumus efisiensi yang digunakan adalah: Rasio efektivitas menunjukkan
kemampuan pemerintah daerah dalam
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 =
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑒𝑒ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃
X 100%
merealisasikan pendapatan asli daerah
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 (PAD) yang direncanakan dibandingkan
dengan target yang ditetapkan berdasarkan
c. Rasio Kemandirian
potensi daerah. Kemampuan daerah
Rasio kemandirian menggambarkan
derajat ketergantungan Pemerintah Daerah dikategorikan efektif apabila rasio yang
dicapai mencapai 1 (satu) atau 100 persen.
terhadap sumber pembiayaan dari
pemerintah pusat. Rumus rasio Efektivitas PAD di Kabupaten Kepulauan
Anambas selama periode kajian 2011-2015
kemandirian yang digunakan adalah :
dapat dikatakan berfluktuasi. Pada Tahun
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 = 2011 efektivitas PAD sebesar 153,30
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷ℎ persen, kemudian pada Tahun 2012
X 100%
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃ℎ 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃/𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃
mengalami penurunan menjadi 81,72.
Selanjutnya pada Tahun 2013 efektivitas
Tahap kedua adalah penyusunan
PAD mengalami peningkatan menjadi
strategi yang diperlukan untuk
100,30. Pada Tahun 2014 kembali
meningkatkan PAD di Kabupaten
mengalami penurunan menjadi 65,43
Kepulauan Anambas. Adapun tahapan ini
persen dan pada Tahun 2015 mengalami
dibagi beberapa tahapan. Pertama,
sedikit peningkatan menjadi 80,78 persen.
18 Tahapan Input Strategi, dimana dalam
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tahap ini mengunakan Analisis Faktor
Tabel 1 berikut.
Internal dan Eksternal yang diringkas agar

Mukhtar Hakim. R, Ma’mun Sarma dan Harianto Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Di Kabupaten Kepulauan Anambas
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 10 Nomor 1, Juni 2018

Tabel 1. Efektivitas PAD di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2011-2015


No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
1
Pajak Daerah 102,51 69,54 114,39 127,23 52,62
1
2
Retribusi Daerah 119,71 147,13 90,65 88,17 264,56
2
3 Bagian Laba
Nihil Nihil 100,00 795,72 100,00
3 Usaha Daerah
4 Lain-lain
159,43 84,79 95,95 35,76 99,13
4 Pendapatan
5 Pendapatan Asli
153,30 81,72 100,30 65,43 80,78
5 Daerah
Sumber: Badan Keuangan Daerah Kab. Kep. Anambas Tahun 2017, Data diolah

Komponen PAD juga berfluktuasi. kemudian mengalami penurunan menjadi


Pajak daerah pada pada Tahun 2013 35,76 persen dan pada Tahun 2015
sebesar 114,39 persen, kemudian pada kembali mengalami peningkatan menjadi
tahun 2014 mengalami peningkatan 99,13 persen. Penurunan Lain-lain
sebesar 127,23. Pada tahun 2015 Pendapatan pada Tahun 2014 di
mengalami penurunan menjadi 52,62 bandingkan pada Tahun 2013 disebabkan
persen. Penurunan tersebut disebabkan karena adanya penurunan pendapatan
karena masih kurangnya kesadaran bunga deposito dan tidak tercapainya target
masyarakat untuk mendaftarkan sebagai penerimaan pendapatan deposito.
wajib pajak dan masih terdapatnya wajib
pajak yang tidak membayar pajak tepat Analisis Rasio Efisiensi PAD
waktu. Penurunan ini juga disebabkan Rasio efisiensi adalah rasio yang
akibat dari perekonomian yang menurun menggambarkan perbandingan antara
sehingga daya beli masyarakat berkurang. besarnya biaya yang dikeluarkan untuk
Retribusi daerah pada Tahun 2013 sebesar memperoleh pendapatan dengan realisasi
90,65 persen, kemudian mengalami pendapatan yang diterima. Untuk itu
penurunan menjadi 88,17 persen dan pada pemerintah daerah perlu menghitung
Tahun 2015 kembali mengalami secara cermat berapa besarnya biaya yang
peningkatan menjadi 264,56 persen. dikeluarkan untuk merealisasikan seluruh
Kenaikan ini disebabkan karena kesadaran pendapatan yang diterimanya sehingga
masyarakat meningkat untuk membayar dapat diketahui apakah kegiatan yang
retribusi. dilakukan untuk memperoleh PAD tersebut
Komponen bagian laba usaha daerah sudah efisien atau tidak. Hal itu perlu
pada Tahun 2013 sebesar 100,00 persen, dilakukan karena meskipun pemerintah
pada Tahun 2014 mengalami peningkatan daerah berhasil merealisasikan penerimaan
signifikan sebesar 795,72 persen. pendapatan sesuai dengan target yang
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan ditetapkan, namun keberhasilan itu kurang
Daerah yang Dipisahkan, pendapatannya memiliki arti apabila ternyata biaya yang
diterima dan dikelola melalui Sekretariat dikeluarkan untuk merealisasikan target
Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas penerimaan pendapatannya itu lebih besar
yang berupa PAD dari pembagian laba atas daripada realisasi pendapatan yang
penyertaan modal Pemerintah Daerah diterimanya. Kemampuan daerah
Kabupaten Kepulauan Anambas pada dikategorikan efisien apabila rasio yang
Bank Riau Kepri, kemudian pada Tahun dicapai sebesar 10-20 persen dan <10
2015 mengalami penurunan menjadi dikatakan sangat efisien. 19
100,00 persen. Lain-lain pendapatan pada Untuk rasio efisiensi PAD di
Tahun 2013 sebesar 95,95 persen Kabupaten Kepulauan Anambas,

Mukhtar Hakim. R, Ma’mun Sarma dan Harianto Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Di Kabupaten Kepulauan Anambas
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 10 Nomor 1, Juni 2018

berdasarkan pada Tabel 2 terlihat tingkat Tahun 2013 sebesar 9,41 pada Tahun 2014
efisiensi pada Tahun 2012 sebesar 10,22 sebesar 9,48 persen dan pada Tahun 2015
persen yang masih dikategorikan efisien. rasio efisiensi menjadi 1,78 persen yang
Akan tetapi, pada tahun-tahun berikutnya dikategorikan sangat efisien. Untuk lebih
tingkat efisiensi semakin membaik. Hal ini jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut
dapat dilihat dari rasio efisiensi pada ini.

Tabel 2 Efisiensi PAD di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2011-2015


Biaya Pemerolehan PAD Realisasi PAD Efisiensi
Tahun
(juta rupiah) (juta rupiah) (persen)
2011 3.463,17 38.407,26 9,02
2012 3.486,34 34.108.38 10,22
2013 2.928,78 31.123,66 9,41
2014 2.038,07 21.489,58 9,48
2015 307,10 17.218,36 1,78
Sumber: Badan Keuangan Daerah Kab. Kep. Anambas Tahun 2017, data diolah

Analisis Rasio Kemandirian (Otonomi Dari ketiga jenis penerimaan, yang


Fiskal) paling dominan adalah penerimaan dari
Struktur Penerimaan Pemerintah dana perimbangan. Idealnya adalah
Kabupaten Kepulauan Anambas terdiri semakin tinggi PAD suatu daerah, maka
dari pertama Pendapatan Asli Daerah yang ketergantungan terhadap dana
terdiri dari pajak, retribusi, hasil perimbangan dari pemerintah pusat
pengelolaan kekayaan daerah yang semakin rendah. Hal ini terkait dengan
dipisahkan dan lain-lain pendapatan yang kemampuan suatu daerah dalam
sah. Kedua, dana perimbangan yang terdiri mengoptimalkan potensi pendapatan di
dari bagi hasil pajak, dana alokasi umum daerahnya. Tren pertumbuhan rasio
(DAU), dana alokasi khusus (DAK). kemandirian Kabupaten Kepulauan
Ketiga, yaitu dari lain-lain pendapatan Anambas dapat dilihat pada Tabel 3
daerah yang sah yang terdiri dari bagi hasil berikut.
pajak dan bantuan propinsi, dana
penyesuaian dan penerimaan lain-lain.

Tabel 3. Rasio Kemandirian Kabupaten Kepulauan Anambas terhadap Bantuan Pemerintah


dan Pinjaman Tahun 2011-2015
Bantuan Pemerintah dan
Realisasi PAD (Milyar Rasio
Tahun Pinjaman (Milyar
Rupiah) Kemandirian (%)
Rupiah)
2011 38.41 766.59 5.01
2012 34.11 887.76 3.84
2013 31.12 888.33 3.50
2014 21.49 815.08 2.64
2015 17.22 561.71 3.07
Sumber: Badan Keuangan Daerah Kab. Kep. Anambas Tahun 2017, data diolah
Dari tabel 3 di atas menunjukkan daerah yang sah untuk membiayai
bahwa Kabupaten Kepulauan Anambas pembangunan daerahnya. Kontribusi
masih mengandalkan dana perimbangan pendapatan asli daerah Kabupaten
20
dari pemerintah pusat baik itu dari dana Kepulauan Anambas dalam anggaran
alokasi umum (DAU) maupun dana alokasi pendapatan dan belanja daerah (APBD)
khusus (DAK) dan lain-lain pendapatan relatif sangat kecil. Besarnya jumlah

Mukhtar Hakim. R, Ma’mun Sarma dan Harianto Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Di Kabupaten Kepulauan Anambas
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 10 Nomor 1, Juni 2018

APBD sangat dipengaruhi oleh besarnya dengan rasio efektivitas PAD tahun 2015
jumlah dana perimbangan dari pemerintah yang dinilai kurang efektif dikarenakan
pusat. Hal ini berarti bahwa pemerintah selama ini target dihitung berdasarkan
Kabupaten Kepulauan Anambas belum persentase tahun sebelumnya.
bisa mengandalkan PAD saja untuk Sedangkan hasil dari matriks EFE
membiayai pembangunan di daerahnya. untuk elemen peluang diperoleh skor
Keberhasilan otonomi daerah tidak hanya sebesar 1,574, sedangkan skor untuk
ditentukan besarnya PAD atau kapasitas elemen ancaman sebesar 1,291. Hal ini
keuangan yang dimiliki daerah tetapi juga menunjukan bahwa seluruh responden
oleh beberapa faktor lain yang memberikan respon yang cukup tinggi
mempengaruhinya. Sebagaimana yang pada faktor peluang dan respon yang relatif
dikemukakan oleh Kaho (1997), kecil untuk faktor ancaman. Hasil
keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah perhitungan dan evaluasi faktor-faktor
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu 1) eksternal dengan mempergunakan matriks
Faktor manusia; 2) Faktor keuangan; 3) EFE menunjukkan bahwa faktor masih ada
Faktor peralatan; 4) Faktor organisasi dan objek pajak/retribusi yang belum tergali
manajemen. merupakan peluang utama dengan skor
tertinggi 0.479. Sedangkan faktor ancaman
STRATEGI PENINGKATAN yaitu mutasi dan promosi jabatan terhadap
PENDAPATAN ASLI DAERAH DI aparatur pengelola PAD merupakan
KABUPATEN KEPULAUAN ancaman utama dengan nilai tertimbang
ANAMBAS sebesar 0.326. Terjadinya mutasi dan
Tahapan Input Strategi promosi jabatan terhadap pengelola PAD
Tahap input dalam kerangka kerja akan membuat pegawai baru yang
perumusan strategi pada penelitian ini menggantikan posisi tersebut akan
terdiri atas matriks IFE dan matriks EFE. memulai dari awal dalam hal pengelolaan
Berdasarkan hasil matriks IFE untuk PAD. Hal ini jika sering terjadi akan
elemen kekuatan diperoleh skor sebesar mempengaruhi kualitas SDM untuk
2,032 sedangkan skor untuk elemen menggali potensi pajak/retribusi yang ada
kelemahan sebesar 0,925. Hal ini di Kabupaten Kepulauan Anambas.
menunjukan bahwa seluruh responden
memberikan pandangan yang cukup tinggi Perumusan Alternatif Strategi Melalui
pada faktor kekuatan dan respon yang Analisis SWOT
relatif kecil untuk faktor kelemahan. Hasil Alternatif strategi dalam peningkatan
perhitungan IFE menunjukkan bahwa PAD di Kabupaten Kepulauan Anambas
kebijakan pemerintah daerah dalam dapat dirumuskan dengan pendekatan
meningkatkan pendapatan daerah sebagai analisis SWOT. Analisis matrik SWOT
kekuatan utama bagi Pemerintah merupakan langkah selanjutnya setelah
Kabupaten Kepulauan Anambas dengan dilakukan analisis IFE dan EFE, yakni
nilai tertimbang paling tinggi sebesar 0,520 dengan mencocokkan faktor-faktor internal
yang ditunjukkan dengan nilai rating 3.86. berupa kekuatan dan kelemahan dengan
Berdasarkan perhitungan untuk faktor faktor-faktor eksternal berupa peluang dan
kelemahan, target belum sepenuhnya ancaman yang berpengaruh dalam
berdasarkan potensi yang ada menjadi peningkatan PAD di Kabupaten Kepulauan
kelemahan bagi Pemerintah Kabupaten Anambas.
Kepulauan Anambas dengan nilai
tertimbang sebesar 0,233. Target belum
berdasarkan potensi yang ada berhubungan
21

Mukhtar Hakim. R, Ma’mun Sarma dan Harianto Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Di Kabupaten Kepulauan Anambas
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 10 Nomor 1, Juni 2018

Tabel 4 Matriks SWOT Strategi Peningkatan PAD di Kabupaten Kepulauan Anambas


Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Faktor Internal
1. Kebijakan Pemerintah Daerah 1. Sumber daya aparatur yang
dalam mendukung kurang profesional dan
pengelolaan pendapatan belum sesuai dengan latar
daerah belakang pendidikan
2. Adanya Perda yang mengatur 2. Sarana dan Prasarana yang
tentang penerimaan daerah belum memadai
3. Produktivitas organisasi yang 3. Keterbatasan data potensi
cukup baik daerah
4. Adanya komitmen Pemerintah 4. Target belum sepenuhnya
Daerah dalam meningkatkan berdasarkan potensi yang ada
PAD 5. Sistem pengelolaan
Faktor Eksternal 5. Adanya tupoksi yang jelas keuangan daerah yang belum
bagi petugas pengelola PAD maksimal
Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O
1. Masih ada objek (Aggressive Strategies) (Turn Arround Strategies)
pajak/retribusi yang belum 1. Peningkatan dalam 1. Perbaikan sistem informasi
tergali pengelolaan pendapatan dan pendokumentasian data
2. Potensi ekonomi daerah daerah dengan wajib pajak daerah
3. Adanya keterlibatan dan mengoptimalkan potensi (W3,O2,W4,O3)
kerjasama beberapa pendapatan asli daerah 2. Peningkatan sarana dan
instansi dalam penerimaan (S1,O3,S4,O4) prasarana penunjang PAD
PAD 2. Membangun jaringan (W2,O1,W3,O4)
4. Kemajuan Ilmu kerjasama dengan berbagai
pengetahuan dan teknologi instansi dan lembaga terkait
5. Perkembangan jumlah (S3,O1,S5,O5)
penduduk
Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T
(Divensification Strategies) (Defensive Strategies)
1. Instabilitas keamanan Peningkatkan kualitas pelayanan 1. Peningkatan mutu kualitas
2. Mutasi dan promosi dengan menerapkan standar SDM pengelola PAD
jabatan terhadap aparatur pelayanan minimal (W1,T3,W5,T4)
pengelola pendapatan (S2,T5,S4,T1,T3) 2. Mengurangi
daerah perpindahan/mutasi aparatur
3. Tuntutan adanya pengelola PAD dengan
pelayanan prima mengalokasikan anggaran
4. Perkembangan politik dan dalam peningkatan kinerja
ekonomi pengelola PAD
5. Rendahnya kepatuhan (W1,T2,T3,T4)
terhadap peraturan
perundang-undangan

obyektif, berdasarkan pada faktor-faktor


Tahapan Perumusan Strategi kritis untuk sukses internal dan eksternal.
Melalui QSPM Analisis QSPM merupakan lanjutan dari
analisis SWOT. Dari rumusan strategi
Untuk menentukan prioritas strategi yang didapat dari analisis SWOT
peningkatan penerimaan RSU-HD alat kemudian dianalisa dengan cara
yang digunakan adalah Matriks QSPM. memberikan nilai daya tarik (Attractive
22 Menurut David (2015) QSPM adalah alat Score/AS) pada masing-masing faktor
yang memungkinkan ahli strategi untuk strategis.
mengevaluasi strategi alternatif secara

Mukhtar Hakim. R, Ma’mun Sarma dan Harianto Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Di Kabupaten Kepulauan Anambas
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 10 Nomor 1, Juni 2018

Tabel 5 Hasil Analisis QSPM Peningkatan PAD di Kabupaten Kepulauan Anambas


No Alternatif Strategi Skor Peringkat
Peningkatan dalam pengelolaan pendapatan daerah dengan
1 6.298 1
mengoptimalkan potensi Pendapatan Asli Daerah
2 Peningkatan sarana dan prasarana penunjang PAD 5.795 5
Peningkatan kualitas pelayanan dengan menerapkan standar
3 5.897 3
pelayanan minimal
4 Peningkatan mutu kualitas SDM pengelola PAD 6.144 2
Perbaikan sistem informasi dan pendokumentasian data wajib
5 5.766 6
pajak daerah
Membangun jaringan kerjasama dengan berbagai instansi dan
6 5.804 4
lembaga terkait
Mengurangi perpindahan/mutasi aparatur pengelola PAD dengan
7 mengalokasikan anggaran dalam peningkatan kinerja pengelola 5.428 7
PAD
Berdasarkan hasil urutan peringkat Kabupaten Kepulauan Anambas, sehingga
strategi pada Tabel 4 maka dibuatlah diharapkan nantinya akan meningkatkan
program dan kegiatan dalam rangka penerimaan daerah dari tahun ke tahun.
peningkatan pendapatan asli daerah di
No Strategi Program Kegiatan
a. Intensifikasi dan
Peningkatan dalam
Peningkatan dan ekstensifikasi sumber-
pengelolaan pendapatan
Pengembangan Pengelolaan sumber pendapatan daerah
1 daerah dengan
Keuangan Daerah b. Optimalisasi penerimaan
mengoptimalkan potensi PAD
pajak daerah
Peningkatan dan
Peningkatan mutu kualitas Bimbingan teknis pengelolaan
Pengembangan Pengelolaan
2 SDM pengelola PAD keuangan daerah
Keuangan Daerah
Peningkatan kualitas Peningkatan iklim investasi Peningkatan kualitas
pelayanan dengan menerapkan dan realisasi investasi pelayanan perizinan
3
standar pelayanan minimal
a. Rekonsialisasi data keuangan
Membangun jaringan Peningkatan dan triwulan Perangkat Daerah
4 kerjasama dengan berbagai Pengembangan Pengelolaan dan instansi vertikal lainnya
instansi dan lembaga terkait Keuangan Daerah b. Rapat koordinasi tentang
PAD dengan instansi terkait
Peningkatan sarana dan Peningkatan iklim investasi Penyediaan sarana dan
5
prasarana penunjang PAD dan realisasi investasi prasarana PTSP
a. Pendataan, perekaman,
pemutakhiran, dan analisis
ZNT pajak bumi dan
Perbaikan sistem informasi Peningkatan dan
bangunan perdesaan dan
6 dan pendokumentasian data Pengembangan Pengelolaan
perkotaan
wajib pajak daerah Keuangan Daerah
b. Pemeliharaan sistem
informasi pengelolaan
keuangan daerah
Mengurangi
perpindahan/mutasi aparatur Meningkatkan koordinasi
pengelola PAD dengan antar pimpinan SKPD dalam
7 23
mengalokasikan anggaran merotasi dan mutasi setiap
dalam peningkatan kinerja aparatur pengelola PAD
pengelola PAD

Mukhtar Hakim. R, Ma’mun Sarma dan Harianto Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Di Kabupaten Kepulauan Anambas
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 10 Nomor 1, Juni 2018

KESIMPULAN 2009-2015. Anambas (ID). Badan


Keuangan Daerah.
Berdasarkan hasil dan pembahasan David FR. 2010. Manajemen Strategis.
yang dilakukan pada kajian mengenai Buku 1 Edisi 12. Jakarta (ID):
peningkatan pendapatan asli daerah di Salemba Empat.
Kabupaten Kepulauan Anambas, maka David FR. 2015. Strategic Management:
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai Concepts and Cases. 15th Ed. Essex
berikut : (GB): Pearson Education Limited.
1. Berdasarkan analisis Rasio efektivitas Kaho, JR. 1997. Prospek Otonomi Daerah
PAD Kabupaten Kepulauan Anambas di Negara Republik Indonesi. Jakarta
selama periode kajian dapat dikatakan (ID): PT. Raja Gratondo Persada,
berfluktuatif. Namun dilihat pada Tahun Cetakan Keempat.
2014 dan 2015 menunjukkan rasio yang Mahmudi. 2010. Analisis Laporan
tidak efektif dan kurang efektif. Untuk Keuangan Pemerintah Daerah.
itu, pemerintah daerah perlu Yogyakarta (ID): UPP STIM YKPN.
memperbaiki perencanaan dan menggali Pemerintah Republik Indonesia. 2004.
potensi-potensi PAD, serta melakukan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
perhitungan target berdasarkan potensi 2004 tentang Pemerintah Daerah.
yang sebenarnya. Rasio efisiensi Jakarta (ID). Sekretariat Negara.
Kabupaten Kepulauan Anambas selama Pemerintah Republik Indonesia. 2004.
periode kajian Tahun 2011-2015 dapat Undang-Undang Nomor 33 Tahun
dikatakan efisien. 2004 tentang Perimbangan
2. Kemandirian pemerintah Kabupaten Keuangan antara Pemerintah Pusat
Kepulauan Anambas terhadap dan Pemerintahan Daerah. Jakarta
pemerintah pusat masih sangat rendah, (ID). Sekretariat Negara.
sehingga dapat dikatakan Pemerintah Republik Indonesia. 2008.
ketergantungan Pemerintah Daerah Undang-Undang Nomor 33 Tahun
Kabupaten Kepulauan Anambas 2008 tentang Pembentukan
terhadap dana perimbangan masih Kabupaten Kepulauan Anambas
sangat tinggi. Provinsi Kepulauan Riau. Jakarta
3. Strategi prioritas yang dapat (ID). Sekretariat Negara.
diimplementasikan untuk meningkatkan Pemerintah Republik Indonesia, Undang-
PAD di Kabupaten Kepulauan Anambas Undang Nomor 23 Tahun 2014
adalah Peningkatan dalam pengelolaan tentang Pemerintahan Daerah.
pendapatan daerah dengan Jakarta (ID). Sekretariat Negara.
mengoptimalkan potensi Pendapatan
Asli Daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Baihaqi. 2011. Analisis Kontribusi


Pendapatan Asli Daerah terhadap
Pendapatan Daerah Provinsi
Bengkulu. Jurnal Akuntansi. 1(3):
246-266.
[BKD]. Badan Keuangan Daerah
Kabupaten Kepulauan Anambas.
24
2016. Laporan Realisasi Pendapatan
Kabupaten Kepulauan Anambas

Mukhtar Hakim. R, Ma’mun Sarma dan Harianto Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Di Kabupaten Kepulauan Anambas

You might also like