You are on page 1of 10

JURNAL ILMU ADMINISTRSI NEGARA (AsIAN) ISSN : 2338-9567

VOL. 08 NO. 02 (September 2020)

Mitigasi Bencana Dalam Peningkatan Kewaspadaan Terhadap


Ancaman Gempa Bumi Di Universitas Andalas

¹Nursyabani, ²Roni Ekha Putera, ³Kusdarini


123Jurusan Admnistrasi Publik, Universitas Andalas, Kota Padang, Indonesia

Abstract

This study aims to describe and analyze how the implementation and process of earthquake disaster
mitigation at Universitas Andalas. This research was motivated by the high risk of earthquake
disasters at Universitas Andalas and the still low education and understanding of students and
academic aspirations of disaster mitigation. So it is necessary to optimize mitigation activities in the
Universitas Andalas campus area. This is in accordance with Law Number 24 of 2007 concerning
Disaster Management and the Tridarma of Higher Education which has a strategic role in disaster
management, especially in relation to learning, research and community service. The method used in
this research is descriptive qualitative, data collection techniques using interviews and
documentation. To test the authenticity of the data obtained in the field, researchers used source
triangulation techniques. The selection of informants was done by purposive sampling. As for the
results of this study, in general, disaster mitigation activities in increasing awareness of the threat of
an earthquake in Universitas Andalas have not run optimally. This is evidenced by the implementation
of several activities that failed to achieve the target in the form of increased disaster alertness and
increased understanding of students and academics on disaster mitigation, the absence of regulations
containing the implementation of disaster mitigation activities at Universitas Andalas. Lack of
involvement of external organizations in implementing disaster mitigation activities, as well as limited
human resources and budget in implementing disaster mitigation activities. The results showed that
the alternative policy was chosen based on the criteria for selecting the alternative policy: 1)
Technical feasibility, it was found that the purpose of establishing KEK was as a forum for ecraf’s
actors. 2) Economic and financial, KEK doesn’t receive any special funds and no goals have been
achieved. 3) Political viability, this policy doesn’t contradicting with the applicable regulations. 4)
Administrative Operability policy is realistic, but the support from the nine offices has not been
maximal. 5) The criteria chosen are based on the success of the other regions and then it is adopted. It
is the main criteria in the process of selecting and determining KEK as an alternative policy for the
development of creative economy potentian in Banyumas Regency

Keywords: Disaster Mitigation , Andalas University Disaster Study Center, Andalas University Student
Disaster Preparedness Committee

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana penerapan dan proses
mitigasi bencana gempa bumi di Universitas Andalas. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya
resiko bencana gempa bumi di Universitas Andalas dan masih rendahnya pendidikan serta
pemahaman mahasiswa dan citivitas akademika terhadap mitigasi bencana. Sehingga diperlukan
pengoptimalan kegiatan mitigasi di kawasan kampus Universitas Andalas. Hal ini sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Tridarma Perguruan
Tinggi yang memiliki peran strategis dalam penanggulangan bencana, terutama berkaitan dengan
pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi.
Untuk menguji keabshana data yang didapat dilapangan peneliti menggunakan teknik triangulasi
sumber. Pemilihan informan dilakukan dengan purposive sampling. Adapun hasil dari penelitian ini
81
Jurnal Ilmu Administrasi Negara (AsIAN) Vol. 08 No. 02 (September 2020)

yaitu secara umum kegiatan mitigasi bencana dalam peningkatan kewaspadaan terhadap ancama
gempa bumi di Unand belum berjalan optimal. Hal tersebut dibuktikan dengan pelaksanaan beberapa
kegiatan yang tidak dapat mencapai sasaran berupa adanya peningkatan kewaspadaan bencana
serta peningkatan pemahaman mahasiswa dan civitas akademika terhadap mitigasi bencana, tidak
adanya regulasi yang memuat pelaksanaan kegiatan mitigasi bencana di Universitas Andalas.
Kurangnya keterlibatan organisasi luar dalam pelaksanaan kegiatan mitigasi bencana, serta
terabatasnya sumber daya manusia dan anggaran dalam pelaksanaan kegiatan mitigasi bencana.

Kata kunci: Mitigasi Bencana, Pusat Studi Bencana Universitas Andalas, Komite Siaga Bencana
Mahasiswa Universitas Andalas

*)Penulis Korespondensi
E-mail : roniekhaputera@soc.unand.ac.id

PENDAHULUAN Berdasarkan konferensi dunia


Bencana merupakan peristiwa tentang upaya pengurangan risiko
atau rangkaian peristiwa yang bencana pada tahun 2015
mengacam dan menganggu kehidupan menghasilkan Kerangka Kerja Sendai
dan penghidupan masyarakat yang tahun 2015-2030. Konferensi tersebut
disebabkan baik oleh faktor alam dan mengadopsi 4 prioritas tindakan
atau faktor non alam maupun faktor sebagai berikut : (1) Memahami risiko
manusia, sehingga mengakibatkan bencana, (2) Penguatan tata kelola
timbulnya korban jiwa manusia, risiko bencana untuk mengelola risiko
kerusakan lingkungan, kerugian harta bencana, (3) Investasi dalam
benda, dan dampak psikologis. pengurngan risiko bencana untuk
Ketidaksiapan dalam menghadapi ketahanan, (4) Meningkatkan
bencana, terutama di daerah yang kesiapsiagaan bencana untuk respon
bernilai ekonomi tinggi akan yang efektif dan untuk membangun
menimbulkan kerugian yang sangat kembali lebih baik dalam pemulihan,
besar. rehabilitas dan rekonstruksi. Salah
Pada tabel 1.1 di atas bencana satu prioritas tindakan dalam
yang banyak merenggut jiwa yaitu Kerangka Kerja Sendai adalah tentang
bencana gempa bumi dan tsunami di kesiapsiagaan bencana. Untuk
Aceh pada tahun 2004 dengan jumlah meminimalisir terjadinya korban baik
korban meninggal dunia 126.000 jiwa jiwa maupun harta benda maka
dan 30.000 jiwa dinyatakan hilang . diperlukan masyarakat yang siap siaga
Bencana gempa bumi dan tsunami di terhadap potensi bencana di daerah
Aceh menimbulkan korban jiwa yang yang rawan bencana gempa bumi dan
tidak sedikit, serta duka mendalam tsunami.
bagi Indonesia. Pada tahun 2009 Hasil penelitian Ikatan Ahli
bencana gempa bumi di Sumatera Kebencanaan Indonesia (IAKI) juga
Barat juga banyak menimbulkan menyatakan bahwa Kota Padang salah
korban jiwa. satu kota yang rawan terjadinya
Banyaknya korban jiwa yang bencana gempa bumi. Dengan
diakibatkan oleh bencana terutama tingginya dampak yang akan
gempa bumi, maka diperlukan ditimbulkan oleh bencana gempa bumi
pengurangan risiko bencana. maka secara keseluruhan, dalam
82
Jurnal Ilmu Administrasi Negara (AsIAN) Vol. 08 No. 02 (September 2020)

upaya pengurangan risiko bencana ancaman bencana. Mitigasi bencana


maka perlu dilakukan langkah-langkah dibagi dua yaitu mitigasi yang bersifat
mitigasi dan kesiapsiagaan kepada struktural dan nonstruktural. Untuk
masyarakat dimulai dengan mitigasi nonstruktural adalah metode
meningkatkan pemahaman atau upaya mengurangi risiko dampak
masyarakat, peningkatan bencana dengan cara memberdayakan
infrastruktur, sarana sosialisasi dan dan memberikan pengetahuan yang
peringatan dini serta arahan pada baik kepada masyarakat.
masyarakat perlu ditingkatkan. Universitas Andalas sudah
Perguruan Tinggi melalui melakukan kegiatan mitigasi dalam
Tridarmanya memiliki peran strategis peningkatan ancaman bencana gempa
dalam penanggulangan bencana, bumi di kawasan Universitas Andalas
terutama berkaitan dengan itu sendiri dengan adanya rambu-
pembelajaran, penelitian dan rambu di setiap gedung perkuliahan,
pengabdian masyarakat. Pelaksanaan gedung rektorat, namun untuk gedung
peran tersebut berlangsung dengan fakultas dan jurusan belum semuanya
pertisipasi aktif dosen dan mahasiswa memiliki rambu-rambu jalur evakuasi.
melalui berbagai program dan Disamping itu Universitas juga
kegiatan, baik secara internal maupun berperan penting dalam upaya
eksternal. Serta Perguruan Tinggi penanggulangan bencana. Universitas
memiliki Jaringan komunikasi dan Andalas juga telah melakukan upaya
informasi yang luas dan dapat untuk meningkatkan kesiapsiagaan
dimanfaatkan sewaktu mobilisasi dan dan mitigasi mahasiswa, dosen dan
mitigasi penanggulangan bencana. beserta karyawan dalam menghadapi
Pendidikan kebencanaan perlu gempa bumi yang bertujuan untuk
dikembangkan oleh Perguruan Tinggi mengurangi risiko dari dampak
terutama yang berada pada lokasi bencana tersebut. Salah bentuk
rawan bencana. Pendidikan kegiatan yang dilakukan Universitas
Kebencanaan bertujuan untuk Andalas yaitu dengan mengadakan
mengurangi risiko akibat bencana simulasi gempa bumi dan tsunami
antara lain potensi terjadinya bencana pada tanggal 26 April 2019.
dan sejarah bencana yang pernah Mitigasi nonstruktural W.N
terjadi pada wilayah tersebut, bentuk Carter membaginya dalam beberapa
antisipasi, meningkatkan pengetahuan kegiatan , beberapa diantaranya
dan kesadaran terhadap tanda-tanda adalah pembentukkan kerangka
bencana, dampak bagi individu, hukum, pembentukkan kelembagaan
keluarga dan komunitas, cara dengan tujuan membangun institusi
penanganan dalam kondisi bencana, atau kelompok-kelompok organisasi
cara menyelamatkan diri cara yang berasal dari masyarakat agar
bertahan hidup dalam situasi bencana. sadar bencana. Sesuai dengan teori
Mitigasi bencana menurut tersebut Universitas Andalas memiliki
Peraturan Pemerintah Republik beberapa kelompok organisasi yang
Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 dibentuk oleh Universitas Andalas
Tentang Penyelenggaraan yang memiliki tugas dan fungsi sebagai
Penanggulangan Bencana adalah salah perpanjangan tangan Perguruan
satu cara atau tindakan untuk Tinggi dalam melakukan
mengurangi risiko bencana, baik penanggulangan bencana.
melalui pembangunan fisik maupun
penyadaran serta peningkatan
kemampuan dalam menghadapi
83
Jurnal Ilmu Administrasi Negara (AsIAN) Vol. 08 No. 02 (September 2020)

Tabel 1. Beberapa Kejadian Bencana Alam Gempa Bumi dan Tsunami Yang Pernah
Terjadi di Indonesia
Nama Kejadian Tanggal Kejadian Korban Jiwa
Gempa & Tsunami Aceh 26 Des 2004 126.000 meninggal
30.000 hilang
Gempa Nias 28 Mar 2005 658 meninggal
3.277 luka-luka
Gempa Sumbar 30 Sept 2009 6.234 meninggal
Gempa & Tsunami Pagai 25 Okt 2010 456 meninggal
Gempa & Tsunami Lombok 5 Agus 2018 464 meninggal
829 luka-luka
Tsunami Selat Sunda 22 Des 2018 437 meninggal
1.485 luka-luka
Gempa Ambon 26 Sept 2019 28 meninggal
150 luka-luka

Universitas Andalas memiliki kegiatan mitigasi di kawasan kampus


lembaga Pusat Studi Bencana atau Unand. HET merupakan organisasi
yang disingkat dengan PSB. PSB yang berasal dari fakultas kedokteran,
merupakan lembaga yang melakukan anggotanya pun juga terdiri dari
kegiatan dan bekerja sama dengan mahasiswa kedokteran.
pihak-pihak terkait pergurangan risiko Mitigasi ini mencakup langkah-
bencana seperti pemerintah, langkah regulasi, program pendidikan,
organisasi kebencanaan, dan pihak lain modifikasi perilaku serta pengendalian
yang tergabung dalam forum lingkungan. Untuk melaksanakan
Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mitigasi bencana yang baik tidak
kota Padang dan Provinsi Sumatera hanya membutuhkan kesadaran dari
Barat. Dalam meningkatkan kesadaran mahasiswa itu saja, melainkan juga
mitigasi bencana di lingkungan Unand, dibutuhkan pengetahuan dan
PSB sering mengadakan berbagai kesadaran terkait manajemen bencana
acara seminar yang bertemakan misalnya dengan memahami
kebencanaan. Acara-acara tersebut bagaimana menerapkan langkah-
selain melibatkan institusi pemerintah langkah mitigasi. Untuk itu dalam
dan LSM yang fokus di bidang bencana mewujudkannya dibutuhkan pelatihan
alam, juga selalu melibatkan dan pendidikan kepada mahasiswa
mahasiswa itu sendiri. Hal ini tentu dengan cara memasukkan materi
agar para mahasiswa memperoleh kebencaan dalam matakuliah, agar
pemahaman dan pengetahuan yang mahasiswa memahami bagaimana
lebih mengenai kebencanaan. manajemen bencana yang semestinya.
Selain lembaga studi yang Di Universitas Andalas belum semua
concern di seputar permasalahan fakultas memiliki mata kuliah tentang
kebencanaan, di dalam lingkup lampus kebencanaan.
Unand juga terdapat organisasi Dalam penelitian ini peneliti
kemahasiswaan yang sifatnya tanggap hanya fokus mengkaji mitigasi dari
bencana, yaitu HET (Hipporactes aspek non struktural, karena kajian
Emergency Team) dan Komite Siaga tersebut lebih sesuai dengan bidang
Bencana Mahasiswa (KOSBEMA). 2 kajian ilmu sosial. Untuk metode
organisasi inilah yang berperan dalam mitigasi struktural lebih berfokus

84
Jurnal Ilmu Administrasi Negara (AsIAN) Vol. 08 No. 02 (September 2020)

kepada bangunan fisik misalnya mengikat dalam melakukan mitigasi.


dengan melakukan perencanaan dan Peraturan atau kebijakan merupakan
perancangan kota (Planning and alat administrasi publik untuk aktor,
Resign For Safe City) yang organisasi, dan sumberdaya lainnya
komprehensif, dan kajian mitigasi untuk diorganisasikan secara
struktural lebih tepat dikaji oleh ilmu bersama-sama untuk menjalankan
eksakta. Sehingga peneliti lebih peraturan yang telah dibuat, atau
berfokus mengkaji melalui metode non dengan kata lain menjadikan
struktural. Oleh karena itu peneliti kebijakan tersebut sebagai pedoman
tertarik untuk melakukan penelitian dalam menjalankan kegiatan.
terhadap mitigasi bencana dalam Secara umum kerangka hukum
peningkatan kewaspadaan terhadap atau kebijakan mengenai
ancaman gempa bumi di Universitas penanggulangan bencana di
Andalas. Mengingat bahwa masih Indonesia telah diatur dalam Undang-
rendahnya pendidikan dan Undang Republik Indonesia Nomor
pemahaman mahasiswa terhadap 24 Tahun 2007 Tentang
mitigasi bencana. Penanggulangan Bencana, dimana
pada undang-undang tersebut telah
METODE PENELITIAN diatur segala hal tentang
Penelitian ini menggunakan penanggulangan bencana. Kebijakan
pendekatan kualitatif dan jenis lainnya ada Peraturan Pemerintah
penelitian ini adalah penelitian Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
deskriptif kualitatif yaitu 2008 tentang Penyelenggaraan
menggambarkan atau melukiskan Penanggulangan Bencana, salah
secara sistematis, faktual dan akurat satunya adalah kegiatan mitigasi.
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta Namun sangat disayangkan
hubungan yang diselidiki. Teknik Pemerintah masih belum membuat
pengumpulan data dalam penelitian regulasi dan aturan yang jelas terkait
ini adalah teknik purposive sampling. program mitigasi bencana di tingkat
Unit analisis dalam penelitian ini perguruan tinggi. Begitu pula pihak
adalah lembaga dan teknik keabsahan Unand juga belum memiliki aturan
data dengan menggunakan teknik atau kebijakan tentang mitigasi. Hal
triangulasi. ini membuat beberapa fakultas punya
kebijakan yang berbeda
HASIL DAN DISKUSI/ANALISIS mengimplementasikan program
Dalam kajian ini, peneliti akan mitigasi bencana.
mendeskripsikan mitigasi bencana
dalam peningkatan kewaspadaan 2. Pembentukkan Kelembagaan
terhadap ancaman gempa bumi di Menurut W.N Carter peranan
Universitas Andalas menggunakan kelembagaan dalam mitigasi bencana
teori Mitigasi Nonstrukturak oleh memiliki nilai strategis untuk
William Nick Carter. Mitigasi menciptakan mekanisme mitigasi
Nonstruktural menurut William Nick yang terstruktur dan terpadu.
Carter terdapat 6 variabel yaitu : Kelembagaan adalah suatu tatanan
1. Kerangka Hukum atau pola hubungan antara anggota
Menurut W.N Carter mitigasi masyarakat atau organisasi yang
nonstruktural dapat dilakukan saling mengikat yang dapat
dengan menyediakan kebijakan atau menentukan bentuk hubungan antara
kerangka hukum sebagai pedoman manusia atau antara organisasi yang
atau landasan hukum yang bersifat diwadahi dalam suatu organisasi atau
85
Jurnal Ilmu Administrasi Negara (AsIAN) Vol. 08 No. 02 (September 2020)

jaringan. Dalam kelembagaan penanggulangan bencana juga


terdapat faktor-faktor pembatas dan dibutuhkan kesadaran masyarakat
pengikat berupa norma, kode etik terhadap upaya penanggulangan
atau aturan formal atau informal bencana, salah satunya adalah
untuk mengendalikan perilaku social mitigasi. Maka dari itu dibutuhkan
dalam bekerja sama untuk mencapai kesadaran masyarakat kampus
tujuan bersama. khususnya mahasiswa dan civitas
Unand memiliki beberapa akademika untuk berpatisipasi pada
yang bergerak di bidang setiap kegiatan penanggulangan
kebencanaan, yang pertama yaitu bencana salah satunya dengan
Pusat Studi Bencana (PSB) terlibat dalam kegiata mitigasi.
merupakan lembaga yang melakukan Keterlibatan mahasiswa dimaksud
kegiatan dan bekerja sama dengan disini meliputi :
pihak-pihak terkait pengurangan a. Pemahaman atau Pengetahuan
risiko bencana seperti pemerintah, Civitas Akademika untuk Kerentanan
organisasi kebencanaan, dan pihak Potensi Bahaya Wilayah
lain yang tergabung dalam forum Secara umum mahasiswa yang
Pengurangan Risiko Bencana (PRB) berada di kawasan kampus Unand
Kota Padang dan Provinsi Sumatera tidak memahami bahwa mereka
Barat. berada pada kawasan wilayah yang
Yang kedua yaitu Komite Siaga memiliki resiko bencana gempa bumi,
Bencana Mahasiswa (KOSBEMA). mereka meganggap bahwa kampus
Mengingat terbatasnya sumber daya unand berada pada zona aman
manusia yang di miliki oleh PSB maka bencana gempa bumi dan tsunami.
keberadaan KOSBEMA dimanfaatkan Menyikapi hal tersebut, para
sebagai perpanjangan tangan PSB akademisi Universitas Andalas
dalam memberikan sosialisasi dan berinisiatif memasukkan materi
simulasi terkait kebencaan kepada kebencanaan dalam mata kuliah
mahasiswa di Universitas Andalas. wajib dan pilihan bagi para
Yang terakhir lembaga dalam mahasiswa. Namun, hal tersebut
linkup Unand yang cocern di bidang hanya diaplikasikan oleh sebagian
mitigasi bencana adalah Hippocrates fakultas dan program studi yang
Emergency Team (HET). Organisasi membutuhkan materi kebencaan.
yang satu ini berada di bawah Efeknya, pengetahuan akan
Fakultas Kedokteran. HET telah kerentanan potensi bencana wilayah
proaktif menjai organisasi siaga tidak merata pada setiap mahasiswa.
bencana. Mereka terjun ke berbagai b. Pemahaman Terhadap Langkah-
lokasi bencana sebagai tenaga medis Langkah Mitigasi dan Penerapannya
dan tim pencari korban. Dalam melaksanakan mitigasi
3. Kesadaran Masyarakat bencana terlebih dahulu dibutuhkan
Dalam melaksanakan kegiatan pemahaman masyarakat atau
mitigasi bencana dibutuhkan mahasiswa terhadap langkah-langkah
kesadaran masyarakat dalam apa saja yang perlu dilakukan dalam
mendukung kegiatan atau program melaksanakan mitigasi. Agar tujuan
mitigasi yang dilakukan pemerintah. mitigasi sebagai upaya mengurangi
Selain adanya kerangka hukum yang resiko bencana dapat berjalan dengan
kuat untuk dijadikan pedoman dalam baik dengan semestinya. Harapannya
melakukan kegiatan mitigasi, serta ketika mahasiswa atau masyarakat
tersedianya forum atau lembaga yang dapat menerapkan mitigasi dengan
bertanggungjawab atas kegiatan baik dan dilakukan secara mandiri. Di
86
Jurnal Ilmu Administrasi Negara (AsIAN) Vol. 08 No. 02 (September 2020)

kampus Universitas Andalas peneliti atau masyarakat berupaya untuk


masih melihat banyak masyarakat dapat mengurangi resiko yang
selama ini yang belum memahami ditimbulkan oleh bencana tersebut.
bagaimana langkah-langkah mitigasi, Karena dalam pelaksanaan
salah satunya dengan memanfaatkan pengurangan resiko bencana
tanda-tanda alam sebagai sistem mahasiswa merupakan aktor dan
peringatan dini ketika terjadinya pihak yang paling penting. Ketika
gempa bumi kemudian untuk saat ini mahasiswa atau masyarakat ikut
sudah banyak program yang berpatisipasi dalam kegiatan mitigasi
dijalankan oleh Unand maupun maka akan mendorong pemahaman
lembaga dan UKM Unand dan bekerja mereka terhadap resiko bencana
sama dengan BPBD Kota Padang pada lingkungan tempat mereka
sebagai upaya mitigasi salah satunya belajar dan menuntut ilmu serta
dengan membuat program Hari memahami apa yang harus mereka
Kesiapsiagaan Bencana Nasional. lakukan jika terjadi bencana.
Kampus Unand telah Berdasarkan teori mitigasi
melakukan kegiatan simulasi bencana menurut William Nick Carter pada
gempa bumi dan tsunami. Akan aspek kesadaran masyarakat
tetapi, tidak semua mahasiswa dibutuhkan kesadaran atau
terlibat, sehingga kegiatan tersebut pemahaman tentang kerentaan
dipandang kurang efektif dalam wilayah yang menjadi pemukiman
meningkatkan pemahaman masyarakat tersebut. Dalam
mahasiswa dan tenaga pendidik di penelitian ini, dimana objeknya
ruang lingkup kampus Unand akan diubah menjadi mahasiswa, peneliti
langkah-langkah mitigasi dan menemukan bahwa sebagian besar
penerapanya. Dan hal ini semakin mahasiswa Unand tidak terlalu
diperparah dengan minimnya rambu- memahami potensi gempa dimana
rambu dan banner yang diberisikan daerah kampus tersebut dilalui oleh
informasi keselamatan dan evakuasi lempengan yang rawan gempa.
mandiri pada saat bencana terjadi. Faktor geografis dimana kampus
c. Partisipasi Mahasiswa dalam Unand berada di lokasi yang tinggi
Program Mitigasi dan malah menjadi lokasi evakuasi
Dalam melaksanakan warga kota Padang apabila terjadi
kegiataan mitigasi sebagai salah satu gempa dan tsunami, menurut peneliti
bentuk upaya pengurangan resiko menjadi alasan utama lengahnya
bencana dibutuhkan peran serta mahasiswa dalam memahami dan
masyarakat pada setiap program menyadari bahwa hal tersebut tidak
mitigasi yang telah dibuat oleh mempengaruhi besarnya bahaya bila
pemerintah maupun pihak kampus. terjadi gempa bumi.
Partisipasi mahasiswa merupakan Kemudian yang kedua adalah
salah satu bentuk dari kesadaran dapat dilihat melalui pemahaman
serta kepedulian masyarakat mahasiswa terhadap langkah-langkah
terhadap bencana yang kapan saja mitigasi beserta pemahamannya.
bisa terjadi. Karena untuk melakukan kegiatan
Melalui partisipasi terhadap mitigasi W.N Carter menyatakan
kegiatan mitigasi makan akan bahwa mahasiswa terlebih dahulu
merubah pemahaman mahasiswa harus paham apa itu mitigasi dan
bahwa bencana memang tidak bisa langkah-langkah yang diberikan
ditebak kapan akan terjadi dan harus mudah dipahami oleh mereka.
melalui kegiatan mitigasi mahasiswa Untuk hal ini peneliti melihat bahwa
87
Jurnal Ilmu Administrasi Negara (AsIAN) Vol. 08 No. 02 (September 2020)

secara umum mahasiswa Unand Pada pelaksanaannya, lembaga-


memiliki pengetahuan yang lumayan lembaga dalam lingkup Unand
dalam hal memahami langkah- mengadakan berbagai acara
langkah mitigasi. Pengetahuan dasar pendidikan dan pelatihan sebagai
mitigasi seperti berkumpul di tempat edukasi soal mitigasi bencana. Dalam
terbuka pada saat terjadi gempa, berbagai kegiatan tersebut, mereka
memang telah mereka ketahui. Hal ini menggunakan metode yang
akan makin sempurna andaikan mengutamakan penggunaan bahasa
penempatan informasi mitigasi dan komunikasi yang mudah
bencana seperti banner, rambu- dipahami. Namun di samping itu,
rambu dan lain sebagainya, lebih masing-masing organisasi juga kerap
merata di berbagai titik keramaian di didampingi oleh bermacam-macam
area kampus. lembaga lain, seperti LSM dan
Selanjutnya yang ketiga yaitu, instansi pemerintah, yang terlibat
mitigasi dapat dilakukan apabila kerjasama di acara-acara tersebut.
mahasiswa ikut berperan aktif dalam Dari beberapa pelatihan tersebut,
melaksanakan mitigasi. Karena beberapa diantaranya cukup
menurut W.N Carter untuk gemilang. Seperti pelatihan kepada
melakukan mitigasi secara optimal para pekerja bangunan mengenai
sangat dibutuhkan masyarakat yang cara membangun rumah aman
berpartisipasi pada program mitigasi. gempa. Hasil pelatihan tersebut
Pada tahapan ini peneliti melihat hingga sekarang telah menjadi
untuk partisipasi mahasiswa standar yang juga digunakan oleh
cenderung masih rendah. Proses berbagai lembaga lain yang concern
sosialisasi berbagai kegiatan mitigasi dibidang mitigasi bencana.
yang pernah dilakukan, seperti 5. Insentif
simulasi gempa yang dilakukan oleh Insentif disini maksudnya
KOSBEMA, terlihat tidak berjalan adalah subsidi atau pendanaan yang
maksimal. Informasi mengenai diperoleh masing-masing lembaga
kegiatan-kegiatan tersebut tidak mitigasi bencana di kampus Unand.
tersalurkan dengan baik, sehingga Melalui insentif ini, maka diharapkan
mayoritas mahasiswa tidak pernah dapat mendorong agar kegiatan-
mengetahuinya. Ini yang kemudian kegiatan mitigasi berjalan lancar.
menyebabkan rendahnya tingkat Karena setiap lembaga atau
partisipasi mahasiswa terhadap organisasi membutuhkan pendanaan
pelaksanaan mitigasi bencana. dalam setiap operasionalnya. Apalagi
Artinya, berbagai organisasi atau ketika melaksanakan berbagai
lembaga yang concern terhadap tema kegiatan dan acara bertemakan
bencana, kurang maksimal dalam mitigasi bencana, yang melibatkan
meningkatkan kewaspadaan banyak pihak.
terhadap gempa bumi dalam lingkup
kampus Unand. Menurut W.N. Carter, adanya
4. Pelatihan dan Pendidikan insentif menjadi pendorong
Terhadap Mitigasi Bencana berjalannya program mitigasi
Menurut W.N Carter dalam bencana. Pada masing-masing
melakukan pelatihan dan pendidikan lembaga tersebut, secara struktural
terkait mitigasi bencana kepada PSB Unand merupakan lemabaga
masyarakat harus menggunakan kajian yang didirikan kampus Unand
metode yang mudah dipahami dan sebagai pusat rieset dan kajian
dikenal secara luas oleh masyarakat. dibidang kebencanaan. Hal ini
88
Jurnal Ilmu Administrasi Negara (AsIAN) Vol. 08 No. 02 (September 2020)

menjadikan pendanaan mereka menetapkan mata kuliah wajib


langsung dari hibah pihak Unand. mitigasi bencana pada kurikulum
Sedangkan KOSBEMA disejajarkan perkuliahannya, juga dapat
sebagai lazimnya UKM yang dipandang sebagai usaha untuk
memperoleh hibah dana sekali per peringatan dini, karena upayanya
semester dari kampus. sementara, dalam memberi kesadaran dan
HET yang menjadi organisasi khas kewaspadaan melalui ilmu dan
fakultas Kedokteran Unand mendapat wawasan yang dipelajari oleh
pendanaan dari pihak dekanatnya, mahasiswa terhadap mitigasi
serta sumbangan para alumni. bencana. Hal ini merupakan solusi
6. Sistem Peringatan Dini jangka panjang agar sistem
Sistem peringatan dini adalah peringatan dini selaras dengan
serangkaian kegiatan pemberian peningkatan ilmu pengetahuan akan
peringatan sesegera mungkin kepada musibah bencana alam.
masyarakat tentang kemungkinan
terjadinya bencana suatu tempat oleh KESIMPULAN
lembaga yang berwenang. Sistem Berdasarkan penjelasan
peringatan dini menjadi hal yang temuan dan analisis dapat peneliti
perlu diperhatikan ketika terjadi simpulkan bahwa secara umum
bencana. Salah satu yang berbagai lembaga kajian dan tanggap
mempengaruhi dalam upaya bencana telah didirikan oleh pihak
pengurangan resiko bencana adalah Universitas Andalas. Namun,
apakah sistem informasi yang beberapa kegiatan yang mereka
diberikan dapat dan mudah lakukan masih belu meraih sasaran,
dipahami. Sistem peringatan dini berupa adanya peningkatan
yang mudah dipahami disini kewaspadaan bencana serta
maksudnya adalah sistem peringatan pemahaman atas mitigasi bencana
yang dapat diakses dan dimengerti kepada mahasiswa dan civitas
oleh setiap orang yang melihatnya. akademika. Sementara itu, regulasi
Sistem peringatan juga dipengaruhi yang jelas mengenai landasan hukum
oleh beberapa variabel, seperti juga belum jelas dan masih menjadi
ketersediaan sumber daya dan tugas yang terbengkalai.
teknologi. Kemudian untuk
Berangkat dari teori mitigasi mempermudah pelaksanaan mitigasi
W.N Carter terkait dengan kegiatan bencana, pihak kampus Unand telah
evakuasi dibutuhkan sistem membentuk berbagai lembaga yang
peringatan dini yang mudah dan berasal dari civitas akademika, baik
gampang diakses. Lalu kemudian, dari kalangan mahasiswa atau dosen,
apakah sistem yang digunakan sudah untuk membantu melaksanakan
efisien untuk menjangkau semua lini mitigasi serta bertujuan untuk
yang ada pada lingkungan tersebut. meninngkatkan pengetahuan
Dari yang peneliti temui, terlihat masyarakat dalam proses mitigasi.
bahwa pemasangan berupa rambu- Dalam implementasinya, lembaga-
rambu evakuasi gempa belum lembaga tersebut sudah berusaha
tersedia secara optimal. Masih memberikan fungsi yang nyata dalam
banyak titik-titik tertentu yang berbagai kegiatannya. Hal tersebut
dipandang vital, tapi belum dipasangi dapat dilhat dari berbagai kegiatan
oleh rambu-rambu ataupun informasi seperti pelatihan, seminar dan
evakuasi. Di sisi lain, inisiatif simulasi gempa. Ragam kegiatan
beberapa pihak kampus yang tersebut mengarahkan kepada
89
Jurnal Ilmu Administrasi Negara (AsIAN) Vol. 08 No. 02 (September 2020)

masing-masing lembaga untuk juga Alim, Nuzuar. 2017. Analisis


menjalin kerjasama dengan berbagai Kesiapsiagaan Masyarakat
pihak. Dalam Menghadapi Ancaman
Bencana Gempa Bumi dan
REFERENSI Tsunami Di Kecamatan Padang
Barat Kota Padang Tahun 2017.
Carter, W. N. 2008 Disaster Skripsi. Padang: Fakultas
Management: A Disaster Kesehatan Masyarakat
Manager’s Handbook, Universitas Andalas.
Mandaluyong City, Manila:
Asian Development Bank Sijabat Pangihutan Thogap, Kriswanto.
2019. Kapabilitas Pemerintah
Evi,Riene dkk. 2009. Buku Pintar Kota Padang dalam Mitigasi
Gempa. Yogyakarta: Diva Press Bencana Melalui Sekolah
Kusumasari, Bevaola, Manajemen Cerdas Bencana. Skripsi.
Bencana dan Kapabilitas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Pemerintah Lokal, Yogyakarta: Politik. Universitas Andalas
Gava Media, 2014 Sari Anita,Dwi 2017. Peran Pemerintah
Khambali, Manajemen Daerah Dalam Upaya
Penanggulangan Bencana, Rehabilitas dan Rekontruksi
Yogyyakarta: CV. Andi Pasca Bencana Banjir di
Kabupaten Sampang, Skripsi.
Moleong J,Lexy, Metodologi Penelitian Malang : Fakultas Ilmu Sosial
Kualitatif, PT Remaja dan Ilmu Politik Universitas
Rosdakarya, Bandung, 2000 Muhammadiyah Malang.
Putera, Roni Ekha ,Mitigasi Wialdi, Putri Febri. 2020. Mitigasi
Pengurangan Risiko Bencana Bencana Gempa Bumi dan
Gempa Bumi Dari Perspektif Tsunami Berbasis Kearifan
Implementasi Kebijakan. Depok: Lokal Masyarakat Pesisisr
PT RajaGrafindo Persada,2018 Pantai Kota Padang. Skripsi.
Pasalong,Harbani Metode Penelitian Padang: Fakultas Ilmu Sosial
Adminitrasi Publik, Alfabeta, dan Ilmu Politik Universitas
Bandung, 2012 Andalas

Ramli,Soehatman. 2010. Pedoman


Praktis Manajemen Bencana
(Disaster Management). PT
Dian Rakyat:Jakarta
Sudarmi Sri, Waluyo, Galeri
Pengetahuan Sosial Terpadu,
2008, Semarang : PT. Sindur
Press
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatifdan R&D, Alfabeta,
Bandung, 2012

90

You might also like