You are on page 1of 7

EFEKTIFITAS PELATIHAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN METODE

SIMULASI TERHADAP PERILAKU KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA


SISWA SMAN 2 TUBAN

Kusno Ferianto1, Uci Nurul Hidayati2


STIKES Nahdlatul Ulama Tuban
E-mail : s2gadar2014@gmail.com

Abstract : Indonesia is a disaster-prone region, not only natural disasters but also non-natural disasters.
Students are one of the nation's assets that are vulnerable to disasters and there is no readiness in facing
disasters. However, based on the experience of students of PMR and SATGAS KESDA member
organizations, there has been no disaster simulation training. The purpose of this study was to determine
the effect of disaster management training with simulation methods on flood disaster preparedness
behavior in students of SMAN 2 Tuban. The research method used was pre-experimental, with one group
pre-post test design. The research sample of 28 students who are members of PMR and SATGAS
KESDA member organizations were selected by simple random sampling. Disaster Simulation SOP
research instrument and preparedness behavior questionnaire. The results obtained most of the students'
preparedness behavior before being given training categorized as less prepared behavior, and after given
disaster management training, most of the prepared behavior categorized. Statistical test results show
that there is an effect of disaster management training with simulation methods on flood disaster
preparedness behavior for students of SMAN 2 Tuban with p value = 0.001 at α = 0.05 (p <0.05). It is
expected that disaster management training using simulation methods can be applied by health workers,
education offices, and used as a reference for students in improving their preparedness behavior in the
face of flood disasters.

Keywords : Disaster Management Training With The Simulation Method, Student Preparedness
Behavior, and Flood Disaster

Abstrak : Indonesia merupakan wilayah rawan bencana tidak hanya bencana alam tapi juga bencana
non alam. Siswa merupakan salah satu aset bangsa yang rentan bencana dan tidak ada kesiapan dalam
menghadapi bencana. Namun demikian, berdasarkan pengalaman siswa organisasi anggota PMR dan
SATGAS KESDA, menunjukkan belum ada pembelajaran pelatihan simulasi bencana. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pelatihan penanggulangan bencana dengan metode simulasi
terhadap perilaku kesiapsiagaan bencana banjir pada siswa SMAN 2 Tuban. Metode penelitian yang
digunakan adalah pra eksperimental, dengan rancangan one group pre post test design. Sampel
penelitian 28 siswa yang tergabung dalam organisasi anggota PMR dan SATGAS KESDA yang dipilih
secara simple random sampling. Instrumen penelitian SOP Simulasi Bencana dan kuisioner perilaku
kesiapsagaan. Didapatkan hasil sebagian besar perilaku kesiapsiagaan siswa sebelum diberikan
pelatihan dikatagorikan perilaku kurang siap, dan setelah diberikan pelatihan penanggulangan bencana
sebagian besar dikatagorikn perilaku siap. Hasill uji statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
pelatihan penanggulangan bencana dengan metode simulasi terhadap perilaku kesiapsiagaan bencana
banjir pada siswa SMAN 2 Tuban dengan nilai p value = 0,001 pada α=0,05 (p<0,05). Diharapkan
pelatihan penanggulangan bencana dengan metode simulasi dapat diterapkan oleh tenaga kesehetan,
dinas pendidikan, dan dijadikan acuan kepada siswa dalam meningkatkan perilaku kesiapsiagaan
menghadapi bencana banjir

Kata Kunci : Pelatihan Penanggulangan Bencana Dengan Metode Simulasi, Perilaku Kesiapsiagaan dan
Bencana Banjir

PENDAHULUAN daya alam, kurangnya informasi peringatan


dini yang mengakibatkan ketidakberdayaan
Bencana yang ada di Indonesia telah atau ketidakmampuan dan ketidaksiapan
banyak terjadi seperti gunung meletus, dalam menghadapi bencana (Bakornas,
gempa bumi, tsunami, banjir, angin topan, 2007).
dan tanah longsor. Faktor utama yang Kesiapsiagaan merupakan salah satu
dapat mengakibatkan bencana tersebut bagian dari proses manajemen bencana
menimbulkan korban dan kerugian besar, dan didalam konsep bencana yang
yaitu kurangnya pemahaman tentang berkembang saat ini, pentingnya
karakteristik bahaya, sikap, atau perilaku kesiapsiagaan merupakan salah satu
yang mengakibatkan penurunan sumber elemen penting dari kegiatan pencegahan

88
Kusno Ferianto, Efektifitas Pelatihan Penanggulangan... | 89

pengurangan risiko bencana yang bersifat kebijakan dan panduan, rencana untuk
pro-aktif, sebelum terjadinya suatu bencana keadaan darurat bencana, sistem
(LIPI-UNESCO, 2006). peringatan bencana, dan kemampuan untuk
Kesiapsiagaan lebih ditekankan pada mobilisasi sumber daya.
usaha menyiapkan kemampuan untuk . Dampak yang akan terjadi jika
melakukan kegiatan tanggap darurat kesiapsiagaan rendah yaitu menimbulkan
dengan cepat dan akurat kaitannya dengan lebih parahnya dampak bencana banjir
upaya penanggulangan bencana di seperti tingginya korban jiwa, luka berat,
Indonesia, sekolah sebagai ruang publik banyaknya korban yang mengungsi dan
memiliki peran nyata dalam membangun timbul penyakit dari kondisi lingkungan yang
ketahanan masyarakat. Kesiapsiagaan rusak. Sehingga ada beberapa media
sekolah dimaksudkan agar komunitas pembelajaran diantaranya adalah
sekolah tahu, paham, dan peduli terhadap multimedia, media audio, media audio
alam sekitar juga meningkatkan visual, media visual dan media realiata yang
keterampilan untuk mengurangi resiko dapat digunakan untuk meningkatkan
apabila terjadi bencana (Pratiwi, 2016). pemahaman dan kesiapsiagaan dalam
Namun pada kenyataan tingkat menghadapi banjir salah satunya yaitu
kesiapsiagaan sekolah di Indonesia saat ini metode simulasi.
masih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa Simulasi adalah cara penyajian
pengupayaan kesiapsiagaan bencana di pengalaman belajar dengan menggunakan
sekolah menjadi agenda penting bersama situasi tiruan untuk memahami tentang
yang merupakan upaya dan tanggung konsep, prinsip atau keterampilan tertentu.
jawab dari warga sekolah dan para Simulasi dapat digunakan sebagai metode
pemangku kepentingan sekolah. mengajar dengan asumsi tidak semua
Menurut data Badan Nasional proses pembelajaran dapat dilakukan
Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam secara langsung pada obyek yang
kompas.com pada tahun 2017 kejadian sebenarnya (Sanjaya, 2013)
bencana mencatat 2.175 kejadian bencana Hal ini didukung oleh pernyataan oleh
di Indonesia. Adapun jumlah tersebut terdiri Steward & Wan (2007) dalam penelitiannya
dari banjir 737 kejadian, puting beliung 651 tentang peran simulasi didalam manajemen
kejadian, tanah longor 577 kejadian, bencana dapat mengukur kesiapan
kebakaran hutan dan lahan 96 kejadian, seseorang dalam menghadapi bencana.
kekeringan 19 kejadian, gempa bumi 18 Menurut Olson et al, 2010 dalam
kejadian, gelombang pasang/abrasi 8 penelitiannya juga menyatakan bahwa
kejadian, serta letusan gunung api 2 pendidikan tentang siaga bencana dengan
kejadian. menggunakan simulasi berupa game atau
Berdasarkan survei awal yang telah permainan dapat memberikan hasil yang
dilakukan pada tanggal 14 Maret 2019 di lebih baik dibandingkan yang tidak
SMAN 2 Tuban dari hasil wawancara pada menggunakan simulasi.
siswa terdapat dari 10 responden Berdasarkan uraian di atas peneliti
didapatkan 6 anak mengatakan bahwa dia tertarik untuk melakukan penelitian yang
tidak tahu tentang perilaku kesiapsiagaan berjudul “Pengaruh Pelatihan
dalam menghadapi banjir, kurangnya Penanggulangan Bencana Dengan Metode
pendidikan dan pelatihan tentang banjir dan Simulasi Terhadap Perilaku Kesiapsiagaan
belum adanya mata pelajaran yang khusus Bencana Banjir Pada Siswa SMAN 2
terkait masalah bencana. Hal tersebut Tuban”
menunjukkan bahwa terjadi masalah
kurangnya perilaku kesiapsiagaan siswa METODE PENELITIAN
dalam menghadapi bencana banjir.
Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Penelitian ini termasuk jenis penelitian
Indonesia (LIPI) dan United Nations “pra experimental” yang bersifat analitik
Educational, Scientific and Cultural dengan menggunakan metode penelitian
Organization (UNESCO) (2006, p. 2013) “One-group pra-post test design”.
terdapat lima faktor yang mempengaruhi Penelitian ini dilakukan dengan cara
kesiapsiagaan bencana yaitu: pengetahuan memberikan pre test (pengamatan awal)
dan sikap terhadap risiko bencana, terlebih dahulu sebelum diberikan perlakuan
90 | Jurnal Kesehatan Mesencephalon, Vol.5 No.2, Oktober 2019, hlm 88-94

(x), setelah diberikan perlakuan, kemudian penelitian ini adalah Standart Opererasional
dilakukan kembali post test (pengamatan Prosedur (SOP) dan kuisioner. Kuesioner
akhir). Hal ini dilakukan untuk perbedaan terdiri dari 15 pertanyaan yang terdiri dari 3
yang dihasilkan antara pre test dan post kelompok pertanyaan. Pertanyaan nomor 1-
test. 5 masuk dalam pengetahuan, pertanyaan
Populasi penelitian ini adalah Populasi nomor 6-10 masuk dalam sikap, dan
dalam penelitian ini adalah sejumlah 30 pertanyaan nomor 11-15 masuk dalam
siswa SMAN 2 Tuban. Sampel dalam kesiapsiagaan.
penelitian ini adalah sebagian siswa yang Pelatihan Penanggulangan Bencana
tergabung dalam organisasi anggota PMR dengan Metode Simulasi dilakukan selama
dan SATGAS KESDA SMAN 2 Tuban 1 bulan dalam 3 kali pertemuan yaitu 3 sesi
berjumlah 28 anak. Dengan menggunakan (pertemuan) setiap sesi dengan durasi
teknik sampling “simple random sampling”. waktu ± 60 menit.
Instrumen yang digunakan dalam

HASIL PENELITIAN

Data Umum Responden


Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Siswa SMAN 2 Tuban.

No Jenis Kelamin f Prosentase (%)

1. Laki-laki 9 32,1 %

2. Perempuan 19 67,9 %

Jumlah 28 100 %

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa hampir seluruhnya 19 (67,9%) responden


yaitu berjenis kelamin perempuan.

Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Pada Siswa SMAN 2 Tuban.


No. Umur f Prosentase

1. 15 tahun 3 10,7%
2. 16 tahun 18 64.3%
3. 17 tahun 7 25%

Jumlah 28 100%

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar 18 (64,3%) responden yaitu
berumur 16 tahun.

Data Khusus Responden yang diperoleh pada penelitian

Tabel 3 Skor Perilaku Kesiapsiagaan Sebelum diberikan Pelatihan Penanggulangan Bencana


dengan Metode Simulasi di SMAN2 Tuban Pada Bulan Mei 2019.
Kategori Perilaku
No. f Prosentase
Kesiapsiagaan

1. Siap 5 17,9%
2. Kurang Siap 21 75%
3. Tidak Siap 2 7,1%

Jumlah 28 100%
Kusno Ferianto, Efektifitas Pelatihan Penanggulangan... | 91

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagian besar 21 (75%) responden yaitu
kategori perilaku kesiapsiagaan kurang siap.

Tabel 4 Skor Perilaku Kesiapsiagaan Setelah diberikan Pelatihan Penanggulangan Bencana


dengan Metode Simulasi di SMAN2 Tuban Pada Bulan Mei 2019.
Kategori Perilaku
No. f Prosentase
Kesiapsiagaan
1. Siap 21 75%
2. Kurang Siap 7 25%
3. Tidak Siap 0 0%

Jumlah 28 100%

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa sebagian besar 21 (75%) responden yaitu
kategori perilaku kesiapsiagaan siap.

Analisis Pengaruh Pelatihan kesiapsiagaan sangat berperan terhadap


Penanggulangan Bencana Dengan saat menghadapi bencana. Semakin baik
Metode Simulasi Terhadap Perilaku perilaku tentang bencana, maka seseorang
Kesiapsigaan Bencana Banjir Pada akan lebih siap dalam menghadapi bencan
Siswa SMAN 2 Tuban banjir, dimana dalam hal setiap penentuan
sikap pengetahuan, pola pikir, keyakinan
Berdasarkan hasil analisis dapat serta emosi memegang peranan penting.
diketahui bahwa sebelum diberikan Stuart dan Laraia (2008) dalam Pinilih
pelatihan penanggulangan bencana dengan (2012) menyatakan bahwa usia
metode simulasi responden sebanyak 21 berhubungan dengan pengalaman
(75%) memiliki perilaku kesiapsiagaan seseorang, kemampuan memanfaatkan
kurang siap, sedangkan setelah diberikan sumber dukungan dan keterampilan dalam
pelatihan penanggulangan bencana dengan mekaisme koping. Faktor usia
metode simulasi responden sebanyak 21 mempengaruhi terhadap peningkatan
(75%) memiliki perilaku kesiapsiagaan siap karena semakin tinggi usianya anak,
lebih tinggi sebelum diberikan perlakuan. mereka mampu mencerna sikap positif dan
Data yang diperoleh dianalisis negatif yang bersosialisasi. Jenis kelamin
menggunakan uji Wilcoxon dengan tingkat juga mempengaruhi perilaku kesiapsiagaan
kemaknaan = 0,05 didapatkan hasil p = dalam menghadapi bencana banjir.. Umur
0,001 dimana nilai p< (0,001<0,05) maka responden berkisar 15-17 tahun.
dapat disimpulkan bahwa H1 diterima Hampir seluruhnya responden berjenis
artinya terdapat Pengaruh Pelatihan kelamin perempuan sebanyak 19 (67.9%)
Penanggulangan Bencana Dengan Metode sedangkan sebagian kecil responden
Simulasi Terhadap Perilaku Kesiapsiagaan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 9
Siswa SMAN 2 Tuban. (32,1%), bahwa banyak perilaku yang
kurang siap didomisili laki-laki dibandingkan
PEMBAHASAN perempuan.
Hasil analisa data dan interprestasi
Perilaku Kesiapsiagaan Sebelum data yang di peroleh dari siswa dalam
diberikan Pelatihan Penanggulangan menghadapi bencana banjir berjumlah 28
Bencana dengan Metode Simulasi. responden yang tergabung dalam anggota
PMR (Palang Merah Remaja) dan SATGAS
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa KESDA (Satuan Petugas Ketahanan
sebagian besar 21 (75%) responden yaitu Smada) sebelum di berikan pelatihan
kategori perilaku kesiapsiagaan kurang penanggulangan bencana banjir dengan
siap. Menurut Mulyadi,dkk (2015) terdapat metode simulasi di SMAN 2 Tuban
beberapa faktor yang berperan dalam menunjukkan bahwa sebagian besar
meningkatkan perilaku kesiapsiagaan responden mempunyai perilaku
menghadapi bencana banjir. Perilaku kesiapsiagaan kurang siap, hal ini di
karenakan siswa tidak memiliki pengalaman
92 | Jurnal Kesehatan Mesencephalon, Vol.5 No.2, Oktober 2019, hlm 88-94

dan pengetahuan tentang bahaya bencana terbukti bahwa metode simulasi sangat
banjir dan tidak pernah mengikuti pelatihan efektifdan interaktif untuk meningkatkan
lainnya. Responden cenderung tidak perilaku kesiapsiagaan siswa dalam
memiliki pengetahuan tentang pemahaman menghadapi bencana banjir.
kesiapsiagaan dalam menghadapi suatu Analisis Pengaruh Pelatihan
bencana atau bencana banjir, dan apabila Penanggulangan Bencana Dengan
tidak di berikan pelatihan penanggulagan Metode Simulasi Terhadap Perilaku
bencana dengan metode simulasi terhadap Kesiapsiagaan Bencana Banjir Pada
siswa dalam menghadapi bencana banjir Siswa SMAN 2 Tuban.
dapat mengakibatkan perilaku
kesiapsiagaan siswa menjadi kurang siap. Hasil Analisa data yang digunakan
pada penelitian ini adalah uji wilcoxon
Perilaku Kesiapsiagaan Setelah dengan tingkat kemaknaan = 0,05
diberikan Pelatihan Penanggulangan didapatkan hasil Asymp. Sig. (2-tailed) p =
Bencana dengan Metode Simulasi. 0,001 dimana nilai p< (0,001<0,05) maka
dapat disimpulkan bahwa H1 diterima
Berdasarkan table 4 dapat diketahui bahwa artinya terdapat Pengaruh Pelatihan
sebagian besar 21 (75%) responden yaitu Penanggulangan Bencana Dengan Metode
kategori perilaku kesiapsiagaan siap. Simulasi Terhadap Perilaku Kesiapsiagaan
Menurut Hasibuan dan Mudjiono (2008) Bencana Banjir Pada siswa.
simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang Menurut Olson et,al (2010) dalam
hanya pura-pura saja (dari fakta stimulate penelitiannya menyatakan bahwa
yang artinya pura-pura atau berbuat seolah- pendidikan tentang siaga bencana dengan
olah; dan stimulation artinya tiruan atau menggunakan simulasi berupa game atau
perbuatan yang pura-pura saja). permainanan dapat mmberikan hasil yang
Hasil analisa data dan interprestasi lebih baik dibandingkan yang tidak
data yang di peroleh dari siswa dalam menggunakan simulasi. Pemberian simulasi
menghadapi bencana banjir berjumlah 28 dengan menggunakan metode role playing
responden yang tergabung dalam anggota atau game dapat dilakukan untuk
PMR (Palang Merah Remaja) dan SATGAS membantu mengendalikan aktivitas yang
KESDA (Satuan Petugas Ketahanan berlebihan (hiperaktif), melatih kemampuan
Smada) setelah di berikan pelatihan mempertahankan perhatian pada objek
penanggulangan bencana banjir dengan tertentu, , dan mengendalikan tingkat
metode simulasi di SMAN 2 Tuban bahwa angresivitas.
sebagian besar responden mempunyai Dari hasil penelitian ini menujukkan
perilaku kesiapsiagaan siap. Simulasi dapat bahwa dengan pemberian pengetahuan
digunakan sebagai metode mengajar menggunakan pelatihan penanggulangan
dengan asumsi tidak semua proses bencana dengan metode simulasi dapat
pembelajaran dapat dilakukan secara meningkatkan perilaku kesiapsiaagaan
langsung pada obyek yang sebenarnya. siswa dalam menghadapi bencana banjir,
Manfaat dari pemberian metode merupakan hal penting untuk siswa
simulasi ini dapat dibuktikan dengan berinteraksi dalam suatu lingkungan adanya
peningkatan hasil dari data pre-test dan kemampuan berinteraksi menjadi kunci
post-test yang ditandai dengan perubahan untuk memperkaya pengalaman pribadi
perilaku yang dinilai dalam lembar pada siswa.
kuesioner secara individual. Pelatihan Berdasarkan data yang diketahui
Penanggulangan Bencana dengan Metode bahwa sebagian besar responden sebelum
Simulasi dilaksanakan selama 1 bulan diberikan pelatihan penanggulangan
dalam 3 kali pertemuan. Setiap sesi dalam bencana dengan metode simulasi memiliki
pertemuan berlangsung selama 2 jam. perilaku kesiapsiagaan kurang siap
Setelah intervensi atau kegiatan selesai di sedangkan sesudah diberikan pelatihan
laksanakan, selanjutnya di lakukan penanggulangan bencana dengan metode
penilaian akhir (post test). Responden yang simulasi memiliki perilaku kesiapsiagaan
mengikuti kegiatan dengan antusias dan siap. Hal ini menunjukkan adanya
aktif terbukti memperoleh manfaat dan hasil peningkatan dalam pemberian pelatihan
yang signifikan dari kegiatan ini. Hal ini dengan metode simulasi terhadap perilaku
Kusno Ferianto, Efektifitas Pelatihan Penanggulangan... | 93

kesiapsiagaan siswa karena pelatihan bencana dengan metode simulasi di SMAN


penanggulangan bencana dengan metode 2 Tuban mempunyai perilaku kesiapsiagaan
simulasi memberikan dampak positif bagi yang siap. Terdapat pengaruh pelatihan
siswa dalam menghadapi bencana banjir penanggulangan bencana dengan metode
dan metode simulasi dapat meningkatkan simulasi terhadap perilaku kesiapsiagaan
perilaku kesiapsiaagaan siswa dalam bencana banjir pada siswa SMAN 2 Tuban.
menghadapi bencana banjir, merupakan hal
penting untuk siswa berinteraksi dalam SARAN
suatu lingkungan adanya kemampuan
berinteraksi menjadi kunci untuk Adapun saran yang diberika sebagai
memperkaya pengalaman pribadi pada berikut. Bagi Peneliti Selanjutnya,
siswa. diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa membuat dan melakukan pengembangan
terdapat Pengaruh Pelatihan penelitian dengan pendekatan teori lainnya
Penanggulangan Bencana Dengan Metode tentang faktor yang mempengaruhi perilaku
Simulasi Terhadap Perilaku Kesiapsiagaan kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi
Bencana Banjir Pada Siswa SMAN 2 Tuban bencana banjir yang tidak hanya
menunjukkan hasil yang efektif untuk dipengaruhi oleh pengalaman pribadi,
melatih keterampilan tertentu, baik yang tingkat pendididkan dan pengaruh orang
bersifat profesional maupun bagi kehidupan lain yang di anggap penting saja melainkan
sehari-hari dan untuk menumbuhkan daya faktor yang lainnnya.
kreatif siswa. Bagi Institusi, diharapkan dapat
Keberhasilan pelaksanaan simulasi dijadikan untuk pengembangan
karena dukungan dari berbagai pihak, pembelajaran mengenai Pelatihan dalam
diantaranya terdapat guru atau pelatih yang penanganan dan perilaku kesiapsiagaan.
mendampingi saat pelaksanaan Bagi institusi pendidikan supaya terus dapat
berlangsung, dukungan dari orang tua dan memperbanyak sumber bacaan baik buku,
keinginan siswa untuk menambah jurnal, maupun literatur lainnya mengenai
pengalaman di kehidupan siswa, siswa keperawatan gawat darurat khususnya yang
sangat antusias mengikuti simulasi sampai berhubungan dengan penatalaksanaan
selesai dan aktif memberikan feedback saat Bencana dalam peningkatan perilaku
pelatih atau guru memberikn pertanyaan, kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi
bencana banjir.
KESIMPULAN Bagi Responden, diharapkan
responden dapat menerapka kegiatan
Dari hasil penelitian ini dapat simulasi bencana banjir setelah diberikan
disimpulkan bahwa sebagian besar pelatihan tersebut. Kegiatan simulasi
responden sebelum diberikan pelatihan bencana sangat efektif untuk
penanggulangan bencana dengan metode mengantisipasi sebelum adanya bencana
simulasi di SMAN 2 Tuban mempunyai banjir datang, efektivitasnya akan lebih baik
perilaku kesiapsiagaan yang kurang siap. jika responden dapat melaksanakan
Hampir seluruhnya responden setelah kegiatan simulasi sesuai dengan prosedur.
diberikan pelatihan penanggulangan

DAFTAR PUSTAKA

Bakornas PB, 2007. Pengenalan Harahap, Effendi M. 2015. Pengaruh


Karakteristik Bencana dan Upaya Pengetahuan Dan Sikap Terhadap
Mitigasi di Indonesia. Jakarta: Badan Kesiapsiagaan Masyarkat Dalam
Nasional Penanggulangan Bencana. Menghadapi Bencana Banjir Di
Badan Nasional Penanggulangan Bencana Desa Perkebunan Bukit Lawang
(BNPB).2017. 2018/22/01. Dari Kecamatan Bahorok 2011. Jurnal
https://nasional.kompas.com/read/20 Ilmiah Keperawatan IMELDA. Vol 1,
17/12/05/17200331/sepanjang- No.1.
2017-bnpb-mencatat-2175-kejadian- LIPI dan UNESCO. 2006. Kajian
bencana-di-indonesia Kesiapsiagaan masyarakat dalam
94 | Jurnal Kesehatan Mesencephalon, Vol.5 No.2, Oktober 2019, hlm 88-94

Menghadapi Ancaman Bencana Purwoko, Alif, dkk. 2015. Pengaruh


Alam. LIPI Press, Jakarta. Pengetahuan dan Sikap Tentang
Pratiwi. 2016. Pengaruh Pelatihan Risiko Bencana Banjir Terhadap
Penanggulangan Bencana Gempa Kesiapsiagaan Remaja Usia 15-18
Bumi Terhadap Kesiapsiagaan Tahun Dalam Menghadapi Bencana
Palang Merah Remaja (PMR) SMAN Banjir Di Kelurahan Pedurungan
1 Pleret Bantul Dalam Menghadapi Kidul Kota Semarang. Jurnal
Becana. FIK UNISA. Yogyakarta Geografi Vol 1,
Sanjaya. 2013. Pengaruh Pemberian Tierney, Sutton. 2015. Analisis Tingkat
Metode Simulasi Siaga Bencana Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam
Gempa Bumi Terhadap Menghadapi Bencana Banjir Di
Kesiapsiagaan Anak Di Yogyakarta. Kecamatan Meurebo Kabupaten
Jurnal Keperawatan Soedirman. Aceh Barat. Jurnal Ilmu
Volume 11, No. 3. Kebencanaan. Volume 2, No.1.
Steward, D & Wan, T.T.2007. The Role Badan Penanggulangan Bencana Daerah
of Simulation and Modeling in (BPBD).2017.2018/22/01. Dari
Disaster Management. J Med Syst. https://jatim-tribunnews-
3, 125–130 com.cdn.ampproject.org/v/jatim.tribu
Fathoni. 2015. Pengaruh Pengetahuan Dan nnews.com/amp/2017/02/13/87-kali-
Sikap Terhadap Kesiapsiagaan jawa-timur-diterjang-bencana-alam-
Masyarkat Dalam Menghadapi pada-januari-2017.
Bencana Banjir Di Desa Perkebunan
Bukit Lawang Kecamatan Bahorok
Tahun 2011. Jurnal Ilmiah
Keperawatan IMELDA. Volume 1,
No. 1.
Olson, D.K, Scheller, A, Larson, S,
Lindeke, L & Edwardson, S. 2010.
Using Gaming Simulation to
Evaluate Bioterrorism and
Emergency Readiness Education.
Public Health Rep, May-June
2010, 125, 468-477

You might also like