Professional Documents
Culture Documents
Abstract : Indonesia is a disaster-prone region, not only natural disasters but also non-natural disasters.
Students are one of the nation's assets that are vulnerable to disasters and there is no readiness in facing
disasters. However, based on the experience of students of PMR and SATGAS KESDA member
organizations, there has been no disaster simulation training. The purpose of this study was to determine
the effect of disaster management training with simulation methods on flood disaster preparedness
behavior in students of SMAN 2 Tuban. The research method used was pre-experimental, with one group
pre-post test design. The research sample of 28 students who are members of PMR and SATGAS
KESDA member organizations were selected by simple random sampling. Disaster Simulation SOP
research instrument and preparedness behavior questionnaire. The results obtained most of the students'
preparedness behavior before being given training categorized as less prepared behavior, and after given
disaster management training, most of the prepared behavior categorized. Statistical test results show
that there is an effect of disaster management training with simulation methods on flood disaster
preparedness behavior for students of SMAN 2 Tuban with p value = 0.001 at α = 0.05 (p <0.05). It is
expected that disaster management training using simulation methods can be applied by health workers,
education offices, and used as a reference for students in improving their preparedness behavior in the
face of flood disasters.
Keywords : Disaster Management Training With The Simulation Method, Student Preparedness
Behavior, and Flood Disaster
Abstrak : Indonesia merupakan wilayah rawan bencana tidak hanya bencana alam tapi juga bencana
non alam. Siswa merupakan salah satu aset bangsa yang rentan bencana dan tidak ada kesiapan dalam
menghadapi bencana. Namun demikian, berdasarkan pengalaman siswa organisasi anggota PMR dan
SATGAS KESDA, menunjukkan belum ada pembelajaran pelatihan simulasi bencana. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pelatihan penanggulangan bencana dengan metode simulasi
terhadap perilaku kesiapsiagaan bencana banjir pada siswa SMAN 2 Tuban. Metode penelitian yang
digunakan adalah pra eksperimental, dengan rancangan one group pre post test design. Sampel
penelitian 28 siswa yang tergabung dalam organisasi anggota PMR dan SATGAS KESDA yang dipilih
secara simple random sampling. Instrumen penelitian SOP Simulasi Bencana dan kuisioner perilaku
kesiapsagaan. Didapatkan hasil sebagian besar perilaku kesiapsiagaan siswa sebelum diberikan
pelatihan dikatagorikan perilaku kurang siap, dan setelah diberikan pelatihan penanggulangan bencana
sebagian besar dikatagorikn perilaku siap. Hasill uji statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
pelatihan penanggulangan bencana dengan metode simulasi terhadap perilaku kesiapsiagaan bencana
banjir pada siswa SMAN 2 Tuban dengan nilai p value = 0,001 pada α=0,05 (p<0,05). Diharapkan
pelatihan penanggulangan bencana dengan metode simulasi dapat diterapkan oleh tenaga kesehetan,
dinas pendidikan, dan dijadikan acuan kepada siswa dalam meningkatkan perilaku kesiapsiagaan
menghadapi bencana banjir
Kata Kunci : Pelatihan Penanggulangan Bencana Dengan Metode Simulasi, Perilaku Kesiapsiagaan dan
Bencana Banjir
88
Kusno Ferianto, Efektifitas Pelatihan Penanggulangan... | 89
pengurangan risiko bencana yang bersifat kebijakan dan panduan, rencana untuk
pro-aktif, sebelum terjadinya suatu bencana keadaan darurat bencana, sistem
(LIPI-UNESCO, 2006). peringatan bencana, dan kemampuan untuk
Kesiapsiagaan lebih ditekankan pada mobilisasi sumber daya.
usaha menyiapkan kemampuan untuk . Dampak yang akan terjadi jika
melakukan kegiatan tanggap darurat kesiapsiagaan rendah yaitu menimbulkan
dengan cepat dan akurat kaitannya dengan lebih parahnya dampak bencana banjir
upaya penanggulangan bencana di seperti tingginya korban jiwa, luka berat,
Indonesia, sekolah sebagai ruang publik banyaknya korban yang mengungsi dan
memiliki peran nyata dalam membangun timbul penyakit dari kondisi lingkungan yang
ketahanan masyarakat. Kesiapsiagaan rusak. Sehingga ada beberapa media
sekolah dimaksudkan agar komunitas pembelajaran diantaranya adalah
sekolah tahu, paham, dan peduli terhadap multimedia, media audio, media audio
alam sekitar juga meningkatkan visual, media visual dan media realiata yang
keterampilan untuk mengurangi resiko dapat digunakan untuk meningkatkan
apabila terjadi bencana (Pratiwi, 2016). pemahaman dan kesiapsiagaan dalam
Namun pada kenyataan tingkat menghadapi banjir salah satunya yaitu
kesiapsiagaan sekolah di Indonesia saat ini metode simulasi.
masih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa Simulasi adalah cara penyajian
pengupayaan kesiapsiagaan bencana di pengalaman belajar dengan menggunakan
sekolah menjadi agenda penting bersama situasi tiruan untuk memahami tentang
yang merupakan upaya dan tanggung konsep, prinsip atau keterampilan tertentu.
jawab dari warga sekolah dan para Simulasi dapat digunakan sebagai metode
pemangku kepentingan sekolah. mengajar dengan asumsi tidak semua
Menurut data Badan Nasional proses pembelajaran dapat dilakukan
Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam secara langsung pada obyek yang
kompas.com pada tahun 2017 kejadian sebenarnya (Sanjaya, 2013)
bencana mencatat 2.175 kejadian bencana Hal ini didukung oleh pernyataan oleh
di Indonesia. Adapun jumlah tersebut terdiri Steward & Wan (2007) dalam penelitiannya
dari banjir 737 kejadian, puting beliung 651 tentang peran simulasi didalam manajemen
kejadian, tanah longor 577 kejadian, bencana dapat mengukur kesiapan
kebakaran hutan dan lahan 96 kejadian, seseorang dalam menghadapi bencana.
kekeringan 19 kejadian, gempa bumi 18 Menurut Olson et al, 2010 dalam
kejadian, gelombang pasang/abrasi 8 penelitiannya juga menyatakan bahwa
kejadian, serta letusan gunung api 2 pendidikan tentang siaga bencana dengan
kejadian. menggunakan simulasi berupa game atau
Berdasarkan survei awal yang telah permainan dapat memberikan hasil yang
dilakukan pada tanggal 14 Maret 2019 di lebih baik dibandingkan yang tidak
SMAN 2 Tuban dari hasil wawancara pada menggunakan simulasi.
siswa terdapat dari 10 responden Berdasarkan uraian di atas peneliti
didapatkan 6 anak mengatakan bahwa dia tertarik untuk melakukan penelitian yang
tidak tahu tentang perilaku kesiapsiagaan berjudul “Pengaruh Pelatihan
dalam menghadapi banjir, kurangnya Penanggulangan Bencana Dengan Metode
pendidikan dan pelatihan tentang banjir dan Simulasi Terhadap Perilaku Kesiapsiagaan
belum adanya mata pelajaran yang khusus Bencana Banjir Pada Siswa SMAN 2
terkait masalah bencana. Hal tersebut Tuban”
menunjukkan bahwa terjadi masalah
kurangnya perilaku kesiapsiagaan siswa METODE PENELITIAN
dalam menghadapi bencana banjir.
Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Penelitian ini termasuk jenis penelitian
Indonesia (LIPI) dan United Nations “pra experimental” yang bersifat analitik
Educational, Scientific and Cultural dengan menggunakan metode penelitian
Organization (UNESCO) (2006, p. 2013) “One-group pra-post test design”.
terdapat lima faktor yang mempengaruhi Penelitian ini dilakukan dengan cara
kesiapsiagaan bencana yaitu: pengetahuan memberikan pre test (pengamatan awal)
dan sikap terhadap risiko bencana, terlebih dahulu sebelum diberikan perlakuan
90 | Jurnal Kesehatan Mesencephalon, Vol.5 No.2, Oktober 2019, hlm 88-94
(x), setelah diberikan perlakuan, kemudian penelitian ini adalah Standart Opererasional
dilakukan kembali post test (pengamatan Prosedur (SOP) dan kuisioner. Kuesioner
akhir). Hal ini dilakukan untuk perbedaan terdiri dari 15 pertanyaan yang terdiri dari 3
yang dihasilkan antara pre test dan post kelompok pertanyaan. Pertanyaan nomor 1-
test. 5 masuk dalam pengetahuan, pertanyaan
Populasi penelitian ini adalah Populasi nomor 6-10 masuk dalam sikap, dan
dalam penelitian ini adalah sejumlah 30 pertanyaan nomor 11-15 masuk dalam
siswa SMAN 2 Tuban. Sampel dalam kesiapsiagaan.
penelitian ini adalah sebagian siswa yang Pelatihan Penanggulangan Bencana
tergabung dalam organisasi anggota PMR dengan Metode Simulasi dilakukan selama
dan SATGAS KESDA SMAN 2 Tuban 1 bulan dalam 3 kali pertemuan yaitu 3 sesi
berjumlah 28 anak. Dengan menggunakan (pertemuan) setiap sesi dengan durasi
teknik sampling “simple random sampling”. waktu ± 60 menit.
Instrumen yang digunakan dalam
HASIL PENELITIAN
1. Laki-laki 9 32,1 %
2. Perempuan 19 67,9 %
Jumlah 28 100 %
1. 15 tahun 3 10,7%
2. 16 tahun 18 64.3%
3. 17 tahun 7 25%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar 18 (64,3%) responden yaitu
berumur 16 tahun.
1. Siap 5 17,9%
2. Kurang Siap 21 75%
3. Tidak Siap 2 7,1%
Jumlah 28 100%
Kusno Ferianto, Efektifitas Pelatihan Penanggulangan... | 91
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagian besar 21 (75%) responden yaitu
kategori perilaku kesiapsiagaan kurang siap.
Jumlah 28 100%
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa sebagian besar 21 (75%) responden yaitu
kategori perilaku kesiapsiagaan siap.
dan pengetahuan tentang bahaya bencana terbukti bahwa metode simulasi sangat
banjir dan tidak pernah mengikuti pelatihan efektifdan interaktif untuk meningkatkan
lainnya. Responden cenderung tidak perilaku kesiapsiagaan siswa dalam
memiliki pengetahuan tentang pemahaman menghadapi bencana banjir.
kesiapsiagaan dalam menghadapi suatu Analisis Pengaruh Pelatihan
bencana atau bencana banjir, dan apabila Penanggulangan Bencana Dengan
tidak di berikan pelatihan penanggulagan Metode Simulasi Terhadap Perilaku
bencana dengan metode simulasi terhadap Kesiapsiagaan Bencana Banjir Pada
siswa dalam menghadapi bencana banjir Siswa SMAN 2 Tuban.
dapat mengakibatkan perilaku
kesiapsiagaan siswa menjadi kurang siap. Hasil Analisa data yang digunakan
pada penelitian ini adalah uji wilcoxon
Perilaku Kesiapsiagaan Setelah dengan tingkat kemaknaan = 0,05
diberikan Pelatihan Penanggulangan didapatkan hasil Asymp. Sig. (2-tailed) p =
Bencana dengan Metode Simulasi. 0,001 dimana nilai p< (0,001<0,05) maka
dapat disimpulkan bahwa H1 diterima
Berdasarkan table 4 dapat diketahui bahwa artinya terdapat Pengaruh Pelatihan
sebagian besar 21 (75%) responden yaitu Penanggulangan Bencana Dengan Metode
kategori perilaku kesiapsiagaan siap. Simulasi Terhadap Perilaku Kesiapsiagaan
Menurut Hasibuan dan Mudjiono (2008) Bencana Banjir Pada siswa.
simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang Menurut Olson et,al (2010) dalam
hanya pura-pura saja (dari fakta stimulate penelitiannya menyatakan bahwa
yang artinya pura-pura atau berbuat seolah- pendidikan tentang siaga bencana dengan
olah; dan stimulation artinya tiruan atau menggunakan simulasi berupa game atau
perbuatan yang pura-pura saja). permainanan dapat mmberikan hasil yang
Hasil analisa data dan interprestasi lebih baik dibandingkan yang tidak
data yang di peroleh dari siswa dalam menggunakan simulasi. Pemberian simulasi
menghadapi bencana banjir berjumlah 28 dengan menggunakan metode role playing
responden yang tergabung dalam anggota atau game dapat dilakukan untuk
PMR (Palang Merah Remaja) dan SATGAS membantu mengendalikan aktivitas yang
KESDA (Satuan Petugas Ketahanan berlebihan (hiperaktif), melatih kemampuan
Smada) setelah di berikan pelatihan mempertahankan perhatian pada objek
penanggulangan bencana banjir dengan tertentu, , dan mengendalikan tingkat
metode simulasi di SMAN 2 Tuban bahwa angresivitas.
sebagian besar responden mempunyai Dari hasil penelitian ini menujukkan
perilaku kesiapsiagaan siap. Simulasi dapat bahwa dengan pemberian pengetahuan
digunakan sebagai metode mengajar menggunakan pelatihan penanggulangan
dengan asumsi tidak semua proses bencana dengan metode simulasi dapat
pembelajaran dapat dilakukan secara meningkatkan perilaku kesiapsiaagaan
langsung pada obyek yang sebenarnya. siswa dalam menghadapi bencana banjir,
Manfaat dari pemberian metode merupakan hal penting untuk siswa
simulasi ini dapat dibuktikan dengan berinteraksi dalam suatu lingkungan adanya
peningkatan hasil dari data pre-test dan kemampuan berinteraksi menjadi kunci
post-test yang ditandai dengan perubahan untuk memperkaya pengalaman pribadi
perilaku yang dinilai dalam lembar pada siswa.
kuesioner secara individual. Pelatihan Berdasarkan data yang diketahui
Penanggulangan Bencana dengan Metode bahwa sebagian besar responden sebelum
Simulasi dilaksanakan selama 1 bulan diberikan pelatihan penanggulangan
dalam 3 kali pertemuan. Setiap sesi dalam bencana dengan metode simulasi memiliki
pertemuan berlangsung selama 2 jam. perilaku kesiapsiagaan kurang siap
Setelah intervensi atau kegiatan selesai di sedangkan sesudah diberikan pelatihan
laksanakan, selanjutnya di lakukan penanggulangan bencana dengan metode
penilaian akhir (post test). Responden yang simulasi memiliki perilaku kesiapsiagaan
mengikuti kegiatan dengan antusias dan siap. Hal ini menunjukkan adanya
aktif terbukti memperoleh manfaat dan hasil peningkatan dalam pemberian pelatihan
yang signifikan dari kegiatan ini. Hal ini dengan metode simulasi terhadap perilaku
Kusno Ferianto, Efektifitas Pelatihan Penanggulangan... | 93
DAFTAR PUSTAKA