You are on page 1of 9

Jurnal Green Swarnadwipa ISSN : 2715-2685 (Online)

ISSN : 2252-861x (Print)


Vol. 10 No. 2 April 2021

EFEKTIFITAS SUHU THAWING TERHADAP KEADAAN MEMBRAN PLASMA UTUH (MPU)


DAN TUDUNG AKROSOM UTUH (TAU) SPERMATOZOA SAPI BALI

Arvioges1, Pajri Anwar2 dan Jiyanto2


1 Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UNIKS
2 Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UNIKS

ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu thawing terhadap nilai livabilitas
membran plasma utuh dan tudung akrosom utuh spermatozoa sapi bali. Penelitian ini
dilaksanakan di laboratorium Dasar Fakultas Pertanian Universitas Islam Kuantan Singingi pada
bulan juli 2020.Parameter yang diamati adalah livabilitas, membran plasma utuh (MPU) dan
tudung akrosom utuh (TAU) spermatozoa sapi bali. Sampel yang digunakan 15 straw sapi bali
Penelitian ini dilakukan secara eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5
perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan yang digunakan berupa suhu 24°C, 28°C, 32°C, 36°C, dan
38°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu thawing pada suhu 32°C dapat mempertahankan
livabilitas (98,17±2,64) dan tudung akrosom utuh (98,8±31,94) serta mempertahankan membran
plasma utuh pada suhu 24°C yaitu (59,50±22,96). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
perlakuan terbaik pada suhu 32°C.

Kata kunci : Sapi bali, spermatozoa, livabilitas, MPU, TAU.

THE EFFECTIVENESS OF THAWING TEMPERATURE INTACT PLASMA MEMBRANE (MPU)


AND INTACT CROSOME CAPS (TAU) OF BALI CATTLE SPERMATOZOA

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of thawing temperature on the livability value of intact
plasma membranes and full acrosomal caps of bali cattle spermatozoa. This research was
conducted at the Basic Laboratory of the Faculty of Agriculture, Kuantan Singingi Islamic University
in July 2020. The parameters observed were livability, intact plasma membrane (MPU) and intact
acrosome hood (TAU) of Bali cattle spermatozoa. The sample used was 15 Bali beef straws. This
research was conducted experimentally using a completely randomized design with 5 treatments
and 6 replications. The treatments used were 24 ° C, 28 ° C, 32 ° C, 36 ° C, and 38 ° C. The
results showed that thawing temperature at 32 ° C could maintain livability (98.17 ± 2.64) and an
intact acrosome hood (98.8 ± 31.94) and maintain intact plasma membranes at 24 ° C, namely (59,
50 ± 22.96). From the research results it can be concluded that the best treatment is at a
temperature of 32 ° C.

Key words: Bali cattle, spermatozoa, livability, MPU, TAU

PENDAHULUAN
Keberhasilan suatu program dari pejantan unggul adalah teknologi
kegiatan Inseminasi Buatan (IB) pada bioteknologi reproduksi salah satunya
ternak tidak hanya tergantung pada kualitas dengan melakukan pengenceran semen
dan kuantitas semen yang diejakulasikan menggunakan beberapa bahan pengencer.
seekor pejantan, tetapi tergantung juga Biotek media bahan pengencer bahan
kepada kesanggupan untuk pengencer harus dapat menyediakan nutrisi
mempertahankan kualitas dan bagi kebutuhan spermatozoa selama
memperbanyak volume semen tersebut penyimpanan, sperma dapat bergerak
untuk beberapa saat lebih lama setelah secara progresif, tidak bersifat racun,
ejakulasi sehingga lebih banyak betina menjadi penyanggah bagi sperma, dapat
akseptor yang akan diinseminasi. melindungi sperma dari cold shoc (Anwar,
Mempertahankan kualitas semen et al., 2014).
dan memperbanyak hasil sebuah ejakulasi

342
Jurnal Green Swarnadwipa ISSN : 2715-2685 (Online)
ISSN : 2252-861x (Print)
Vol. 10 No. 2 April 2021

Kerusakan membran selama tingkat metabolisme sel. Keutuhan


pembekuan spermatozoa berhubungan erat membran plasma sangat diperlukan oleh
dengan komposisi asam lemak membran spermatozoa, karena kerusakan membran
yang bersangkutan (Situmorang, 2002). plasma akan berpengaruh terhadap proses
Spermatozoa dari spesies yang mempunyai transportasi zat nutrisi sebagai pembentuk
rasio asam lemak tak jenuh : asam lemak energi gerak yang berhubungan dengan
jenuh yang tinggi pada fosfolipid membran progresif aktif spermatozoa. Beberapa
cenderung lebih sensitif terhadap cekaman faktor dalam mempertahankan kualitas
dingin. Molekul-molekul lipid pada motilitas progresif spermatozoa di mulai
membran sel tersusun dari tiga jenis yakni dari teknik penampungan, pengolahan
fosfolipid, kolesterol dan glikolipid. semen beku, bahan pengencer, proteksi
Kolesterol merupakan komponen utama bahan pengencer, penyimpanan semen
membran plasma. Kerentanan terhadap beku, transfortasi semen beku, teknik
cekaman dingin juga berhubungan dengan thawing semen beku. Secara khusus
melonggarnya ikatan komponen penyusun mempertahankan motilitas salah satunya
membran sel berupa fosfolipid, lecithin dan banyak digunakan pada proteksi semen
karbohidrat maka semakin rentan terhadap beku. Proteksi membran dalam
cekaman dingin (Anwar et al., 2015). mempertahankan motilitas seperti sukrosa
Motilitas progresif dan keutuhan berperan sebagai krioprotektan ekstra
membran. Menurut Hafez (1993) bahwa seluler untuk melindungi membran dari
potensi spermatozoa untuk membuahi sel kerusakan selama penyimpanan pada suhu
telur dapat diduga dari motil progresif dan rendah.Bahan anti cold shock yang umum
keutuhan membran. Berdasarkan pemikiran ditambahkan adalah kuning telur atau
tersebut perlu diketahui kaitan karakteristik kacang kedelai (Aboagla danTerada, 2004).
motil progresif dan keutuhan membran Penambahan beberapa gula di dalam
spermatozoa semen beku terhadap pengencer efektif dapat meningkatkan
keberhasilan inseminasi pada sapi kualitas spermatozoa (Herdis, et al., 2016).
Bali.Patokan daya gerak yang aktif adalah Penurunan suhu secara mendadak
standar utama sebagai nilai mendapatkan yang merupakan faktor utama penyebab
tingkat fertilisasi inseminasi buatan (IB) terjadinya kejutan dingin (cold shock).
yang dilaksanakan. Kejadian kejutan dingin kemungkinan
Pelaksanaan thawing dari zona disebabkan fase transisi dari membran lipid
beku ke zona cair dilakukan dengan cara yang menyebabkan terjadinnya fase
peningkatan suhu secara bertahap tahap pemisahan dan penurunan sifat-sifat
supaya pengenceran (thawing) pada permeabilitas secara selektif dari
keseluruhan straw bisa dengan sempurna membrane biologis sel. Pengaruh yang
sehingga pelengketan pada pembekuan ditimbulkan akibat munculnya factor ini
membran sel tidak rusak. Membran plasma adalah penurunan jumlah spermatozoa
merupakan bagian spermatozoa yang motil, pelepasan enzim, hilangnya aktivitas
sangat berperan dalam proteksi organel- lesitin, perpindahan ion melewati membran
organel sel. Rusaknya membran plasma dan penurunan kandungan lipid yang
utuh biasanya disertai rusaknya organel- sangat berperan dalam mempertahankan
organel sel tudung akrosom utuh, sehingga integritas structural membran plasma
menyebabkan keluarnya enzim-enzim yang Penyimpanan semen dalam kondisi
diperlukan selama proses fertilisasi. dingin atau dalam kondisi beku Semen
Perlakuan penurunan suhu secara hasil pendinginan mempunyai daya tahan
bertahap dapat berfungsi sebagai relatif pendek, sedang bila disimpan dalam
mepertahankan pengikatan selubung kondisi beku memungkinkan penggunaan
lipoprotein pada membran spermatozoa semen dalam jangka waktu yang lama
sehingga membran plasma tetapstabil saat (Suyadi, 2001). Permasalahan utama dari
melalui zona temperatur kritis semen beku adalah rendahnya kualitas
Karakteristik spermatozoa yang semen setelah dilakukan thawing. Selama
baik yaitu memiliki keutuhan selubung proses pembekuan dapat terjadi penurunan
membran. Keutuhan membran berfungsi motilitas yang disebabkan karena pengaruh
sebagai perlindungan organel-organel sel pengencer atau kerusakan yang
dalam membran yang berhubungan dengan disebabkan oleh proses pembekuan (could

2
Jurnal Green Swarnadwipa ISSN : 2715-2685 (Online)
ISSN : 2252-861x (Print)
Vol. 10 No. 2 April 2021

shock). Nalley et al., (2007) menjelaskan hypoosmotic terdiri atas 0,9/g fruktosa
selama penyimpanan semen berlangsung 0,49/g natrium sitrat yang dilarutkan
akan terjadi kerusakan terhadap dengan akuabides. Sisa straw yang
dekomposisi protein pada membran sel digunakan melihat progresif spermatozoa
sehingga lapisan lipoprotein pada sel akan disegerakan dimasukkan kedalam
menyebabkan terjadinya denaturasi protein eppendorf kemudian mengambil
yang disebabkan reaksi peroksidasi pada 20𝜇𝑙 semen dan dimasukkan kedalam
membran. Begitu sebaliknya perubahan larutan 200𝜇𝑙 hipoosmotic selanjutnya
lingkungan beku ke zona suhu cair dapat dihomogenkan dengan membentuk angka
mengurangi tingkat motilitas spermatozoa. 8. Setelah homogeny larutan semen dan
Berdasarkan uraian di atas, maka hipoosmotic tersebut diinkubasi kedalam
penulis tertarik melakukan penelitian inkubator dengan suhu 37°c selama 35
dengan judul Efektifitas Suhu Thawing menit. Setelah diinkubasi selama 40 menit
Terhadap Nilai Membran Plasma Utuh kemudian mengambil larutan menggunakan
Tudung Akrosom Utuh Spermatozoa Sapi mikropipet terus diletakkan di atas objek
Bali glass terus ditutup dengan cover glass
terus dilihat menggunakan mikroskop
METODE PENELITIAN cahaya 400 kali pembesaran. Teknik
Penelitian ini dilaksanakan pada penghitungan membran plasma utuh
bulan Juli 2020 di Laboratorium Dasar minimum 100 spermatozoa yang dihitung
Fakultas Pertanian Universitas Islam dibawah lepas pandang 400 kali
Kuantan Singingi.Penelitian ini pembesaran 100 spermatozoa yang
menggunakan 15 straw semen beku dari dihitung termasuk spermatozoa yang utuh
sapi Bali, Bahan dan peralatan yang dan yang rusak.
digunakan diantaranya air,objek glass, Melihat tudung akrosom utuh
cover glass, mikropipet, eppendorf, menyediakan pewarna eosin 2% yaitu
thermometer, gelas ukur 150 ml,mikroskop eosin bluis 2g dalam 100 ml sodium sitrat.
cahaya,inkubator, yang diamati meliputi : Mengambil 1 tetes semen dalam eppendorf
pengaruh suhu thawing terhadap livabilitas, kemudian di teteskan ke cover glass
membran plasma utuh dan tudung akrosom dengan campuran eosin 1 tetes kemudian
utuh, satu straw dua ulangan. di homogenkan. Selanjutnya membuat
Perlakuan 1 = suhu 24ºC preparatulas dengan cara di gesek. Setelah
Perlakuan 2 = suhu 28ºC preparatulas dilakukan kemudian
Perlakuan 3 = suhu 32ºC dikeringkan dengan api bunset. Metode
Perlakuan 4 = suhu 36ºC penghitungan tudung akrosom utuh dengan
Perlakuan 5 = suhu 38°C cara dibawah mikroskop dengan 1000 kali
Prosedur penelitian pembesaran. Penghitungan persentase
Persiapan alat untuk digunakan tudung akrosom utuh dengan cara 100
menthawing straw semen beku spermatozoa terhitung 100 yang tidak utuh
menggambil dan mempersiapkan sebanyak dan utuh.
15 straw sebagai bahan objek penelitian Menyediakan eosin dan 1 tetes semen
menghidupkan mikroskop sebagai melihat mencampurkan eosin dengan spermatozoa
aktifitas pengecekan perlakuan progresif di atas cover glass dan membuat
spermatozoa, Tudung Akrosom Utuh (TAU)
preparatulas kemudian dikeringkan di atas
dan Membran Plasma Utuh (MPU).
Menyediakan dan mempesiapkan gelas api bunset menghitung spermatozoa hidup
ukur yang telah berisi air dan suhu yang dengan cara 100 spermatozoa terhitung
sesuai dengan perlakuan, (straw terendam dibawah mikroskop 400 kali Spermatozoa
keseluruhan). Mengambil straw dalam yang hidup ditandai dengan tidak tewarnai
container 1 buah kemudian dimasukkan oleh eosin dikatakan hidup sedangkan yang
kedalam perlakuan percobaan setelah tewarnai dinyatakan mati.
straw direndam 10 detik sesuai dengan
perlakuan suhu kemudian diambil dan HASIL DAN PEMBAHASAN
dikeringkan dengan tisu.
Menyiapkan metode osmotik Penilian livabilitas
restitance test komposisi larutan

3
Jurnal Green Swarnadwipa ISSN : 2715-2685 (Online)
ISSN : 2252-861x (Print)
Vol. 10 No. 2 April 2021

Perhitungan rerata livabilitas spermatozoa Tabel 2.


semen beku sapi bali dapat dilihat pada

Tabel 2. Persentase Hasil Livabilitas terhadap Suhu Thawing yang Berbeda


Perlakuan (°C) Livabilitas (%)
24 77.50±16.36
28 75.00±24.22
32 98.17±2.64
36 80.83±19.29
38 79.17±17.13
Total 82.13±18.26

Hasil penelitian dari uji statistic anova Gambar1. Livabilitas spermatozoa


nilai livabilitas spermatozoa tidak berpengaruh
nyata (P>0,05%) terhadap suhu thawing yang Hal ini di sebabakan karena suhu
berbeda. Nilai rata-rata dari yang tertinggi rendah menyebabkan lambatnya pemecahan
hingga yang terendah yaitu perlakuan 32°C salju strow, sehingga berakibat terahadap
98.17±2.64, perlakuan 36°C 80.83±19.29, kerusakan komponen penyusun membran
perlakuan 38°C 79.17±17.13, perlakuan 24°C spermatozoa. Anwar, et al, (2015) membran sel
77.50±16.36, perlakuan 28°C 75.00±24.22. berfungsi sebagai transportasi aktif dan
Hasil dari penelitian menunjukkan tingkat memiliki makro melekul sebagai metabolisme
livabilitas spermatozoa yang baik pada suhu nutrisi yang di gunakan sebagai pergerakan
32°C dan yang terendah pada suhu 28°C. atau hidup spermatozoa progresif aktif.
Semen beku setelah thawing dalam air suhu
32°C menghasilkan nilai livabilitas yang lebih
tinggi dibandingkan dengan dalam air suhu
24°C,28°C,36°C,dan 38°C meskipun secara
analisis statistik tidak berbeda signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa bila suhu thawing semakin
rendah menyebabkan penurunan livabilitas
spermatozoa dan semakin tinggi akan
menurunkan tingkat livabilitas. Selain itu, suhu
thawing 32°C yang digunakan pada penelitian
ini sesuai dengan suhu ideal bagi aktivitas Gambar 2. Grafik livabilitas
spermatozoa, sehingga sperma livabilitas
terlihat lebih tinggi persentasenya. Hasil grafik menunjukan bahwa
Dari gambar di dibawah ini dapat kita penilaian terbaik terletak pada suhu 32°C.
lihat lingkaran bewarna hitam yg tewarnai eosin Terjadi penuruan nilai livabilitas seiring
dinyatakan mati dan lingkaran bewarna putih peningkatan suhu dan penurunan suhu. Hal ini
tidak tewarnai dinyatakan hidup. dapat kita gambarkan bahwa peningkatan suhu
akan menyebabkan kerusakan membrane sel,
sehingga metabolisme terganggu. Livabilitas
spermatozoa untuk pembuatan semen yang
diencerkan atau semen beku minimal memiliki
60 % sampai 75% spermatozoa hidup Garner
and Hafez, (2000). Presentase hidup
spermatozoa ditentukan oleh membran plasma
yang utuh. Membran plasma spermatozoa
berfungsi untuk melindungi organel
spermatozoa dan transportasi elektrolit untuk
metabolisme spermatozoa Salmah, (2014).
Membran plasma yang rusak dapat
berpengaruh fungsi fisiologis dan metabolisme

4
Jurnal Green Swarnadwipa ISSN : 2715-2685 (Online)
ISSN : 2252-861x (Print)
Vol. 10 No. 2 April 2021

spermatozoa sehingga menyebabkan mengakibatkan terjadinya kerusakan. SNI 01-


spermatozoa mati Butarbutar, (2009). 4869 1-2005, menyatakan untuk dapat
Kondisi ini menimbulkan hot shock didistribusikan dan diinseminasikan persentase
maupun kontaminasi dengan oksigen pada spermatozoa post thawing minimal harus
spermatozoa sehingga mempengaruhi sebesar 40%.
kestabilan membran yang berdampak pada Metabolisme spermatozoa dapat
kualitas semen beku. Rodriguez, et al., mempengaruhi daya hidup spermatozoa karena
(2005), melaporkan bahwa proses thawing pada spermatozoa yang memiliki aktivitas
pada semen beku sapi dengan suhu 37°C metabolisme tinggi mengahasilkan asam laktat
selama 60 detik menyebabkan terjadinya yang tinggi yang dapat membunuh
beberapa kerusakan pada membran spermatozoa Varasofiari et al., (2013).
spermatozoa. Sedangkan Ansary et al., (2010) Membran plasma yang utuh memiliki hubungan
melaporkan motilitas, livabilitas dan integritas dengan motilitas spermatozoa, semakin banyak
membran tertingi yaitu thawing pada air membran plasma utuh maka semakin banyak
bersuhu 37°C selama 30 detik. Perbedaan spermatozoa yang progresif aktif Azzahra et al.,
kualitas semen beku post thawing tersebut (2016).
menunjukkan bahwa thawing pada suhu dan
durasi yang berbeda memberikan pengaruh Penilaian Membran Plasma Utuh (MPU)
yang berbeda pula pada kualitas semen beku. Perhitungan rerata membran plasma
Pembekuan semen merupakan salah satu utuh spermatozoa semen beku sapi bali dapat
faktor yang mempengaruhi produksi semen dilihat pada Tabel 3.
beku karena dalam proses pembekuan akan

Tabel 3. Persentse hasil membran plasma utuh pada suhu thawing yang berbeda
Perlakuan (°C) Membran plasma utuh (%)
24 59.50±22.96b
28 55.33±24.22b
32 57.16±17.09b
36 38.83±14.49ab
38 17.83±7.054a
Total 45.73±23.31b
Keterangan: Notasi pada perlakuan yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan
berpengaruh yang nyata(P<0,05%) antar perlakuan.

Hasil penelitian dari uji statistic anova berpengaruh positif terhadap pergerakan aktif
nilai membran plasma utuh spermatozoa spermatozoa perlakuan terbaik dari hasil
berpengaruh yang nyata (P<0,05%) terhadap penelitian terlihat pada perlakuan 32°C
suhu thawing yang berbeda. Nilai rata-rata dari disebabkan karena suhu 32°C tidak merusak
yang tertinggi hingga yang terendah yaitu keutuhan membran plasma utuh yang merusak
perlakuan 24°C 59.50±22.96b, perlakuan 32°C keutuhan membran pada suhu rendah 28°C
57.16±17.09b, perlakuan 28°C 55.33±24.22b, dan suhu tinggi 38°C. . Dari gambar di dibawah
perlakuan 36°C 38.83±14.49ab, perlakuan dapat kita lihat lingkaran bewarna hitam ekor
38°C 17.83±7.054a. Hasil dari uji lanjut anova lurus rusak dan lingkaran bewarna putih ekor
berpengaruh nyata perlakuan 24 terhadap melingkar utuh.
perlakuan 38 tapi tidak berpengaruh pada
perlakuan 28 32 dan 36 pengaruhnya
perlakuan terhadap suhu 38 disebabkan karena
adanya kejutan panas atau hot shock. Hot
shock terjadi karena pertukaran suhu beku ke
suhu progresif aktif spermatozoa normal. Untuk
melakukan pengaaktifkan hibernasi
spermatozoa dalam straw suhu beku diperlukan
suhu perlahan lahan suhu normal. Tujuan
perlakuan suhu normal menghindari terjadinya
kerusakan pada struktur komponen penyusun
membran akibat dari thawing. Fungsi keutuhan
MPU spermatozoa berhubungan terhadap
progresif aktif spermatozoa. Menurut Anwar et
al., (2014) keutuhan membran plasma utuh Gambar 3. Membran plasma utuh

5
Jurnal Green Swarnadwipa ISSN : 2715-2685 (Online)
ISSN : 2252-861x (Print)
Vol. 10 No. 2 April 2021

dengan membran plasma oosit saat terjadi


Perbedaan persentase membran fertilisasi.
plasma utuh dalam penelitian ini disebabkan Hasil grafik menunjukan bahwa
oleh perbedaan konsentrasi suhu pada setiap penilaian terbaik terletak pada suhu 24°C.
perlakuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Terjadi penuruan nilai membran plasma utuh
yang dikemukakan oleh Irawan (2007), bahwa seiring peningkatan suhu. Hal ini dapat
pada keadaan normal, natrium (Na) bersama digambarkan bahwa peningkatan suhu akan
dengan pasangan (terutama klorida, Cl) akan menyebabkan kerusakan membran sel,
memberikan kontribusi lebih dari 90% terhadap sehingga metabolisme terganggu. Kerusakan
efektif osmolalitas di dalam cairan ekstraselular. membran spermatozoa disebabkan karena
Keutuhan membran plasma sangat diperlukan selama proses thawing terbentuk radikal bebas
oleh spermatozoa, karena kerusakan membran metabolit oksigen yang bersifat toxit pada
plasma akan berpengaruh terhadap proses tingkatan yang rendah di dalam sel
metabolisme dan berhubungan dengan spermatozoa bersamaan dengan suplai
motilitas serta daya hidup spermatozoa. oksigen yang terbatas, bersamaan pula dengan
Metabolisme sel akan berlangsung baik jika produksi radikal bebas. Hal ini menimbulkan
membran plasma sel berada dalam keadaan spekulasi bahwa peningkatan mendadak
yang utuh, sehingga mampu dengan baik dalam pemanfaatan oksigen oleh
mengatur lalu lintas masuk dan keluar dari sel spermatozoa menyebabkan peningkatan
semua substrat dan elektrolit yang dibutuhkan produksi radikal bebas, sehingga terjadi
dalam proses metabolisme Surachman et al., peningkatan lipidperoxidasi sebagai faktor
(2009). penyebab kerusakan membran spermatozoa
Menurut Rizal dan Nasrullah (2004), Datta et al., (2009). Fungsi keutuhan membran
selama proses pematangan spermatozoa di plasma spermatozoa adalah sebuah faktor
dalam epididimis, juga terjadi perubahan penting dalam metabolisme spermatozoa,
susunan komponen senyawa-senyawa kapasitasi, reaksi akrosom, dan pengikatan
penyusun membran plasma sel spermatozoa. spermatozoa pada permukaan sel telur Baqir et
Membran plasma sel spermatozoa akan al., (2009).
kehilangan sebagian kolesterol, sehingga
terjadi peningkatan nisbah antara asam lemak Penilaian Tudung Akrosom Utuh
tak jenuh dan kolesterol (Rizal dan Nasrullah, Berdasarkana hasil penelitian tudung akrosom
2004) . Hal ini menyebabkan membran plasma utuh ( TAU) spermatozoa Sapi Bali pada tahap
menjadi lebih "rapuh" (fragile). Kondisi preservasi suhu 32°C hari pertama hingga hari
membran plasma yang demikian ini secara keenam pengamatan, menunjukan bahwa
fisiologis memang dibutuhkan untuk persentase TAU masih dalam rataan yang
memudahkan spermatozoa menjalani proses cukup tinggi, yaitu diatas rataan 50%, dapat
kapasitasi di dalam uterus dan pada waktu fusi dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Persentse Hasil Tudung Akrosom Utuh Pada Suhu yang Berbeda
Perlakuan (°C) Tudung akrosom utuh (%)
24 75.83±17.37
28 79.16±19.79
32 98.8±31.94
36 88.83±21.53
38 87.83±14.83
Total 86.10±17.48

Hasil penelitian dari uji statistic anova preservasi, hal ini berhubungan dengan
tidak ada pengaruh yang nyata (P>0,05) nilai kandungan enzim – enzim yang terkandung di
tudung akrosom utuh spermatozoa terhadap dalamnya. Kerusakan tudung akrosom akan
pemberian suhu yang berbeda. Nilai rata-rata menyebabkan enzim – enzim keluar yang
dari yang tertinggi hingga yang terendah yaitu menyebabkan hilangnya kemampuan
perlakuan 32°C 98.8±31.94, perlakuan 36°C spermatozoa saat pembuahan Arifiantini,
88.83±21.53, perlakuan 38°C 87.83±14.83, (2012). Pada proses fertilisasi selain motilitas
perlakuan 28°C 79.16±19.79, perlakuan 24°C spermatozoa, keutuhan tudung akrosom dan
75.83±17.37. Tudung akrosom memiliki fungsi membran plasma sangat menentukan
yang cukup penting untuk keberhasilan kemampuan membuahi oosit. Reactive oxygen
fertilisasi saat perkawinan. Keutuhan dari species (ROS) yang berlebihan akan
tudung akrosom sangat penting pada saat mempengaruhi lipid membran terutama asam

6
Jurnal Green Swarnadwipa ISSN : 2715-2685 (Online)
ISSN : 2252-861x (Print)
Vol. 10 No. 2 April 2021

lemak poli tak jenuh sehingga terjadi


peroksidasi lipid yang akan mengganggu
membran plasma maupun tudung akrosom
spermatozoa Susilowati, (2007). Dari gambar
dibawah ini dapat kita lihat lingkaran di kepala
spermatozoa tersebut menunjukkan tudung
akrosom yang utuh.

Gambar 6. Grafik TAU

Hasil grafik menunjukan bahwa


penilaian terbaik terletak pada suhu 32°C.
Terjadi penuruan nilai tudung akrosom utuh
pada suhu rendah dan peningkatan suhu. Hal
ini dapat kita gambarkan bahwa pada suhu
yang rendah akan terjadinya colk shok atau
kejutan dingin yang dapat merusak tudung
akrosom utuh peningkatan suhu akan
menyebabkan kerusakan membran sel karna
Gambar 5. Tudung akrosom utuh terjadinya kejutan panas atau hot shock,
sehingga metabolisme pada spermatozoa akan
Hasil penelitian menunjukkan dari 5
terganggu.
Perlakuan yang dilakukan perlakuan terbaik
terletak pada suhu 32°C karena pada suhu KESIMPULAN
32°C tudung akrosom utuh hanya sedikit yang Hasil penelitian dapat disimpulkan
mengalami kerusakan begitu juga MPU dan bahwa penggunaan suhu yang berbeda pada
livabilitas spermatozoa. Persentase tudung
thawing memberikan pengaruh nyata
akrosom utuh dan membran plasma utuh (P<0,05%) terhadap MPU dan tidak
merupakan integritas spermatozoa yang berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap livabilitas
memiliki peran penting dalam proses fertilisasi dan tudung akrosom utuh. Hasil perlakuan
untuk keberhasilan IB. Rusaknya membran terbaik terdapat pada suhu thawing 32°C
plasma biasanya disertai dengan rusaknya dengan nilai livabilitas 98.17, % membran
tudung akrosom, sehingga menyebabkan
plasma utuh 57,16 % dan tudung akrosom utuh
keluarnya enzim-enzim yang diperlukan selama 98.8 %.
proses fertilisasi.
Bagian membran plasma dan akrosom DAFTAR PUSTAKA
lebih peka dibandingkan inti dan bagian Aboagla EM, dan Terada T. 2004. Effect of Egg
okomotor spermatozoa. Membran luar akrosom
YolkDuring the Freezing Step of
lebih sensitif dari bagian dalam akrosom
Cryopreservation on the Viability of
sperma. Kerusakan atau perubahan tudung Goat spermatozoa. Theriogenology
akrosom merupakan salah satu bentuk 62 : 1160-1172.
abnormalitas dari kepala spermatozoa. Anwar, P., Ondho, Y.S., Samsudewa, D. 2014.
Perubahan bentuk tudung akrosom dapat Pengaruh Pengencer ekstrak air
berupa penggembungan (swollen), pecah
tebudengan penambahan kuning telur
(ruptered), berkerut (ruffled) dan terlepas terhadap kualitas spermatozoa Sapi
(detached). Kerusakan tudung akrosom Bali.Jurnal Peternakan. 11(2): 48-54.
menyebabkan berkurangnya kemampuan Anwar, P., Ondho, Y.S., Samsudewa, D. 2015.
spermatozoa dalam melakukan fertilisasi. Kualitas membran plasma utuh dan
Keadaan ini terjadi karena pada selubung tudung akrosom utuh spermatozoa sapi
akrosom mengandung bahan-bahan akrosomal
Bali dipreservasi suhu 5oC dalam
yaitu enzim-ensim penting untuk proses pengencer ekstrak air tebu dengan
fertilisasi Herdis et al., (2003). penambahan kuning telur. Jurnal
Agromedia. 33(1): 53-56.
Ansary MS, Bushra A, Rakha, Akher S. 2010.
Effect of Straw Size and Thawing Time
on Quality of Cryopreserved Buffalo
(Bubalus

7
Jurnal Green Swarnadwipa ISSN : 2715-2685 (Online)
ISSN : 2252-861x (Print)
Vol. 10 No. 2 April 2021

Arifiantini I. 2012. Teknik Koleksi dan Evaluasi Handiwirawan, E dan Subandriyo. 2004.
Semen. IPB Press, Bogor. Potensi dan Keragaman Sumberdaya
Azzahra, F.Y., E.T. Setiatin dan D. Genetik Sapi Bali. Wartazoa Vol. 14
Samsudewa. 2016. Evaluasi Motilitas No. 3 : 107-115.
dan Persentase Hidup Semen Segar Irawan, M. A. 2007. Glukosa dan Metabolisme
Sapi PO Kebumen Pejantan Muda. Energi. Polton Sports Sience dan
Fakultas Peternakan dan Pertanian Perfomance Lab. Diambil kembali dari
Universitas Diponegoro. Semarang. http://www.pssplab/journal/06.pdf
Jurnal Sains Peternakan Indonesia, Nalley. W. M. M., R. Hamdarini., dan B.
(2):99-107. Purwantari. 2007 Viabilitas
Baqir, M., M.R. Fakhrildin, dan B.K. Kouty. Spermatozoa Rusa Timur
2009. Outcomes of Sperm Parameters, (CervusTimorensis) Di Dalam
Hypo-Osmotic Swelling Test and Intra- Pengencer Tris Kuning Telur Dengan
Uterine Insemination For Varicocelic Penambahan Sumber Karbohidrat
and Non-Varicocelic Infertile Patients. Berbeda Yang Disimpan Pada Suhu
Journal Dohuk University, Vol. 12. No. Ruang. JITV.14 (4): 311-317.
1 Rizal, M. dan Nasrullah. 2004. Pemanfaatan
Bearden,Wiliam O, Ingram Thomas N, LaForge Spermatozoa Epididimis Dalam
Raymond W. 2004. Marketing Teknologi Reproduksi. Wartazoa: Vol.
principles And perpectives. The 14 No. 1.
McGraw-Hills Companies. New York.. Rodriguez, F. A – Almeida, M., Cuadras, A.,
Butarbutar, E. 2009. Efektifitas Frekuensi Anchondo, S., Romo– Garcia, B .E.,
Exercise Terhadap Peningkatan Sanchez, J. A., Jimenez, A. D.,
Kualitas Semen Sapi Simmental Alarcon - Rojo. 2005. Heparin Level
[Skripsi]. Fakultas Pertanian Effect on Sperm Capacitation of
Universitas Sumatra Utara. Hal 23-50. Fresh an Frozen - Thawed Bovine
Datta, U., Sekar, M. C., Hembram, M. L., Semen. Proceedings Vol. 56 . Western
Dasgupta, R., 2009. Development of a Section. American Society of Animal
New Methode to Preserve Caprine Science. Mexyco City.
Cauda Epididymal Spermatozoa in Salmah, N. 2014. Motilitas, Presentase Hidup
situ at 10o C. Procedings. dan Abnormalitas Spermatozoa Semen
Departement of Veterinary Beku Sapi Bali pada Pengenceran
Gynaecology Obstetrics Faculty of Andromed dan Tris Kuning Telur
Veterinary and Animal Sciences West [Skripsi]. Fakultas Peternakan
Bengal University of Animal and Unversitas Hasanuddin. Makassar. Hal
Fishery Sciences. Kolkata West 37-38.
Bengal. India. Situmorang, P. 2002. Pengaruh Penambahan
Hafez E.S.E. 1993. Reproduction in Farm Kolesterol Terhadap Daya Hidup
Animals: Semen Evaluation. Lea and Spermatozoa Sapi, Itik dan Entog.
Febiger, Philadelphia. Hal. 405-423. Seminar Nasional Teknologi
Diakses 14 September 2013. 1: 88 – Peternakan dan Veteriner. Bogor, 30
92. September – 1 Oktober 2002, Bogor :
Hafez, E.S. E. 2000. Reproduction in farm Pusat Penelitian dan Pengembangan
animal 7th Ed.lippicott Williams Peternakan, 2002, 236-242
andwilkins philadelpia Suyadi.2001. Pengaruh suhu dan waktu
Herdis, Darmawan, W.A., dan M Rizal, 2016. penyimpanan semen beku sapi FH post
Penambahan beberapa jenis gula thawing terhadap kualitas sperma post
dapat meningkatkan kualitas kapasitasi.J. Tropical Animal. Special
spermatozoa beku asal epididimis Edition, 85-90.
ternak domba. Jurnal Kedokteran Surachman,M., Herdis, Yulnawati, M dan H.
Hewan. 10 (2) : 200-204. Maheshwari. 2008.Kualitas Semen Cair
Herdis, Toliehere MR, Supriatna I, Purwantara Asal Epididimis Kerbau Belang Dalam
B, Adikara RTS. 2003. Integritas dan Bahan Pengencer yang Mendapatkan
daya hidup spermatozoa pada Penambahan Sukrosa. Jurnal Media
pembekuan semen domba garut (Ovis Peternakan 32(2): 88- 94.
arios) dengan pengencer dasar tris Susilowati, E,. 2007, Sains Kimia Prinsip dan
susu skim dan kuning telur. J Sains dan Terapannya 2B. Penerbit Tiga
Teknol Indo 2 (3): 62-68. Serangkai, Solo.

8
Jurnal Green Swarnadwipa ISSN : 2715-2685 (Online)
ISSN : 2252-861x (Print)
Vol. 10 No. 2 April 2021

Varasofiari, L.N., E.T. Setiatin, dan Sutopo.


2013. Evaluasi Kualitas Semen Segar sapi
Jawa Brebes Berdasarkan Lama Waktu
Penyipanan. Fakultas Peternakan dan
Pertanian Universitas Diponegoro. Semarang.
Animal Agriculture, 2(1):201- 208.

You might also like