You are on page 1of 14

DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik 4 (1)(2020) 94-107

DWIJA CENDEKIA
Jurnal Riset Pedagogik
https://jurnal.uns.ac.id/jdc

Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Literasi Membaca Peserta Didik


Sekolah Dasar
Fikriyah1, Titi Rohaeti2, Anri Solihati3
Universitas Muhammadiyah Cirebon1,2, SD Sains Islam Al Farabi3
fikriyah245@gmail.com

Sejarah Artikel
diterima 28/07/2020 disetujui 30/08/2020 diterbitkan 31/08/2020

Abstract
This study aims to find facts about: 1) the role of parents in improving students' reading literacy;
2) educational patterns of parents in improving students' reading literacy; and 3) barriers
experienced by parents in improving students' reading literacy. The research used qualitative
descriptive with a method or case study approach. Based on the results of the analysis, it can be
concluded that: 1) the role of parents in efforts to improve reading literacy, namely parents as
guides and educating children, parents as teachers and role models for children, parents as
facilitators, parents as motivators, parents as friends and able to communicate with children
effectively and the role of parents as giving rewards and punishments; 2) The pattern of
education carried out by parents in improving students' reading literacy is authoritarian,
democratic, and permissive; and 3) Obstacles experienced by parents such as too many school
assignments given to children so that children feel difficult and lazy to study at home, there is no
awareness of the importance of reading and learning in children so that most children need to
be instructed to learn or read and the busyness of parents working also makes parents less
optimal in paying attention, guiding and educating their children to learn and read.
Keywords: Reading literacy, Role of parents, elementary school
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan fakta tentang:1) peran orang tua dalam
meningkatkan literasi membaca peserta didik; 2) pola pendidikan dari orang tua dalam
meningkatkan literasi membaca peserta didik; dan 3) hambatan yang dialami oleh orang tua
dalam meningkatkan literasi membaca peserta didik. Jenis penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif
dengan metode atau pendekatan studi kasus. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan
bahwa: 1) peran orangtua dalam upaya meningkatkan literasi membaca yakni orangtua sebagai
pembimbing dan mendidik anak, orangtua sebagai guru dan teladan bagi anak, orangtua
sebagai fasilitator, orangtua sebagai motivator, orangtua sebagai sahabat dan dapat
berkomunikasi dengan anak secara efektif dan peran orangtua sebagai pemberi reward dan
punishment; 2) Pola pendidikan yang dilakukan oleh orang tua dalam meningkatkan literasi
membaca peserta didik yaitu otoriter, demokrasi, dan permisif; dan 3) Hambatan yang dialami
oleh orangtua seperti terlalu banyak tugas sekolah yang diberikan pada anak sehingga anak
merasa kesulitan dan malas belajar di rumah, belum adanya kesadaran akan pentingnya
membaca dan belajar pada diri anak sehingga sebagian besar anak perlu diperintah dulu untuk
belajar atau membaca serta kesibukan orangtua bekerja juga membuat orangtua kurang optimal
dalam memperhatikan, membimbing dan mendidik anaknya untuk belajar dan membaca.
Kata kunci : Literasi membaca, Peran orang tua, Pendidikan dasar

e-ISSN 2581-1835 p-ISSN 2581-1843

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0


International License.
PENDAHULUAN

Menurut Pratiwi (2018), tetapi peningkatan pencapaian


membaca merupakan salah satu tersebut masih di bawah rata-rata
keterampilan dalam bahasa negara-negara OECD. Rata-rata nilai
Indonesia. Bahasa merupakan salah sains negara OECD adalah 493.
satu kemampuan individu yang sangat Sedangkan, Indonesia baru mencapai
penting dalam proses belajar di skor 403. Sementara dalam
sekolah. Kemampuan berbahasa membaca, skor rata-rata OECD 493
adalah kemampuan seseorang untuk dan Indonesia baru 397.
menyatakan buah pikirannya dalam Dari hasil penelitian di atas,
bentuk ungkapan kata dan kalimat dalam membaca hasilnya sangat jauh
yang bermakna, logis, dan sistematis. dari rata-rata OECD. Dengan
Al-Qur’an adalah salah satu demikian, minat membaca anak masih
literasi membaca bagi umat Islam. sangat kurang. Membaca merupakan
Literasi di dalam Al-Qur’an dengan proses pengembangan yang
jelas terdapat dalam surat Al-Alaq berkesinambungan dari sebuah
ayat 1-5 yang berbunyi: konsep yang ada dalam berbagai
‫سانَ ِم ْن‬ ِ َ‫} َخلَق‬1{ َ‫ا ْق َرأْ بِاس ِْم َربِكَ الَّذِي َخلَق‬
َ ‫اإلن‬ tahap pembacaan, jika seseorang
}4{ ‫} الَّذِي َعلَّ َم ا ِب ْالقَلَ ِم‬3{ ‫} ا ْق َرأْ َو َربُّكَ اْأل َ ْك َر ُم‬2{ ‫ق‬
ٍ َ‫َعل‬ rajin membaca maka pendidikan tidak
َ َ
}5{ ‫سانَ َمال ْم يَ ْعل ْم‬ ْ َّ
َ ‫َعل َم ا ِإلن‬ akan tertinggal dengan negara
Artinya: “Bacalah dengan lainnya.
(menyebut) nama Tuhan-mu yang Menyikapi hasil penelitian
Menciptakan. Dia telah Menciptakan OECD, Direktoral Jenderal Pendidikan
manusia dari segumpal darah. Dasar dan Menengah Kementerian
Bacalah dan Tuhan-mulah Yang Maha Pendidikan dan Kebudayaan
Mulia. Yang Mengajar (manusia) menerbitkan buku Panduan Gerakan
dengan pena. Dia Mengajarkan Literasi Sekolah Dasar. Tujuan dari
manusia apa yang tidak diketahuinya“. gerakan tersebut adalah agar peserta
(Q.S. Al-Alaq: 1-5) didik terutama di tingkat pendidikan
Ayat-ayat di atas dijadikan dasar, menjadi instansi berbudaya
rujukan utama umat Islam dalam literasi. (Kemendikbud, 2016)
melakukan literasi membaca. Literasi Berdasarkan kebijakan tersebut,
membaca diharapkan mampu seyogyanya di sekolah-sekolah dasar
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengimplementasikan gerakan literasi
meningkatkan taraf hidup membaca bagi setiap peserta
masyarakatnya. didiknya. Seperti halnya di salah satu
Kemendikbud (2016) merilis sekolah dasar di Kabupaten Cirebon
hasil penelitian Programe for yang sudah menerapkan gerakan ini.
International Student Assesment Sekolah Dasar Sains Islam Al-
(PISA) bahwa sebanyak 72 negara Farabi adalah salah satu Sekolah
termasuk Indonesia untuk Dasar di Kecamatan Sumber
mengevaluasi sistem pendidikan Kabupaten Cirebon yang menerapkan
dalam bidang matematika, sains, dan program literasi membaca. Untuk
membaca. Berdasarkan hasil survei mendukung gerakan literasi ini,
pada tahun 2015, Indonesia berhasil sekolah telah menyediakan sarana
naik enam peringkat dari posisi berupa perpustakaan dengan jumlah
sebelumnya yakni dua terbawah, koleksi yang memadai dan jenis

95
koleksi buku yang tepat bagi peserta bahwa orang tua yang tidak
didik SD dalam meningkatkan minat membimbing anaknya dalam
baca dan di dukung dengan adanya membaca bisa terjadi karena
sudut baca. Selain berusaha beberapa faktor, diantaranya yaitu
menyediakan sarana yang pekerjaan dan pendidikan orang tua.
representatif untuk kegiatan membaca Orang tua belum mengajak anak
buku, sekolah juga mewajibkan untuk membiasakan membaca
peserta didik untuk membaca buku dengan memperlihatkan kegiatan
selama 15 menit sebelum pelajaran membaca. Kolaborasi motivasi dari
berlangsung. guru dan orang tua harus selaras,
Cara-cara tersebut diharapkan guru memotivasi di lingkungan
mampu menumbuhkan kesadaran sekolah, dan orangtua memotivasi
membaca. Namun berdasarkan hasil serta memberi dukungan penuh di
pengamatan terhadap peserta didik lingkungan keluarga.
kelas 5 untuk mewujudkan kebiasaan Menumbuhkan gerakan literasi
membaca menjadi tradisi apalagi membaca untuk peserta didik tingkat
menjadi sebuah budaya literasi sekolah dasar tidaklah mudah,
tidaklah mudah. Banyak kendala yang sehingga dibutuhkan kerjasama dari
dihadapi diantaranya yaitu sikap berbagai pihak seperti orang tua,
malas peserta didik dalam membaca, guru, dan sekolah. Tetapi dalam
kurangnya motivasi untuk membaca, situasi pandemic Covid-19 ini peserta
perkembangan teknologi yang didik lebih banyak memiliki waktu
semakin canggih membuat peserta belajar di rumah karena sekolah
didik lebih menyukai bermain dengan masih mengikuti aturan pemerintah
gawai daripada membaca serta yang mengharuskan belajar di rumah
kebiasaan membaca belum secara daring dalam ranglka
dibiasakan di lingkungan rumah. pemutusan rantai penyebaran Covid-
Dibutuhkan kerjasama antara guru 19. Sehingga hal ini perlu dilakukan
dan orang tua untuk meningkatkan penelitian mengenai peran orang tua,
kesadaran peserta didik dalam pola pendidikan dari orang tya, dan
membaca. apa saja hambatan yang dialami
Situasi masa pandemic Covid- orang tua di rumah.
19 yang penyebarannya begitu cepat, Berdasarkan latar belakang di
tidak hanya di Indonesia bahkan atas, maka peneliti bermaksud
negara lain pun merasakannya, melakukan penelitian dengan tujuan
sehingga dampak Covid-19 terhadap untuk menemukan fakta tentang: 1)
bidang pendidikan seperti peran orang tua dalam meningkatkan
mengharuskan peserta didik belajar di literasi membaca peserta didik; 2)
rumah menurut Rohaeti, T, & mengetahui pola pendidikan dari
Sumliyah, S., (2020). Sudah pasti orang tua dalam meningkatkan literasi
peran orang tua sangatlah besar. membaca peserta didik; dan 3)
Berdasarkan hasil observasi hambatan yang dialami oleh orang tua
awal melalui wawancara dengan dalam meningkatkan literasi membaca
perwakilan orang tua di kelas 5 SD peserta didik.
Sains Islam Al-Farabi menyatakan

96
METODE

Penelitian ini merupakan dilaksanakan pada semester 2


penelitian kualitatif deskriptif dengan tepatnya saat pandemic Covid-19
metode atau pendekatan studi kasus datang melanda.
(case study). Studi kasus termasuk ke Teknik yang akan digunakan
dalam penelitian analisis deskriptif, untuk mengumpulkan data yaitu:
yaitu penelitian yang dilakukan a) Observasi
terfokus pada suatu kasus tertentu Pada tahap ini peneliti melihat
untuk diamati dan dianalisis secara aktivitas yang dilakukan oleh orangtua
cermat sampai tuntas. Menurut dalam meningkatkan kegiatan
Rahardjo., M (2017), meskipun membaca.
wilayah kajiannya sempit, namun b) Wawancara
secara subtantif peneltian studi kasus Dalam kasus ini peneliti melakukan
sangat mendalam, dan diharapkan wawancara intensif terhadap orang
dari pemahaman yang mendalam itu tua untuk mengetahui perkembangan
dapat diperoleh sebuah konsep atau anaknya dalam membaca, dan
teori tertentu untuk pengembangan wawancara diberika kepada anaknya
ilmu pengetahuan. Lanjutnya, karena juga untuk megkonfrmasi jawaban dari
itu unit analisis studi kasus ialah hasil wawancara bersama orang tua.
perorangan, kelompok, lembaga atau c) Dokumentasi
organisasi. Dokumentasi diperoleh dari foto-foto
Adapun fenomena yang menjadi kegiatan yang sesuai dengan data
kasus dalam penelitian ini yaitu peran yang dibutuhkan.
orang tua peserta didik melalui pola Analisis data dari penelitian ini
asuh dan motivasi yang diberikan. yaitu bentuk model Miles and
Penelitian ini bertujuan untuk Huberman (Miles and Huberman,
memperoleh fakta tentang:1) peran Saldana, 2014) yang dijelaskan
orang tua dalam meningkatkan literasi sebagai berikut:
membaca peserta didik; 2) pola a) Reduksi data, yaitu data yang
pendidikan dari orang tua dalam diperoleh direduksi dengan cara
meningkatkan literasi membaca merangkum, memilih, dan
peserta didik; dan 3) hambatan yang memfokuskan data pada hal-hal
dialami oleh orang tua dalam yang sesuai dengan tujuan
meningkatkan literasi membaca penelitian.
peserta didik. b) Penyajian data, yaitu data yang
Subjek yang diteliti adalah diperoleh diberi kode untuk
peserta didik beserta para mengorganisasi data, lalu masing-
orangtuanya kelas 5A SD Sains Islam masing data yang sudah diberi
Al-Farabi Kecamatan Sumber, kode dianalisis dalam bentuk
Kabupaten Cirebon. Penentuan refleksi dan disajikan dalam bentuk
subjek penelitian berdasarkan hasil teks.
akademik yang diperoleh peserta didik c) Kesimpulan, penarikan atau
pada semester 1 untuk menentukan verivikasi, yaitu berdasarkan data
kategori siswa berkemampuan yang telah direduksi dan disajikan,
rendah, sedang, atau tinggi dengan peneliti membuat kesimpulan yang
latar belakang orang tua yang didukung dengan bukti yang kuat
berbeda. Adapun penelitian ini pada tahap pengumpulan data.

97
PEMBAHASAN

A. Peran Orang tua dalam ada orang tua yang memberikan


Meningkatkan Literasi pengertian tentang manfaat
Membaca di Era Covid-19 belajar, memberikan hadiah jika
Berdasarkan hasil mau membaca, mengajak anak
wawancara dengan para orang berkebun, dan suasana belajar
tua dan anaknya terkait peran yang menyenangkan.
orangtua dalam upaya 5) orangtua sebagai sahabat dan
meningkatkan literasi membaca dapat berkomunikasi dengan
di Era Covid-19 yakni: anak secara efektif, dimana
1) orangtua sebagai ditemukan fakta bahwa orang
pembimbing dan mendidik tua nyaman berdiksusi bahan
anak, dimana ditemukan bacaan dengan anaknya di
fakta bahwa hampir dari 7 rumah seperti di kamar anak
orangtua dengan latar dan ruang keluarga.
belakang berbeda 6) peran orangtua sebagai pemberi
mengatakan bahwa mereka reward dan punishment, dimana
mendampingi anak mereka ditemukan fakta terkait tindakan
dalam belajar dan membaca, orang tua saat anaknya
meski durasi waktunya melakukan kesalahan yaitu ada
berbeda, ada yang 30 menit, yang dimarahi dan dinasehati,
1 jam, dan maksimal 2 jam. sedangkan orang tua juga
2) orangtua sebagai guru dan kadang-kadang memberikan
teladan bagi anak, dimana hadiah kepada anaknya saat
ditemukan fakta bahwa mau membaca.
dalam mengajarkan anak
membaca ada yang Berpijak pada hal di atas,
menggunakan cara mengeja, sejatinya orangtua harus
mengenalkan huruf dan memahami peran dan fungsinya
angka terlebih dahulu lalu dalam upaya untuk
dilanjutkan komik bergambar, mengembangkan karakter dan
ada yang menggunakan buku kepribadian anak secara utuh
cerita, ada yang dimulai (Purnomo dkk., 2020), adapun
dikenalkan dengan huruf usaha tersebut meliputi orangtua
vocal dahulu dibantu dengan mampu membimbing anaknya
media lain. untuk belajar, membiasakan
3) orangtua sebagai fasilitator, anak agar bertanggung jawab
dimana ditemukan fakta dengan apa yang mereka
bahwa orang tua lakukan. Seperti yang diungkap
memfasilitasi anak belajar oleh Fikriyah dan Faiz,A (2019)
seperti dengan memberikan bahwa peran orang tua sebagai
buku bacaan, alat tulis, meja pedoman sangat berperan besar
belajar dan perlengkapan dalam membentuk karakter
sekolah lainnya. siswa/pelajar.
4) orangtua sebagai motivator, Orangtua membelikan bahan
dimana ditemukan fakta bahwa bacaan atau membelikan buku

98
pelajaran dimaksudkan agar komunikasi dengan anak secara
anak senantiasa belajar dengan efektif. Komunikasi tersebut
senang hati karena salah satu dapat dilakukan melalui dialog
peran orangtua yaitu sebagai antara keluarga dan anak pada
fasilitator. Hal ini sejalan dengan saat momen-momen tertentu.
pernyataan (Umar, 2015) yang Salah satu contohnya adalah
menyatakan bahwa fasilitator pada saat kumpul bersama.
yang dimaksud yaitu orangtua Selain dari komunikasi yang baik
yang menyediakan segala di dalam keluarga, anak juga
fasilitas terutama bahan ajar harus bisa berkomunikasi
untuk anak bisa membaca lebih dengan lingkungan sekitar. Hal
banyak. Hal ini dimaknai orang ini sejalan dengan hasil
tua memfasilitasi semua penelitian (Wiryopranoto,
kebutuhan anaknya yang positif. Herlina, Marihandono, dkk,
Dalam mengerjakan tugas 2017) yang menyatakan bahwa
ataupun membimbing anaknya jika pada saat di dalam keluarga
dalam membaca, orangtualah menumbuhkan hal yang baik,
yang seharusnya membantu maka anak-anakpun akan
anak agar anak mengerti dan terbiasa mengerjakan segala
memahami materi bahan bacaan pekerjaan di dalam keluarga,
yang dipelajari dalam upaya dengan sendirinya anak itu akan
meningkatkan literasi membaca mempraktekannya di luar alam
di Era Covid-19. Dengan keluarga, dan akan berakibat
membantu anaknya baik terhadap lingkungan yang ia
mengerjakan tugas, maka tinggali.
orangtua harus mengetahui Saat anak diminta melakukan
pengetahuan yang diajarkan di sesuatu dan ia tidak mampu
sekolah. Saat orangtua memiliki menyelesaikannya tetapi ia mau
pendidikan yang tinggi maka berusaha disitulah peran orang tua
orangtua pasti akan bisa untuk memberikan penghargaan.
membantu anaknya dalam Memberikan penghargaan tidak
mengerjakan tugas dengan hanya pada saat ia mendapat juara
sistem kurikulum yang berbeda. kelas, tetapi saat ia sudah mau
Hal ini sejalan dengan hasil berusaha. Selain memberikan
penelitian (Wahyuni, 2017) yang penghargaan, orangtua
menyatakan bahwa tingkat memberikan hukuman. Hukuman
pendidikan orangtua yang dimaksud berupa hukuman
mempengaruhi peran orangtua yang bersifat edukatif. Adapun
terhadap prestasi anak, karena contoh hukuman yang dapat
semakin baik tingkat pendidikan diberikan orangtua, salah satunya
maka orangtua akan cenderung yaitu 1 hari harus membaca 1 buku.
lebih memperhatikan dan Hal ini sejalan dengan pernyataan
memahami pentingnya (Lestari, 2017) yang menyatakan
pendidikan bagi anak-anaknya. bahwa memberikan reward dan
Adanya hubungan baik punishment kepada anak harus
antara anak dan orangtua pada berpegang teguh pada prinsip
pembelajaran di Era Covid-19, pendidikan anak dan tidak
tercipta melalui adanya melakukan perilaku yang berisi

99
tindak kekerasan serta tidak dilakukan juga oleh orangtua
merendahkan harga diri anak. dengan bersinergi bersama guru.
Berdasarkan hal tersebut, maka Orangtua dapat melakukan
dapat dimaknai bahwa reward dan komunikasi melalui daring ataupun
punishment merupakan salah satu lainnya dengan guru tentang
pola pendidikan yang memang perkembangan anaknya. Setelah
dapat diterapkan selama tidak mengetahui perkembangannya di
merugikan anak. sekolah, lalu orangtua membimbing
Selain itu, upaya untuk dan mendampingi anak di rumah
melakukan fungsi pengawasan untuk belajar.
pembelajaran di Era Covid-19
Berdasarkan hasil penelitian, membaca siswa di Era Covid-19
adapun skema peran orangtua adalah sebagai berikut
dalam meningkatkan literasi
.

Pembiasaan

Penyadaran
Peran Literasi
Orang Modelling Membaca
tua

reward dan
punishme
nt

Gambar 1. (Skema peran orang tua dalam meningkatkan literasi membaca siswa
di Era Covid-19)

mendapatkan ilmu pengetahuan


Berdasarkan gambar di atas, yang baru.
adapun peran orangtua dalam upaya Adanya Modelling dalam hal
membangun kesadaran literasi membaca yaitu ketika orang tua
membaca anak di Era Covid-19 yaitu memberikan contoh dengan sering
melalui adanya pembiasaan, membaca buku atau koran setiap
modelling, dan reward dan pagi, dengan melihat orang tuanya
punishment. Ketiga unsur tersebut sering membaca, maka anaknya pun
merupakan hal yang esensial yang akan termotivasi untuk membaca
harus orangtua lakukan khususnya dan mengikuti orangtuanya. Hal ini
dalam meningkatkan literasi sejalan dengan penelitian
membaca anak. Dengan adanya (Pancarani, Amroh, & Noorfitriana,
pembiasaan, maka anak akan bisa 2017) yang menyatakan bahwa
menerapkannya sampai ia dewasa pemberian stimulus kemampuan
dengan terus menerus belajar di berliterasi dapat dimulai sejak anak
waktu yang telah dibiasakan oleh memasuki usia prasekolah. Stimulus
orangtuanya. Dengan pembiasaan, yang diberikan dapat dilakukan di
anak akan terbiasa membaca buku rumah melalui aktivitas literasi
setiap hari. Dengan dibiasakan orangtua dengan anak di tengah
membaca, maka anak akan mudah kegiatan sehari-hari.

100
Selain itu, orangtua memberikan keteladanan, memberikan
rewards atau punishment di waktu bimbingan, memberikan motivasi,
yang tepat dan tidak menggunakan memberikan kasih sayang dan
kekerasan. Memberikan rewards memberikan pembiasaan.
bertujuan agar anaknya termotivasi c) pola pendidikan permisif, dimana
lebih giat untuk membaca dan selalu ditemukan fakta bahwa dari
berusaha untuk mencapai tujuannya. ketujuh orang tua siswa tentang
Selain itu, orangtua pasti akan peran orang tua dalam upaya
memberikan hukuman ketika untuk meningkatkan kesadaran
anaknya tidak belajar. Hukuman literasi membaca dapat dijelaskan
yang diberikan bersifat edukatif dan bahwa ketujuh orang tua
tidak adanya kekerasan. menerapkan pola pendidikan /
pengasuhan permisif mencakup
B. Pola Pendidikan dalam pada kebebasan memilih bahan
Meningkatkan Literasi bacaan dan kebebasan memilih
Membaca di Era Covid-19 waktu untuk belajar.
Berdasarkan hasil wawancara
dan observasi yang telah dilakukan Berdasarkan uraian di atas
peneliti yaitu mengenai peran-peran bahwa dari orang tua pertama
orangtua dalam meningkatkan sampai ketujuh melakukan hal sama
literasi membaca anak di Era Covid- tetapi beda perlakuan. Melakukan
19 yakni: hal yang sama yaitu dengan
a) pola pendidikan otoriter, dimana membimbing, memberi penghargaan
ditemukan fakta bahwa dari dan hukuman, mengawasi, membuat
ketujuh orang tua siswa tentang aturan, memberi perintah,
peran orang tua dalam upaya memfasilitasi, keteladanan,
untuk meningkatkan kesadaran memotivasi, pembiasaa,
literasi membaca dapat dijelaskan memberikan kasih sayang, adanya
bahwa ketujuh orang tua fleksibilitas/kebebasan dalam
menerapkan pola memilih bahan bacaan, dan
pendidikan/pengasuhan otoriter fleksibilitas/kebebasan memilih
namun dengan gaya yang waktu belajar.
berbeda mencakup pada Berkaitan hal di atas, dari peran
pemberian hukuman, pemberian orang tua yang dilakukan terdapat
pengawasan, pemberian aturan pola pengasuhan yang meliputi
dan pemberian perintah. membatasi segala hal yang
b) pola pendidikan demokratis, dilakukan oleh anaknya, tegas dan
dimana ditemukan fakta bahwa ketat kepada anak, adanya
dari ketujuh orang tua siswa pengawasan yang ketat tetapi
tentang peran orang tua dalam bersikap responsif, ada yang
upaya untuk meningkatkan membebaskan anaknya, dan ada
kesadaran literasi membaca dapat yang ikut berperan tetapi masih
dijelaskan bahwa ketujuh orang memiliki aturan yang kuat. Dengan
tua menerapkan pola pola-pola atau perilaku yang
pendidikan/pengasuhan dilakukan oleh orangtua tersebut
demokratis mencakup pada maka dapat dimaknai pengasuhan
memberikan penghargaan, dilakukan agar anak bisa menjadi
memberikan fasilitas, memberikan pribadi yang lebih baik. Hal ini

101
sejalan dengan pernyataan Diana menjadi pribadi yang mandiri dan
(Desmita, 2013) yang menyatakan lebih baik ketika ia berada di
bahwa ada tiga tipe pengasuhan lingkungan selain keluarga.
yang dikaitkan dengan aspek-aspek Lingkungan yang dimaksud yaitu
yang berbeda dalam tingkah laku lingkungan sekolah dan lingkungan
sosial anak yaitu pengasuhan di masyarakat.
otoriter (authoritarian parenting), Berdasarkan hasil penelitian,
pengasuhan demokratis (democratic adapun skema pola pendidikan yang
parenting), dan pengasuhan permisif dilakukan oleh orangtua di Era
(permissive parenting). Hal ini dapat Covid-19 dalam meningkatkan
dimaknai ketika orangtua literasi membaca siswa adalah
menggunakan pengasuhan sejalan sebagai berikut.
dengan keadaan maka anak akan

Otoriter

Pola Pendidikan
Orang tua Demokratis

Permisif

Gambar 2. (Skema pola pendidikan yang dilakukan orangtua dalam


meningkatkan literasi membaca di Era Covid-19)

Berdasarkan gambar di atas, supaya anak bisa disiplin dalam


adapun pola pendidikan yang segala hal dan akan terbiasa jika
dilakukan oleh orangtua dalam anak sudah terjun ke dunia luar
meningkatkan literasi membaca khususnya sekolah dan masyarakat.
terkategorisasi menjadi 3 yaitu Selain memberi aturan, peran
otoriter, demokratis, dan permisif. yang lainnya yaitu memberikan
Otoriter ketika orangtua memberikan perintah. Perintah di sini berarti
hukuman, mengawasi, membuat instruksi yang perlu dilaksanakan.
aturan, dan memberi perintah. Dengan adanya perintah seperti
Orang tua memberikan hukuman mengerjakan tugas maka secara
kepada anaknya berupa ancaman. tidak langsung orangtua sudah
Diberikan ancaman merupakan menerapkan kepada anaknya untuk
salah satu cara agar anak bisa bertanggung jawab. Hal ini sejalan
menuruti perintah orang tuanya. dengan hasil penelitian (Ahmad &
Mengawasi merupakan salah satu Fitriana, 2016) yang menyatakan
cara orang tua untuk memantau dan bahwa orangtua pada umumnya
melihat kegiatan yang dilakukan sudah mengajarkan arti bertanggung
anaknya, khususnya dalam jawab terhadap anaknya baik dalam
membaca. Orangtua memberikan mengerjakan tugas sekolah di
aturan agar anaknya mau belajar. rumah, dan sebagian kecil orangtua
Dengan adanya aturan berarti anak selalu mengajarkan arti bertanggung
harus melaksanakan aturan yang jawab. Hal ini dapat dimaknai
telah ditetapkan. Orangtua dengan adanya aturan maka anak
memberikan aturan kepada anaknya akan senantiasa bertanggung jawab

102
dalam kegiatan apapun, khususnya dan mampu berteman dengan teman
dalam bidang pendidikan yaitu sebayanya
membaca. Pola yang terakhir yaitu pola
Pola pengasuhan demokratis pendidikan yang permisif. Dikatakan
berupa peran orang tua dalam hal permisif ketika orangtua
memberikan penghargaan, fleksibel/kebebasan dalam memilih
memfasilitasi, keteladanan, bahan bacaan dan
membimbing, motivasi, memberikan fleksibel/kebebasan memilih waktu
kasih sayang, dan pembiasaan. belajar. Orang tua memberikan
Tidak ada salahnya orangtua kebebasan untuk anaknya memilih
memberikan penghargaan kepada bahan bacaan karena ketika
anaknya untuk memotivasi anak dipaksakan anak cenderung tidak
agar lebih giat dalam belajar. mau membaca, untuk itu orang tua
Selain memberi penghargaan, hanya memfasilitasi bahan bacaan
orang tua memfasilitasi anaknya dan anaknya yang akan memilih
yang menunjang hal positif. Orang bahan bacaannya sendiri. Ketika
tua harus menyediakan bahan memilih bahan bacaan, orangtua
bacaan untuk anaknya seperti buku hanya mengarahkan yang baik.
bacaan lain selain buku pelajaran Kita bisa pahami bahwa dari
agar anaknya bisa tertarik dengan ketiga gaya pengasuhan atau pola
membaca. Ketika semua fasilitas pendidikan tersebut dapat
diberikan maka anak akan senang berdampak baik atau buruk bagi
dan termotivasi untuk belajar. anak-anak. Dikatakan baik atau
Dengan orang tua memberikan buruk tergantung dari cara
fasilitas yang tepat yang dapat penggunannya tepat atau tidak.
memenuhi kebutuhan anaknya
khususnya dalam bidang pendidikan C. Hambatan Orang Tua dalam
terdapat sikap dan tindakan yang Meningkatkan Literasi
baik. Berarti orangtua memberi Membaca siswa di Era Covid-
keteladanan untuk anaknya dengan 19
mencontohkan yang baik. Ketika Berdasarkan hasil wawancara
anak mengikuti sikap dan tindakan dan observasi yang telah dilakukan
orangtua, disitulah kesempatan peneliti mengenai hambatan orang
orangtua untuk memberikan contoh tua dalam meningkatkan literasi
membaca setiap pagi, seperti membaca anak di Era Covid-19
membaca koran. Pembiasaan yakni:
dilakukan agar anak terbiasa untuk a) factor kelelahan pada diri anak,
membaca dan ketika tidak membaca dimana ditemukan fakta bahwa
anak akan merasa ada yang kurang. anak merasa lelah karena banyak
Orang tua memberikan kasih sayang tugas sekolah dan les tambahan.
ketika anak sulit untuk membaca b) factor kesibukan orang tua,
agar anak merasakan betapa dimana ditemukan fakta bahwa
besarnya rasa sayang orang tua kegiatan orang tua terutama orang
kepada anaknya. Anak-anak dalam tuanya yang bekerja sehingga
pengasuhan demokratis cenderung tidak optimal dalam membimbing
lebih bisa percaya diri, memiliki dan mengarahkan anak untuk
pengawan terhadap dirinya sendiri meningkatkan kesadaran dalam
membaca.

103
c) factor masih rendahnya motivasi oleh ketujuh orang tua yang menjadi
dan kesadaran anak dalam objek penelitian antara lain yaitu
membaca, dimana ditemukan anak merasa lelah karena banyak
fakta bahwa ada 4 anak yang tugas sekolah dan les tambahan,
masih malas, lebih suka main belum adanya kesadaran akan
handphone, nonton televisi, dan pentingnya membaca dan belajar
bermain games. pada diri anak sehingga sebagian
d) factor pendidikan orang tua, besar anak perlu diperintah dulu
dimana ditemukan fakta bahwa untuk belajar atau membaca.
ada salah satu orang tua yang Kesibukan orang tua bekerja juga
pendidikan terkahirnya yaitu SMA, membuat orang tua kurang optimal
namun orang tua tersebut merasa dalam memperhatikan, membimbing
kesulitan dalam mendampingi dan mendidik anaknya untuk belajar
anak belajar karena beliau merasa dan membaca. Senada dengan
pembelajaran sekarang lebih pendapat Handayani, D. S., Sulastri,
berkembang. A., Mariha, T., & Nurhaeni, N.
e) factor orang tua tidak (2017), bahwa kesibukan orang tua
mencontohkan kebiasaan bekerja memengaruhi pola asuh
membaca, dimana ditemukan sehingga akan berdampak pada
bahwa terdapat 5 orang tua yang pertumbuhan dan perkembangan
memerintah anak agar anak. Orangtua yang mendidik
menjadikan kegiatan membaca terlalu tegas berpengaruh pula
menjadi kebiasaan namun mereka terhadap tingkat kesadaran anak
sendiri belum mencontohkan dalam membaca dan belajar karena
dalam kehidupan sehari-hari anak akan merasa tertekan.
dengan gemar membaca. Faktor yang lainnya yaitu
f) factor orang tua terlalu tegas sebagian besar orangtua juga belum
dalam mendidik anak, dimana menyadari secara penuh akan
ditemukan bahwa ada salah satu pentingnya membaca sehingga
orang tua yang terlalu tegas orang tua belum mencontohkan
dalam mendidik anak sehingga kebiasaan membaca, padahal
membuat anak merasa tertekan seandainya orang tua memberi
dan terpaksa untuk belajar dan contoh yang baik anak akan meniru
membaca, sehingga membaca apa yang dicontohkan oranf tuanya,
bukan dari kesadaran dari dalam seperti yang disampaikan oleh
dirinya melainnya karena tekanan Nafotira, A (2018) bahwa pada
yang diberikan orang tua. dasarnya anak-anak akan
g) factor kurangnya kerjasama antar mencontoh apa-apa yang biasa
orang tua, dimana ditemukan dilakukan dan diajarkan orang
fakta bahwa terdapat 4 ibu yang tuanya. Lalu faktor lainnya adalah
berperan besar dalam mendidik pendidikan orangtua yang masih
dan membimbing anaknya. rendah dan tidak adanya kerjasama
yang baik antara kedua orang tua
Berdasarkan hasil wawancara juga merupakan hambatan para
dan observasi yang telah diuraikan di orang tua.
atas ternyata hambatan yang dialami

104
SIMPULAN

Berdasarkan temuan dan baik untuk meningkatkan literasi


pembahasan penelitian yang telah membaca anak.
diuraikan maka kesimpulannya dapat 2. Pola pendidikan yang dilakukan
disampaikan sebagai berikut oleh orangtua dalam
1. Peran orangtua dalam meningkatkan literasi membaca
meningkatkan kemampuan literasi pada siswa sekolah dasar
membaca pada siswa sekolah dikategorikan menjadi 3 yaitu
dasar yaitu orangtua sebagai otoriter, demokrasi, dan permisif.
pembimbing dan mendidik anak, Pola pendidikan yang lebih baik
orangtua sebagai guru dan adalah pola pendidikan
teladan bagi anak, orangtua demokratis karena anak-anak
sebagai fasilitator, orangtua dalam pengasuhan demokratis
sebagai motivator, orangtua cenderung bisa percaya diri,
sebagai sahabat dan dapat mempunyai pengawasan untuk
berkomunikasi dengan anak dirinya sendiri dan mampu bergaul
secara efektif dan peran orangtua dengan teman sebayanya.
sebagai pemberi reward dan 3. Hambatan yang dialami oleh
punishment yang mencakup pada orangtua kepada anaknya antara
memberi hukuman, mengawasi, lain faktor kelelahan pada anak
membuat aturan, memberi karena banyak tugas sekolah dan
perintah, memberikan les tambahan, faktor kesibukan,
penghargaan, memfasilitasi, masih rendahnya motivasi dan
keteladanan, membimbing, kesadaran anak dalam membaca,
motivasi, memberikan kasih faktor pendidikan orangtua yang
sayang, adanya kebebasan dalam masih rendah, kurangnya
memilih bahan bacaan. Namun kesadaran orang tua akan
peran yang dijalankan orangtua pentingnya membaca dan
masih belum optimal. Tidak kurangnya kerjasama antara
semua orang tua mampu kedua orang tua dalam
menjalankan perannya dengan meningkatkan literasi membaca
anak.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A. & Fitriana. (2016). Peran Desmita. (2012). Psikologi


Orang Tua dalam Membina Nilai Perkembangan Peserta Didik.
Karakter Anak di Kecamatan Bandung: PT Remaja
Simpang Tiga Aceh Besar. Rosdakarya.
Journal: Jurnal Ilmiah Fikriyah, F., & Faiz, A. (2019).
Mahasiswa Pendidikan Penanaman Karakter Melalui
Kesejahteraan Keluarga, vol (1), Peran Pendidik Dalam
hal. 1-9 Menghadapi Tantangan Di Era
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Globalisasi. Jurnal PGSD, 5(2),
Penelitian Suatu Pendekatan 25-36.
Praktek. Jakarta: PT. Rineka https://doi.org/10.32534/jps.v5i2.
Cipta. 744

105
Handayani, D. S., Sulastri, A., Mariha, leadership, teachers’ job
T., & Nurhaeni, N. (2017). satisfaction and students’
Penyimpangan Tumbuh achievement. International
Kembang Anak dengan Orang Journal of Psychosocial
Tua Bekerja. Jurnal Rehabilitation, 24(8), 4581–
Keperawatan Indonesia, 20(1), 4596.
48-55. https://doi.org/10.37200/IJPR/V2
Kemendikbud. (2016). “Peringkat dan 4I8/PR280475.
Capaian PISA Indonesia Rahardjo., M (2017). Studi kasus
Mengalami Peningkatan”. dalam Penelitian Kualitatif:
Diunduh dari Konsep dan Prosedurnya.
https://www.kemdikbud.go.id Malang: Program Pascasarjana
pada tanggal 9 Mei 2019 pukul IUN Maulana Malik Ibrahim
19.00 WIB Malang
Lestari, S. (2017). Parenting with (http://www.academia.edu/downl
Leadership Peran Orang tua oad/56668034/Studi-kasus-
dalam Mengoptimalkan dan dalam-penelitian-kualitatif.pdf)
Memberdayakan Potensi Anak. diakses pada tanggal 09/07/2020
Jakarta: PT Elex Media pukul 22:04
Komputindo. Rohaeti, T., & sumliyah, S. (2020).
Miles, M.B, Huberman, A.M, & RESPON MAHASISWA
Saldana, J. (2014). Qualitative PENDIDIKAN MATEMATIKA
Data Analysis, A Methods DALAM PENGGUNAAN
Sourcebook Editon 3. USA: GOOGLE CLASSROOM DI ERA
Sage Publications. COVID-19. Integral : Pendidikan
Nafotira, A. (2018). Peran Orang Tua Matematika, 11(1), 6-68.
Dalam Mengembangkan Minat Retrieved from https://e-
baca Pad Anak usia Sekolah journal.umc.ac.id/index.php/JNR/
Dasar Kelas 1 (Satu) di article/view/1185
Surabaya (Doctoral dissertation, Syamsudin dan Vismaia. (2011).
Universitas Airlangga). Diunduh Metode Penelitian Pendidikan
dari Bahasa. Bandung: PT Remaja
http://repository.unair.ac.id/7481 Rosdakarya.
3/ Umar, M. (2015). Peranan Orang Tua
Pancarani, B., Amroh, W, I., dalam Peningkatan Prestasi
Noorfitriana, Y,. (2017). Peran Belajar Anak. Journal: Jurnal
Literasi Orang Tua dalam Ilmiah Edukasi, vol (1), hal. 20-
Perkembangan Anak. Journal: 28.
Jurnal Kajian Perpustakaan dan Wahyuni, S.R. (2017). Peran Orang
Informasi vol (-), hal. 23-27. Tua terhadap Prestasi Siswa di
Pratiwi, Indi. 2018. Peran Orang Tua Kelas 5 di SD Al-Azhar Syifa
dalam Meningkatkan Budi Pekanbaru. Journal:
Kemampuan Membaca Siswa. Journal Endurance: vol (2), hal.
Bandung: Universitas Pendidikan 18-24.
Indonesia. doi:http://dx.doi.org/10.22216/jen
Purnomo, H., Karim, A., Rahmatullah, .vli3.1526
A. S., & Sudrajat, S. (2020). Wiryopranoto, S., Herlina, N.,
Principals’ personality, Marihandono, D., dkk. (2017). Ki

106
Hajar Dewantara Pemikiran dan
Perjuangannya. Jakarta:
Museum Kebangkitan Nasional
Direktorat Jenderal Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

107

You might also like