You are on page 1of 15

Vol. I No.

1 Januari 2018 Rang Teknik Journal


http://joernal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

Penerapan Total Quality Management (TQM) Pada Produksi Ready Mix Concrete
(Studi Kasus: PT. Igasar Padang)

Utami Dewi Arman


Fakultas Teknik dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil, Universitas Putra Indonesia YPTK,
Email: udewi2679@gmail.com

Abstract: The rationale for the need for Total Quality Management (TQM) is the best way for
companies to compete and excel in global competition by producing high quality products, a
continuous improvement effort on human capabilities, processes and environments in
accordance with customer needs and satisfaction. To study how the application of Total
Quality Management (TQM) in ready mix concrete production in PT. Igasar, a case study was
conducted by distributing questionnaires to a few consumers, interviewing staff in production
units and other related units and collecting documented written data. The purpose of this study
is to identify the extent to which the implementation of Total Quality Management (TQM) in
ready mix concrete production process and recommend the theory of application of TQM. The
results of this study found that PT. Igasar has not implemented TQM but has implemented
Total Quality Control (TQC), which in this case TQC is an element of TQM itself. Based on
the results of statistical calculation analysis, in terms of information about the product
obtained that 30% of the number of customers know and use the products from other
consumers, 30% know of the campaign and 40% know by them. In terms of product delivery
schedules, 20% of customers said it was not late, 70% said it was sometimes late and 10% said
it was often late, whereas in terms of service, 30% of customers stated very satisfied with the
complaint response, 50% stated quite satisfied with complaint response and 20% expressed
dissatisfaction with complaint response. From the analysis result, it can be concluded that
ready mix concrete products of PT Igasar are considered to meet the specifications and
requirements set by the consumer, but in terms of implementation including delivery schedule
and service is less satisfactory for consumers.
Keywords: controlling, quality, schedule, delivering, ready mix concrete

Abstrak: Dasar pemikiran perlunya Total Quality Management (TQM) adalah cara terbaik
agar perusahaan dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global dengan menghasilkan
produk yang berkualitas tinggi, diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap
kemampuan manusia, proses dan lingkungan sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan
konsumen. Untuk mengkaji bagaimana penerapan Total Quality Management (TQM) dalam
produksi ready mix concrete di PT. Igasar, maka dilakukan studi kasus dengan menyebarkan
angket kuisioner pada beberapa konsumen, melakukan wawancara kepada staf di unit
produksi dan unit yang terkait lainnya serta mengumpulkan data-data tertulis yang telah
didokumentasikan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sejauh
mana penerapan Total Quality Management (TQM) pada proses produksi ready mix concrete
dan merekomendasikan teori penerapan TQM. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa PT.
Igasar belum menerapkan TQM namun telah menerapkan Total Quality Control (TQC), yang
dalam hal ini TQC merupakan elemen dari TQM itu sendiri. Berdasarkan hasil analisis
perhitungan statistik, dari segi informasi tentang produk diperoleh bahwa 30 % dari jumlah
pelanggan mengetahui dan menggunakan produk ready mix concrete dari konsumen lain, 30
% mengetahui dari promosi dan 40% mengetahui sendiri. Dari segi jadwal pengiriman
produk, 20 % dari pelanggan menyatakan tidak terlambat, 70% menyatakan kadang-kadang
terlambat dan 10 % menyatakan sering terlambat, sedangkan dari segi pelayanan, 30 % dari
pelanggan menyatakan sangat puas dengan tanggapan keluhan, 50 % menyatakan cukup puas
dengan tanggapan keluhan dan 20 % menyatakan tidak puas dengan tanggapan keluhan. Dari
hasil analisis dapat disimpulkan bahwa produk ready mix concrete dari PT.Igasar dinilai
memenuhi spesifikasi dan persyaratan yang ditetapkan oleh konsumen, namun dari segi
pelaksanaan termasuk jadwal pengiriman dan pelayanan kurang memuaskan bagi konsumen.
Fakultas Teknik UMSB ISSN 2599-2081
90
EISSN 2599-2090
Vol. I No.1 Januari 2018 Rang Teknik Journal
http://joernal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

Kata kunci: pengendalian, mutu, waktu, pengiriman, ready mix concrete

PENDAHULUAN Kualitas menurut standar ISO 9000


PT. Igasar adalah perusahaan yang merupakan ukuran tingkat untuk kerja dan
didirikan oleh yayasan karyawan PT. Semen karakteristik suatu produk barang atau jasa
Padang pada tanggal 25 januari 1972, untuk memenuhi fungsi yang diinginkan.
dengan tujuan untuk membantu kegiatan PT. Definisi kualitas adalah suatu kondisi
Semen Padang terutama dalam bidang sosial, dinamis yang berhubungan dengan produk,
budaya dan ekonomi. Pada tanggal 12 jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang
September 1974, yayasan Igasar mendirikan memenuhi atau melebihi harapan,
dan mengelola suatu perseroan terbatas yang menggunakan kualitas dapat dipandang
dinamakan PT. Igasar,dan kemudian pada sebagai tingkat ukuran kemampuan yang
tahun 1985 usahanya diperluas dengan memuaskan untuk digunakan1. Untuk dapat
mendirikan pabrik yang memproduksi ready menghasilkan produk dengan tingkat kualitas
mix concrete. Dalam melakukan aktifitas yang tinggi, penyedia barang dan jasa
perusahaan perlu dirancang suatu sistem konstruksi harus mengikuti selera konsumen
untuk merangkai dan mengontrol kegiatan- yang selalu berubah. Penyedia harus selalu
kegiatan perusahaan sedemikian rupa mengadakan penyesuaian baik atas metode,
sehingga operasi perusahaan dapat berjalan proses, organisasi, fasilitas pendukung dan
dengan teratur, terkoordinir dan terencana lain-lain. Suatu proses produksi barang atau
serta dapat diawasi, dimana dengan jasa tidak dapat begitu saja dirubah misalnya
keberadaan sistem tersebut dapat mengukur untuk melakukan penyesuaian hasil akhir.
sejauh mana sebuah perusahaan dapat Dalam pengendalian mutu produk
mencapai misi yang ada dan memberikan antara pemakai (user) dan penyedia
kepuasan kepada pelanggannya. Total (supplier) membuat suatu persetujuan
Quality Management adalah suatu konsep bersama tentang spesifikasi yang harus
manajemen modern yang berusaha untuk dipenuhi penyedia agar produk tersebut
memberikan respon secara cepat pada tiap dapat diterima konsumen. Persoalan datang
perubahan yang ada dan berfokus pada dengan kemungkinan berubahnya selera
tujuan atau misi perusahaan untuk melayani konsumen yang berakibat spesifikasi desain
kebutuhan pelanggan dengan memasok serta berlanjut ke manual kerja proses
barang dan jasa yang memiliki kualitas produksi akan menghasilkan produk yang
setinggi mungkin dan berwawasan kurang sesuai dengan keinginan konsumen.
lingkungan. Berdasarkan uraian diatas, Dengan demikian selera konsumenlah yang
menarik jika mengkaji sejauh mana menentukan kualitas mana yang terbaik yang
penerapan manajemen mutu di PT. Igasar hendak diikuti penyedia produk yang
dalam produksi ready mix concrete tersebut. ditawarkan. Berikut ini diuraikan beberapa
Adapun tujuan dari penelitian ini sistem kualitas antara lain2;
adalah untuk mengidentifikasi penerapan 1.Quality Control (QC) - Pengendalian mutu
Total Quality Management dalam produksi Merupakan inspeksi pemisahan produk yang
ready mix concrete dan merekomendasikan memenuhi dan tidak memenuhi spesifikasi,
teori penerapan TQM sebagai usulan produk yang gagal dibuang dan sebagian lagi
perbaikan penerapan manajemen mutu yang didaur ulang guna menghilangkan
telah berjalan. Penelitian ini hanya ketidaksesuaian produk. Secara singkat
mencakup tentang penerapan Total Quality sistem pengendalian mutu dapat dilihat pada
Management pada unit kerja produksi dan gambar 1 dibawah ini.
unit yang terkait pada proses produksi ready
mix concrete.
1
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana, 2001, Total Quality
Management, Edisi Revisi, Penerbit Andi, Yogyakarta
2
Sistem Kualitas dan Konsep Total Quality Materi Workshop, Proyek Peningkatan Pendidikan Sains dan
Keteknikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Fakultas Teknik,
Management (TQM) Universitas Hasanuddin, Buku Pertama.

ISSN 2599-2081 Fak. Teknik UMSB 91


EISSN 2599-2090
Vol. I No.1 Januari 2018 Rang Teknik Journal
http://joernal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

menyeluruh. Keterlibatan semua fungsi


dalam kegiatan implementasi TQC adalah
sebagai berikut:
a. Keterlibatan semua level dari manajemen
puncak sampai karyawan dalam
memperhatikan kualitas.
b. Filosofi perbaikan berkesinambungan
c. Orientasi pada pelanggan, dimana
kualitas ditentukan dari sudut pandang
pelanggan.
Untuk lebih jelasnya proses tersebut
Gambar 1. Diagram Cakupan Sistem diuraikan pada gambar 3 dibawah ini.
Quality Control
(Sumber: Materi Workshop, Universitas
Hasanuddin, Buku Pertama)

2.Quality Assurance (QA) – Pemastian Mutu


Merupakan proses produksi yang
dilaksanakan secara konsisten yang dimulai
dari desain, pasokan bahan produk, tata cara
proses inspeksi, dan lain-lain, dimana
dilakukan sesuai petunjuk manual yang
diberikan, direncanakan berdasarkan desain
dan spesifikasi produk serta sesuai dengan
kebutuhan dan selera konsumen. Proses ini
dapat digambarkan pada gambar 2 dibawah Gambar 3. Diagram Cakupan Total Quality
ini. Control
(Sumber: Materi Workshop, Universitas
Hasanuddin, Buku Pertama)

4. Total Quality Management (TQM) –


Kesatuan manajemen mutu
Merupakan suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimumkan daya saing perusahaan
melalui perbaikan terus menerus atas produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungannya.
Bidang penanganan masalah mutu dan
sistem ini juga mencakup hal-hal atau
masalah-masalah diluar perusahaan yang
Gambar 2. Diagram Cakupan Sistem mungkin memiliki pengaruh negatif terhadap
Quality Assurance perusahaan sebagai contoh; perlunya
(Sumber: Materi Workshop, Universitas pengolahan limbah hasil produksi yang baik,
Hasanuddin, Buku Pertama) iklim investasi dan perkembangan situasi,
dan penciptaan lingkungan sosial,
3. Total Quality Control (TQC) – pendidikan kesehatan disekitar lokasi
Kesatuan pengendalian mutu kegiatan perusahaan. Berikut diuraikan
Merupakan suatu sistem manajemen yang komponen-komponen TQM yang dapat
dapat mengatur seluruh potensi sumber daya dilihat pada gambar 4 di bawah ini.
(manusia, teknologi, alat kemampuan teknis
dan biaya) sedemikian sehingga di dalam
proses kerja terjadi integrasi secara
Fakultas Teknik UMSB ISSN 2599-2081
92
EISSN 2599-2090
Vol. I No.1 Januari 2018 Rang Teknik Journal
http://joernal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

digunakan sebagai kerangka perencanaan


strategis dan analisis pada produk
manufaktur yakni; 1
a) Kinerja (performance) – merupakan
karakeristik dari operasi utama dari
produk.
b) Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan
(features) yaitu karakeristik sekunder atau
pelengkap
c) Kehandalan (reability), yakni
kemungkinan kecil akan mengalami
kerusakan atau gagal dipakai.
d) Kesesuaian dengan spesifikasi
(conformance to spesifications), yakni
sejauh mana karakteristik desain dan
Gambar 4. Diagram cakupan Total Quality operasi memenuhi standar–standar yang
Management telah ditetapkan sebelumnya.
(Sumber: Materi Workshop, Universitas e) Daya tahan (durability), berkaitan dengan
Hasanuddin, Buku Pertama) berapa lama produk tersebut dapat terus
digunakan
5. Kaizen – Perbaikan mutu secara terus f) Serviceability, meliputi kecepatan,
menerus kompetensi, kenyamanan, mudah
Merupakan sistem pengelolaan dan direparasi, penanganan keluhan yang
perbaikan yang dilakukan secara terus memuaskan.
menerus dalam lingkup aktifitas QC, QA, g) Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap
TQC dan TQM. Ilustrasi dapat dilihat pada panca indera.
gambar 5 di bawah ini. h) Kualitas yang dipersepsikan (perceived
quality), yaitu citra dan reputasi produk
serta tanggung jawab perusahaan
terhadapnya.
Menurut Hensler dan Brunell (dalam
Scheuing dan Christopher, 1993, pp. 165-
166), ada empat prinsip utama dalam Total
Quality Management (TQM) antara lain;1
a) Kepuasan pelanggan - Kebutuhan
pelanggan diusahakan untuk dipuaskan
dalam segala aspek termasuk; harga,
Gambar 5. Diagram Cakupan Sistem keamanan, dan ketepatan waktu. Semakin
Kaizen tinggi nilai kualitas yang diberikan, maka
(Sumber: Materi Workshop, Universitas semakin besar pula kepuasan pelanggan.
Hasanuddin, Buku Pertama) b) Respek terhadap setiap orang - Setiap
orang dalam suatu organisasi perlu
diperlakukan dengan baik dan diberi
kesempatan untuk terlibat dan
berpartisipasi dalam tim pengambil
keputusan.
c) Manajemen berdasarkan fakta -
Manajemen dalam tim memerlukan data
dana analisis statistik sehingga dapat
memprediksi hasil dari setiap keputusan
Ada 8 (delapan) dimensi kualitas yang dan tindakan yang dilakukan.
dikembangkan oleh Garvin dan dapat
ISSN 2599-2081 Fak. Teknik UMSB 93
EISSN 2599-2090
Vol. I No.1 Januari 2018 Rang Teknik Journal
http://joernal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

d) Perbaikan berkesinambungan - Setiap Berikut fase-fase implementasi Total Quality


organisasi perlu melakukan proses secara Management (TQM) dapat dilihat pada tabel
sistematis dalam melaksanakan perbaikan 1 dibawah ini:1
berkesinambungan dengan menggunakan
konsep siklus PDCA (plan-do-check- Tabel 1. Fase Implementasi Total Quality
action), dikenal dengan nama siklus Management (TQM)
Deming yang dikembangkan untuk (Sumber: Total Quality Management, Fandy
menghubungkan antara produksi suatu Tjiptono dan Diana Anastasia, 2001)
produk dengan kebutuhan pelanggan dan No Fase TQM Uraian
memfokuskan sumber daya semua unit
(riset, desain, produksi, pemasaran) dalam 1 Persiapan Membentuk steering
suatu upaya kerjasama untuk memenuhi committee (pihak
kebutuhan pelanggan tersebut. Beberapa manajemen yang
tahapan siklus Deming antara lain ; bertanggung jawab
mengadakan riset pada konsumen dan dalam penerapan
menggunakannya dalam perencanaan TQM dalam suatu
(plan), menghasilkan produk (do), perusahaan),
memeriksa produk apakah telah membentuk tim,
dihasilkan sesuai dengan rencana (check pelatihan TQM,
), memasarkan produk (act), dan Menyusun
menganalisis bagaimana produk diterima pernyataan visi dan
di pasar dalam hal kualitas, biaya, dan prinsip sebagai
kriteria lainnya (analyze). pedoman,menyusun
tujuan, komunikasi
dan publikasi,
identifikasi kekuatan
dan kelemahan,
identifikasi
Siklus Deming menurut Garold D. pendukung dan
Oberlender dapat diilustrasikan pada gambar penolak,
6 di bawah ini.3 memperkirakan
sikap karyawan,
mengukur kepuasan
pelanggan,

2 Perencanaan Merencanakan
pendekatan
penerapan TQM,
dalam hal ini
menggunakan siklus
PDCA, identifikasi
proyek, penyusunan
tim, pelatihan tim.
Gambar 6. Siklus Deming menurut Garold 3 Pelaksanaan Penggiatan tim
D. Oberlender dalam mengerjakan
(Sumber: Project Management For tugas masing-masing
Engineering, Garold D. Oberlender) dengan teknik TQM
yang dipelajari,
memberikan
informasi umpan
balik kepada
Steering Committee,
3
Oberlender, D, Garold, Project Management For Engineering
Fakultas Teknik UMSB ISSN 2599-2081
94
EISSN 2599-2090
Vol. I No.1 Januari 2018 Rang Teknik Journal
http://joernal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

umpan balik dari bercampur dengan air. Bahan baku


pelanggan, umpan pembuatan semen adalah sebagi berikut :5
balik dari karyawan, 1. Batu kapur – mengandung sumber
dan memodifikasi kalsium oksida. Kandungan kalsium
infrastruktur oksida didalam batu kapur berkisar
perusahaan 50% dan bahan ini dalam pengolahan
bahan baku semen digunakan sekitar
80 % berat.
Beton (Concrete) 2. Batu silica – mengandung sekitar 65
Beton merupakan suatu kesatuan yang % oksida silisium, 13 % oksida
heterogen dan merupakan salah satu bahan aluminium dan 70 % oksida besi.
konstruksi yang umum digunakan untuk Kebutuhan di dalam pengolahan
bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lain- bahan baku semen sekitar 10 % berat.
lain. Komponen- komponen beton adalah 3. Tanah Liat– mengandung sumber
sebagai berikut;4 aluminium oksida sekitar 29 % dan
a. Air – Sebagai media pencampur yang oksida besi sekitar 10 %. Kebutuhan
mempunyai kedudukan 8 – 10 % dalam tanah liat dalam pengolahan bahan
campuran beton, banyaknya air baku semen sekitar 10 % berat.
ditentukan berdasarkan perbandingan air 4. Pasir besi – mengandung oksida besi
dan semen portland (water cement ratio. 83 % dan dibutuhkan dalam
Besarnya jumlah air menghalangi proses pengolahan bahan baku semen sekitar
pengikatan, jika kekurangan air maka 2 % berat.
reaksi kimia yang terjadi dalam adukan 5. Gypsum–berfungsi sebagai retarder
tidak akan selesai. Banyaknya air akan atau bahan yang digunakan untuk
membuat adukan encer, proses memperlambat proses pengerasan
pengerjaan mudah, akan tetapi kekuatan awal semen. Kebutuhan gypsum
beton renda, akan semakin porous dan dalam pengolahan bahan baku semen
mudah terjadi segregasi (pemisahan adalah sekiatr 2 % berat.
butiran pada adukan). Menurut PBI N.I – c. Pasir/Agregat halus – Memiliki
2, 1971 persyaratan air sebagai komponen kedudukan 30 – 40 % dalam campuran
beton adalah ; air tidak boleh beton. Persyaratan agregat halus/pasir
mengandung minyak, asam, alkali, menurut PBI N.I – 2, 1987 adalah sebagai
garam-garam, bahan organik, sulfat, berikut; 4
klorida, atau bahan –bahan lain yang - Butir-butir halus, tajam dan keras.
dapat merusak beton, air yang memiliki -Tidak pecah atau mudah hancur oleh
PH 4,5 -8,5, bahan padat maksimum 2000 perubahan cuaca
ppm, bahan tersuspensi maksimum 2000 -Kadar lumpur maksimum 5 % ditentukan
ppm, bahan organik maksimum 2000 terhadap berat kering.
ppm, dan minyak 2 % dari berat semen , -Bahan organik diperiksa dengan
ion sulfat 10.000 ppm, ion chlor 10.000 percobaan warna dari Abrams Harder
ppm, dan air dapat dipakai apabila (larutan NaOH), dan tidak lebih tua
mencapai 90 % kekuatan tekan dengan warnanya bila dibandingkan dengan
penggunaan air suling pada umur 7 hari warna standar
dan 28 hari.4 -Susunan gradasi agregat mengikuti
b. Semen– Sebagai bahan pengikat dalam persyaratan agregat campuran
campuran beton yang mempunyai -Pemakaian pasir laut sebagai agreat
kedudukan 12-18 %. Semen akan menjadi halus, harus dengan petunjuk dari
bahan pengikat hidrolis apabila lembaga yang berwenang.

4 5
G Rani, Iskandar, 1995,Teknoologi Beton, Penerbit FPTK IKIP Kardiyono, 1998, Hubungan Air Semen dan Kuat Tekan Silinder
Padang Beton Dengan Agregat dari Sungai Krasak, Penerbit UGM,Yogyakarta

ISSN 2599-2081 Fak. Teknik UMSB 95


EISSN 2599-2090
Vol. I No.1 Januari 2018 Rang Teknik Journal
http://joernal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

b. Kerikil/Split (agregat kasar) - Air- entrined – berfungsi untuk


Kerikil/split memiliki kedudukan 40-50 membentuk gelembung udara dalam
% dalam campuran beton. Persyaratan campuran beton.
kerikil/split menurut PBI N.I – 2, Sifat-sifat beton ditinjau dari segi
1971adalah sebagai berikut: 4 pemakaiannya adalah;4
- Butirnya harus keras dan tidak berpori - Harus memiliki kekuatan tekan yang
- Jumlah butir-butir pipih maksimum 20 cukup untuk menahan beban
% dari berat agregat seluruhnya, pipih bangunan. Menurut PBI 1971 beton
sama dengan panjang yang lebih besar dibagi menjadi beberapa jenis yakni;
dari tiga kali tebal ( L > 3 t) Beton Kelas I untuk pekerjaan non
- Tidak pecah/hancur oleh pengaruh struktural, Beton Kelas II untuk
cuaca pekerjaan struktural dengan K-125, K-
- Kadar lumpur maksimum 1 % 175 dan K-225, Beton Kelas III untuk
- Tidak mengandung zat reaktif alkali pekerjaan struktural dengan kekuatan
- Kekerasan butiran diperiksa dengan karakteristik yang lebih tinggi dari 225
mesin pengaus Los Angeles dengan kg/cm2.
kehilangan berat yang diizinkan - Workability – dapat diartikan
maksimum 50 % kemudahan untuk dikerjakan dalam
- Susunan gradasi agregat mengikuti hal ini beton yang dibuat harus mudah
persyaratan agregat campuran untuk dicampur, diangkut dan
- Besar butiran maksimum antara lain 1/5 dipadatkan. Faktor-faktor yang yang
jarak terkecil antara bidang samping menentukan kemudahan pekerjaan
cetakan, 1/3 tebal pelat, 3/4 jarak bersih beton adalah; gradasi agregat, bentuk
minimum diantara bidang-bidang partikel, pengaruh kombinasi agregat,
tulangan. pengaruh proporsi campuran, dan
e. Admixture kadar air. Alat yang digunakan untuk
Admixture adalah bahan serbuk atau mengukur workability adalah slump
cairan yang dibubuhkan ke dalam test.
campuran beton selama, sebelum atau - Kerapatan – adalah ruang atau rongga
sesudah pengadukan dalam jumlah- yang ada pada beton dan diupayakan
jumlah tertentu untuk memperoleh rongga-rongga tersebut diisi oleh
beberapa sifatnya. Bahan aditif ini agregat dan pasta semen. Kerapatan
digunakan dengan memperhatikan merupakan salah satu kriteria untuk
jumlahnya. Tipe-tipe bahan aditif beton beton-beton yang kedap air, beton
adalah sebagai berikut; 4 untuk keperluan atap, lantai
- Accelerating – berfungsi untuk reservoar,dsb.
mempercepat waktu pengikatan dan - Kekekalan bentuk (durability) –
menambah kekuatan awal beton. dimana beton tidak boleh mengalami
- Retarding – berfungsi untuk pengembangan dan penyusutan yang
memperlambat waktu pengikatan beton menimbulkan retak-retak rambut yang
- Normal Water Reducing – berfungsi akan menjadi pecah setelah beton
untuk mengurangi jumlah air campuran mengeras.
dengan konsistensi yang ditetapkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan
- Accelerating Water – Reducing, beton adalah; 5
berfungsi untuk mengurangi jumlah air 1. Jenis semen dan kualitasnya – Jenis
campuran dengan konsistensi yang semen dan kualitasnya sangat
ditetapkan serta memperlambat waktu mempengaruhi kekuatan rata-rata dan
pengikatan awal. kuat tekan batas beton.
- Superplasticizer – berfungsi untuk 2. Faktor sifat agregat – Pemakaian
mengurangi jumlah air campuran agregat yang bebas dari kotoran-
dengan konsistensi sangat rendah. kotoran dan zat-zat yang dapat
merusak beton. Agregat berupa batu
pecah atau split akan menghasilkan
Fakultas Teknik UMSB ISSN 2599-2081
96
EISSN 2599-2090
Vol. I No.1 Januari 2018 Rang Teknik Journal
http://joernal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

beton dengan kekuatan tekan yang pembentukan tim, perumusan target dan
lebih besar daripada menggunakan strategi perusahaan serta pelaksanaan
agregat alami dari sungai. 5 Gradasi penerapan manajemen mutu dalam proses
butiran berpengaruh pada beton basah produksi ready mix concrete.
diantaranya adalah mempengaruhi air c. Menyusun format kuisioner dan
pencampur, jumlah semen, kemudian menyebarkannya kepada
pengecoran, dan pemadatan. kontraktor-kontraktor pengguna ready
Sedangkan untuk beton keras akan mix concrete dari PT. Igasar. Dalam hal
mempengaruhi sifat kedap air dan ini dipilih 10 kontraktor yang pernah
sebagainya. Berat jenis agregat menjadi pelanggan PT.Igasar. Kuisioner
berpengaruh pada kekuatan beton. terdiri dari 17 pertanyaan dan dibagi
Semakin tinggi berat jenis beton menjadi 3 (tiga) bagian antara lain;
maka semakin tinggi pula kuat tekan bagian umum, bagian mutu dan bagian
beton yang dihasilkan. pelaksanaan. Bagian umum meliputi; hal-
3. Faktor air semen – Suatu angka hal yang berkaitan dengan produk, harga,
perbandingan berat air terhadap kegunaan ready mix concrete, ketepatan
semen yang terdapat dalam campuran waktu dan alasan yang diberikan jika
beton. Faktor air semen ini sangat terjadi keterlambatan. Bagian mutu
erat hubungannya dengan kekuatan meliputi ; hal-hal yang berkaitan dengan
tekan beton. keluhan konsumen terhadap mutu ready
4. Efisiensi dari perawatan (curing) – mix concrete, produk yang ditolak dan
Perawatan sangat penting pada standar mutu yang digunakan, sedangkan
pengerjaan dilapangan dalam bagian pelaksanaan mencakup hal-hal
pembuatan benda uji beton. yang berkaitan dengan proses pengiriman
5. Suhu – Beton yang dirawat pada suhu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan
yang lebih tinggi maka kecepatan PT. Igasar.
kenaikan kekuatan tekannya menjadi d. Berdasarkan data yang diperoleh, maka
lebih cepat, akan tetapi pada akhirnya dilakukan studi penerapan TQC pada unit
kekuatannya lebih rendah. kegiatan produksi ready mix concrete di
6. Umur – Semakin bertambahnya umur PT.Igasar.
beton maka bertambah pula kekuatan e. Selanjutnya menganalisa data
tekan beton. dokumentasi dan data kuisioner serta
membandingkan TQC yang diterapkan
METODE PENELITIAN oleh PT. Igasar dengan teori
Penelitian dilakukan di PT. Igasar, implementasi TQM.
diketahui bahwa sistem manajemen mutu
yang diterapkan adalah masih menggunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
Total Quality Control (TQC) yang Berdasarkan studi yang telah
dilaksanakan secara menyeluruh terhadap dilakukan maka ditemui bahwa PT. Semen
semua unit kegiatan termasuk uni produksi Padang belum mencapai konsep TQM. Pada
ready mix concrete. TQC masih merupakan tahun 1984 PT Semen Padang selaku
elemen dari TQM itu sendiri. perusahaan induk mulai memperkenalkan
Berikut dijelaskan beberapa tahapan sistem manajemen TQC pada unit-unit kerja
yang dilakukan selama penelitian dan Anak Perusahaan Lembaga Penunjang
berlangsung adalah; (APLP) termasuk PT.Igasar. Sistem TQC
a. Melakukan peninjauan pustaka dengan diterapkan melalui beberapa tahapan yaitu
memahami teori dasar dan fase pengenalan, pelatihan, dan pelaksanaan
implementasi Total Quality Management dengan harapan nantinya terbentuk beberapa
(TQM). kelompok TQC atau yang lebih dikenal
b. Mengumpulkan data-data dokumentasi dengan nama kelompok Gugus Kendali
terkait data perusahaan, penerapan sistem Mutu (GKM). GKM merupakan suatu
manajemen mutu yang mencakup kelompok unit kerja yang mengadakan
ISSN 2599-2081 Fak. Teknik UMSB 97
EISSN 2599-2090
Vol. I No.1 Januari 2018 Rang Teknik Journal
http://joernal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

pertemuan 1 (satu) kali dalam seminggu a. Kegiatan mengontrol pekerjaan yang


pada waktu yang telah ditetapkan bersama sifatnya rutin agar potensi kinerja dari
seluruh anggota kelompok dengan seluruh sumber daya yang ada pada saat
melakukan kegiatan pengendaliandan posisi awal dapat dipertahankan.
perbaikan mutu serta mencari solusi dari Kegiatan ini menggunakan konsep
permasalahan yang muncul di unit kerja. control points dan control check points.
Konvensi GKM diadakan 1 (satu) kali dalam Control points merupakan hasil kerja
setahun. GKM dibentuk disetiap unit yang direncanakan, sedangkan control
perusahaan atau di setiap divisi. Untuk divisi check points merupakan faktor-faktor
produksi terdiri dari 3 (tiga) bagian antara kerja yang mempengaruhi pencapaian
lain; hasil kerja.
a. Bagian produksi mencakup ; seksi raw Pengontrolan terhadap hasil kerja dan
material berfungsi untuk mengkoordinir faktor kerja yang terdiri dari 2 macam
penyediaan dan kebutuhan material bentuk yakni;
selama mekanisasi produksi, seksi - Standard – besaran spesifik dari
baching plant berfungsi untuk suatu sumber daya berupa kapasitas
mengawasi mekanisasi produksi, sistem atau besarnya produk dikurang input
kerja alat serta mengkalibrasi alat yang diperlukan. Standar juga
sehingga hasi yang diperoleh lebih berupa standar kualitas bahan dan
akurat, seksi pemeliharaan pabrik Standar Operating Prosedur (SOP).
berfungsi mengawasi proses produksi, - Plan – Besaran rencana atau sub
pemeliharaan alat dan mengontrol rencana kerja.
kegiatan yang ada di pabrik. Standard dan plan merupakan wujud
b. Bagian pengendali mutu mencakup; dari control point dan check point
seksi kendali mutu bertugas mengontrol dinyatakan dalam bentuk numerik
mutu material dan membuat evaluasi seperti; satuan, % progres pencapaian
hasil pemeriksaan sampel guna kerja, jam, kualitas bahan, biaya dan
mendapatkan komposisi mix design sebagainya. Setiap karyawan mulai dari
yang disyaratkan, seksi penelitian labor manajemen puncak sampai dengan
berfungsi memeriksa material baik karyawan terendah harus memiliki
sebelum maupun setelah proses control point yang jelas dan harus
produksi. mampu menguasai check points nya.
c. Bagian transportasi mencakup, seksi Evaluasi control points dan check
angkutan truk dan angkutan semen points dilakukan dengan menggunakan
curah. perhitungan statistik.
Di awal tahun 1999, penerapan TQC tidak b. Kegiatan mengontrol pekerjaan yang
direalisasikan lagi dilingkungan perusahaan, sifatnya non rutin yang bersifat
karena tidak adanya inisiatif dari pihak evaluatif serta dilanjutkan dengan
manajemen puncak untuk menggiatkan tindakan-tindakan perbaikan sehingga
kegiatan GKM. Sampai saat ini, untuk besarnya potensi kinerja dapat
menjamin mutu pelaksanaan produksi ready ditingkatkan. Kegiatan perbaikan terus
mix concrete PT. Igasar mengacu pada menerus ini menggunakan konsep
Standar Operating Prosedur (SOP). Activity Plan. Konsep activity plan
merupakan pelaksanaan kegiatan yang
Pelaksanaan Konsep Total Quality Control bersifat perbaikan melalui aktifitas yang
(TQC) di PT. Semen Padang bersifat evaluatif yang diikuti dengan
Dalam penerapan konsep TQC, penerapan dari aktifitas-aktifitas
untuk menyukseskan pencapaian rencana tersebut dan berusaha untuk
kerja dan penetapan anggaran perusahaan meningkatkan nilai potensi sumber
maka perlu ditetapkan perumusan program daya agar lebih baik dari potensi
kerja. Berikut kegiatan pokok dalam sebelumnya. Pada konsep activity plan
perumusan program kerja antara lain; dikenal dengan istilah Key Result Area
(KRA) yang didefinisikan sebagai
Fakultas Teknik UMSB ISSN 2599-2081
98
EISSN 2599-2090
Vol. I No.1 Januari 2018 Rang Teknik Journal
http://joernal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

masalah pokok yang sangat penting mengevaluasi pendapat semua


diperhatikan karena berpengaruh anggota, dan fasilitator harus
terhadap keberhasilan tujuan memiliki prinsip bahwa perusahaan
perusahaan. Kegiatan activity plan tdak akan berhasil tanpa dukungan
adalah suatu program kerja yang dari bawah.
mencakup tentang; masalah yang - Faktor ketidakmerataan penerapan
dikerjakan, personil yang bertanggung pengendalian mutu dalam semua
jawab, waktu awal dan akhir pekerjaan divisi. Tindakan korektif yang
dan target penyelesaian yang dicapai. dilaksanakan untuk mencegah
Perumusan activity plan dilakukan masalah ini terjadi adalah pimpinan
melalui sistem cause and effect harus mensosialisasikan tujuan dan
diagram atau disebut juga dengan manfaat penerapan TQC pada semua
diagram sebab akibat digunakan untuk divisi, pimpinan menetapkan
mengidentifikasi dan menganalisis komitmen bersama antar Biro di
suatu proses atau situasi dan lingkungan divisi operasional untuk
menemukan kemungkinan penyebab menentukan target TQC yang bisa
suatu masalah terjadi. Berikut faktor- dibentuk, saling mengingatkan dari
faktor yang sering menjadi sumber masing-masing divisi, dan
masalah dalam penerapan konsep memasukkan salah satu anggota dari
activity plan di lingkungan perusahaan divisi lain untuk menjadi anggota
antara lain; GKM.
- Faktor atasan, seringnya terjadi
ketidakhadiran atasan pada saat M S K- K K- K K K K K-
konvensi GKM. Tindakan korektif at a 10 - 17 - - - - 40
yang dilakukan dalam mencegah t 0 12 5 22 25 30 35 0
masalah ini terjadi adalah atasan u 5 5 0 0 0
harus meluangkan waktu lebih a
kurang 15 menit untuk hadir pada n
saat konvensi sehingga
memunculkan motivasi terhadap Se K 22 25 31 35 38 41 45 50
m g 5 0 5 0 5 5 0 0
anggota, atasan harus
en
mengapreasiasi pentingnya
manfaat keberhasilan pencapaian Pa M 0,7 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0,5
target oleh GKM, atasan harus sir 3
32 69 67 65 59 58 63 43
mengetahui jadwal pertemuan 6 6 7 1 0 3
GKM dan selalu dingatkan sehari
sebelum pertemuan dan lebih S M 0,8 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0,7
lanjut membahas hal-hal yang pl 3
11 77 74 72 80 78 70 39
menjadi masalah, merencanakan it 2 8 9 1 9 1
perbaikan, dan menentukan
permasalahan. A li 0,8 0, 1, 1, 1, 1, 1, 1,6
- Faktor fasilitator, seringnya tidak di t 33 93 05 16 28 38 50 67
tercapai kesepakatan antara tif e 8 0 7 3 3 0
fasilitator dan karyawan dalam r
mencari solusi permasalahan.
Tindakan korektif yang dilakukan
untuk mencegah masalah ini terjadi Ready Mix Concrete
adalah fasilitator perlu mengadakan Ready mix concrete adalah beton
diskusi dengan anggota GKM siap pakai dengan cara mekanisasi sesuai
lainnya, fasilitator perlu menampung perbandingan berat material yang telah
semua aspirasi yang disampaikan direncanakan. Bahan baku yang digunakan
oleh anggota, fasilitator harus adalah semen tipe I, batu pecah, pasir, air
ISSN 2599-2081 Fak. Teknik UMSB 99
EISSN 2599-2090
Vol. I No.1 Januari 2018 Rang Teknik Journal
http://joernal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

yang memenuhi standar dan zat aditif. Proses Umpan Balik Pelanggan
produksi ready mix concrete di PT. Igasar Divisi produksi ready mix concrete
ada 2 (dua) jenis antara lain; seharusnya menyadari bahwa untuk
- Sistem kering (Dry Process) – Pada memenangkan persaingan pasar PT Igasar
sistem ini batching plan berfungsi sebagai harus melakukan perbaikan mutu produk
penimbangan dan pengisian ke truck secara terus menerus dengan selalu
mixer sedangkan pencampuran dilakukan memperhatikan kepuasan pelanggan. Dalam
dalam truck mixer. hal ini peneliti mengidentifikasi umpan balik
- Sistem basah (Wet Process) – Pada sistem pelanggan dari segi mutu dan pelaksanaan
ini batching plan berfungsi sebagai pengiriman produk.
tempat pengisian dan penimbangan Berdasarkan hasil kuisioner yang
material juga berfungsi sebagai tempat telah disebarkan kepada pelanggan produk
pencampuran. ready mix concrete, dari segi informasi
Keuntungan penggunaan ready mix tentang produk diperoleh bahwa 30 % dari
concrete adalah; jumlah pelanggan mengetahui dan
- Stabil dalam kualitas menggunakan produk ready mix concrete
- Dapat menyuplay dalam volume besar dari konsumen lain, 30 % mengetahui dari
dengan waktu yang relatif cepat. promosi dan 40% mengetahui sendiri. Dari
- Dalam pengerjaannya tidak segi jadwal pengiriman produk, 20 % dari
membutuhkan tenaga kerja yang banyak. pelanggan menyatakan tidak terlambat, 70%
- Selama proses produksi resiko kehilangan menyatakan kadang-kadang terlambat dan 10
material kecil sekali % menyatakan sering terlambat, sedangkan
- Tidak membutuhkan area yang besar dari segi pelayanan, 30 % dari pelanggan
untuk melakukan proses produksi. menyatakan sangat puas dengan tanggapan
- Proses produksi yang relatif singkat keluhan, 50 % menyatakan cukup puas
sehingga waktu penyelsaian proyek lebih dengan tanggapan keluhan dan 20 %
cepat. menyatakan tidak puas dengan tanggapan
Spesifikasi material standar (consume figure) keluhan. Dari hasil ini dapat disimpulkan
dari produk ready mix concrete yang bahwa produk ready mix concrete dari
ditetapkan oleh PT. Igasar dapat dilihat pada PT.Igasar dinilai memenuhi spesifikasi dan
tabel 2 dibawah ini. persyaratan yang ditetapkan oleh pelanggan,
Tabel 2. Spesifikasi Material Standar Ready namun dari segi pelaksanaan termasuk
Mix Concrete (Sumber: Anonim, 2002) jadwal pengiriman dan pelayanan kurang
Skema proses produksi ready mix concrete memuaskan bagi pelanggan.
dapat dilihat pada gambar 7 di bawah ini. Konsep TQC yang diterapkan oleh
PT. Semen Padang selaku perusahaan induk
dari PT. Igasar diangkat dari ide konsep
pengendalian kualitas yang dikemukakan
oleh Feigenbaum, 1968 bahwa pengendalian
harus dimulai dari perancangan produk dan
berakhir hanya jika produk telah sampai
ketangan pelanggan yang puas. Komponen-
komponen dari konsep TQC adalah; 1
- Keterlibatan semua fungsi dalam kegiatan
kualitas
- Keterlibatan semua karyawan dari
Gambar 7. Bagan Alir Proses Produksi manajemen puncak sampai karyawan
Ready Mix Concrete (RMC) terendah dalam memperhatikan kualitas
(Sumber : Anonim, 2002) - Filosofi perbaikan berkesinambungan
dengan menggunakan siklus Plan-Do-
Check-Action (PDCA)
- Orientasi kualitas pada pelanggan kuat.

Fakultas Teknik UMSB ISSN 2599-2081


100
EISSN 2599-2090
Vol. I No.1 Januari 2018 Rang Teknik Journal
http://joernal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

Dari hasil penelitian diketahui perubahan sosial politik yang terjadi


bahwa produk ready mix concrete dari diluar perusahaan.
PT.Igasar dinilai memenuhi spesifikasi dan Berikut rekomendasi penerapan
persyaratan yang ditetapkan oleh pelanggan, TQM yang bisa dilakukan oleh PT.Semen
namun dari segi pelaksanaan termasuk Padang dan APLP (salah satunya PT. Igasar)
jadwal pengiriman dan pelayanan kurang dalam proses produksi ready mix concrete
memuaskan bagi pelanggan. Untuk dapat dijelaskan pada tabel 3 di bawah ini.
memenangkan persaingan pasar dan Tabel 3. Rekomendasi Penerapan TQM
meningkatkan kualitas perusahaan, peneliti dalam Produksi Ready Mix Concrete di PT.
merekomendasikan PT. Semen Padang Igasar (Sumber: Anonim, 2002)
selaku perusahaan induk untuk mencoba Teori Penerapan TQC Rekomendasi
menerapkan konsep Total Quality Fase di PT. Igasar Penerapan
Management (TQM) baik dilingkungan TQM TQM di PT.
perusahaan induk maupun dilingkungan Igasar
APLP, termasuk PT. Igasar. Fase Persiapan
Kehadiran TQM sebagai paradigma Membe Membentuk GKM dapat
baru yang berusaha untuk memberikan ntuk Gugus Kendali dianggap
respon secara tepat terhadap setiap Total Mutu (GKM) sebagai
perubahan yang ada, baik yang didorong Quality sebagai tim Steering
oleh kekuatan internal maupun kekuatan Steering penanggung Committee
eksternal perusahaan. TQM merupakan salah Commit jawab dalam dalam
satu konsep pengendalian mutu yang dapat ee pengendalian penerapan
meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mutu masing- konsep
bersaing dalam pasar global yang masing divisi. manajemen
menekannkan kualitas produk dan jasa. mutu.
Fokus dari konsep TQM ini adalah melayani Membe GKM untuk Membentuk
kebutuhan pelanggan dengan memasok ntuk tim setiap divisi tim dari
barang dan jasa yang menghasilkan kualitas masing-
setinggi mungkin dan berwawasan masing
lingkungan. GKM. Untuk
Untuk keberlangsungan kemajuan divisi
perusahaan, perusahaan sebaiknya tidak produksi,
hanya memfokuskan pada kekuatan internal terdiri dari 1
perusahaan saja tetapi juga perlu umpan GKM dan
balik dari lingkungan eksternal perusahaan. beberapa tim
Secara umum kekuatan-kekuatan eksternal yakni tim
tersebut antara lain;1 seksi
- Karakteristik demografi dengan tujuan produksi, tim
ntuk meningkatkan kesehajteraan seksi
masyarakat sekitar perusahaan. pengendalian
- Kemajuan teknologi, yang memanfaatkan mutu dan tim
teknologi sebagai sarana untuk seksi
meningkatkan produktifitas dan daya transportasi
saing. Pelatiha Tidak terstruktur Diadakan
- Perubahan pasar menyesuaikan n TQM pelatihan
kebutuhan dan kepuasan konsumen atas TQM berkala
barang dan jasa yang dihasilkan. Menent Merumuskan Menentukan
- Tekanan sosial politik yang dapat ukan filosofi kerja visi
mempengaruhi perekonomian secara visi perubahan
umum, karena itu diharapkan perusahaan perubah sebagai
dapat mendeteksi dan merespon an pedoman

ISSN 2599-2081 Fak. Teknik UMSB 101


EISSN 2599-2090
Vol. I No.1 Januari 2018 Rang Teknik Journal
http://joernal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

sebagai kuisioner.
pedoma Fase Perencanaan
n Merenca Permasalahan Menggunaka
Menyus Merumuskan Merumuskan nakan yang ditimbul n siklus
un tujuan, misi dan tujuan, misi pendeka dalam suatu PDCA
tujuan sasaran dan sasaran tan divisi selama
umum perusahaan perusahaan impleme diselesaikan proses
Komuni Mengadakan Mengadakan ntasi oleh GKM produksi dan
kasi dan rapat antar tim konvensi dengan dengan menggunaka
Publikas dan konvensi berkala dan menggu menggunakan n diagram
i GKM untuk publikasi nakan diagram sebab sebab akibat
semua divisi siklus akibat dengan untuk
tidak rutin PDCA mengidentifikasi mengetahui
(kadang 1 x penyebab dari penyebab
setahun atau 2 x permasalahan permsalahan
setahun dan tersebut dan dan
kadang tidak membuat melakukan
diadakan sejak tindakan tindakan
tahun 1999) korektif atas korektif.
Identifik Analisa SWOT Analisa permsalahan
asi SWOT tersebut.
kekuata
n dan
kelemah Identifik - Perlu
an asi identifikasi
Identifik Kurangnya Perlu proyek proyek awal
asi kepedulian top identifikasi awal dari
penduku manajemen pendukung TQM penerapan
ng dan terhadap dan penolak TQM
penolak pentingnya
konsep TQC Kompos Divisi Produksi Divisi
untuk kemajuan isi tim terdiri dari tim Produksi
perusahaan dan bagian produksi, terdiri dari
kurangnya bagian tim bagian
dukungan top pengendalian produksi,
manajemen mutu dan bagian bagian
terhadap aspirasi transportasi pengendalian
karyawan bawah mutu dan
Memper - Perlu bagian
kirakan identifikasi transportasi
sikap sikap Pelatiha Tidak terstruktur Pelatihan tim
karyawa karyawan n tim berkala
n dalam Fase Pelaksanaan
menerapkan Penggiat Tidak terstruktur Perlu upaya
konsep TQM an tim penggiatan
Menguk Hanya melayani Perlu tim
ur komplain identifikasi Umpan Ada dilakukan Dilakukan
kepuasa pelanggan dan kepuasan balik pada konvensi pada
n merespon pelanggan kepada GKM konvensi
pelangg berkala steering GKM
an dengan commite
membuat e

Fakultas Teknik UMSB ISSN 2599-2081


102
EISSN 2599-2090
Vol. I No.1 Januari 2018 Rang Teknik Journal
http://joernal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

Umpan Tidak terstruktur Perlu umpan mengevaluasi kegiatan yang telah


balik balik dari dilakukan dan mencari tindakan koreksi
dari pelanggan dari permasalahan yang muncul. Konsep
pelangg berkala yang digunakan adalah konsep activity
an plan.
Umpan Tidak terstruktur Perlu umpan 3. Produk ready mix concrete yang
balik balik dari diproduksi PT. Igasar dinilai memenuhi
dari seluruh spesifikasi dan persyaratan yang
karyawa jajaran ditetapkan oleh pelanggan, namun dari
n karyawan segi pelaksanaan termasuk jadwal
berkala pengiriman dan pelayanan kurang
Memodi Tidak tersruktur Perlu memuaskan bagi konsumen.
fikasi modifikasi 4. Dalam upaya memajukan perusahaan dan
infrastru infrastruktur memenangkan persaingan perdagangan
ktur untuk untuk perusahaan industri dan
masing- manufaktur, PT. Igasar direkomendasikan
masing untuk menerapkan konsep TQM yang
divisi. mengandalkan kekuatan internal dan
kekuatan eksternal dilingkungan
SIMPULAN perusahaan seperti ; karakteristik
1. Berdasarkan penelitian yang telah demografi di lingkungan perusahaan,
dilakukan bahwa, PT.Semen Padang, pemanfaatan teknologi untuk
selaku perusahaan induk beserta anak meningkatkan produktifitas dan daya
perusahaan dan lembaga penunjang saing, perubahan pasar serta perubahan
lainnya belum menerapkan konsep TQM sosial-politik.
namun telah menerapkan konsep Total 5. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi
Quality Control (TQC) untuk semua hanya pada penerapan TQC di PT.Igasar
divisi, termasuk PT. Igasar sebagai salah yang dilaksanakan oleh divisi produksi
satu anak perusahaan. Konsep TQC ready mix concrete terkait dalam proses
diterapkan dengan membentuk Gugus produksi secara umum. Perlu
Kendali Mutu (GKM) yang bertanggung pengembangan penelitian yang
jawab dalam pelaksanaan pengendalian menjelaskan tentang quality control dan
mutu dimana setiap divisi memiliki 1 quality assurance untuk proses produksi
(satu) GKM. GKM terdiri beberapa tim ready mix concrete.
dan anggota. Permasalahan yang ditimbul
dalam suatu divisi diselesaikan oleh UCAPAN TERIMA KASIH
GKM dengan menggunakan diagram Segala puji dan syukur penulis haturkan
sebab akibat dengan mengidentifikasi kehadirat Allah SWT yang telah
penyebab dari permasalahan tersebut dan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
membuat tindakan korektif atas sehingga penulis dapat menyelesaikan
permasalahan tersebut. penelitian ini. Penulis juga mengucapkan
2. Kegiatan pengontrolan dalam terima kasih kepada keluarga yang telah
pelaksanaan penerapan TQC adalah memberi dukungan baik materil dan moril,
kegiatan yang bersifat rutin dan non rutin. kemudian kepada Bapak (Alm) Ir.
Kegiatan yang bersifat rutin diukur Zulkarnain NA, MM dan Bapak Taufika
berdasarkan standar produk mencakup Ophiyandri, PhD yang telah memberikan
spesifikasi, proses produksi, dan arahan dan bimbingan dan tak lupa
sebagainya serta rencana kerja dengan mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir.
menggunakan konsep control points dan Joni Ismail RM, selaku Kabag Pemasaran
check points. Sedangkan kegiatan yang Non Semen PT. Igasar yang telah
bersifat non rutin dimaksudkan untuk meluangkan waktunya, memberikan
informasi dan data-data yang diperlukan
ISSN 2599-2081 Fak. Teknik UMSB 103
EISSN 2599-2090
Vol. I No.1 Januari 2018 Rang Teknik Journal
http://joernal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

selama penelitian serta keluarga besar


administrasi Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Andalas Padang.

REFERENSI
(1) Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana,
2001, Total Quality Management,
Edisi Revisi, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
(2) Materi Workshop, Proyek
Peningkatan Pendidikan Sains dan
Keteknikan, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Fakultas Teknik,
Universitas Hasanuddin, Buku
Pertama.
(3) Oberlender, D, Garold, Project
Management For Engineering
(4) G Rani, Iskandar, 1995,Teknoologi
Beton, Penerbit FPTK IKIP Padang
(5) Kardiyono, 1998, Hubungan Air
Semen dan Kuat Tekan Silinder
Beton Dengan Agregat dari Sungai
Krasak, Penerbit UGM,Yogyakarta

Fakultas Teknik UMSB ISSN 2599-2081


104
EISSN 2599-2090

You might also like