You are on page 1of 16

PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) PADA

PRODUKSI READY MIX CONCRETE


(STUDI KASUS: PT. IGASAR PADANG)
Utami Dewi Arman
Fakultas Teknik dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil, Universitas Putra Indonesia
YPTK, Jl.Raya Lubuk Begalung Padang
Email: udewi2679@gmail.com

Abstract
The rationale for the need for Total Quality Management (TQM) is the best way for companies
to compete and excel in global competition by producing high quality products, a continuous
improvement effort on human capabilities, processes and environments in accordance with
customer needs and satisfaction. To study how the application of Total Quality Management
(TQM) in ready mix concrete production in PT. Igasar, a case study was conducted by
distributing questionnaires to a few consumers, interviewing staff in production units and other
related units and collecting documented written data. The purpose of this study is to identify the
extent to which the implementation of Total Quality Management (TQM) in ready mix concrete
production process and recommend the theory of application of TQM. The results of this study
found that PT. Igasar has not implemented TQM but has implemented Total Quality Control
(TQC), which in this case TQC is an element of TQM itself. Based on the results of statistical
calculation analysis, in terms of information about the product obtained that 30% of the number
of customers know and use the products from other consumers, 30% know of the campaign and
40% know by them. In terms of product delivery schedules, 20% of customers said it was not
late, 70% said it was sometimes late and 10% said it was often late, whereas in terms of service,
30% of customers stated very satisfied with the complaint response, 50% stated quite satisfied
with complaint response and 20% expressed dissatisfaction with complaint response. From the
analysis result, it can be concluded that ready mix concrete products of PT Igasar are
considered to meet the specifications and requirements set by the consumer, but in terms of
implementation including delivery schedule and service is less satisfactory for consumers.
Keywords: controlling, quality, schedule, delivering, ready mix concrete

Abstrak
Dasar pemikiran perlunya Total Quality Management (TQM) adalah cara terbaik agar
perusahaan dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global dengan menghasilkan produk
yang berkualitas tinggi, diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan
manusia, proses dan lingkungan sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan konsumen. Untuk
mengkaji bagaimana penerapan Total Quality Management (TQM) dalam produksi ready mix
concrete di PT. Igasar, maka dilakukan studi kasus dengan menyebarkan angket kuisioner pada
beberapa konsumen, melakukan wawancara kepada staf di unit produksi dan unit yang terkait
lainnya serta mengumpulkan data-data tertulis yang telah didokumentasikan. Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sejauh mana penerapan Total Quality
Management (TQM) pada proses produksi ready mix concrete dan merekomendasikan teori
penerapan TQM. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa PT. Igasar belum menerapkan
TQM namun telah menerapkan Total Quality Control (TQC), yang dalam hal ini TQC
merupakan elemen dari TQM itu sendiri. Berdasarkan hasil analisis perhitungan statistik, dari
segi informasi tentang produk diperoleh bahwa 30 % dari jumlah pelanggan mengetahui dan
menggunakan produk ready mix concrete dari konsumen lain, 30 % mengetahui dari promosi
dan 40% mengetahui sendiri. Dari segi jadwal pengiriman produk, 20 % dari pelanggan
menyatakan tidak terlambat, 70% menyatakan kadang-kadang terlambat dan 10 % menyatakan
sering terlambat, sedangkan dari segi pelayanan, 30 % dari pelanggan menyatakan sangat
puas dengan tanggapan keluhan, 50 % menyatakan cukup puas dengan tanggapan keluhan dan
20 % menyatakan tidak puas dengan tanggapan keluhan. Dari hasil analisis dapat disimpulkan
bahwa produk ready mix concrete dari PT.Igasar dinilai memenuhi spesifikasi dan persyaratan
yang ditetapkan oleh konsumen, namun dari segi pelaksanaan termasuk jadwal pengiriman dan
pelayanan kurang memuaskan bagi konsumen.
Kata kunci: pengendalian, mutu, waktu, pengiriman, ready mix concrete

PENDAHULUAN Adapun tujuan dari penelitian ini


adalah untuk mengidentifikasi
PT. Igasar adalah perusahaan penerapan Total Quality Management
yang didirikan oleh yayasan karyawan dalam produksi ready mix concrete dan
PT. Semen Padang pada tanggal 25 merekomendasikan teori penerapan
januari 1972, dengan tujuan untuk TQM sebagai usulan perbaikan
membantu kegiatan PT. Semen Padang penerapan manajemen mutu yang telah
terutama dalam bidang sosial, budaya berjalan. Penelitian ini hanya mencakup
dan ekonomi. Pada tanggal 12 tentang penerapan Total Quality
September 1974, yayasan Igasar Management pada unit kerja produksi
mendirikan dan mengelola suatu dan unit yang terkait pada proses
perseroan terbatas yang dinamakan PT. produksi ready mix concrete.
Igasar,dan kemudian pada tahun 1985
usahanya diperluas dengan mendirikan Sistem Kualitas dan Konsep Total
pabrik yang memproduksi ready mix Quality Management (TQM)
concrete. Dalam melakukan aktifitas Kualitas menurut standar ISO
perusahaan perlu dirancang suatu sistem 9000 merupakan ukuran tingkat untuk
untuk merangkai dan mengontrol kerja dan karakteristik suatu produk
kegiatan-kegiatan perusahaan barang atau jasa untuk memenuhi fungsi
sedemikian rupa sehingga operasi yang diinginkan. Definisi kualitas
perusahaan dapat berjalan dengan adalah suatu kondisi dinamis yang
teratur, terkoordinir dan terencana serta berhubungan dengan produk, jasa,
dapat diawasi, dimana dengan manusia, proses, dan lingkungan yang
keberadaan sistem tersebut dapat memenuhi atau melebihi harapan,
mengukur sejauh mana sebuah menggunakan kualitas dapat dipandang
perusahaan dapat mencapai misi yang sebagai tingkat ukuran kemampuan
ada dan memberikan kepuasan kepada yang memuaskan untuk digunakan1.
pelanggannya. Total Quality Untuk dapat menghasilkan produk
Management adalah suatu konsep dengan tingkat kualitas yang tinggi,
manajemen modern yang berusaha penyedia barang dan jasa konstruksi
untuk memberikan respon secara cepat harus mengikuti selera konsumen yang
pada tiap perubahan yang ada dan selalu berubah. Penyedia harus selalu
berfokus pada tujuan atau misi mengadakan penyesuaian baik atas
perusahaan untuk melayani kebutuhan metode, proses, organisasi, fasilitas
pelanggan dengan memasok barang dan pendukung dan lain-lain. Suatu proses
jasa yang memiliki kualitas setinggi produksi barang atau jasa tidak dapat
mungkin dan berwawasan lingkungan. begitu saja dirubah misalnya untuk
Berdasarkan uraian diatas, menarik jika melakukan penyesuaian hasil akhir.
mengkaji sejauh mana penerapan 1
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana, 2001,
manajemen mutu di PT. Igasar dalam Total Quality Management, Edisi Revisi,
produksi ready mix concrete tersebut. Penerbit Andi, Yogyakarta
Dalam pengendalian mutu
produk antara pemakai (user) dan 2.Quality Assurance (QA) – Pemastian
penyedia (supplier) membuat suatu Mutu
persetujuan bersama tentang spesifikasi Merupakan proses produksi yang
yang harus dipenuhi penyedia agar dilaksanakan secara konsisten yang
produk tersebut dapat diterima dimulai dari desain, pasokan bahan
konsumen. Persoalan datang dengan produk, tata cara proses inspeksi, dan
kemungkinan berubahnya selera lain-lain, dimana dilakukan sesuai
konsumen yang berakibat spesifikasi petunjuk manual yang diberikan,
desain serta berlanjut ke manual kerja direncanakan berdasarkan desain dan
proses produksi akan menghasilkan spesifikasi produk serta sesuai dengan
produk yang kurang sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen. Proses
keinginan konsumen. Dengan demikian ini dapat digambarkan pada gambar 2
selera konsumenlah yang menentukan dibawah ini.
kualitas mana yang terbaik yang hendak
diikuti penyedia produk yang
ditawarkan. Berikut ini diuraikan
beberapa sistem kualitas antara lain2;

1.Quality Control (QC) - Pengendalian


mutu
Merupakan inspeksi pemisahan produk
yang memenuhi dan tidak memenuhi
spesifikasi, produk yang gagal dibuang
dan sebagian lagi didaur ulang guna
menghilangkan ketidaksesuaian produk.
Secara singkat sistem pengendalian Gambar 2. Diagram Cakupan Sistem
mutu dapat dilihat pada gambar 1 Quality Assurance
dibawah ini. (Sumber: Materi Workshop, Universitas
Hasanuddin, Buku Pertama)

3. Total Quality Control (TQC) –


Kesatuan pengendalian mutu
Merupakan suatu sistem manajemen
yang dapat mengatur seluruh potensi
sumber daya (manusia, teknologi, alat
kemampuan teknis dan biaya)
sedemikian sehingga di dalam proses
kerja terjadi integrasi secara
menyeluruh. Keterlibatan semua fungsi
Gambar 1. Diagram Cakupan Sistem dalam kegiatan implementasi TQC
Quality Control adalah sebagai berikut:
(Sumber: Materi Workshop, Universitas a. Keterlibatan semua level dari
Hasanuddin, Buku Pertama) manajemen puncak sampai karyawan
dalam memperhatikan kualitas.
2
Materi Workshop, Proyek Peningkatan b. Filosofi perbaikan berkesinambungan
Pendidikan Sains dan Keteknikan, Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, Fakultas Teknik,
Universitas Hasanuddin, Buku Pertama.
c. Orientasi pada pelanggan, dimana
kualitas ditentukan dari sudut
pandang pelanggan.
Untuk lebih jelasnya proses tersebut
diuraikan pada gambar 3 dibawah ini.

Gambar 4. Diagram cakupan Total


Quality Management
(Sumber: Materi Workshop, Universitas
Hasanuddin, Buku Pertama)
Gambar 3. Diagram Cakupan Total
Quality Control 5. Kaizen – Perbaikan mutu secara terus
(Sumber: Materi Workshop, Universitas menerus
Hasanuddin, Buku Pertama) Merupakan sistem pengelolaan dan
perbaikan yang dilakukan secara terus
4. Total Quality Management (TQM) – menerus dalam lingkup aktifitas QC,
Kesatuan manajemen mutu QA, TQC dan TQM. Ilustrasi dapat
Merupakan suatu pendekatan dalam dilihat pada gambar 5 di bawah ini.
menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimumkan daya saing
perusahaan melalui perbaikan terus
menerus atas produk, jasa, manusia,
proses dan lingkungannya. Bidang
penanganan masalah mutu dan sistem
ini juga mencakup hal-hal atau masalah-
masalah diluar perusahaan yang
mungkin memiliki pengaruh negatif
terhadap perusahaan sebagai contoh; Gambar 5. Diagram Cakupan Sistem
perlunya pengolahan limbah hasil Kaizen
produksi yang baik, iklim investasi dan (Sumber: Materi Workshop, Universitas
perkembangan situasi, dan penciptaan Hasanuddin, Buku Pertama)
lingkungan sosial, pendidikan kesehatan
disekitar lokasi kegiatan perusahaan.
Berikut diuraikan komponen-komponen
TQM yang dapat dilihat pada gambar 4
di bawah ini.
Ada 8 (delapan) dimensi kualitas yang b) Respek terhadap setiap orang - Setiap
dikembangkan oleh Garvin dan dapat orang dalam suatu organisasi perlu
digunakan sebagai kerangka diperlakukan dengan baik dan diberi
perencanaan strategis dan analisis pada kesempatan untuk terlibat dan
produk manufaktur yakni; 1 berpartisipasi dalam tim pengambil
a) Kinerja (performance) – merupakan keputusan.
karakeristik dari operasi utama dari c) Manajemen berdasarkan fakta -
produk. Manajemen dalam tim memerlukan
b) Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan data dana analisis statistik sehingga
(features) yaitu karakeristik sekunder dapat memprediksi hasil dari setiap
atau pelengkap keputusan dan tindakan yang
c) Kehandalan (reability), yakni dilakukan.
kemungkinan kecil akan mengalami d) Perbaikan berkesinambungan -
kerusakan atau gagal dipakai. Setiap organisasi perlu melakukan
d) Kesesuaian dengan spesifikasi proses secara sistematis dalam
(conformance to spesifications), melaksanakan perbaikan
yakni sejauh mana karakteristik berkesinambungan dengan
desain dan operasi memenuhi menggunakan konsep siklus PDCA
standar–standar yang telah ditetapkan (plan-do-check-action), dikenal
sebelumnya. dengan nama siklus Deming yang
e) Daya tahan (durability), berkaitan dikembangkan untuk
dengan berapa lama produk tersebut menghubungkan antara produksi
dapat terus digunakan suatu produk dengan kebutuhan
f) Serviceability, meliputi kecepatan, pelanggan dan memfokuskan sumber
kompetensi, kenyamanan, mudah daya semua unit (riset, desain,
direparasi, penanganan keluhan yang produksi, pemasaran) dalam suatu
memuaskan. upaya kerjasama untuk memenuhi
g) Estetika, yaitu daya tarik produk kebutuhan pelanggan tersebut.
terhadap panca indera. Beberapa tahapan siklus Deming
h) Kualitas yang dipersepsikan antara lain ; mengadakan riset pada
(perceived quality), yaitu citra dan konsumen dan menggunakannya
reputasi produk serta tanggung jawab dalam perencanaan (plan),
perusahaan terhadapnya. menghasilkan produk (do),
memeriksa produk apakah telah
Menurut Hensler dan Brunell (dalam dihasilkan sesuai dengan rencana
Scheuing dan Christopher, 1993, pp. (check ), memasarkan produk (act),
165-166), ada empat prinsip utama dan menganalisis bagaimana produk
dalam Total Quality Management diterima di pasar dalam hal kualitas,
(TQM) antara lain;1 biaya, dan kriteria lainnya (analyze).
a) Kepuasan pelanggan - Kebutuhan
pelanggan diusahakan untuk
dipuaskan dalam segala aspek
termasuk; harga, keamanan, dan
ketepatan waktu. Semakin tinggi
nilai kualitas yang diberikan, maka
semakin besar pula kepuasan
pelanggan.
Siklus Deming menurut Garold D. karyawan, mengukur
Oberlender dapat diilustrasikan pada kepuasan pelanggan,
2 Perencanaan Merencanakan
gambar 6 di bawah ini.3
pendekatan penerapan
TQM, dalam hal ini
menggunakan siklus
PDCA, identifikasi
proyek, penyusunan
tim, pelatihan tim.
3 Pelaksanaan Penggiatan tim dalam
mengerjakan tugas
masing-masing dengan
teknik TQM yang
dipelajari, memberikan
informasi umpan balik
kepada Steering
Committee, umpan
Gambar 6. Siklus Deming menurut balik dari pelanggan,
Garold D. Oberlender umpan balik dari
(Sumber: Project Management For karyawan, dan
memodifikasi
Engineering, Garold D. Oberlender)
infrastruktur
perusahaan

Berikut fase-fase implementasi Total Beton (Concrete)


Quality Management (TQM) dapat Beton merupakan suatu kesatuan yang
dilihat pada tabel 1 dibawah ini:1 heterogen dan merupakan salah satu
bahan konstruksi yang umum digunakan
Tabel 1. Fase Implementasi Total untuk bangunan gedung, jembatan,
Quality Management (TQM) jalan, dan lain-lain. Komponen-
(Sumber: Total Quality Management, komponen beton adalah sebagai
Fandy Tjiptono dan Diana Anastasia, berikut;4
2001) a. Air – Sebagai media pencampur yang
No Fase TQM Uraian
1 Persiapan Membentuk steering
mempunyai kedudukan 8 – 10 %
committee (pihak dalam campuran beton, banyaknya
manajemen yang air ditentukan berdasarkan
bertanggung jawab perbandingan air dan semen portland
dalam penerapan TQM (water cement ratio. Besarnya
dalam suatu
perusahaan),
jumlah air menghalangi proses
membentuk tim, pengikatan, jika kekurangan air maka
pelatihan TQM, reaksi kimia yang terjadi dalam
Menyusun pernyataan adukan tidak akan selesai.
visi dan prinsip sebagai Banyaknya air akan membuat adukan
pedoman,menyusun
encer, proses pengerjaan mudah,
tujuan, komunikasi dan
publikasi, identifikasi akan tetapi kekuatan beton renda,
kekuatan dan akan semakin porous dan mudah
kelemahan, identifikasi terjadi segregasi (pemisahan butiran
pendukung dan pada adukan). Menurut PBI N.I – 2,
penolak,
1971 persyaratan air sebagai
memperkirakan sikap
komponen beton adalah ; air tidak
3
Oberlender, D, Garold, Project Management 4
G Rani, Iskandar, 1995,Teknoologi Beton,
For Engineering Penerbit FPTK IKIP Padang
boleh mengandung minyak, asam, 5. Gypsum–berfungsi sebagai
alkali, garam-garam, bahan organik, retarder atau bahan yang
sulfat, klorida, atau bahan –bahan digunakan untuk memperlambat
lain yang dapat merusak beton, air proses pengerasan awal semen.
yang memiliki PH 4,5 -8,5, bahan Kebutuhan gypsum dalam
padat maksimum 2000 ppm, bahan pengolahan bahan baku semen
tersuspensi maksimum 2000 ppm, adalah sekiatr 2 % berat.
bahan organik maksimum 2000 ppm, c. Pasir/Agregat halus – Memiliki
dan minyak 2 % dari berat semen , kedudukan 30 – 40 % dalam
ion sulfat 10.000 ppm, ion chlor campuran beton. Persyaratan agregat
10.000 ppm, dan air dapat dipakai halus/pasir menurut PBI N.I – 2,
apabila mencapai 90 % kekuatan 1987 adalah sebagai berikut; 4
tekan dengan penggunaan air suling - Butir-butir halus, tajam dan keras.
pada umur 7 hari dan 28 hari.4 -Tidak pecah atau mudah hancur oleh
b. Semen– Sebagai bahan pengikat perubahan cuaca
dalam campuran beton yang -Kadar lumpur maksimum 5 %
mempunyai kedudukan 12-18 %. ditentukan terhadap berat kering.
Semen akan menjadi bahan pengikat -Bahan organik diperiksa dengan
hidrolis apabila bercampur dengan percobaan warna dari Abrams
air. Bahan baku pembuatan semen Harder (larutan NaOH), dan tidak
adalah sebagi berikut :5 lebih tua warnanya bila
1. Batu kapur – mengandung dibandingkan dengan warna standar
sumber kalsium oksida. -Susunan gradasi agregat mengikuti
Kandungan kalsium oksida persyaratan agregat campuran
didalam batu kapur berkisar 50% -Pemakaian pasir laut sebagai agreat
dan bahan ini dalam pengolahan halus, harus dengan petunjuk dari
bahan baku semen digunakan lembaga yang berwenang.
sekitar 80 % berat.
2. Batu silica – mengandung sekitar b. Kerikil/Split (agregat kasar)
65 % oksida silisium, 13 % Kerikil/split memiliki kedudukan 40-
oksida aluminium dan 70 % 50 % dalam campuran beton.
oksida besi. Kebutuhan di dalam Persyaratan kerikil/split menurut PBI
pengolahan bahan baku semen N.I – 2, 1971adalah sebagai berikut: 4
sekitar 10 % berat. - Butirnya harus keras dan tidak
3. Tanah Liat– mengandung sumber berpori
aluminium oksida sekitar 29 % - Jumlah butir-butir pipih maksimum
dan oksida besi sekitar 10 %. 20 % dari berat agregat seluruhnya,
Kebutuhan tanah liat dalam pipih sama dengan panjang yang
pengolahan bahan baku semen lebih besar dari tiga kali tebal ( L >
sekitar 10 % berat. 3 t)
4. Pasir besi – mengandung oksida - Tidak pecah/hancur oleh pengaruh
besi 83 % dan dibutuhkan dalam cuaca
pengolahan bahan baku semen - Kadar lumpur maksimum 1 %
sekitar 2 % berat. - Tidak mengandung zat reaktif
alkali
5
- Kekerasan butiran diperiksa dengan
Kardiyono, 1998, Hubungan Air Semen dan
mesin pengaus Los Angeles dengan
Kuat Tekan Silinder Beton Dengan Agregat dari
Sungai Krasak, Penerbit UGM,Yogyakarta
kehilangan berat yang diizinkan bangunan. Menurut PBI 1971
maksimum 50 % beton dibagi menjadi beberapa
- Susunan gradasi agregat mengikuti jenis yakni; Beton Kelas I untuk
persyaratan agregat campuran pekerjaan non struktural, Beton
- Besar butiran maksimum antara Kelas II untuk pekerjaan struktural
lain 1/5 jarak terkecil antara bidang dengan K-125, K-175 dan K-225,
samping cetakan, 1/3 tebal pelat, Beton Kelas III untuk pekerjaan
3/4 jarak bersih minimum diantara struktural dengan kekuatan
bidang-bidang tulangan. karakteristik yang lebih tinggi dari
e. Admixture 225 kg/cm2.
Admixture adalah bahan serbuk atau - Workability – dapat diartikan
cairan yang dibubuhkan ke dalam kemudahan untuk dikerjakan
campuran beton selama, sebelum dalam hal ini beton yang dibuat
atau sesudah pengadukan dalam harus mudah untuk dicampur,
jumlah-jumlah tertentu untuk diangkut dan dipadatkan. Faktor-
memperoleh beberapa sifatnya. faktor yang yang menentukan
Bahan aditif ini digunakan dengan kemudahan pekerjaan beton
memperhatikan jumlahnya. Tipe-tipe adalah; gradasi agregat, bentuk
bahan aditif beton adalah sebagai partikel, pengaruh kombinasi
berikut; 4 agregat, pengaruh proporsi
- Accelerating – berfungsi untuk campuran, dan kadar air. Alat
mempercepat waktu pengikatan yang digunakan untuk mengukur
dan menambah kekuatan awal workability adalah slump test.
beton. - Kerapatan – adalah ruang atau
- Retarding – berfungsi untuk rongga yang ada pada beton dan
memperlambat waktu pengikatan diupayakan rongga-rongga
beton tersebut diisi oleh agregat dan
- Normal Water Reducing – pasta semen. Kerapatan
berfungsi untuk mengurangi jumlah merupakan salah satu kriteria
air campuran dengan konsistensi untuk beton-beton yang kedap air,
yang ditetapkan. beton untuk keperluan atap, lantai
- Accelerating Water – Reducing, reservoar,dsb.
berfungsi untuk mengurangi jumlah - Kekekalan bentuk (durability) –
air campuran dengan konsistensi dimana beton tidak boleh
yang ditetapkan serta mengalami pengembangan dan
memperlambat waktu pengikatan penyusutan yang menimbulkan
awal. retak-retak rambut yang akan
- Superplasticizer – berfungsi untuk menjadi pecah setelah beton
mengurangi jumlah air campuran mengeras.
dengan konsistensi sangat rendah.
- Air- entrined – berfungsi untuk Faktor-faktor yang mempengaruhi
membentuk gelembung udara kekuatan beton adalah; 5
dalam campuran beton. 1. Jenis semen dan kualitasnya –
Jenis semen dan kualitasnya
Sifat-sifat beton ditinjau dari segi sangat mempengaruhi kekuatan
pemakaiannya adalah;4 rata-rata dan kuat tekan batas
- Harus memiliki kekuatan tekan beton.
yang cukup untuk menahan beban
2. Faktor sifat agregat – Pemakaian adalah masih menggunakan Total
agregat yang bebas dari kotoran- Quality Control (TQC) yang
kotoran dan zat-zat yang dapat dilaksanakan secara menyeluruh
merusak beton. Agregat berupa terhadap semua unit kegiatan termasuk
batu pecah atau split akan uni produksi ready mix concrete. TQC
menghasilkan beton dengan masih merupakan elemen dari TQM itu
kekuatan tekan yang lebih besar sendiri.
daripada menggunakan agregat Berikut dijelaskan beberapa
alami dari sungai. 5 Gradasi tahapan yang dilakukan selama
butiran berpengaruh pada beton penelitian berlangsung adalah;
basah diantaranya adalah a. Melakukan peninjauan pustaka
mempengaruhi air pencampur, dengan memahami teori dasar dan
jumlah semen, pengecoran, dan fase implementasi Total Quality
pemadatan. Sedangkan untuk Management (TQM).
beton keras akan mempengaruhi b. Mengumpulkan data-data
sifat kedap air dan sebagainya. dokumentasi terkait data perusahaan,
Berat jenis agregat berpengaruh penerapan sistem manajemen mutu
pada kekuatan beton. Semakin yang mencakup pembentukan tim,
tinggi berat jenis beton maka perumusan target dan strategi
semakin tinggi pula kuat tekan perusahaan serta pelaksanaan
beton yang dihasilkan. penerapan manajemen mutu dalam
3. Faktor air semen – Suatu angka proses produksi ready mix concrete.
perbandingan berat air terhadap c. Menyusun format kuisioner dan
semen yang terdapat dalam kemudian menyebarkannya kepada
campuran beton. Faktor air kontraktor-kontraktor pengguna
semen ini sangat erat ready mix concrete dari PT. Igasar.
hubungannya dengan kekuatan Dalam hal ini dipilih 10 kontraktor
tekan beton. yang pernah menjadi pelanggan
4. Efisiensi dari perawatan (curing) PT.Igasar. Kuisioner terdiri dari 17
– Perawatan sangat penting pada pertanyaan dan dibagi menjadi 3
pengerjaan dilapangan dalam (tiga) bagian antara lain; bagian
pembuatan benda uji beton. umum, bagian mutu dan bagian
5. Suhu – Beton yang dirawat pada pelaksanaan. Bagian umum meliputi;
suhu yang lebih tinggi maka hal-hal yang berkaitan dengan
kecepatan kenaikan kekuatan produk, harga, kegunaan ready mix
tekannya menjadi lebih cepat, concrete, ketepatan waktu dan alasan
akan tetapi pada akhirnya yang diberikan jika terjadi
kekuatannya lebih rendah. keterlambatan. Bagian mutu meliputi
6. Umur – Semakin bertambahnya ; hal-hal yang berkaitan dengan
umur beton maka bertambah pula keluhan konsumen terhadap mutu
kekuatan tekan beton. ready mix concrete, produk yang
ditolak dan standar mutu yang
digunakan, sedangkan bagian
METODE PENELITIAN pelaksanaan mencakup hal-hal yang
berkaitan dengan proses pengiriman
Penelitian dilakukan di PT. dan kepuasan pelanggan dalam
Igasar, diketahui bahwa sistem pelayanan PT. Igasar.
manajemen mutu yang diterapkan
d. Berdasarkan data yang diperoleh, alat serta mengkalibrasi alat
maka dilakukan studi penerapan sehingga hasi yang diperoleh lebih
TQC pada unit kegiatan produksi akurat, seksi pemeliharaan pabrik
ready mix concrete di PT.Igasar. berfungsi mengawasi proses
e. Selanjutnya menganalisa data produksi, pemeliharaan alat dan
dokumentasi dan data kuisioner serta mengontrol kegiatan yang ada di
membandingkan TQC yang pabrik.
diterapkan oleh PT. Igasar dengan b. Bagian pengendali mutu
teori implementasi TQM. mencakup; seksi kendali mutu
bertugas mengontrol mutu material
HASIL DAN PEMBAHASAN dan membuat evaluasi hasil
pemeriksaan sampel guna
Berdasarkan studi yang telah mendapatkan komposisi mix design
dilakukan maka ditemui bahwa PT. yang disyaratkan, seksi penelitian
Semen Padang belum mencapai konsep labor berfungsi memeriksa material
TQM. Pada tahun 1984 PT Semen baik sebelum maupun setelah
Padang selaku perusahaan induk mulai proses produksi.
memperkenalkan sistem manajemen c. Bagian transportasi mencakup,
TQC pada unit-unit kerja dan Anak seksi angkutan truk dan angkutan
Perusahaan Lembaga Penunjang semen curah.
(APLP) termasuk PT.Igasar. Sistem
TQC diterapkan melalui beberapa Di awal tahun 1999, penerapan TQC
tahapan yaitu pengenalan, pelatihan, tidak direalisasikan lagi dilingkungan
dan pelaksanaan dengan harapan perusahaan, karena tidak adanya
nantinya terbentuk beberapa kelompok inisiatif dari pihak manajemen puncak
TQC atau yang lebih dikenal dengan untuk menggiatkan kegiatan GKM.
nama kelompok Gugus Kendali Mutu Sampai saat ini, untuk menjamin mutu
(GKM). GKM merupakan suatu pelaksanaan produksi ready mix
kelompok unit kerja yang mengadakan concrete PT. Igasar mengacu pada
pertemuan 1 (satu) kali dalam seminggu Standar Operating Prosedur (SOP).
pada waktu yang telah ditetapkan
bersama seluruh anggota kelompok Pelaksanaan Konsep Total Quality
dengan melakukan kegiatan Control (TQC) di PT. Semen Padang
pengendaliandan perbaikan mutu serta Dalam penerapan konsep TQC,
mencari solusi dari permasalahan yang untuk menyukseskan pencapaian
muncul di unit kerja. Konvensi GKM rencana kerja dan penetapan anggaran
diadakan 1 (satu) kali dalam setahun. perusahaan maka perlu ditetapkan
GKM dibentuk disetiap unit perusahaan perumusan program kerja. Berikut
atau di setiap divisi. Untuk divisi kegiatan pokok dalam perumusan
produksi terdiri dari 3 (tiga) bagian program kerja antara lain;
antara lain; a. Kegiatan mengontrol pekerjaan
a. Bagian produksi mencakup ; seksi yang sifatnya rutin agar potensi
raw material berfungsi untuk kinerja dari seluruh sumber daya
mengkoordinir penyediaan dan yang ada pada saat posisi awal
kebutuhan material selama dapat dipertahankan. Kegiatan ini
mekanisasi produksi, seksi baching menggunakan konsep control
plant berfungsi untuk mengawasi points dan control check points.
mekanisasi produksi, sistem kerja Control points merupakan hasil
kerja yang direncanakan, potensi sumber daya agar lebih
sedangkan control check points baik dari potensi sebelumnya. Pada
merupakan faktor-faktor kerja yang konsep activity plan dikenal
mempengaruhi pencapaian hasil dengan istilah Key Result Area
kerja. (KRA) yang didefinisikan sebagai
Pengontrolan terhadap hasil kerja masalah pokok yang sangat penting
dan faktor kerja yang terdiri dari 2 diperhatikan karena berpengaruh
macam bentuk yakni; terhadap keberhasilan tujuan
- Standard – besaran spesifik dari perusahaan. Kegiatan activity plan
suatu sumber daya berupa adalah suatu program kerja yang
kapasitas atau besarnya produk mencakup tentang; masalah yang
dikurang input yang diperlukan. dikerjakan, personil yang
Standar juga berupa standar bertanggung jawab, waktu awal
kualitas bahan dan Standar dan akhir pekerjaan dan target
Operating Prosedur (SOP). penyelesaian yang dicapai.
- Plan – Besaran rencana atau sub Perumusan activity plan dilakukan
rencana kerja. melalui sistem cause and effect
diagram atau disebut juga dengan
Standard dan plan merupakan diagram sebab akibat digunakan
wujud dari control point dan check untuk mengidentifikasi dan
point dinyatakan dalam bentuk menganalisis suatu proses atau
numerik seperti; satuan, % progres situasi dan menemukan
pencapaian kerja, jam, kualitas kemungkinan penyebab suatu
bahan, biaya dan sebagainya. masalah terjadi. Berikut faktor-
Setiap karyawan mulai dari faktor yang sering menjadi sumber
manajemen puncak sampai dengan masalah dalam penerapan konsep
karyawan terendah harus memiliki activity plan di lingkungan
control point yang jelas dan harus perusahaan antara lain;
mampu menguasai check points - Faktor atasan, seringnya terjadi
nya. Evaluasi control points dan ketidakhadiran atasan pada saat
check points dilakukan dengan konvensi GKM. Tindakan
menggunakan perhitungan statistik. korektif yang dilakukan dalam
mencegah masalah ini terjadi
b. Kegiatan mengontrol pekerjaan adalah atasan harus meluangkan
yang sifatnya non rutin yang waktu lebih kurang 15 menit
bersifat evaluatif serta dilanjutkan untuk hadir pada saat konvensi
dengan tindakan-tindakan sehingga memunculkan motivasi
perbaikan sehingga besarnya terhadap anggota, atasan harus
potensi kinerja dapat ditingkatkan. mengapreasiasi pentingnya
Kegiatan perbaikan terus menerus manfaat keberhasilan
ini menggunakan konsep Activity pencapaian target oleh GKM,
Plan. Konsep activity plan atasan harus mengetahui jadwal
merupakan pelaksanaan kegiatan pertemuan GKM dan selalu
yang bersifat perbaikan melalui dingatkan sehari sebelum
aktifitas yang bersifat evaluatif pertemuan dan lebih lanjut
yang diikuti dengan penerapan dari membahas hal-hal yang menjadi
aktifitas-aktifitas tersebut dan masalah, merencanakan
berusaha untuk meningkatkan nilai
perbaikan, dan menentukan
permasalahan. Ready Mix Concrete
- Faktor fasilitator, seringnya Ready mix concrete adalah beton
tidak tercapai kesepakatan antara siap pakai dengan cara mekanisasi
fasilitator dan karyawan dalam sesuai perbandingan berat material yang
mencari solusi permasalahan. telah direncanakan. Bahan baku yang
Tindakan korektif yang digunakan adalah semen tipe I, batu
dilakukan untuk mencegah pecah, pasir, air yang memenuhi standar
masalah ini terjadi adalah dan zat aditif. Proses produksi ready
fasilitator perlu mengadakan mix concrete di PT. Igasar ada 2 (dua)
diskusi dengan anggota GKM jenis antara lain;
lainnya, fasilitator perlu - Sistem kering (Dry Process) – Pada
menampung semua aspirasi sistem ini batching plan berfungsi
yang disampaikan oleh anggota, sebagai penimbangan dan pengisian
fasilitator harus mengevaluasi ke truck mixer sedangkan
pendapat semua anggota, dan pencampuran dilakukan dalam truck
fasilitator harus memiliki prinsip mixer.
bahwa perusahaan tdak akan - Sistem basah (Wet Process) – Pada
berhasil tanpa dukungan dari sistem ini batching plan berfungsi
bawah. sebagai tempat pengisian dan
- Faktor ketidakmerataan penimbangan material juga berfungsi
penerapan pengendalian mutu sebagai tempat pencampuran.
dalam semua divisi. Tindakan Keuntungan penggunaan ready
korektif yang dilaksanakan mix concrete adalah;
untuk mencegah masalah ini - Stabil dalam kualitas
terjadi adalah pimpinan harus - Dapat menyuplay dalam volume
mensosialisasikan tujuan dan besar dengan waktu yang relatif
manfaat penerapan TQC pada cepat.
semua divisi, pimpinan - Dalam pengerjaannya tidak
menetapkan komitmen bersama membutuhkan tenaga kerja yang
antar Biro di lingkungan divisi banyak.
operasional untuk menentukan - Selama proses produksi resiko
target TQC yang bisa dibentuk, kehilangan material kecil sekali
saling mengingatkan dari - Tidak membutuhkan area yang besar
masing-masing divisi, dan untuk melakukan proses produksi.
memasukkan salah satu anggota - Proses produksi yang relatif singkat
dari divisi lain untuk menjadi sehingga waktu penyelsaian proyek
anggota GKM. lebih cepat.
M S K- K- K- K- K- K- K- K-
at at 100 125 175 225 250 300 350 400
u
a
Spesifikasi material standar (consume
n figure) dari produk ready mix concrete
Se K 225 250 315 350 385 415 450 500 yang ditetapkan oleh PT. Igasar dapat
me g
n dilihat pada tabel 2 dibawah ini.
Pas M 0,73 0,6 0,6 0,6 0,5 0,5 0,6 0,54
ir 3
2 96 76 57 91 80 33 3
Spl M 0,81 0,7 0,7 0,7 0,8 0,7 0,7 0,73 Tabel 2. Spesifikasi Material Standar
it 3
1 72 48 29 01 89 01 9 Ready Mix Concrete (Sumber: Anonim,
Ad lit 0,83 0,9 1,0 1,1 1,2 1,3 1,5 1,66
itif er 3 38 50 67 83 83 00 7
2002)
Skema proses produksi ready mix dan 20 % menyatakan tidak puas
concrete dapat dilihat pada gambar 7 di dengan tanggapan keluhan. Dari hasil
bawah ini. ini dapat disimpulkan bahwa produk
ready mix concrete dari PT.Igasar
dinilai memenuhi spesifikasi dan
persyaratan yang ditetapkan oleh
pelanggan, namun dari segi pelaksanaan
termasuk jadwal pengiriman dan
pelayanan kurang memuaskan bagi
pelanggan.
Konsep TQC yang diterapkan
oleh PT. Semen Padang selaku
perusahaan induk dari PT. Igasar
diangkat dari ide konsep pengendalian
Gambar 7. Bagan Alir Proses Produksi kualitas yang dikemukakan oleh
Ready Mix Concrete (RMC) Feigenbaum, 1968 bahwa pengendalian
(Sumber : Anonim, 2002) harus dimulai dari perancangan produk
dan berakhir hanya jika produk telah
sampai ketangan pelanggan yang puas.
Umpan Balik Pelanggan Komponen-komponen dari konsep TQC
Divisi produksi ready mix adalah; 1
concrete seharusnya menyadari bahwa - Keterlibatan semua fungsi dalam
untuk memenangkan persaingan pasar kegiatan kualitas
PT Igasar harus melakukan perbaikan - Keterlibatan semua karyawan dari
mutu produk secara terus menerus manajemen puncak sampai karyawan
dengan selalu memperhatikan kepuasan terendah dalam memperhatikan
pelanggan. Dalam hal ini peneliti kualitas
mengidentifikasi umpan balik - Filosofi perbaikan berkesinambungan
pelanggan dari segi mutu dan dengan menggunakan siklus Plan-
pelaksanaan pengiriman produk. Do-Check-Action (PDCA)
Berdasarkan hasil kuisioner - Orientasi kualitas pada pelanggan
yang telah disebarkan kepada pelanggan kuat.
produk ready mix concrete, dari segi Dari hasil penelitian diketahui
informasi tentang produk diperoleh bahwa produk ready mix concrete dari
bahwa 30 % dari jumlah pelanggan PT.Igasar dinilai memenuhi spesifikasi
mengetahui dan menggunakan produk dan persyaratan yang ditetapkan oleh
ready mix concrete dari konsumen lain, pelanggan, namun dari segi pelaksanaan
30 % mengetahui dari promosi dan 40% termasuk jadwal pengiriman dan
mengetahui sendiri. Dari segi jadwal pelayanan kurang memuaskan bagi
pengiriman produk, 20 % dari pelanggan. Untuk memenangkan
pelanggan menyatakan tidak terlambat, persaingan pasar dan meningkatkan
70% menyatakan kadang-kadang kualitas perusahaan, peneliti
terlambat dan 10 % menyatakan sering merekomendasikan PT. Semen Padang
terlambat, sedangkan dari segi selaku perusahaan induk untuk mencoba
pelayanan, 30 % dari pelanggan menerapkan konsep Total Quality
menyatakan sangat puas dengan Management (TQM) baik dilingkungan
tanggapan keluhan, 50 % menyatakan perusahaan induk maupun dilingkungan
cukup puas dengan tanggapan keluhan APLP, termasuk PT. Igasar.
Kehadiran TQM sebagai Tabel 3. Rekomendasi Penerapan TQM
paradigma baru yang berusaha untuk dalam Produksi Ready Mix Concrete di
memberikan respon secara tepat PT. Igasar (Sumber: Anonim, 2002)
terhadap setiap perubahan yang ada,
Teori Fase Penerapan TQC di PT. Rekomendasi
baik yang didorong oleh kekuatan TQM Igasar Penerapan TQM
internal maupun kekuatan eksternal di PT. Igasar
perusahaan. TQM merupakan salah satu Fase Persiapan
Membentu Membentuk Gugus GKM dapat
konsep pengendalian mutu yang dapat k Total Kendali Mutu (GKM) dianggap sebagai
meningkatkan kemampuan perusahaan Quality
Steering
sebagai
penanggung
tim
jawab
Steering
Committee dalam
untuk bersaing dalam pasar global yang Commitee dalam pengendalian penerapan konsep
menekannkan kualitas produk dan jasa. mutu masing-masing
divisi.
manajemen mutu.

Fokus dari konsep TQM ini adalah Membentu GKM untuk setiap Membentuk tim
melayani kebutuhan pelanggan dengan k tim divisi dari masing-
masing GKM.
memasok barang dan jasa yang Untuk divisi
menghasilkan kualitas setinggi mungkin produksi, terdiri
dari 1 GKM dan
dan berwawasan lingkungan. beberapa tim
Untuk keberlangsungan yakni tim seksi
produksi, tim seksi
kemajuan perusahaan, perusahaan pengendalian mutu
sebaiknya tidak hanya memfokuskan dan tim seksi
transportasi
pada kekuatan internal perusahaan saja Pelatihan Tidak terstruktur Diadakan
tetapi juga perlu umpan balik dari TQM pelatihan TQM
berkala
lingkungan eksternal perusahaan. Menentuka Merumuskan filosofi Menentukan visi
Secara umum kekuatan-kekuatan n visi kerja perubahan sebagai
perubahan pedoman
eksternal tersebut antara lain;1 sebagai
- Karakteristik demografi dengan pedoman
Menyusun Merumuskan tujuan, Merumuskan
tujuan ntuk meningkatkan tujuan misi dan sasaran tujuan, misi dan
kesehajteraan masyarakat sekitar umum perusahaan sasaran
perusahaan
perusahaan. Komunikas Mengadakan rapat Mengadakan
- Kemajuan teknologi, yang i dan antar tim dan konvensi konvensi berkala
Publikasi GKM untuk semua dan publikasi
memanfaatkan teknologi sebagai divisi tidak rutin
sarana untuk meningkatkan (kadang 1 x setahun
atau 2 x setahun dan
produktifitas dan daya saing. kadang tidak diadakan
- Perubahan pasar menyesuaikan sejak tahun 1999)
Identifikasi Analisa SWOT Analisa SWOT
kebutuhan dan kepuasan konsumen kekuatan
atas barang dan jasa yang dihasilkan. dan
kelemahan
- Tekanan sosial politik yang dapat Identifikasi Kurangnya kepedulian Perlu identifikasi
mempengaruhi perekonomian secara pendukung
dan
top manajemen
terhadap pentingnya
pendukung
penolak
dan

umum, karena itu diharapkan penolak konsep TQC untuk


perusahaan dapat mendeteksi dan kemajuan perusahaan
dan kurangnya
merespon perubahan sosial politik dukungan top
yang terjadi diluar perusahaan. manajemen terhadap
aspirasi karyawan
bawah
Berikut rekomendasi penerapan Memperkir - Perlu identifikasi
akan sikap sikap karyawan
TQM yang bisa dilakukan oleh karyawan dalam menerapkan
PT.Semen Padang dan APLP (salah konsep TQM
Mengukur Hanya melayani Perlu identifikasi
satunya PT. Igasar) dalam proses kepuasan komplain pelanggan kepuasan
produksi ready mix concrete dapat pelanggan dan merespon pelanggan berkala
dengan membuat
dijelaskan pada tabel 3 di bawah ini. kuisioner.
Fase Perencanaan jawab dalam pelaksanaan
Merencana Permasalahan yang Menggunakan
kan ditimbul dalam suatu siklus PDCA pengendalian mutu dimana setiap
pendekatan divisi diselesaikan oleh selama proses divisi memiliki 1 (satu) GKM. GKM
implementa GKM dengan produksi dan
si dengan menggunakan diagram menggunakan terdiri beberapa tim dan anggota.
menggunak sebab akibat dengan diagram sebab Permasalahan yang ditimbul dalam
an siklus mengidentifikasi akibat untuk
PDCA penyebab dari mengetahui suatu divisi diselesaikan oleh GKM
permasalahan tersebut penyebab dengan menggunakan diagram sebab
dan membuat tindakan permsalahan dan
korektif atas melakukan akibat dengan mengidentifikasi
permsalahan tersebut. tindakan korektif. penyebab dari permasalahan tersebut
dan membuat tindakan korektif atas
Identifikasi - Perlu identifikasi
permasalahan tersebut.
proyek proyek awal dari 2. Kegiatan pengontrolan dalam
awal TQM penerapan TQM
pelaksanaan penerapan TQC adalah
Komposisi Divisi Produksi terdiri Divisi Produksi kegiatan yang bersifat rutin dan non
tim dari tim bagian terdiri dari tim rutin. Kegiatan yang bersifat rutin
produksi, bagian bagian produksi,
pengendalian mutu dan bagian diukur berdasarkan standar produk
bagian transportasi pengendalian mutu mencakup spesifikasi, proses
dan bagian
transportasi produksi, dan sebagainya serta
Pelatihan Tidak terstruktur Pelatihan tim rencana kerja dengan menggunakan
tim berkala
Fase Pelaksanaan
konsep control points dan check
Penggiatan Tidak terstruktur Perlu upaya points. Sedangkan kegiatan yang
tim penggiatan tim bersifat non rutin dimaksudkan untuk
Umpan Ada dilakukan pada Dilakukan pada
balik konvensi GKM konvensi GKM mengevaluasi kegiatan yang telah
kepada dilakukan dan mencari tindakan
steering
commitee koreksi dari permasalahan yang
Umpan Tidak terstruktur Perlu umpan balik muncul. Konsep yang digunakan
balik dari dari pelanggan
pelanggan berkala adalah konsep activity plan.
Umpan Tidak terstruktur Perlu umpan balik 3. Produk ready mix concrete yang
balik dari dari seluruh
karyawan jajaran karyawan diproduksi PT. Igasar dinilai
berkala memenuhi spesifikasi dan
Memodifik Tidak tersruktur Perlu modifikasi
asi infrastruktur untuk persyaratan yang ditetapkan oleh
infrastruktu masing-masing pelanggan, namun dari segi
r divisi.
pelaksanaan termasuk jadwal
pengiriman dan pelayanan kurang
SIMPULAN memuaskan bagi konsumen.
4. Dalam upaya memajukan perusahaan
1. Berdasarkan penelitian yang telah dan memenangkan persaingan
dilakukan bahwa, PT.Semen Padang, perdagangan untuk perusahaan
selaku perusahaan induk beserta anak industri dan manufaktur, PT. Igasar
perusahaan dan lembaga penunjang direkomendasikan untuk menerapkan
lainnya belum menerapkan konsep konsep TQM yang mengandalkan
TQM namun telah menerapkan kekuatan internal dan kekuatan
konsep Total Quality Control (TQC) eksternal dilingkungan perusahaan
untuk semua divisi, termasuk PT. seperti ; karakteristik demografi di
Igasar sebagai salah satu anak lingkungan perusahaan, pemanfaatan
perusahaan. Konsep TQC diterapkan teknologi untuk meningkatkan
dengan membentuk Gugus Kendali produktifitas dan daya saing,
Mutu (GKM) yang bertanggung
perubahan pasar serta perubahan
sosial-politik.
5. Dalam penelitian ini, peneliti
membatasi hanya pada penerapan REFERENSI
TQC di PT.Igasar yang dilaksanakan
oleh divisi produksi ready mix (1) Tjiptono, Fandy dan Anastasia
concrete terkait dalam proses Diana, 2001, Total Quality
produksi secara umum. Perlu Management, Edisi Revisi,
pengembangan penelitian yang Penerbit Andi, Yogyakarta.
menjelaskan tentang quality control (2) Materi Workshop, Proyek
dan quality assurance untuk proses Peningkatan Pendidikan Sains
produksi ready mix concrete. dan Keteknikan, Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi,
UCAPAN TERIMA KASIH Fakultas Teknik, Universitas
Hasanuddin, Buku Pertama.
Segala puji dan syukur penulis (3) Oberlender, D, Garold, Project
haturkan kehadirat Allah SWT yang Management For Engineering
telah melimpahkan rahmat dan (4) G Rani, Iskandar,
karunia-Nya sehingga penulis dapat 1995,Teknoologi Beton, Penerbit
menyelesaikan penelitian ini. Penulis FPTK IKIP Padang
juga mengucapkan terima kasih (5) Kardiyono, 1998, Hubungan Air
kepada keluarga yang telah memberi Semen dan Kuat Tekan Silinder
dukungan baik materil dan moril, Beton Dengan Agregat dari
kemudian kepada Bapak (Alm) Ir. Sungai Krasak, Penerbit
Zulkarnain NA, MM dan Bapak UGM,Yogyakarta
Taufika Ophiyandri, PhD yang telah
memberikan arahan dan bimbingan
dan tak lupa mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Ir. Joni Ismail
RM, selaku Kabag Pemasaran Non
Semen PT. Igasar yang telah
meluangkan waktunya, memberikan
informasi dan data-data yang
diperlukan selama penelitian serta
keluarga besar administrasi Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Andalas Padang.

You might also like