You are on page 1of 11

Pengembangan Metode Pembelajaran IPS SD

Dengan Model Inkuiri, Jigsaw, PBL, GI, TGT, dan STAD

Budi Eko Soetjipto


Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
Achmad Samawi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang
Hakkun Elmunsyah
Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang, Jl. Surabaya 6 Malang, HP. 08155525420

Abstract: : The level of teachers’ understanding as to how to implement a variety of learning


models which are reflected in students’ activities is relatively low. For this reason, they need to
be prepared with a variety of innovative teaching and learning models in order to be competent
teachers when they teach. About twenty two teachers from Blitar Regency participated in this
research. The research results showed that learning models that are required by the teachers
are Inquiry, Jigsaw, Problem Based Learning (PBL), Group Investigation (GI), Teams-Games-
Tournament (TGT), Student Team Achievement Division (STAD), Numbered Head Together
(NHT), and Think-Pair-Share (TPS). Moreover, the topics that needed to be accommodated in
establishing VCDs for Grade 3 are: family, environment where the students live, and introduc-
tion to money. For Grade 4, the topics are: multiculturalism, transportation and communica-
tion, natural resources, Hindu, Buddha and Islam histories, cooperation, natural landscaping,
globalization, and social problems. For Grade 5, the topics are: independence war and colonial-
ism and the role of freedom fightes against colonialists, and Indonesian independence. There
were also two interesting opinions from the teachers stating that all topics covered in Grades 4
and 5 can be implemented by using cooperative models.

Kata kunci: pembelajaran kooperatif, inquiry, Jigsaw, PBL, GI, TGT, STAD

Pemahaman mahasiswa PGSD Universitas Pemda Pasuruan) dapatlah diketahui bahwa


Negeri Malang dan beberapa guru SD di sebagian besar (95%) mahasiswa masih belum
berbagai tempat di Jawa Timur tentang cara memahami berbagai pendekatan pembelajar-
mengimplementasikan berbagai pendekatan an yang berpusat pada siswa (students-learn-
yang berorientasi pada siswa masih kurang ing oriented) seperti Numbered-Head Together,
memadai dalam membekali mereka agar siap Think-Pair-Share, Jigsaw, STAD (Student Team
menjadi guru yang kompeten ketika menjadi Achievement Division), TGT (Team-Game-Tour-
guru di kelas. Hal ini dapat diketahui dari ber- nament), GI (Group Investigation, serta metode
bagai pengamatan yang kami lakukan. Dari inquiry, dan PBL (Problem-Based Learning). Ja-
hasil pengamatan (November 2006 sampai jak pendapat yang kami lakukan terhadap 75
Maret 2007) terhadap perkuliahan pengem- mahasiswa tersebut mengindikasikan perlu-
bangan IPS SD bagi mahasiswa program S1 nya penyusunan skenario pembelajaran serta
PGSD yang dilaksanakan di UPP2 (Madyo- contoh praktis penggunaan pendekatan di
puro) serta UPP1 (kelas kerjasama dengan atas dalam kemasan VCD yang dapat dilihat

51
51
JURNAL PENELITIAN KEPENDIDIKAN, TAHUN 19, NOMOR 1, APRIL 2009

dengan jelas bagaimana prosedur pembela- nal Council on Economic Education, USA)
jaran IPS dengan metode di atas. yang kami lakukan di Ukraina, Afrika Sela-
Selanjutnya, pertemuan dengan guru- tan, dan Paraguay (2005-2006) yang lalu juga
guru SD dan SMP serta MTS yang kami lak- mengindikasikan perlunya penggunaan me-
sanakan di Kabupaten Blitar (dilaksanakan di tode simulasi, Jigsaw dan eksperimen dalam
Kesamben, Blitar sekitar bulan Maret 2006) pembelajaran ekonomi di sekolah-sekolah.
juga mengindikasikan bahwa masih ban- Ini berarti tuntutan akan penggunaan metode
yak di antara guru-guru tersebut yang tidak pembelajaran yang memberikan makna dan
memahami pendekatan cooperative learning, pengalaman belajar (yang tahan lama serta
PBL dan inkuiri. Mereka juga menyarankan mendorong curiousity siswa) terhadap feno-
disusunnya VCD yang menggambarkan ba- mena yang terjadi di masyarakat juga semakin
gaimana memulai pendekatan pembelajaran dirasakan bukan hanya di negara-negara se-
di atas. dang berkembang tetapi juga di negara-ne-
Kegiatan pengabdian pada masyarakat gara yang sudah maju.
yang kami lakukan pada guru-guru di Situ- Berdasarkan paparan di atas tampak jelas
bondo dan Pajarakan pada tahun 2006 yang perlunya VCD pembelajaran dalam meran-
lalu juga mengisyaratkan perlunya VCD pem- cang dan mengimplementasikan berbagai
belajaran yang berorientasi pada siswa. Ber- metode pembelajaran yang berorientasi pada
bagai teknik dan pendekatan dalam coopera- siswa, yang mencakup inkuiri, Jigsaw, PBL,
tive learning sangat mereka butuhkan dalam GI, TGT, dan STAD.
rangka menyuplemen pemahaman mereka Pendekatan inkuiri didasarkan atas tiga
dari buku-buku yang ada. pengertian, yaitu siswa terlibat dalam kesem-
Pada pengamatan yang lain di beberapa patan belajar dengan derajat “self direction”
tempat di Jawa Timur (Kota Malang, Kabu- yang tinggi; siswa dapat mengembangkan
paten Malang, Kota Batu, Kota Blitar, Kabu- sikap yang baik terhadap belajar, juga siswa
paten Blitar, Kabupaten Kediri dan Kabupaten dapat menjaga dan menggunakan informasi
Pasuruan) juga didapati bahwa sebagian be- untuk waktu yang lama. Inkuiri mempunyai
sar dari guru-guru tersebut masih awam dan empat ciri penting, yaitu: Pertama, inkuiri
belum begitu memahami cara-cara mengim- ini melibatkan pendekatan pembelajaran
plementasikan active learning. Pengamatan untuk “menanyakan” dan terbuka untuk
tersebut dilakukan dalam rangka kerjasama menerima gagasan dan pemikiran baru.
antara Universitas Negeri Malang dengan pe- Kedua, seseorang yang berorientasi pada
merintah daerah dalam rangka meningkatkan inkuiri adalah orang yang sangat penya-
kualitas guru, pembelajaran dan pengelolaan bar. Ketiga, inkuiri didasarkan atas asumsi
SD melalui kegiatan pendidikan jabatan (in- ”kebebasan ide”, sebuah asumsi bahwa in-
service training). dividu diizinkan dan diharapkan untuk
Kunjungan kelas yang kami lakukan pada memiliki “gagasan cemerlang” (wonderful
beberapa SD di Victoria (seperti Trafalgar Pri- ideas). Keempat, inkuiri adalah sebuah proses
mary School, Essex Height Primary School, yang melibatkan pertumbuhan.
Glendal Primary School), Australia pada ta- Tujuan utama pembelajaran yang bero-
hun 1995-1996 yang lalu juga menunjukkan rientasi pada inkuiri adalah mengembang-
bahwa metode inkuiri dan berbagai metode kan sikap dan keterampilan siswa sehingga
active learning juga sangat ditekankan dalam mereka dapat menjadi pemecah masalah
kurikulum pendidikan IPS SD di Australia. yang mandiri (independent problem solvers). Ini
Pada bagian yang lain dalam berbagai berarti bahwa siswa tersebut perlu mengem-
kesempatan mengikuti seminar pendidikan bangkan pemikiran skeptis tentang sesuatu
ekonomi yang disponsori oleh NCEE (Natio- hal dan peristiwa-peristiwa yang ada di du-

52
Budi Eko Soetjipto, Pengembangan Metode Pembelajaran IPS SD

nia ini (Jarolimek, 1977). Tujuan umum dari materi pelajaran (Nurhadi, 2004). Tahapan
pendekatan inkuiri adalah membantu siswa pengajaran berbasis masalah ada lima. Tahap
mengembangkan disiplin dan keterampilan pertama orientasi siswa kepada masalah. Ta-
intelektual yang diperlukan untuk memun- hap kedua mengorganisasi siswa untuk be-
culkan masalah dan mencari jawabannya lajar. Tahap ketiga membimbing penelitian
sendiri melalui rasa keingintahuannya itu. individual dan kelompok. Tahap keempat
Ada berbagai pendapat tentang peranan mengembangkan dan menyajikan hasil karya
guru dalam pembelajaran inkuiri. Kaltsounis dan tahap kelima adalah menganalisis dan
(dalam Faichney, 1996), sebagai contoh, me- mengevaluasi proses pemecahan masalah.
nyatakan bahwa, dalam sebuah kelas yang Tujuan pengajaran berbasis masalah adalah
berorientasi pada inkuiri, peranan guru ada- untuk membantu siswa mengembangkan ke-
lah menciptakan lingkungan yang dapat mampuan berfikir, pemecahan masalah, dan
menciptakan masalah-masalah yang mema- keterampilan intelektual, belajar tentang ber-
dai dan menstimulasi pertanyaan-pertanyaan bagai peran orang dewasa melalui pelibatan
dan meneliti di antara siswa itu sendiri, dari- mereka dalam pengalaman nyata atau simu-
pada menjadi sumber utama informasi bagi lasi, dan menjadi pembelajar yang mandiri
siswanya. Yang penting guru dapat menga- (Nurhadi, 2004).
rahkan siswa-siswanya dalam menemukan Dalam GI, kelompok dibentuk berdasar-
informasi bagi mereka sendiri dan mengarah- kan minat yang umum dalam sebuah topik.
kan pertanyaan-pertanyaan yang memadai Siswa merencanakan, meneliti, dan membagi
atas suatu masalah. tugas-tugas pembelajaran di antara anggota
Pembelajaran kooperatif model Jigsaw kelompok. Anggota kelompok kemudian
adalah merupakan salah satu model pembe- mensintesa atau meringkas temuan-temuan
lajaran yang merupakan bagian dari metode mereka dan menyajikan topiknya bagi semua
pembelajaran kooperatif. Jigsaw adalah suatu anggota kelas.
model pembelajaran yang dirancang agar sis- TGT adalah hampir sama dengan STAD,
wa mempelajari informasi-informasi yang di- tetapi turnamen menggantikan kuis. Fungsi
vergen dan tingkat tinggi melalui kerja kelom- utama dari kelompok (tim) adalah memper-
pok. Setiap kelompok mendapatkan suatu siapkan anggota-anggotanya agar melakukan
topik bahasan dan setiap anggota kelompok yang terbaik dalam turnamen. Siswa berkom-
mencari informasi tentang satu isi sub topik petisi pada meja-meja turnamen dengan dua
yang dipelajari. Artinya, kelompok dibong- atau tiga anggota dari tim-tim lain dengan
kar dan siswa-siswa yang mempunyai sub level kemampuan mereka sendiri. Pemenang
pokok bahasan yang sama dari kelompok dari masing-masing meja memperoleh jumlah
yang berbeda bertemu dan membentuk kel- poin yang sama bagi timnya. Hal ini menja-
ompok baru yang disebut dengan kelompok min siswa yang memiliki tingkat kemampuan
ahli. Siswa ahli mengajarkan informasi yang yang berbeda memiliki kesempatan berhasil
diperoleh kepada kelompok asal sehingga yang sama.
sub topik dikumpulkan bersama menjadi STAD adalah metode yang digunakan
satu kesatuan informasi (satu topik atau satu untuk mengajarkan materi atau pengenalan
pokok bahasan). konsep baru kepada siswa, baik melalui pe-
PBL adalah suatu pendekatan pengajaran nyajian verbal maupun tertulis. Dalam me-
yang menggunakan masalah dunia nyata se- tode STAD siswa ditempatkan dalam tim
bagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar belajar yang beranggotakan empat atau lima
tentang cara berfikir kritis dan keterampil- orang yang merupakan campuran menu-
an pemecahan masalah, serta memperoleh rut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku.
pengetahuan dan konsep yang esensial dari Guru menyajikan pelajaran, siswa bekerja da-

53
JURNAL PENELITIAN KEPENDIDIKAN, TAHUN 19, NOMOR 1, APRIL 2009

Tabel 1 Model-Model Pembelajaran Yang butuhkan Guru Untuk Dibuatkan VCD

Jig-
No Nama Inkuiri PBL GI TGT STAD Lain-lain
saw
1. (ID) *) ya **) **) ya ya Picture and picture
2. (DIP) - ya ya ya ya ya NHT
3. (YDI) *) ya **) **) ya ya NHT, TPS, Picture and
picture
4. (EK) ya ya ya ya ya ya NHT, TPS
5. (MDL) *) ya ya ya ya ya NHT, TPS
6. (J) *) ya **) **) ya ya Team Word Webbing NHT,
7. (FH) *) ya **) **) ya ya TPS
8. (LF) - ya ya ya ya ya NHT, TPS
9. (SN) - ya ya ya ya ya NHT, TPS
10. (BAP) *) ya **) **) ya ya NHT, TPS
11. (DA) ya ya ya ya ya ya Team Word Webbing NHT,
12. (INH) *) ya **) ya ya ya TPS
13. (WBM) *) ya **) ya ya ya -
14. (DKS) *) ya ya **) ya ya NHT, TPS
15. (AZ) *) ya **) **) ya ya NHT, TPS
16. (W) *) ya **) **) ya ya Model cooperative lainnya
17. (TH) ya ya ya ya ya ya NHT, TPS
18. (NRH) *) *) *) *) *) *) NHT, TPS
19. (RW) *) *) *) *) *) *) -
20. (PU) *) *) *) *) *) *) -
21. (YL) *) *) *) *) *) *) -
22. (T) *) *) *) *) *) *) -

*) belum mengenal metode pembelajaran ini dan menyatakan keinginannya untuk memper-
oleh video pembelajaran tersebut.
**) guru yang bersangkutan sedikit mengetahui prinsip-prinsip pembelajarannya, namun
belum berani menerapkannya kepada siswa karena takut salah dalam menerapkannya.
Selanjutnya, mereka ingin mengetahui detail prosedur pembelajarannya di kelas.

lam tim mereka untuk memastikan seluruh menuntaskan materi pelajaran; (3) tes: siswa
anggota tim telah menguasai pelajaran terse- mengerjakan kuis atau tugas lainnya secara
but dan seluruh siswa dikenai kuis tentang individual; dan (4) penghargaan tim: skor
materi itu. tim dihitung berdasarkan skor peningkatan
Penerapan metode STAD terdiri atas si- anggota tim dan laporan berkala kelas. Papan
klus pembelajaran yang membawa siswa pengumuman digunakan untuk memberi
pada suasana kerja yang diharapkan. Sik- penghargaan kepada tim yang berhasil men-
lus kegiatan pembelajaran tersebut adalah: cetak skor tinggi.
(1) mengajar: menyajikan pembelajaran; (2) Belajar dengan menggunakan metode
belajar dalam tim: siswa bekerja dalam tim STAD diharapkan dapat memberikan suatu
dengan dipandu oleh lembar kegiatan untuk motivasi kepada siswa untuk belajar berke-

54
Budi Eko Soetjipto, Pengembangan Metode Pembelajaran IPS SD

lompok dan saling membantu satu sama lain akan mengungkap persepsi guru tentang ber-
dalam menguasai materi yang disajikan, serta bagai metode pembelajaran yang berorientasi
untuk memperoleh pengetahuan berdasar- pada kegiatan siswa, potensi yang dimiliki
kan keaktifan siswa, dan bukan hanya mem- oleh sekolah, kendala serta daya dukung ter-
peroleh pengetahuan dengan cara mengikuti hadap penyusunan video metode pembelajar-
pendistribusian ilmu dari guru dengan meng- an. Sebanyak 22 orang guru SD di Kabupaten
gunakan metode konvensional, yang hanya Blitar berpartisipasi dalam penelitian ini.
dapat membuat siswa untuk berpikir pasif. Tujuan yang ingin dicapai dalam pene-
Ciri yang penting dalam STAD adalah litian adalah: (1) menginventarisasi model-
bahwa siswa dihargai atas prestasi kelompok model pembelajaran cooperative learning yang
dan juga terhadap semangat kelompok untuk dibutuhkan oleh para guru IPS kelas 3, 4, 5 dan
bekerjasama. Dinyatakan juga bahwa dalam 6 Sekolah Dasar yang ada di Kota Kabupaten
metode STAD, terdapat lima komponen uta- Blitar; (2) menginventarsasi topik-topik IPS
ma yang harus diterapkan, yakni: (1) peng- yang ingin dibuat VCD model pembelajaran-
aturan kelompok; (2) penyajian kelas; (3) tes/ nya oleh guru; (3) menganalisis pemahaman
quis; (4) skor peningkatan individu; dan (5) guru dalam menyusun rencana pelaksanaan
pengakuan kelompok. pembelajaran (RPP) untuk matapelajaran IPS
yang dibinanya; (4) mengidentifikasi berba-
gai kesulitan yang dihadapi dalam melaksan-
METODE akan pembelajaran IPS di kelas; (5) menyu-
sun dua macam contoh VCD pembelajaran
Penelitian ini menggunakan prinsip ran- STAD dan Jigsaw untuk matapelajaran IPS;
cangan (desain) Penelitian Pengembangan dan (6) melakukan sosialisasi terbatas terha-
yang dikemukakan dengan proses: (1) mem- dap penyusunan VCD pembelajaran kepada
pelajari hasil-hasil penelitian yang terkait de- guru-guru IPS SD. Pembuatan VCD pembe-
ngan produk yang akan dikembangkan (studi lajaran nantinya akan di upload ke internet.
pendahuluan); (2) mengembangkan produk Elemen-elemen e-learning seperti pembuatan
berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut; (3) URL, e-library, e-test, e-teks, e-assignment, dan
menguji produk dalam seting dimana produk e-teachers tidak dalam tercakup dalam peneli-
tersebut akan dipergunakan dan merevisinya tian ini.
untuk mengoreksi kelemahan produk; dan Hasil penelitian tahap pertama ini diha-
(4) uji coba produk dilakukan kembali sam- rapkan dapat berguna untuk: (1) mahasiswa
pai produk yang dikembangkan benar-benar D2 dan S1 PGSD di Universitas Negeri Ma-
siap diimplementasikan di lapangan secara lang dalam memahami implementasi peng-
operasional. gunaan berbagai metode pembelajaran IPS
Desain penelitian pengembangan metode yang berpusat pada siswa; (2) guru-guru IPS
pembelajaran IPS bagi mahasiswa PGSD ini SD lainnya di Jawa Timur dan Indonesia pada
dilakukan dengan tiga tahap. Tulisan ini me- umumnya yang sangat membutuhkan VCD
laporkan hasil penelitian tahap pertama. Pada ini; (3) mahasiswa IPS PGSD di universitas
tahap pertama yang dilakukan pada tahun lainnya baik negeri maupun swasta serta ma-
pertama adalah melakukan survey tentang hasiswa jurusan lainnya yang membutuhkan-
kebutuhan model-model pembelajaran yang nya; dan (4) guru-guru SD yang akan mengi-
berorientasi pada keaktifan siswa di masing- kuti sertifikasi guru baik dari jalur portofolio,
masing SD. Dalam survey ini akan ditemukan diklat sertifikasi dan pendidikan sertifikasi
prioritas pendekatan yang akan digunakan di guru satu tahun, serta guru-guru lainnya
SD tertentu dan materi IPS yang perlu disimu- yang ingin meningkatkan kemampuan dan
lasikan dalam video nantinya. Survey ini juga keterampilan profesionalnya.

55
JURNAL PENELITIAN KEPENDIDIKAN, TAHUN 19, NOMOR 1, APRIL 2009

Tabel 2 Topik-topik pembelajaran IPS yang ingin dibuatkan VCD

No Nama Guru Kelas Topik


1. (ID) 5 Semua topik
2. (AZ) 4 1. Keanekaragaman budaya.
2. Transportasi dan komunikasi
3. Sumberdaya alam
4. Sejarah Hindu, Budha dan Islam
5. Koperasi.
3. (YD) 4 1. keragaman budaya
2. sumber daya alam
3. perkembangan teknologi.
4. semua topik bisa
4. (DIP) 5 1. perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan.
2. peranan para tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan
5. (BAP) 4 Indonesia.
1. koperasi,
2. kemajuan teknologi,
6. (J) 4 3. peninggalan sejarah.
1. penampakan alam,
2. globalisasi, teknologi produksi,
7. (MDL) 4 3. komunikasi dan transportasi, ko-perasi dan masalah sosial.
1. sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
8. (DKS) 3 2. teknologi sederhana
1. silsilah keluarga
2. lingkungan sekitar.
3. kerjasama lingkungan sekitar.
9. (SN) 2 4. mengenal uang
1. dokumen pribadi dan keluarga.
2. kedudukan dan peran anggota keluarga.
10. (FH) 2 3. lingkungan tetangga.
1. peran anggota keluarga.
2. sislsilah keluarga.
11. (YP) 2 3. mata pencaharian.
1. aku dan keluargaku
2. silsilah keluarga

HASIL Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk


matapelajaran IPS dapat dilaporkan bahwa
Kebutuhan model-model Pembelajaran terhadap guru-guru yang telah menjadi infor-
dapat dilihat pada Tabel 1. Sedangkan topik- man di atas (No. 1-17 pada Tabel 1), peneliti te-
topik pembelajaran IPS yang ingin dibuatkan lah memperoleh sejumlah RPP matapelajaran
VCD-nya diringkas pada Tabel 2. IPS yang sudah diampu oleh masing-masing

56
Budi Eko Soetjipto, Pengembangan Metode Pembelajaran IPS SD

Tabel 3 Kesulitan Yang dihadapi Guru Dalam Melaksanakan Pembelajaran IPS

Kesulitan yang dihadapi dalam melaksanakan pembelajaran


Nama Guru
IPS di kelas
Ivo Damayanti (ID) 1. memotivasi siswa
2. meningkatkan hasil belajar
Anita Zumarni (AZ) 1. memahamkan konsep
2. sumber belajar masih kurang.
Yulia Desi (YD) Menjadikan siswa aktif dan senang dan paham pada materi
IPS
Burhannudin AP (BAP) Buku-buku dan bahan ajar yang masih kurang
Jarwati (J) Sarana dan prasarana yang kurang memadai, kondisi ling-
kungan sosial yang terjadi, kadang-kadang ada guru lain yang
merasa terganggu dengan model pembelajaran kooperatif.
Mardiana Dwi Lulitasari Memberikan peta buta kepada siswa
(MDL)
Danan Kholid Sahaka (DKS) Materi yang kadang dirasa terlalu luas; karakteristik anak
yang beragam dan alokasi waktu.
Sri Nurhayati (SN) Cakupan materi yang terlalu luas, kondisi anak/ latar bela-
kang anak yang berbeda-beda, alokasi waktu yang kurang
mencukupi.
Febrian Herwanti (FH) Kesulitan menyampaikan materi, pencapaian kompetensi,
kurangnya media dan kesulitan bahan ajar.
Yuni Purwanti (YP) 1. anak sulit mengerti walaupun sudah diterangkan berkali-
kali.
2. anak sulit mengerti ide-ide yang dimaksud guru.

guru tersebut. Kebanyakan guru-guru terse- tujuan pembelajaran, langkah-langkah pem-


but mengembangkannya untuk kelas 4, 5, belajaran (skenario pembelajaran), Alat/ ba-
dan 6), sedangkan untuk kelas 3 masih belum han/ sumber belajar, dan Penilaian.
ada. Metode pembelajaran yang berorientasi Cara guru dalam mengembangkan RPP
kepada siswa (pembelajaran inovatif) yang IPS sebelum mengajar adalah: (1) menentukan
tercantum dalam RPP yang dibuat guru ke- metode yang tepat untuk mengajar (AZ, guru
banyakan adalah model Jigsaw, STAD, TGT, kelas 4; YD, guru kelas 4); (2) disesuaikan de-
dan GI, sedangkan model inkuiri dan PBL be- ngan kondisi lingkungan sekitar SD, dikem-
lum ada yang membuat. bangkan sesuai dengan sumber belajar yang
Secara umum menurut peneliti RPP yang tersedia dan mudah diperoleh (YD, guru kelas
dibuat oleh guru-guru sudah baik dan dapat 4; DIP, guru kelas 5); (3) mempertimbangkan
diterapkan untuk kelas IPS yang dibinanya. langkah-langkah pembelajaran dan alat evalu-
Hal ini dapat diketahui dari butir-butir RPP asi (BAP, guru kelas 4); (4) mengembangkan
yang meliputi: identitas mata pelajaran yang RPP IPS dengan menyesuaikan model pem-
diampunya, kelas dan semester, waktu, satu- belajaran apa yang sesuai dengan materi dan
an pendidikan, standar kompetensi, kompe- disesuaikan dengan karakteristik lingkungan
tensi dasar, materi pokok, metode, indikator, dan kondisi sosial siswa, serta mengutama-

57
JURNAL PENELITIAN KEPENDIDIKAN, TAHUN 19, NOMOR 1, APRIL 2009

kan model pembelajaran yang variatif dan belum mengenal ini dan menyatakan ke-
kooperatif. (J, guru kelas 4; MDL, guru kelas inginannya untuk memperoleh video pem-
4; SN, guru kelas 2); dan (5) berpedoman pada belajaran tersebut, sedangkan 13,64 persen
silabus hasil kerja dari KKG (SN, guru kelas 2; benar-benar membutuhkan video tersebut
FH, guru kelas 2; DKS, guru kelas 3). untuk memperkaya wawasannya tentang
Semua butir-butir (indikator-indikator) di model pembelajaran tersebut. Sedangkan
atas dapat ditemukan dalam RPP guru. Evalua- 13,64 persen tidak memerlukannya kare-
si terhadap RPP yang dibuat guru (model Jig- na model ini mirip dengan GI. Sebenar-
saw, STAD, TGT, dan GI). Selanjutnya, kom- nya secara teoritik model inkuiri dan GI
ponen-komponen penting yang harus ada itu tidaklah sama, namun ada kemiripan-
dalam RPP 100 persen sudah terwadahi oleh nya. Pada model inkuiri prosesnya adalah
RPP yang dibuat oleh guru. penerimaan dan pendefinisian masalah,
Kesulitan yang dihadapi guru dalam pengembangan hipotesis, pengumpulan data,
melaksanakan pembelajaran IPS di kelas da- pengujian hipotesis, penarikan kesimpulan,
pat dilihat pada Tabel 3. sedangkan pada GI prosesnya adalah kelom-
Video pembelajaran model STAD dan Jig- pok dibentuk berdasarkan minat yang umum
saw sudah dibuat dengan setting di salah satu dalam sebuah topik. Siswa merencanakan,
SD di Kecamatan Binangun Kabupaten Blitar meneliti, dan membagi tugas-tugas pembela-
yaitu SD Sambigede I dengan guru model Ibu jaran di antara anggota kelompok. Anggota
Yulia Desi Indrasari, S.Pd. model yang lain kelompok kemudian mensintesa atau me-
yaitu model inkuiri, GI, TGT dan PBL belum ringkas temuan-temuan mereka dan menya-
dilaksanakan dan akan dilanjutkan di tahun jikan topiknya bagi semua anggota kelas. Hal
kedua. yang tampaknya sama antara inkuiri dan GI
Sosialisasi terbatas terhadap penyusunan adalah adanya sesuatu masalah/ hal yang ing-
video pembelajaran ini dilakukan di Keca- in dicari jawabannya oleh siswa/ sekelompok
matan Nglegok, Kabupaten Blitar pada tang- siswa dari berbagai macam sumber. Selanjut-
gal 23 Agustus 2008 yang melibatkan sejum- nya inkuiri lebih dipersepsi oleh guru sebagai
lah 143 peserta yang terdiri atas guru SD dan upaya penemuan konsep oleh siswa itu sen-
SMP serta beberapa guru TK yang berminat. diri, padahal penemuan konsep bukan satu-
Kegiatan Sosialisasi ini dibuka oleh Kepala satunya hal yang ingin dicapai oleh inkuiri,
Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, Kepala tetapi lebih pada bagaimana siswa mencoba
Dinas Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, menemukan jawaban atas suatu permasalah-
Seksi Kurikulum Dinas pendidikan Kabupa- an oleh mereka sendiri.
ten Blitar, dan pengawas TK dan SD Kecamat- Selanjutnya untuk model Jigsaw, TGT dan
an Nglegok Kabupaten Blitar. STAD dapatlah diketahui bahwa sebanyak 17
Dalam kegiatan sosialisasi tersebut juga informan guru (77, 27 persen) benar-benar
dilaksanakan seminar tentang metode pembe- memerlukan video tersebut karena mereka
lajaran IPS serta semua peserta melihat pelak- sudah mengenal teori dan prosedur pene-
sanaan pembelajaran TGT serta NHT serta rapannya di kelas, namun ingin memperda-
TPS di salah satu SD di Kecamatan Nglegok lam pemahaman dan penerapannya di kelas.
Kabupaten Blitar. Sisanya sebanyak 22,73 persen benar-benar
belum memahami model pembelajaran terse-
but dan ingin memperoleh video pembelajar-
PEMBAHASAN an tersebut. Guru-guru ini ingin menyaksi-
kan sendiri bagaimana proses pembelajaran
Untuk kebutuhan model pembelajaran model ini dari awal sampai akhir. Berikutnya,
inkuiri, sebanyak 72,72 persen guru masih sebanyak 40,91 persen informan benar-benar

58
Budi Eko Soetjipto, Pengembangan Metode Pembelajaran IPS SD

memerlukan video untuk GI karena para yang ingin dibuatkan VCD-nya, maka semua
guru tersebut tidak paham sama sekali dan topik di atas menurut peneliti dapat dibuat-
ingin mengetahui lebih dalam tentang hal kan VCD pembelajarannya. Video pembe-
tersebut. Yang menarik, sekitar 36,36 persen lajaran model STAD, Jigsaw sudah dibuat
informan guru secara teoritik sudah menge- dengan setting di salah satu SD di kecamatan
nal model ini, namun masih ragu-ragu untuk Binangun kabupaten Blitar yaitu SD Sam-
menerapkannya di kelas karena takut salah bigede I dengan guru model Ibu Yulia Desi
dalam mengimplementasikannya. Mereka Indrasari, S.Pd.
ini sangat senang ketika peneliti menjelaskan Secara umum menurut peneliti RPP yang
kepada mereka akan membuatkan videonya dibuat oleh guru-guru sudah baik dan dapat
dan dengan senang hati akan membantu pe- diterapkan untuk kelas IPS yang dibinanya.
neliti dalam menerapkannya di kelas (deng- Hal ini dapat diketahui dari butir-butir RPP
an cara menjadi guru model dalam penyu- yang meliputi: identitas mata pelajaran yang
sunan videonya nanti). Sisanya sebanyak diampunya, kelas dan semester, waktu, satu-
22, 73 persen informan benar-benar belum an pendidikan, standar kompetensi, kom-
mengenal model ini dan berkeinginan untuk petensi dasar, materi pokok, metode, Indika-
memperoleh video pembelajaran model ini tor, tujuan pembelajaran, langkah-langkah
tanpa memberikan dukungan (bantuan) pembelajaran (skenario pembelajaran), alat/
untuk menjadi guru model dalam penyusun- bahan/ sumber belajar, dan penilaian.
an video tersebut. Cara guru dalam mengembangkan RPP
Yang terakhir, untuk PBL sebanyak 22,73 IPS sebelum mengajar adalah sebagai berikut:
persen informan guru membutuhkan video (a) Menentukan metode yang tepat untuk
ini karena mereka tidak memahami sama mengajar (Anita Zumarni, guru kelas 4; Yulia
sekali model ini, sedangkan sebanyak 36,36 Desi, guru kelas 4); (b) Disesuaikan dengan
persen informan guru lainnya benar-benar kondisi lingkungan sekitar SD, dikembang-
memerlukannya. Yang juga menarik di sini kan sesuai dengan sumber belajar yang terse-
adalah sebanyak 40,91 persen informan sudah dia dan mudah diperoleh (Yulia Desi, guru
mengenal model ini, sedikit paham tentang kelas 4; Dwi Indra Purnamawati, guru kelas
prosedurnya, tetapi ragu-ragu hal ini dapat 5); (c) Mempertimbangkan langkah-langkah
diterapkan untuk siswa sekolah dasar. pembelajaran dan alat evaluasi (Burhannudin
Topik-topik yang ingin dibuatkan VCD AP, guru kelas 4); (d) Mengembangkan RPP
pembelajarannya untuk setiap kelas seperti IPS dengan menyesuaikan model pembe-
berikut ini. Kelas 3 silsilah keluarga, lingkung- lajaran apa yang sesuai dengan materi dan
an sekitar, kerjasama lingkungan sekitar, dan disesuaikan dengan karakteristik lingkungan
mengenal uang. Kelas 4 adalah keanekara- dan kondisi sosial siswa, serta mengutama-
gaman budaya, transportasi dan komunikasi, kan model pembela-jaran yang variatif dan
sumberdaya alam, sejarah Hindu, Budha, dan kooperatif. (Jarwati, guru kelas 4; Mardiana
Islam, koperasi, penampakan alam, globalisa- Dwi Lulitasari, guru kelas 4; Sri Nurhayati,
si, masalah sosial. Kelas 5 adalah perjuangan guru kelas 2); dan (e) Berpedoman pada si-
para tokoh pejuang pada masa penjajahan, labus hasil kerja dari KKG (Sri Nurhayati,
dan peranan para tokoh dalam memprokla- guru kelas 2; Febrian Herwanti, guru kelas 2;
masikan kemerdekaan Indonesia. Di sam- Danan Kholid Sahaka, guru kelas 3). Dengan
ping itu ada dua orang guru yang menyata- memperhatikan cara yang dibuat guru dalam
kan bahwa semua topik kelas 4 dan 5 dapat mengembangkan RPP tampaknya sudah se-
dilaksanakan dengan model-model coopera- suai dengan teori yang ada.
tive learning. Dengan mengamati topik-topik Pada prinsipnya kesulitan-kesulitan yang

59
JURNAL PENELITIAN KEPENDIDIKAN, TAHUN 19, NOMOR 1, APRIL 2009

dihadapi guru dalam melaksanakan pem- TGT, STAD, serta beberapa metode cooperative
belajaran IPS di kelas dapat dikategorikan learning lainnya seperti NHT dan TPS.
pada hal-hal sebagai berikut: (a) Memotivasi Topik-topik yang ingin dibuat VCD mo-
siswa, anak sulit mengerti walaupun sudah del pembelajarannya untuk kelas 3 silsilah
diterangkan berkali-kali, termasuk bagaima- keluarga, lingkungan sekitar, kerjasama ling-
na menjadikan siswa aktif dan senang dan kungan sekitar, dan mengenal uang. Kelas 4
paham pada materi IPS; (b) memahamkan adalah keanekaragaman budaya, transportasi
konsep kepada siswa; (c) meningkatkan ha- dan komunikasi, sumberdaya alam, sejarah
sil belajar; (d) sumber belajar masih kurang, Hindu, Budha dan Islam, koperasi, penampa-
termasuk buku-buku, peta buta, kurang- kan alam, globalisasi, masalah sosial. Kelas 5
nya media; (e) kadang-kadang ada guru lain adalah perjuangan para tokoh pejuang pada
yang merasa terganggu dengan model pem- masa penjajahan, dan peranan para tokoh
belajaran kooperatif; (f) karakteristik anak dalam memproklamasikan kemerdekaan In-
yang beragam; dan (g) alokasi waktu. donesia. Di samping itu ada dua orang guru
Dengan memperhatikan kesulitan-kesu- yang menyatakan bahwa semua topik kelas
litan yang dihadapi guru, maka berbagai 4 dan 5 dapat dilaksanakan dengan model-
model pembelajaran yang berorientasi pada model cooperative learning.
siswa harus dikembangkan guru. Pembelajar- RPP yang dibuat oleh guru-guru sudah
an kooperatif (cooperative learning) diyakini baik dan dapat diterapkan untuk kelas IPS
peneliti mampu memecahkan persoalan pem- yang dibinanya. Hal ini dapat diketahui dari
belajaran di atas, karena elemen-elemen co- butir-butir RPP yang meliputi: Secara umum
operative learning adalah: Positive Interdepen- menurut peneliti RPP yang dibuat oleh guru-
dence (saling ketergantungan positif), Face guru sudah baik dan dapat diterapkan untuk
to-Face Interaction (interaksi tatap muka), Indi- kelas IPS yang dibinanya. Hal ini dapat dike-
vidual and Group Accountability (pertanggung- tahui dari butir-butir RPP yang meliputi:
jawaban indivial dan kelompok, Interpersonal identitas mata pelajaran yang diampunya,
and Small-Group skills (keterampilan kelom- kelas dan semester, waktu, satuan pendidik-
pok antar pribadi & kelompok kecil, Group an, standar kompetensi, kompetensi dasar,
Processing (pemrosesan kelompok). materi pokok, metode, indikator, tujuan pem-
Selain itu guru-guru sejawat di lingkungan belajaran, langkah-langkah pembelajaran
SD juga harus diberikan pemahaman tentang (skenario pembelajaran), alat/bahan/sumber
cooperative learning dan bagaimana mengim- belajar, dan penilaian.
plementasikannya, serta para guru harus da- Cara guru dalam mengembangkan RPP
pat menjaga ketertiban kelas sehingga tidak IPS sebelum mengajar adalah sebagai beri-
menganggu kelas lain, serta mengatur alokasi kut: menentukan metode yang tepat untuk
waktu yang ada dengan sebaik-baiknya se- mengajar; disesuaikan dengan kondisi ling-
suai dengan kompetensi yang ingin dicapai kungan sekitar SD, dikembangkan sesuai
dalam pembelajaran tersebut. dengan sumber belajar yang tersedia dan
mudah diperoleh; mempertimbangkan lang-
kah-langkah pembelajaran dan alat evaluasi;
KESIMPULAN DAN SARAN mengembangkan RPP IPS dengan menye-
suaikan model pembelajaran apa yang sesu-
Kesimpulan ai dengan materi dan disesuaikan dengan
karakteristik lingkungan dan kondisi sosial
Model-model Pembelajaran yang dibu- siswa, serta mengutamakan model pembela-
tuhkan guru adalah: Inkuiri, Jigsaw, PBL, GI, jaran yang variatif dan kooperatif; berpedo-

60
Budi Eko Soetjipto, Pengembangan Metode Pembelajaran IPS SD

man pada silabus hasil kerja dari KKG. nelitian ini, maka disarankan kepada peneliti
Kesulitan yang dihadapi guru dalam untuk segera menyusun VCD untuk 10 skena-
melaksanakan pembelajaran IPS di kelas da- rio pembelajaran IPS yang sudah direncana-
pat dikategorisasikan pada hal-hal berikut kan karena beberapa dari informan guru da-
ini: memotivasi siswa, anak sulit mengerti lam penelitian ini bersedia membantu peneliti
walaupun sudah diterangkan berkali-kali, untuk menyusun VCD-nya; segera melakukan
termasuk bagaimana menjadikan siswa ak- sosialisasi hasil penyusunan VCD pembelaja-
tif dan senang dan paham pada materi IPS; ran ini dalam bentuk workshop 2 sampai 3
memahamkan konsep kepada siswa; menin- hari dengan melibatkan Kantor Dinas Pendi-
gkatkan hasil belajar; sumber belajar masih dikan di masing-masing kota dan kabupaten
kurang, termasuk buku-buku, peta buta, di Jawa Timur. Workshop yang dimaksud-
kurangnya media; kadang-kadang ada guru kan oleh guru juga menyertakan penyusunan
lain yang merasa terganggu dengan model RPP dan bahan ajar serta material lain yang
pembelajaran kooperatif; karakteristik anak dibutuhkan dalam mengimplementasikan
yang beragam; alokasi waktu. model pembelajaran tersebut; sebagian besar
guru yang sudah mengikuti sosialisasi awal
penyusunan VCD mengharapkan adanya bu-
Saran ku petunjuk guru dalam mengimplementasi-
kan model-model pembelajaran yang sudah
Berdasarkan masukan yang diperoleh dibuat.
oleh para guru yang berpartisipasi dalam pe-

DAFTAR RUJUKAN

Faichney, G. 1996. Integrating New Ideas into New York: Macmillian Publishing Co,
The Primary Social Studies Program. Gee- Inc.
long: Deakin University. Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan
Jarolimek. 1977. Social Studies Competencies Penerapannya dalam KBK. Malang: Uni-
and Skills. Learning to Teach as an Intern. versitas Negeri Malang.

61

You might also like